3270 6676 1 SM
3270 6676 1 SM
) 145
Oleh: Rizky Kusuma Putra Wibawa, Prodi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: Rizkykusumaputrawibawa@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
menggambar teknik mesin melalui penerapan metode problem based learning (PBL). Jenis penelitian adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart diterapkan pada siswa kelas XI teknik mesin
SMK PIRI Sleman. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, angket dan tes kemudian dianalisis dengan
analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada siklus I dan II.
Peningkatan rata-rata motivasi belajar sebesar 5,46%, sedangkan prestasi belajar meningkat 1,5 dengan jumlah
siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa atau setara dengan 100%.
Kata kunci: Problem based learning, Motivasi belajar, Prestasi belajar, Menggambar teknik mesin
Abstract
This research aims to improve student’s learning motivation and achievement on the subject of Mechanical
Engineering Drawing through the implementation of problem-based learning (PBL) methods. This is a Classroom
Action Reseach (CAR). The Kemmis and Mc. Taggart Model were applied towards the students of Class 11 of
Mechanical Engineering of SMK PIRI Sleman. Data were collected using observation sheets, questionnaire, and
tests; and were analyzed using quantitative-descriptive data analysis.The research showed that there were an
increase on cycles I and II. The average of learning motivation increase is 5,46%; while the average increase of
learning achievement is 1,5. The number of students completed the survey were 21 students, which is equivalent to
100%.
Keywords: Problem based learning, Motivation to learn, Learning achievement, Mechanical engineering drawing
No Indikator Skor
1 Tekun menghadapi tugas 76,25%
2 Ulet menghadapi kesulitan 71,75%
3 Minat terhadap pelajaran 81,25% Gambar1. Diagram Hasil Postest Siklus I
4 Senang bekerja mandiri 69,37%
Grafik ketuntasan belajar dapat dilihat
5 Ketekunan pada tugas-tugas rutin 74,37%
pada Gambar 1. Nilai tertinggi yang didapatkan
6 Mempertahankan pendapatnya 79,37%
dari hasil postest siklus I adalah 8,4 dan untuk
7 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 78,12%
nilai terendah adalah 6,4, sehingga jumlah nilai
8 Senang mencari dan memecahkan masalah 71,75%
soal-soal rata-rata yang diperoleh pada postest I ini adalah
7,56. Adapun untuk grafik nilai terendah dan
Kemudian hasil dari angket motivasi belajar tertinggi, serta rata-rata hasil postest I dapat
terdapat 3 (tiga) aspek yang belum mencapai dilihat pada Gambar 2.
indikator keberhasilan 75%. Beberapa aspek yang
belum memenuhi kriteria yaitu: ulet menghadapi
kesulitan 71,56%, senang bekerja mandiri 70,41%,
dan aspek senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal 72,91%. Secara lebih jelasnya
data tersebut dilihat pada Tabel 2.
No Indikator Skor
1 Tekun menghadapi tugas 85,62%
2 Ulet menghadapi kesulitan 71,56%
3 Minat terhadap pelajaran 81,87%
4 Senang bekerja mandiri 70,41% Gambar2. Diagram Prestasi Belajar Siklus I
5 Ketekunan pada tugas-tugas rutin 78,75%
Dari data yang diperoleh di atas, maka
6 Mempertahankan pendapatnya 79,37%
dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
7 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 80,93%
pembelajaran PBL dalam siklus I ini belum bisa
8 Senang mencari dan memecahkan masalah
soal-soal 72,91% dikatakan berhasil karena belum menunjukkan
kriteria rata-rata nilai yang diharapkan yaitu 7,5
Sedang untuk pencapaian prestasi belajar meskipun dalam penggunaan metode ini sudah
siswa pada siklus I, hasil posttest pada siklus I terlihat pengaruhnya namun hasilnya masih
diperoleh nilai prestasi belajar dari jumlah 20 belum efektif. Sehingga dengan demikian, untuk
siswa di kelas XI Mesin SMK PIRI Sleman, ada 6 meningkatkan keberhasilan metode pembelajaran
(enam) siswa atau 33,33% yang memperoleh nilai pemecahan masalah ini maka peneliti dan guru
di bawah KKM yakni <7,5 yang berarti tidak bersepakat untuk memperbaiki metode ini dan
tuntas. Sedangkan untuk siswa yang mendapatkan melanjutkan ke tahap siklus II.
nilai di atas KKM ada 14 (empat belas) siswa Hasil penelitian pada siklus II sudah
atau sekitar 66,67% mendapat nilai ≥ 7,5 yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan
berarti tuntas. siklus I. Berikut ini hasil penelitian dari siklus II.
Penerapan Metode PBL (Rizky Kusuma P.W.) 149
Siswa memanfaatkan waktu yang diberikan Tabel 3. Data Hasil Observasi Motivasi Belajar
guru dengan baik untuk bertanya tentang materi Siswa Siklus II
soal yang belum jelas apabila ada salah satu No Indikator Skor
anggota kelompok yang tidak bisa menjawab, 1 Tekun menghadapi tugas 87,49%
Siswa dengan cepat dapat merespon umpan yang 2 Ulet menghadapi kesulitan 84,52%
diberikan saat persentasi. Dalam hal ini guru 3 Minat terhadap pelajaran 86,90%
tanpa harus menunjuk kepada seorang siswa, 4 Senang bekerja mandiri 83,33%
siswa cepat mengacungkan tangan untuk bertanya 5 Ketekunan pada tugas-tugas rutin 83,33%
dan menjawab. Siswa bertambah aktif terlibat 6 Mempertahankan pendapatnya 85,11%
dalam kegiatan kelompok untuk menjadi tutor 7 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 85,11%
bagi teman yang belum bisa menyelesaikan soal. 8 Senang mencari dan memecahkan masalah
soal-soal 85,71%
Setiap siswa dalam kelompok tampak sungguh-
sungguh dan percaya diri dalam kegiatan
menyelesaikan soal diskusi serta siap menjadi
Tabel 4. Data Angket Motivasi Belajar Siklus II
tutor bagi teman siswa bagi kelompok lain.
Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan No Indikator Skor
lancar. Dibuktikan dengan kondisi kelas yang 1 Tekun menghadapi tugas 94,04%
tertib dan kondusif. 2 Ulet menghadapi kesulitan 79,16%
Motivasi belajar pada siklus II mengalami 3 Minat terhadap pelajaran 85,95%
peningkatan pada setiap aspeknya dibanding 4 Senang bekerja mandiri 76,58%
dengan siklus I. Dari 8 aspek yang diamati pada 5 Ketekunan pada tugas-tugas rutin 82,73%
siklus II, semuanya telah mencapai indikator 6 Mempertahankan pendapatnya 86,90%
keberhasilan yaitu 75%. Dari hasil observasi pada 7 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 83,31%
siklus II rata-rata motivasi belajar yang dicapai 8 Senang mencari dan memecahkan masalah
soal-soal 76,03%
siswa kelas XI Mesin adalah 85,19%. Perolehan
rata-rata persentase masing-masing aspek yang
diamati yaitu: tekun menghadapi tugas 87,49%, ulet Sedang untuk pencapaian hasil posttest
menghadapi kesulitan 84,52%, minat terhadap siklus II diperoleh nilai prestasi belajar dari
pelajaran 86,90%, senang bekerja mandiri 83,33%, jumlah 21 siswa di kelas XI Mesin SMK PIRI
ketekunan pada tugas-tugas rutin 83,33%, Sleman, seluruh siswa telah mendapatkan nilai di
mempertahankan pendapat 85,11%, tidak mudah atas KKM atau 100% mendapat nilai ≥ 7,5 yang
melepaskan hal yang diyakini 85,11%, senang berarti tuntas. Untuk grafik ketuntasan belajar
mencari dan memecahkan masalah soal-soal dapat dilihat pada Gambar 3.
85,71%. Secara lebih jelasnya data observasi
motivasi belajar siklus II tampak pada Tabel 3.
Kemudian rata-rata hasil dari angket
motivasi belajar pada siklus II yang dicapai siswa
kelas XI Mesin adalah 82,14%. Perolehan aspek
yang diamati yaitu tekun menghadapi tugas
94,04%, ulet menghadapi kesulitan 79,16%, minat
terhadap pelajaran 85,95%, senang bekerja mandiri
76,58%, ketekukan pada tugas-tugas rutin 82,73%,
mempertahankan pendapatnya 86,90%, tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini 83,31%,
senang mencari dan memecahkan masalah soal-
soal 76,03%. Secara lebih jelasnya data angket Gambar3. Diagram Hasil Posttest Siklus II
motivasi belajar siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.
150 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 3, Tahun 2015
Nilai tertinggi yang didapatkan dari hasil motivasi belajar pada siklus I dan siklus II
posttest siklus II adalah 9,6 dan untuk nilai meningkat 9,8%. Rata-rata motivasi belajar yang
terendah adalah 7,6, sehingga jumlah nilai rata-rata diperoleh pada siklus I sebesar 75,39% meningkat
yang diperoleh pada posttest siklus II ini adalah menjadi 85,19% pada siklus II.
83,65%. Adapun untuk grafik nilai terendah dan Sedang dari hasil angket motivasi belajar
tertinggi, serta rata-rata hasil posttest II dapat siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus
dilihat pada gambar 4. II sebesar 5,46%. Rata-rata motivasi belajar pada
siklus I sebesar 76,68% meningkat menjadi
82,14% pada siklus II.
Peningkatan motivasi belajar siswa pada
tiap pertemuan yang dibagi ke dalam dua siklus
membuktikan bahwa penerapan metode PBL dapat
digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran
untuk memvariasikan dengan metode pembelajaran
yang biasa digunakan, dengan tujuan agar bisa
mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran. Pningkatan motivasi belajar siswa
pada setiap aspek tampak pada Gambar 5 dan 6.
PEMBAHASAN
Berdasar paparan hasil penelitian yang telah
dilakukan terhadap siswa kelas XI Mesin pada mata
pelajaran Menggambar Teknik Mesin, diketahui
adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar
siswa dengan penerapan metode PBL.
Dari hasil pengamatan, semua aspek
Gambar 6. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
motivasi belajar siswa telah mencapai kriteria
Siklus I dan II
keberhasilan yaitu 75%. Peningkatan rata-rata
Penerapan Metode PBL (Rizky Kusuma P.W.) 151
SIMPULAN DAN SARAN 2. Bagi siswa, meliputi: (a) siswa perlu
Simpulan meningkatkan motivasi belajarnya terutama
Metode PBL dapat meningkatkan motivasi dalam menghadapi kesulitan belajar, bekerja
dan prestasi belajar siswa kelas XI Mesin di SMK kelompok, mencari dan memecahkan masalah,
PIRI Sleman pada mata pelajaran Menggambar dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
Teknik Mesin. Hal tersebut didukung dengan data guru, (b) jika ada pertanyaan yang diberikan
penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan guru siswa hendaknya melakukan diskusi dan
persentase motivasi dan prestasi siswa. Data tukar pendapat atau informasi kepada teman
tersebut didapat melalui pengamatan dengan sekelompoknya agar menghasilkan suatu
menggunakan lembar observasi dan angket jawaban yang benar dari pertanyaan tersebut,
motivasi belajar siswa. Hasil pengamatan (c) siswa perlu meningkatkan motivasi dari
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi dalam dirinya sehingga dalam proses
belajar sebesar 9,8% dimana persentase tersebut pembelajaran siswa tidak malu menyatakan
diperoleh berdasarkan data pengamatan lembar pendapatnya.
observasi dimana skor rata-ratamotivasi belajar
pada siklus I hanya sebesar 75,39%, kemudian DAFTAR PUSTAKA
meningkat menjadi 85,19% pada siklus II. Arends Richard. (2004). Learning to Teach. New
Sedang berdasarkan angket terjadi peningkatan York: McGraw Hill Companies.
motivasi belajar sebesar 5,46% dimana persentasi
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran.
motivasi belajar pada siklus I hanya 76,68% Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
meningkat menjadi 82,14%.
J. Winardi. (2001). Motivasi dan Pemotivasiannya
Prestasi belajar siswa meningkat dari dalam Manajemen. Jakarta: PT
siklus I ke siklus II dan telah mencapai indikator RAJAGRAFINDO PERSADA.
keberhasilan yaitu nilai ≥7,5 Pada siklus I rata-
Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitiann
rata nilai prestasi belajar hanya mencapai 7,2 Tindakan Kelas sebagai pengembangan
kemudian meningkat menjadi 8,7 pada siklus II. Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Saran Leonardus Baskoro Pandu. (2011). Penerapan
Setelah mengadakan penelitian di SMK Model Problem Based Learning untuk
PIRI Sleman, perlu dikemukakan saran yang dapat Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka Siswa pada Pelajaran Komputer (KK6) di
perbaikan pembelajaran ke arah yang lebih baik. SMK N 2 Wonosari Yogyakarta. Skripsi.
Tidak dipublikasikan Universitas Negeri
sebagai berikut :
Yogyakarta.
1. Bagi guru, meliputi: (a) dalam pelaksanaan
pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan Nurjanah. (2004). Pembelajaran Berbasis
Masalah. Disampaikan pada Pelatihan
metode pembelajaran yang bervariasi sehingga
Pembelajaran Matematika Jurusan
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi Pendidikan Matematika di Universitas
belajar siswa, (b) menggunakan pembelajaran Negeri Yogyakarta.
dalam kelompok dapat memberi kesempatan
Oemar, Hamalik. (2001). Proses Belajar
lebih besar kepada siswa untuk menuangkan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
pendapatnya sehingga ikut berperan aktif
Paramita Ika Sari. (2012). Penerapan Model
dalam proses pembelajaran, (c) guru dapat Problem Based Learning untuk
menerapkan metode PBL agar dapat tercipta Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
suasana belajar yang menyenangkan, tidak Geografi Siswa di MAN 1 Yogyakarta.
membuat siswa tegang, dan cepat jenuh Skripsi. Tidak dipublikasikan Universitas
dalam mengikuti suatu pelajaran. Negeri Yogyakarta..
152 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 3, Tahun 2015
Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan
Problem Based Learning itu perlu. Bogor:
Ghalia Indonesia.