Manajemen Keuangan P2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN KEUANGAN

Estimasi Arus Kas dan Analisis Risiko

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu : Bp. Nurcahyono, S.E. MSA,

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Muhammad Shohiful Humam. ( E2B020309)


2. Meisi Inti Nurani ( E2B020318)
3. Fika Mei Wulansari. ( E2B020321)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

1|Manajemen Keuangan
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah swt., karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa Kemampuan, kesempatan, dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Keuangan, Bp. Nurcahyono, S.E. MSA, yang telah memberikan tugas
kelompok ini, serta teman-teman lain yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah yang berjudul “Estimasi Arus Kas dan Analisis Risiko” ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.Namun,
terlepas dari itu penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang konstruktif dan juga saran yang membangun
dengan maksud agar kedepannya makalah yang dibuat akan semakin lebih baik lagi.

Kendari, 16 November 2022

Kelompok 2

2|Manajemen Keuangan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................5

PENDAHULUAN...........................................................................................................................5

Latar Belakang.............................................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................6

1.3 Tujuan Pembahasan...............................................................................................................6

1.4 Manfaat Pembahasan.............................................................................................................7

BAB II.............................................................................................................................................8

PEMBAHASAN..............................................................................................................................8

2.1 Isu Konseptual Arus Kas........................................................................................................8

2.1.1 Arus Kas Bebas Versus Pendapatan Akuntansi............................................................10

2.1.2 Waktu Penggunaan Arus Kas........................................................................................11

2.1.3 Arus Kas Inkremental....................................................................................................12

2.1.4 Proyek Pengganti...........................................................................................................12

2.1.5 Biaya Tertanam.............................................................................................................13

2.1.6 Biaya Peluang Terkait dengan Aset yang Dimiliki Perusahaan....................................13

2.1.7 Eksternalitas..................................................................................................................14

2.2 Analisis Suatu Perluasan Proyek..........................................................................................15

2.2.1 Biaya Peluang................................................................................................................15

2.2.2 Biaya Tertanam.............................................................................................................18

2.3 Analisis Penggantian............................................................................................................19

3|Manajemen Keuangan
2.4 Analisis Risiko dalam Penganggaran Modal.......................................................................21

2.5 Mengukur Risiko Berdiri Sendiri.........................................................................................23

2.5.1 Analisis Sensitivitas......................................................................................................23

2.5.2 Analisis Skenario...........................................................................................................24

2.5.3 Simulasi Monte Carlo....................................................................................................24

2.6 Risiko dalam Perusahaan Beta.............................................................................................25

2.7 Umur Proyek yang Tidak Sama...........................................................................................27

2.7.1 Rantai Penggantian........................................................................................................28

2.7.2 Anuitas Tahunan yang Ekuivalen..................................................................................29

2.7.3 Kesimpulan tentang Umur Proyek yang tidak Sama.....................................................29

BAB III..........................................................................................................................................30

KESIMPULAN..............................................................................................................................30

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................30

3.2 Saran.....................................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................32

4|Manajemen Keuangan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan keuangan dalam perusahaan merupakan kunci utama kegiatan operasional


perusahaan dan tidak akan terlepas dari kegiatan yang berhubungan dengan kas. Bila pemakaian
dana tidak terkontrol akan berakibat kas kosong. Kas perusahaan yang kosong menyebabkan
terganggunya semua kegiatan operasional perusahaan. Manajemen atas arus keluar-masuknya
dana perusahaan yang terkontrol, akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia
bisnis. Kondisi utang-piutang, sumber dana dan investasi adalah contoh pencerminan baik
buruknya manajemen arus kas suatu perusahaan.

Dalam kondisi kas yang buruk, manajemen dituntut untuk segera membenahi keuangan
perusahaan. Usaha mengatasi situasi tersebut akan mengarah kepada pengawasan arus kas
dengan penataan yang baik atas manajemen arus kas. Selanjutnya sampai saat ini, kita sering
mengabaikan risiko dalam penganggaran modal, yakni kita telah mendiskontokan kembali arus
kas ke masa sekarang dan mengabaikan ketidakpastian yang mungkin ada di sekitar estimasi.

Dalam kenyataan, arus kas dalam masa depan yang terkait dengan pengenalan gerai
penjualan baru atau produk baru merupakan estimasi apa yang akan diharapkan akan terjadi di
masa depan, dan tidak mesti apa yang akan terjadi di masa depan. Di masa saat ini begitu banyak
proyek-proyek atau perusahaan yang dikembangkan oleh para pengusaha, namun tidak sedikit
perusahaan yang gagal akibat kesalahan dalam mengestimasi arus kasnya serta kurangnya
perhatian terhadap resiko. Estimasi arus kas dan analisis resiko merupakan hal yang sangat
terkait yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan langkah awal dalam menjalankan suatu
proyek atau perusahaan. Karena begitu besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh analisis arus
kas dan analisis risiko sebab beberapa manfaat dimiliki, seperti:

1. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan
perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.

5|Manajemen Keuangan
2. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan
memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit

3. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial

4. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang
diberikan kepadanya.

Oleh karena itu, dalam mengestimasikan arus kas dan menganalisis resiko haruslah dengan
tepat, agar dapat merelevansikan antara persediaan yang kita miliki dengan risiko yang mungkin
kita hadapi. Sehingga akan menghasil keputusan yang baik dan tepat. Sehingga pada makalah
yang berjudul “Estimasi Arus Kas dan Analisis Risiko” ini, penulis akan membahas lebih lanjut
terkait pembahasan materi pokok ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat dibentuk berdasarkan latar belakang diatas adalah
sebagai berikut.

1. Jelaskan hal-hal mengenai isu konseptual estimasi arus kas

2. Bagaimana analisis suatu perluasan proyek?

3. Jelaskan mengenai analisis pergantian

4. Bagaimana analisis risiko dalam penganggaran modal?

5. Jelaskan hal-hal tentang mengukur risiko berdiri sendiri pada suatu perusahaan

6. Apa saja risiko dalam perusahaan Beta?

7. Jelaskan analisis dalam hal umur proyek yang tidak sama

1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan di atas adalah

sebagai berikut.

6|Manajemen Keuangan
1. Dapat memahami poin-poin mengenai isu konseptual estimasi arus kas

2. Dapat memahami tentang analisis suatu perluasan proyek

3. Dapat memahami mengenai analisis pergantian

4. Dapat memahami terkait analisis risiko dalam penganggaran modal

5. Dapat mengetahui hal-hal tentang mengukur risiko berdiri sendiri pada perusahaan

6. Dapat mengetahui risiko dalam perusahaan Beta

7. Dapat memahami mengenai analisis risiko dalam hal umur proyek yang tidak sama

1.4 Manfaat Pembahasan

Adapun manfaat pembahasan materi mengenai estimasi arus kas dan analisis risiko ini

adalah sebagai berikut.

1) Bagi penulis, menambah kemampuan dalam menulis dan menjabarkan pokok-pokok


materi yang berkaitan secara lebih dalam dan juga sebagai bentuk penyelesaian tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan
2) Bagi pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai
pembahasan estimasi arus kas dan analisis risiko

7|Manajemen Keuangan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Isu Konseptual Arus Kas

Untuk melakukan koreksi dan untuk menyediakan cara yang lebih tepat dalam
penyusunan standar, serta meningkatkan pemahaman pemakai dan kepercayaan atas laporan
keuangan, FASB melaksanakan proyek kerangka konseptual. Menurut FASB, kerangka
konseptual adalah suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren dari hubungan antara tujuan dan
fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi
dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

Isu-isu Kerangka Konseptual FASB (Financial Accounting Standards Board )


mengidentifikasi adanya isu-isu konseptual yang berkaitan dengan penyusunan standar. Isu
tersebut yaitu:

1. Isu artikulasi
Dalam pandangan isu artikulasi terdapat dua pendeka dua pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan aset-utang
Disebut juga dengan pemeliharaan modal, revenue dan expense merupakan hasil
dari peruabahan aset dan utang. Kontribusi modal, penarikan modal, koreksi
earnings periode sebelumnya dan gains serta losses holding tidak dimasukkan ke
dalam peningkatan dan penurunan aset bersih.
b. Pendekatan pendapatan-biaya
Disebut juga penandingan atau pandangan laporan laba rugi komperhensif.
Penandingan merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi melalui
pengakuan revenue dan pengakuan expense.Pandangan laba rugi menekankan
pada menekankan pada pengukuran earnings, tidak pada peningkatan atau
penurunan modal , tidak pada peningkatan atau penurunan modal bersih.
2. Isu definisi
Dalam pandangan neraca, aset merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki suatu
entitas, dimana sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat di masa mendatang

8|Manajemen Keuangan
yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara langsung atau tidak langsung.
Isu definisi terdiri dari:
a. Sumber daya produktif suatu entitas (aset Sumber daya produktif suatu entitas
(asset entitas) entitas)
Dalam pandangan laba-rugi , aset tidak hanya meliputi aset yang
didefinisikan oleh pandangan neraca, tetapi semua item yang tidak
merepresentasikan sumber daya ekonomi suatu entitas, namun diperlukan untuk
penandingan pendapatan secara memadai.
b. Asal sumber daya atau utang suatu entitas
Dalam pandangan neraca, utang adalah kewajiban entitas untuk
mentransfer sumber daya ekonomi ke pihak lain di masa mendatang. Dalam
pandangan laba rugi, alam pandangan laba rugi, utang tidak hanya kewajiban
untuk mentransfer dana ke pihak lain, tetapi juga kredit tangguhan, dan cadangan
yang tidak merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi
tetapi diperlukan untuk penandingan dan penentuan pendapatan dengan memadai.
Dalam pandangan pihak ketiga, utang dianggap sebagai sumber modal meliputi
kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan kewajiban untuk
mentransfer sumber daya ekonomi. ekonomi.
c. Kinerja entitas
Dalam pandangan neraca, earnings adalah peningkatan dalam aset bersih
suatu entitas kecuali perubahan modal. Dalam pandangan laba-rugi, earnings
merupakan hasil proses penandingan antara revenue dan expense.
d. Akuntansi akrual
Elemen-elemen dalam laporan keuangan dihitung dan dimasukkan
imasukkan ke dalam laporan ke dalam laporan keuangan keuangan melalui
melalui penggunaan penggunaan prosedur prosedur akuntansi akuntansi akrual.
akrual. Akuntansi Akuntansi akrual mendasarkan pada konsep akrual, tangguhan
(deferral), alokasi, amortisasi, realisasi, dan pengakuan.
3. Isu konsep pemeliharaan modal.
Terdapat dua konsep pemeliharaan modal, yaitu konsep modal keuangan dan
konsep modal fisik. Kedua konsep ini Kedua konsep ini menggunakan pengukuran

9|Manajemen Keuangan
menggunakan pengukuran unit moneter atau unit daya beli umum yang sama. Konsep
pemeliharaan modal melihat perbedaan antara earning dan cost of recovery .
4. Isu metode pengukuran
Isu metode pengukuran berkaitan dengan penentuan unit ukuran maupun atribut
yang diukur. Unit ukuran yang terkait adalah nilai actual dan nilai yang disesuaikan
dengan daya beli umum.

2.1.1 Arus Kas Bebas Versus Pendapatan Akuntansi

Arti sederhana dan singkat Arus Kas Bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan di akhir suatu periode keuangan (kuartalan atau tahunan)—
setelah membayar gaji, biaya produksi, tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga
belanja modal (capital expenditure) untuk pengembanganusaha. Sisa uang inilah yang disebut
Arus Kas Bebas. Meski dinamankan bebas tapi manajemen tidak bisa sebebasnya menggunakan
uang ini karena uang sisa inilah yang bisa digunakan untuk mengembangkan usaha, kalau tidak
mengambil dana dari hutang dan sumber dana lainnya.

Rumus Arus Kas Bebas

Rumus singkat (dan yang paling mudah) untuk menghitung Arus Kas Bebas adalah
berikut:

Arus Kas Bebas = Arus Kas dari Operasi – Belanja Modal

Data yang diperlukan untuk menghitung arus kas bebas bisa didapat dari laporan
keuangan perusahaan. Laporan yang diperlukan ada di laporan arus kas, biasanya di bagian
terakhir setelah neraca, laba/rugi, dan laporan ekuitas. Dalam laporan arus kas ada tiga jenis arus,
yaitu: dari/untuk operasi, dari/untuk investasi, dan dari/untuk pendanaan. Untuk menghitung arus
kas bebas (free cash flow), arus kas dari operasi sudah jelas sumbernya. Untuk Belanja Modal,
sumber utamanya adalah Arus Kas dari/untuk Investasi, dengan fokus
pembelian/pembayaran/sewa aset tetap yang menunjang aktivitas produksi perusahaan. Kegiatan
inilah yang biasnya disebut Belanja Modal atau capital expenditure (capex).

10 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
2.1.2 Waktu Penggunaan Arus Kas

Perhitungan nilai kini merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk memasukkan
kepentingan time value of money dalam perhitungan suatu nilai. Untuk kepentingan mencari
nilai wajar, perhitungan nilai kini akan menghitung berapa kompensasi yang diinginkan suatu
entitas terhadap jasa/produk yang akan dilakukan di masa depan. Nilai kini merupakan salah satu
fondasi dari ilmu ekonomi dan keuangan, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
valuasi, penetapan harga aset (aset pricing mooet; dan juga dalam penentuan harga opsi( option-
pricing models). Lebih dari itu estimasi nilai kini dari arus kas masa depan menunjukkan nilai
implisit dari semua kegiatan yang terjadi di pasar, contohnya untuk pencatatan aset keuangan
seperti hutang atau obligasi.

Tujuan dari penggunaan nilai kini dalam pencatatan akuntansi adalah untuk mengestimasi
nilai wajar (fair value). Dengan kata lain, nilai kini seharusnya mencoba untuk menangkap
elemen- elemen yang jika digabungkan akan menghasilkan harga pasar yang juga bisa diartikan
nilai wajar. Pengertian nilai wajar sendiri oleh FASS diartikan sebagai "The amount at which
that asset (or liability) could be bought (or incurred) or sold (or settled) in a current transaction
between willing parties, that is, other than in a forced or liquidation sale." Jadi bila disimplifikasi
nilai wajar adalah harga dimana dua pihak akan setuju untuk mengadakan transaksi Metode
seperti ini nantinya bisa dikembangkan untuk semua pencatatan aset dan liabilitas dalam laporan
keuangan Penggunaan nilai kini diperlukan untuk memperhitungkan berbagai kemungkinan
kejadian (probabilitas), dan perbedaan nilai ekonomis arus kas masa depan.

 Untuk melakukan perhitungan nilai kini yang baik pada umumnya mencakup elemen
berikut:
 Estimasi untuk arus kas masa depan, baik pada satu titik atau untuk kasus yang lebih
kompleks, bisa berupa rangkaian arus kas masa depan yang tersebar ke beberapa titik
waktu
 Ekspetasi terhadap kemungkinan variasi dalam jumlah, atau saat terjadinya arus kas.
 Time value of money yang direpresentasikan oleh tingkat suku bunga.

11 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
 Harga yang dibayar atas kompensasi terhadap ketidakpastian pada suatu aset atau liabil
itas.
 Hal lain yang tekadang tidak dapat diidentifikasi seperti ketidakpastian pasar, kondisi
ekonomi suatu negara, nilai tukar dan sebagainya.

2.1.3 Arus Kas Inkremental

Dalam mengevaluasi penganggaran modal, kita hanya perlu memperhatikan arus kas
yang dihasilkan langsung oleh proyek tersebut. Arus kas ini, yang disebut arus kas incremental
(incremental cash flow) adalah perubahan jumlah arus kas total perusahaan sebagai akibat
langsung dari pelaksanaan atau penolakan atas suatu proyek. Empat masalah khusus dalam
penentuan arus kas inkremental dibahas berikut ini.

1. Biaya Tertanam (sunk cost).


Biaya terpendam tidak sama dengan biaya inkremental, dan biaya tersebut tidak
dipertimbangkan dalam melakukan analisis. Biaya tertanam adalah pengeluaran yang
telah ditetapkan sebelumnya (comitted) atau yang telah terjadi, sehingga hal itu tidak
dipengaruhi oleh keputusan yang diambil saat ini.
2. Biaya oportunitas
adalah hasil terbaik dari alternative penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang tidak
diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan pada proyek tertentu.
3. Eksternalitas
adalah pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain perusahaan tersebut.
4. Biaya Pengiriman dan pemasangan.
Yaitu bila perusahaan membeli peralatan dll bisa menanggung biaya pengiriman

2.1.4 Proyek Pengganti

Sampai titik ini, kita telah membahas beberapa aspek penting dalam analisis arus kas,
tetapi kita belum melihat bagaimana aspek – aspek tersebut akan mempengaruhi pengambilan
keputusan penganggaran modal. Secara konseptual, keputusan – keputusan ini cukup jelas
dasarnya : proyek yang potensial akan menciptakan nilai bagi pemegang saham perusahaan jika
dan hanya jika nilai sekarang bersih dari arus kas tambahan proyek tersebut positif. Namun
dalam praktiknya mengestimasi arus kas ini sangat sulit dilakukan.

12 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Proyek pengganti ( replacement project ) : suatu proyek yang menggantikan aktiva yang
ada dengan aktiva yang baru. Dalam analisis penggantian ini, perusahaan membandingkan antara
nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang baru dengan nilai jika tetap menggunakan aktiva
yang sudah ada .

Proyek pengganti ( replacement project ) suatu proyek yang menggantikan aktiva yang
ada dengan aktiva yang baru. Dalam analisis penggantian ini, perusahaan membandingkan antara
nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang baru dengan nilai jika tetap menggunakan aktiva
yang sudah ada sebagai contoh, akan ditampilkan pada tabel di bawah ini (yang menggambarkan
incremental cost dan analisis proyek atas mesin baru dan mesin lama.

2.1.5 Biaya Tertanam

Biaya Tertanam ( Sunk Costs) adalah suatu pengeluaran yang telah ditetapkan
sebelumnya atau telah terjadi, sehingga tidak terpengaruh oleh keputusan yang telah
dipertimbangkan. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh
dimasukkan kedalam analisis. Biaya tertanam / Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di
masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru. Oleh karena itu,
menjadi tidak relevan untuk memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisa capital budgeting,
karena biayanya sudah terjadi, sementara keputusan investasi yang diambil baru akan terjadi di
masa depan. Misalnya, ketika suatu perusahaan melakukan riset pasar terhadap produknya, maka
itu adalah sunk cost. Sehingga, ketika melakukan evaluasi capital budgeting sebelum produksi
dijalankan, sunk cost tersebut tidak diikutsertakan, karena memang sudah terjadi dan tidak akan
terjadi lagi di masa depan.

2.1.6 Biaya Peluang Terkait dengan Aset yang Dimiliki Perusahaan

Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih suatu
alternative dibandingkan dengan alternative lainnya. Opportunity cost merupakan komponen
yang seringkali dilupakan maupun salah dihitung dalam evaluasi capital budgeting. Hal ini
seringkali disebabkan karena orang seringkali tidak menyadari adanya peluang lain yang dapat
dihasilkannya. Contoh, misalnya kita mempunyai sebidang tanah pribadi yang kita beli dengan
harga Rp 1 miliar, dan ingin digunakan untuk suatu proyek.Harga pasar tanah ini sekarang
sekitar 2 miliar. Kesalahan yang seringkali terjadi adalah sama sekali tidak menghitung

13 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
penggunaan tanah pribadi sebagai opportunity cost atau hanya menghitung Rp1 miliar saja
sebagai opportunity cost, padahal potensi penjualannya mencapai Rp2 miliar, yang seharusnya
jadi opportunity cost.

2.1.7 Eksternalitas

Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain
dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor
pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam
pengambilan keputusan penganggaran modal. Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah
produk baru mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya
perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan
tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya.

Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang didapatkan oleh pihak ketiga yang tidak
dapat memilih untuk mendapatkan atau tidak dampak tersebut. Contoh nyata dari eksternalitas
adalah pada perusahaan listrik yang membangun pembangkit listriknya dekat dengan pemukiman
penduduk. Biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut hanya meliputi biaya
operasional dan pembelian bahan bakar pembangkit. Namun, penduduk yang tinggal di sekitar
pembangkit mengalami penyakit pernafasan karena polusi yang disebabkan oleh pembangkit
tersebut. Perusahaan listrik tidak peduli dan tidak mengurusi mereka karena mereka bukan
bagian dari perusahaan tersebut,walaupun mereka terkena dampak dari aktivitas perusahaan.
Fenomena ini disebutdengan eksternalitas.

Eksternalitas merupakan dampak yang tidak dapat dipilih atau ditolak oleh pihak ketiga
karena kejadiannya diluar kontrol pihak tersebut, oleh karena itu, banyak anggapan bahwa
eksternalitas bersifat merugikan. Merugikan disini bukan hanya merugikan pihak ketiga yang
dipengaruhi oleh eksternalitas, namun ternyata juga dapat merugikan perusahaan yang
menyebabkan eksternalitas tersebut.

Eksternalitas positif juga secara tidak langsung merugikan, namun yang dirugikan adalah
pihak pelaku. Karena pelaku tersebut menyebabkan manfaaat yang berguna bagi semua pihak,
seharusnya ada balas jasa atau insentif yang diberikan oleh pihak lain agar lebih banyak produk
yang dihasilkan.Ketika pelaku usaha yang menyebabkan eksternalitas positif tidak diberikan

14 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
insentif, maka akan terjadi inefisiensi produksi. Inefisiensi ini terjadi ketika barang yang
diproduksi tidak memenuhi jumlah optimal bagi kemaslahatan masyarakat.

2.2 Analisis Suatu Perluasan Proyek

Proyek adalah Suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah sumber daya untuk
memperoleh suau manfaat (benefit). Kegiatan ini tentunya memerlukan biaya (cost), yang
diharapkan dapat memberikan suatu hasil (return) dalam jangka waktu tertentu. Dengan
demikian diperlukan suatu perencanaan dan pelaksanaan, yang disesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan Analisis Proyek : membantu mengambil keputusan dalam menentukan
pemilihan penanaman investasi di dalam suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif yang
dapat dilaksanakan. Aspek-aspek dalam analisis perluasan proyek meliputi:

1. Aspek teknis: mencakup penggunaan komponen input dan output, dalam bentuk barang
atau jasa. Dalam hal ini perlu ditentukan jumlah, waktu/kapan digunakan, serta tenaga
yang diperlukan.
2. Aspek manajemen dan administrasi: mencakup dua hal, yaitu kemampuan tenaga yang
akan menangani proyek, serta keterlibatan masyarakat setempat.
3. Aspek kelembagaan: membahas masalah hubungan kerjasama antara pelaksanaan proyek
dengan pemerintah daerah setempat.
4. Aspek komersial: membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan cara mendapatkan
input yang diperlukan dan bagaimana cara memasarkan output yang akan dihasilkan oleh
proyek.
5. Aspek finansial: membahas masalah cara untuk memperoleh modal/dana yang
diperlukan, serta bagaimana proyek dapat mengembalikan dana yang telah diperolehnya
(dalam betuk kredit)
6. Aspek ekonomis dilakukan untuk melihat apakah proyek yang akan dilaksanakan akan
dapat memberi manfaat yang menguntungkan kepada masyarakat secara keseluruhan.

2.2.1 Biaya Peluang

Biaya peluang (Opportunity Cost) adalah biaya yang dikeluarkan atas hilangnya kesempatan
akibat pemenuhan suatu kebutuhan lain. Dalam bisnis, biaya peluang menjadi biaya ekonomi
yang harus dikeluarkan untuk suatu kegiatan produksi barang atau jasa yang berkaitan dengan

15 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
pilihan aktivitas lain yang dikorbankan. Dengan kata lain, biaya peluang diukur dari
kebermanfaatan yang ditinggalkan untuk memilih kegiatan lain.

Penerapan biaya peluang sangat lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh
sederhananya adalah jika Anda ingin membuat makanan, maka Anda butuh lebih banyak bahan
yang berakibat pada pengurangan produksi minuman. Pengorbanan ini terjadi lantaran ada
keterbatasan sumber daya sehingga Anda diharuskan memilih dan berkorban untuk hal lain.

Di dalam ilmu ekonomi, perhitungan biaya peluang memberi beberapa manfaat yang
diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Meminimalisasi Risiko
Sangat jelas bahwa kemampuan menghitung biaya peluang bermanfaat untuk
meminimalisasi risiko. Apalagi dalam berbisnis, risiko selalu ada sehingga butuh
perhitungan matang untuk memilih risiko terendah.
2) Membantu dalam Perhitungan Modal
Dalam menjalankan bisnis, modal menjadi faktor penting. Perhitungan modal juga harus
memperhatikan risiko sehingga kemampuan menghitung biaya peluang menjadi sangat
dibutuhkan. Melalui biaya peluang, kisaran modal bisa diprediksi untuk menghindari
kerugian yang lebih besar.
3) Mempermudah Penentuan Prioritas
Menghitung biaya peluang akan sangat bermanfaat untuk menentukan skala prioritas. Hal
ini lantaran pilihan bisnis akan sangat berkaitan dengan nilai ekonominya. Semakin
menguntungkan, semakin besar peluang untuk dipilih.
4) Menghemat Pengeluaran Bisnis
Melalui perhitungan biaya peluang, maka perusahaan bisa menentukan pilihan terbaik
dengan biaya terhemat. Biaya ini juga berkaitan dengan dana tambahan yang harus bisa
diminimalisasi.

Ciri-Ciri Biaya Peluang

Biaya peluang juga memiliki karakteristik atau ciri-ciri khusus. Berikut ciri-ciri biaya peluang
yang dimaksud.

16 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
1. Biaya peluang dihitung tidak selalu berkaitan dengan uang. Biaya peluang juga bias dikaitkan
dengan waktu, rasa senang, keuntungan di masa datang, dan hal-hal lainnya.

2. Menentukan pilihan biaya peluang akan sangat tergantung pada maksud dan kondisi masing-
masing orang atau perusahaan.

3. Biaya peluang memiliki banyak kemungkinan (possibility) terkait dengan kegunaannya.

4. Biaya peluang biasanya merupakan kebutuhan sekunder atau tersier.

Cara Menghitung Biaya Peluang

Terdapat dua hal yang bisa dilakukan sebagai cara menghitung biaya peluang, yaitu:

1. Jika ada dua pilihan, maka akan dihitung nilai peluang yang dikorbankan alias yang tidak
dipilih.

2. Jika ada lebih dari dua pilihan, maka akan dihitung nilai peluang terbaik yang dikorbankan.

Pada intinya, ketika dihadapkan pada dua atau lebih pilihan maka kita akan memilih yang lebih
memberi keuntungan. Berkaitan dengan ekonomi, maka keuntungan itu erat kaitannya dengan
biaya. Jika dikaitkan lagi kegiatan produksi, maka pilihan yang diambil adalah yang bisa
menghasilkan produk terbanyak berdasar sumber daya yang dimiliki.

Contoh misalnya Seorang manajer perusahaan hendak meningkatkan jumlah produksinya, maka
ia harus memutuskan apakah perlu memperluas pabriknya atau memperkerjakan karyawan shift
ketiga. Manfaat dari perluasan pabrik adalah, perusahaan akan memiliki kapasitas ektra serta
kemampuan untuk memperkejakan karyawan shift ketiga di masa depan. Sementara itu,
keuntungan dari memperkerjakan karyawan shift ketiga adalah , perusahaan dapat menghemat
biaya untuk bangunan baru atau sewa gedung. Kedua alternatif tersebut memiliki manfaat yang
berbeda. Namun tentu saja manjemen harus memilih salah satu dari alternatif itu. Setelah melalui
banyak perdebatan, maka manajemen memutuskan untuk menghemat biaya dan memperkerjakan
karyawan shift ketiga. Biaya alternatif manajemen yang memperkerjakan shift ketiga adalah
ketidakmampuan untuk meningkatkan kapasitas. Meskipun hal ini berpotensi menyebabkan
kehilangan proyek di masa depan karena perusahaan tidak dapat memproduksi tepat waktu.

17 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa, opportunity cost merupakan “biaya” yang dikeluarkan
dengan tidak menikmati manfaat terkait dengan pilihan alternatif. Atau dengan kata lain,
opportunity cost adalah hilangnya potensi keuntungan dari alternatif lain saat satu alternatif
dipilih (The New Oxford American Dictionary). Pada kesimpulannya, biaya peluang muncul
lantaran adanya kelangkaan sumber daya. Kelangkaan ini membuat seseorang atau perusahaan
harus memiliki satu alternative terbaik berdasar nilai peluang terbaik dari yang tidak terpilih.
Dalam bisnis, biaya peluang ini tentu sangat penting karena akan mempengaruhi nilai
pendapatan dari perusahaan.

2.2.2 Biaya Tertanam

Sunk cost (biaya tertanam) adalah salah satu jenis biaya yang dikenal dan diakui di dunia
ekonomi. Pertama-tama, jika kita melihat definisinya, sunk cost adalah biaya investasi yang
sudah dikeluarkan oleh seseorang dan tidak dapat dipulihkan kembali. Di dalam konteks
perusahaan, definisi sunk cost dapat menjadi sedikit berbeda, yaitu suatu biaya yang telah
dikeluarkan, tetapi tidak memiliki hubungan langsung dengan proses produksi yang terjadi di
dalam perusahaan tersebut. misalnya, perusahaan mempekerjakan seorang manajer secara
kontrak. maka, gaji manajer tersebut akan dianggap sebagai sunk cost karena sang manajer tidak
terjun langsung di dalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Yang unik, saat kita
meneliti sunk cost lebih jauh, kita akan menemukan sebuah istilah yang disebut sunk cost
dilemma atau dilema biaya tertanam. Sunk cost dilemma mengungkapkan bahwa sunk cost tidak
harus dipertimbangkan ketika keputusan yang dibuat dapat menyebabkan suatu situasi yang pada
akhirnya dapat membawa masalah yang besar. Jadi, dengan adanya sunk cost dilemma, suatu
perusahaan dapat membuat keputusan yang salah atau buruk. jika kita ingin menghitung sunk
cost, maka kita tidak akan terlepas dari biaya tetap atau fixed cost, dan biaya tetap yang dapat
dihindari atau avoidable fixed cost. Fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan yang jumlahnya tidak tergantung dengan barang atau jasa yang diproduksi oleh
perusahaan tersebut.

Sedangkan, avoidable fixed cost adalah biaya tetap yang penggunaannya dapat dihindari.
Berikut adalah rumus dari fixed cost.

Fixed Cost = Sunk cost + Avoidable Fixed Cost

18 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Berdasarkan persamaan matematis diatas, kita dapat merubahnya dan menjadikannya rumus
untuk mencari sunk cost, sebagai berikut.

Sunk Cost = Fixed Cost – Avoidable Fixed Cost

Contoh lainnya untuk memperjelas tentang sunk cost adalah biaya depresiasi yang

terjadi pada mesin yang dibeli oleh perusahaan. Misalnya perusahaan membeli mesin

tersebut seharga 2 milyar, satu tahun kemudian, harga mesin tersebut menyusut menjadi

1,9 milyar walaupun tidak pernah dipakai sekalipun. Maka, 100 juta adalah sunk cost

bagi perusahaan.

2.3 Analisis Penggantian

Sebuah keputusan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi


pemerintah adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaannya,
diteruskan setelah dilakukan perbaikan, atau diganti dengan aset baru. Oleh karena itu, masalah
penggantian (replacement problem) memerlukan analisis ekonomi teknik yang sangat hati-hati
agar dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan logis yang
selanjutnya dapat memperbaiki efisiensi operasi serta posisi persaingan perusahaan. Kadang-
kadang analisis ini berupa pertanyaan mengenai apakah kita harus menghentikan penggunaan
sebuah aset tanpa dilakukan penggantian (abandonment) atau apakah kita tetap mempertahankan
aset tersebut sebagai cadangan (back-up) daripada sebagai penggunaan utama. Keputusan dapat
berupa pertanyaan apakah keharusan perubahan tersebut dapat dipenuhi dengan memperbesar
kapasitas atau kemampuan aset yang sudah ada saat ini atau apakah harus mengganti aset yang
ada saat ini (aset lama), yang secara deskriptif sering disebut sebagai defender, dengan sebuah
aset baru. Satu atau lebih alternatif aset pengganti (baru) kemudian disebut sebagai penantang
(challenger),

Empat alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah
sebagai berikut:

1) Kerusakan (pemburukan) fisik : adalah perubahan yang terjadi pada kondisi fisik aset.

19 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan menyebabkan pengoperasian sebuah
aset menjadi kurang efisien.

2) Keperluan perubahan : aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi barang
dan jasa yang dapat memenuhi keinginan manusia.  kategori lain dari keusangan
(obsolescence)

3) Teknologi : Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-
beda. Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi.  kategori lain dari keusangan
(obsolescence)

4) Pendanaan : Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal


terhadap operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak.
Contoh : menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki
aset tersebut. --> dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)

Kesalahan hasil analisis akan sangat membahayakan keputusan yang logis, sehingga ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis penggantian :

1) Kesalahan estimasi masa lalu


Setiap kesalahan estimasi yang dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama
tidaklah relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh : ketika nilai
buku (BV) sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya,
perbedaannya seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. ‘Kesalahan’
tersebut juga timbul ketika kapasitas tidak lagi mencukupi, biaya pemeliharaan lebih
tinggi dari yang diantipasi dst. Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi,
mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat
apakah penggantian dilakukan atau tidak.

2.) Perangkap Sunk Cost (Biaya Tertanam)

Jika pajak dilibatkan, kita harus memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi
teknik. Kesalahan serius dapat terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani secara
tidak tepat dalam. Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan
aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada.

20 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan
alternatif mempertahankan aset lama.

3.) Nilai investasi aset lama dan pandangan pihak luar (outsider viewpoint)

“Titik pandang pihak luar (outsider viewpoint)” untuk memperkirakan jumlah


investasi aset lama (defender). Outsider Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga
yang netral dalam menetapkan MV sebuah aset bekas secara wajar (fair). Titik
pandang ini mendorong analis untuk memfokuskan pada arus kas saat ini dan masa
datang, sehingga menghindari godaan untuk memikirkan biaya masa lalu.
4.) Pentingnya konsekuensi pajak penghasilan
Penggantian aset seringkali menimbulkan capital gain atau capital loss atau
keuntungan atau kerugian dari penjualan tanah atau properti yang dapat disusutkan.
Untuk memperoleh analisis ekonomi yang akurat dalam hal ini, analisis harus dibuat
dengan dasar setelah pajak (after-tax basis). Pengaruh pajak penghasilan pada
keputusan penggantian tidak dapat diabaikan. Kredit pajak penghasilan yang hilang
berkaitan dengan alternatif mempertahankan aset lama akan menjauhkan preferensi
ekonomi dari aset lama, sehingga mendorong aset pengganti sebagai pilihan lebih
baik.
5) Umur ekonomi aset baru
Umur ekonomi aset akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent
uniform annual cost – EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting untuk
mengetahui umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa aset baru
dan aset lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.
6) Umur ekonomi aset lama
Pembandingan aset baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena melibatkan
umur yang berbeda. Aset lama harus dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur
ekonomi sebenarnya sepanjang biaya marginalnya kurang dari EUAC minimum aset
baru.

2.4 Analisis Risiko dalam Penganggaran Modal

1) Analisis Resiko dalam Penganggaran Modal

21 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Manajemen Resiko Proyek adalah sebuah proses sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon resiko proyek. Manajemen resiko proyek
meliputi aspek teknik, dan non teknik. Contoh aspek teknik misalnya adalah hal-hal yang
berhubungan dengan item pekerjaan. Contoh aspek non teknik misalnya adalah hubungan
antara proyek dengan lingkungan dan masyarakat sekitar, dengan pemerintah, dan lain-
lain. Tujuan dari manajemen resiko proyek adalah (C. Duffield & B. Trigunarsyah,
1999):

a. Membatasi kemungkinan-kemungkinan dari ketidakpastian


b. Membuat langkah-langkah yang lebih mengarah pada tindakan proaktif
dibandingkan reaktif dalam memandang kemungkinan ancaman dan kerugian
yang besar.
c. Membatasi kerugian dan ketidakpastian pada stake holder
d. Menjaga kesinambungan program operasi, sehingga tidak terganggu dengan
kejadian- kejadian yang belum terantisipasi sebelumnya.
e. Menjalankan program manajemen risiko secara efektif sehingga mempunyai
pengaruh yang menguntungkan dan bukan menimbulkan biaya baru.

Di dalam manajemen resiko proyek, ada beberapa proses yang terlibat


didalamnya, yaitu :

a. Perencanaan manajemen resiko

b. Identifikasi resiko.

c. Analisis resiko kualitatif

d. Analisis resiko kuantitatif .

e. Perencanaan respon terhadap resiko

f. Pengendalian dan monitoring resiko

2) Risiko Proyek

22 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Resiko proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadi akan memiliki efek
positif atau negatif terhadap tujuan proyek (bisa berupa biaya, waktu, mutu, ruang
lingkup). Resiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki
satu atau lebih dampak. Resiko memiliki 3 unsur utama didalamnya,

1. kejadian

2. akibat

3. kemungkinan

2.5 Mengukur Risiko Berdiri Sendiri

Risiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. Pengertian
lain menjelaskan bahwa risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan keuntungan /
kerugian ekonomi atau finansial, kerusakan atau cedera fisik, keterlambatan, sebagai
konsekuensi ketidakpastian selama dilaksanakannya suatu kegiatan pengelolaan. Pengertian
risiko dalam konteks ini juga dapat didefinisikan sebagai suatu penjabaran terhadap konsekuensi
yang tidak menguntungkan, secara finansial maupun fisik, sebagai hasil dari keputusan yang
diambil. Jika dikaitkan dengan konsep peluang, “risiko” adalah peluang terjadinya kondisi yang
tidak diharapkan dengan semua konsekuensi yang mungkin muncul yang dapat menyebabkan
keterlambatan atau kegagalan kegiatan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian
tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan.

Risiko Proyek Yang Berdiri Sendiri

Yaitu, Risiko proyek yang berdiri sendiri dan diukur dengan variabilitas pengembalian
aktiva yang diharapkan. Yakni risiko proyek yang mengabaikan fakta bahwa ini hanya
merupakan salah satu dari banyak proyek dalam perusahaan tersebut dan hanya merupakan salah
satu dari banyak saham dalam portofolio seorang pemegang saham.

2.5.1 Analisis Sensitivitas

23 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari
perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam
menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin
terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya. Contoh:
Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan Alasan dilakukannya analisis
sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan- perubahan berikut:

1.Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi,


biaya

bahan-baku, produksi, dsb.

2.Penurunan produktivitas

3.Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek

Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan


tersebut terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.

2.5.2 Analisis Skenario

Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini membuka


kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga memungkinkan
kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan. Dalam suatu analisis skenario,
seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar lalu menanyakan kepada pihak
pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk
seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan
sebagainya. Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan
dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.

2.5.3 Simulasi Monte Carlo

Simulasi Montecarlo adalah teknik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang
terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan
estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko. Dalam bidang manajemen proyek
simulasi Monte Carlo digunakan untuk menghitung atau mengiterasi biaya dan waktu sebuah

24 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
proyek dengan menggunakan nilai-nilai yang dipilih secara random dari distribusi probabilitas
biaya dan waktu yang mungkin terjadi, dengan tujuan untuk menghitung distribusi kemungkinan
biaya dan waktu total dari sebuah proyek (Project Management Institute, 2004). Sebagaimana
metode-metode simulasi lainnya, akurasi dari hasil simulasi Monte Carlo ini sangat dipengaruhi
oleh akurasi variabel-variabel inputnya yang dalam contoh kasus ini adalah estimasi awal dari
biaya minimum dan biaya maksimum setiap aktifitas. Juga perlu dicatat simulasi Monte Carlo
bukanlah sebuah penyedia solusi, metode ini hanya membantu kita dalam memprediksi perilaku
sebuah sistem dengan memperhitungkan unsur-unsur yang mengandung resiko dan ketidak-
pastian. Solusi sebenarnya tetap berada di tangan para manajer dengan mempertimbangkan
berbagai aspek, termasuk aspek kualitatif yang ada dalam sebuah proyek. Simulasi Monte Carlo
dapat menjadi alat yang handal bagi manajer proyek dalam menganalisa resiko dan ketidak-
pastian yang umum terjadi dalam pembiayaan proyek. Hasil simulasi Monte Carlo dapat
membantu manajer proyek dalam menentukan ekspektasi pembiayaan proyek yang lebih
realistis. Dengan kemampuan komputer dan software yang semakin berkembang, simulasi Monte
Carlo ini sudah selayaknya lebih banyak digunakan oleh para manajer proyek. Melalui edukasi
dan pelatihan yang menjelaskan dan mendemonstrasikan kegunaan simulasi Monte Carlo, para
manajer proyek akan menyadari bahwa tidak diperlukan pengetahuan statistik tingkat tinggi
untuk dapat memahami implementasi dan interpretasi simulasi Monte Carlo. Sehingga secara
perlahan metode Monte Carlo ini dapat diterima di kalangan praktisi manajemen proyek dan
tidak hanya sebatas digunakan dalam dunia akademik yang membahas aspek resiko dalam
manajemen proyek.

2.6 Risiko dalam Perusahaan Beta

Beta mengukur jumlah risiko sistematis dalam keamanan individu atau sektor industry
relatif terhadap seluruh pasar saham. Pasar memiliki beta 1, dan dapat digunakan untuk
mengukur risiko keamanan. Jika beta keamanan sama dengan 1, harga sekuritas bergerak dalam
normal seiring dengan pasar. Keamanan dengan beta lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa
sekuritasnya lebih baik daripada pasar. Sebaliknya, jika beta keamanan kurang dari 1, ini
menunjukkan bahwa keamanan kurang stabil daripada pasar. Sebagai contoh, misalkan beta
keamanan adalah 1,5. Secara teori, keamanan 50% lebih stabil daripada pasar. Risiko Investasi
Saham (Beta Saham), Menurut Jogiyanto (2003): “Beta merupakan suatu pengukur volatilitas

25 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
dari return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i
mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar.” Berdasar pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa beta merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio
relatif terhadap risiko pasar. Beta dapat dihitung dengan berdasarkan persamaan regresi sebagai
berikut : (Elton dan Gruber dalam Prasetyo, 2002).

Ri = αi + βi Rmt + ei

Keterangan :
Rit = Return saham perusahaan i pada tahun ke t.
αi = Nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar.
βi = Koefisien beta yang mengukur perubahan Ri akibat dari perubahan Rm.
Rmt = Tingkat return dan indeks pasar
ei = Error term.
Selain menggunakan Single Index Model ada pula cara menentukan koefisien beta saham
yaitu dengan Capital Asset Pricing Model. Merupakan model yang memungkinkan untuk
menentukan pengukur risiko, relevan dan bagaimana hubungan untuk risiko setiap asset apabila
pasar modal dalam keadaan seimbang. Dalam model ini beta sebagai pengukur dalam faktor
risiko. Return dan risiko disini dijelaskan hubungannya dengan security market line. Garis linier
yang menggambarkan hubungan antara risiko sistematis (beta saham) dengan tingkat keuntungan
yang diharapkan diatas terlihat bahwa pada saat risiko sistematis mendekati nol atau sama
dengan nol maka tingkat return yang diharapkan akan sama dengan tingkat keuntungan bebas
risiko (risk free rate) yang antara lain diwakili dengan BI rate. semakin tinggi risiko sistematis
atau beta sahamnya maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan
investor. Slope security market line juga menunjukkan seberapa jauh seorang pemodal tidak
menyukai risiko. Semakin curam kemiringan garis tersebut maka semakin tidak menyukai risiko
sikap dari investor tersebut. Menurut Suad Husnan (1998) rumus untuk security market line ini
dapat dituliskan sebagai berikut:

Ri – Rf = (Rm – Rf) βi atau Ri = Rf + ( Rm – Rf ) βi

Rumus ini dapat menjelaskan bahwa tingkat return dari suatu saham sama dengan tingkat
bunga bebas risiko ditambahkan dengan premi risiko. Security Market Line ini menunjukkan

26 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
hubunga linear positif bahwa semakin besar beta saham maka semakin besar risiko sistematisnya
dan semakin besar return yang diinginkan oeh investor (Elton dan Gruber, 1995). Model CAPM
tidak digunakan dalam penelitian ini dikarenakan terdapat beberapa asumsi dalam penggunaan
CAPM yang tidak sesuai dengan kenyataan misalkan seperti diijinkannya short sales, semua
investor memiliki pengharapan yang seragam terhadap faktor-faktor input yang digunakan untuk
keputusan portofolio, serta tidak adanya inflasi atau pasar modal dalam kondisi ekulibrium
(Jogiyanto, 1998). Beta saham dapat dilihat dari koefisien beta yang diukur dari slope yang
diperoleh dari meregresikan kelebihan keuntungan suatu saham dengan kelebihan tingkat
keuntungan portofolio pasar.

2.7 Umur Proyek yang Tidak Sama

Proyek berbeda umur

Saat kita melakukan investasi, seringkali kita diperhadapkan dengan pilihan proyek-
proyek dengan umur hidup ekonomis yang berbeda. Untuk memilih proyek yang terbaik , tentu
harus diperhitungkan perbedaan umur ini. Diasumsikan proyek-proyek ini dapat dilaksanakan
terus tanpa batas waktu. Hal ini berarti saat proyek tersebut selesai, maka proyek sejenis dapat
mulai dilaksanakan kembali. Untuk mudahnya dapat dilihat pada ilustrasi sbb :

Sebuah perusahaan berencana untuk melakukan ekspansi dan harus memilih 1 dari 2
mesin yang ditawarkan. Mesin-mesin ini memiliki umur ekonomis yang berbeda. Pada akhir
umur ekonomis, penggantian mesin perlu dilakukan. Bagaimana memilih di antara kedua mesin
yang bersifat eksklusif mutual tersebut?

Contoh : Proyek S dan L yang masing-masing memerlukan biaya investasi (initial cost) sebesar
Rp 100 juta bersifat eksklusif mutual dan harus diganti pada akhir umur ekonomisnya. Proyek S
berumur ekonomis 2 tahun dengan perkiraan arus masuk (cash inflow) sebesar Rp 60juta / tahun.
Proyek L berumur ekonomis 4 tahun dengan perkiraan arus masuk (cash inflow) sebesar Rp 33,5
juta / tahun. Dengan return yang diharapkan sebesar 10% (=r), mana yang lebih baik?

Jawab (dalam jutaan rupiah) :

NPV Proyek S = -100 + 60 / (1+10%)^1 + 60 / (1+10%)^2 = 4.132

27 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
NPV Proyek L = -100 + 33,5 / (1+10%)^1 + 33,5/(1+10%)^2 + 33,5/(1+10%)^3 +
33,5/(1+10%)^4 = 6.190

Bila mengabaikan perbedaan umur ekonomis, maka NPV Proyek L (6.190) > NPV Proyek S
(4.132) sehingga seakan-akan kita harus memiih poryek L. Tentu kesimpulannya jadi
menyimpang.

2.7.1 Rantai Penggantian

Bila digunakan rantai penggantian (replacement chain approach) maka Proyek S akan
diulang kembali sehingga akan kembali menghasilkan nilai NPV sebesar 4.132 pada tahun kedua
(karena dilakukan investasi kembali sebesar Rp 100 juta pada akhir tahun kedua dan pada tahun
ketiga dan keempat masing-masing memperoleh arus masuk (cash inflow) sebesar Rp
60juta/tahun.

Adapun nilai NPV pada tahun ke 0 menjadi 4.132 / (1+10%)^2 = 3.415.

Dengan demikian NPV Proyek S dengan 1 kali pengulangan menjadi = 4.132 + 3.415 =
7.547. Kesimpulannya , dengan menyamakan umur proyek S dan L menjadi 4 tahun maka NPV
proyek S menjadi 7.547 alias lebih besar dari NPV proyek L (6.190) dengan demikian Proyek S
lebih layak dibandingkan Proyek L. Pendekatan rantai penggantian ini memiliki kelemahan.
Pada kasus di atas, proyek S cukup diulang sekali saja sedangkan proyek L tidak perlu diulang
agar sama-sama memiliki umur ekonomis yang sama (4 tahun).

Bagaimana umur keduanya sangat berbeda? Contoh : bila umur proyek S 5 tahun
sedangkan umur proyek L 7 tahun. Maka untuk menyamakannya , pertama-tama dicari terlebih
dahulu KPK (kelipatan persekutuan terkecil) nya yakni sebesar 5 x 7 =35 (karena baik bilangan 5
dan 7 , keduanya bilangan prima yakni bilangan yang hanya dapat dibagi dengan bilangan itu
sendiri dan dengan angka 1). Tentu menghitung NPV proyek S dan proyek L memakan waktu
cukup lama, karena proyek S harus diulang 7 kali sedangkan proyek L harus diulang 5 kali.
Untuk mengatasi masalah ini, diasumsikan bahwa kedua proyek akan dapat diulang terus sampai
waktu yang tak terhingga. Sehingga untuk mencari NPV nya masing-masing harus dikali dengan
angka pengganda (multiplier) (1+r)^t

28 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Rumus angka penggada adalah = _______________

(1+r)^t - 1

Di mana r adalah return (tingkat hasil) yang diharapkan (dinyatakan dalam persentase) t
adalah umur awal setiap proyek sebelum disesuaikan.

NPV masing-masing proyek menjadi (dalam jutaan rupiah) :

NPV masing-masing proyek x angka pengganda

- Proyek S = 4.132 x (1+10%)^2 / [(1+10%)^2 – 1] = 4.132 x 5,761904762 = 23.808,19048

- Proyek L = 6.190 x (1+10%)^4 / [(1+10%)^4 – 1] = 6.190 x 3,154708 = 19.527,64275

NPV Proyek S (23.808) > NPV Proyek L (19.528) sehingga Proyek S yang dipilih. Jadi
kesimpulannya sama dengan kesimpulan di atas.

2.7.2 Anuitas Tahunan yang Ekuivalen

Cara lain adalah dengan menggunakan pendekatan Anuitas Tahunan Ekuivalen


(Equivalent Annual Annuity Approach) yakni dengan mencari arus kas tahunan konstan yang
nilai sekarangnya sama dengan NPV proyek tersebut. Caranya dengan membagi NPV proyek
dengan PVaIF (Faktor Bunga dari Nilai Sekarang Anuitas)

PVa IF = (1 – 1/(1+r)^t) / r

PVaIF (10%,2) = 1,73553719

PVaIF (10%,4) = 3,169865

Dengan demikian nilai Anuitas Tahunan Ekuivalen (ATE, dalam jutaan rupiah) :

- Proyek S = 4.132 / 1,73553719 = 2.381

- Proyek L = 6.190 / 3,169865 = 1.953

Karena arus kas tahunan yang diterima Proyek S (2.381) > Proyek L (1.953) maka Proyek S
lebih layak dibanding proyek L.

29 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
2.7.3 Kesimpulan tentang Umur Proyek yang tidak Sama

Terkadang kita dihadapkan atas pilihan-pilihan proyek yang berbeda umur ekonomis atau
umur proyek yang tidak sama. Karena itu, diperlukan beberapa cara agar dapat memilih dan
membuat keputusan proyek terbaik yang akan dijalankan. Diantara pilihan proyek umur yang
tidak sama tersebut, pasti terdapat proyek yang diasumsikan akan membawa lebih banyak
keuntungan.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya fungsi manajemen arus kas dapat dibagi menjadi tiga yaitu: Pertama,
fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal. Kedua, fungsi
anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa
datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. Ketiga, capital growth, dana yang
diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Kesalahan dalam memegang/mengalokasikan uang pada tempat yang tidak sesuai dengan tujuan
keuangan akan menimbulkan akibat jelek, apakah kehilangan kesempatan penambahan nilai
uang atau kesulitan mengeluarkan uang pada saat memerlukannya. Oleh karena itu sangat
penting bagi perusahaan untuk memiliki kemampuan bagaimana mengelola arus kas yang baik
dan benar.

Analisis risiko sangat penting. Karena, selain mempermudah penetapan control


pengamanan terhadap aset yang berisiko, hasil analisis risiko juga memberikan keuntungan,
antara lain adalah : a. Perusahaan dapat lebih tepat mengalokasikan dana untuk pembiayaan
kontrol pengamanan. b. Hasil analisis risiko berguna sebagai landasan pembuatan Rancangan
Pemulihan terhadap Bencana (Disaster Recovery Planning) c. Hasil analisa risiko akan
mempermudah auditor dalam melakukan audit yang terukur.

30 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
Banyak metodologi yang dapat dipakai dalam melakukan analisis risiko, namun pada
prinsipnya yang perlu dilakukan adalah : a. Mengidentifikasi aset yang akan dianalisa. b.
Mencari kemungkinan kerentanan (vulnerability), ancaman (threat), peluang terjadinya,
dampaknya, serta isu lainnya dalam rangka menetapkan risiko. c. Melakukan prioritas terhadap
risiko. d. Menetapkan bentuk kontrol pengamanan untuk mengurangi risiko tersebut.

Terdapat salah satu kendala dalam melaksanakan analisis risiko adalah Perusahaan
berusaha mengkuantifikasi dampak risiko. Pengkuantifikasian dampak risiko memerlukan
perhitungan yang kompleks dan tidak sama antar satu asset dengan asset lainnya. Sehingga hal
ini akan menyita waktu yang sangat lama dan biaya yang tinggi. Selain itu, dapat penulis
simpulkan bahwa pentingnya menganalisis arus kas sebelum menjalankan suatu proyek agar
tidak mengalami kegagalan yang serius. Beberapa metode yang dapat kita gunakan dam
menyusun arus kas serta pengambilan keputusan yang tepat.

3.2 Saran

Penulis telah selesai menyususun makalah yang mendasar dan sederhana sehingga kami
sarankan kepada pembaca bahwa apabila ingin melakukan verifikasi lebih lanjut silahkan
membaca karya-karya para ahli Manajemen Keuangan dan juga hati yang terbuka menerima
kritikan dan saran dari pembaca terutama kami berharap kepada Dosen mata kuliah manajemen
keuangan ini atas kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Semoga, makalah ini dapat
membawakan manfaat bagi pembaca.

31 | M a n a j e m e n K e u a n g a n
DAFTAR PUSTAKA

Espenti, Desi dkk. 2009. Estimasi Arus Kas dan Analisis Risiko Pada Perusahaan Sejenis.
https://www.academia.edu/7341281/MATA_KULIAH_MANAJEMEN_KEUANGAN_

ESTIMASI_ARUS_KAS_DAN_ANALISIS_RISIKO_PADA_PERUSAHAAN_SEJENIS.
(Diakses pada tanggal 15 Desember 2020)

Brighan dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Selemba Empat.Crooch
G Michael; dan Wayne S.Upton. 2001. Understanding the Issues: Credit Standingand Liability
Measurement.

Financial Accounting Standards Board. Statement of Financial Accounting Concepts No.7.2008.


Halaman 1-26.

32 | M a n a j e m e n K e u a n g a n

Anda mungkin juga menyukai