Kepemimpinan CBR
Kepemimpinan CBR
KEPEMIMPINAN
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report
ini dengan baik. Dengan tema “Kepemimpinan” tugas ini disusun dengan tujuan
untuk melengkapi tugas mata kuliah Kepemimpinan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Trisman Harefa,
SS., M.Pd. selaku Dosen pengampu dalam mata kuliah Kepemimpinan yang telah
bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas ini.
Penulis berharap agar CBR yang telah disusun ini dapat memberikan
inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. Penulis juga berharap agar Makalah
ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.
Dalam penyusunan CBR ini, penulis merasa masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan CBR ini.
Akhir kata semoga Critical Book Report ini dapat bermanfaat. Atas segala
perhatian semua rekan, penulis mengucapkan terima kasih.
Ya’aman Gulo
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN........................................................................................1
C. MANFAAT PENULISAN....................................................................................1
D. IDENTITAS BUKU.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. INTISARI BUKU.................................................................................................3
1. Intisari Buku Utama...........................................................................................3
2. Intisari Buku Pembanding..................................................................................9
B. ANALISIS ISI BUKU........................................................................................13
1. Analisis Buku Utama........................................................................................13
2. Analisis Buku Pembanding..............................................................................14
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
A. KESIMPULAN...................................................................................................15
B. REKOMENDASI...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mampu meringkas isi buku.
2. Agar mampu membandingkan buku yang satu dengan yang lain.
3. Agar mampu mengkritisi buku dan memberi saran yang baik
C. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang materi yang terdapat dalam
Kepemimpinan.
2. Mempermudah pembaca mendapat inti dari sebuah buku yang telah
dilengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta
kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-
kesimpulan atas buku-buku yang dianalisis.
1
D. IDENTITAS BUKU
1. Buku Utama
Judul : Kepemimpinan
Penulis : Triantoro
Safaria
ISBN : 979-3289-61-9
2. Buku Pembanding
Judul :
Kepemimpinan Budaya
Organisasi dan
Manajemen Strategik
Penulis : Prof.
Dr, M.H. Matondang,
SE., MA.
ISBN : 978-
979-756-400-1
Penerbit : Graha
Ilmu
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTISARI BUKU
1. Intisari Buku Utama
BAB 1 APA ITU KEPEMIMPINAN
“Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling
mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk
dipahami” (Richard L. Daft, 1999). Mendefinisikan kepemimpinan
merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar
kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi,
perkembangan ilmu saat in telah membawa banyak kemajuan sehingga
pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi
diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan
nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost., 1993).
Saat ini kenyataan yang dihadapi oleh organisasi dan
kepemimpinan sangat banyak perbedaannya dengan apa yang dihadapi
beberapa dekade lalu. Saat ini pemimpin dan organisasi dihadapkan pada
perubahan yang cepat, kompetisi yang ketat, globalisasi, perampingan
organisasi, perubahan ekonomi, social, dan kondisi pemerintahan.
Pemimpin dan organisasi dihadapkan pada tantangan yang lebih berat
akibat kemajuan teknologi yang cepat, deregulasi, kebijakan pemerintah
yang terbuka, sampai kompleksnya masalah ketenagakerjaan.
Pada dasarnya setiap manusia menyukai hal-hal yang stabil dan
bias diprediksi atau bahkan pasti. Banyak orang yang menolak perubahan
karena didalam perubahan selalu terdapat ketidakpastian, keresahan, dan
kesulitan untuk memprediksikan sesuatu.
Pemimpin masa lalu yang memiliki posisi kekuasaan besar percaya
bahwa bawahan harus diberi tahu untuk bekerja, bagaimana cara
melakukannya, kapan mengerjakannya, dan siapa yang harus
mengerjakannya. Struktur organisasi yang kaku, pekerjaan yang monoton
dan detai-detail kerja yang terjabar secara teliti akan menunjukkan bahwa
orang-orang yang berada diatas lebih berkuasa dari anggota organisasi
yang berada di bawah. Itu berarti segalanya berada dalam kendali.
Ada 7 alasan pokok kegagalan seorang pemimpin, yaitu:
a) Tidak sensitif, tidak peduli, suka melakukan intimidasi, omong besar
b) Dingin, menjaga jarak, dan arogan
c) Mengkhiadati kepercayaan pribadi
d) Terlalu ambisius, egoistik, bermain politik, mementingkan diri sendiri
3
e) Mempunyai masalah kinerja dengan dunia bisnis
f) Tidak mampu mendelegasikan dan membangun tim kerja
4
super (greatman). Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu
dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan
mereka seorang pemimpin.
Efek dari asumsi X dan Y adalah munculnya apa yang dinamakan
sebagai fenomena ramalan yang yang terpenugi dengan sendirinya (self-
fullfilingprophecy), yaitu pemimpin membuat perkiraan, berasumsi
sebelumnya, berprasangka atau merumuskan keyakinan yang menjadi
kenyataan karena pemimpin meramalkannya dan bertindak seakan-akan
itu benar.
BAB 4 TEORI PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi menegaskan bahwa sesuatu hal tergantung
pada hal lainnya sehingga untuk menjadi pemimpin yang efektif harus ada
kecocokan antara perilaku pemimpin dan gaya pemimpin pada kondisi dan
situasi di dalam organisasi.
Penelitian pertama dari model kontingensi dilakukan oleh Fielder
dan sejawatmya yang mencari hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan situasi organisasional. Pokok teori Fielder ini berfokus pada
apakah seorang pemimpin menekankan pada gaya orientasi-hubungan atau
gaya orientasi-tugas. Untuk mengetahui apakah seorang pemimpin
bergaya orientasi pada hubungan atau tugas, Fielder menggunakan suatu
kuisioner yang diberi nama skala rekan kerja yang paling sedikit disukai.
Pendekatan kontingensi lain tentang kepemimpinan adalah teori
path-goal. Teori ini menekankan tanggung jawab pemimpin untuk
meningkatkan motivasi karyawan agar tujuan personal dan organisasional
tercapai. Prmimpin meningkatkan motivasi bawahan dengan cara: (1)
mengklarifikasikan jalan (path) menuju reward (hadiah) yang tersedia,
atau (2) meningkatkan reward yang diinginkan dan diharapkan oleh
bawahan.
5
perusahaan dan alasan-alasan dasar adanya perusahaan, yang kemudian
menjadi dasar bagi terciptanya sebuah visi organisasi.
Untuk menciptakan organisasi yang kuat, membutuhkan cara untuk
menerjemahkan visi, misi, nilai-nilai, dan tujuan menjadi tindakan konkret
yang berupa suatu strategi. Strategi adalah rencana aksi global yang
menggambarkan alokasi sumber daya dan aktivitas lainnya untuk
menghadapi lingkungan dan menolong organisasi mencapai tujuan
tertingginya.
6
4) Filosofi. Ini merupakan seperangkat keyakinan dasar dan kepercayaan
yang dipegang kuat oleh organisasi
5) Peraturan. Merupakan pedoman yang ketat yang tercantum secara
tertulis di dalam kebijakan organisasi.
6) Iklim organisasi. Merupakan suasana umum yang dirasakan oleh
anggota organisasi, melalui bangunan fisik, setting ruang kerja, cara
anggota berinteraksi satu sama lainnya, proses komunikasi yang
terjadi, dan lain sebagainya.
Budaya organisasi mempunyai dua fungsi utama, yaitu pertama,
sebagai proses integrasi internal di mana anggpta-anggota organisasi dapat
bersatu padu sehingga mereka akan mengerti bagaimana berinteraksi satu
dengan lainnya. Fungsi kedua dari budaya organisasi adalah sebagai
proses adaptasi eksternal, di mana budaya akan menentukan bagaimana
organisasi memenuhi tuhuan-tujuannya dan berhubungan dengan pihak
luar.
7
Motif primer mempunyai ciri sebagai motif yang dibawa sejak
lahir atau bersidat fisiologis. Motif ini tidak bisa dipelajari dan bukan
merupakan hasil dari proses belajar.
Motif umum terletak diwilayah abu-abu dari dua kuntinum antara
motif primer dan motif sekunder.
Motif sekunder merupakan kebutuhan yang muncul akibat proses
belajar. Artinya manusia memiliki kebutuhan ini diakibatkan hasil
interaksinya dengan lingkungan, sehingga menghasilkan pemahaman baru.
Teori keadilan dikemukakan oleh seorang psikolog social J. Stacy
Adams yang menegaskan bahwa masukan terpenting bagi kinerja dan
kepuasan individu adalah tingkat keadilan atau ketidakadilan yang mereka
terima didalam pekerjaan dan organisasinya.
BAB 10 KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN
Salah satu penelitian menyimpulkan bahwa pemberdayaan
karyawan akan membuat pemimpin mampu menciptakan organisasi yang
unik dengan kemampuan kinerja yang tinggi. Keuntungan dari penerapan
konsep pemberdayaan berhubungan secara lamgsung denhgan munculnya
potensi motivasi yang besar dari karyawan sehingga mampu memacu
kemajuan organisasi.
Ada empat kondisi dasar yang harus terpenuhi untuk menjadikan
pemberdayaan sebagai budaya organisasional dan menjadi bisa
dioperasionalkan yaitu partisipasi, inovasi, akses pada invormasi, dan
akuntabilitasi.
Ada perbedaan antara manjemen dan kepemimpinan dalam
menerapkan metode untuk meningkatkan motivasi bawahan. Kebanyakan
manajemn hanya berfokus pada pemenuhan motif ekstrinsik seperti
pemberian hadiah berupa bonus dan gaji.
Manjemen hanya menerapkan prinsif hadiah dan hukuman yang
merupakan pemenuhan kebutuhan tingkat rendah sehingga kinerja yang
dihasilkan pun masih dalam taraf rata-rata. Sedangkan kepemimpinan
menfokuskan pada pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi, melalui
pemberdayaan melalui motif intrinsik, sehingga kinerja yang dihasilkan
oleh bawahan akan lebih maksimal dibandingkan dengan penerapan
metode pemenuhan motif oleh manajemen. Akibat yang ingin dicapai oleh
kepemimpinan adalah perkembangan dan kemajuan bawahan secara
optimal.
8
2. Intisari Buku Pembanding
BAB 1 KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang
lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan
sesuai yang diinginkan
Kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang
lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Ada juga
yang mengatakan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah hubungan
interaksi antara pengikut (follower) dan pemimpin dalam mencapai tujuan
bersama.
Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu Gaya kepemimpinan
memberitahu (telling); Gaya kepemimpinan berkonsultasi (consulting);
Gaya kepemimpinan berpartisipasi (participating); dan Gaya
kepemimpinan mendelegasikan (delegating).
Teori lahirnya pemimpin, yaitu
1) Teori Genetik (heredity theory), mengatakan bahwa pemimpin lahir
karena mewarisi bakat yang diturunkan oleh orang tua dan atau
leluhur.
2) Teori Sosial, yang mengatakan bahwa pemimpin bukan diwariskan
tetapi diciptakan (the leader is made), pemimpin bukan warisan tetapi
dibentuk.
3) Teori ekologi, pemimpin diciptakan oleh lingkungan.
BAB 2 BUDAYA ORGANISASI
Berbagai literature mendefinisikan bahwa organisasi dengan
berbagai versi. Stephen P. Robins misalnya mengatakan “bahwa budaya
organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dibentuk oleh
anggota-anggotanya sekaligus pembeda organisasi itu dengan organisasi
lain”.
Ciri-ciri kebudayaan:
1) Kebudayaan merupakan hasil belajar dalam pergaulan dan tidak
berlaitan dengan ciri-ciri biologis (jeturunan).
2) Kebudayaan merupakan sistem nilai yang dianut dan dihayati bersama
oleh segenap anggota kelompok social bersangkutan.
3) Kebudayaan hidup dari generasi ke generasi dan berkembang sejalan
dnegan perkembangan generasi.
4) Kebudayaan bersifat simbolik dan muncul atas dasar kemampuan
orang-orang dalam menciptakan pelbagai lambing yang mnegandung
nilai.
5) Kebudayaan mempunyai pola, keteraturan, dan terintegrasi sebagai
suatu kebulatan.
6) Kebudayaan bersifat adaptif karena merupakan manifestasi dan
mekanisme adptasi manusia terhadap lingkungan.
9
10 karakteristik yang dapat dipakai untuk mengukur keberadaan
budaya (Robins,1990) yaitu:
1) Inisiatif individu. Tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan
kemandirian yang dimiliki individu;
2) Toleransi terhadap tindakan berisiko. Sejauh mana para pegawai
dianjurkan untuk bertidak agresif, inovatif, dan mengambil risiko;
3) Arah, sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas
sasaran dan harapan mengenai prestasi;
4) Integrasi. Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong
untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi;
5) Dukungan dari manajemen. Tingkat sejauh mana para manajer
memberi komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap
bawahan mereka;
6) Control. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan
untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai;
7) Identitas. Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya
secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok
kerja tertentu atau dengan bidang keahlian professional;
8) Sistem imbalam. Tingkat sejauh mana alokasi imbalan didasrkan atas
kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih
kasih, dan sebagainya;
9) Toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauh mana para pegawai di
dorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka;
10) Pola-pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi
dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal.
Kekuatan budaya organisasi ditentukan oleh kedalaman
penghayatan nilai-nilai inti, kejelasan pengaturannya, dan keluasan
penyebarannya dikalangan segenap anggota. Semakin banyak jumlah
anggota yang menerima dan menghayati nilai-nilai inti, menyepakati
makna dan kepentingannya, dan semakin besar komitmen para anggota
terhadap nilai-nilai tersebut maka akan semakin kuat pula budaya
organisasi tersebut.
BAB 3 MANAJEMEN STRATEGIK
Manajemen strategic adalah suatu proses manajemen untuk meraih
peluang dengan mobilisasi semua potensi sumber daya yang ada guna
mencapai sasaran utama yaitu: keunggulan dan daya saing jangka panjang,
dengan mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
intern dan ekstern perusahaan.
Fungsi strategi, yaitu:
1) Strategi Sebagai Rencana
Strategi menjadi arah tindakan-pedoman yang digunakan untuk
menghadapi tantangan lingkungan tertentu.
2) Strategi Sebagai Siasat
10
Dianggap sebagai maneuver menghadapi pesaing (Porter
1980;1985)
3) Strategi Sebagai Pola (Pattern)
Sebagai pola dari suatu rangkaian tindakan untuk menghadapi
tantangan/ancaman atau memanfaatkan peluangyang terdapat
dilingkungan.
4) Strategi Sebagai Kedudukan (Position)
Penempatan perusahaan dilingkungan makro. Strategi menjadi
media yang menjabatani perusahaan dengan lingkungan.
Strategi sebagai perspektif
Strategi menjadi perwujudan cara melihat dan pemahaman
lingkungan.
Untuk menghadapi persaingan dalam era globalisasi pimpinan
perusahaan harus memperhatikan 5C sebagai berikut:
1) Customer
a. Kualitas harga
b. Design kemasan
c. Nilai pendekatan kepada customer
d. Speed delivery
e. Zero defect
2) Competition
No one player can master anything
“tidak ada satu perusahaan yang dapat bertahan dengan teknologi
yang dikuasainya”
3) Company
Diperlukan adanya “BRAND NAME” bagi suatu perusahaan untuk
menghadapi persaingan global.
4) Country
Perlu pemilihan Negara yang dapat merupakan daerah yang
suburdan aman bagi investasi dan pengembangan prusahaan
tersebut.
5) Currency
Menginginkan penggunaan mata uang yang tidak terlalu mudah
berfluktuasi untuk mengurangi risiko akibat ketidak stabilan nilai
tukarnya.
Dalam melakukan analisis manajemen secara menyeluruh
(komprehensip) salah satu instrument yang digunakan adalah analisis
SWOT. Analisis SWOT adalah suatu proses merinci dan menilai keadaan
lingkungan eksternal dan lingkungan internal strengths (kekuatan) dan
weaknesses (kelemahan) serta merinci dan menilai keadaan lingkungan
eksternal.
11
1. Identifikasi factor internal
a) Strength
Factor personalia : expert, skill, SDM
Factor pemasaran : range of product, pangsa pasar
Factor produksi : mesin modern, lab modern, teknologi
maju
Factor administrasi : keuangan dan pemodalan yang
cukup
b) Wealness
Factor pemasaran : mellaui ornag lain, bergantung pada
pihak luar
Factor produksi : produksi baru tidak berkembang,
kemasan tidak menarik, harga terlalu mahal
2. Identifikasi factor eksternal
a) Opportunity (Environmental opportunity)
Potensi pasar masih besar
Akan terjadi pergeseran pola D dan S shifting demand
Pengembangan produk baru
Adanya pengakuan/dukungan pemain atas produk
Kepercayaan masyarakat untuk persediaan
b) Threats (environmental Threats)
Persaingan yang kurang etis dalam promosi
Pengawasan ketat dari pemerintah
Bahan baku masih import
Pesaing yang menghasilkan produk lama
Perubahan kurs mata uang asing (fluktuasi valuta asing)
BAB 4 STUDI KASUS
Pembahasan dari studi kasus:
1. Banyak pemimpin yang sangat menguasai teori manajemen serta
mampu menerapkannya tanpa melihat kondisi rill di lapangan
2. Seorang pemimpin harus mampu memahami suatu permasalahan
dan mencari solusi terbaik dengan tetap berpegang pada visi dan
misi organisasi
BAB 5 BAHAN PENYEGARAN DAN DISKUSI
1. Apa definisi manajemen strategik?
Suatu kesatuan rencana yang didesain bersifat menyeluruh dan
terpadu untuk menjamin tercapainya sasaran-sasaran pokok
(objectives).
2. Apa manfaat mempelajari manajemen strategik?
Untuk memiliki pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang
diperlukan dalam memadukan konsep, metode dan teknik yang
sudah dipelajari secara multy disiplinair, guna menganalisis
12
kondisi eksternal dan internal perusahaan, kemudian dapat
merumuskan strategi demi tercapainya sasaran-sasaran pokok
perusahaan.
3. Apa manfaat strategic manajemen bagi perusahaan?
a. Perusahaan dapat mengantisipasi kondisi dinamika perubahan
yang akan dating.
b. Perusahaan dapat menyiapkan dan merumuskan sasaran-
sasaran yang akan dicapai serta memberi arah yang jelas bagi
karyawan.
c. Perusahaan dapat melaksanakan tugasnya lebih efektif.
d. Perusahaan lebih mampu bersaing dan mengungguli pesaing
yang lain apabila menggunakan manajemen strategik.
Kekurangan
a) Tidak disertai dengan rangkuman
b) Bab 4 Teori Pendekatan Kontingensi pada halaman 65
diulang lagi di halaman berikutnya yang berarti bab 4 ada
dua halaman.
c) Ada beberapa halaman yang tidak tersedia yaitu halan 67-
70
d) Terdapat banyak kesalahan penulisan kata.
e) Terdapat beberapa kalimat yang sulit dimengerti.
13
2. Analisis Buku Pembanding
Kelebihan
a) Cover buku menarik, cover didominasi oleh warna biru.
b) Memuat banyak teori pendapat dari para ahli.
c) Penggunaan tanda baca sudah baik.
d) Buku ini sangat bagus karena menyediakan materi yang
menggunakan Bahasa singkat, jelas dan padat.
e) Buku mudah dipahami karena menggunakan kalimat yang
mudah dimengerti, tidak berbeli-belit sehingga mudah
dimengerti para pembaca.
Kelemahan
a) Buku ini memiliki bab yang sedikit, hanya terdapat 5 bab
sehingga materi pembelajaran yang disampaikan kurang
lengkap
b) Ada beberapa bab yang disertai dengan kesimpulan tetapi
beberapa bab lainnya tidak disertai kesimpulan.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku
orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Disini dapat ditangkap suatu pengertian bahwa jika seseorang telah mulai
berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka di sini
kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai. Pengaruh dan kekuasaan dari
seseorang pemimpin mulai tampak relevansinya. Demikian pula peranan
pemimpin di dalam mengatasi konflik. Itulah sebabnya buku ini
membicarakan ketiganya.
Membicarakan kepemimpinan dapat dimulai dari mana saja. Di
sini saya memulainya dari sudut pandangan ilmu perilaku sosial organisasi
yang diutarakan oleh para tokoh yang include. Karena itu seringkali
kepemimpinan dipertautkan dengan manajemen.
Konsep kepemimpinan dan manajemen terkadang sering
dipertukarkan dan disamakan satu dengan lainnya, walaupun kenyataan
keduanya sangat berbeda satu dengan lainnya. Manajemen dan
kepemimpinan dapat digunakan sevara bergantian. Manajer terkadang
berperan sebagai pemimpin dan pemimpin terkadang juga berperan
sebagai manajer, tetapi keduanya merupakan proses yang berbeda.
Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin ini, ada dua hal
yang biasanya dilakukan olehnya terhadap pengikut, yakni : perilaku
mengarahkan dan perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan hanya
dalam komunikasi satu arah, sedangkan perilaku mendukung diartikan
dalam komunikasi dua arah.
Oleh karena fungsi kepemimpinan yang lazim ialah membuat
keputusan, dengan gaya kepemimpinan tersebut akan tampak jika
dipraktekkan dalam hal melakukan pembuatan keputusan. Posisi kontrol
atas pemecahan masalah atau pembuatan keputusan dipegang bergantian
antara pemimpin dan bawahannya, sehingga penampilan, bobot, dan
perilakunya disenangi dan diterima oleh bawahannya. Bawahan
menyukainya dan menganggapnya sebagai sumber informasi, dan tempat
bertanya. Pemimpin sering mendiskusikan masalah bersama-sama
bawahan, sehingga tercapai kesepakatan. Pembuatan keputusan
didelegasikan kepada bawahan. Sumber kekuasaan yang ada padanya
kekuasaan keahlian dan informasi.
15
B. REKOMENDASI
Diharapkan setelah membaca Critical Book Report ini pembaca
lebih mengerti tentang menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar
dan apa saja yang terkandung didalamnya sehingga kita dapat memahami
tentang teori sikap, perilaku, dan gaya menjadi seorang pemimpin yang
baik, benar, dan bertanggung jawab.
16
DAFTAR PUSTAKA
17