Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS DASAR HASIL PENGUKURAN

(Penyusunan Distribusi Frekuensi, Perhiungan Kecenderungan


Senteral, Kurva Normal, Analisis Tembahan)

DISUSUN:

1. DESNI POPINTA WARUWU 202124013


2. EDEN PUTRI HAREFA 202124014
3. EDIELI NAZARA 202124015
4. DERMAWANI ZILIWU 202124012
5. WANGI NETRALLI LASE 202124077

Kelas : A
Semester : IV
Dosen Pengampu : Lestari Waruwu, S.Pd.,M.Pd

UNIVERSITAS NIAS GUNUNGSITOLI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran tentang Analisis Dasar Hasil Pengukuran
(Penyusunan Distribusi Frekuensi, Perhiungn Kecenderungan Senteral, Kurva Normal,
Anaisis Tembahan)

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih dengan hati yang tulus
kepada pihak yang telah membantu, secara khusus kami mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Lestari Waruwu, S.Pd,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Proses dan Hasil Pembelajaran karena telah memberikan bimbingan kepada kami
dalam menyelesaikan makalah ini.

Gunungsitoli, 15 Mei 2022

Penulis,

Wangi, dkk
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Tujuan……………………………………………………………………............................................. 2
C. Manfaat……………………………………………………………………........................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Dasar Hasil Pengukuran................................................................................... 3


B. Penyusunan Distribusi Frekuensi................................................................................... 4
C. Perhitungan Kecenderungan Sentral....................................................................................... 6
........................................................................................................................................
D. Kurva Normal ................................................................................................................................ 8
E. Materi Analisis Tambahan Tehnik Analisa Data Kualitatif.............................................
11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………....................................... 6
B. Saran………………………………………………………………………............................................ 6

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 7

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu


pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari
yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian
dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi
siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan.  Ketepatan
penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas,
memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses
pembelajaran.
Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi
yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu
menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang
digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. Karena keterbatasan kemampuan
dan waktu, penilaian cenderung dilakukan dengan menggunakan cara dan alat yang
lebih menyederhanakan tuntutan perolehan siswa.  Hasil evaluasi pelaksanaan
Kurikulum menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan di kelas kurang mampu
memperlihatkan tuntutan hasil belajar siswa, yaitu:
1. mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri secara lisan dan
tertulis;
2. mengekspresi gagasan, khususnya dalam bentuk gambar, grafik, diagram,
atau simbol lainnya;
3. mengembangkan keterampilan fungsional sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan fisik, sosial, dan budaya;
4. menggunakan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) sebagai sumberdan
media belajar
5. membuat laporan penelitian dan membuat sinopsis; dan
6. mengembangkan kemampuan bereksporasi dan mengaktualisasi diri.
Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil
belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar

1
siswa dalam lingkup ranah afektif dan psikomotor. Diharapkan penilaian kelas
mampu mengatasi permasalahan penilaian yang ada sehingga hasil belajar siswa
dapat dinilai sesuai dengan tuntutan kompetensi. Melihat dasar permasalahan di
atas, maka penulis mencoba membuat makalah dengan mengakaji tentang penilaian

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran, penilaian, dan evaluasi?
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui Penyusunan Distribusi Frekuensi,
Perhiungan Kecenderungan Senteral, Kurva Normal, Analisis Tembahan
C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari makalah ini yaitu,  
Mahasiswa diharapkan dapat :
1.     Menjelaskan Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi.
2.     Mengetahui Penyusunan Distribusi Frekuensi, Perhiungan Kecenderungan
Senteral, Kurva Normal, Analisis Tembahan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Dasar Hasil Pengukuran


Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu.
Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau
sesuatu yang lain (Anas Sudijono, 1996: 3). Jika kita mengukur suhu badan
seseorang dengan termometer, atau mengukur jarak kota A dengan kota B, maka
sesungguhnya yang sedang dilakukan adalah mengkuantifikasi keadaan
seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya, dapat dipahami bahwa
pengukuran itu bersifat kuantitatif. Kegiatan pengukuran itu menjadi lebih
kompleks lagi apabila digunakan dalam mengukur aspek psikologis seseorang,
seperti kecerdasan, keahlian dan latihan tertentu. Demikian juga halnya
pengukuran dalam bidang pendidikan, kita hanya mengukur atribut atau
karakteristik peserta didik tertentu. Misalkan, seorang guru dapat mengukur
penguasaan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu atau kemampuan dalam
melakukan suatu keterampilan tertentu yang telah dilatih.
Maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana dikemukakan Anas
Sudijono (1996: 4) ada tiga macam yaitu :
1. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti orang
mengukur jarak dua buah kota;
2. Pengukuran untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar;
3. Pengukuran yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan
jalan  menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain
sebagainya.
Menurut Mahrens, pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa
angka yang diperoleh melalui proses tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto;
pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Menurut
Lien, pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan
alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana
disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa

3
yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu.
Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan
apa yang mereka katakan serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan
tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa.
B. Penyusunan Distribusi Frekuensi
1. Pengertian Distribusi Frekuensi
Distribusi (distribusi bahasa Inggris) berarti "penyaluran" pembagian
atau pencaran jadi distribusi frekuensi dapat diberi arti "penyaluran frekuensi"
pembagian frekuensi atau pencarian frekuensi "dalam statistik," distribusi
frekuensi "kurang lebih mengandung pengertian suatu keadaan yang
menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang
dilambangkan dengan angka itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar.
Distribusi frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval.
(Kuswanto, 2006). Distribusi frekuensi adalah membuat uraian dari satu hasil
penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik
yakni bentuk statistik populer yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah
mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian. (Djarwanto, 1982).

Dalam bekerja dengan jumlah data yang cukup besar, biasanya lebih
menguntungkan jika data ini disajikan dalam kelas-kelas atau kategori tertentu
bersamaan dengan frekuensi yang bersesuaian. Frekuensi yang dimaksud adalah
banyaknya kejadian yang ada pada kelas-kelas tertentu. Suatu tabel yang
menyajikan kelas-kelas data beserta frekuensinya disebut distribusi frekuensi
atau tabel frekuensi.

Contoh: Berikut distibusi frekuensi tinggi badan 100 siswa SMA XYZ

Tabel 2.1 Tinggi 100 siswa SMA XYZ

Tinggi badan (in) Frekuensi


60–62 5
63–65 18
66–68 42
69–71 27
72–74 8

4
100

Berdasarkan tabel di atas, banyak siswa yang tingginya berada dalam


rentang 66 in dan 68 in adalah 42 orang.

a. Beberapa Istilah pada Tabel Frekuensi

Interval kelas adalah interval yang diberikan untuk menetapkan kelas-


kelas dalam distribusi. Pada tabel 2.1, interval kelasnya adalah 60-62, 63-65, 66-
68, 69-71 dan 72-74. Interval kelas 66-68 secara matematis merupakan interval
tertutup [66, 68], ia memuat semua bilangan dari 66 sampai dengan 68. Bilangan
60 dan 62 pada interval 60-62 disebut limit kelas, dimana angka 60 disebut limit
kelas bawah dan angka 62 disebut limit kelas atas.

Batas kelas adalah bilangan terkecil dan terbesar sesungguhnya yang


masuk dalam kelas interval tertentu. Misalnya jika dalam pengukuran tinggi
badan di atas dilakukan dengan ketelitian 0.5 in maka tinggi badan 59.5 in dan
62.5 in dimasukkan ke dalam kelas 60 – 62. Bilangan 59.5 dan 62.5 ini disebut
batas kelas atau limit kelas sesungguhnya, dimana bilangan 59.5 disebut batas
kelas bawah dan 62.5 disebut batas kelas atas. Pada prakteknya batas kelas
interval ini ditentukan berdasarkan rata-rata limit kelas atas suatu interval kelas
dan limit kelas bawah interval kelas berikutnya. Misalnya batas kelas 62.5
diperoleh dari (62+63)/2. Pemahaman yang sama untuk interval kelas lainnya.

Lebar interval kelas adalah selisih antara batas atas dan batas bawah
batas kelas. Misalnya lebar interval kelas 60-62 adalah 62.5–59.5 = 3.

Tanda kelas adalah titik tengah interval kelas. Ia diperoleh dengan cara
membagi dua jumlah dari limit bawah dan limit atas suatu interval kelas. Contoh
tanda kelas untuk kelas interval 66-68 adalah (66+68)/2 = 67.

b. Cara Membuat Tabel Frekuensi

Cara membuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

5
Rumus:

1. Jangkauan

J=Xmax-Xmin

2. Banyak kelas
K=1+3,3 log N
3. Panjang Interval Kelas
I= Jangkauan
Banyak kelas
4. Batas bawah kelas pertama=data terkecil

C. Perhitungan Kecenderungan Sentral


Pada kecenderungan sentral ini dibahas mengenai mean, median, dan
modus. Kita sering menjumpai berbagai jenis data dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai jenis data tersebut diolah dan dipublikasikan agar memberikan
informasi yang berguna. Beberapa macam pengolahan data seperti mean,
median, dan modus.

Dalam statistika dikenal adanya ukuran pemusatan data. Beberapa ukuran


pemusatan data yang perlu diketahui adalah mean, median, dan modus. Mean
dapat diartikan sebagai nilai rata-rata suatu kelompok data. Median adalah nilai
tengah data setelah diurutkan. Sedangkan modus merupakan nilai yang sering
muncul dalam suatu kelompok data.

Penerapan mean (rata-rata) dapat ditunjukkan saat menentukan berapa


banyak siswa yang mendapatkan nilai di atas rata-rata nilai kelas. Median
digunakan apabila guru ingin membagi kelas menjadi dua kelompok berdasarkan
urutan nilai. Modus dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui berapa banyak
siswa yang memperoleh nilai tertentu atau menentukan frekuensi terbanyak dari
suatu data.

Rumus Mean :

X=
∑ f i.X i

∑ fi
6
Keterangan :

x : nilai rata – rata

x i : nilai tengah kelompok data ke-i

f i : frekuensi kelompok data ke-i

Rumus Modus :

Mo=Tb+
( d1
)
d 1+ d2
P

Keterangan :

Tb : tepi bawah kelas median

d 1: selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelum kelas modus

d 2 : selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelah kelas modus

P : panjang kelas interval

Rumus Median :

( )
n
−F
2
tb+ P
Fm

Keterangan :

n
Tb : tepi bawah dari kelas 2

F : frekuensi komulatif sebelum kelas median

Fm : frekuensi kelas median

p : interval

7
D. Kurve Normal
Distribusi Normal atau Kurva Normal (Distribusi Gausse) adalah suatu
alat statistik yang sangat penting untuk menaksir dan meramalkan peristiwa-
peristiwa yang lebih luas. Distribusi normal dikembangkan oleh Carl Friedrich
Gauss, seorang ahli matematika, astonomi, dan fisika berkebangsaan Jerman. Ada
dua kurva normal, yaitu kurva normal (umum) dan kurva normal standar (baku)
dengan penjelasannya sebagai berikut:
1. Kurva normal
Ciri-ciri kurva normal yaitu :
1. Berbentuk genta dengan satu titik puncak
2. Mean sama dengan median sama dengan modus yang memberikan pola
simetris. Kurva simetris pada nilai μ (Luas daerah kanan = Luas daerah
kiri).
3. Kurva di kedua sisi ujungnya mendekati sumbu horizontal
4. Dua parameter yang menentukan distribusi normal adalah rataan/ mean
(μ) dan standar deviasi (σ)
5. Kurva distribusi normal mempunyai satu puncak (uni-modal)
6. Luas seluruh daerah di bawah kurva adalah 1 (Domainnya: −∞< X < ∞ )
7. Semakin besar σ (simpangan baku) maka semakin lebar kurva

Bentuk kurva dapat dilihat dibawah ini.

Dengan formula sebagai berikut :

− ( )
2
1 x−μ
1
f ( x )= e 2 σ
σ √2π

8
Keterangan :

X = nilai variabel random


μ = rata-rata variabel random
σ = simpangan baku variabel random
π = konstanta 3,14159
e = konstanta 2,71828

2. Kurva normal standar (baku)


Distribusi normal baku adalah distribusi perubahan acak dengan rata-rata μ =
0 dan varian σ 2= . perubahan acak (variable random) distribusi normal baku
dinotasikan dengan Z yang merupakan hasil transformasi dari perubahan
acak X yang berdistribusi normal. Bentuk transformasi perubahan acak
tersebut adalah sebagai berikut :
X−μ
Z=
σ
Keterangan:
Z : variabel normal standar
X : nilai variabel random
μ : rata-rata variabel random
σ : simpangan baku variabel random
Luas daerah dibawah kurva normal standar dapat ditentukan dengan
menggunakan datar distribusi normal standar, yaitu table luas dari kurva
normal standar dengan nilai z tertentu. Luas daerah dibawah kurva normal
pada interval tertentu dapat dinotasikan sebagai P(0 < z < b). kurva ini lebih
sering digunakan dan banyak dijumpai penggunaannya karena lebih mudah
dan ringkas pengerjaannya dan merupakan bentuk sederhana dari kurva
normal.

E. Materi Analisis Tambahan Tehnik Analisa Data Kualitatif


1. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

a. Wawancara

9
Wawancara telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau informasi
yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi.
Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu
dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana. Wawancara
memungkinkan analis sistem mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dan
prosedur-prosedur informal dalam wawancara dengan para pembuat keputusan
organisasional. Analis sistem menggunakan wawancara untuk mengembangkan
hubungan mereka dengan klien, mengobservasi tempat kerja, serta untuk
mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi.
Meskipun e-mail dapat digunakan untuk menyiapkan orang yang diwawancarai
dengan memberi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan temuan, namun
akan lebih baik bila wawancara dijalankan secara personal bukan elektronis.
Lima langkah persiapan wawancara:

1. Membaca materi latar belakang Bacalah informasi latar belakang tentang


orang yang diwawancarai dan organisasinya sebanyak mungkin. Materi ini
dapat diperoleh dari orang yang bisa Anda hubungi segera untuk
menanyakan tentang Website perusahaan. Laporan tahunan terbaru, laporan
berkala perusahaan, atau publikasi-publikasi lainnya yang dikirim keluar
sebagai penjelasan tentang organisasi kepada publik.
2. Menetapkan tujuan wawancara Gunakan informasi latar belakang yang Anda
kumpulan serta pengalaman Anda untuk menetapkan tujuan-tujuan
wawancara. Setidaknya ada empat sampai enam area utama yang berkaitan
dengan sikap pengolahan informasi dan pembuatan keputusan yang ingin
Anda tanayakan. Area tersebut meliputi sumber-sumber informasi, format
informasi, frekuensi pebuatan keputusan, kualitas informasi, dan gaya
pembuat keputusan.
3. Memutuskan siapa yang diwawancarai Saat memutusakan SIAPA saja yang
diwawancarai, sertakan pula orangorang terpenting dari semua tingkatan
yang untuk hal-hal tertentu bisa dipengaruhi sistem.
4. Menyiapkan orang yang diwawancarai Siapkan orang yang akan
diwawancarai dengan menelpon mereka atau menulis pesan e-mail sehingga
memungkinkan orang-orang yang akan diwawancarai mempunyai waktu
untuk berpikir. Aturlah waktu untuk menelpon dan membuat janji
10
pertemuan. Biasanya, wawancara dijalankan selama 45 menit atau paling
lama 1 jam.
5. Menentukan jenis dan struktur pertanyaan Tuliskan pertanyaan-pertanyaan
yang mencakup area-area dasar dalam pembuatan keputusan saat Anda
menegaskan tujuan-tujuan wawancara. Teknik bertanya yang tepat adalah
inti dari wawancara.

Ada dua jenis pertanyaan dalam wawancara:


a. Pertanyaan Terbuka (Open – Ended) Pertanyaan terbuka
menggambarkan pilihan bagi orang yang diwawancarai untuk merespons.
Mereka terbuka dan bebas merespons. Respons dapat berupa dua kata
atau dua paragraf. Beberapa contoh pertanyaan terbuka: - Bagaimana
pendapat Anda tentang kondisi bisnis ke bisnis ecommerce di peusahaan
Anda ? - Apa tujuan terpenting departemen Anda ? - Sekali data diajukan
lewat website bagaimana data-data tersebut akhirnya diproses ? -
Gambarkan proses monitoring yang tersedia secara online ? - Apa rasa
frustasi terbesar yang Anda alami selama masa peralihan menuju e-
commerce ?
b. Pertanyaan Tertutup (Close – Ended) Pertanyaan tertutup membatasi
respons orang yang diwawancarai. Pertanyaan tertutup seperti dalam
soal-soal pilihan ganda dalam ujian. Anda diberi suatu pertanyaan dengan
lima jawaban, namun tidak punya kesempatan menulis tanggapan Anda
sendiri. Jenis pertanyaan tertutup khusus lainnya ialah pertanyaan dua
pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya karena hanya
memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau
tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju.
Beberapa contoh pertanyaan tertutup:
1) Berapa lama dalam seminggu gudang informasi proyek diperbaharui?
2) Rata-rata berapa kali panggilan yang diterima pusat panggilan setiap
bulannya?
3) Dari sumber-sumber informasi berikut yang mana yang paling
bermanfaat menurut Anda ? Formulir keluhan konsumen Keluhan

11
lewat e-mail dari konsumen yang mengunjungi website Interaksi tatap
muka dengan konsumen Barang yang dikembalikan konsumen
4) Sebutkan dua prioritas utama Anda untuk meningkatkan infrastruktur
teknologi.
5) Siapa yang menerima masukan ini ?
1. Kelebihan teknik wawancara:
 Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk
memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan
terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
 Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan
sesuai dengan situasi yang berkembang.
 Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-
gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
 Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu
terjadi.
2. Kekurangan teknik wawancara:
 Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif
mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
 Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian
pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
 Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu,
misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.
 Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila
waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

1. Joint Application Design (JAD)


Pendekatan altrenatif untuk mewawancarai pengguna satu demi satu disebut
JAD, yang dikembangkan oleh IBM. Latar belakang digunakannya JAD adalah
untuk :

1. menyingkat waktu (sekaligus biaya) yang diperlukan dalam wawancara

12
2. meningkatkan mutu hasil informasi yang diperoleh
3. menciptakan identifikasi lebih banyak pengguna dengan sistem informasi
baru sebagai hasil proses-proses yang partisipatif.
JAD memerlukan beberapa keahlian khusus dari penganalisis serta
kemampuan dan komitmen penuh dari pihak organisasi dan pengguna yang
menggunakan pendekatan ini. Dalam situasi-situasi tertentu, JAD dapat menjadi
sangat efektif dan dapat dianggap sebagai alternatif untuk beberapa metode
tradisional yang digunakan untuk menganalisis sistem.

Sesi JAD terdiri dari berbagai partisipan:

1. Penganalisis Sedikitnya satu penganalisis harus ada, namun biasanya


penganalisis berperan pasif, tidak seperti wawancara tradisonal dimana
penganalis mengontrol interkasi.
2. Pengguna Delapan sampai dua belas pengguna dapat dipilih dari berbagai
tingkatan agar berpartisipasi dalam sesi JAD. Cobalah memilih pengguna
di atas level bagaian administrasi yang dapat menyatakan informasi apa
yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka serta apa
yang mereka harapkan dari sistem yang baru. Pihak eksekutif Pemimpin
sesi tidak harus seorang ahli dalam menganalisis dan mendesain sistem,
melainkan seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang
mengagumkan untuk memfasilitasi interaksi secara tepat. Pertimbangkan
seorang anggota departemen pelatihan yang bertindak sebagai pemimpin
sesi.
2. Pengamat Sesi JAD harus pula mencakup satu atau dua pengamat yang dapat
berupa penganalisis atau ahli-ahli teknik dari area fungsional lainnya agar dapat
memberi penjelasan teknis dan saran-saran kepada kelompok selama sesi
berlangsung
3. Notulen Seorang notulen atau penulis dari departemen SI dapat menyertai
sesisesi JAD dan bertugas menulis segala sesuatu yang dilakukan. Pastikan
bahwa penulis tersebut menerbitkan rekaman hasil-hasil JAD segera sesudah
kelompok mengadakan pertemuan. Pertimbangkan memilih penulis kedua dari
departemen pengguna. Kondisi-kondisi yang mendukung penggunaan JAD

13
Berikut ini sejumlah kondisi yang membantu Anda memutuskan menggunakan
JAD.

1) Kelebihan penggunaan JAD untuk menjalankan wawancara tradisional:


a. Memungkinkan perkembangan yang cepat.
b. Pada wawancara pengguna tidak dapat dijalankan secara bertahap
selama beberapa minggu atau bulan, perkembangan bisa berlanjut
jauh lebih cepat.
c. Kemungkinan pengembangan kepemilikan sistem informasi. Sebagai
penganalisis, kita selalu berusaha melibatkan pengguna dan
mendorong pengguna mengambil lebih dulu kepemilikan sistem yang
kita rancang.
d. Pengembangan desain yang kreatif.
2) Kekurangan JAD:
a. JAD membutuhkan komitmen waktu sepenuhnya dari 18 sampai 20
partisipan.
b. Jika persiapan setiap sesi JAD tidak cukup memadai, atau bila laporan
tindak lanjut serta dokumentasi untuk spesifikasi-spesifikasi tertentu
tidak lengkap. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan desain
menjadi kurang begitu memuaskan.
c. Keahlian-keahlian organisasi dan budaya organisasi yang diperlukan
tidak cukup dapat dikembangkan sehingga memungkinkan upaya-
upaya bersama yang lebih produktif dalam menyusun JAD.
b. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang


dilakukan. Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh
pandanganpandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, melihat
langsung keterkaitan diantara para pembuat keputusan di dalam organisasi,
memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap para pembuat keputusan,
menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat keputusan lewat tata letak
kantor, serta memahami pengaruh para pembuat keputusan terhadap pembuat
keputusan lainnya. Untuk mengamati perilaku para pembuat keputusan,
penganalisis sistem juga harus mengamati lingkungan di sekitar mereka.
14
Beberapa unsur konkret di lingkungan pembuat keputusan bisa diamati dan
diterjemahkan.

a. Kelebihan teknik observasi:


1) Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai
keandalan yang tinggi.
2) Penganalisis melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang
dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk
dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi, penganalisis dapat
mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang tidak tepat yang telah
digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain.
3) Dengan observasi, penganalisis dapat menggambarkan lingkungan fisik
dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik perlatan, penerangan,
gangguan suara, dsb.
b. Kekurangan teknik observasi:
1) Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman,
sehingga akan melakukan pekerjaanya dengan tidak semestinya.
2) Pekerjaan yang sedang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu
tingkat kesulitas pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang
tidak selalu dilakukan.
3) Observasi dapat mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan.
4) Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih
baik dari biasanya dan sering menutupi kejelekannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

15
Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada
hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain
(Anas Sudijono, 1996: 3).

Mean dapat diartikan sebagai nilai rata-rata suatu kelompok data. Median adalah
nilai tengah data setelah diurutkan. Sedangkan modus merupakan nilai yang sering
muncul dalam suatu kelompok data.

Distribusi Normal atau Kurva Normal (Distribusi Gausse) adalah suatu alat
statistik yang sangat penting untuk menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang
lebih luas.

B. Saran

Para pembaca yang ingin mendalami materi ini untuk mencari referensi lain karena
isi makalah kami masih belum dikatakan sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Herman. 2014. Makalah Pengukuran Hasil Belajar dan EvaluasiI. 15/05/2022.
https://www.blogbarabai.com/2014/09/makalah-pengukuran-hasil-belajar-dan.html

16
Noormandiri, B. K. 2013. Matematika Jilid 3 Untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta Timur:Erlangga. Hlm. 214-230

https://mutiaoctivianti.wordpress.com/kurva-normal/
Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
https;//www.academia.edu/1226638/MAKALAH_DISTRIBUSI_FREKUENSI
https//www.slideshare.net/lenyirotua/mater-analisis-tambahan-teknik-analisis-data-
kuantitatif

17

Anda mungkin juga menyukai