Anda di halaman 1dari 68

EFEKTIVITAS PUPUK KANDANG KAMBING DAN PLANT

GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR)


TERHADAP PH DAN NITROGEN TOTAL DENGAN
TANAMAN UJI PETSAI (Brassica pekinensis)

Oleh

PITA KAMARIAH
NIM. 1403015090

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
EFEKTIVITAS PUPUK KANDANG KAMBING DAN PLANT
GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR)
TERHADAP PH DAN NITROGEN TOTAL DENGAN
TANAMAN UJI PETSAI (Brassica pekinensis)

Oleh

PITA KAMARIAH

NIM. 1403015090

Skripsi merupakan sebagian persyaratan untuk meraih


gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Efektivitas Pupuk Kandang Kambing dan Plant
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Terhadap
pH dan Nitrogen Total dengan Tanaman Uji Petsai (
Brassica pekinensis)

Nama Mahasiswa : Pita Kamariah

NIM : 1403015090

Jurusan : Ilmu Tanah

Program Studi : Agroekoteknologi

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. H. Mulyadi, M.Sc Ir. Patmawati, M.Sc


NIP. 19590914 198503 1 003 NIP. 19561228 198411 2 002
Tanggal: Tanggal:
Tanggal:

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian


Universitas Mulawarman

Prof. Dr. Ir. Rusdiansyah, M.Si.


NIP. 19610917 198703 1 005

Lulus Ujian Tanggal :


Penyerahan Skripsi Tanggal :
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Pita Kamariah

NIM : 1403015090

Program Studi/ Jurusan : Agroekoteknologi

Judul Skripsi : Efektivitas Pupuk Kandang Kambing dan Plant


Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Terhadap
pH dan Nitrogen Total dengan Tanaman Uji Petsai (
Brassica pekinensis)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini berdasarkan hasil


penelitian pemikiran dan pemaparan asli dari peneliti sendiri. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di


kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di Fakultas
Pertanian Universitas Mulawarman.

Samarinda, Juli 2020


Yang membuat pernyataan

Materai

6000

Pita Kamariah
NIM.1403015090
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Pita Kamariah

NIM : 1403015090

Program Studi/ Jurusan : Agroekoteknologi

Judul Skripsi : Efektivitas Pupuk Kandang Kambing dan Plant


Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
Terhadap pH dan Nitrogen Total dengan Tanaman
Uji Petsai ( Brassica pekinensis)

Menyatakan bahwa saya menyetujui untuk memberikan hak menyimpan,


mengalihmediakan/mengalihinformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (data base), mempublikasikan untuk kepentingan akademis kepada Fakultas
Pertanian Universitas Mulawarman, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti/pencipta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga
dapat digunakan sebagai mana mestinya.

Samarinda, Juli 2020


Yang membuat pernyataan

Pita Kamariah
NIM.1403015090
ABSTRAK

PITA KAMARIAH. Efektivitas Pupuk Kandang Kambing dan Plant Growth


Promoting Rhizobacteria (PGPR) Terhadap pH dan Nitrogen Total dengan
Tanaman Uji Petsai ( Brassica pekinensis). Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman, 2020. (Dibawah bimbingan Mulyadi dan Patmawati).

Kata Kunci:
ABSTRACT

PITA KAMARIAH.. Mulawarman University Faculty of Agriculture, 2019.


(Supervised by Mulyadi and Patmawati).
RIWAYAT HIDUP

PITA KAMARIAH, lahir di Longkali, Kabupaten Paser,

Kalimantan Timur pada tanggal 12 Oktober 1995.

Penulis merupakan anak kelima dari sembilan

bersaudara dari pasangan Bapak Kamal dan Ibu Salinah.

Pendidikan formal dimulai pada tahun 2002 di Sekolah

Dasar Negeri 001 Longkali dan tamat pada tahun 2008.

Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Longkali dan tamat tahun 2011. Kemudian

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Longkali dan tamat

tahun 2014. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2014 pada Fakultas Pertanian,

Universitas Mulawarman, Program Studi Agroekoteknologi, yang pada semester

ke-5 menentukan pilihan pada minat studi Ilmu Tanah.

Penulis melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sebagai perwujudan

Tri Darma Perguruan Tinggi dengan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Program KKN yang diikuti adalah KKN Reguler di Kelurahan Tanjung Tengah,

Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara pada bulan Juli hingga

Agustus 2017. Pada Januari hingga Februari 2018 melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di UPT. Dinas Pertanian dan Perternakan Anggana yang

terletak di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.


SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA KEDUA ORANG TUAKU YANG

KUCINTAI,

Ayahanda Kamal dan Ibunda Salinah

TERIMA KASIH ATAS SEGALA YANG TELAH DIBERIKAN SELAMA INI


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu wa taala atas segala nikmat-
Nya, berkat rahmat dan Karunia-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda atas segala dukungan, perhatian dan doa
yang diberikan. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Rusdiansyah, M.Si, selaku dekan dan seluruh jajaran Fakultas
Pertanian, Universitas Mulawarman, yang telah memberikan fasilitas dan
pelayanan kepada penulis selama studi di Fakultas Pertanian Mulawarman.
2. Staf pengajar Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan khususnya di bidang pertanian kepada penulis.
3. Dr. Ir. H. Mulyadi, M.Sc selaku Dosen pembimbing I dan Ir. Patmawati,
M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah bersabar membimbing
penulis, banyak memberikan masukkan yang membangun dan mendukung
dalam menyelesaikan pelaksanaan penelitian hingga menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
4. Nurul Puspita Palupi, SP.,M.Si dan Rabiatul Jannah, SP., MP selaku dosen
penguji I dan II, yang telah memberikan kritik dan sarannya untuk
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Sofian,SP.,M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang banyak
memberikan saran dan perhatiannya selama membimbing penulis semasa
perkuliahan.
6. Dr. Ir. H. A. Syamad Ramayana, M.P., selaku Ketua Jurusan
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, dan seluruh
stafnya, yang telah membantu penulis selama melaksanakan kuliah.
7. Saudara dan saudariku tersayang, Kak Mat Sahril, Kak Nur Halimah, Kak
Ali, Kak Mila, Adek Diana Don, Adek Linda, Adek Salman, dan Adek
Zahir yang telah memberikan dukungan dan semangat yang sangat berarti.
8. Sahabatku yang juga saudariku tersayang KII(Kumpulan Insan Inspiratif)
Ayi Uswatun Hasanah, Lhutfi Laili Syafitri, Muthmainnah, Mimi Rosmini,
Hermida, Puput Retno Wijayanti, Nurul Aini dan Ariani yang telah
memberikan perhatian, semangat dan nasehat yang bermanfaat serta canda
dan tawa yang selalu terkenang.
9. Saudari-saudariku Ma’had Ibnul Mubarok Samarinda yang tercinta.
10. Saudari-saudari Asrama Putri Paser yang telah memberikan dukungan yang
sangat berarti.
11. Teman-teman Agroekoteknologi Angkatan 2014 yang telah banyak
memberikan dukungan serta bantuan yang sangat berarti bagi penulis.
Jazaakumullaahu khoiron wa Baarokallahufiikum, semoga Allah membalas
kalian dengan kebaikan dan semoga Allah senantiasa memberkahi kalian.
Demikian ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga skripsi ini
bermanfaat dan berguna bagi semua pihak. Penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata dan penulisan dalam penyusunan skripsi ini.
Samarinda, Juli 2020

Pita Kamariah

xi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR. ............................................................................. x
DAFTAR ISI. ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN. ............................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah. .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
A. Tinjauan Umum Pupuk Kandang Kambing. ............................... 5
B. Tinjauan Umum Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). 6
C. Sifat Kimia Tanah........................................................................ 8
D. Tinjauan Umum Tanaman Petsai. ............................................... 10
III. KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................. 12
A. Kerangka Pemikiran ................................................................... 12
B. Hipotesis ..................................................................................... 13
IV. METODE PENELITIAN................................................................... 14
A. Waktu dan Tempat. ..................................................................... 14
B. Bahan dan Alat. ........................................................................... 14
C. Rancangan Percobaan.................................................................. 14
D. Prosedur Penelitian...................................................................... 15
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 20
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 20
B. Pembahasan ................................................................................. 29
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 37
A. Kesimpulan.................................................................................. 37
B. Saran ............................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 38
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
1. Hasil Analisis Tanah Sebelum Perlakuan ........................................ 20
2. Hasil Analisis pH Tanah Setelah Perlakuan .................................... 20
3. Hasil Analisis Nitrogen Total Tanah Setelah Perlakuan ................. 21
4. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 10 HST ................................... 22
5. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 20 HST ................................... 23
6. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 30 HST ................................... 24
7. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman 10 HST ........................ 25
8. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman 20 HST ........................ 26
9. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman 30 HST ........................ 27
10. ............................................................................................... P
engaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR terhadap
Rata-Rata Berat Basah Tanaman ...................................................... 28
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
1. Bagan alir kerangka pemikiran penelitian Efektivitas Pupuk
Kandang Kambing dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR) terhadap pH dan Nitrogen Total dengan Tanaman Uji
Petsai (Brassica pekinensis) .............................................................. 13
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. Tabel Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Staf Pusat Penelitian
Tanah, 1983) ....................................................................................... 40
2. Tata Letak Polybag ............................................................................. 41
3. Dosis Pupuk yang Dianjurkan ............................................................. 42
4. Data Hasil Analisis Tanah Sebelum Perlakuan ................................... 43
5. Data Hasil Analisis Tanah Setelah Perlakuan ..................................... 44
6. Tabel Sidik Ragam .............................................................................. 45
7. Dokmentasi Penelitian ........................................................................ 48

xv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat berarti bagi kehidupan

manusia, karena selain sebagai sumber kehidupan manusia dan hewan, tanah juga

merupakan media tumbuh tanaman. Tanah sebagai media tumbuh tanaman

memerlukan asupan nutrisi untuk kelangsungan hidup tanaman, sehingga sangat

diperlukan adanya kesuburan tanah. Menurut Munawar (2011), tanah yang subur

mempunyai kemampuan memasok unsur hara dalam jumlah yang cukup dan

berimbang kepada tanaman, sehingga tanaman tumbuh dan berkembang dengan

sehat dan berproduksi sesuai dengan potensinya.

Kesuburan tanah di dalam pertanian modern merupakan bagian dari sebuah

sistem yang dinamis yang dapat berubah, menurun atau meningkat, yang terjadi

secara alami ataupun akibat perbuatan manusia. Penurunan kesuburan tanah dapat

berupa berkurangnya konsentrasi hara yang tersedia, kandungan bahan organik,

kapasitas tukar kation, dan perubahan pH, atau yang disebut dengan penurunan

kesuburan kimiawi (Munawar, 2011).

Penurunan kesuburan tanah dapat terjadi secara alami dan aktivitas manusia.

Penurunan secara alami dikarenakan faktor alam seperti erosi oleh air yang

menghilangkan lapisan tanah bagian atas tanah yang subur dan meninggalkan

lapisan permukaan tanah baru yang kurang atau tidak subur. Penurunan

kesuburan tanah akibat aktivitas manusia seperti eksploitasi hara tanah melalui

pemanenan seluruh bagian tanaman tanpa pasokan hara yang memadai dan

pengolahan tanah yang berlebihan yang menyebabkan kehilangan bahan organik


2

tanah dipercepat, sehingga tanah tidak mampu mengikat hara. Oleh karena itu,

perlu adanya peningkatan kesuburan tanah salah satunya yaitu pemupukan.

Banyak jenis pupuk yang bisa meningkatkan kesuburan tanah diantaranya

adalah pemberian pupuk kandang dan pupuk hayati. Pupuk kandang mempunyai

kemampuan mengubah berbagai faktor dalam tanah, sehingga menjadi faktor-

faktor yang menjamin kesuburan tanah. Pupuk kandang dapat menambah

tersedianya unsur hara bagi tanaman yang dapat diserapnya dari dalam tanah.

Selain itu juga pupuk kandang dapat mempertinggi kadar humus, memperbaiki

struktur tanah, dan meningkatkan kegiatan jasad renik (Sutedjo, 2010).

Satu diantara jenis pupuk kandang adalah pupuk kandang kambing. Pupuk

kambing terdiri dari 67% bahan padat (faeces) dan 33% bahan cair (urine).

Sebagai pupuk kandang kambing komposisi unsur haranya 0,95% N, 0,35% P 2O5,

dan 1,00% K2O (Sutedjo, 2010). Pupuk kandang kambing ramah terhadap

lingkungan. Ketersediannya yang melimpah dapat mengurangi biaya produksi

dan meningkatkan hasil produksi melalui perbaikan struktur tanah. Penggunaan

pupuk kandang kambing secara berkelanjutan memberikan dampak positif

terhadap kesuburan tanah (Dinariani et al., 2014).

Pupuk hayati merupakan pupuk berupa mikroba yang diberikan ke dalam

tanah yang berfungsi meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam

tanah atau udara (Wahyuningratri et al., 2017). Pupuk hayati adalah produk

biologi aktif terdiri dari mikroba yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan,

kesuburan dan kesehatan tanah. Aplikasi pupuk hayati menjadi pelengkap yang

sangat baik, karena selain meningkatkan kesuburan tanah juga memacu

pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati berperan mempermudah penyediaan hara,


3

dekomposisi bahan organik dan menyediakan lingkungan rizosfer lebih baik yang

pada akhirnya mendukung pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman

(Naikofi, 2017).

Satu diantara jenis pupuk hayati adalah bakteri penyedia hara yang hidup

pada rhizosfer akar. Bakteri ini disebut sebagai rhizobakteria pemacu tumbuh

tanaman (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) atau dikenal dengan PGPR.

Rhizobakteria merupakan bakteri yang aktif mengkolonisasi akar tanaman yang

berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen dan

kesuburan tanah (Naikofi, 2017).

Petsai merupakan jenis tanaman hortikultura yang banyak ditanam bersifat

sebagai tanaman semusim. Penelitian mengenai penggunaan pupuk kandang dan

PGPR terhadap sifat kimia tanah di Indonesia masih jarang dilakukan. Sehingga

melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui efektivitas pupuk kandang dan

PGPR terhadap sifat kimia tanah dengan tanaman uji petsai.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah pemberian pupuk kandang kambing dan PGPR serta kombinasi

memberikan pengaruh terhadap pH dan nitrogen total dan pertumbuhan

serta hasil tanaman petsai?

2. Berapakah kombinasi pupuk kandang kambing dan PGPR yang terbaik

untuk meningkatkan pH, nitrogen total dan pertumbuhan serta hasil

tanaman petsai?
4

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pupuk kandang kambing dan

PGPR terhadap pH, nitrogen total dan pertumbuhan serta hasil tanaman

petsai.

2. Mengetahui kombinasi pupuk kandang kambing dan PGPR yang terbaik

untuk meningkatkan pH, nitrogen total dan pertumbuhan serta hasil tanaman

petsai.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kombinasi pupuk kandang

kambing dan PGPR yang terbaik untuk meningkatkan pH, nitrogen total dan

pertumbuhan serta hasil tanaman petsai. Selain itu juga diharapkan dapat

menambah informasi bagi masyarakat terutama bagi mereka yang menggemari

bercocok tanam (hortikultura).


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pupuk Kandang Kambing

Pupuk kambing terdiri dari 67% bahan padat (faeces) dan 33% bahan cair

(urine). Sebagai pupuk kandang komposisi unsur haranya 0,95% N, 0,35% P2O5,

dan 1,00% K2O. Kadar N pupuk kambing cukup tinggi, kadar airnya lebih rendah

dari kadar air pupuk sapi. Keadaan demikian menyebabkan jasad renik lebih giat

melakukan perubahan-perubahan aktif, sehingga dekomposisi berlangsung dengan

cepat (Sutedjo, 2010).

Tekstur dari pupuk kandang kambing adalah khas, karena berbentuk

butiran-butiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh

terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N

pupuk kandang kambing umumnya masih diatas 30. Pupuk kandang yang baik

harus mempunyai rasio C/N <20, sehingga pupuk kandang kambing akan lebih

baik penggunaannya bila dikomposkan terlebih dahulu. Jika diinginkan secara

langsung, pupuk kandang ini akan memberikan manfaat yang lebih baik pada

musim kedua pertanaman (Hartatik dan Widowati, 2005).

Pupuk kandang kambing mempunyai sifat memperbaiki aerasi tanah,

menambah kemampuan tanah menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas

menahan air, meningkatkan daya sangga tanah, sumber energi bagi

mikroorganisme tanah dan sebagai sumber unsur hara. Pupuk kandang kambing

mengandung unsur N yang dapat meningkatkan pertumbuhan organ-organ yang

berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun. Kalium berperan sebagai aktivator

berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi serta
6

enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Unsur P yang tinggi yang

dapat membentuk adenosin triphosphate (ATP) yang secara langsung berperan

dalam proses penyimpanan dan transfer energi yang terkait dalam proses

metabolisme tanaman serta berperan dalam peningkatan komponen hasil (Dewi,

2016).

B. Tinjauan Umum Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)

PGPR adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman,

hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman pada lapisan tanah tipis

antara 1 hingga 2 mm di sekitar zona perakaran. Menurut Nasib (2016),

menyatakan bahwa rhizobakteria kelompok Bacillus spp, Pseudomonas

fluorescens dan Serratia spp, memiliki kemampuan memproduksi hormon

tumbuh seperti asam indol asetat (IAA) yang dapat memacu pertumbuhan

tanaman.

PGPR merupakan bakteri yang aktif mengkolonisasi akar tanaman yang

berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen dan

kesuburan tanah. Prinsip pemberian PGPR adalah meningkatkan jumlah bakteri

yang aktif di sekitar perakaran tanaman sehingga memberikan keuntungan bagi

tanaman. Keuntungan penggunaan PGPR adalah meningkatkan kadar mineral

dan fiksasi nitrogen, meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman

lingkungan, sebagai biofertiliser, agen biologi kontrol, melindungi tanaman dan

patogen tumbuhan serta peningkatan produksi indol-3-acetic-acid (IAA) (Naikofi,

2017).

Berbagai manfaat positif dari bakteri dalam rizosfer telah menjadikannya

sumber potensial bagi ketersediaan nutrisi dalam tanah serta mendorong


7

pertumbuhan tanaman, sehingga menjadi lebih baik. Strain bakteri tersebut

dikelompokkan dalam Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) atau

Rhizobakteria Pemicu Pertumbuhan Tanaman (RPPT) yang berpotensi untuk

dikembangkan menjadi produk bioteknologi sebagai pupuk biologi yang dapat

memacu pertumbuhan pada tanaman (Sorensen et al, 2001). Mikroorganisme

rizosfer menghasilkan senyawaan seperti growth hormone dan phytotoxin yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Gandanegara, 2007). PGPR

meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan cara langsung dan tidak langsung,

tetapi mekanisme spesifiknya tidak hanya melibatkan karakter yang baik (Glick,

1995).

Pengaruh PGPR secara langsung dalam meningkatkan pertumbuhan

tanaman terjadi melalui berbagai mekanisme, diantaranya fiksasi nitrogen bebas

yang ditransfer ke dalam tanaman, produksi sidephore yang mengkhelat besi (Fe)

dan membuatnya tersedia bagi akar tanaman, melarutkan mineral seperti fosfor

dan sintesis fitohormon. Peningkatan langsung dari pengambilan mineral melalui

peningkatan dalam spesifik flux ion di permukaan tanaman karena keberadaan

PGPR ini telah juga dilaporkan. Strain PGPR menggunakan satu atau lebih

mekanisme ini dalam rizosfer. Telah diketahui bahwa PGPR mensintesis auksin

dan sitokinin atau terlibat dalam sintesis etilen tanaman (Sorensen et al., 2001).

Pengaruh PGPR secara tidak langsung dalam meningkatkan pertumbuhan

tanaman terjadi melalui penekanan fitopatogen yang dilakukan melalui

mekanisme yang berbeda. Ini termasuk kemampuan dalam memproduksi

siderofor yang mengkhelat Fe, menjadikannya tidak tersedia bagi patogen,

kemampuan dalam mensintesis metabolit anti fungal seperti antobiotik, dinding


8

sel fungal-lysing enzim atau hidrogen sianida, yang menekan pertumbuhan

patogen jamur, kemampuan untuk bersaing secara sukses dengan patogen untuk

nutrisi atau unsur hara atau tempat khusus dalam perakaran tanaman, dan

kemampuannya dalam menimbulkan resistensi sistemik (Sorensen et al., 2001).

C. Sifat Kimia Tanah

1. Nitrogen (N)

Kandungan nitrogen dalam tanah berkisar 0,03 – 0,3% dari keseluruhan

senyawa pada tanah. Unsur nitrogen di tanah berasal dari bahan organik dan N 2

di atmosfer. Nitrogen merupakan unsur hara makro utama yang dibutuhkan

tanaman dalam jumlah banyak. Unsur nitrogen diperlukan untuk proses

metabolisme sebagai protein fungsional dan merangsang pertumbuhan. Nitrogen

dibutuhan dalam pertumbuhan sebagai komponen pembentuk molekul klorofil,

asam amino, enzim, koenzim, vitamin, dan hormon (Pradipta, 2016).

Di dalam tanah nitrogen diubah menjadi ammonium (NH4+). Bentuk ini

dapat diserap oleh tumbuhan secara optimum. Selain dalam bentuk ammonium,

nitrogen juga dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk nitrat (NO3-). Akan tetapi

penggunaan nitrogen oleh tanaman dalam bentuk ammonium lebih banyak

dibanding dalam bentuk nitrat. Karena nitrat lebih mudah tercuci dan lebih sering

untuk terbentuknya N2O hasil dari proses denitrifikasi (Amir, 2012).

Gejala kekurangan nitrogen pada tanaman adalah batangnya pendek dan

tipis; daun-daunnya kecil, pucat, berwarna hijau kekuningan pada awal

pertumbuhannya, kemudian berkembang menjadi berwarna kuning, oranye dan

merah, atau kadang-kadang ungu yang dimulai dari bagian-bagian daun tua

berkembang ke daun-daun muda, dan warna juga berkembang pada tangkai daun;
9

gugur daun terjadi sebelum saatnya dan dimulai pada daun-daun tua akibat

terjadinya sintesis dan translokasi sitokinin; akar-akar lateral sedikit, dan kuncup-

kuncup lateral pun mati atau dorman (Munawar, 2011).

Persediaan nitrogen yang dapat digunakan dalam jumlah yang besar

mningkatkan produk jaringan berair yang lunak yang merupakan jaringan yang

rentan terhadap luka secara mekanik dan rentan terhadap serangan penyakit.

Pengaruh yang lain dapat menurunkan kualitas tanaman. Akan tetapi,

perkembangan kelunakan pada jaringan mungkin dikehendaki atau tidak

dikehendaki, bergantung kepada macam tanamannya. Bagi sayuran yang

dimanfaatkan daunnya, ketebalan, keempukan, dan kegaringan merupakan

keadaan yang diinginkan. Sayuran lainnya dan beberapa buah-buahan berkurang

kualitas penyimpanan dan pengangkutannya bila ditanam dengan nitrogen tersedia

yang berlebihan. Kelebihan nitrogen dapat meningkat pada biji-bijian, yang

sering menurunkan kualitas, tetapi jumlah nitrogen yang normal biasanya

meningkatkan kepadatan biji-bijian (Foth, 1994).

2. Reaksi Tanah (pH)

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman tanah atau alkalinitas tanah

yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi

ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah,

semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah terdapat pula ion OH-, yang

jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah yang

masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis

kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH-

maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hardjowigeno, 2010).


10

Reaksi tanah (pH) adalah parameter yang mempunyai sifat-sifat

elektrokimia koloid-koloid tanah. Reaksi tanah dapat digolongkan menjadi tiga

kelas yaitu masam, netral dan basa yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion

hidrogen dalam larutan tanah (Foth, 1994).

pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0, karena

pada pH ini semua unsur hara makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur

hara mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya

toksisitas unsur mikro yang tertekan. Pada pH di bawah 6,5 dapat terjadi

defisiensi P, Ca, dan Mg serta toksisitas B, Mn, Cu, Zn dan Fe, sedangkan pada

pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca dan Mg, juga

keracunan B dan Mo (Hanafiah, 2014).

pH tanah adalah satu diantara faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

bakteri dalam pupuk hayati. Bakteri memerlukan suatu pH optimum sekitar 6,0 –

7,0. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri ini berkaitan dengan aktivitas

enzim. Enzim ini dibutuhkan oleh beberapa bakteri untuk mengkatalis reaksi-

reaksi yang berhubungan dengan bakteri. Apabila pH dalam medium atau

lingkungan tidak optimal maka mengganggu kerja enzim-enzim dan akhirnya

mengganggu pertumbuhan bakteri (Rohmah, 2016).

D. Tinjauan Umum Tanaman Petsai

Petsai merupakan satu diantara jenis sawi yang banyak dikenal di Indonesia.

Petsai termasuk ke dalam grup pekinensis dan memiliki bentuk kepala (krop)

kompak memanjang yang mirip dengan selada, daun duduk (sesil) agak berkerut,

kasar, rapuh, dan berambut halus dengan tulang daun utama berwarna cerah

(Zulkarnain, 2013).
11

Sistem perakaran tanaman petsai memiliki akar tunggang dan cabang-

cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah pada

kedalaman antara 30- 50 cm. Akar-akar ini berfungsi untuk menghisap air dan

makanan dari dalam tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman

(Rukmana, 1994).

Petsai dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis),

namun dapat pula berkembang di daerah tropis. Di Indonesia, petsai umumnya

dibudidayakan di dataran tinggi lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (dpl)

dengan kondisi iklim sejuk dan lembab, serta kisaran suhu udara antara 15-250C.

Pada suhu dibawah 150C, tanaman petsai akan cepat berbunga. Sebaliknya pada

kondisi suhu diatas 250C, tanaman petsai akan sulit membentuk krop atau krop

yang terbentuk ukurannya kecil-kecil. Petsai dapat ditanam pada berbagai jenis

tanah, namun paling baik pada Andisol. Syarat tanah yang ideal untuk tanaman

petsai adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), pH

tanah antara 6-7 (Rukmana, 1994).

Petsai sudah siap dipanen apabila umurnya cukup tua, ukuran krop atau

pembentukan daunnya telah maksimal yaitu krop berukuran besar, padat dan

kompak, umur sekitar 41-65 hari sejak benih (biji) disebar atau tergantung

varietasnya. Cara panen petsai adalah dengan memotong bagian batangnya di atas

tanah dengan menggunakan pisau (Rukmana, 1994).


III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

a. Kerangka Pemikiran

Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat berarti bagi kehidupan

manusia karena selain sebagai sumber kehidupan manusia dan hewan, tanah juga

merupakan media tumbuh tanaman. Tanah sebagai media tumbuh tanaman

memerlukan asupan nutrisi untuk kelangsungan hidup tanaman, sehingga sangat

diperlukan adanya kesuburan tanah.

Upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah diantaranya

adalah dengan pemupukan. Satu diantara pupuk yang bisa dimanfaatkan adalah

dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk hayati. Pupuk kandang dan

pupuk hayati bersifat organik sehingga lebih aman secara langsung bagi

lingkungan dan bagi manusia secara tidak langsung walaupun digunakan dalam

jangka waktu yang panjang. Pupuk kandang mengandung unsur hara yang

dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Selain itu pada pupuk

hayati terdapat mikroba yang dapat meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman

dari dalam tanah atau udara.

Penggunaan pupuk kandang dan pupuk hayati perlu adanya takaran yang

sesuai agar nutrisi yang dibutuhkan tanaman tidak kekurangan ataupun kelebihan.

Jika unsur hara yang tersedia dalam tanah kekurangan ataupun berlebihan,

tanaman akan menunjukkan pertumbuhan yang tidak normal. Gejala yang akan

tampak seperti batang kerdil; daun kecil-kecil dan menguning; dan juga tanaman

lebih mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, penentuan takaran pupuk sangat

diperlukan agar pertumbuhan dan hasil tanaman menjadi lebih baik.


13

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai

efektivitas pupuk kandang kambing dan pupuk hayati (PGPR) terhadap pH dan

nitrogen total dengan tanaman uji petsai (Brassica pekinensis). Secara singkat

bagan alir kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.

b. Hipotesis

Pemberian dosis pupuk kandang sebesar 25 g polybag-1 (10 ton ha-1) dan

konsentrasi PGPR 200 mL/Liter dapat meningkatkan pH, nitrogen total dan

pertumbuhan serta hasil tanaman petsai.

Tanah sebagai media tanam

Pemupukan organik dan hayati

1. Pupuk kandang kambing

2. PGPR

Perbaikan sifat kimia tanah (pH dan nitrogen


Nitrogen)

Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman


petsai

Gambar 1. Bagan alir kerangka pemikiran penelitian Efektivitas Pupuk Kandang


Kambing dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
Terhadap pH dan Nitrogen Total dengan Tanaman Uji Petsai
(Brassica pekinensis).
IV. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan bulan Januari – Juli 2019. Penelitian ini dilakukan

di Laboratorium Ilmu Tanah dan Para-para Fakultas Pertanian, Universitas

Mulawarman, Samarinda.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih petsai, pupuk kandang kambing,

larutan PGPR, polybag, tanah, dan label perlakuan.

Alat yang digunakan adalah alat laboratorium, toples besar, cangkul, parang,

alat tulis dan alat dokumentasi.

C. Rancangan Percobaan

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor I yaitu dosis pupuk kandang

kambing: 0 ton ha-1 (P1), 5 ton ha-1 (P2), 10 ton ha-1 (P3). Faktor II yaitu

konsentrasi PGPR: 0 mL, 100 mL, 200 mL. Berikut adalah perlakuan yang

digunakan.

2. Perlakuan faktor I:

P0 = Kontrol

P1 = 5 ton ha-1 ( 12,5 g pupuk kandang kambing / polybag )

P2 = 10 ton ha- ( 25 g pupuk kandang kambing / polybag )

3. Perlakuan faktor II:

R0 = Kontrol

R1 = 100 mL PGPR + 900 mL air


15

R2 = 200 mL PGPR + 800 mL air

Adapun kombinasi yang digunakan adalah sebagai berikut.

P0R0 = 0 g pupuk kandang kambing + 0 mL PGPR

P0R1 = 0 g pupuk kandang kambing + 100 mL PGPR

P0R2 = 0 g pupuk kandang kambing + 200 mL PGPR

P1R0 = 12,5 g pupuk kandang kambing + 0 mL PGPR

P1R1 = 12,5 g pupuk kandang kambing + 100 mL PGPR

P1R2 = 12,5 g pupuk kandang kambing + 200 mL PGPR

P2R0 = 25 g pupuk kandang kambing + 0 mL PGPR

P2R1 = 25 g pupuk kandang kambing + 100 mL PGPR

P2R2 = 25 g pupuk kandang kambing + 200 mL PGPR

D. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan PGPR

a) Pembuatan Biang

Pembuatan biang dimulai dengan merendam akar tanaman dan rizosfer yang

berasal dari akar bambu. Setiap 100 g akar bambu direndam pada 1 liter air yang

telah dimasak, kemudian diamkan selama 4 hari dalam toples besar dengan

ditutup. Larutan akar bambu tersebut akan dijadikan sebagai biang yang akan

dikembangbiakkan setelah penambahan nutrisi.

b) Pembuatan Larutan Nutrisi

Pembuatan larutan nutrisi untuk biang dilakukan dengan merebus masing-

masing bahan larutan nutrisi, kemudian sedikit dihaluskan, mencampurkan dua

larutan nutrisi dengan komposisi larutan nutrisi:


16

a. Bahan nutrisi pertama: gula pasir (40 g), terasi (20 g), dan dedak (100 g) per

1 liter air.

b.Bahan nutrisi kedua: biji kacang hijau (100 g) dan gula merah (10 g) per 1

liter air.

c) Fermentasi

Kedua larutan nutrisi akan dicampur dengan larutan akar dengan

perbandingan 1:1 dan difermentasikan selama 4 hari. PGPR yang berhasil

ditandai dengan adanya gelembung dan aroma khas hasil fermentasi (aroma

alkohol).

1. Pengadaan Benih

Benih didapat dari membeli di toko pertanian setempat. Benih sebelum di

semai direndam semalam terlebih dahulu. Kemudian diambil benih yang

tenggelam didasar air.

2. Penyemaian

Penyemaian dilakukan dua minggu sebelum tanam. Media tumbuh benih

petsai yang disemai dalam tray semai yaitu campuran tanah top soil dengan pupuk

kandang kambing (2 : 1). Penyemaian dilakukan dengan menyiram persemaian

terlebih dahulu dengan air sampai cukup basah (lembab). Kemudian menabur

benih secara merata pada persemaian dan menutup dengan tanah tipis setebal 0,5-

1,0 cm. Permukaan tray semai persemaian ditutup dengan dedaunan selama 1-2

hari. Setelah benih berkecambah, dedaunan tersebut segera dibuka.


17

5. Persiapan Media Tanam

Tanah diambil dan ditimbang untuk setiap polybag 5 kg dan diatur tata

letaknya tiap polybag. Tanah untuk analisis di laboratorium kemudian diambil

segenggam dari setiap polybag dan dikumpulkan menjadi 1 kg.

6. Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR

Pemberian pupuk kandang kambing dilakukan dua minggu sebelum tanam.

Pupuk dicampur dengan tanah diaduk sampai merata dan dilembabkan dengan air.

Larutan PGPR diberikan setiap berselang dua hari sampai hari terakhir inkubasi.

Kemudian diinkubasi selama dua minggu.

7. Penanaman

Bibit yang sudah siap ditanam berumur dua minggu dengan jumlah daun 3-4

helai daun. Kemudian dicabut dari persemaian dan dipindahkan ke dalam

polybag yang telah tersedia media tanam. Bibit yang ditanam dipilih yang

seragam, sehat, dan kuat. Pemindahan bibit dilakukan pada sore hari agar bibit

tidak layu setelah dipindahkan. Setelah penanaman, tanah dalam polybag segera

disiram secukupnya hingga menjadi lembab.

8. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari atau

disesuaikan dengan keadaan cuaca dan kelembaban tanah.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dua minggu sekali dengan cara mencabut gulma yang

tumbuh disekitar tanaman.


18

c. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada bibit yang mati atau kurang baik

pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam dengan

menggunakan bibit cadangan yang telah disedikan.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan larutan pestisida

nabati pada tanaman pada awal penanaman.

9. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman petsai berumur 30 hari setelah

tanam dengan mencabut tanaman perlahan-lahan beserta akarnya, kemudian

dicuci dengan air hingga bersih.

E. Pengambilan Data dan Metode Analisis

1. Pengambilan Data

a. Data Tanah

E. Data tanah awal sebelum perlakuan

Data sifat kimia tanah yang dianalisis adalah sebagai berikut.

a) Kemasaman tanah (pH tanah) ditetapkan dengan metode ekstrasi dengan

perbandingan 1: 2,5 dan diukur dengan alat pH meter elektroda.

b) Unsur nitrogen total ditetapkan berdasarkan metode destilasi Kjeldah dengan

titrasi menggunakan 0,02 N HCl.

c) Unsur P tersedia ditetapkan dengan metode Bray 1 diukur dengan alat ukur

spectrophotometer.

d) Unsur K tersedia ditetapkan dengan metode Morgan diukur dengan alat

flamephotometer.
19

F. Data tanah setelah perlakuan

Data sifat kimia tanah setelah perlakuan yaitu pH dan nitrogen.

b. Data Tanaman

1) Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang sampai ujung

daun terpanjang. Pengamatan dilakukan pada umur 10 HST, 20 HST, dan 30

HST.

2) Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung daun yang

sudah terbuka sempurna. Pengamatan dilakukan pada umur 10 HST, 20 HST, dan

30 HST.

3) Berat Basah

Pengamatan berat basah dilakukan dengan cara menimbang berat setiap

tanaman setelah dipanen.

2. Metode Analisis Data

a. Analisis Data Tanah

Data tanah (pH dan nitrogen total) dianalisis dengan membandingkan antara

tanah hasil analisis tanah laboratorium dengan kriteria penilaian sifat kimia tanah

berdasarkan (PPT Bogor 1983 dalam Hardjowigeno 2010).

b. Analisis Data Tanaman

Data tanaman dianalisis dengan menggunakan metode Rancangan Acak

Kelompok (RAK) faktorial. Untuk menguji masing-masing perlakuan maka

dilakukan uji statistik yaitu uji F (sidik ragam). Apabila hasil sidik ragam berbeda

nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Tanah Sebelum Perlakuan

Berdasarkan hasil analisis tanah sebelum perlakuan (Tabel 1), menunjukkan

bahwa keadaan sifat kimia tanah adalah pH, N total, P tersedia, dan K tersedia

berturut-turut termasuk status agak masam, sedang, dan tinggi.

T ABEL 1. H ASIL ANALISIS T ANAH SEBELUM P ERLAKUAN


Parameter Satuan Nilai Status

Ph - 6,17 AM

N Total % 0,24 S

P tersedia ppm 17,28 S

K tersedia ppm 55 T

Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas


Mulawarman, 2019. Keterangan: AM: Agak Masam, S: Sedang, N: Netral

Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah (Lampiran 1) menunjukkan bahwa

kondisi pH berstatus agak masam dengan nilai 6,17, N total berstatus sedang

dengan nilai 0,24 %, P tersedia berstatus sedang dengan nilai 17,28 ppm, dan K

tersedia berstatus tinggi dengan nilai 55 ppm.

2. Hasil Analisis Tanah Setelah Perlakuan

1. Reaksi Tanah (pH)

Berdasarkan hasil analisis tanah (Tabel 2) menunjukkan bahwa pada reaksi

tanah (pH) termasuk status agak masam hingga netral.


21

T ABEL 2. H ASIL ANALISIS P H T ANAH SETELAH P ERLAKUAN


Konsentrasi PGPR
Rata-rata
Dosis Pupuk R0 R1 R2
(P)
Nilai Status Nilai Status Nilai Status Nilai Status

P0 6,45 AM 6,56 AM 6,58 AM 6,53 AM

P1 6,63 N 6,68 N 6,70 N 6,67 N

P2 6,76 N 6,79 N 6,75 N 6,77 N

Rata-rata 6,61 N 6,68 N 6,68 N

Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas


Mulawarman, 2019. Keterangan: AM: Agak Masam, N: Netral

Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah (Lampiran 1), menunjukkan bahwa

pH dengan kondisi agak masam terdapat pada perlakuan P0R0, P0R1, dan P0R2.

Sedangkan pH dengan kondisi netral terdapat pada perlakuan P1R0, P1R1, P1R2,

P2R0, P2R1, dan P2R2. Nilai pH terendah terdapat pada perlakuan P0R0 yaitu

6,45. Nilai pH tertinggi terdapat pada perlakuan P2R1 yaitu 6,79.

2. Nitrogen Total

Berdasarkan hasil analisis tanah ( Tabel 3), menunjukkan bahwa kandungan

nitrogen total pada seluruh perlakuan termasuk status sedang.


22

T ABEL 3. H ASIL ANALISIS NITROGEN T OTAL T ANAH SETELAH

Konsentrasi PGPR
Dosis Pupuk Rata-rata
R0 R1 R2
(P)
Nilai Status Nilai Status Nilai Status Nilai Status
.........................................%......................................................

P0 0,24 S 0,27 S 0,49 S 0,33 S

P1 0,27 S 0,29 S 0,31 S 0,29 S

P2 0,30 S 0,32 S 0,29 S 0,30 S

Rata-rata 0,27 S 0,29 S 0,36 S

P ERLAKUAN

Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah (Lampiran 1), menunjukkan bahwa

pada semua perlakuan kandungan nitrogen total berstatus sedang. Perlakuan

dengan nilai tertinggi adalah P0R2 yakni 0,49% dan terendah adalah P0R0 yakni

0,24%.

3. Data Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

a. Tinggi Tanaman Umur 10 Hari Setelah Tanam

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, Tabel 1) menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang kambing dan PGPR serta interaksinya memberikan

pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 10 hari setelah

tanam.
23

T ABEL 4. P ENGARUH P EMBERIAN P UPUK KANDANG KAMBING DAN


PGPR TERHADAP RATA -RATA T INGGI T ANAMAN 10 HST
PGPR (R)
Pupuk (P) Rata-rata
R0 R1 R2
……………..(cm)……………..
P0 10,93 11,87 13,47 12,09
P1 11,60 11,50 13,30 12,13
P2 13,13 10,50 10,60 11,41
Rata-rata 11,89 11,29 12,46

Tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P0R2 (0 gram pupuk kandang

kambing dan 200 ml PGPR) yaitu 13,47 cm dan yang terendah terdapat pada

perlakuan P2R1 (25 gram pupuk kandang kambing dan 100 ml PGPR) yaitu 10,50

cm.

b. Tinggi Tanaman Umur 20 Hari Setelah Tanam

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, Tabel 2) menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang kambing dan PGPR serta interaksinya memberikan

pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 20 hari setelah

tanam. Pengamatan rata-rata tinggi tanaman umur 20 hari setelah tanam dapat

dilihat pada tabel 5.


24

T ABEL 5. P ENGARUH P EMBERIAN P UPUK KANDANG KAMBING DAN


PGPR TERHADAP RATA -RATA T INGGI T ANAMAN 20 HST
PGPR (R)
Pupuk (P) Rata-rata
R0 R1 R2
………..…...(cm)…………….
P0 18,07 15,93 16,50 16,83
P1 16,17 14,63 15,87 15,56
P2 17,70 16,50 15,33 16,51
Rata-rata 17,31 15,69 15,90

Tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P0R0 (0 gram pupuk kandang

kambing dan 0 ml PGPR) yaitu 18,07 cm dan yang terendah terdapat dalam

perlakuan P1R1 (12,5 gram pupuk kandang kambing dan 100 ml PGPR) yaitu

14,63 cm.

c. Tinggi Tanaman Umur 30 Hari Setelah Tanam

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, Tabel 3) menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang kambing dan interaksinya memberikan pengaruh

berbeda tidak nyata dan PGPR memberikan pengaruh berbeda sangat nyata

terhadap tinggi tanaman umur 30 hari setelah tanam. Pengamatan rata-rata tinggi

tanaman umur 30 hari setelah tanam dapat dilihat pada tabel 6.


25

T ABEL 6. P ENGARUH P EMBERIAN P UPUK KANDANG KAMBING DAN


PGPR TERHADAP RATA -RATA T INGGI T ANAMAN 30 HST
PGPR (R)
Pupuk (P) Rata-rata
R0 R1 R2
…………..(cm)……………
P0 21,33 16,83 17,83 18,67
P1 19,33 15,33 16,67 17,11
P2 21,33 17,33 16,67 18,44
Rata-rata 20,67b 16,50a 17,06a
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5%, BNT = 3,39

Hasil uji BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan PGPR pada R0 tidak

berbeda nyata dengan R1 dan R2. Pada R1 tidak berbeda nyata dengan R2.

Tanaman tertinggi dari perlakuan PGPR terdapat pada R0 yakni 20,67 cm,

sedangkan tanaman terendah terdapat pada R1 yakni 16,50 cm.

d. Jumlah Daun Umur 10 Hari Setelah Tanam

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, Tabel 4) menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang kambing dan PGPR serta interaksinya memberikan

pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun tanaman umur 10 hari

setelah tanam. Pengamatan rata-rata jumlah daun tanaman umur 10 hari setelah

tanam dapat dilihat pada tabel 7.


26

T ABEL 7. P ENGARUH P EMBERIAN P UPUK KANDANG KAMBING DAN


PGPR TERHADAP RATA -RATA J UMLAH DAUN T ANAMAN 10
HST
PGPR (R)
Pupuk (P) Rata-rata
R0 R1 R2
……….…..(helai)…………..
P0 6,33 6,00 6,00 6,11
P1 6,33 6,00 6,00 6,11
P2 6,33 6,33 7,33 6,66
Rata-rata 6,33 6,11 6,44

Tanaman tertinggi jumlah daunnya terdapat pada perlakuan P2R2 ( 50 gram

pupuk kandang kambing dan 200 ml PGPR) yaitu 7,33 helai dan tanaman

terendah jumlah daunnya terdapat pada perlakuan P0R1, P0R2, P1R1, dan P1R2

yaitu 6,00 helai.

e. Jumlah Daun Umur 20 Hari Setelah Tanam

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, Tabel 5) menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang dan PGPR serta interaksinya memberikan pengaruh

berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun umur 20 hari setelah tanam.

Pengamatan rata-rata jumlah daun umur 20 hari setelah tanam dapat dilihat pada

tabel 8.
27

T ABEL 8. P ENGARUH P EMBERIAN P UPUK KANDANG KAMBING DAN


PGPR TERHADAP RATA -RATA J UMLAH DAUN T ANAMAN 20
HST

PGPR (R)
Pupuk (P) Rata-rata
R0 R1 R2
.…….…..(helai)…………
P0 7,33 5,67 7,33 6,78
P1 6,00 7,67 7,67 7,11
P2 7,67 7,33 9,67 8,22
Rata-rata 7,00 6,89 8,22

Tanaman tertinggi jumlah daunnya terdapat pada perlakuan P2R2 (25 gram

pupuk kandang kambing dan 200 ml PGPR) yaitu 9,67 helai dan tanaman

terendah jumlah daunnya terdapat pada perlakuan P0R1 (0 gram pupuk kandang

kambing dan 100 ml PGPR) yaitu 5,67 helai.

f. Jumlah Daun Umur 30 Hari Setelah Tanam

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, Tabel 6), menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang kambing dan interaksinya memberikan pengaruh

berbeda tidak nyata dan PGPR memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap

jumlah daun umur 30 hari setelah tanam. Pengamatan rata-rata jumlah daun umur

30 hari setelah tanam dapat dilihat pada tabel 9.


28

T ABEL 9. P ENGARUH P EMBERIAN P UPUK KANDANG KAMBING DAN


PGPR TERHADAP RATA -RATA J UMLAH DAUN T ANAMAN 30
HST
PGPR (R)
Pupuk (P) Rata-rata
R0 R1 R2
…………...(helai)…………...
P0 8,33 6,00 8,00 7,44
P1 8,00 8,00 7,00 7,67
P2 11,33 7,33 6,33 8,33
Rata-rata 9,22b 7,11a 7,11a
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5%, BNT = 2,92

Hasil uji BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan PGPR pada R0 berbeda

nyata dengan R1 dan R2, sedangkan R1 tidak berbeda nyata dengan R2. Tanaman

dengan jumlah daun tertinggi pada perlakuan PGPR terdapat pada R0 yakni 9,22

helai, sedangkan terendah terdapat pada R1 dan R2 yakni 7,11 helai.

g. Berat Basah Tanaman Petsai

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, Tabel 7), menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang kambing memberikan pengaruh berbeda nyata dan

PGPR memberikan pengaruh berbeda sangat nyata serta interaksinya memberikan

pengaruh berbeda tidak nyata. Pengamatan rata-rata berat basah tanaman petsai

dapat dilihat pada tabel 10.


29

T ABEL 10. P ENGARUH P EMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN


PGPR TERHADAP RATA -RATA B ERAT B ASAH T ANAMAN
PGPR (R)
Pupuk (P) Rata-rata
R0 R1 R2
……………....(g)………………
P0 16,20 7,60 9,37 11,06a
P1 14,97 5,97 7,73 9,56a
P2 23,97 8,03 8,77 13,59a
Rata-rata 18,38b 7,20a 8,62a
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5%, BNT = 5,38

Hasil uji BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang

kambing pada P0 tidak berbeda nyata dengan P1 dan P2, serta P1 tidak berbeda

nyata dengan P2. Perlakuan PGPR pada R1 tidak berbeda nyata dengan R2,

namun R1 dan R2 berbeda nyata dengan R0. Perlakuan dengan nilai terendah

adalah P1R1 yakni 5,97 g dan tertinggi adalah P2R0 yakni 23,97 g.

B. Pembahasan

1. Sifat Kimia Tanah

a. Reaksi Tanah (pH)

Hasil penelitian pengaruh perlakuan pupuk kandang kambing dan PGPR dan

kombinasinya terhadap pH tanah menunjukkan bahwa pH tanah setelah perlakuan

yakni P0R0 = 6,45; P0R1 = 6,56; P0R2 = 6,58; P1R0 = 6,63; P1R1 = 6,68; P1R2

= 6,70; P2R0 = 6,76; P2R1 = 6,79; dan P2R2 = 6,77, sedangkan pH tanah

sebelum perlakuan yakni 6,17. Secara umum menunjukkan bahwa perlakuan

pupuk kandang kambing, PGPR dan kombinasinya cenderung menaikkan pH

tanah.
30

Kenaikan pH ini diduga karena adanya perombakan bahan organik oleh

mikrobia sehingga unsur hara menjadi tersedia di dalam tanah. Unsur-unsur hara

tersebut akan menjadi sumber energi bagi mikrobia. Bahan organik yang telah

diinkubasi dalam proses dekomposisinya akan melepaskan senyawa-senyawa

organik, berupa asam-asam organik ataupun kation-kation basa, yang cenderung

meningkatkan pH tanah. Hamed (2014) dalam Siregar (2017), menyatakan

bahwa kandungan unsur hara yang diberikan dari bahan organik pada tanah

berkolerasi dengan lamanya proses mineralisasi yang dibutuhkan suatu bahan

organik untuk menyediakan hara bagi tanah. Asam-asam organik sebagai hasil

dekomposisi dapat mengikat ion H+ sebagai penyebab kemasaman dalam tanah

sehingga pH tanah meningkat. Hal tersebut didukung oleh Scnitzer (1991) yang

menyatakan bahwa asam-asam organik dapat mengikat ion H+ melalui gugus

karboksil yang memiliki muatan negatif. Selanjutnya Bayer et al., (2001)

menyatakan bahwa naik turunnya pH tanah merupakan fungsi ion H+ dan OH-,

jika konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah naik, maka pH akan turun dan jika

konsentrasi ion OH- naik maka pH akan naik. Bahan organik yang telah

terdekomposisi akan menghasilkan ion OH- yang dapat menetralisir aktivitas ion

H+. Asam-asam organik juga akan mengikat Al3+ dan Fe2+ yang dapat

membentuk senyawa komplek (khelat), sehingga Al 3+ dan Fe2+ tidak terhidrolisis

kembali.

Parr (1978) dalam Hanafiah (2014) menyatakan bahwa umumnya mikrobia

berkembang dan aktif pada pH netral hingga alkalis (6,5–8,5). Diterangkan oleh

Hanafiah (2014) bahwa mikrobia tanah hidup subur di tanah dengan pH sekitar
31

netral dan sangat sensitif terhadap pH rendah akibat konsentrasi Al larut tinggi

yang bersifat toksik.

b. Nitrogen Total

Hasil penelitian pengaruh pupuk kandang kambing, PGPR dan

kombinasinya terhadap kandungan unsur N menunjukkan bahwa kandungan

setelah perlakuan yakni P0R0 = 0,24 %; P0R1 = 0,27 %; P0R2 = 0,49 %; P1R0 =

0,27 %; P1R1 = 0,29 %; P1R2 = 0,31 %; P2R0 = 0,30 %; P2R1 = 0,32 %; dan

P2R2 = 0,29 %, sedangkan kandungan unsur N sebelum perlakuan yakni 0,24 %.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai N tertinggi terdapat pada perlakuan

dengan pupuk kandang kambing sebanyak 0 gram dan PGPR 200 mililiter yakni

0,49.

Data tersebut menunjukkan bahwa perlakuan PGPR dapat menaikkan

kandungan unsur N dalam tanah. Meningkatnya kandungan N tersebut diduga

karena adanya bakteri yang berasal dari PGPR. Cummings (2009) dalam

Ningrum (2017) menjelaskan bahwa PGPR mampu meningkatkan serapan NO -3

dari tanah maupun fiksasi N2 dengan kemampuannya dalam menyerap unsur hara

maka dapat mensuplai N yang dibutuhkan dalam tanaman.

Menurut Permatasari dan Nurhidayati (2014) dalam Cahyani (2018)

menyatakan bahwa unsur N berguna untuk merangsang pertumbuhan tanaman

secara keseluruhan, merangsang partumbuhan vegetatif dan berfungsi untuk

sintesa asam amino dan protein dalam tanaman.


32

2. Pertumbuhan Tanaman

a. Tinggi Tanaman

Hasil penelitian pengaruh pupuk kandang kambing, PGPR dan

kombinasinya menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kandang kambing

terhadap rata-rata tinggi tanaman pada 10 HST, 20 HST dan 30 HST

menunjukkan hasil berbeda tidak nyata. Selanjutnya, pada perlakuan PGPR

terhadap rata-rata tinggi tanaman 10 HST dan 20 HST menunjukkan hasil berbeda

tidak nyata, sedangkan rata-rata tinggi tanaman 30 HST, menunjukkan pengaruh

berbeda sangat nyata. Pada interaksi menunjukkan hasil berbeda tidak nyata

(Lampiran 6; Tabel 1, 2 dan 3).

Pada perlakuan PGPR dengan R2 (200 ml) menghasilkan rata-rata tanaman

tertinggi pada umur 10 HST yakni 12,46 cm. Tanaman ini menjadi yang tertinggi

pada umur 10 HST, tetapi pada umur 20 HST dan 30 HST tanaman yang tertinggi

dihasilkan pada perlakuan R0 (0 ml) yakni 17,31 cm dan 20,66 cm.

Lebih baiknya pertumbuhan tinggi tanaman dicapai dengan perlakuan PGPR

pada R2 (200 ml) diduga disebabkan dengan adanya bakteri yang keberadaannya

melimpah. Hal ini didukung dengan kandungan unsur N tertinggi pada perlakuan

PGPR pada R2 (200 ml). Kandungan unsur N yang tersedia dalam tanah menjadi

sumber makanan bagi bakteri, sehingga pertumbuhan bakteri dapat terlaksana

dengan baik. Fifendy dan Biomed (2017) berpendapat bahwa mikroba sama

dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi

dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar yang dibutuhkan adalah karbon,

nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan unsur mikro lainnya dalam

jumlah yang sedikit.


33

Pertumbuhan tinggi tanaman merupakan respon tumbuhan dalam

menghasilkan tubuh primer dimana jaringan meristem apikal menjadi kunci utama

dalam menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan untuk memanjang. Oleh karena itu

keberadaan unsur N menjadi bagian yang sangat esensial dalam meningkatkan

pertumbuhan tinggi tanaman (Campbell et al., 2003 dalam Habib et al., 2017).

b. Jumlah Daun

Hasil penelitian perlakuan pupuk kandang kambing, PGPR dan

kombinasinya menunjukkan hasil bahwa perlakuan dosis pupuk kandang kambing

terhadap rata-rata jumlah daun tanaman pada 10 HST, 20 HST dan 30 HST

menunjukkan hasil berbeda tidak nyata. Selanjutnya, pada perlakuan PGPR

terhadap rata-rata jumlah daun tanaman 10 HST dan 20 HST menunjukkan hasil

berbeda tidak nyata, sedangkan rata-rata jumlah daun tanaman 30 HST

menunjukkan pengaruh berbeda nyata. Perlakuan interaksi menunjukkan hasil

berbeda tidak nyata terhadap semua parameter pada 10 HST, 20 HST dan 30 HST

(Lampiran 6; Tabel 4, 5 dan 6).

Pada perlakuan pupuk kandang kambing dengan P2 (10 ton -1ha)

menghasilkan rata-rata jumlah daun tertinggi pada umur 10 HST, 20 HST, dan 30

HST yakni 6,66 helai; 8,22 helai; dan 8,33 helai. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian pupuk dengan 10 ton-1ha dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Hal ini sependapat dengan pernyataan Hakim et al (1986) dalam Dewi (2016)

bahwa kandungan unsur hara yang ada di dalam pupuk kandang kambing

bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Seperti yang telah

diketahui bahwa pupuk kandang kambing memiliki kandungan unsur nitrogen

yang lebih tinggi dibandingkan unsur hara makro lainnya. Menurut Gardner et al
34

(1985), ketersediaan nitrogen yang tinggi menyebabkan pertumbuhan pucuk lebih

dominan.

Penambahan jumlah daun berhubungan dengan aktifitas sel-sel meristimatik

di titik tumbuh, yang terjadi akibat pembelahan sel meristem apikal pada kuncup

terminal dan kuncup lateral yang menghasilkan sel-sel baru dan akan

menumbuhkan daun (Kimbal, 1990). Menurut Sitompul dan Guritno (1995),

daun berfungsi sebagai organ untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Pada

proses fotosintesis, unsur hara juga berperan dalam aktivitas metabolisme

tanaman.

Pada perlakuan PGPR dengan R2 (200 ml) menghasilkan rata-rata jumlah

daun tanaman tertinggi terdapat pada umur 10 HST dan 20 HST yakni 7,33 helai

dan 9,67 helai, tetapi pada umur 30 HST rata-rata jumlah daun tanaman tertinggi

terdapat pada R0 (0 ml). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian PGPR dapat

meningkatkan pertumbuhan tanaman pada awal 20 HST. Pada saat memasuki 30

HST penambahan jumlah daun pada R1 dan R2 lebih sedikit dibanding R0. Hal

ini diduga disebabkan saat memasuki 30 HST persaingan antara mikrobia dan

tanaman meningkat seiring dengan berkurangnya unsur hara yang ada dalam

tanah. Utomo (2016) menyatakan bahwa mikroorganisme yang hidup dekat

dengan perakaran akan berbagi lingkungan dengan akar tanaman dan akan

bersaing satu sama lainnya untuk mendapatkan faktor pertumbuhan yang tersedia.

c. Berat Basah

Hasil penelitian perlakuan pupuk kandang kambing, PGPR dan

kombinasinya menunjukkan hasil bahwa perlakuan pupuk kandang kambing


35

berbeda nyata terhadap berat basah dan perlakuan PGPR berbeda sangat nyata

terhadap berat basah, sedangkan interaksi berbeda tidak nyata.

Dalam penelitian ini, pemberian pupuk kandang kambing sebanyak 25 g

polybag-1 (10 ton ha-1) sudah menunjukkan pengaruh nyata terhadap berat basah

tanaman. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk kandang kambing mampu

menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang untuk kebutuhan tanaman.

Pupuk kandang kambing dapat menyediakan unsur hara. Berat basah tanaman

berkaitan dengan penimbunan hasil fotosintesis dan air yang mampu diserap oleh

tanaman (Widarti et al., 2015 dalam Utami et al., 2018).

Menurut Loveless (1987), bahwa sebagian besar berat basah tumbuhan

disebabkan oleh kandungan air. Air berperan dalam turgiditas sel, sehingga sel-

sel daun akan membesar. Lahadassy (2007) menambahkan bahwa untuk

mencapai berat basah yang optimal, tanaman masih membutuhkan banyak energi

maupun unsur hara agar peningkatan jumlah maupun ukuran sel dapat mencapai

optimal serta memungkinkan adanya peningkatan kandungan air yang optimal

pula. Terjadinya perbedaan yang nyata pada bobot segar petsai, didugaa karena

adanya perbedaan jumlah air yang terkandung di dalam tanaman. Hal ini sejalan

dengan sifat petsai yang banyak mengandung air. Menurut Gardner et al (1985),

bahwa antara 70-90% dari bagian tanaman budidaya yang sedang aktif tumbuh

terdiri dari air.

d. Interaksi Antara Pupuk Kandang Kambing dan PGPR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang kambing

dan PGPR tidak terjadi interaksi terhadap semua variabel yang diamati. Hal ini

dikarenakan karena antara pupuk kandang kambing dan PGPR tidak terdapat
36

hubungan yang saling mempengaruhi sehingga masing-masing hanya

menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan sesuai perlakuan serta

memberikan pengaruh sendiri-sendiri. Hal ini sesuai dengan Steel dan Torrie

(1989), apabila interaksi antara dua faktor yang satu dengan yang lainnya tidak

berbeda nyata, maka faktor tersebut bertindak bebas atau tidak tergantung antara

satu dengan yang lainnya.


37

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut.

1. Pemberian kombinasi pupuk kandang kambing dan PGPR memberikan

pengaruh terhadap pH dan N total, namun tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman petsai, kecuali pada perlakuan P2 (10

ton/ha) dengan hasil terbaik berat basah 13,59 gram/polybag.

2. Dosis kombinasi pupuk kandang kambing dan PGPR yang terbaik untuk

meningkatkan pH dan N total adalah perlakuan P2R2 namun tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman petsai.

B. Saran

1. Sebaiknya perlu dilakukan penyiraman PGPR saat masa pertumbuhan

tanaman dengan frekuensi lebih dari satu kali.

2. Sebaiknya jika ingin mendapatkan keterangan yang lebih luas dan teliti

dianjurkan untuk mengadakan penelitian lanjutan di lapangan.


DAFTAR PUSTAKA

Amir, L., Sari, AP., Hiola, S.F., dan Jumadi, O. 2012. Ketersediaan Nitrogen
Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) yang
Diperlakukan dengan Pemberian Pupuk Kompos Azolla. Jurnal Sainsmat
1(2): 167-180.

Bayer C, MarLP, Mielniczuk J, Pillon CN, Sangoi L. 2001. Changes in Soil


Organic Matter Fractions Under Subtropical No-Till Cropping Systems.Soil
Sci. Soc. Am. J. 65: 1473-1478.

Dewi, W.W. 2016. Respon Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Varietas Hibrida. Jurnal
Viabel Pertanian 10 (2): 11-29.
Dinariani., Heddy, S.Y.B., dan Guritno, B. 2014. Kajian Penambahan Pupuk
Kandang Kambing dan Kerapatan Tanaman yang Berbeda pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Jurnal Produksi Tanaman
2(2): 128-136.
Fifendy, Mades dan Biomed, M. (2017). Mikrobiologi. Depok: Kencana.
Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tana. Diterjemahkan oleh: Adisoemarto.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Habib, I.M.A., Sukamto, D.S., Maharani, L. 2017. Potensi Mikroba Tanah Untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.). Jurnal Folium 1 (1): 28-36. http: //www.riset.unisma.ac.id.
Hadi, R.Y., Heddy, S.Y.B., dan Sugito, Y. 2015. Pengaruh Jarak Tanam dan
Dosis Pupuk Kotoran Kambing terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Buncis (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Produksi Tanaman 3(4): 294–301.

Hamed, M.H., M.A. Desoky., A.M. Ghallab., M.A. Faragallah. 2014. Effect Of
Incubation Periods and Some Organic Materials On Phosphorus Forms In
Calcareous Soils. International Journal Of Technology Enhancements And
Emerging Engineering Research Vol.2 (6); 2347-4289.

Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press. Jakarta.


Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.
Naikofi, Y.M., dan Rusae, A. 2017. Pengaruh Aplikasi PGPR dan Jenis Pestisida
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.).
Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering 2(4): 71-73.
39

Nasib, S.B. Suketi, K., dan Widodo, W.D. 2016. Pengaruh Plant Growth
Promoting Rhizobacteria terhadap Bibit dan Pertumbuhan Awal Pepaya.
Jurnal Bul. Agrohorti 4(1) : 63-69.
Rohmah, N., Muslihatin, W., dan Nurhidayati, T. 2016. Pengaruh Kombinasi
Media Pembawa Pupuk Hayati Bakteri Penambat Nitrogen terhadap pH
dan Unsur Hara Nitrogen dalam Tanah. Jurnal Sains dan Seni ITS 4(1):
44-46.
Sari, M.A. 2016. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Sifat
Kimia Tanah Dan Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Selada (Lactuca
Sativa L). Skripsi. Jurusan Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Mulawarman. Samarinda.
Scnitzer, M. 1991. Soil Organik Matter. The Next 75 Year Soil Science

Siregar, P., Fauzi, dan Supriadi. 2017. Pengaruh Pemberian Beberapa Sumber
Bahan Organik dan Masa Inkubasi Terhadap Beberapa Aspek Kimia
Kesuburan Tanah Ultisol. Vol 5(2): 256-254.
https://media.neliti.com/media/publications/109880-ID-pengaruh-
pemberian-beberapa-sumber-bahan.pdf. 12 Desember 2019.

Steel, R.G.D. dan J.H Torrie. 1989. Principle and Procedures of Statistic.
Gramdia. Jakarta.
Sutedjo, M.M. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. 2010. Jakarta.
Utomo, M. (2016). Ilmu Tanah: Dasar-Dasar Dan Pengelolaan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Wahyuningratri, A., Aini N., dan Heddy, S. 2017. Pengaruh Konsentrasi dan
Frekuensi Pemberian Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Cabai Besar (Capsicum annum L.). Jurnal Produksi Tanaman 5(1): 84-91.
Widowati, L.R., Sri Widati, U. Jaenudin, dan W. Hartatik. 2005. Pengaruh
Kompos Pupuk Organik yang Diperkaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk
Hayati terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran
Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis,
Balai Penelitian Tanah, TA 2005 (Tidak dipublikasikan).

Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Bumi Aksara


L AMPIRAN 1. T ABEL KRITERIA P ENILAIAN SIFAT KIMIA T ANAH (S TAF
P USAT P ENELITIAN T ANAH , 1983)

Sangat Sangat
Sifat tanah Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi

C(%) <1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 >5,00


N(%) <0,10 0,10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 >0,75
C/N <5 5-10 11-15 16-25 >25
P2O5HCl
(mg/100g) <10 10-20 21-40 41-60 >60
P2O5 Bray 1
(ppm) <10 10-15 16-25 26-35 >35
P2O5 Olsen
(ppm) <10 10-25 26-45 46-60 >60
K2O HCl 25%
(mg/100g) <10 10-20 21-40 41-60 >60
KTK
(cmol (+)/kg) <5 5-16 17-24 25-40 >40

Susunan kation:
K (cmol (+)/kg) <0,1 0,1-0,2 0,3-0,5 0,6-1,0 >1,0
Na (cmol (+)/kg) <0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1,0
Mg (cmol (+)/kg) <0,4 0,4-1,0 1,1-2,0 2,1-8,0 >8,0
Ca (cmol (+)/kg) <2 2-5 6-10 11-20 >20
Kejenuhan
Basa(%) <20 20-35 36-50 51-70 >70
Kejenuhan
Aluminium(%) <10 10-20 21-30 31-60 >60

Sangat Masam Masam Agak Netral Agak Alkalis Alkalis


Masam

pH H2O <4,5 5,6-5,5 6,6-7,5 7,6-8,5 >8,5


5,6-6,5
40

Lampiran 2. Tata Letak Polybag


Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

25 cm

25 cm 40 cm

Keterangan:

Jarak antar kelompok : 40 cm

Jarak antar polybag : 25 cm

Kombinasi PGPR dan Pupuk kandang :

1. Kelompok 1

P0R0 = 0 g pupuk kandang kambing + 0 mL larutan PGPR

P0R1 = 0 g pupuk kandang kambing + 100 mL larutan PGPR

P0R2 = 0 g pupuk kandang kambing + 200 mL larutan PGPR

2. Kelompok 2

P1R0 = 12,5 g pupuk kandang kambing + 0 mL larutan PGPR

P1R1 = 12,5 g pupuk kandang kambing + 100 mL larutan PGPR

P1R2 = 12,5 g pupuk kandang kambing + 200 mL larutan PGPR

3. Kelompok 3

P2R0 = 25 g pupuk kandang kambing + 0 mL larutan PGPR

P2R1 = 25 g pupuk kandang kambing + 100 mL larutan PGPR

P2R2 = 25 g pupuk kandang kambing + 200 mL larutan PGPR


41

Lampiran 3. Dosis Pemupukan yang Dianjurkan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Hadi.,dkk (2015), pemberian pupuk

kandang kambing dengan dosis 5-15 ton ha-1 sudah cukup memberikan pengaruh

positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran.

Dosis P1 = 5 ton / ha =5.000 kg

1 ha tanah = 2.000.000 kg

Tanah / polybag = 5 kg

Perhitungan:

5.000 kg X
2.000.000 kg 5 kg
2.000.000 X 25.000 kg

X = 25.000 kg
2.000.000 kg
X = 0,0125 kg
X = 12,5 g / polybag

Dosis P2 = 10 ton / ha =10.000 kg

1 ha tanah = 2.000.000 kg

Tanah / polybag = 5 kg

Perhitungan:

10.000 kg X
2.000.000 kg 5 kg
2.000.000 X 50.000 kg

X = 50.000 kg
2.000.000 kg
X = 0,025 kg

X = 25 g / polybag
42

Lampiran 4. Data Hasil Analisis Tanah Sebelum Perlakuan


43

Lampiran 5. Data Hasil Analisis Tanah Setelah Perlakuan


44

Lampiran 6. Tabel Sidik Ragam

Tabel 1. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 10 HST
Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 3,74 1,87 0,43 3,63 6,23
Perlakuan 8 32,30 4,04 0,93 2,59 3,89
Pupuk 2 2,95 1,47 0,34tn 3,63 6,23
PGPR 2 6,13 3,06 0,71tn 3,63 6,23
Interaksi 4 23,22 5,81 1,34tn 3,01 4,77
Galat 16 69,33 4,33
Total 26 105,37
Keterangan : KK = 17.53 %
tn = Berbeda Tidak Nyata
Tabel 2. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 20 HST

Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 13,63 6,81 1,99 3,63 6,23
Perlakuan 8 27,64 3,45 1,01 2,59 3,89
Pupuk 2 7,95 3,97 1,16tn 3,63 6,23
PGPR 2 14,00 7,00 2,04tn 3,63 6,23
Interaksi 4 5,69 1,42 0,42tn 3,01 4,77
Galat 16 54,81 3,43
Total 26 96,08
KK = 11.36 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata

Tabel 3. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 30 HST

Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 8,30 4,15 1,08 3,63 6,23
Perlakuan 8 108,69 13,59 3,53 2,59 3,89
Pupuk 2 13,13 6,56 1,71tn 3,63 6,23
PGPR 2 90,57 45,29 11,77** 3,63 6,23
Interaksi 4 4,98 1,25 0,32tn 3,01 4,77
Galat 16 61,54 3,85
Total 26 178,52
45

KK = 10.84 %
Keterangan : tn = Berbeda tidak nyata
** = Berbeda sangat nyata pada taraf 1 %

Tabel 4. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah DaunTanaman 10 HST

Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 0,30 0,15 0,34 3,63 6,23
Perlakuan 8 4,30 0,54 1,22 2,59 3,89
tn
Pupuk 2 1,85 0,93 2,11 3,63 6,23
tn
PGPR 2 0,52 0,26 0,59 3,63 6,23
Interaksi 4 1,93 0,48 1,09tn 3,01 4,77
Galat 16 7,04 0,44
Total 26 11,63
KK = 10.53 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata

Tabel 5. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman 20 HST

Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 7,19 3,59 1,68 3,63 6,23
tn
Perlakuan 8 30,96 3,87 1,81 2,59 3,89
tn
Pupuk 2 10,30 5,15 2,41 3,63 6,23
PGPR 2 9,85 4,93 2,31tn 3,63 6,23
tn
Interaksi 4 10,81 2,70 1,27 3,01 4,77
Galat 16 34,15 2,13
Total 26 72,30
KK = 19.82 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata

Tabel 6. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun 30 HST

Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 3,19 1,59 0,56 3,63 6,23
Perlakuan 8 57,41 7,18 2,52 2,59 3,89
Pupuk 2 3,85 1,93 0,68tn 3,63 6,23
PGPR 2 26,74 13,37 4,70* 3,63 6,23
tn
Interaksi 4 26,81 6,70 2,36 3,01 4,77
Galat 16 45,48 2,84
Total 26 106,07
46

KK = 21.57 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata
* = Berbeda nyata pada taraf 5 %

Tabel 7. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Berat Basah

Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 7,61 3,80 0,39 3,63 6,23
Perlakuan 8 820,47 102,56 10,58 2,59 3,89
Pupuk 2 74,81 37,40 3,86* 3,63 6,23
PGPR 2 666,41 333,20 34,37** 3,63 6,23
Interaksi 4 79,26 19,81 2,04tn 3,01 4,77
Galat 16 155,10 9,69
Total 26 983,18
KK = 27.31 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata
* = Berbeda nyata pada taraf 5 %
** = Berbeda sangat nyata pada taraf 1 %
47

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Akar Bambu

Bahan-bahan nutrisi PGPR


48

Fermentasi PGPR

Penimbangan Pupuk Kandang Kambing


49

Penyiraman larutan PGPR

Persemaian tanaman petsai


50

Tanaman Petsai 10 HST

Tanaman Petsai 20 HST


51

Tanaman Petsai 30 HST

Penimbangan Tanaman Petsai


52

Hasil Panen Tanaman Petsai

Anda mungkin juga menyukai