Oleh
PITA KAMARIAH
NIM. 1403015090
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
EFEKTIVITAS PUPUK KANDANG KAMBING DAN PLANT
GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR)
TERHADAP PH DAN NITROGEN TOTAL DENGAN
TANAMAN UJI PETSAI (Brassica pekinensis)
Oleh
PITA KAMARIAH
NIM. 1403015090
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Efektivitas Pupuk Kandang Kambing dan Plant
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Terhadap
pH dan Nitrogen Total dengan Tanaman Uji Petsai (
Brassica pekinensis)
NIM : 1403015090
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
NIM : 1403015090
Materai
6000
Pita Kamariah
NIM.1403015090
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH
NIM : 1403015090
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga
dapat digunakan sebagai mana mestinya.
Pita Kamariah
NIM.1403015090
ABSTRAK
Kata Kunci:
ABSTRACT
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Longkali dan tamat tahun 2011. Kemudian
tahun 2014. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2014 pada Fakultas Pertanian,
Tri Darma Perguruan Tinggi dengan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Program KKN yang diikuti adalah KKN Reguler di Kelurahan Tanjung Tengah,
Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara pada bulan Juli hingga
Agustus 2017. Pada Januari hingga Februari 2018 melaksanakan Praktek Kerja
KUCINTAI,
Pita Kamariah
xi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR. ............................................................................. x
DAFTAR ISI. ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN. ............................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah. .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
A. Tinjauan Umum Pupuk Kandang Kambing. ............................... 5
B. Tinjauan Umum Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). 6
C. Sifat Kimia Tanah........................................................................ 8
D. Tinjauan Umum Tanaman Petsai. ............................................... 10
III. KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................. 12
A. Kerangka Pemikiran ................................................................... 12
B. Hipotesis ..................................................................................... 13
IV. METODE PENELITIAN................................................................... 14
A. Waktu dan Tempat. ..................................................................... 14
B. Bahan dan Alat. ........................................................................... 14
C. Rancangan Percobaan.................................................................. 14
D. Prosedur Penelitian...................................................................... 15
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 20
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 20
B. Pembahasan ................................................................................. 29
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 37
A. Kesimpulan.................................................................................. 37
B. Saran ............................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 38
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil Analisis Tanah Sebelum Perlakuan ........................................ 20
2. Hasil Analisis pH Tanah Setelah Perlakuan .................................... 20
3. Hasil Analisis Nitrogen Total Tanah Setelah Perlakuan ................. 21
4. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 10 HST ................................... 22
5. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 20 HST ................................... 23
6. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 30 HST ................................... 24
7. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman 10 HST ........................ 25
8. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman 20 HST ........................ 26
9. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman 30 HST ........................ 27
10. ............................................................................................... P
engaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR terhadap
Rata-Rata Berat Basah Tanaman ...................................................... 28
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Bagan alir kerangka pemikiran penelitian Efektivitas Pupuk
Kandang Kambing dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR) terhadap pH dan Nitrogen Total dengan Tanaman Uji
Petsai (Brassica pekinensis) .............................................................. 13
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Tabel Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Staf Pusat Penelitian
Tanah, 1983) ....................................................................................... 40
2. Tata Letak Polybag ............................................................................. 41
3. Dosis Pupuk yang Dianjurkan ............................................................. 42
4. Data Hasil Analisis Tanah Sebelum Perlakuan ................................... 43
5. Data Hasil Analisis Tanah Setelah Perlakuan ..................................... 44
6. Tabel Sidik Ragam .............................................................................. 45
7. Dokmentasi Penelitian ........................................................................ 48
xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat berarti bagi kehidupan
manusia, karena selain sebagai sumber kehidupan manusia dan hewan, tanah juga
diperlukan adanya kesuburan tanah. Menurut Munawar (2011), tanah yang subur
mempunyai kemampuan memasok unsur hara dalam jumlah yang cukup dan
sistem yang dinamis yang dapat berubah, menurun atau meningkat, yang terjadi
secara alami ataupun akibat perbuatan manusia. Penurunan kesuburan tanah dapat
kapasitas tukar kation, dan perubahan pH, atau yang disebut dengan penurunan
Penurunan kesuburan tanah dapat terjadi secara alami dan aktivitas manusia.
Penurunan secara alami dikarenakan faktor alam seperti erosi oleh air yang
menghilangkan lapisan tanah bagian atas tanah yang subur dan meninggalkan
lapisan permukaan tanah baru yang kurang atau tidak subur. Penurunan
kesuburan tanah akibat aktivitas manusia seperti eksploitasi hara tanah melalui
pemanenan seluruh bagian tanaman tanpa pasokan hara yang memadai dan
tanah dipercepat, sehingga tanah tidak mampu mengikat hara. Oleh karena itu,
adalah pemberian pupuk kandang dan pupuk hayati. Pupuk kandang mempunyai
tersedianya unsur hara bagi tanaman yang dapat diserapnya dari dalam tanah.
Selain itu juga pupuk kandang dapat mempertinggi kadar humus, memperbaiki
Satu diantara jenis pupuk kandang adalah pupuk kandang kambing. Pupuk
kambing terdiri dari 67% bahan padat (faeces) dan 33% bahan cair (urine).
Sebagai pupuk kandang kambing komposisi unsur haranya 0,95% N, 0,35% P 2O5,
dan 1,00% K2O (Sutedjo, 2010). Pupuk kandang kambing ramah terhadap
tanah yang berfungsi meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam
tanah atau udara (Wahyuningratri et al., 2017). Pupuk hayati adalah produk
biologi aktif terdiri dari mikroba yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan,
kesuburan dan kesehatan tanah. Aplikasi pupuk hayati menjadi pelengkap yang
dekomposisi bahan organik dan menyediakan lingkungan rizosfer lebih baik yang
(Naikofi, 2017).
Satu diantara jenis pupuk hayati adalah bakteri penyedia hara yang hidup
pada rhizosfer akar. Bakteri ini disebut sebagai rhizobakteria pemacu tumbuh
PGPR terhadap sifat kimia tanah di Indonesia masih jarang dilakukan. Sehingga
melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui efektivitas pupuk kandang dan
B. Perumusan Masalah
tanaman petsai?
4
C. Tujuan Penelitian
PGPR terhadap pH, nitrogen total dan pertumbuhan serta hasil tanaman
petsai.
untuk meningkatkan pH, nitrogen total dan pertumbuhan serta hasil tanaman
petsai.
D. Manfaat Penelitian
kambing dan PGPR yang terbaik untuk meningkatkan pH, nitrogen total dan
pertumbuhan serta hasil tanaman petsai. Selain itu juga diharapkan dapat
Pupuk kambing terdiri dari 67% bahan padat (faeces) dan 33% bahan cair
(urine). Sebagai pupuk kandang komposisi unsur haranya 0,95% N, 0,35% P2O5,
dan 1,00% K2O. Kadar N pupuk kambing cukup tinggi, kadar airnya lebih rendah
dari kadar air pupuk sapi. Keadaan demikian menyebabkan jasad renik lebih giat
butiran-butiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh
terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N
pupuk kandang kambing umumnya masih diatas 30. Pupuk kandang yang baik
harus mempunyai rasio C/N <20, sehingga pupuk kandang kambing akan lebih
langsung, pupuk kandang ini akan memberikan manfaat yang lebih baik pada
mikroorganisme tanah dan sebagai sumber unsur hara. Pupuk kandang kambing
berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi serta
6
enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Unsur P yang tinggi yang
dalam proses penyimpanan dan transfer energi yang terkait dalam proses
2016).
hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman pada lapisan tanah tipis
tumbuh seperti asam indol asetat (IAA) yang dapat memacu pertumbuhan
tanaman.
2017).
tetapi mekanisme spesifiknya tidak hanya melibatkan karakter yang baik (Glick,
1995).
yang ditransfer ke dalam tanaman, produksi sidephore yang mengkhelat besi (Fe)
dan membuatnya tersedia bagi akar tanaman, melarutkan mineral seperti fosfor
PGPR ini telah juga dilaporkan. Strain PGPR menggunakan satu atau lebih
mekanisme ini dalam rizosfer. Telah diketahui bahwa PGPR mensintesis auksin
dan sitokinin atau terlibat dalam sintesis etilen tanaman (Sorensen et al., 2001).
patogen jamur, kemampuan untuk bersaing secara sukses dengan patogen untuk
nutrisi atau unsur hara atau tempat khusus dalam perakaran tanaman, dan
1. Nitrogen (N)
senyawa pada tanah. Unsur nitrogen di tanah berasal dari bahan organik dan N 2
dapat diserap oleh tumbuhan secara optimum. Selain dalam bentuk ammonium,
nitrogen juga dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk nitrat (NO3-). Akan tetapi
dibanding dalam bentuk nitrat. Karena nitrat lebih mudah tercuci dan lebih sering
merah, atau kadang-kadang ungu yang dimulai dari bagian-bagian daun tua
berkembang ke daun-daun muda, dan warna juga berkembang pada tangkai daun;
9
gugur daun terjadi sebelum saatnya dan dimulai pada daun-daun tua akibat
terjadinya sintesis dan translokasi sitokinin; akar-akar lateral sedikit, dan kuncup-
mningkatkan produk jaringan berair yang lunak yang merupakan jaringan yang
rentan terhadap luka secara mekanik dan rentan terhadap serangan penyakit.
ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah,
semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah terdapat pula ion OH-, yang
masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis
kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH-
kelas yaitu masam, netral dan basa yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion
pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0, karena
pada pH ini semua unsur hara makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur
toksisitas unsur mikro yang tertekan. Pada pH di bawah 6,5 dapat terjadi
defisiensi P, Ca, dan Mg serta toksisitas B, Mn, Cu, Zn dan Fe, sedangkan pada
pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca dan Mg, juga
bakteri dalam pupuk hayati. Bakteri memerlukan suatu pH optimum sekitar 6,0 –
enzim. Enzim ini dibutuhkan oleh beberapa bakteri untuk mengkatalis reaksi-
Petsai merupakan satu diantara jenis sawi yang banyak dikenal di Indonesia.
Petsai termasuk ke dalam grup pekinensis dan memiliki bentuk kepala (krop)
kompak memanjang yang mirip dengan selada, daun duduk (sesil) agak berkerut,
kasar, rapuh, dan berambut halus dengan tulang daun utama berwarna cerah
(Zulkarnain, 2013).
11
cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah pada
kedalaman antara 30- 50 cm. Akar-akar ini berfungsi untuk menghisap air dan
(Rukmana, 1994).
dibudidayakan di dataran tinggi lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (dpl)
dengan kondisi iklim sejuk dan lembab, serta kisaran suhu udara antara 15-250C.
Pada suhu dibawah 150C, tanaman petsai akan cepat berbunga. Sebaliknya pada
kondisi suhu diatas 250C, tanaman petsai akan sulit membentuk krop atau krop
yang terbentuk ukurannya kecil-kecil. Petsai dapat ditanam pada berbagai jenis
tanah, namun paling baik pada Andisol. Syarat tanah yang ideal untuk tanaman
Petsai sudah siap dipanen apabila umurnya cukup tua, ukuran krop atau
pembentukan daunnya telah maksimal yaitu krop berukuran besar, padat dan
kompak, umur sekitar 41-65 hari sejak benih (biji) disebar atau tergantung
varietasnya. Cara panen petsai adalah dengan memotong bagian batangnya di atas
a. Kerangka Pemikiran
Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat berarti bagi kehidupan
manusia karena selain sebagai sumber kehidupan manusia dan hewan, tanah juga
adalah dengan pemupukan. Satu diantara pupuk yang bisa dimanfaatkan adalah
dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk hayati. Pupuk kandang dan
pupuk hayati bersifat organik sehingga lebih aman secara langsung bagi
lingkungan dan bagi manusia secara tidak langsung walaupun digunakan dalam
jangka waktu yang panjang. Pupuk kandang mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Selain itu pada pupuk
hayati terdapat mikroba yang dapat meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman
Penggunaan pupuk kandang dan pupuk hayati perlu adanya takaran yang
sesuai agar nutrisi yang dibutuhkan tanaman tidak kekurangan ataupun kelebihan.
Jika unsur hara yang tersedia dalam tanah kekurangan ataupun berlebihan,
tanaman akan menunjukkan pertumbuhan yang tidak normal. Gejala yang akan
tampak seperti batang kerdil; daun kecil-kecil dan menguning; dan juga tanaman
lebih mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, penentuan takaran pupuk sangat
efektivitas pupuk kandang kambing dan pupuk hayati (PGPR) terhadap pH dan
nitrogen total dengan tanaman uji petsai (Brassica pekinensis). Secara singkat
b. Hipotesis
Pemberian dosis pupuk kandang sebesar 25 g polybag-1 (10 ton ha-1) dan
konsentrasi PGPR 200 mL/Liter dapat meningkatkan pH, nitrogen total dan
2. PGPR
Penelitian ini dilakukan bulan Januari – Juli 2019. Penelitian ini dilakukan
Mulawarman, Samarinda.
Alat yang digunakan adalah alat laboratorium, toples besar, cangkul, parang,
C. Rancangan Percobaan
yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor I yaitu dosis pupuk kandang
kambing: 0 ton ha-1 (P1), 5 ton ha-1 (P2), 10 ton ha-1 (P3). Faktor II yaitu
konsentrasi PGPR: 0 mL, 100 mL, 200 mL. Berikut adalah perlakuan yang
digunakan.
2. Perlakuan faktor I:
P0 = Kontrol
R0 = Kontrol
D. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan PGPR
a) Pembuatan Biang
Pembuatan biang dimulai dengan merendam akar tanaman dan rizosfer yang
berasal dari akar bambu. Setiap 100 g akar bambu direndam pada 1 liter air yang
telah dimasak, kemudian diamkan selama 4 hari dalam toples besar dengan
ditutup. Larutan akar bambu tersebut akan dijadikan sebagai biang yang akan
a. Bahan nutrisi pertama: gula pasir (40 g), terasi (20 g), dan dedak (100 g) per
1 liter air.
b.Bahan nutrisi kedua: biji kacang hijau (100 g) dan gula merah (10 g) per 1
liter air.
c) Fermentasi
ditandai dengan adanya gelembung dan aroma khas hasil fermentasi (aroma
alkohol).
1. Pengadaan Benih
2. Penyemaian
petsai yang disemai dalam tray semai yaitu campuran tanah top soil dengan pupuk
terlebih dahulu dengan air sampai cukup basah (lembab). Kemudian menabur
benih secara merata pada persemaian dan menutup dengan tanah tipis setebal 0,5-
1,0 cm. Permukaan tray semai persemaian ditutup dengan dedaunan selama 1-2
Tanah diambil dan ditimbang untuk setiap polybag 5 kg dan diatur tata
Pupuk dicampur dengan tanah diaduk sampai merata dan dilembabkan dengan air.
Larutan PGPR diberikan setiap berselang dua hari sampai hari terakhir inkubasi.
7. Penanaman
Bibit yang sudah siap ditanam berumur dua minggu dengan jumlah daun 3-4
polybag yang telah tersedia media tanam. Bibit yang ditanam dipilih yang
seragam, sehat, dan kuat. Pemindahan bibit dilakukan pada sore hari agar bibit
tidak layu setelah dipindahkan. Setelah penanaman, tanah dalam polybag segera
8. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari atau
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dua minggu sekali dengan cara mencabut gulma yang
c. Penyulaman
9. Pemanenan
1. Pengambilan Data
a. Data Tanah
c) Unsur P tersedia ditetapkan dengan metode Bray 1 diukur dengan alat ukur
spectrophotometer.
flamephotometer.
19
b. Data Tanaman
1) Tinggi Tanaman
HST.
2) Jumlah Daun
sudah terbuka sempurna. Pengamatan dilakukan pada umur 10 HST, 20 HST, dan
30 HST.
3) Berat Basah
Data tanah (pH dan nitrogen total) dianalisis dengan membandingkan antara
tanah hasil analisis tanah laboratorium dengan kriteria penilaian sifat kimia tanah
dilakukan uji statistik yaitu uji F (sidik ragam). Apabila hasil sidik ragam berbeda
nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
bahwa keadaan sifat kimia tanah adalah pH, N total, P tersedia, dan K tersedia
Ph - 6,17 AM
N Total % 0,24 S
K tersedia ppm 55 T
kondisi pH berstatus agak masam dengan nilai 6,17, N total berstatus sedang
dengan nilai 0,24 %, P tersedia berstatus sedang dengan nilai 17,28 ppm, dan K
pH dengan kondisi agak masam terdapat pada perlakuan P0R0, P0R1, dan P0R2.
Sedangkan pH dengan kondisi netral terdapat pada perlakuan P1R0, P1R1, P1R2,
P2R0, P2R1, dan P2R2. Nilai pH terendah terdapat pada perlakuan P0R0 yaitu
2. Nitrogen Total
Konsentrasi PGPR
Dosis Pupuk Rata-rata
R0 R1 R2
(P)
Nilai Status Nilai Status Nilai Status Nilai Status
.........................................%......................................................
P ERLAKUAN
dengan nilai tertinggi adalah P0R2 yakni 0,49% dan terendah adalah P0R0 yakni
0,24%.
pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 10 hari setelah
tanam.
23
kambing dan 200 ml PGPR) yaitu 13,47 cm dan yang terendah terdapat pada
perlakuan P2R1 (25 gram pupuk kandang kambing dan 100 ml PGPR) yaitu 10,50
cm.
pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 20 hari setelah
tanam. Pengamatan rata-rata tinggi tanaman umur 20 hari setelah tanam dapat
kambing dan 0 ml PGPR) yaitu 18,07 cm dan yang terendah terdapat dalam
perlakuan P1R1 (12,5 gram pupuk kandang kambing dan 100 ml PGPR) yaitu
14,63 cm.
berbeda tidak nyata dan PGPR memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap tinggi tanaman umur 30 hari setelah tanam. Pengamatan rata-rata tinggi
berbeda nyata dengan R1 dan R2. Pada R1 tidak berbeda nyata dengan R2.
Tanaman tertinggi dari perlakuan PGPR terdapat pada R0 yakni 20,67 cm,
pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun tanaman umur 10 hari
setelah tanam. Pengamatan rata-rata jumlah daun tanaman umur 10 hari setelah
pupuk kandang kambing dan 200 ml PGPR) yaitu 7,33 helai dan tanaman
terendah jumlah daunnya terdapat pada perlakuan P0R1, P0R2, P1R1, dan P1R2
berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun umur 20 hari setelah tanam.
Pengamatan rata-rata jumlah daun umur 20 hari setelah tanam dapat dilihat pada
tabel 8.
27
PGPR (R)
Pupuk (P) Rata-rata
R0 R1 R2
.…….…..(helai)…………
P0 7,33 5,67 7,33 6,78
P1 6,00 7,67 7,67 7,11
P2 7,67 7,33 9,67 8,22
Rata-rata 7,00 6,89 8,22
Tanaman tertinggi jumlah daunnya terdapat pada perlakuan P2R2 (25 gram
pupuk kandang kambing dan 200 ml PGPR) yaitu 9,67 helai dan tanaman
terendah jumlah daunnya terdapat pada perlakuan P0R1 (0 gram pupuk kandang
berbeda tidak nyata dan PGPR memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap
jumlah daun umur 30 hari setelah tanam. Pengamatan rata-rata jumlah daun umur
nyata dengan R1 dan R2, sedangkan R1 tidak berbeda nyata dengan R2. Tanaman
dengan jumlah daun tertinggi pada perlakuan PGPR terdapat pada R0 yakni 9,22
pengaruh berbeda tidak nyata. Pengamatan rata-rata berat basah tanaman petsai
kambing pada P0 tidak berbeda nyata dengan P1 dan P2, serta P1 tidak berbeda
nyata dengan P2. Perlakuan PGPR pada R1 tidak berbeda nyata dengan R2,
namun R1 dan R2 berbeda nyata dengan R0. Perlakuan dengan nilai terendah
adalah P1R1 yakni 5,97 g dan tertinggi adalah P2R0 yakni 23,97 g.
B. Pembahasan
Hasil penelitian pengaruh perlakuan pupuk kandang kambing dan PGPR dan
yakni P0R0 = 6,45; P0R1 = 6,56; P0R2 = 6,58; P1R0 = 6,63; P1R1 = 6,68; P1R2
= 6,70; P2R0 = 6,76; P2R1 = 6,79; dan P2R2 = 6,77, sedangkan pH tanah
tanah.
30
mikrobia sehingga unsur hara menjadi tersedia di dalam tanah. Unsur-unsur hara
tersebut akan menjadi sumber energi bagi mikrobia. Bahan organik yang telah
bahwa kandungan unsur hara yang diberikan dari bahan organik pada tanah
organik untuk menyediakan hara bagi tanah. Asam-asam organik sebagai hasil
sehingga pH tanah meningkat. Hal tersebut didukung oleh Scnitzer (1991) yang
menyatakan bahwa naik turunnya pH tanah merupakan fungsi ion H+ dan OH-,
jika konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah naik, maka pH akan turun dan jika
konsentrasi ion OH- naik maka pH akan naik. Bahan organik yang telah
terdekomposisi akan menghasilkan ion OH- yang dapat menetralisir aktivitas ion
H+. Asam-asam organik juga akan mengikat Al3+ dan Fe2+ yang dapat
kembali.
berkembang dan aktif pada pH netral hingga alkalis (6,5–8,5). Diterangkan oleh
Hanafiah (2014) bahwa mikrobia tanah hidup subur di tanah dengan pH sekitar
31
netral dan sangat sensitif terhadap pH rendah akibat konsentrasi Al larut tinggi
b. Nitrogen Total
setelah perlakuan yakni P0R0 = 0,24 %; P0R1 = 0,27 %; P0R2 = 0,49 %; P1R0 =
0,27 %; P1R1 = 0,29 %; P1R2 = 0,31 %; P2R0 = 0,30 %; P2R1 = 0,32 %; dan
dengan pupuk kandang kambing sebanyak 0 gram dan PGPR 200 mililiter yakni
0,49.
karena adanya bakteri yang berasal dari PGPR. Cummings (2009) dalam
dari tanah maupun fiksasi N2 dengan kemampuannya dalam menyerap unsur hara
2. Pertumbuhan Tanaman
a. Tinggi Tanaman
terhadap rata-rata tinggi tanaman 10 HST dan 20 HST menunjukkan hasil berbeda
berbeda sangat nyata. Pada interaksi menunjukkan hasil berbeda tidak nyata
tertinggi pada umur 10 HST yakni 12,46 cm. Tanaman ini menjadi yang tertinggi
pada umur 10 HST, tetapi pada umur 20 HST dan 30 HST tanaman yang tertinggi
pada R2 (200 ml) diduga disebabkan dengan adanya bakteri yang keberadaannya
melimpah. Hal ini didukung dengan kandungan unsur N tertinggi pada perlakuan
PGPR pada R2 (200 ml). Kandungan unsur N yang tersedia dalam tanah menjadi
dengan baik. Fifendy dan Biomed (2017) berpendapat bahwa mikroba sama
dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan unsur mikro lainnya dalam
menghasilkan tubuh primer dimana jaringan meristem apikal menjadi kunci utama
dalam menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan untuk memanjang. Oleh karena itu
pertumbuhan tinggi tanaman (Campbell et al., 2003 dalam Habib et al., 2017).
b. Jumlah Daun
terhadap rata-rata jumlah daun tanaman pada 10 HST, 20 HST dan 30 HST
terhadap rata-rata jumlah daun tanaman 10 HST dan 20 HST menunjukkan hasil
berbeda tidak nyata terhadap semua parameter pada 10 HST, 20 HST dan 30 HST
menghasilkan rata-rata jumlah daun tertinggi pada umur 10 HST, 20 HST, dan 30
HST yakni 6,66 helai; 8,22 helai; dan 8,33 helai. Hal ini menunjukkan bahwa
Hal ini sependapat dengan pernyataan Hakim et al (1986) dalam Dewi (2016)
bahwa kandungan unsur hara yang ada di dalam pupuk kandang kambing
yang lebih tinggi dibandingkan unsur hara makro lainnya. Menurut Gardner et al
34
dominan.
di titik tumbuh, yang terjadi akibat pembelahan sel meristem apikal pada kuncup
terminal dan kuncup lateral yang menghasilkan sel-sel baru dan akan
tanaman.
daun tanaman tertinggi terdapat pada umur 10 HST dan 20 HST yakni 7,33 helai
dan 9,67 helai, tetapi pada umur 30 HST rata-rata jumlah daun tanaman tertinggi
terdapat pada R0 (0 ml). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian PGPR dapat
HST penambahan jumlah daun pada R1 dan R2 lebih sedikit dibanding R0. Hal
ini diduga disebabkan saat memasuki 30 HST persaingan antara mikrobia dan
tanaman meningkat seiring dengan berkurangnya unsur hara yang ada dalam
dengan perakaran akan berbagi lingkungan dengan akar tanaman dan akan
bersaing satu sama lainnya untuk mendapatkan faktor pertumbuhan yang tersedia.
c. Berat Basah
berbeda nyata terhadap berat basah dan perlakuan PGPR berbeda sangat nyata
polybag-1 (10 ton ha-1) sudah menunjukkan pengaruh nyata terhadap berat basah
tanaman. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk kandang kambing mampu
menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang untuk kebutuhan tanaman.
Pupuk kandang kambing dapat menyediakan unsur hara. Berat basah tanaman
berkaitan dengan penimbunan hasil fotosintesis dan air yang mampu diserap oleh
disebabkan oleh kandungan air. Air berperan dalam turgiditas sel, sehingga sel-
mencapai berat basah yang optimal, tanaman masih membutuhkan banyak energi
maupun unsur hara agar peningkatan jumlah maupun ukuran sel dapat mencapai
pula. Terjadinya perbedaan yang nyata pada bobot segar petsai, didugaa karena
adanya perbedaan jumlah air yang terkandung di dalam tanaman. Hal ini sejalan
dengan sifat petsai yang banyak mengandung air. Menurut Gardner et al (1985),
bahwa antara 70-90% dari bagian tanaman budidaya yang sedang aktif tumbuh
dan PGPR tidak terjadi interaksi terhadap semua variabel yang diamati. Hal ini
dikarenakan karena antara pupuk kandang kambing dan PGPR tidak terdapat
36
memberikan pengaruh sendiri-sendiri. Hal ini sesuai dengan Steel dan Torrie
(1989), apabila interaksi antara dua faktor yang satu dengan yang lainnya tidak
berbeda nyata, maka faktor tersebut bertindak bebas atau tidak tergantung antara
A. Kesimpulan
berikut.
2. Dosis kombinasi pupuk kandang kambing dan PGPR yang terbaik untuk
B. Saran
2. Sebaiknya jika ingin mendapatkan keterangan yang lebih luas dan teliti
Amir, L., Sari, AP., Hiola, S.F., dan Jumadi, O. 2012. Ketersediaan Nitrogen
Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) yang
Diperlakukan dengan Pemberian Pupuk Kompos Azolla. Jurnal Sainsmat
1(2): 167-180.
Dewi, W.W. 2016. Respon Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Varietas Hibrida. Jurnal
Viabel Pertanian 10 (2): 11-29.
Dinariani., Heddy, S.Y.B., dan Guritno, B. 2014. Kajian Penambahan Pupuk
Kandang Kambing dan Kerapatan Tanaman yang Berbeda pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Jurnal Produksi Tanaman
2(2): 128-136.
Fifendy, Mades dan Biomed, M. (2017). Mikrobiologi. Depok: Kencana.
Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tana. Diterjemahkan oleh: Adisoemarto.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Habib, I.M.A., Sukamto, D.S., Maharani, L. 2017. Potensi Mikroba Tanah Untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.). Jurnal Folium 1 (1): 28-36. http: //www.riset.unisma.ac.id.
Hadi, R.Y., Heddy, S.Y.B., dan Sugito, Y. 2015. Pengaruh Jarak Tanam dan
Dosis Pupuk Kotoran Kambing terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Buncis (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Produksi Tanaman 3(4): 294–301.
Hamed, M.H., M.A. Desoky., A.M. Ghallab., M.A. Faragallah. 2014. Effect Of
Incubation Periods and Some Organic Materials On Phosphorus Forms In
Calcareous Soils. International Journal Of Technology Enhancements And
Emerging Engineering Research Vol.2 (6); 2347-4289.
Nasib, S.B. Suketi, K., dan Widodo, W.D. 2016. Pengaruh Plant Growth
Promoting Rhizobacteria terhadap Bibit dan Pertumbuhan Awal Pepaya.
Jurnal Bul. Agrohorti 4(1) : 63-69.
Rohmah, N., Muslihatin, W., dan Nurhidayati, T. 2016. Pengaruh Kombinasi
Media Pembawa Pupuk Hayati Bakteri Penambat Nitrogen terhadap pH
dan Unsur Hara Nitrogen dalam Tanah. Jurnal Sains dan Seni ITS 4(1):
44-46.
Sari, M.A. 2016. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Sifat
Kimia Tanah Dan Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Selada (Lactuca
Sativa L). Skripsi. Jurusan Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Mulawarman. Samarinda.
Scnitzer, M. 1991. Soil Organik Matter. The Next 75 Year Soil Science
Siregar, P., Fauzi, dan Supriadi. 2017. Pengaruh Pemberian Beberapa Sumber
Bahan Organik dan Masa Inkubasi Terhadap Beberapa Aspek Kimia
Kesuburan Tanah Ultisol. Vol 5(2): 256-254.
https://media.neliti.com/media/publications/109880-ID-pengaruh-
pemberian-beberapa-sumber-bahan.pdf. 12 Desember 2019.
Steel, R.G.D. dan J.H Torrie. 1989. Principle and Procedures of Statistic.
Gramdia. Jakarta.
Sutedjo, M.M. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. 2010. Jakarta.
Utomo, M. (2016). Ilmu Tanah: Dasar-Dasar Dan Pengelolaan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Wahyuningratri, A., Aini N., dan Heddy, S. 2017. Pengaruh Konsentrasi dan
Frekuensi Pemberian Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Cabai Besar (Capsicum annum L.). Jurnal Produksi Tanaman 5(1): 84-91.
Widowati, L.R., Sri Widati, U. Jaenudin, dan W. Hartatik. 2005. Pengaruh
Kompos Pupuk Organik yang Diperkaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk
Hayati terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran
Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis,
Balai Penelitian Tanah, TA 2005 (Tidak dipublikasikan).
Sangat Sangat
Sifat tanah Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
Susunan kation:
K (cmol (+)/kg) <0,1 0,1-0,2 0,3-0,5 0,6-1,0 >1,0
Na (cmol (+)/kg) <0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1,0
Mg (cmol (+)/kg) <0,4 0,4-1,0 1,1-2,0 2,1-8,0 >8,0
Ca (cmol (+)/kg) <2 2-5 6-10 11-20 >20
Kejenuhan
Basa(%) <20 20-35 36-50 51-70 >70
Kejenuhan
Aluminium(%) <10 10-20 21-30 31-60 >60
25 cm
25 cm 40 cm
Keterangan:
1. Kelompok 1
2. Kelompok 2
3. Kelompok 3
kandang kambing dengan dosis 5-15 ton ha-1 sudah cukup memberikan pengaruh
1 ha tanah = 2.000.000 kg
Tanah / polybag = 5 kg
Perhitungan:
5.000 kg X
2.000.000 kg 5 kg
2.000.000 X 25.000 kg
X = 25.000 kg
2.000.000 kg
X = 0,0125 kg
X = 12,5 g / polybag
1 ha tanah = 2.000.000 kg
Tanah / polybag = 5 kg
Perhitungan:
10.000 kg X
2.000.000 kg 5 kg
2.000.000 X 50.000 kg
X = 50.000 kg
2.000.000 kg
X = 0,025 kg
X = 25 g / polybag
42
Tabel 1. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 10 HST
Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 3,74 1,87 0,43 3,63 6,23
Perlakuan 8 32,30 4,04 0,93 2,59 3,89
Pupuk 2 2,95 1,47 0,34tn 3,63 6,23
PGPR 2 6,13 3,06 0,71tn 3,63 6,23
Interaksi 4 23,22 5,81 1,34tn 3,01 4,77
Galat 16 69,33 4,33
Total 26 105,37
Keterangan : KK = 17.53 %
tn = Berbeda Tidak Nyata
Tabel 2. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 20 HST
Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 13,63 6,81 1,99 3,63 6,23
Perlakuan 8 27,64 3,45 1,01 2,59 3,89
Pupuk 2 7,95 3,97 1,16tn 3,63 6,23
PGPR 2 14,00 7,00 2,04tn 3,63 6,23
Interaksi 4 5,69 1,42 0,42tn 3,01 4,77
Galat 16 54,81 3,43
Total 26 96,08
KK = 11.36 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata
Tabel 3. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman 30 HST
Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 8,30 4,15 1,08 3,63 6,23
Perlakuan 8 108,69 13,59 3,53 2,59 3,89
Pupuk 2 13,13 6,56 1,71tn 3,63 6,23
PGPR 2 90,57 45,29 11,77** 3,63 6,23
Interaksi 4 4,98 1,25 0,32tn 3,01 4,77
Galat 16 61,54 3,85
Total 26 178,52
45
KK = 10.84 %
Keterangan : tn = Berbeda tidak nyata
** = Berbeda sangat nyata pada taraf 1 %
Tabel 4. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah DaunTanaman 10 HST
Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 0,30 0,15 0,34 3,63 6,23
Perlakuan 8 4,30 0,54 1,22 2,59 3,89
tn
Pupuk 2 1,85 0,93 2,11 3,63 6,23
tn
PGPR 2 0,52 0,26 0,59 3,63 6,23
Interaksi 4 1,93 0,48 1,09tn 3,01 4,77
Galat 16 7,04 0,44
Total 26 11,63
KK = 10.53 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata
Tabel 5. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman 20 HST
Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 7,19 3,59 1,68 3,63 6,23
tn
Perlakuan 8 30,96 3,87 1,81 2,59 3,89
tn
Pupuk 2 10,30 5,15 2,41 3,63 6,23
PGPR 2 9,85 4,93 2,31tn 3,63 6,23
tn
Interaksi 4 10,81 2,70 1,27 3,01 4,77
Galat 16 34,15 2,13
Total 26 72,30
KK = 19.82 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata
Tabel 6. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Jumlah Daun 30 HST
Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 3,19 1,59 0,56 3,63 6,23
Perlakuan 8 57,41 7,18 2,52 2,59 3,89
Pupuk 2 3,85 1,93 0,68tn 3,63 6,23
PGPR 2 26,74 13,37 4,70* 3,63 6,23
tn
Interaksi 4 26,81 6,70 2,36 3,01 4,77
Galat 16 45,48 2,84
Total 26 106,07
46
KK = 21.57 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata
* = Berbeda nyata pada taraf 5 %
Tabel 7. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan PGPR
terhadap Rata-Rata Berat Basah
Sumber Ftabel
db JK KT Fhitung
Keragaman F 0,05 F 0,01
Kelompok 2 7,61 3,80 0,39 3,63 6,23
Perlakuan 8 820,47 102,56 10,58 2,59 3,89
Pupuk 2 74,81 37,40 3,86* 3,63 6,23
PGPR 2 666,41 333,20 34,37** 3,63 6,23
Interaksi 4 79,26 19,81 2,04tn 3,01 4,77
Galat 16 155,10 9,69
Total 26 983,18
KK = 27.31 %
Keterangan : tn = Berbeda Tidak Nyata
* = Berbeda nyata pada taraf 5 %
** = Berbeda sangat nyata pada taraf 1 %
47
Akar Bambu
Fermentasi PGPR