Anda di halaman 1dari 48

CURRICULUM VITAE

• Nama : Aminulloh,Amd.AK, SPd.I


• TTL : Bekasi, 12 Agustus 1982
• Alamat : Gedung Nasional, Tamansari
• Pendidikan : - SMAK DEPKES DKI JAKARTA th 2000
- D3 ATLM Poltekes Jakarta III 2008
- STAI Sholahuddin Al-Ayubi Jakarta Th. 2006
- Pekerjaan : - Afiat Medical Center 2000 - 2001
- Lab Prodia Kramat Jakpus 2001-2009
- Lab. Klinik Prodia Reg 03 2009-2018
- Lab Prodia Pangkalpinang 2019-Skrg
- Jabatan : Branch Manager
- No Hp /WA : 0857 1487 1915
ASPEK LABORATORIUM
DIABETES
Frans
Oon
Tumbuan
"Project Pop"

deretan
artis yang
meninggal
karena
diabetes...

Hadi Leo "Si Buta


dr gua hantu" suzanna
Sejarah
• 1550 SM : awal dikenalnya pengetahuan DM, dari papirus
Mesir kuno. Catatan ini berhasil dibaca oleh Georg Ebers
(Jerman) → The Ebers Papyrus
• Abad ke-2 : istilah diabetes pertama kali dipakai oleh
Artaeus, dalam bahasa Yunani berarti "Siphon" (air yang
terus keluar melalui tubuh manusia /banyak kencing)
• 1809 : John Rollo menambahkan kata "mellitus" (Yunani &
Latin berarti madu atau manis)
• Abad ke-19 : diketahui penyebabnya terkait insulin
• 1921 : Insulin dapat dibuat untuk pengobatan
• Sebelum ditemukan pengobatan dengan suntikan insulin
(1922), diabetes merupakan penyakit yang mengerikan dan
mematikan. NOW..not anymore!
Apakah Diabetes Itu ?

Diabetes = Melitus =
madu atau gula
pancuran
Diabetes Melitus
“Penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang
melebihi nilai normal (hiperglikemia).Terjadi gangguan metabolisme
karbohidrat akibat produksi insulin kurang atau krn resistensi insulin”

6
Glukosa

Karbohidrat merupakan METABOLISME


KARBOHIDRAT
sumber energi utama selain
lemak Polisakari
da
Karbohidr
Karbohidrat ada dalam at
bentuk polisakarida
Disakari
da
Maltosa, Laktosa,
Glukosa : Produk akhir Sukrosa
metabolisme karbohidrat,
bentuk monosakarida yang Monosakari
diserap oleh tubuh da
Glukosa, Galaktosa,
Fruktosa
7
Metabolisme Karbohidrat

SAL. CERNA SEL (Otot, Hati, Otak, dsb)

Glikoge Lema
Karbohidra
n k/
t
Glukos Protei
Enzi Glukos Piruva n
a
m a t
(darah
Glukos ) E Siklu
a N s
Insuli E Kreb
n R s
G Fosforila
I si
Oksidatif
8
Pankreas Organ penting yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat, lemak & protein

9
Insulin Glukagon
Hormon yang dikeluarkan oleh Hormon yang dikeluarkan oleh
sel β pankreas yang berperan sel α pankreas yang berperan
dalam metabolisme karbohidrat pada metabolisme karbohidrat

Fungsi Fungsi
menormalkan kadar glukosa meningkatkan kadar glukosa
dalam tubuh melalui proses : dalam tubuh bila tubuh
• Glikogenesis (hati dan otot) kekurangan glukosa melalui
proses :
• Up take glukosa oleh jaringan • Glikogenolisis (glikogen →
perifer dan oksidasi glukosa glukosa dlm hati)
• ↓↓Glikogenolisis (Pemecahan • Glukoneogenesis
Glikogen → Glukosa) & (pembentukan glukosa dari
glukoneogenesis senyawa organik lain)
• ↓↓lipolisis dan ketogenesis • Up take glukosa oleh jaringan
perifer diturunkan
Klasifikasi Diabetes Melitus
Disebabkan destruksi sel islet pankreatik/sel β, sehingga
DM Tipe terjadi defisiensi insulin absolut. Ada 2 tipe utama : autoimun
1 (±90%, terjadi destruksi sel β oleh antibodi terhadap sel β)
dan idiopatik (apabila tidak ada autoimunitas)

DM Tipe
Disebabkan karena resistensi insulin dan
2 gangguan sekresi insulin oleh sel β

DM
Gestasio diabetes yang terjadi pada saat kehamilan
nal
Disebabkan : kerusakan sel β secara genetik (maturity onset diabetes of the
young/MODY), gangguan kerja insulin secara genetik (rabson-mendenhall
DM Tipe syndrome), penyakit-penyakit eksokrin (pankreatitis, cystic fibrosis),
Lain endokrinopati (cushing’s syndrome, hipertiroidisme, aldosteronoma),
penggunaan obat (glukokortikoid, pentamidine), infeksi (rubella congenital, ‘stiff
man’ syndrome), sindrom genetik lain yang terkait dengan diabetes (down’s
Pemeriksaan Laboratorium Diabetes

• Uji saring (Screening) →


memiliki faktor risiko
• Diagnosis (memiliki gejala)
• Pemantauan terapi
• Deteksi dini komplikasi
Uji Saring /Skrining
Pemeriksaan penyaring ditujukan pada mereka yang memiliki
risiko DM tetapi tidak menunjukkan gejala DM.

• Usia >45 thn


• Kegemukan (BMI ≥ 23 kg/m2)
• Hipertensi (TD > 140/90 mm Hg)
• Riwayat keluarga DM
• Riwayat melahirkan bayi > 4 kg atau riwayat DM
gestasional
• Kurang aktivitas fisik /olahraga
• Riwayat prediabetes (TGT atau GDPT) atau PKV
• Kadar Lipid abnormal (HDL < 35 mg/dl,Trigliserida
≥ 250 mg/dl)
• Kadar HbA1c 5,7-6,4% (Prediabetes)
Prediabetes
“Kadar glukosa darah diatas normal tetapi masih di
bawah kadar glukosa darah untuk diabetes”
Fakta Prediabetes - Indonesia
• Riskesdas Depkes 2008 (Perkeni
2009): Prevalensi prediabetes
10,2 % atau 24 juta
• Prevalensi prediabetes 2 kali DM
(± 11% dari total penduduk
Indonesia)
• Angka individu prediabetes
tertinggi berada pada rentang
usia 12-17 tahun dengan
persentase 27 %
• Prediabetes yang tidak ditangani
dalam waktu sekitar 5-10 tahun
akan meningkat menjadi diabetes
• Trigliserida : >150 mg/dL (>1.7 mmol/L)
• Kegemukan (BMI ≥ 23 kg/m2)
• Kolesterol HDL : Pria <40 mg/dl (<1.03
mmol/L) ; wanita <50 mg/dl (<1.29 mmol/L)
• Tekanan darah > 130/80 mmHg atau
hipertensi yg sedang diobati
• Riwayat DM dalam keluarga
• Usia > 35 thn
• Riwayat melahirkan bayi > 4 kg atau riwayat
DM gestasional
• Kurang aktivitas fisik
• Riwayat hipertensi dan/atau penyakit jantung
(PJK, peny.serebrovaskular, peny.arteri
perifer)
Panel Prediabetes
Panel Prediabetes (High Risk)
1. HbA1c : 5.7-6,.4% Panel Pemantauan
2. Glukosa Puasa : 100-125 mg/dl Terapi Prediabetes
3. Glukosa 2 jam TTGO 75 gram : 140 – 199 mg/dl* 1. HbA1c (target A1c < 6.5%)
4. Cholesterol HDL : pria <40 mg/dl (<1.03 mmol), 2. TTGO (target : <140 mg/dl)
3. AUK : < 30 μg/mg kreatinin
wanita < 50 mg/dl (<1.29 mmol/L)
utk/urin sewaktu
5. Trigliserida : > 150 mg/dl (>1.7 mmol/L) 4. GDP (target : <100 mg/dl)
5. Cholesterol HDL >45 mg/dl
6. Tekanan darah : > 130/80 mmHg
6. Cholesterol LDL < 100 mg/dl
7. Lingkar pinggang: Pria > 90 cm, Wanita >80 7. Trigliserida <130 mg/dl)
High Risk : 8. Tekanan darah (sistolik <130
1.Usia > 35 tahun mmHg, diastolik <80 mmHg)
2.Obesitas sentral
3.Riwayat DM dalam keluarga
Cat. Pada pasien dengan risiko yang
4.Riwayat DM gestasional sebelumnya
sangat tinggi pemantauan harus
5.Riwayat kardiovaskular PJK, (penyakit
dilakukan lebih sering
serebrovaskular, penyakit arteri perifer)
6.Riwayat hipertensi
Kriteria Diagnosis Prediabetes
Glukosa puasa terganggu (GPT) apabila :
• Glukosa puasa 100-125 mg/dl (5.6 – 6.9 mmol/L)
• Glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa 75 gram < 140 mg/dl

Toleransi glukosa terganggu (TGT) apabila :


• Glukosa puasa < 100 mg/dl
• Glukosa puasa 2 jam paska beban glukosa 75 gram, 140-199 mg/dl

Sindroma metabolik (kriteria IDF)

Pemeriksaan Nilai
Glukosa Darah Puasa 100 – 125 mg/dl atau 5.6 – 6.9 mmol/l : IFG
2-jam TTGO (75 g) 140-199 mg/dl atau 7.8-11 mmol/l : IGT
A1C 5.7–6.4% (NEW…)
Catatan : Prediabetes, jika terdapat GPT dan atau TGT
p a n e l prediabetes
Pemeriksaan High Risk Criteria
HbA1c 5,7 - 6,4 % High Risk :
1.Usia > 35 tahun
Glukosa Puasa 100 - 125 mg/dL 2.Obesitas sentral
3.Riwayat DM dalam keluarga
TTGO 140 - 199 mg/dL 4.Riwayat DM gestasional
sebelumnya
pria <40 mg/dL (<1,03 mmol/) 5.Riwayat kardiovaskular
Kolesterol HDL PJK, (penyakit
wanita <50 mg/dL (<1.7 mmol/L)
serebrovaskular, penyakit
arteri perifer)
Trigliserida >150 mg/dL (1,7 mmol/L)
6.Riwayat hipertensi
Tekanan darah >130/80 mmHg

Lingkar pinggang pria >90 cm, wanita >80 cm


KRITERIA DIAGNOSIS DIABETES
(Untuk Dewasa Tidak Hamil)

• Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11.1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
atau

• Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa > 126 mg/dl (7.0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
atau

• Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dl (11.1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang
setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air

• HbA1c > 6,5% : tes harus dilakukan di laboratorium yang menggunakan


Diabetes Care 2012 ; 35: Suplement 1
Konsensus
metode Diabetes 2011
bersertifikasi NGSP
dan terstandarisasi pemeriksaan DCCT
Kriteria Prediabetes & Diabetes
• Berbagai keluhan dapat
ditemukan pada diabetisi.
Curigai adanya DM : bila
ada keluhan klasik DM :
poliuria, polidipsia dan
polifagia dan penurunan
berat badan yang tidak
dapat dijelaskan
sebabnya.

• Keluhan lain : lemah


badan, kesemutan, gatal,
mata kabur, disfungsi
ereksi pada pria dan
pruritus vulvae pada
wanita
Monitoring
• Untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan, dapat dilakukan
menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler.

Diabetes merupakan penyakit


yang tidak berbahaya bila bisa
dikendalikan. Apabila dibiarkan
tidak terkendali, penyakit ini akan
menimbulkan berbagai macam
penyulit seperti PJK, gagal ginjal,
kebutaan dan amputasi

24
Pemantauan Prediabetes

• Pemantauan pasien prediabetes perlu


dilakukan untuk menilai apakah status
glikemik memburuk, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan glukosa puasa dan HbA1c,
TTGO minimal setiap tahun terutama bagi
bagi mereka yang diduga
perkembangannya memburuk dan perlu
pengukuran yang lebih sensitif

Garber, Endocrine Practice, 2008


Pemeriksaan Target
HbA1c <6.5%

Glukosa Puasa < 100 mg/dL

TTGO <140 mg/dL

Kolesterol HDL >45 mg/dL (<1,03 mmol/)

Kolesterol LDL <100 mmHg


panel
pemantauan
Trigliserida <130 mg/dL
prediabetes
< 30 μg/mg kreatinin utk/urin
AUK
sewaktu

sistolik <130 mmh Hg,


Tekanan darah
diastolik <80 mmHg
Komplikasi Diabetes
Sasaran Pengendalian DM
Parameter Sasaran

IMT (kg/m2) 18,5 - < 23*


Tekanan darah sistolik (mmHg) <130 (B)
Tekanan darah diastolik (mmHg) <90 (B)
Glukosa darah preprandial kapiler (mg/dL) 80-130**
Glukosa darah 1-2 jam pp kapiler (mg/dL) <180***
HbA1c (%) < 7,0 (atau individual)
Trigliserida (mg/dL) <150 (C)
Kolesterol HDL (mg/dL) Pria>40 ; Wanita >50 (C)

Kolesterol LDL (mg/dL) < 100 (<70 bila risiko KV sangat


tinggi) (B)

Keterangan :
KV = Kardiovaskular, PP= post prandial
* The Asia-Pacific Perspective : Redefining Obesity and Its
Treatment, 2000
** Standards of Medical Care in Diabetes, ADA 2015
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe-2 2015
Panel Pengelolaan DM
Pemeriksaan Manfaat
Glukosa Puasa dan Untuk melihat konsentrasi glukosa individu pada saat
Glukosa 2 jam PP diperiksa

Untuk melihat konsentrasi rata-rata glukosa selama 3


bulan terakhir, menilai kepatuhan individu dalam
HbA1c
mengikuti regimen terapi diabetes (keberhasilan terapi)
serta berguna untuk manajemen DM yang optimal

Abumin Urin Kuantitatif,


Untuk menilai fungsi ginjal karena pada penyandang
Cystatin C
diabetes banyak komplikasi yang mengarah pada ginjal
Urin Rutin

Albumin / Globulin
Untuk melihat ada tidaknya gangguan hati
SGPT

Kolesterol Total
Untuk melihat ada tidaknya gangguan lemak, yang umum
Kolesterol LDL Direk
terjadi pada diabetes, dan dapat meningkatkan risiko
Kolesterol HDL
penyakit jantung koroner
Trigliserida
Glukosa
- Manfaat : u/ skrining, diagnosis, pemantauan
- Hanya mencerminkan kadar glukosa pada saat periksa
- Tujuan :
a) mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai
b) melakukan penyesuaian dosis obat (bila sasaran terapi
belum tercapai)
- Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan
pemeriksaan konsentrasi glukosa darah puasa dan
glukosa 2 jam postprandial secara berkala sesuai dengan
kebutuhan
Mengapa Pemeriksaan Glukosa
Dilakukan 2 Kali ?
⮚ Pemeriksaan glukosa darah puasa bertujuan untuk melihat
kadar glukosa dalam tubuh tanpa ada masukan masukan
glukosa dari luar (makanan), sedangkan pemeriksaan
glukosa darah 2 jam pp bertujuan untuk melihat kadar
glukosa darah setelah mendapatkan makanan.

⮚ Kadar glukosa darah puasa mencerminkan kadar glukosa


yang berasal dari tubuh saja (keadaan basal), sedangkan
kadar glukosa darah 2 jam pp dapat menggambarkan
aktivitas / kerja insulin
Mengapa Pemeriksaan Glukosa
Dilakukan 2 Kali ?
• Seseorang dengan kadar glukosa darah puasa normal dan
glukosa darah 2 jam pp abnormal (tinggi) menandakan :
kerja insulin tidak maksimal dan bila terjadi harus
diwaspadai, bila perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
untuk memastikan DM atau tidak.

• Jadi pemeriksaan dalam keadaan puasa dan 2 jam pp lebih


baik karena selain dapat mendeteksi kadar glukosa darah
juga dapat melihat aktivitas insulin. Tetapi untuk tujuan
diagnosis, pemeriksaan glukosa puasa saja sudah cukup
jika disertai adanya keluhan khas DM.
Mengapa Pengambilan darah untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam pp harus tepat waktu ?

Karena pada saat kita makan,


insulin akan bekerja dan
kadarnya meningkat kemudian
akan kembali normal dalam
waktu 2 jam.
Glukosa 2 jam pp <glukosa puasa ?

Asupan Karbohidrat yang kurang A


memadai

B
Penggunaan Obat-Obatan

C
Kecepatan Pengosongan Lambung

D
Produksi Insulin yang Berlebihan

E
Olahraga Setelah Makan
Perbedaan Pemeriksaan Glukosa dari Darah yang
Diambil di Lengan dengan di Jari
Pemeriksaan glukosa dari darah yang diambil di
lengan berarti berasal dari pembuluh darah vena
sedangkan pengambilan di jari berarti berasal
dari pembuluh darah kapiler/arteri. Hasil
pemeriksaan dari darah kapiler/arteri biasanya
lebih rendah daripada hasil pemeriksaan dari
darah vena (nilai normalnya berbeda)

• Untuk diagnosis DM, pemeriksaan harus dari darah vena, dari


darah kapiler/arteri digunakan untuk pemantauan di rumah/home
monitoring agar dapat menilai risiko hipoglikemi dan menilai
penyimpangan kadar glukosa maksimal selama sehari

• Secara berkala, pemantauan glukosa darah kapiler (reagen kering)


perlu dibandingkan dengan pemeriksaan darah vena dengan
metode enzimatik (dilakukan di laboratorium)
Glukosa Urin
• Memberikan penilaian yang tidak langsung
• Hanya digunakan pada pasien yang tidak dapat atau
tidak mau memeriksa kadar glukosa darah
• Batas eksresi glukosa renal rata-rata 180 mg/ml, dapat
bervariasi pada beberapa pasien, bahkan pada jangka
waktu yang lama

Hasil pemeriksaan sangat


tergantung pada fungsi ginjal
dan tidak dapat digunakan untuk
menilai keberhasilan terapi
HbA1c
❖Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan
hingga 2-3 bulan (sesuai dengan usia eritrosit).

❖Umur eritrosit ± 120 hari → waktu paruh HbA1c ± 60 hari


❖Normal : HbA1c: 3-6% HbA-nya terglikosilasi ; DM : 2-3 kali lipat
tergantung derajat hiperglikemi
❖Kenaikan 1% HbA1c: kenaikan ~ 30 mg kadar glukosa
❖Sampel : darah vena atau kapiler, pasien dapat melakukan
sendiri home glucose control.
❖Frekuensi : tergantung tipe DM
Bentuk Stabil
• 28 % : HbA1c stabil mencerminkan kadar glukosa darah selama
2 minggu terakhir.
• 50 % : mencerminkan keadaan 1 bulan ini.
• 86 % : 2 bulan yang baru lewat.

Glikosilasi Hemoglobin
Glikosilasi Hemoglobin mengurangi kecepatan disosiasi oksigen
dari Hemoglobin

Sumber hipoksia jaringan, berperan dalam terjadinya


penyulit mikrovaskuler dan makrovaskuler
Frekuensi HbA1c
Frekuensi yang
Tipe Diabetes
direkomendasikan
DM tipe I dengan terapi
3 – 4 kali /tahun
minimal atau sedang
DM tipe I dengan terapi
Setiap 1 – 2 bulan
intensif
2 kali / tahun untuk pasien-
DM tipe II
pasien yang stabil
Pre-gestasi setiap 1 – 2 bulan

Gestasi Setiap 1 – 2 bulan


OBESITAS

DIABETES
LONG TERM COMPLICATIONS

HbA1c
STANDARDIZATION..!
Manfaat HbA1c -update

✔Manfaat HbA1c selama ini :


HbA1c → “gold standard” pemantauan kadar glukosa
- monitoring kontrol glikemik jangka panjang
- penyesuaian terapi
- menilai kualitas perawatan diabetes
- memprediksi risiko komplikasi

✔Manfaat HbA1c update :


- skrining maupun diagnosis diabetes
- menghitung estimated average glucose (eAG)
Diabetes Care 2012 ; 35: Suplemen 1
Faktor yang Mempengaruhi HbA1c
1. Eritropoiesis
↑HbA1c : Defisiensi besi, defisiensi vitamin B12, penurunan eritropoiesis
↓HbA1c : Pemberian eritropoietin, besi vitamin B12, retikulosis,penyakit hati kronik
2. Perubahan Hemoglobin
Perubahan kimia atau genetik dalam hemoglobin : hemoglobinopati, HBF,
metemoglobin, dapat meningkatkan atau menurunkan HbA1c
3. Glikasi
↑ HbA1c : alkohol, gagal ginjal kronik, penurunan pH eritrosit
↓ HbA1c : aspirin, vitamin C & E, hemoglobinopati tertentu, peningkatan pH intra-
eritrosit,
Variabel HbA1c : determinan genetik
4. Destruksi Eritrosit
↑ HbA1c : peningkatan masa hidup eritrosit : splenektomi
↓ HbA1c : penurunan masa hidup eritrosit : hemoglobinopati, splenomegali, rematoid
artritis atau obat seperti antiretroviral, ribavirin dan dapsome
5. Pemeriksaan
↑HbA1c : hiperbilrubinemia, carbamylated haemoglobin, alkohol, dosis tinggi aspirin,
penggunaan opiat kronik
Alternatif Kontrol Glikemik
• Beberapa protein terglikasi berperan terhadap
perkembangan komplikasi diabetes kronik
• Meskipun HbA1c paling banyak dipakai bahkan sebagai
gold standard indeks kontrol glikemik, namun ada beberapa
kondisi yang perlu alternatif kontrol glikemik karena HbA1c
dipengaruhi oleh hemoglobin varian dan kondisi lain yang
mempengaruhi masa hidup eritrosit seperti anemia
hemolitik dan anemia renal
• Parameter monitoring glukosa atau diabetes dapat
diklasifikasikan menjadi penanda protein terglikasi dan non
protein glikasi.
Indeks Kontrol Glikemik

• Indikator glikemik jangka panjang


Mis : HbA1c
• Indikator glikemik jangka menengah
Mis : Glycated serum proteins dan albumin, khususnya
Fruktosamin dan Glycated Albumin
• Indikator glikemik jangka pendek
Mis : Glukosa darah, 1,5-anhydroglucitol (1,5-AG),
apolipoprotein B (komponen LDL yang terglikasi, khusus
berperan dalam aterogenesis)
Glycated Albumin
▪ Glycated albumin (GA) : ketoamin yang dibentuk melalui ikatan albumin
dan glukosa melalui reaksi oksidasi non-enzimatik.
▪ GA (produk glikasi dari serum albumin) : penanda kontrol glikemik DM
▪ Nilai GA menggambarkan kontrol glikemik 2-4 minggu sebelumnya

GA menggambarkan status
glukosa darah yang lebih
cepat dan lebih nyata
dibanding HbA1c

Jumlah glycated albumin menurun jika glukosa darah rendah dan


meningkat jika kadar glukosa darah meningkat
Manfaat Klinis Pengukuran GA
• Perubahan dalam status kontrol glikemik jangka
pendek
• Kehamilan
• Gagal ginjal kronik (diabetik nefropati)
• Postprandial hiperglikemia
• Varian hemoglobin
• Penyakit liver kronik (sirosis hati)
• Anemia (anemia hemolitik, anemia defisiensi besi,
status defisiensi besi, pengobatan dengan besi)
Kesimpulan
Diabetes Melitus ditakuti karena komplikasi yang
ditimbulkan
🡪 Komplikasi akut dapat berakibat fatal
🡪 Komplikasi kronik mengakibatkan cacat dan
menyulitkan
Karena itu,
🡪 Bagi yang tidak DM, pertahankan gaya hidup
sehat dan lakukan skrining berkala
🡪 Bagi yang berisiko tinggi, ikuti program
pencegahan DM dan periksa Panel Pre-Diabetes
🡪 Bagi Diabetisi, kendalikan kadar glukosa darah,
konsultasi dokter & periksa lab
THANKS

Anda mungkin juga menyukai