Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RISET ILMU PENDIDIKAN

“DAMPAK VIRUS COVID-19 TERHADAP PENDIDIKAN DI KECAMATAN


DELITUA LINGKUNGAN I”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7

NAMA MAHASISWA :Groweth Saychi Filliandro Bancin ( 1213311194 )


Febby Ontryna Limbong ( 1213311164 )
Mutiara Sabrina ( 1213311195 )
Ketrin Padang ( 1213311193 )
Mutia Hairani ( 1213311196 )

KELAS :I
MATA KULIAH :ILMU PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :Drs.Elizon Nainggolan, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mini riset Ilmu Pendidikan yang
berjudulkan “Dampak Virus Covid-19 Terhadap Pendidikan di Kecamatan Delitua
Lingkungan I”. Adapun maksud dan tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas yang
terstruktur dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan, dan penulis mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah bapak Drs.Elizon Nainggolan, M.Pd yang telah membimbing
dalam pembuatan laporan mini riset ini dan penulis mengucapkan terimakasih kepada teman
seperjuangan yang telah memotivasi dalam pembuatan laporan ini. Laporan ini benar adanya
dan tidak ada rekayasa di dalamnya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan berupa saran atau kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini untuk kedepannya menjadi lebih baik. Dan penulis juga berharap laporan ini dapat
menjadi referensi bagi pembaca dan dapat di implementasikan pada kehidupan
bermasyarakat.

Medan, November 2022

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
D. Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 3

A. Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan di Kecamatan Delitua Lingkungan I .... 3


B. Inovasi Pembelajaran Selama Covid-19 ................................................................ 4
C. Dampak Covid-19 Terhadap Pelajar ...................................................................... 5

BAB III METODE ........................................................................................................... 7

A. Metode Penelitian .................................................................................................. 7

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 7

A. Identitas Narasumber ............................................................................................. 7


B. Pelaksanaan Wawancara ........................................................................................ 7
C. Transkrip Hasil Wawancara ................................................................................... 8

BAB V PENUTUP........................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

LAMPIRAN..................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor kehidupan seperti ekonomi,
sosial, politik, budaya dan pendidikan. Organisasi pendidikan, keilmuan, dan
kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization (UNESCO) pada kamis (5/3) menyatakan bahwa wabah
virus Corona telah berdampak pada sektor penddikan. Hampir 300 juta siswa
terganggu kegiatan sekolahnya di seluruh dunia dan terancam berdampak pada hak-
hak pendidikan mereka di masa depan. Di Indonesia sendiri, dunia pendidikan juga
ikut merasakan dampaknya. Jika kondisi seperti ini terus meningkat, maka sudah bisa
dipastikan dampaknya pada pendidikan semakin meningkat. Dampak yang paling
dirasakan adalah peserta didik di instansi penyelenggara pelayanan pendidikan ,
seperti sekolah di semua tingkatan, lembaga pendidikan non formal hingga perguruan
tinggi. Dikarenaka kasus corona di Indonesia semakin bertambah dan mengancam
kesehatan banyak orang maka aktivitas apapun di lockdown kan dengan cara di rumah
aja. Yang bekerja dari rumah, yang belajar dari rumah dan hanya boleh keluar rumah
jika mendesak seperti ke pasar membeli sayuran dan makanan lainnya. Lalu
bagaimana pendidikan yang terjadi ketika berada di rumah saja, tentu perlu ada
inisiatif dari lembaga pendidikan melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan
atas kebijakan pemerintah yang meliburkan anak sekolah dari jenjang pendidikan
dasar hingga perguruan tinggi. Maka mini riset ini akan membahas tentang dampak
covid-19 terhadap pendidikan khususnya di kecamatan delitua lingkunganI dan
pembelajaran seperti apa yang digunakan guru saat pembelajaran online (jarak jauh).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan Di Kecamatan Delitua Lingkungan
I?
2. Apa Inovasi Pembelajaran Selama Covid-19?
3. Bagaimana Dampak Covid-19 Terhadap Pelajar?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan di Kecamatan Delitua
Lingkungan I.
2. Untuk Mengetahui Inovasi Pembelajaran Selama Covid-19.

1
3. Untuk Mengetahui Dampak Covid-19 Terhadap Pelajar.
D. Manfaat
1. Untuk Memperoleh Informasi Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan Yang
Terjadi Di Kecamatan Delitua Lingkungan I.
2. Untuk Menambah Wawasan dan Mengetahui Inovasi Yang Dilakukan Selama
Covid-19.
3. Untuk Memperoleh Informasi Apa Dampak Yang Terjadi Pada Pelajar.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan Di Kecamatan Delitua Lingkungan I


Dampak covid-19 sangat dirasakan oleh masyarakat di kecamatan Delitua
lingkungan I tidak hanya pada sulitnya ekonomi dan pendidikan yang begitu rumit
melalui sistem daring yang menggunakan paket data dan hp android. Di beberapa
sekolah dasar negeri tidak mengguanakan sistem daring dan ada beberapa sekolah
dasar dan sekolah menengah yang menggunakan sistem daring. Pendidikan khususnya
di sekolah dasar mengalami banyak kendala walau demikian pendidikan harus tetap
berlanjut hingga kenaikan kelas, penugasan yang dilakukan siswa, kemudian
pelaksanaan ujian tengah semester dan ujian semester secara daring dijadikan
penilaian kenaikan kelas. Beberapa orangtua yang tidak mengirimkan tugas secara
daring jika sekolah itu menggunakan sistem daring maka dianggap nilainya kosong
dan harus melakukan ujian ulang. Sedangkan untuk beberapa sekolah yang gurunya
hanya memberikan tugas sewaktu pertemuan terakhir menjelang surat edaran belajar
dirumah siswa dikasih tugas yang begitu banyak di buku mata pelajarannya, ini
sungguh memberatkan siswa karena tidak ada persiapan dan jika tidak paham maka ia
tidak bisa bertanya kepada gurunya, maka kedua orangtuanya menjadi guru yang
mendadak selama pandemi ini. Itu pun jika orangtuanya bersedia, jika yang tidak
bersedia maka tidak dikerjakan atau dicicil setiap harinya. Tugas ini nantinya akan
dikumpul kepada guru untuk dijadikan penilaian kenaikan kelas dan penentuan
ranking, tidak begitu efektif dan efisien bisa jadi pekerjaan rumah yang diberikan
guru orangtuanya lah yang mengerjakannya sedangkan anaknya bermain-main dan
malas-malasan karena siswa berpikir mereka libur padahal sebenarnya mereka tetap
sekolah hanya saja tidak di gedung sekolah tidak bertemu banyak kawan ia sekolah di
rumah bersama ibu dan ayahnya selama pandemi ini. Untuk itu penting sekali
orangtua mengawai anaknya selama pembelajaran daring berlangsung dan
memastikan anak mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. Kalau bukan perhatian,
pengawasan orangtua siapa lagi yang akan memerhatikan anak-anak anda.
Bimbinglah anak dalam setiap proses pembelajaran agar ia dapat menerima ilmu dan
materi yang diberikan guru dam untuk yang diberikan tugas bertumpuk maka
orangtua mengawasi tugas yang bertumpuk tersebut setiap harinya dikerjakan sedikit
demi sedikit, jikaanak terus bermain dan tidak belajar maka ketika kenaikan kelas dan

3
ia tidak menguasai materi di kelas sebelumnya tentu anak akan mengalami kesulitan
belajar dikelas yang baru.
B. Inovasi Pembelajaran Selama Covid-19

Guru harus memastikan kegiatan belajar-menagajar tetap berjalan meskipun


peserta didik berada dirumah, inovasi pembelajaran merupakan solusi yang perlu di
desain dan dilaksanakan oleh guru dengan memaksimalkan media yang ada seperti
media daring (online). Guru dapat melakukan pembelajaran melalui metode E-
Learning yaitu pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Sistem pembelajaran dilaksanakan terhubung dengan koneksi jaringan Internet, guru
dapat melakukakn pembelajaran bersama diwaktu yang sama dengan menggunakan
Whatsapp, telegram, aplikasi zoom ataupun media sosial lainnya sebagai sarana
pembelajaran sehingga dapat memastikan siswa belajar diwaktu bersamaan meskipun
di tempat yang berbeda. Guru dapat memberikan tugas terukur namun tetap
memastikan bahwa setiap hari pembelajaran tetap berjalan dan siswa mendapatkan
ilmu sesuai kurikulum yang telah disusun pemerintah. Dalam praktiknya, proses
belajar mengajar di rumah, siswa dan guru dibantu dengan aplikasi belajar online.
Namun, sejumlah kesulitan ditemui para guru saat menjalankan metode belajar dari
rumah. Belajar dari rumah merupakan langkah yang dinilai ampuh dalam memutus
rantai penyebaran virus corona. Namun, tak sedikit orangtua dan siswa yang
kerepotan dengan kegiatan ini sehingga diperlukan kiat khusus. Sebagai respons dari
penyebaran virus covid -19 ini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
mensosialisasikan platform belajar online gratis yang dimilikinya, yaitu rumah
belajar. Beberapa sektor swasta juga mulai gencar mempromosikan produk mereka
untuk dapat digunakan selama kebijakan sekolah dari rumah ini dilakukan. (dilansir
dari pikiran rakyat.com 20 maret 2020).

Strategi belajar dari rumah, menurut Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI) Heru Purnomo, sudah tepat setidaknya dari sisi kesehatan. Namun,
untuk efektivitas pembelajaran, ia menilai perlu ada yang dipersiapkan sekolah dan
guru-guru. Menurutnya guru harus proaktif dan kreatif agar bisa menggelar kegiatan
mengajar sama efektifnya dengan tatap muka. “strategi harus dipetakan oleh bapak
dan ibu guru. Maka itulah yang kemudian diserahkan dalam bentuk soal saja, dari
hasil pengamatan itu artinya untuk mengejar target kurikulum. Ini adalah home

4
learning yang selama ini ada didalam kelas reguler karena kondisi darurat, “
terangnya.

Hal senada juga dilakukan Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan


Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji. Selain guru, ia menjelaskan orangtua pun harus ikut
memantau anak belajar di rumah. “belajar dirumah itu bukan libur, bukan berarti
enggak ada aktivitas literasi. Ini yang perlu dipahami. Tetap belajar dengan target
yang suda ada di kurikulum,” terangnya. Tantangan lebih besar akan muncul jika
kebijakan ini diterapkan di daerah dengan infrastruktur internet dan teknologi yang
kurang memadai seperti di desa-desa dan orang-orang dari kelas menengah ke bawah
yang tidak memiliki android untuk beli kartu data saja gak ada duit. Makan aja udah
susah. Sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online satu-satunya
yang dapat dilakukan adalah memberikan pekerjaan rumah banyak kepada siswa
meskipun metode ini tidak semaksimal belajar online dan di setor saat kelas tatap
muka kembali berlangsung seperti biasanya.

C. Dampak Covid-19 Terhadap Pelajar


Melihat kondisi penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat demi melindungi
siswa dari paparan virus Corona, beberapa wilayahpun menyusul menetapkan
kebijakan yang sama. Bagi sebagian siswa yang di perkotaan sistem belajar jarak jauh
ini tentu tidak menjadi kendala karena tersedianya fasilitas. Namun disisi lain tugas-
tugas yang diberikan guru dinilai membebani anak dan dikhawatirkan bisa
menimbulkan masalah psikologis yang serius. Masalah yang dihadapi siswa saat
belajar online adalah siswa sulit berkonsultasi dengan guru untuk dapat memahamkan
dan menerima penjelasan yang mendalam dari guru. Siswa kesulitan memahami
pelajaran dan seringkali meminta bantuan orangtua alhasil bukan siswa yang belajar
tetapi orangtuanya jadilah tugas yang diberikan benar semua. Ada siswa yang
mengeluhkan suasana rumah yang tidak nyaman. Ia mengaku yang paling sulit dari
mengerjakan soal di rumah adalah suasana rumah yang tak nyaman dan tak kondusif
dan tanpa pendampingan guru secara fisik. Keluarga tak bisa membantu banyak, ia
mengeluh guru hanya memberikan soal ujian via whatsapp, berturut-turut. Kemarin
bahasa indonesia, lalu matematika, seni budaya, kemudian bahasa inggris. Jelas ini
melelahkan ungkapnya, siswa memiliki beban belajar yang berat ketika dirumah
bukan menjaga kesehatan dan asyik dengan tugas yang membuatnya lupa makan dan

5
akhirnya jatuh sakit. Beratnya penugasan dari guru yang harus dikerjakan dalam
tenggat waktu yang sempit, disisi lain masih banyak tugas dari mapel lain. Dan ada
pula siswa yang malah tidak belajar sama sekali, tapi malah bermain. Dalam hal ini
hendaknya guru harus memikirkan siswa karena beban tugas yang diberikan kepada
siswa begitu banyak akan mengganggu keadaan mental dan jiwanya. Tidak
seharusnya siswa diberikan tugas yang banyak dan waktu yang sedikit. Sudah ada
pencanangan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tugas siswa sekolah dasar
1 hari hanya 3 soal dan dapat dilihat dari tayang televisi TVRI disesuaikan dengan
jenjang kelasnya. Jadi, guru tidak diperbolehkan untuk memberikan tugas tambahan
selain daripada tayangan di TVRI. Tetapi tetap saja, ada siswa yang rajin dan tekun
mengerjakannya ada siswa yang tidak rajin dan tidak tekun tidak mengerjakannya.
Tugas yang ada di tayangan televisi kemudian di kerjakan di buku tulis dan hasilnya
di photo dengan kamera ponsel orangtua dan dikirim melalui aplikasi belajar online
yang telah disepakati. Waktu yang diberikan sesuai dengan kesepakatan guru,
orangtua dan siswa. Hanya saja siswa juga mengalami kendala pengiriman seperti
hanya memiliki 1 hp android yang itu pun dibawa oleh ayahnya bekerja sebagai ojek
online maka anak mau tidak mau harus menunggu ayahnya pulang bekerja maka
kesulitan ini harus dikomunikasikan antara guru, siswa dan orangtua.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 51 pengaduan dari
berbagai daerah yang mengeluhkan anak menjadi tertekan dan kelelahan karena beban
tugas. Tenggat waktu yang diberikan sempit,padahal banyak tugas yang harus
dikerjakan. Jika anak terbebani bisa menimbulkan fisik dan mental yang justru akan
memengaruhi imunitasnya. Dalam hal ini, KPAI mendorong para pemangku
kepentingan di pendidikan membangun rambu-rambu untuk para guru sehingga
proses belajar dari ruamh ini bisa berjalan dengan menyenangkan dan bermakna buat
semua. Tugas yang diberikan tidak selalu mengerjakan soal, tetapi dengan kreativitas
lain yang justru menimbulkan semangat dan mengasah rasa ingin tahu anak-anak.
Banyaknya tugas yang diberikan guru dimaksudkan agar anak-anak lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah, tidak ada kesempatan bermain-main diluar.

6
BAB III

METODE

A. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif pengumpulan data pada
suatu latar alamiah dengan maksud dengan maksud untuk menafsirkan fenomena
yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrumen, pengambilan sampel sumber
data dilakukan dengan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara. Metode
yang dilakukan dengan cara wawancara mengumpulkan informasi dan data faktual
dari narasumber yang bersangkutan. Saya menggunakan wawancara dan memaparkan
data, fakta dan informasi melalui pendeskripsian. Sukses tidaknya wawancara
ditentukan dari perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Komunikasi yang baik
terjalin antara pewawancara dengan narasumber. Wawancara ini tidak dilakukan
dengan tatap muka secara langsung tetapi melalui telepon.

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Narasumber
Siswa
Nama : Putri Amanda
Kelas : III-1
Asal Sekolah : UPT SPF SDN 101800 DELITUA
Guru
Nama : Siti Hartinah, S.Pd
Guru Kelas : Mapel Agama
Asal Sekolah : UPT SPF SDN 101800 DELITUA
B. Pelaksanaan Wawancara
Siswa
Hari/Tanggal : Jum’at/14 Oktober 2022
Lokasi : Melalui Telepon Seluler
Pewawancara : Kelompok 7
Narasumber : Putri Amanda

7
Tema Wawancara : Dampak Covid-19 Terhadap Pembelajaran Belajar Online
Guru
Hari/Tanggal : Sabtu/15 Oktober 2022
Lokasi : Melalui Telepon Seluler
Pewawancara : Kelompok 7
Narasumber : Siti Hartinah, S.Pd
Tema Wawancara : Dampak Covid-19 Terhadap Pembelajaran Belajar Online

C. Transkrip Hasil Wawanacara


Siswa
Pertanyaan : Apa yang putri rasakan belajar di rumah? Lalu putri dapat
menerima pelajaran dari guru?
Nama saya Putri Amanda saya senang belajar, ketika sekolah diliburkan dan
belajar dari rumah saya sedih. Karena gak bisa main sama kawan-kawan. Mamak juga
gak bolehin untuk keluar rumah kata mamak ada virus berbahaya. Mamak selalu
mendapingi aku setiap belajar, mamak juga yang sering bantu aku ngerjain soal waktu
itu kalok gak salah sekolah pertama kali libur 2 minggu peer dirumah banyak dikasih
bu guru. Kadang aku capek jadi mamak yang ngerjain. Aku ngerjain nya sikit aja,
terus habis 2 minggu itu ada pengumuman bu guru dari grup kelas wa katanya libur
diperjanjang, gak lama dari itu buk guru kirim surat isinya belajar di rumah
diperpanjang dan bu guru suruh nonton TVRI jam 9 dan kerjakan tugas yang ada di
TV. Tiap hari jadinya aku nonton tvri belajar dari rumah. Tvri nya seru ada chandra,
ada martha ada nisa juga. Saya senang sekali karena menonton TV dan peer nya gak
banyak hanya 3 soal. Selebihnya mamak yang mendampingi ku dan mamak yang
photo hasil peernya dan dikirim ke bu guru. Setelah belajar biasanya aku ngaji sama
mamak setelah itu aku tidur siang, ini kan bulan puasa jadi kalau udah sore biasanya
aku bantu mamak. Kalau aku kangen kawan sekolah aku minta mamak video call-in
sama kawan aku. Selama di rumah aja aku senang karena ditemani mamak dan ayah.
Makasih mak, makasih ayah. Kalian sayang banget sama aku. Bu guru agama ada
kasih tugas buat hapalin ayat kursi ayah ku membantu aku merekam video untuk
dikirim bu guru. Ketika itu paket internet udah habis ayah gak punya uang beli paket.
Setelah ayah udah beli paket ayah menghubungi bu guru dan bilang maaf bu guru
tugas anak saya lama mengirimnya karena kehabisan internet. Bu guru nya baik, bu
guru bilang iya tidak apa-apa pak. nanti akan saya nilai tugas anak bapak. Belajar

8
dirumah sekarang lebih menyenangkan karena bersama mamak dan ayah. Walau
sekarang nonton TVRI bu guru selalu memberi bimbingan dan arahannya lewat grup.
Kalau gak tw cara ngerjain peer nya boleh tanya di grup kata bu guru. Waktu itu aku
tidak tahu cara mengerjakannya, mamak juga gak tahu karena lagi dibelakang. Aku
nonton tvri sendirian lalu mamak menanyakan nya di grup kemudian bu guru
menjelaskan dari rekaman suara. Akhirnya aku tahu juga.
(Tutur Putri Amanda Siswi SDN 101800 DELITUA)

Guru
Pertanyaan : Bagaimana cara ibu menyikapi dampak covid-19 terhadap
pembelajaran? Apa tantangan yang ibu hadapi selama pembelajaran online?
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meluncurkan
program belajar dari rumah untuk para pelajar. Program ini disiarkan secara langsung
di TVRI dan bisa ditonton lewat TVRI online dan streaming.
Program belajar dari rumah ditunjukkan kepada siswa dan siswi PAUD, Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas
(SMA) sederajat yang tidak bisa bersekolah akibat virus corona Covid-19. Saya
mengirimkan berita ini melalui grup whatsapp kelas saya mengajar, kemudian
partisipasi orangtua dan siswa sangat baik sekali. Pada tayangan TVRI belajar dari
rumah untuk mata pelajaran tidak ada, maka saya memiliki inistiatif sendiri. Saya
memberikan tugas kepada siswa yang saya sesuaikan dengan yang telah disusun oleh
kurikulum. Misal saya memberikan tugas untuk praktik shalat fardhu saya beri waktu
siswa selama satu minggu dan untuk kelas yang lain saya beri tugas menghapal ayat
kursi yang kemudian hasil rekaman videonya dikirim melalui grup kelas. saya tidak
sama rakatakan semua praktik shalat tetapi secara bergantian. Jika di kelas III-1
praktik shalat makan di kelas III-2 menghapal ayat kursi lalu minggu depannya III-2
praktik shalat dan III-1 nya menghapal ayat kursi. Kendala yang saya rasakan
terhadap pembelajaran tentu ada tantangan tersendiri, mulai dari waktu, tenaga dan
pikiran. Hampir pagi, siang, sore dan malam orangtua murid ada saja yang
menghubungi terkadang saya sudah lelah memberitahukannya di grup tapi masih saja
bertanya saya bilang ibu-ibu budayakam membaca silahkan di scroll up sudah saya
informasikan tugas nya dan cara mengerjakannya serta waktu pengiriman tugas.
Tenaga, tenaga tidak begitu banyak keluar tetapi orangtua murid yang mengirim di
awal kemudian meminta segera dinilai tugas anaknya. jika hanya satu atau dua orang

9
rasanya nanti sajalah sekalian dengan yang lain. Tetapi mereka tetap memaksa, alhasil
saya menilai tugas anaknya tetapi saya heran ini yang belajar anaknya atau
orangtuanya. Saya berikan tugas untuk menghapal ayat kursi yaitu membuat video
dan kemudian dikirim di grup. Anaknya hanya berdiri sambil komat-kamit dan suara
terdengar adalah suara orangtuanya yang membacakan ayat kursi. Aduh, ibu saya tahu
suara anak ibu dan suara ibu. Pikiran saya menjadi semakin rumit dikala orangtua
tidak mengirimkan tugas anaknya. Jika tidak dengan nilai yang diberikan tugas sehari-
hari lalu saya harus menilai untuk dijadikan pertimbangan naik kelas apa lagi. Saya
tidak mengerti dengan orangtua seperti ini, jika memang dikarenakan tidak memiliki
kuota data internet hendaknya ada konfirmasi setelah memiliki data internet.
Komunikasi guru dan orangtua sangat penting untuk anaknya karena jika ia saya
naikkan kelas yang lebih tinggi ternyata di kelas sebelumnya ia belum mampu
menguasai pelajarannya maka pembelajaran di kelas tinggi pun akan mengalami
terhambat apa selamanya ibu dan bapaknya ikut masuk ke kalas dan mengerjakan
tugasnya. Perlu konfirmasi orangtua dengan guru, agar guru dapat mengetahui siapa-
siapa yang belum mengerjakan tugas dan niat untuk mengerjakannya. Jika tidak
mengirimkannya maka akan saya laksanakan tes secara lisan video call. Selain dari
membuat video, biasanya saya membuat power point, banyak orang tua yang tidak
tahu cara mendownloadnya, ada orangtua siswa yang hp nya tidak di dukung. Maka
saya katakan dari grup kelas tersebut ibu dan bapak hp bapak tidak di dukung oleh
aplikasi yang lainnya. Mereka berkomentar bu ribet kali kayak gini, kayak biasa aja
buat video. Sebenarnya tidak efisien dan efektif pembelajaran online karena masih
banyak kendala yang dihadapi baik siswa, guru dan orangtua kurangnya pengetahuan
tentang teknologi. Kemudian orangtua siswa yang berada di rentan golongan
masyarakat menengah ke bawah sangat sulit untuk membeli makanan mereka sangat
bersyukur sekali dan ini dibebankan untuk membeli paket kuota internet. Bimbingan
orangtua penting ya ibu dan bapak tapi bukan berarti ibu dan bapak yang belajar. Ibu
dan bapak membimbing dan mengawasi bukan mengerjakan tugas anak. Kendati
demikian ibu dan bapak seharusnya memberitahu guru jika mengalami kesulitan
dalam hal pengiriman tugas karena tugas bapak dan ibu yang akan dijadikan penilaian
kenaikan ke kelas yang berikutnya. Hanya itu yang saya mintakan kepada orangtua
siswa, dan saya berharap semoga covid-19 cepat berakhir agar dapat melakukan
pembelajaran tatp muka secara langsung dan dapat berinteraksi dengan siswa-siswi di
sekolah, pembelajaran di kelas jauh lebih efektif daripada belajar online.

10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dampak Covid-19 terhadap pendidikan di Kecamatan Delitua Lingkungan I
adalah pembelajaran yang semula dilakukan dengan tatap muka secara langsung
kini ditiadakan dan digantikan oleh belajar dari rumah. Atau lebih dikenal dengan
istilah home learning.
2. Inovasi pembelajaran selama Covid-19 di kecamatan Delitua seperti yang
dikatakan menteri pendidikan dan Kebudayaan membuat program belajar dari
rumah melalui penanyangan TVRI yang ada setiap senin-minggu setiap jenjang
pendidikan. Guru sebagai fasilitator yang memberikan bimbingan dan arahan
tugas yang diberikan melalui penanyangan belajar dari rumah. Tugas yang
diberikan dari penanyangan tersebut tidak banyak. tetapi untuk mata pelajaran
agama tidak ada penanyangan maka guru melakukan pembelajaran dengan
insitiatifnya sendiri seperti membuat video praktik shalat, menghapalkan ayat
kursi dan sebagainya tentu saja materi pelajaran yang diberikan disesuaikan
dengan target tujuan pembelajaran yang telah ditentukan oleh kurikulum. Tugas
itu kemudian di kirim melalui grup kelas yang telah dibentuk dengan waktu
mengerjakan tugas satu minggu.
3. Dampak Covid-19 terhadap pelajar yaitu selama pembelajaran dirumah siswa
tidak dapat berinteraksi langsung dengan guru dan temannya, siswa mengerjakan
tugas dan menonton TVRI ditemani orangtuanya dan siswa mengalami kesulitan
untuk menerima pemahaman tentang materi yang dijelaskan di TVRI karena tidak
bertanya di TV sehingga siswa tidak paham dan orangtuanya yang mengerjakan
tugas anak.
B. Saran
Dampak Covid-19 terjadi tidak hanya pada sektor pendidikan saja namun juga
sektor lainnya. Kita harus bersabar meski pembelajaran online mengalami kesulitan
dan kendala-kendalanya tertentu, semoga yang dilakukan oleh ibu Siti Hartinah,S.Pd
yang mengajar di SDN 101800 DELITUA dapat memberikan sedikit gambaran
pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan guru. Untuk orangtua bimbing selalu
anak dirumah tetapi bukan mengerjakan tugas anak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat : CV
Jejak

12
LAMPIRAN

Belajar dari rumah menggambar cara pencegahan Covid-19

Praktik Shalat

Menonton TVRI Belajar dari Rumah

13

Anda mungkin juga menyukai