Anda di halaman 1dari 20

KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

(REINFORCEMENT)

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Nama : 1. Agnes Linda Astuti Gea NIM. 202124001

2. Putri Harefa NIM. 202124062

3. Thantri ayu Telaumbanua NIM. 202124074

4. Yaaman Gulo NIM. 202124082

Kelas/Semester : A/V

Mata Kuliah : Micro Teaching

Dosen Pengampu : Riana, M.Pd

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kuasanya, sehingga kami bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah dengan topik pembahasan “ Keterampilan Memberi
Penguatan” ini dengan tepat waktu. Penulisan ini disajikan dengan ringkas dan
sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami miliki. Kelompok berharap
semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini, kelompok menyadari bahwa banyak


kesalahan serta kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari semua belah pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan secara khusus kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Micro
Teaching karena telah memberikan bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan
tugas ini hingga selesai .

Gunungsitoli 22 Oktober 2022

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2

BAB II Pembahasan.................................................................................. 3

A. Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan.............................. 3


B. Prinsip Keterampilan Penguatan.................................................... 4
C. Cara-cara Memberi Penguatan...................................................... 7
D. Komponen-komponen Keterampilan Penguatan........................... 8
E. Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan....................................... 11
F. Kelemahan dalam Memberi Penguatan ........................................ 12

BAB III Penutup........................................................................................ 13

A. Kesimpulan.................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak
akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan
guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan
di antara siswa di dalam suatu kelas.

Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu


pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah
ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan
secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya
merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi
secara aktif di dalam proses pembelajaran.

Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan


tanggapan balik oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi
aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Tanggapan yang diberikan
guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan atau reinforcement.
Reinforcement berbeda dengan reward. Reward merupakan hadiah
keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan
pembelajaran. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru,
sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.

Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh


seorang guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon
yang diberikan siswa ketika di kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak
dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam
belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang
kondusif. Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga
motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal
ketika melakukan suatu proses pembelajaran.

1
B.  RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah yang dimaksud dengan penguatan dalam pembelajaran?

2.      Apakah komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan?

3.      Bagaimana prinsip penggunaan penguatan?

4.      Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran?

5.      Apa saja kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?

6.      Apa saja kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?

C.    TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari penguatan dalam pembelajaran.


2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian
penguatan.
3. Untuk mengetahui prinsip penggunaan penguatan.
4. Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan dalam
pembelajaran.
5. Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran.
6. Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN PENGUATAN

Keterampilan memberi penguatan adalah memberikan respon terhadap


suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut. Menurut Mulyani Soemantri dan Johar Permana
(1998/1999: 272) menyatakan bahwa memberi penguatan atau reinforcement
adalah suatu tindakan atau respons terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat
mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku. Kemudian tidak
jauh berbeda dengan pendapat tersebut Marno dan Idris (2010:132) juga
Mendefinisikan penguatan sebagai respon positif yang diberikan guru kepada
siswa atas perilaku positif yang dicapai dalam proses belajarnya, dengan tujuan
untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keterampilan memberikan penguatan atau reinforcement
secara garis besar dapat dimaknai sebagai kemampuan guru dalam memberikan
respon terhadap perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka
pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif adalah penguatan yang bertujuan untuk mempertahankan dan
memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan
penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan
yang tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru
memberikan sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru
tersebut menerangkan suatu materi pelajaran.

Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain:


1.      Meningkatnya perhatian dalam belajar.
2.      Membangkitkan dan memelihara perilaku.
3.      Menumbuhkan rasa percaya diri.

3
4.      Memelihara suasana belajar yang kondusif.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang


harus dikuasai oleh guru karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan
membangkitkan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat
siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu sehingga nantinya
tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik.

Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik


ataupun kurang baik perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam
memberikan penguatan (Wordpress.com, 2012).

B.  PRINSIP PENGGUNAAN PENGUATAN

Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran. Pemberian


penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip
pemberian penguatan, sebagai berikut.

1.      Hangat dan Antusias

Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja


tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau tidak bersemangat.
Aktivitas yang bertujuan memberikan semangat tersebut juga tidak akan
sampai pada sasaran, apabila pemberiannya dilakukan tanpa dukungan
kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh guru secara psikologis
berdampak positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat mencairkan
suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.

Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya


makna sendiri di hati siswa. Melihat gurunya antusias, siswa yang tadinya
malas, mengantuk, capek, atau melakukan aktivitas lain menjadi tertarik ikut di
dalam pembelajaran. Jadi apabila sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif
di dalam pembelajaran, sikap antusias yang ditampilkan guru dapat menarik
yang belum aktif menjadi aktif.

4
2.      Kebermaknaan

Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi
siswa. Mereka merasa lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa diperhatikan,
merasa berhasil dalam belajar, merasa terpuji dan tersanjung. Perasaan ini
berdampak terhadap mental mereka. Siswa jadi lebih berani mengemukakan
pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan lebih percaya diri. Dengan
demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Bila guru melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa
ingin tahu siswa terpenuhi, akibatnya mereka merasakan bahwa belajar fisika
membuat mereka jadi tahu banyak hal. Apa yang mereka ketahui tersebut
membantu mereka menjawab pertanyaan tentang suatu kejadian, yang mungkin
sebelumnya membuat mereka penasaran atau bingung.

3.      Menghindari respon negatif

Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya


di dalam kelas atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru. Seorang guru
profesional berusaha membesarkan hati siswa dengan tanggapan yang positif.
Tidak langsung menyalahkan atau menghakimi siswa di hadapan teman-
temannya. Contoh.

a. Guru tahu ada siswa yang kurang memperhatikan pada saat


memperagakan. Guru berpikir mungkin si siswa sudah paham, jadi
demonstrasi itu tidak menarik buat dia.
b. Guru menganggap semua siswa sudah paham dan bersiap untuk memberi
kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan jangka sorong.
c. Guru menunjuk siswa yang tadinya tidak memperhatikan untuk membaca
hasil pengukuran dan menyampaikan kepada teman-temannya.
d. Siswa tersebut tidak tahu cara membacanya, sehingga kebingungan.

5
Pada kejadian seperti ini, seorang guru professional guru tidak langsung
menyalahkan atau memarahi siswa karena tidak memperhatikan sewaktu guru
menerangkan pelajaran. Guru bisa menunjuk siswa lain untuk melaksanakan
tugas itu dan siswa tadi disuruh memperhatikan.

Kepada siswa yang menggantikan tugas tadi guru memberi penguatan


dan kepada siswa pertama. Guru memberikan dorongan agar belajar lebih tekun
atau lebih serius dari sebelumnya. Guru tidak perlu mengeluarkan ucapan,
“Makanya perhatikan saat saya menerangkan, jangan sok tahu!!”

Ucapan atau tanggapan negatif dapat merusak kondisi kelas. Tidak


hanya siswa yang mendapat perlakuan tidak enak saja yang terpengaruh, siswa
lain akan ikut terkena dampaknya. Perasaan tenang yang dirasakan siswa-siswa
lain bisa berubah menjadi tertekan, takut, cemas, dan was-was akan menghantui
mereka. Suasana yang tadinya santai dan nyaman bagi sebagian siswa berubah
menjadi menegangkan. Akibatnya mereka tidak konsentrasi lagi mengikuti
pelajaran. Khawatir hal yang sama menimpa mereka.

Siswa yang menerima perlakuan atau tanggapan yang tidak mengenakan


atau bersifat negatif, bukannya akan menjadi bersemangat. Tetapi malah
semakin mundur. Dia malu dengan guru dan teman-temannya. Merasa diadili,
dipersalahkan, dinilai tidak mampu, dan berbagai perasaan lainnya. Ini dapat
berakibat tumbuhnya rasa antipati terhadap guru dan pelajaran fisika dan
menimbulkan ketidaknyamanan dan lebih ekstrim lagi menimbulkan dendam
dan rasa benci. Jadi sebaiknya guru tidak pernah memberikan tanggapan negatif
terhadap siswa. Guru boleh menghukum atau memarahi siswa, tetapi harus
dengan santun dan penuh rasa kasih orang tua kepada siswanya (blogspot.com,
2013).

4.      Pemberian penguatan dengan segera

6
Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah
laku atau respon dari siswa. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung
menyebabkan menjadi kurang efektif. Agar dampak positif yang diharapkan
tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah
siswa menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu
tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.

5.      Variasi bentuk penguatan

Proses pembelajaran yang bersifat tatap muka berlangsung 1  atau 2


jam pelajaran, sekitar 40 atau 45 sampai 80 atau 90 menit. Waktu yang cukup
lama untuk menjaga interaksi positif berlangsung secara terus menerus, atau
untuk mempertahankan semangat belajar.

Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru selama selang
waktu tersebut. Tentu saja beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh
siswa. Setiap sumbangan pikiran siswa layak diberikan penghargaan, semua
siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar tidak membosankan dan selalu
hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang
mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya
tersenyum sambil menganggukan kepala, lalu mendekati siswa, begitu
seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan yang sama tidak keluar berulang-
ulang dalam waktu terbatas (blogspot.com, 2013).

C.  CARA MEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN

Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain.

1.      Penguatan kepada pribadi tertentu

Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan. Karena apabila tidak,


akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru
terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap
kepadanya.

2.      Penguatan kepada kelompok

7
Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya
“Bapak sangat senang kalian menyelesaikan tugas ini dengan baik”. Dapat juga
memberikan sebuah penghargaan lain (gurukelas.com, 2012).

D. KOMPONEN-KOMPONEN YANG TERDAPAT DALAM PEMBERIAN


PENGUATAN

1.      Penguatan Verbal

Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk
memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan.
Segala ungkapan kata-kata yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik
aktivitas siswa termasuk ke dalam penguatan verbal.

Beberapa contoh pemberian penguatan verbal.

a.       Guru bertanya ,“Konsep apa yang diterapkan pada kapal laut?”

Beny mengacungkan tangan dan menjawab, “Hukum Archimedes, Bu!!”

Guru menanggap balik, “Ya benar. Bagaimana bunyi Hukum Archimedes?”

Beny menjawab, “Setiap benda padat yang dimasukan ke dalam zat cair akan
mendapat gaya ke atas seberat zat cair yang dipisahkan. Gaya ke atas itulah
yang membuat kapal terapung di dalam air.”

Guru menanggapi, “Hebat Beny. Kita beri tepuk tangan buat Beny.”

b. Pada saat belajar tentang tekanan, guru mengajukan pertanyaan, “Mengapa


ujung paku dibuat runcing?”

Sally menjawab, “Karena ujung paku yang runcing memiliki luas penampang
kecil, sehingga tekanan terhadap benda menjadi besar.”

Guru menanggap balik, “Iya, lengkap sekali jawaban Santi,” atau “Betul, tepat
sekali!!”

8
Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa dilontarkan guru secara
spontan, kata yang digunakan diusahakan bervariasi agar tetap segar dan
bersemangat.  Dengan ucapan atau tanggapan balik tersebut siswa merasa
terpuji, dihargai, diberikan perhatian, dan yang tidak kurang pentingnya adalah
siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi dia.

2.      Penguatan Non Verbal

Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong


untuk lebih berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak
bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak
membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat dibedakan
dalam kategori berikut.

a.      Mimik dan gerak badan

Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih
yang berinteraksi saling berhadapan. Selama proses interaksi tersebut
dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa
ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik.
Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung
terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.

Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa


berpartisipasi secara aktif dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut
guru secara berkesinambungan memberikan berbagai penguatan. Salah satu
bentuk penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan, gelengan yang
mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis,
acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan
divariasikan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

b.      Mendekati

9
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda
dengan temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya
dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan
senyuman atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang
berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang kalau guru berada di sampingnya
saat memberikan penguatan (gurukelas.com, 2012).

Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha
memenuhi harapan tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari
depan ke tempat siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari
pertanyaan yang diberikan, atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan
sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk penguatan yang
lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.

c.       Sentuhan

Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan
tersendiri bagi sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban
pertanyaan, melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan,
tanggapan bahkan kritikan atau meralat argumentasi temannya, guru dapat
memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk pundak siswa,
membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan
ingin tampil lebih baik lagi.

d.      Kegiatan yang menyenangkan hati siswa

Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter


semua siswanya. Guru berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih
disenangi oleh siswa. Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa
senang melakukannya.

Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika


guru juga dapat memilih aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya,
mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi dalam menjawab,
memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan berbentuk teka-

10
teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak
lagi aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.

Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan


siswa di dalam belajar fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh
siswa yang senang berolahraga. Pada saat mempelajari gerak dalam bidang,
guru membawa siswa ke lapangan untuk memperagakan berbagai bentuk gerak
parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.

e.       Simbol atau benda

Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian
hadiah berbentuk benda. Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu
atau alat tulis, atau mungkin hanya permen untuk dibagikan kepada siswa yang
berpartisipasi secara aktif di dalam pembelajaran.

Bagi siswa yang mendapatkan  hadiah, pemberian tersebut  akan


mendorong dia untuk tampil lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa
yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin mendapat hadiah. Karena
hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka dalam belajar fisika. Hadiah
dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik
lagi pada kesempatan berikutnya.

f.       Penguatan tak penuh

Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang


benar atau tidak benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan
memberikan penguatan tetapi tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik,
tetapi masih kurang tepat”. Kemudian guru meminta siswa lain untuk
menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa
jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah (gurukelas.com,
2012).

11
E.  KELEBIHAN DALAM PEMBERIAN PENGUATAN DALAM
PEMBELAJARAN

Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa


kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.

1.      Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.


2.      Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3.      Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4.      Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5.      Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada


guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam
memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara
maksimal (gurukelas.com, 2012).

F. KELEMAHAN DALAM PEMBERIAN PENGUATAN DALAM


PEMBELAJARAN

Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam


pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan
kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang
diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.

Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal.


Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat
mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis (gurukelas.com, 2012).

12
BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN

Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat


meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Komponen-
komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan
verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah respon yang
ditunjukkan secara lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non
verbal adalah respon yang ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan yang
berupa mimik, gerak badan, mendekati siswa, menyentuh, hal yang
menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan penguatan tak penuh.

Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan


beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan kehangatan,
keantusiasan, kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian
penguatan dengan segera, dan memvariasikan bermacam-macam bentuk
penguatan.

Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain penguatan


kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada kelompok. Pemberian penguatan

13
dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan apabila dapat
dilakukan dengan tepat, antara lain dapat meningkatkan perhatian dan motivasi
siswa terhadap materi, dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan
produktif, dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri, dapat
meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif, dan dapat mendorong siswa
untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Pemberian penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang


dilakukan siswa tersebut akan menyebabkan siswa enggan belajar. Pemberian
penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal.

B.  SARAN

Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama


untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan
dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga hubungan
antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana di dalam kelas
tercipta menyenangkan dan tidak tegang.

Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang


sebelumnya tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan menjadi
tahu bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting dikarenakan
dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sebaiknya para pendidik menghindari
respon negatif, karena hal tersebut dapat membuat siswa tertekan.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://areknerut.wordpress.com/2012/12/30/keterampilan-memberikan-
penguatan-dalam-proses-pembelajaran.

http://yosipratiwi.blogspot.com/2013/01/artikel-memberikan-keterampilan.html.

http://www.gurukelas.com/2012/03/komponen-keterampilan-memberi-
penguatan.html.

Eldarni dan Zuliartni.2017.Micro Teaching. Yogyakarta: Media akademi.

Helmiati.2013.Micro Teaching. Yogyakarta: aswaja pressindo.

Arifmiboy.2017. Micro Teaching. Jawa Timur: Wade grup

15
PERTANYAAN-PERTANYAAN DARI AUDIES

Riski Triman hidayat Harefa


1. Bagaimana seorang guru memberikan penguatan kepada siswa yang kurang
aktif?
Yusati Adil Hulu
2. Bagaimana pendapat kelompok dalam penguatan nonverbal dibagian f yaitu
penguatan tak penuh, nah pada penguatan tak penuh ini menjurus pada kata-
kata sedangkan penguatan nonverbal ini menjurus pada penguatan lebih
kefisik.
Putri Pinta Permata Bate'e
3. Apakah seorang guru tidak boleh memarahi siswa?.
Riski (Sanggahan)
4. Bagaimana seorang guru menyikapi siswa yang kurang semangat dalam
penilaian yang diberikan guru?
Evin etiksari Zalukhu
5. gaimana cara seorang guru apabila guru tersebut adalah seorang laki laki
dalam memberikan penguatan lewat sentuhan. Bagaimana cara menghindari
kesalahpahaman dalam memberikan penguatan tersebut?

16
Jawab :

1. Cara seorang guru memberikan penguatan kepada siswa yang tidak


aktif yaitu, guru menyemangati siswa dan mengapresisi setiap hasil
yang diperoleh siswa tersebut sehingga siswa tersebut dapat lebih aktif
dan merasa bahwa dirinya punya tanggung jawab.
2. Menurut kelompok memang penguatan tak penuh itu termasuk
nonverbal tapi disini juga dia termasuk penguatan verbal, karna tidak
selamanya penguatan nonverbal (menjurus pada fisik) tidak selamanya
pada fisik saja, tapi juga bisa dengan ucapan, menggangkat jempol
kepda siswa, tersenyum.
3. Seorang guru, boleh memarahi siswa, namun guru harus memarahi
siswa tersebut dengan santun dan penuh rasa kasih orang tua kepada
siswa sehingga siswa tersebut tidak merasa tertekan dan takut.
4. Cara seorang guru menyikapi siswa yang kurang semangat yaitu guru
memberi penguatan kepada siswa tersebut untuk aktif belajar dan
selalu memperhatikan setiap perkembangan siswa tersebut agar siswa
tersebut merasa punya tanggung jawab dalam mempelajari materi.
5. Caranya yaitu yang pertama kita perlu mengetahui bahwa memberikan
penguatan lewat sentuhan atau kontak fisik ini tidak hanya serta merta
memegang atau menyentuh siswa tersebut sehingga menimbulkan
kesalahpahaman, namun sentuhan yang dimaksudkan disini dapat
berupa menyentuh kepala siswa atau juga dapat menyentuh siswa
dengan menggunakan alat seperti buku, pulpen ataupun penggaris
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

Catantan :

Guru yang profesional adalah guru yang mampu memanage limit waktu belajar
sehinggs proses pembelajaran tersebut lebih efektif.

17

Anda mungkin juga menyukai