Sistem Pembiayaan Di Thailand
Sistem Pembiayaan Di Thailand
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh warga negara. Setiap negara
memiliki kebijakan yang beragam dalam melaksakan sistem kesehatan. Jaminan kesehatan
diperlukan bagi setiap negara untuk menjamin kesehatan secara menyeluruh bagi warga
negaranya. Segala sistem jaminan kesehatan nasional yang dirancang sebaiknya mampu
diaplikasikan untuk melayani seluruh warga negaranya. Dalam perencanaan dan penerapan
program jaminan kesehatan nasional, pemerintah hendaknya melakukan observasi. Observasi
dapat dilakukan di lingkungan masyarakat terdekat, hingga keDalam artikel ini, penulis ingin
menggambarkan bagaimana peran dan dampak sistem kesehatan nasional di Thailand
khususnya di King Chulalongkorn Memorial Hospital (KCMH).
Metode penelitian dalam artikel ini menggunakan pendekatan deskriptif. Data yang
dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari observasi,
wawancara, dan diskusi. Observasi dilakukan pada salah satu rumah sakit pemerintah di
Thailand yaitu King Chulalongkorn Memorial Hospital. Wawancara dan diskusi dilakukan
dalam forum yang dihadiri oleh pejabat struktural KCMH. Data sekunder didapatkan dari
studi literatur yang diperoleh dari profil rumah sakit yang dikunjungi, jurnal nasional dan
internasional, serta buku teks. Pengumpulan data dilaksanakan di KCMH pada tanggal 9
Maret 2015. Diskusi ahli meliputi bagaimana sistem kesehatan nasional di Thailand
khususnya di KCMH dalam menjamin kesehatan warga negaranya dengan berpusat pada
Tahun 1995, kementrian kesehatan Thailand mulai membentuk agen netral untuk mencari
jalan keluar atas konflik yang terjadi pada kualitas dan biaya antara pelayanan kesehatan dengan
konsumen. Inisiatif ini kemudian berkembang menjadi proyek penelitian mengenai akreditasi
rumah sakit yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah standar
rumah sakit yang komprehensif serta berfungsi sebagai dasar penilaian kualitas rumah sakit
(Sriratanaban 2010).
Program akreditasi rumah sakit di Thailand mulai menjadi suatu proyek penelitian yang
didukung oleh WHO, The Thailand Research Fund, dan Institut Penelitian Sistem Kesehatan.
Pada tahun 1996, ditemukan sebuah standar untuk menilai kualitas dari sistem kesehatan rumah
sakit yang berfungsi untuk menentukan standar akreditasi. Sistem tersebut diujicoba pada 35
rumah sakit umum dan swasta secara sukarela pada tahun 1997. Selama fase ini komite
penasehat menyarankan untuk bekerja dengan melibatkan berbagai sektor antara lain organisasi
profesi, pemberi pelayanan kesehatan, pemilik modal, dan konsumen. Selanjutnya dapat
terbentuk kolaborasi untuk pengembangan kualitas dan akreditasi rumah sakit (Sriratanaban
2010). Beberapa rekanan dari program tersebut antara lain:
Funding agencies: Thailand Research Fund, Health Systems Research Institute, and the
World Health Organization (WHO).
Professional bodies: Thai Medical Council, Thai nursing council, Thai Dental council,
Thai PharmaceuticalCouncil, Hospital Pharmaceutical Association of Thailand, Medical
Technologist Association of Thailand, Private Hospital Association of Thailand and
Medical Section of Christ Church of Thailand.
Educational institutions: Consortium of Royal Colleges of Thailand, Consortium of
Medication Education, Mahidol University, Chulalongkorn University and Prince
Songkhla University.
Social Security Office.
international collaboration: Canadian Executive Service Organization, and Liverpool
School of Tropical Medicine.
Setelah proyek penelitian dan pengembangan berakhir tahun 1999, kolaborasi tersebut
berubah menjadi “Institute of Hospital Quality Improvement and Accreditation”. Institut ini
merupakan agen independen yang bergerak di bawah supervisi institut penelitian sistem
kesehatan. Program itu berkembang dari yang bermula hanya untuk 35 rumah sakit hingga
menjadi skala nasional. Pada tahun 2009, lebih dari 350 rumah sakit telah diakreditasi dan
ratusan rumah sakit lainya secara sukarela mengikuti program dan dalam proses pengaplikasian
sistem manajemen tersebut. Saat ini institut tersebut telah berubah menjadi organisasi publik
yang bernama “Healthcare Accreditation Institute” (Sriratanaban 2010).
Program akreditasi rumah sakit Thailand bukan sekedar sertifikasi atau sebuah program
akreditasi, namun lebih kepada mekanisme untuk mendorong peningkatan kualitas rumah sakit
secara total, sistematis, dan sesuai standar. Program ini menekankan pada prinsip self-assesment,
jaminan kualitas, peningkatan kualitas yang berkelanjutan yang berfokus pada pelanggan
(Customer Focused Countinous Improvement/CQI) dan manajemen mutu secara total (Total
Quality Management/TQM). Akreditasi ini dimaksudkan untuk mendorong rumah sakit
meningkatkan dan mengkonfirmasi seberapa baik rumah sakit melaksanakan kegiatannya sesuai
standar dibandingkan sebagai sebuah audit kualitas eksternal atau inspeksi kemampuan rumah
sakit menjalankan standar minimal. Dengan terakreditasinya rumah sakit tersebut, berarti telah
menunjukkan komitmen peningkatan kualitas berbasis pasien serta menunjukkan bahwa rumah
sakit mempunyai sistem kualitas yang baik untuk meminimalkan resiko dan menjamin kualitas.
Sistem akteditasi mengawasi agar etik dan layanan profesional tetap sesuai, dan menunjukkan
kemampuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan (Sriratanaban 2010).
Secara umum, akreditasi rumah sakit dilihat sebagai sistem mekanisme yang membantu
membatasi perilaku provider dalam sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit perlu memenuhi
standar akreditasi rumah sakit, dimana hal ini termasuk kebutuhan struktural dan kebutuhan
untuk proses utama. Mereka juga merupakan pedoman untuk dilakukannya assessment dan
survei secara periodik. Status akreditasi diperlukan rumah sakit agar mereka mampu mengikuti
program
dan aktifitas di masyarakat. Kebutuhan akan hukum, seperti surat izin operasional tidak terlalu
dibutuhkan (Sriratanaban 2010) .
Menurut Sriratanaban (2010), beberapa aktivitas dalam mengimplementasikan program
akreditasi rumah sakit di Thailand antara lain:
Kesimpulan
Kebanyakan negara - negara berkembang sampai negara maju, telah menerapkan sistem
kesehatan nasionalnya. Tetapi kebijakannya berbeda - beda negara satu dengan yang lainnya. Diperlukan
adanya indikator dan pembanding Hospital Visit : Thailand - Maret 2015 13 mengenai sistem kesehatan
nasional di sebuah negara sehingga kita dapat menemukan kekurangan atau kelebihan suatu sistem di suatu
negara. Dengan gambaran sistem kesehatan nasional di Thailand kita dapat melihat bagaimana sistem
kesehatan nasional tersebut berjalan di salah satu contoh rumah sakit pemerintah.
Dari hasil kunjungan rumah sakit di Thailand dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi
sistem kesehatan nasional di Thailand merupakan salah satu hasil usaha pemerintah Thailand
untuk memajukan negaranya. Sistem kesehatan nasional ini memerlukan waktu lebih dari 10
tahun untuk mencapai 99% Universal Health Coverage. Dalam kurun waktu tersebut salah satu
yang diperkuat adalah sistem informasi untuk mengumpulkan data secara akurat dan tepat,
sehingga data ini kemudian menjadi dasar untuk memutuskan besarnya kapitasi untuk pelayanan
kesehatan primer di puskesmas dan rumah sakit, serta besarnya biaya perlayanan per kasus di
RS.
Di Indonesia, sistim informasi kesehatan masih belum berjalan dengan baik. Untuk biaya
pelayanan, yang berlaku di Indonesia adalah tarif Perda yang ditentukan dari unit cost, bukan
real cost seperti di Thailand. Hal ini juga memerlukan dukungan teknologi informasi yang kuat
sehingga suatu saat Indonesia juga bisa memiliki sistem kesehatan nasional berbasis data.
Hospital Visit : Thailand - Maret 2015 14
Daftar Pustaka
Conrad, S., Waldrip, G 2002."Using Kaizen to reduce waste and prevent pollution".
Environmental Quality Management. 23-37. diakses dari :
http://www.epa.gov/lean/environment/methods/kaizen.htm pada tangga 15 Maret 2015
Kementrian Kesehatan RI 2013, Buku Saku BPJS Kesehatan
Lestari, N. P., Sunjaya, D. K., Syaefullah, A. 2014. Konsep Manajemen Keselamatan Pasien
Berbasis Program di RSUD Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Diakses dari :
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/01/KONSEP-MANAJEMEN-
KESELAMATAN-PASIEN-BERBASIS-PROGRAM.pdf\ pada tanggal 16 Maret 2015
Manajemen Rumah Sakit 2010. Belajar dari Thailand : Implementasi Universal Coverage di
Rumah Sakit. Diakses dari : http://manajemenrumahsakit.net/2012/10/belajar-dari-thailand-
implementasi universal-coverage-di-rs/ pada tanggal 18 Maret 2015