Anda di halaman 1dari 51

Pengendalian Hayati dan Pengelolaan Habitat

Dr. Ir. Y. Prayogo MSI


Peneliti Ahli Utama [PAU]
Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN]
email: yusmani.prayogo@yahoo.com
HP. 082141420097
Isi Materi
 Klasifikasi Penyakit Serangga
 Pemanfaatan PATOSER sebagai Agens Hayati dalam PH
 Definisi Pengendalian Menggunakan Mikrobia
 Jenis Mikrobia sebagai Agens Pengendalian Hayati
 Introduksi dan Aplikasi Patogen Serangga
 SOP dalam Pengendalian Hayati menggunakan PATOSER
1 Penyakit Infeksi
2 Penyakit Non-Infeksi
Virus
Lingkungan
Bakteri

Cendawan Nutrisi

Nematoda

Protozoa
Pemanfaatan PATOSER yang
1 terdapat secara alamiah

Introduksi Patoser dari lokasi lain


2
[introduksi]

Aplikasi Patoser sebagai


3 insektisida mikrobial
 Penggunaan semua jenis mikroorganisme sebagai
penyebab penyakit pada serangga atau produk
yang dihasilkan untuk pengendalian hama
1. Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV)
 Partikel NPV berbentuk batang dan
diselubungi oleh kristal protein yang
disebut polyhedral (dalam polihedra ada
satu atau beberapa partikel virus)
 NPV secara normal ditransmisi dengan cara
polyhedral termakan oleh serangga
Gejala infeksi NPV:
a. Kulit larva gelap dan ada bercak kuning atau kelihatan
berminyak
b. Kulit menjadi mudah pecah
c. Hemolimp menjadi keruh
d. Sebelum mati, larva yg terifeksi biasanya memanjat ke
bagian tanaman yang lebih tinggi dan mati
e. Setelah mati, integumen seringkali pecah, melepaskan
berjuta-juta polyhedral
Mode of Action NPV
2. Granulosis Virus (GV)
• Partikel GV dikelilingi oleh lapisan
membran yang terdiri dari protein
seperti pada NPV
• GV biasanya hanya mengandung
satu partikel GV
• Lemak tubuh larva Lepidoptera
adalah tempat terjadi infeksi GV
• GV ditransmisikan melalui mulut dan
telur
• Gejala infeksi GV:
a. Larva seringkali berwarna terang
b. Hemolimp pada larva yang terifeksi GV
biasanya berwarna keruh dan
mengandung banyak kapsul GV

c. Infeksi GV yang melibatkan epidermis


menyebabkan larva mencair sama
dengan NPV (jika epidermis yang terifeksi)
3. Cytoplasmic Polyhedrosis Virus (CPV)
 Partikel virus tidak diselubungi oleh membran
seperti pada NPV dan GV
 CPV biasanya menginfeksi organ citoplasma
epitelium bagian midgut dari larva Lepidoptera
 Gejala inang yang terinfeksi CPV yaitu dengan
ciri sebagai berikut:
a. Waktu perkembangan larva inang lebih lama
daripada larva yang sehat (normal)
b. Larva yang terinfeksi kelihatan mempunyai
tubuh yang kecil dan kepala yang lebih besar
c. Warna tubuh berubah dari warna normal
Gejala Lepidoptera terinfeksi Cytoplasmic Polyhedrosis Virus (CPV)
Bakteri Patogen Serangga
1. Bakteri yang tidak membentuk spora
(Enterobacteriaceae dan Pseudomonidiaceae)
1. Patogen serangga yang potensial
2. Hidup dalam saluran pencernaan serangga
3. Masuk ke dalam hemocoel karena faktor stres
a. Temperatur ekstrim
b. Patogen lain
c. Parasit
d. Kekurangan makanan
Bakteri Patogen Serangga
2. Bakteri membentuk spora: bakteri patogen yang sangat penting
a. Bacillus popiliae; penyebab penyakit susu pada larva Coleoptera
contohnya Kumbang jepang
 Transmisi melalui oral dengan memakan spora
 Setelah termakan, spora berkecambah dan penetrasi ke dalam
saluran pencernaan (ada yang melalui tabung malphigi)
 Gejala dalam hemolimp ditemukan 3 0 jam setelah infeksi (3 0
oC)

 7 -1 0 hari terdapat 2-5 juta spora/larva


 Hemolimp larva kelihatan seperti susu karena spora
 Segera setelah itu larva mati
b. Bacillus thuringiensis sangat patogenik terhadap banyak larva Lepidoptera
dan Ordo lainnya
 Transmisi Bt terjadi secara oral
 Ketika sporulasi, bakteri membentuk kristal toksin (parasporal body)
 Spesies Lepidoptera yg berbeda memperlihatkan respon yang berbeda
terhadap berbagai kombinasi kristal dan spora Bt.
 Beberapa spesies bereaksi rentan terhadap kristal atau spora saja (akan
tetapi beberapa sepsies rentan terhadap keduanya kristal/spora)
sehingga ada 4 type berdasarkan reaksi kerentanannya
 Type I: terjadi paralysis dan mati dalam waktu 1 -7 HST (hari setelah
termakan)
 Tipe II; terjadi paralisis dan mati dalam waktu 2-4 HST
 Tipe III; bereaksi rentan terhadap kombinasi kristal dan spora
 Tipe IV; beberapa spesies Lepidoptera tidak rentan
Bac i l l u s t hu r i n gi e n s i s ( B t )
 Setelah spora termakan serangga maka terjadi gejala pertama tipe I dan II
 Aktifitas kristal tergantung pada pH organ midgut larva berkisar (9-10,5) dan
kandungan enzim proteolitik
 Kristal adalah protoksin yang diaktifkan oleh enzim hidrolisis
 Bt. dapat diperbanyak pada media buatan.
 Saat ini telah diproduksi secara besar-besaran sebagai insektisida mirobial
(ex Dipel, Thuricide)
• Lebih dari 36 genus CEP merupakan patogen serangga

• Identifikasi spesies CEP relatif sulit

• Kebanyakan CEP ditransmisikan dari satu inang ke inang


lainnya dengan konidia, biasanya konidium
1 . Konidia berkecambah (germ tube) dan membentuk struktur
khusus memproduksi enzim kitinase, protease, amilase, lipase
kemudian penetrasi pada kutikula serangga
2. CEP tumbuh membentuk blastospora dalam hemolimf dalam
tubuh serangga sampai tubuh serangga penuh dengan miselia,
pada saat itu serangga mati
3. Pada kondisi yang sesuai, CEP tumbuh dan menghasilkan struktur
khusus dan menembus kutikula dan membentuk konidia
• Perkembangan infeksi cendawan tergantung
pada kondisi lingkungan, seperti kelembaban,
temperatur, stadia instar dan kepadatan
populasi yang tinggi

• Cotoh-contoh CEP antara lain:


1. Metarhizium anisopliae
2. Beauveria bassiana
3. Lecanicillium lecanii
4. Entomophthora spp.
Mode of action of Entomopathogenic Fungi
TOSISITAS Be-Bas:
*Coleoptera
*Lepidoptera
*Orthoptera
*Diptera
*Isoptera
*Tysanoptera
*Homoptera
*Hemiptera
*Hymenoptera
KEUNGGULAN Be-Bas
Bersifat OVISIDAL (membunuh stadia telur)
Ovisidal: tidak dimiliki pestisida kimia

o Telur Coleoptera
o Telur Hemiptera
o Telur Homoptera
o Telur Lepidoptera
# Beauvericin # Bassianin
# Bassiacridin # Oosperein
# Beauverolide # Tenellin
# Bassianolide
Keunggulan lain dari Be-Bas:
1 . Tidak menyebabkan resistensi hama sasaran
2 . Aman terhadap serangga predator &
parasitoid (imago), binatang ternak/piaraan,
sumber air, dan manusia
3 . Mampu memparasitasi penyakit daun kedelai:
# Karat daun (Phakopsora pachyrhizi)
# Powdery mildew (Microsphaera diffusa)
# Downy mildew (Peronospora manshurica)
CEP Lecanicillium lecanii

1. Hemiptera
2. Homoptera
3. Coleoptera
4. Lepidoptera
5. Nematoda Parasit Tanaman
6. Penyakit Tanaman (cendawan obligat)
Senyawa metabolit Lecanicillium lecanii

• Dipicolinic acid
• Cyclosporin
• Bassionalide
• Beauvericin
• Hydrocarboxylic
• Cyclodesipeptide
KEUNGGULAN SIFAT OVISIDAL
BIO-LEC untuk Pengendalian TELUR

Telur Tidak Bergerak


Stadia belum merusak
Dapat dikendalikan lebih awal
Telur Kepik Coklat Terinfeksi Produk BIO-LEC

Struktur Korion Telur Kepik Coklat


Umur 0 Hari Terinfeksi Bio-Lec
Telur Kepik Coklat Berumur 6 Hari
Mode of Action L. lecanii
Telur Kepik Coklat TIDAK MENETAS akibat L. lecanii
Nimfa KEPIK COKLAT Terinfeksi L. lecanii gagal moulting
L. lecanii membunuh seluruh stadia serangga
L. lecanii Toksik & Deterrent Oviposition kutu kebul

Aplikasi L. lecanii Tanpa


Aplikasi L. lecanii aman terhadap predator

P. fuscipes C. septempunctata O. javanus


Pupa Actornis sp. Dasychira sp.
Serangga sasaran cukup luas: Lepidoptera, Isoptera,
Homoptera, Coleoptera, Hemiptera, Diptera dll
Miselium CEP berwarna hijau toska, mudah diperbanyak
pada media alami
Viabilitas dan eksistensi di lapangan cukup baik
dibandingkan spesies lainnya.
Berifat endofit, saprofit, decomposer, cendawan tanah
• Terdiri dari: Flagellata, Ciliata, Amuba, Coccidia, Haplosporidia, dan
sebagian spesiesnya berperan sebagai patogen serangga
• Neogregarine dan microsporidia adalah protozoa yang paling
patogenik.
1. Protozoa ditranmisikan secara oral dari satu serangga ke
serangga lain (punya spora resisten)
2. Protozoa dapat ditransmisi secara transovarial dari betina
terinfeksi ke keturunannya
3. Protozoa merupakan faktor mortalitas alami yg penting
4. Protozoa patogen bersifat obligat
Nematoda Patogen Serangga
A. Beberapa famili nematoda entomopatogen adalah
Mermithidae, Steinernematidae, Heterorhabditidae

B. Secara normal juvenil nematoda mengalami 4 molting

C. Biasanya nematoda menginfeksi serangga pada stadia juvenil

1 . Nematoda masuk melalui kutikula dan midgut

2 . Setelah masuk hemocol serangga nematoda tumbuh,


meninggalkan inang, masuk ke tanah dan moulting menjadi
dewasa
Nematoda Patogen Serangga
• Pada Mermithidae, mating dan oviposisi terjadi
di luar inang
• Beberapa spesies membunuh inang
• Beberapa spesies membawa bakteri ketika
mereka masuk ke tubuh serangga
• Kebanyakan nematoda sulit dibiakan pada
media buatan (ulat Tenebrio)
Termite with Steinernema sp nematodes

Japanese beetle larvae killed by


heterorhabditid nematodes
Heterorhabditis megidis Steinernema carpocapsae
Introduksi dan Aplikasi Patogen Serangga

A. Pengendalian oleh patogen serangga tergantung pada


ambang ekonomi populasi, dan tingkat ambang penyakit

1 . Jika tingkat ambang penyakit lebih rendah dari


ambang populasi hama, introduksi patogen dalam
jangka panjang dapat dicapai
2. Jika tingkat ambang penyakit lebih tinggi daripada
ambang ekonomi populasi hama, introduksi jangka
pendek akan dicapai (sama dengan insektisida sintetik)
Introduksi dan Aplikasi Patogen Serangga

B. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan


ketika introduksi patogen serangga
1 . Konsentrasi patogen serangga harus cukup tinggi
2. Kepadatan populasi inang relatif tinggi
3. Ketika aplikasi patogen di lapangan ada stadia
inang yang rentan
1 . Isolat yang digunakan harus memiliki virulensi & eksistensi
2 . Lihat kemasan patoser (jangan kedaluwarsa masa aktif)
3 . Campur/tambah bahan perekat sebelum aplikasi di lahan
4. Aplikasi harus dilakukan pada sore hari (ultra violet)
5 . Aplikasi diulang beberapa kali (struktur populasi beragam)
agar efektif seperti pestisida sintetik

Anda mungkin juga menyukai