Anda di halaman 1dari 32

Pengendalian Hayati dan Pengelolaan Habitat

Yusmani Prayogo
Peneliti Ahli Utama
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
email: yusmani.prayogo@yahoo.com
HP. 082141420097
(1) Inportasi Musuh Alami (PH
Klasik)

(2) Pelepasan Augmentasi Musuh


PHPH Alami
Ada 3 kegiatan

(3) Konservasi Musuh Alami


 Telah dilakukan secara luas, sejak
keberhasilan introduksi Rodolia cardinalis
untuk pengendalian hama cattony cushion
scale (Icerya purcasi) di California pada
tahun 1 889 – 1 890

 Fokus Metode importasi MA ini terutama


untuk hama-hama eksotik
 Saat ini Metode ini juga telah digunakan
untuk hama yang berhubungan dekat
dengan inang utama parasitoid (New
assosiation)

 Keberhasilan metode ini sangat


tergantung kepada kehati-hatian dan
perencanaan yang matang dari praktisi PH
yang melaksanakan berbagai prosedur dari
metode tersebut.
(1 ). Identifikasi spesies hama dan studi literatur.
Prosedur pertama yang harus dilakukan oleh
seorang praktisi PH adalah mengidentifikasi
serangga hama target agar tindakan
selanjutnya yang akan dilakukan tepat sasaran
(efektif & efisien) --> alat bantu (mikroskup &
buku kunci diterminasi) sangat penting dimiliki
(2). Eksplorasi musuh alami (MA)

Di dalam melakukan pemilihan lokasi untuk


mengumpulkan jenis musuh alami yang akan
digunakan, perlu diketahui bahwa iklim merupakan
faktor sangat penting yang perlu dipertimbangkan,
kondisi tersebut perlu mendapat prioritas karena
terkait dengan kinerja dan eksistensi musuh alami
yang akan dilepas dalam PH
Beberapa pertanyaan yang seringkali diajukan
dalam eksplorasi musuh alami adalah:
(a) Berapa banyak lokasi dalam kisaran
geografi musuh alami yang akan diambil
sampelnya (perbedaan geografi perolehan
MA mempengaruhi kinerja PH)
(b) Berapa banyak individu musuh alami
target yang akan dikumpulkan dari
masing-masing lokasi untuk
meningkatkan peluang keberhasilan
musuh alami tersebut menetap.
(3). Importasi
Setelah mendapatkan kandidat
musuh alami yang tepat ditemukan,
selanjutnya yang penting adalah
memperoleh izin untuk melakukan
ekspor musuh alami tersebut dan
mengimpor ke dalam negara target
PH untuk melakukan kegiatan
persiapan pelepasan (augmentasi)
(4). Pengujian di karantina
• Semua musuh alami yang diimpor
kemudian dipelihara oleh fasilitas
karantina satu sampai dengan beberapa
generasi (biasanya generasi F2 )untuk
mengeradikasi patogen atau hiperparasit
yang ikut terbawa bersama musuh alami.
• Selanjutnya dilakukan evaluasi atau
pengujian kerentanan organisme non
target terhadap serangan organisme
yang diimpor.
(5). Pelepasan dan evaluasi
• Setelah musuh alami sebagai kandidat
berhasil diimpor dan diperbanyak di fasilitas
karantina atau laboratorium yang ditunjuk,
selanjutnya didistribusikan untuk dilepas.
• Pelepasan ini dilakukan pada beberapa
lokasi dan habitat untuk memberi
kesempatan pada musuh alami dapat
berkembang (establish) atau menetap
• Hama ini (S. phillyreae) ditemukan pertama kali di
Western Hemisphere, Los Angeles California pada
tahun 1988.

• S. phillyreae dengan cepat menyebar ke seluruh


California kemudian menyebar ke Nevada dan
Arizona.

• Hama ini masuk ke California dari Liberia ke India dan


dari Irlandia dan Polandia ke sub-Sahara Afrika
• Hama S. phillyreae mampu menyerang lebih
dari 50 spesies pohon (700.000 ha)

• Selain menyerang tanaman, juga mengganggu


aktifitas manusia di luar rumah (wax)

• Pada saat itu belum ada musuh alami asli yang


efektif untuk menekan hama ini
Contoh PH Klasik: Ash Whitefly, Siphoninus phillyreare
(Homoptera: Aleyrodidae)
• Eksplorasi musuh alami
• Hama ini sudah diketahui daerah penyebaran
dan musuh alaminya

• Selanjutnya dilakukan eksplorasi musuh alami ke


daerah Balkan dan negara-negara sekitar laut
Mediteranian

• Sehingga diperoleh dua jenis musuh alami yaitu


parasitoid (Aphelinidae) dan Predator
(Coccinelidae).
Lanjutan Eksplorasi musuh alami

 Diperoleh parasitoid Encarsia inaron


(Walker) (Hym: Aphelinidae) dari Israel dan
dilepas di seluruh daerah infestasi di AS dan
establis

 Selanjutnya dilepas juga predator


Clitostetbus arcuatus Rossi, tapi lokasi
pelepasan yang terbatas dan establis
 Pelepasan atau augmentasi terdiri atas dua cara:
(1 ) pelepasan inokulatif
(2) pelepasan inundatif
 Pelepasan inokulatif yaitu pelepasan musuh alami
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak yang
diharapkan MA dapat berkembang dengan
sendirinya, terutama untuk tanaman tahunan /
perkebunan
 Pelepasan inundatif yaitu pelepasan MA dalam
jumlah besar dengan harapan MA dapat menekan
populasi OPT dalam waktu singkat seperti efikasi
pestisida sintetik
Contoh : Inundatif (pelepasan MA dalam jumlah besar)
•Pelepasan Trichogramma sp. dalam jumlah besar (> 40.000
individu/ha) untuk mengendalikan hama peggerek batang tebu
Chilo sp.

•Pelepasan inundatif ini lebih banyak digunakan untuk patogen


serangga, namun tidak menutup kemungkinan juga untuk MA
yang lain. Saat ini telah banyak patogen serangga tersedia
secara komersial di pasaran untuk pengendalian berbagai spsies
hama
• Konservasi musuh alami bertujuan
memodifikasi lingkungan untuk mengurangi
atau membatasi kondisi yang tidak
cocok/sesuai bagi musuh alami atau
menyediakan sumberdaya dalam
meningkatkan pertumbuhan populasi musuh
alami yang sudah ada
• Konservasi sangat kondusif dan
mempengaruhi MA asli, MA eksotik dan yang
dilepas secara periodik.
• Konservasi musuh alami memberi kesempatan
kepada petani untuk menggunakan spesies
yang bermanfaat yang sudah ada (establish)
dalam agroekosistem. Spesies MA yang sudah
(survive/establish) di lokasi lebih mampu
menekan populasi OPT yang berkembang jika
dibandingkan dengan yang hasil introduksi
HABITAT Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup
tinggal/berada dan berkembang biak.

(1). Habitat makro dan mikro


(2). Habitat harus menarik bagi musuh alami
untuk tempat berlindung, serta tersedia
sumber makanan tambahan dan air yang
diperlukan untuk perkembangbiakan
(3). Jika situasi & kondisi tidak menarik, maka
harus dilakukan modifikasi habitat.
(a). Membuat tempat hidup buatan (artificial structure)
(b). Memberi/membuat makanan tambahan
(c). Menyediakan inang atau mangsa alternatif
a.Tempat Hidup Buatan (Artificial Structrure)

a.1. Polistes sp. (Hymenoptera: Vespidae)


yang memangsa ulat kapas
memerlukan tempat berlindung atau
sarang yang stabil, sehingga dibuatkan
sarang buatan agar establish
Polistes dominulus
(Hym:Vespidae)
a.Tempat Hidup Buatan (Artificial Structrure)

a.2. Di Perancis, pada tepi pertanaman anggur terdapat


pagar hidup sebagai tempat berlindung musuh
alami, jika pagar tersebut digantikan dengan kawat
maka terjadi kerusakan yang besar pada pertanaman
karena musuh alami mengalami penurunan populasi
(b). Makanan Tambahan
• Berupa nektar, tepung sari, madu, cairan gula,
dll.
• Imago Coccinellidae menyenangi tepung sari
• Imago predator Hymenoptera menyenangi
nektar
• Parasitoid Apanteles medicaginis yang
menyerang larva Colias eurytema tidak begitu
baik bekerja jika tidak terdapat embun madu
yang dihasilkan oleh kutu daun pada tanaman
alfalfa
• Dapat mempertahankan populasi musuh alami jika
populasi inang (mangsa tidak ada/rendah)

• Dapat menghindari kanibalisme, utamanya pada


predator (Oxyopidae, Mantidae dll.)

• Dapat juga berupa tumbuhan alternatif, seperti


Diadegma yang mencari tanaman yang sefamili
dengan kubis yang diserang oleh Plutella
1 .Singkronisasi inang parasitoid
• Tanaman zaitun ditanam di pinggir
pertanaman jeruk agar menjadi
reservoir bagi musuh alami (parasitoid)
yang menyerang Saissetia oleae. Selain
itu tanaman oleander juga dapat
bersifat reservoir pada musim panas,
karena hama tersebut berlindung pada
tanaman oleander
Tanaman Zaitun
Mengandung senyawa: hidroksitirosol,
tirosol, dan oleuropein yang merupakan
suatu antioksidan.
Tempat berlindung MA (parasitoid),
namun minyak zaitung dapat digunakan
untuk mengusir semut
Bunga Jepun (Nerium Oleander)
T anaman termasuk kelompok Apoc ynac eae.
T anaman ini berasal dari Afrika bagian utara, bagian
timur Mediterania, dan Asia T enggara. Namun,
tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah
kering beriklim hangat. D an di berbagai daerah.
Mengandung senyawa oleandrin yang menyebabkan
toksisitas mematikan karena sebagai glikosida
jantung, efek yang kuat pada jaringan jantung dan
sering kali dapat mematikan
2. Keberadaan serangga lain
• Semut senang embun madu
sehingga terjadi kompetisi
dengan parasitoid untuk
mendapatkan embun madu,
oleh karena itu semut harus
dikendalikan
3 . Tindakan agronomi yang mengganggu
3.a. Pengerjaan tanah dapat mengakibatkan
kematian musuh alami yang
menyelesaikan siklus hidupnya di tanah,
misalnya Eryborus yang menyerang
Croccidolomia binotalis.
3 .b. Pembakaran dapat menyebabkan banyaknya
musuh alami yang mati
3 .c. Pembersihan gulma di lahan berdampak negatif
terhadap kelangsungan hidup musuh alami (herbisida)

Anda mungkin juga menyukai