Anda di halaman 1dari 62

Penyakit Gigi dan Gingiva

drg. Septriyani Kaswindiarti, MDSc, Sp.KGA


Penyakit Gigi dan Mulut tergolong 10 jenis Rerata penduduk Indonesia yang mengalami
penyakit yang biasa dirasakan oleh masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu
masyarakat di Indonesia (Depkes 2013). 57,6%, hanya sejumlah 10,2% diantaranya
yang telah mendapatkan pelayanan dari
tenaga medis (Riskesdas 2018).
Mixed dentition 6 – 12 y.o
Deciduos teeth
PENYAKIT (DAN KELAINAN) RONGGA MULUT
Karies, atrisi, abrasi,
Gigi erosi, impaksi, dsb

Jar. Keras
Odontoma, dsb
Tulang
Penyakit
Rongga Mulut Pulpitis reversibel,
Pulpa pulpitis irreversibel,
nekrosis pulpa, dsb
Jar. Lunak
Gingivitis, reccurent
Mukosa apthous stomatitis (RAS),
leukoplakia, dsb
Pemeriksaan Subjektif

Chief Complaint

Present Illness

Past Dental History

Past Medical History

Family and Social History


Pemeriksaan Objektif

Pemeriksaan Pemeriksaan
Ekstra Oral Intra Oral
Pemeriksaan Intra Oral

Pinset

Kaca Mulut

Sonde

Ekscavator
Pemeriksaan Penunjang
• Radiograf merupakan suatu alat bantu diagnostik yang berguna dalam
pemeriksaan orofasial pada anak
• Berdasarkan history, tanda dan gejala  untuk memproleh informasi lebih jauh
 penegakan diagnosis

Rontgen Periapikal Rontgen OPG/Panoramic


ATRISI

• Hilangnya jaringan gigi akibat


gesekan fisik antara permukaan
gigi terhadap gigi antagonisnya.
• Terjadi pada permukaan incisal-
oklusal
Etiologi

• Fisiologis  tooth wear


• Patologis  bruxism

Akibat

• Mengganggu estetik
• Hipersensitivitas
• Berkuranganya dimensi vertikal oklusal

Perawatan

• Restorasi
• Desensititasi
ABRASI

• Keausan fisik yang disebabkan


oleh objek selain gigi
• Sering terjadi di bagian
servikal dan labilal/bukal
Etiologi Akibat
• Minggigit jarum • Mengganggu estetik
• Gesekan dengan pipa tembakau • Hipersensitivitas
• Penyikatan gigi terlalu kuat dengan pasta • Iritasi-kematian pulpa
abrasif

Perawatan
• Restorasi / perawatan saluran akar
• Mengubah/menghilangkan kebiasaan yang
menjadi penyebab
EROSI
• Erosi

• Keausan permukaan gigi akibat


proses kimiawi zat bersifat asam
(tanpa melinatkan bakteri)
• Sering terjadi di bagian oklusal
dan labilal/bukal
• Asam hidroklorid dari lambung
• Asam dalam diet
Etiologi

• Mengganggu estetik
• Hipersensitivitas
Akibat • Berkuranganya dimensi vertikal oklusal

• Restorasi mahkota jaket


• Desensititasi
Perawatan
IMPAKSI(IMPACTED) - TERPENDAM (EMBEDDED)

Impaksi  Gigi yang jalan erupsi


normalnya terhalang oleh gigi di dekatnya
atau jaringan patologis

Terpendam  Gigi yang tidak


memiliki kekuatan untuk erupsi atau
gigi yang terletak di bawah mukosa
Infeksi karena erupsi yang abnormal  Perikoronitis
Akibat
Impaksi Berkembangnya folikel menjdai keadaan patologis  Kista odontogenik dan
neoplasma
Infeksi selulitis

Penyimpangan lengkung gigi  crowded

Trismus

Karies pada gigi tetangga

Nyeri telinga, kepala


Impaksi gigi molar ketiga, perikoronitis, dan impaksi mesiodens
Penatalaksanaan
• Medikasi u/ mengurangi
simptom
Impaksi
• Exposure
• Odontektomi

• Medikasi analgesik-
antiinflamasi dan
Perikoronitis antibiotik, irigasi CHX
• Kumur air garam hangat
• Operkulektomi
Eksposure Caninus Odontektomi
KARIES
• Suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, sementun yang disebabkan
oleh aktivitas bakteri dalam memfermentasi karbohidrat.
• Penyakit multifaktorial : host, bakteri, subtrat, waktu
• Karies servikal sering terjadi pada pasien penderita DM, radioterapi, dan kondisi
lain yang menyebabkan menurunnya sekresi saliva
Etiologi Karies
Tanda dan Gejala Karies

Bercak putih (lesi awal)

Warna coklat-kehitaman

Kavitas, tersangkut saat eksplorasi dengan sonde

Ngilu saat minum dingin atau makan manis

Makanan mudah tertinggal/tersangkut


Penatalaksanaan
White spot  pemberian agen remineralisasi (topikal aplikasi fluor:
NaF/sodium fluoride, APF/acidulated phosphat fluoride, SDF/silver
diamine fluoride, CPP-ACP/ Casein phospopeptide amorphous calcium
phosphatase, Tri-calcium phospate)
Karies email dan dentin  restorasi/ tumpatan/ penambalan

(Sumber: IG @griya.rr)
PULPITIS
Inflamasi pada pulpa dimana jaringan
dapat menjadi normal bila stimulus
Reversibel
dihilangkan

Terjadi kerusakan pada jaringan


pulpa dan tidak dapat mengalami
penyembuhan Pulpitis

Kronik
Irreversibel
Hiperplastik
Etiologi

Mechanical Thermal Injury


Damage • Metallic restorations Chemical irritation
• Cavity
Bacterial effects
• Traumatics accidents • Erosion
preparation/polishing, • Toxins or directly after
• Iatrogenic damage • Inappropriate use of extension from caries
• Exothermic chemical
• Attrision and abrasion acidic dental materials.
• Reactions of dental
• barometric changes. materials.
External stimuli Vasodilatation Increased blood inflow

Inflammatory mediators
(histamine, bradykinin,
Vaskular leakage with
Degranulation of mast cells neurokinins, neuropeptides,
edema
prostaglandins) are
released

Pulpal injury or death of the


Decreased nutrient flow Cellular damage
pulp
Tanda dan Gejala Pulpitis
Pulpitis Reversibel

Pulpitis Kronik Hiperplastik


Pulpitis Irreversibel
Nyeri ringan- Nyeri tajam Merupakan pulp.
moderat (pulpalgia) Nyeri berat pada Irreversibel dengan
Durasi pendek stimulus termal, dan pulpa polip
Sensitif terhadap tidak langsung Terjadi pada anak
stimulus dingin, hilang dan dewasa muda
makanan manis dan Nyeri spontan Terkadang
asam asimptomatik
Nyeri timbul apabila Nyeri tekan saat
ada stimulus mastikasi
Mudah berdarah
Penatalaksanaan
• Pulpitis Reversibel :Kaping pulpa (pulp cap), pulpotomi (desidui)
• Pulpitis Irreversibel : Perawatan saluran akar (root canal treatment)
NEKROSIS PULPA

• Vitalitas (-)
• Perubahan warna
abu-kehitaman
Tanda • Tidak merespon
stimulus dingin
dan • Kadang disertai
gejala abses di periapikal
• Terkadang merespon
nyeri stimulus panas
(akibat gas gangren)
Karies servikal menyebabkan Perubahan warna pada gigi Kavitas dalam berwarna coklat-
karies email, dentin, hingga non-vital kehitaman
nekrosis pulpa
Penatalaksanaan

• Perawatan Saluran Akar


• Ekstraksi / pencabuatan
 gigi tiruan
GINGIVITIS DAN PERIODONTITIS
GINGIVITIS
• Inflamasi pada jaringan lunak yang mengelilingi gigi (tidak mencapai
alveolar ridge, ligamen periodontal, atau sementum)
• Etiologi utama:

Kebersihan Akumulasi
mulut yang plak gigi
Gingivitis
kurang dan
baik kalkulus

• Beberapa faktor lain mempengaruhi kerentanan gingiva terhadap


flora rongga mulut
Kemerahan pada gingiva

Bentuk membulat
Tanda dan
gejala
Tekstur unstippling

Kadang disertai perdarahan


PERIODONTITIS
• Inflamasi pada jaringan gingiva yang berkaitan dengan hilangnya
attachment ligamen periodontal dan tulang pendukung.
• Etiologi:

Kebersihan Akumulasi
Periodontitis
mulut yang plak gigi dan Gingivitis
kronis
kurang baik kalkulus

• Beberapa faktor lain mempengaruhi terjadinya peridontitis


Acute apikal periodontitis
(akibat trauma, pulpitis, dapat vital maupun non-vital)
Tanda dan Gejala

• Terkadang disertai kegoyahan gigi, perdarahan spontan


Penatalaksanaan
• Eleminasi faktor resiko
• Plaque control  Meningkatkan oral hygiene/kebersihan mulut, oral profilaksis
• Gingivitis dan periodontitis dengan kalkulus  Scaling dan root planing
Sebelum Scaling Setelah Scaling
Apabila terdapat enlargement
Pada poket periodontal 
 gingivektomi dan Defek tulang  bone graft
kuretase, bedah flap
gingivoplasti  rekontur gingiva

Pemberian ab oral (tetracycline


dan metronidazole)  Pemberian ab lokal  NSAIDs  memperlambat bone
berdasarkan analisis metronidazole loss
mikrobiologi

Mobilitas gigi  splinting


LEUKOPLAKIA

Lesi putih pada


Diperlukan
mukosa rongga Tidak ada keluhan
biopsi/kultur 
mulut, biasanya nyeri namun Dapat menjadi
pemeriksaan
berupa bercak sensitif terhadap tanda suatu kondisi
histopatologis u/
putih-keabuan, suhu panas, pedas, serius
menegakkan
tebal, kasar saat dan sentuhan
diagnosis
palpasi
Candidal Leukoplakia

• Tidak hilang saat scrapping 


chronic hyperplastic candidiasis
• Infeksi dari C. Albicans
Oral Hairy Leukoplakia

The most common EBV- Histopatologi


Lesi berupa plak putih, tidak
related lesion in patient with hyperkeratosis dan
hilang saat dikerok
AIDS epitkelial hyperplasia

Pemeriksaan penunjang : PCR,


Predileksi : tepi lateral lidah  Dapat terjadi pada mukosa
immunohistochemistry,
meluas ke dorsal dan lateral bukal, palatum molle, faring,
Southern blotting, electron
lidah esofagus (jarang)
microscopy

Topikal retinoid/
Perawatan simptomatik 
podophyllum, Surgical
antiviral acyclovir, valacyclovir,
excision/ cryotherapy
famciclovir  temporer
temporary remision
Discovery of OHL in “normal” The presence of OHL in HIV-
patients mandates a thorough infected patients is a signal of
physical evaluation to rule out severe immune suppression and
immunocompromised status. more advanced disease.
EDUKASI PASIEN
• Menjaga oral hygiene
• Sikat gigi minimal 2x sehari (pagi setelah makan dan malam sebelum tidur)
• Menggunakan pasta gigi berfluoride
• Cara menyikat gigi dan gusi yang benar  rolling
• Pembersihan dengan dental floss untuk permukaan proximal gigi
• Penggunaan obat kumur bila diperlukan
• Periksa rutin ke dokter gigi
minimal setiap 6 bulan sekali
• Melakukan tindakan
pencegahan karies atas
anjuran dokter gigi
• Memeriksakan lesi di rongga
mulut yang tidak hilang
dalam waktu lama (> 2
minggu)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai