Anda di halaman 1dari 43

KATA PENGANTAR

Bahan ajar ini disusun dalam bentuk modul/paket pembelajaran yang berisi uraian
materi untuk mendukung penguasaan kompetensi tertentu yang ditulis secara se-
quensial, sistematis dan sesuai dengan prinsip pembelajaran dengan pendekatan
kompetensi (Competency Based Training). Untuk itu modul ini sangat sesuai dan
mudah untuk dipelajari secara mandiri dan individual. Oleh karena itu kalaupun
modul ini dipersiapkan untuk peserta siswa SMK dapat digunakan juga untuk diklat
lain yang sejenis.

Dalam penggunaannya, bahan ajar ini tetap mengharapkan asas keluwesan dan
keterlaksanaannya, yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik SMK,
kondisi fasilitas dan tujuan kurikulum, guna merealisasikan penyelenggaraan pem-
belajaran di SMK. Penyusunan Bahan Ajar Modul bertujuan untuk menyediakan
bahan ajar berupa modul produktif sesuai tuntutan penguasaan kompetensi tama-
tan SMK sesuai program keahlian dan tamatan SMK.

Demikian, mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat dalam mendukung


pengembangan pendidikan kejuruan, khususnya dalam pembekalan kompetensi
kejuruan peserta didik SMK.

Cimahi, Oktober 2018


Guru Mata Pelajaran

Rohmat Santoso, SST

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................. 2
PETA KEDUDUKAN MODUL ................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 5
A. DESKRIPSI MODUL ................................................................................................................................. 5
B. PRASYARAT ............................................................................................................................................ 6
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ......................................................................................................... 7
D. TUJUAN AKHIR ....................................................................................................................................... 7
E. STANDAR KOMPETENSI .......................................................................................................................... 8
F. CEK KEMAMPUAN.................................................................................................................................. 8
II. PEMBELAJARAN ......................................................................................................................................... 9
Kegiatan Belajar................................................................................................................................................ 10
Komponen Aktif ............................................................................................................................................ 10
1. Diode ........................................................................................................................................................ 10
2. Transistor ................................................................................................................................................ 20
3. Thyristor ................................................................................................................................................... 23
4. Integrated Circuit (IC)................................................................................................................................ 30
III. EVALUASI ..................................................................................................................................................... 32
Tes Formatif ..................................................................................................................................................... 33
Penilaian........................................................................................................................................................... 35
Tugas Akhir ....................................................................................................................................................... 35
Kunci Jawaban .................................................................................................................................................. 36
Tes Sumatif ....................................................................................................................................................... 36
Rangkuman ...................................................................................................................................................... 40
IV. PENUTUP ..................................................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................. 43

DAFTAR ISI iii


PETA KEDUDUKAN MODUL

PETA KEDUDUKAN MODUL iv


PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI MODUL

Modul ini secara formal diberi judul “Jenis Gardu Induk Berdasarkan Sistem Busbar”
yang didalamnya memuat secara sistematis tentang pengertian busbar, fungsi bus-
bar dan jenis gardu induk berdasarkan sistem busbar yang harus dilakukan. Sub-
stansi materi yang ditonjolkan bersifat teoritis praktis dengan prosentase praktis jauh
lebih besar. Materi modul terkait erat dengan materi modul yang lain seperti, PMT
(Sakelar Pemutus Tenaga) , Sinkronisasi system tenaga listrik dan Pemisah. Di-
harapkan peserta didik SMK setelah mempelajari struktur modul dengan benar
dapat melakukan praktek kerja lapangan yang sesuai atau mempunyai kompetensi
yang memadai apabila diterjunkan praktek kerja di Gardu Induk. Manfaat kompetensi
materi ini secara makro dapat bekerja sebagai operator di Gardu induk atau industri
terkait lainnya.

Pengetahuan : Menentukan (C3) jenis elemen Aktif


Menentukan (C4) sifat elemen Aktif

Keterampilan : Menghitung (C4) elemen Aktif

Mengecek (C5) nilai elemen Aktif

Sikap :
Mampu menentukan jenis dan sifat elemen aktif
Mampu menghitung dan mengecek elemen aktif

DLE-KD 3.5 - 4.5 5


B. PRASYARAT

Untuk mempelajari modul ini diharapkan siswa telah memperolah pelajaran :


1. Hukum Ohm dan Hukum Kirchof
2. Arus AC dan DC
3. Jenis komponen Pasif

DLE-KD 3.5 - 4.5 6


C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Bagi Siswa
 Unit modul ini hendaknya dipelajari sesuai urutan aktivitas yang diberikan yaitu
setelah mempelajari isi materi pelajaran pada kegiatan belajar, kerjakan soal,
soal pada latihan di bagian akhir setiap unit kegiatan belajar. Kemudian hasilnya
dibandingkan dengan kunci jawaban yang ada.
 Sebaiknya modul ini dipelajari secara berkelompok , tetapi jika tidak memung-
kinkan peserta didik dapat mempelajari sendiri.
 Peserta didik harus mempelajari modul ini secara sistematis artinya peserta didik
dapat terus mempelajari unit berikutnya apabila bagian unit sebelumnya telah
difahami dengan baik.

2. Bagi Guru
Guru sebagai fasilitator perlu pula membaca modul dan memperhatikan hal- hal sebagai
berikut :
 Unit modul ini terdiri dari beberapa unit kegiatan belajar.
 Sebelum membaca modul ini perlu difahami terlabih dahulu yakni tujuan
pembelajaran dan satuan kompetensi yang harus dicapai
 Struktur modul terdiri dari pendahuluan yang meliputi tujuan, ruang lingkup, prasya-
rat, dan evaluasi. Kemudian bagian pemebelajaran yang memuat secara detail mate-
ri yang harus diajarkan.

D. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat :


3.5.1 Menentukan (C3) jenis elemen Aktif
3.5.2 Menentukan (C4) sifat elemen Aktif
4.5.1 Menghitung (C4) elemen Aktif
4.5.2 Mengecek (C5) nilai elemen Aktif

DLE-KD 3.5 - 4.5 7


E. STANDAR KOMPETENSI

Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika


Kompetensi Dasar : 3.5 dan 4.5
Ruang Lingkup :
Kompetensi dasar ini berkaitan dengan pemahaman tentang jenis dan sifat elemn
aktif . Pekerjaan ini meliputi menghitung dan menhitung komponen aktif berdasarkan
nilainya

Indikator Pencapaian Kompetensi 1 :


3.5.1 Menentukan (C3) jenis elemen Aktif
3.5.2 Menentukan (C4) sifat elemen Aktif

KUK :
4.5.1 Menghitung (C4) elemen Aktif
4.5.2 Mengecek (C5) nilai elemen Aktif

Sub Kompetensi 2 :
4.5.1 Menghitung (C4) elemen Aktif
4.5.2 Mengecek (C5) nilai elemen Aktif

KUK :
- mengumpulkan dan mengolah informasi nilai elemn aktif
- melakukan pengecekan dari nilai elemen aktif
- menarik kesimpulan dan mengokomunikasikan hasil perhitungan dan pen-
gecekan elemen aktif serta membuat laporan

F. CEK KEMAMPUAN
Untuk mengetahui sampai sejauh mana kesiapan awal peserta diklat berkaitan
dengan materi modul ini, maka akan diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Jelaskan fungsi diode, transistor dan IC secara umum
2. Sebutkan Jenis jenis Dioda
3. Sebutkan Jenis jenis Transistor

DLE-KD 3.5 - 4.5 8


II. PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Didik SMK


Rencana pembelajaran dilakukan dalam dua bentuk pertama dalam bentuk tatap
muka di kelas yang diarahkan pada pencapaian kompetensi pemahaman selama 6
jam per minggu. Jenis pembelajaran ini menghabiskan 50 % dari seluruh kompetensi
yang akan di capai. Model pendekatan kedua adalah melakukan kegiatan secara
langsung melakukan pengecekan komponen aktif

B. Kegiatan Belajar
Dalam tahap kegiatan belajar guru diharapkan dapat mendorong serta membangun
iklim yang baik sehingga proses pembelajarn secara mandiri dapat berlangsung
dengan benar sesuai dengan proses dan mekanisme standar sehingga dihasilkan
sebuah produk kegiatan belajar yang optimal.

1. Kegiatan Belajar 1, Pengantar Teori Elemen Aktif


Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Setelah mempelejari modul ini diharapkan peserta
didik SMK memahami secara komprehensif jenis dan fungsi komponen aktif

2. Kegiatan Belajar 2, Menentukan nilai komponen aktif


Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Setelah me mpelajari unit kegiatan belajar 2 modul
ini diharapkan peserta didik SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik SMK
dalam mengecek nilai komponen aktif secara komprehensif

DLE-KD 3.5 - 4.5 9


Kegiatan Belajar

Komponen Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar
dapat bekerja, komponen ini dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik,
serta dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Macam-macam
komponen aktif adalah :

1. Diode
Diode merupakan salah satu komponen yang dipergunakan antara lain untuk
merubah arus bolak balik menjadi arus searah. Bergantung pada polaritas te-
gangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai sebuah saklar te-
tutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan katoden-
ya mendapatkan tegangan negative) dan berlaku sebagai sebuah saklar terbuka
(apabila bagian anodenya mendapatkan tegangan negative dan katodenya
mendapatkan tegangan positif). Kondisi tersebut hanya pada diode ideal-
konseptual. Diode berbahan germanium memiliki tegangan hilang sekitar 0,3 volt

Gambar 1. Bentuk dan Simbol Diode

DLE-KD 3.5 - 4.5 10


Karakteristik Diode

Gambar 2. Kurva karakteristik diode

Pada kurva terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan
mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa mena-
han lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Karakteristik
dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat.
Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward
terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini karakteristik di-
oda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik. Area tegangan reverse ada-
lah daerah pada level tegangan negatif (dibawah nol) dan diatas tegangan break-
down. Sedangkan area tegangan cut off adalah area diatas
nol namun dibawah batas tegangan maju, misal untuk dioda silikon sebesar 0.7V
dan untuk germanium sebesar 0.3V.
Area ketiga adalah area tegangan dengan level diatas tegangan forward. Pada
area ini karakteristik dioda adalah menghantar. Ini seperti pada percobaan se-
derhana dengan lampu pada rangkaian diatas dimana terlihat lampu menyala ka-
rena ada arus yang mengalir.

DLE-KD 3.5 - 4.5 11


Sifat Dioda
By genaro ngalam on Desember 30, 2015

Jika dioda dihubungkan seperti pada gambar a, maka akan ada arus mengalir dari
positip, ke Anoda, kemudian ke Katoda, kemudian ke lampu, kemudian ke Negatif
Battery. Pada saat ini “seolah – olah” hambatan dioda adalah nol (rangkaian seri
dengan beban), dan pada saat ini lampu menyala.
Jika arah dioda dibalik atau tegangan accu dibalik (salah satunya), maka Arus TID-
AK DAPAT mengalir, atau “seolah-olah” hambatan dioda SANGAT BESAR sehing-
ga arus tidak dapat mengalir karena tidak dapat menembus dioda. Pada saat ini
lampu mati karena arus tidak mengalir (prinsip rangkaian seri).

Gambar 3. Rangkaian Dioda Forward Bias dan Reverse Bias

Inilah sifat sifat diode yang harus kita pahami:


1. Arus hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda.
2. Sifat pertama dioda dinamakan Dioda mendapat tegangan muka maju (For-
ward Bias), di mana kutub Anoda mendapat kutub positip battery, dan Katoda
mendapat kutub Negatif Battery (lewat Lampu).
3. Sifat kedua dioda dinamakan Dioda mendapat tegangan muka terbalik (re-
verse bias), dimana kutub Katoda mendapat positip battery dan Anoda
mendapat kutub negatif battery lewat lampu. Inilah sifat sifat diode yang ha-
rus kita pahami.
4. Saat arus mengalir tersebut disebut dioda mendapat tegangan muka maju

DLE-KD 3.5 - 4.5 12


(forward bias), maka pada dioda terdapat tegangan sebesar kira kira 0,6 volt
saja.
5. Besar arus mengalir di tentukan oleh R beban.
6. Jika dioda dibalik (anoda dapat kutub negatif) dan (katoda dapat kutub positip
battery lewat R beban), maka arus tidak dapat mengalir sama sekali atau
sangat sangat kecil. Ini disebut dioda mendapat tegangan muka terbalik (re-
verse bias).
7. Saat arus tidak mengalir ini tegangan pada dioda terdapat tegangan sebesar
tegangan sumber dan pada R beban NOL

Dalam praktek kita akan menemukan berbagai macam variasi, hanya saja kita mes-
ti mengetahui 2 karakteristik dioda :
1. Besarnya kemampuan dirinya dilalui arus listrik dalam satuan Ampere.
2. Besarnya kemampuan dirinya “menahan” tegangan saat diberi tegangan
muka terbalik dalam satuan Volt.
Karena kebanyakan dioda mempunyai kemampuan menahan tegangan yang
nilainya besar-besar, contoh type 1N4002 mampu menahan tegangan muka
terbalik hingga 100V, maka kebanyakan kita saat beli dioda hanya menyebut Am-
perenya saja. tetapi kita perlu tahu bahwa type lain ada yang sanggup menahan te-
gangan terbalik (reverse bias) hingga ribuan volt, contoh 1N4007, mempunyai re-
verse bias voltage hingga 1.000 Volt.
Selain itu bentuk dioda juga bermacam macam, bahkan ada yang menggabungkan
2 dioda atau 4 dioda dalam 1 kemasan.
Saat kita membeli dioda kita dapat menyebutkan Ampere nya saja (atau dengan
tegangan reverse bias nya/kalau pedagang nya mengerti) atau kita bisa juga me-
nyebutkan TYPE nya saja.

Diode ini ada beberapa jenis, diantaranya :


1.1. Diode Zener
Sebuah diode biasanya dianggap sebagai alat yang menyalurkan listrik ke
satu arah, namun Diode Zener dibuat sedemikian rupa sehingga arus dapat
mengalir kearah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui
batas “tegangan rusak” (breakdown voltage) atau “tegangan Zener”.

DLE-KD 3.5 - 4.5 13


Gambar 4. Simbol dan Bentuk Diode Zener

Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat,
yang memungkinkan electron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi ma-
terial tipe-p dalam pita konduksi material tipe-n. Diode Zener biasanya
digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi atau untuk mensta-
bilkan tegangan untuk aplikasi-aplikasi arus kecil.
Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat rangkaian dasar
Dioda Zener dibawah ini :

Gambar 5. Simbol dan Bentuk Diode Zener

Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Ba-
lik (Reverse Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam
pemasangan Dioda Zener. Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input

DLE-KD 3.5 - 4.5 14


(masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter menunjukan te-
gangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan
akan turun saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara Bias Balik
(Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut
adalah untuk pembatas arus listrik. Untuk menghitung Arus Listrik (Am-
pere) tersebut, kita dapat menggunakan Hukum Ohm seperti dibawah ini
:

I = Vinput −Vzener
R

I = 12 − 2,8
460
I = 19,6mA

Gambar 6. Kurva karakteristik dioda zener

1.2. Diode Schottky


Dioda Schottky atau Schottky Diode ini biasanya digunakan pada rangkaian

switching berkecepatan tinggi, rangkaian Frekuensi Radio (RF),

Mixer dan rangkaian Penyearah Pencatu Daya. Nama Schottky ini diam-
bil dari nama penemu efek Schottky yaitu Walter H. Schottky yang be-
rasal Jerman. Efek Schottky adalah efek penghalang potensial yang ter-
bentuk pada pertemuan logam-semikonduktor yang mempunyai karak-
teristik penyearahan. Efek tersebut cocok untuk penggunaannya pada
dioda. Oleh karena itu, Dioda Schottky (Schottky Diode) disebut juga

DLE-KD 3.5 - 4.5 15


dengan Dioda Penghalang atau Barrier Diode.

Gambar 7. Simbol dan Bentuk Diode schottky

1.2.1 Struktur Dioda Schottky


Pada Dioda Normal yang menggunakan persimpangan Positif-Negatif
(PN Junction), semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n digunakan
untuk membentuk persimpangan p-n. Sedangkan pada Schottky Diode,
semikonduktor tipe-p digantikan dengan bahan jenis logam seperti alu-
minium ataupun platinum sehingga membentuk sambungan persimpan-
gan logam-semikonduktor tipe-n (Metal-Semiconductor tipe-n). Sambun-
gan antara logam dan semikonduktor ini menghasilkan lapisan pengha-
lang atau lapisan deplesi yang dikenal dengan istilah “schottky barrier”
atau “penghalang schottky”.

Gambar 8. Perbedaan Struktur Dioda Schottky dan Dioda Silikon biasa

1.2.2 Prinsip Kerja Dioda Schottky


Pada saat Dioda Schottky (Diode Schottky) tidak diberikan tegangan
atau dalam kondisi unbiased (kondisi tanpa tegangan), tingkat energi el-

DLE-KD 3.5 - 4.5 16


ektron yang berada di sisi semikonduktor tipe-n sangat rendah jika
dibandingkan dengan tingkat energi di sisi logam. Dengan demikian, el-
ektron tidak dapat mengalir melalui penghalang persimpangan yang
disebut dengan penghalang schottky ini. Namun apabila Dioda Schottky
diberikan tegangan bias maju (forward bias), elektron di sisi
semikoduktor tipe-n akan mendapat energi yang cukup untuk melewati
penghalang persimpangan dan masuk ke wilayah logam. Elektron ini
masuk ke dalam wilayah logam dengan energi yang sangat besar se-
hingga disebut juga elektron pembawa panas (hot carrier). Oleh karena
itu, Schottky Diode ini sering juga disebut dengan Dioda Pembawa
Panas atau Hot Carrier Diode.
Arus listrik akan mengalir melalui Schottky Diode secara bias maju (for-
ward bias) apabila terdapat tegangan maju yang cukup diberikan ke
Schottky Diode. Karena aliran arus listrik ini, akan terjadi kehilangan te-
gangan kecil pada saat melintasi terminal dioda Schottky, kehilangan te-
gangan inilah yang disebut dengan “drop voltage”. Kehilangan Tegangan
atau Drop Voltage pada Dioda Silikon (dioda normal) biasanya adalah
sekitar 0,6V hingga 0,7V, sementara drop voltage pada Dioda Schottky
hanya sekitar 0,2V hingga 0,3V.
Karakteristik utama Schottky Diode yang bisa dinyalakan (switch ON)
dan dimatikan (switch OFF) lebih cepat serta tidak menghasilkan noise
yang berlebihan (noise yang tidak diinginkan) dibandingkan dengan di-
oda normal yang menggunakan persimpangan PN ini menjadikannya
cocok untuk diaplikasikan ke rangkaian yang memerlukan switching
ON/OFF berkecepatan tinggi.

1.3. Diode Pemancar Cahaya / LED (Light Emitting Diode)


Light Emitting Diode merupakan suatu semikonduktor yang memancar-
kan cahaya monokromatik.

Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V
dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator
dan peraga (display).

DLE-KD 3.5 - 4.5 17


Gambar 9. Bentuk dan Simbol LED

1.4. Diode Foto (Photo Diode)


Diode foto adalah jenis diode yang berfungsi mendeteksi cahaya. Ber-
beda dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah ca-
haya menjadi arus listrik.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya infra me-
rah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi diode foto
ini mulai dari alat penghitung kendaraan dijalan umum secara otomatis,
pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan medis.

Gambar 10. Bentuk dan Simbol Diode Foto

1.5. Diode Varactor

Dioda varactor adalah dioda semikonduktor dengan sambungan P-N


yang dirancang khusus sehingga mempunyai sifat kapasitansi ketika
dipasang pada rangkaian sesuai prinsip reverse bias. Dioda varactor juga
biasa disebt sebgai dioda variabel kapasitansi (variable capacitance di-
ode) atau varicap diode. Dioda jenis ini biasa digunakan pada rangkaian
elektronik seperti pada ponsel, radio, dan televisi.
Bentuk simbol dioda varactor berbentuk seperti gabungan antara simbol
dioda dan kapasitor. Hal tersebut sesuai dengan fungsi dioda varactor.
Dalam memilih dioda varikap perlu diperhatikan beberapa spesifikasi yai-

DLE-KD 3.5 - 4.5 18


tu minimum voltage break down (V), power dissipation (mW), nilai kapa-
sitansi dioda (pF), dan maximum peak current (A).

Gambar 11. Bentuk dan Simbol Diode Varactor

1.6. Diode Tunnel


Dioda tunnel adalah jenis dioda semikonduktor dengan sambungan P-N
yang diancang khusus sehingga mempu membentuk daerah deplesi
menjadi sangat sempit. Hal tersebut bisa terjadi karena dioda tunnel
diberi pengotor berat 1000 kali lebih banyak dibandingkan dioda pada
umumnya.

Gambar 12. Bentuk dan Simbol Diode Tunel

1.7. Diode Laser


Diode Laser adalah sejenis laser dimana media aktifnya sebuah
semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat pada
diode pemancar cahaya. Diode Laser kadang disingkat LD atau ILD. Di-
ode laser ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan Universitas Har-
vard. Prinsip kerja diode ini sama seperti diode lainnya yaitu melalui sir-
kuit dari rangkaian elektronika yang terdiri atas p dan n.
Pada kedua jenis ini dihasilkan 2 tegangan yaitu: biased forward adalah
arus yang dihasilkan searah dengan nilai 0,707 utk pembagian v puncak,
bentuk gelombang diatas (+) dan Backforward biased, ini merupakan te-
gangan berbalik yang dapat merusak suatu komponen elektronika.

DLE-KD 3.5 - 4.5 19


Gambar 13. Bentuk dan Simbol Diode

2. Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 3 lapisan
semikonduktor sebagai contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai 3 kaki
yang disebut Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/Collector (C).
Emitor bertugas untuk menimbulkan electron-elektron (Emitor penimbul),
Base bertugas untuk menyalurkan electron keluar dari transistor, Collector
bertugas untuk mengatur gerakan electron dari Emitor terus keluar dari tran-
sistor melalui Collector.

Cara menentukan kaki transistor


Secara umum transistor dikemas dalam beberapa varian yg sudah dapat
dipastikan tiap kakinya secara kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk
kemasan transistor yang langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan
emeitor tanpa harus menentukannya dengan alat ukur.

DLE-KD 3.5 - 4.5 20


Gambar 14. Menentukan kaki dari kemasan transistor

Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas


maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter.
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam elektronika mod-
ern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (pen
guat). Rangkaian analog meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian digital transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi.
Transistor dapat digunakan antara lain:
a. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
b. Sebagai penyearah
c. Sebagai mixer
d. Sebagai isolator
e. Sebagai switch

Secara umum transistor terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya :


2.1 Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan
kutub.

Gambar 15. Bentuk dan Simbol Transistor Bipolar

2.2 Transistor Unipolar


Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah per-
sambungan kutub. Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor)
yang terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan

DLE-KD 3.5 - 4.5 21


MOSFET kanal P.

2.2.1. FET (Field Effect Transistor)


Field Effect Transistor adalah suatu jenis transistor khusus. Tidak seperti
transistor biasa yang akan menghantar bila diberi arus di basis , transistor
jenis FET akan menghantar bila diberikan tegangan (bukan arus). Kaki-
kakinya diberi nama Gate (G), Drain (D), Source (S). Beberapa kelebihan
FET dibandingkan dengan transistor biasa adalah antara lain penguatannya
sangat besar serta desah yang rendah. Karena harga FET lebih tinggi dari
transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang me-
merlukan. FET, ada dua jenis yaitu JFET(Junction FET) Kanal N dan JFET
Kanal P.

Gambar 16. Simbol JFET Kanal N dan Kanal P

2.2.2. MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET)


MOSFET adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu Drain, satu
Source dan dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang sangat
tinggi. Dalam pengemasannya dan perakitan menggunakan MOSFET perlu
diperhatikan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik,
mengemasnya menggunakan kertas timah dan pematriannya menggunakan
solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. MOSFET ada dua macam
yaitu MOSFET Kanal N dan MOSFET Kanal P.

DLE-KD 3.5 - 4.5 22


Gambar 17. Simbol MOSFET

2.3 Uni Juction Transistor (UJT)


Uni Junction Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki
Emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch
elektronis. Ada dua jenis UJT yaitu UJT Kanal N dan UJT Kanal P.

Gambar 18. Simbol UJT

3. Thyristor
Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar
(switch) atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor
yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki
dua hingga empat kaki terminal. Meskipun terbuat dari semikonduktor, Thy-
ristor tidak digunakan sebagai Penguat sinyal seperti Transistor. Istilah “Thy-
ristor” berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “Pintu”.
Pada prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan
arus/tegangan rendah yang diberikan pada salah satu kaki terminalnya untuk
mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang melewati dua terminal
lainnya. Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang tidak memiliki
terminal kendali (GATE), fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan

DLE-KD 3.5 - 4.5 23


pada kedua terminalnya mencapai level tertentu. Level tegangan yang di-
maksud tersebut biasanya disebut dengan Breakdown Voltage atau Breako-
ver Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdownnya, kedua kaki termi-
nal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di posisi OFF.
Jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor yang didedikasi sebagai
Komponen Saklar ini akan dapat berfungsi lebih baik. Hal ini dikarenakan
Transistor memerlukan tegangan/arus yang tepat untuk mengoperasikan
fungsi saklarnya, jika tegangan/arus yang diberikannya tidak sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan maka Transistor tersebut akan berada diantara
keadaan ON dan OFF. Saklar yang berada diantara keadaan ON dan OFF
bukanlah suatu saklar yang baik. Berbeda dengan Transistor, Thyristor
dirancang untuk hanya berada di dua keadaan yaitu keadaan ON atau
keadaan OFF saja.
Dalam aplikasinya, Thyristor banyak digunakan di perangkat atau
rangkaian-rangkaian elektronika seperti Pengendali Daya, Timer, Osilator,
peredam cahaya, pengendali kecepatan motor listrik dan lain sebagainya.
Ada beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain adalah
komponen-komponen thyristor yang dikenal dengan sebutan SCR (silicon
controlled rectifier), TRIAC dan DIAC.

Gambar 19. Struktur Thyristor

3.1 SCR (Silicon Control Rectifier)


SCR adalah diode yang berfungsi sebagai pengendali. Sebagai pengen-
dalinya adalah gate (G). SCR sering disebut sebagai Therystor. SCR terbuat

DLE-KD 3.5 - 4.5 24


dari bahan campuran P danya disebut PNPN Trioda. Isi SCR terdiri dari
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif).

Gambar 20. Bentuk dan Simbol SCR

Silicon Controlled Rectifier (SCR) atau Thrystor pertama kali diperkenal-


kan secara komersial pada tahun 1956. SCR memiliki kemampuan untuk
mengendalikan tegangan dan daya yang relatif tinggi dalam suatu perangkat
kecil. Oleh karena itu, SCR atau Thyristor sering difungsikan sebagai Saklar
(Switch) ataupun Pengendali (Controller) dalam rangkaian elektronika yang
menggunakan tegangan/arus menengah-tinggi (Medium-High Power). Be-
berapa aplikasi SCR di rangkaian elektronika diantaranya seperi rangkaian
lampu dimmer, rangkaian logika, rangkaian osilator, rangkaian chopper,
rangkaian pengendali kecepatan motor, rangkaian inverter, rangkaian timer
dan lain sebagainya.

Gambar 21. Diagram SCR

Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun

DLE-KD 3.5 - 4.5 25


SCR memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat
mengaktifkannya. Pada saat kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai
pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke
Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka selamanya akan ON
meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut
dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-
Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current) SCR.
Besarnya arus Holding atau Ih sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR
itu sendiri. Karena masing-masing jenis SCR memiliki arus Holding yang
berbeda-beda. Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan SCR ke kondi-
si “OFF”, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda ke titik
Nol.

Gambar 22. Kurva karakteristik SCR

3.2 TRIAC
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang berfungsi se-
bagai pengendali arus listrik. Nama TRIAC ini merupakan singkatan dari TRIode
for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak balik). Sama seperti SCR,
TRIAC juga tergolong sebagai Thyristor yang berfungsi sebagai pengendali atau
Switching. Namun, berbeda dengan SCR yang hanya dapat dilewati arus listrik
dari satu arah (unidirectional), TRIAC memiliki kemampuan yang dapat menga-
lirkan arus listrik ke kedua arah (bidirectional) ketika dipicu.

DLE-KD 3.5 - 4.5 26


Gambar 23. Bentuk, Konstruksi dan simbol TRIAC

Terminal Gate TRIAC hanya memerlukan arus yang relatif rendah untuk
dapat mengendalikan aliran arus listrik AC yang tinggi dari dua arah termi-
nalnya. TRIAC sering juga disebut dengan Bidirectional Triode Thyris-
tor.Pada dasarnya, sebuah TRIAC sama dengan dua buah SCR yang
disusun dan disambungkan secara antiparalel (paralel yang berlawanan
arah) dengan Terminal Gerbang atau Gate-nya dihubungkan bersama men-
jadi satu. Jika dilihat dari strukturnya, TRIAC merupakan komponen el-
ektronika yang terdiri dari 4 lapis semikonduktor dan 3 Terminal, Ketiga Ter-
minal tersebut diantaranya adalah MT1, MT2 dan Gate. MT adalah singkatan
dari Main Terminal.

Gambar 24. Kurva karakteristik TRIAC

Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter sep-


erti Vbo dan -Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya
besar parameter ini simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam perhi-
tungan desain, bisa dianggap parameter ini simetris sehingga lebih mudah di
hitung.

Aplikasi TRIAC

DLE-KD 3.5 - 4.5 27


TRIAC merupakan komponen yang sangat cocok untuk digunakan se-
bagai AC Switching (Saklar AC) karena dapat megendalikan aliran arus listrik
pada dua arah siklus gelombang bolak-balik AC. Kemampuan inilah yang
menjadi kelebihan dari TRIAC jika dibandingkan dengan SCR. Namun
TRIAC pada umumnya tidak digunakan pada rangkaian switching yang meli-
batkan daya yang sangat tinggi. Salah satu alasannya adalah karena karak-
teristik Switching TRIAC yang non-simetris dan juga gangguan elektromag-
netik yang diciptakan oleh listrik yang berdaya tinggi itu sendiri.
Beberapa aplikasi TRIAC pada peralatan-peralatan Elektronika maupun
listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengatur pada Lampu Dimmer.
2. Pengatur Kecepatan pada Kipas Angin.
3. Pengatur Motor kecil.
4. Pengatur pada peralatan-peralatan rumah tangga yang berarus listrik AC.

Rangkaian Switching TRIAC

Gambar 25. Rangkaian Switching TRIAC

Gambar diatas adalah Rangkaian dasar dari aplikasi TRIAC yang


digunakan sebagai Switching (Saklar). Pada saat SW1 terbuka, tidak ada
arus listrik yang mengalir ke terminal Gate TRIAC dan Lampu dalam kondisi
OFF (mati). Saat SW1 tertutup/dihubungkan, Terminal Gate pada TRIAC
akan dialiri oleh arus listrik melalui Resistor (R) dari sumber daya DC atau
Baterai (VG). Hal ini akan menggerakkan TRIAC menjadi Konduktor yang
menghubungkan Lampu dengan sumber arus listrik AC. Lampu akan beru-
bah menjadi ON (Nyala).

DLE-KD 3.5 - 4.5 28


3.3 DIAC
Diode Alternating Current (DIAC) adalah komponen aktif Elektronika
yang memiliki dua terminal dan dapat menghantarkan arus listrik dari kedua
arah jika tegangan melampui batas breakover-nya. DIAC merupakan ang-
gota dari keluarga Thyristor, namun berbeda dengan Thyristor pada
umumnya yang hanya menghantarkan arus listrik dari satu arah, DIAC mem-
iliki fungsi yang dapat menghantarkan arus listrik dari kedua arahnya atau bi-
asanya disebut juga dengan “Bidirectional Thyristor”.
DIAC biasanya digunakan sebagai pembantu untuk memicu TRIAC dalam
rangkaian AC Switch, DIAC juga sering digunakan dalam berbagai rangkaian
seperti rangkaian lampu dimmer (peredup) dan rangkaian starter untuk lam-
pu neon (florescent lamps).

Struktur Dasar dan Simbol DIAC


Ditinjau dari segi strukturnya, DIAC terdiri dari 3 lapis semikonduktor yang
hampir mirip dengan sebuah Transistor PNP. Berbeda dengan Transistor PNP
yang lapisan N-nya dibuat dengan tipis agar elektron mudah melewati lapisan N
ini, Lapisan N pada DIAC dibuat cukup tebal agar elektron lebih sulit untuk
menembusnya terkecuali tegangan yang diberikan ke DIAC tersebut melebihi
batas Breakover (VBO) yang ditentukannya. Dengan memberikan tegangan
yang melebihi batas Breakovernya, DIAC akan dapat dengan mudah
menghantarkan arus listrik dari arah yang bersangkutan. Kedua Terminal DIAC
biasanya dilambangkan dengan A1 (Anoda 1) dan A2 (Anoda 2) atau MT1 (Main
Terminal 1) dan MT2 (Main Terminal 2).

Gambar 26. DIAC

DLE-KD 3.5 - 4.5 29


4. Integrated Circuit (IC)
IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari gabu-
gan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya yang diinte-
grasi menjadi sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Ben-
tuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (ti-
ga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari
penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC
adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah
Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat
sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).

Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai otak pada sebuah komputer yang dise-
but sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta transistor dan jumlah tersebut belum
lagi termasuk komponen-komponen elektronika lainnya.

Gambar 27. Bentuk dan Simbol IC

4.1 Aplikasi dan Fungsi IC (Integrated Circuit)

Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan


menjadi IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.

4.1.1 Integrated Circuit Linear

IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada


umumnya berfungsi sebagai :

• Penguat Daya (Power Amplifier)

DLE-KD 3.5 - 4.5 30


• Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
• Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
• Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
• Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
• Voltage Comparator
• Multiplier
• Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
• Regulator Tegangan (Voltage Regulator)


4.1.1 Integrated Circuit Digital
IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam
kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.

IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :

• Flip-flop
• Gerbang Logika (Logic Gates)
• Timer
• Counter
• Multiplexer
• Calculator
• Memory
• Clock
• Microprocessor (Mikroprosesor)
• Microcontroller

Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan komponen el-
ektronika aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD).
Jadi, diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada
IC tersebut.

DLE-KD 3.5 - 4.5 31


III. EVALUASI
Tugas

1. Jelaskan masing-masing komponen yang termasuk komponen aktif.


2. Jelaskan karakteritik diode dari kurva karakteristik dibawah ini

3. Tentukan jenis transistor dari gambar dibawah ini.

4. Jelaskan prinsip kerja dari komponen SCR.


5. Buatlah bentuk dan simbol IC

DLE-KD 3.5 - 4.5 32


Tes Formatif
1. Berikut ini yang bukan merupakan komponen dalam jenis diode adalah…
a. Light Emitting Diode
b. Thyristor
c. Photo diode
d. Diode zener
e. Diode laser

2. Pada dioda, bila terminal negatif sumber dihubungkan dengan bahan tipe

n,dan terminal positif dengan bahan tipe-p,hubungan ini disebut dengan…

a. Forward bias
b. Bias semu
c. Tanpa bias
d. Bias nyata
e. Reverse bias
3. Secara umum transistor terbagi dalam 3 jenis yaitu…
a. Unipolar, bipolar, dan bijunction
b. Unipolar, bipolar, dan unijunction
c. Unipolar, duopolar, dan duojunction
d. NPN, PNP dan BJT
e. Unipolar, bipolar, dan threepolar
4. Transistor mempunyai 3 elektroda yakni :
a. kolektor, basis dan drain
b. kolektor, emitor dan anoda
c. emitor, basis dan gate
d. emitor, basis dan kolektor
e. gate, emitor, basis

5. Transistor dapat digunakan antara lain untuk


a. Sebagai penguat arus,
b. Sebagai penguat tegangan
c. Sebagai penguat daya
d. Sebagai penyearah
e. Sebagai switch

DLE-KD 3.5 - 4.5 33


6. Gambar dibawah ini merupakan bentuk dan simbol dari komponen…

a. Transistor
b. Diode
c. SCR
d. TRIAC
e. IC
7. Komponen aktif elektronika yang memiliki dua terminal dan dapat
menghantarkan arus listrik dari kedua arah jika tegangan melampui batas
breakover-nya, komponen tersebut adalah..
a. Transistor
b. Diode
c. SCR
d. TRIAC
e. DIAC

8. Gambar dibawah ini merupakan simbol dari komponen…

a. Diode
b. SCR
c. TRIAC
d. DIAC
e. IC
9. Komponen elektronika aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan
jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi
sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil.
a. Diode
b. SCR
c. TRIAC
d. DIAC
e. IC

DLE-KD 3.5 - 4.5 34


10. IC Analog adalah IC yang pada umumnya berfungsi sebagai…
a. Penguat Daya (Power Amplifier)
b. Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
c. Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
d. Flip-flop
e. Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)

Penilaian
Penilaian hasil belajar didasarkan pada nilai tugas dan nilai tes formatif, bobot
masing-masing sama yaitu 50% dan skala nilai 100. Untuk nilai akhir diperoleh
dengan cara:

Nilai Akhir = NilaiTugas + NilaiTesFormatif


2
Nilai Tugas diperoleh dengan menilai aspek aspek yang dijelaskan, sehingga
nilai akhir tugas adalah:

aspek1 + aspek2 + aspek3


Nilai Tugas = x100%
3
Nilai tes formatif dilakukan dengan menghitung jumlah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan formulasi berikut untuk mengetahui nilai tes formatif.

Jumlah Jawaban Benar


Nilai Tes Formatif = ×100%
Jumlah Soal
Jika Anda mencapai nila ≥80%, Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar
berikutnya. Apabila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus
mengulangi kegiatan belajar ini.

Tugas Akhir
1. Jelaskan prinsip kerja transistor beserta gambarnya.
2. Jelaskan perbedaan karakteristik transistor, dioda dan SCR.
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan SCR, TRIAC dan DIAC.
4. Jelaskan fungsi dan aplikasi dari IC.

DLE-KD 3.5 - 4.5 35


Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. B
4. D
5. D
6. C
7. E
8. C
9. E
10. D

Tes Sumatif

1. Thyristor atau SCR merupakan salah satu dari jenis komponen aktif dalam
elektronika. Apa kepanjangan dari SCR ….
a. Silicon Controlled Reaction
b. Silicon Control Rectifier
c. Silicon Control Recifier
d. Silicon Controlled Reactifier
e. Silicon Controlled Rectifier

2. Berikut ini yang bukan komponen dioda adalah ....


a. Light Emmiting Dioda
b. Transformator
c. SCR
d. Dioda Laser
e. Diode Zener

3. Apa fungsi dari Dioda Foto atau Photo Diode ....


a. Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai
Sensor
b. Dioda yang berfungsi sebagai pengendali

DLE-KD 3.5 - 4.5 36


c. Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik
d. sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC)
e. Dioda yang dapat memancar cahaya laser

4. Untuk mengukur transistor tipe npn dengan multimeter analog, kabel probe
merah sebaiknya dihubungkan dengan transistor kaki...
a. Basis dan Emitor
b. Colector dan Emitor
c. Basis dan Colector
d. Basis
e. Colector

5. Uni Junction Transistor merupakan komponen semikonduktor yang sering


dinamakan ....

a. Diode dengan dua basis


b. Diode biasa
c. Diode dengan Resistor
d. Diode elektrode
e. Diode dua junction

6. Gambar dibawah ini merupakan bentuk dan simbol dari komponen…

a. Transistor
b. Diode
c. SCR
d. TRIAC
e. IC

7. Sebuah SCR atau disebut juga thyristor dapat berfungsi sebagai penyearah

DLE-KD 3.5 - 4.5 37


yang terkendali yang terbuat dari silicon yang mempunyai tiga elektroda dari
jenis semikonduktor empat lapis PNPN. Nama dari ketiga elektroda tersebut
adalah Anoda (A), Gate (G) dan Katoda (K). Nilai dari Katoda terletak pada
sebelah ....
a. N
b. PN
c. NP
d. P
e. NPN

8. Dioda yang dibuat dengan cara menggabungkan suatu logam seperti emas,
perak atau platina dengan silikon jenis n adalah ....
a. Dioda Schottky
b. Dioda Tunnel
c. Dioda Photo
d. Dioda Varaktor
e. Dioda Zener

9. Komponen aktif elektronika yang memiliki dua terminal dan dapat


menghantarkan arus listrik dari kedua arah jika tegangan melampui batas
breakover-nya, adalah.
a. Transistor
b. Diode
c. DIAC
d. TRIAC
e. IC

10. Gambar dibawah ini merupakan bentuk dan simbol dari komponen…

DLE-KD 3.5 - 4.5 38


a. Transistor
b. Diode
c. DIAC
d. TRIAC
e. IC

DLE-KD 3.5 - 4.5 39


Rangkuman

1. Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus listrik


agar dapat bekerja, komponen ini dapat menguatkan dan menyearahkan
sinyal listrik, serta dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.
2. Komponen yang termasuk komponen aktif adalah diode, transistor, thyristor
dan Integrated Circuit (IC).
3. Diode merupakan salah satu komponen yang dipergunakan antara lain un-
tuk merubah arus bolak balik menjadi arus searah. Bergantung pada polari-
tas tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai sebuah
saklar tetutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif
sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negative) dan berlaku se-
bagai sebuah saklar terbuka (apabila bagian anodenya mendapatkan tegan-
gan negative dan katodenya mendapatkan tegangan positif).
4. Diode ada beberapa jenis, diantaranya; diode zener, diode schottky, LED,
diode varactor, dioda tunel, photo diode dan diode laser.
5. Transistor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 3 lapisan
semikonduktor sebagai contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai 3 kaki
yang disebut Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/Collector (C).
6. Transistor terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya; transistor bipolar, transis-
tor unipolar (FET, MOSFET) dan unijuction transistor.
7. Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar
(switch) atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor
yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki
dua hingga empat kaki terminal.
8. Ada beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain adalah kompo-
nen-komponen thyristor yang dikenal dengan sebutan SCR (silicon con-
trolled rectifier), TRIAC dan DIAC.
9. IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya
yang diintegrasi menjadi sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah kema-
san kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari
yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal).
10. Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol
hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen El-

DLE-KD 3.5 - 4.5 40


ektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika.
IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap
ESD (Electro Static Discharge).

DLE-KD 3.5 - 4.5 41


IV. PENUTUP
Modul busbar ini diharapkan dapat memberikan ruang terbuka untuk mencapai se-
rangkaian kompetensi yang disyaratkan industri. Disamping tentunya kompetensi ini
juga memberikan dukungan kuat untuk mencapai kompetensi-kompetensi lainnya.
Guna lebih meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta akuntabilitas akademik yang
lebih luas diharapkan peserta didik SMK setelah membaca modul ini dilanjutkan
dengan uji kompetensi yang dilakukan oleh asosiasi terkait dalam bidang
ketenagalistrikan.

DLE-KD 3.5 - 4.5 42


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Syaifi, Elektronika Dasar untuk SMK, Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan RI, 2017.
A.R.Hambley, Electronics, Prentice Hall, 2000.
https://teknikelektronika.com/pengertian-dioda-schottky-prinsip-kerja-schottky-dio
de/, diakses tanggal 10 April 2017.
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-da
n-simbolnya/, diakses tanggal 10 April 2017. http://www.nulis-
ilmu.com/2015/08/memahami-karakteristik-dioda.html, diakses
tanggal 10 April 2017.
https://teknikelektronika.com/pengertian-ic-integrated-circuit-aplikasi-fungsi-ic/,
diakses tanggal 10 April 2017.
Sutiman, Listrik dan Elektonika Dasar, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yog-
yakarta, 2004.
Willem, Teknik Listrik Dasar Otomotif untuk SMK, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 2015.

DLE-KD 3.5 - 4.5 43

Anda mungkin juga menyukai