Anda di halaman 1dari 124

1

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

EDUKASI STIMULASI UNTUK GANGGUAN PERKEMBANGAN


PADA ANAK PRASEKOLAH DENGAN METODE KPSP
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PENIMBUNG
KABUPATEN LOMBOK BARAT

WAHIDATUL ISNAINI
029 SYE 19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSATENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D.3
MATARAM
2022

1
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

EDUKASI STIMULASI UNTUK GANGGUAN PERKEMBANGAN


PADA ANAK PRASEKOLAH DENGAN METODE KPSP
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PENIMBUNG
KABUPATEN LOMBOK BARAT

WAHIDATUL ISNAINI
029SYE19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D.3
MATARAM
2022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
EDUKASI STIMULASI UNTUK GANGGUAN PERKEMBANGAN
PADA ANAK PRASEKOLAH DENGAN METODE KPSP

Diajukan oleh :
WAHIDATUL ISNAINI
029SYE19

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Pembimbing I : Zurriyatun Thoyibah. Ners., M.Kep ( )


Tanggal :

Pembimbing II : Haryani., SST.,M.Kes ( )


Tanggal :

Mengetahui,
Program Studi Jenjang D.3 Keperawatan
Ketua,

(Melati Inayati Albayani, SST.,S.Pd.S.Kep.,Ners.,MPH)


NIK: 2109715

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PROPSAL
KARYA TULIS ILMIAH
EDUKASI STIMULASI UNTUK GANGGUAN PERKEMBANGAN
PADA ANAK PRASEKOLAH DENGAN METODE KPSP

Diajukan oleh :
WAHIDATUL ISNAINI
029SYE19

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal... bulan ........tahun…

Dewan Penguji:

Penguji I : Kusniyati Utami. Ners., M.Kep ( )


NIK.2099818

Penguji II : Zurriyatun Thoyibah. Ners., M.Kep ( )


NIK. 3010980

Penguji III : Haryani., SST.,M.Kes ( )


NIK. 2099818

Mengetahui,
Program Studi Jenjang D.3 Keperawatan
Ketua,

(Melati Inayati Albayani, SST.,S.Pd.S.Kep.,Ners.,MPH)


NIK: 2109715

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Edukasi
Stimulasi Untuk Gangguan Perkembangan Pada Anak Prasekolah Dengan Metode
KPSP ”dapat terselesaikan dengan baik. Adapun penulisan penelitian ini
dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mengikuti ujian penelitian untuk
memperoleh gelar ahli madya (Amd.Kep.) Program Studi Keperawatan Jenjang
D.3 STIKES Yarsi Mataram.
Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini banyak mendapat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Zulkahfi, S.Kep., Ners., M.Kes. selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Di Program Studi Jenjang D.3
Keperawatan.
2. Melati Inayati Albayani, S.Kep.,Ners.,MPH selaku Ketua Program Studi D.3
Keperawatan STIKES YArsi Mataram yang telah memberikan fasilitas serta
arahan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Keperawatan Jenjang D3.
3. Zurriyatun Thoyibah. Ners., M.Kep selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi
dengan ikhlas dan sabar sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
4. Haryani.,SST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dengan ikhlas dan sabar
sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan perhatian, doa, dan dukungan moral
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat
pada waktunya.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi
dalam memberikan ide dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini


masih kurang dari sempurna, oleh karena itu saran dan masukan sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak.

Mataram, …… Juli 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………...xi

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Studi Kasus................................................................................4
1.4 Manfaat Studi kasus...............................................................................5
1.4.1Masyarakat……………………………………………………....
5
1.4.2Bagi perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi kesehatan.
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Konsep Dasar Anak Pra Sekolah..........................................................6
2.2 Konsep Dasar Perkembangan...............................................................7
2.3 Metode KPSP Anak pra sekolah.........................................................22
2.4 Konsep Dasar SDIDTK.......................................................................23
2.5 Konsep asuhan keperawatan tumbuh kembang anak sehat.................25
2.6 Konsep edukasi tumbuh kembang anak pra sekolah.........................43
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................45
3.1 Rancangan penelitian..........................................................................45
3.2 Subyek Studi Kasus.............................................................................45
3.3 Fokus Studi Kasus...............................................................................45
3.4 Definisi Operasional............................................................................46
3.5 Instrumen studi kasus..........................................................................47
3.6 Metode Pengumpulan Data.................................................................47
3.7 Lokasi Dan Waktu Studi Kasus..........................................................48
3.8 Analisis Data Dan Penyajian Data......................................................48

vii
3.9 Etika Studi Kasus................................................................................49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................55


4.1 Gambaran Lokasi Penelitian...............................................................55
4.2 Hasil Studi Kasus................................................................................55
4.3 Pembahasan ........................................................................................79
4.4 Keterbatasan Studi Kasus ...................................................................84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................86
5.1 Kesimpulan ........................................................................................86
5.2 Saran....................................................................................................86
5.2.1 Masyarakat.................................................................................86
5.2.2 Bagi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Keperawatan....................................................................................86
5.2.3 Peneliti.......................................................................................86
5.2.4 Pelayanan Kesehatan................................................................87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 2.5 Analisa data 39

Tabel 2.5 Intervensi keperawatan 42

Tabel

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

Lampiran 2 : Infromed Consent

Lampiran 3: Format pengkajian Gordon

Lampiran 4 : SOP (Standar Operasional Prosedur) Metode KPSP

Lampiran 5 : SOP (Standar Operasional Prosedur) SDIDTK

Lampiran 6 : Tahap Perkembangan Anak Menurut Umur

Lampiran 7 : SDIDTK Anak Usia 3-6 Tahun

Lampiran 8: Kuensioner Praskrining Perkembangan 3- 6 Tahun

Lampiran 9: Leaflet SDIDTK 3-6 Tahun

Lampiran 10: Lembar Konsultasi

x
DAFTAR SINGKATAN

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah


LILA : Lingkar Lengan Atas
TTL : Tempat Tanggal Lahir
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi badan
BB/U : Berat Badan Terhadap Umur
PB/U : Panjang Badan Terhadap Umur
LK : Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
SDIDTK : Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
DS : Data Subjektif
DO : Data Objektif
N : Nadi
S : Suhu
TD : Tekanan Darah
RR : Respirations
NTB : Nusa Tenggara Barat
TTV : Tanda-Tanda Vital

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan adalah masalah serius bagi negara

maju dan berkembang. Pertumbuhan meliputi Berat badan, tinggi badan, dan

lingkar kepala, sedangkan perkembangan meliputi kemampuan motoric,

social dan emosional, kemampuan berbahasa dan kemampuan kognitif. Setiap

anak, pada dasarnya akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan

usianya. Akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Setiap

anak memilik hak untuk mencapi perkembangan kognisi, social dan perilaku

emosi yang optimal. Demikian dibutuhkanlah anak yang berkualitas baik agar

tercapai masa depan bangsa yang baik, dan anak merupakan generasi penerus

bangsa yang layak untuk mendapatkan perhatian (Haspari, 2019).

Zablotsky et al (2017) menyatakan bahwa angka kejadian terhadap

gangguan perkembangan pada anak usia 3-17 tahun di di Amerika Serikat

mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 5,76% dan di tahun 2016

sebesar 6,9%. Menurut WHO (2019) menyatakan bahwa 5-20% anak usia

prasekolah di dunia mengalami disfungsi otak minor, temasuk gangguan

perkembangan motoric halus. Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa

0,4 juta (16%) balita di Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik

gangguan perkembangan motoric halus dan kasar, gangguan pendengaran,

kecerdasan kurang dan keterlambatan berbicara.


2

Data Provinsi Nusa Tenggara Barat (2020) terdapat presentase

tertinggi (50,7%), Nusa Tenggara Timur (43,3%) dan setiap tahunya

mengalami peningkatan jumlah balita dengan postur tubuh pendek daan sangat

pendek. World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa

data prevalensi anak prasekolah yang mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangan adalah 28,7% dan Indonesia termasuk kedalam Negara ketiga

dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia

Regional (SEAR).

Keterlambatan perkembangan umunya disebabkan oleh gangguan

genetik atau kromosom seperti sindrom down gangguan atau infeksi

susunan saraf, dan sindrom rubella seperti Riwayat resiko tinggi pada bayi

premature atau kurang bulan, BBLR. Bayi berat lahir rendah (BBLR) juga

memiliki risiko untuk mengalami hambatan pertumbuhan dan

perkembangan dalam hidupnya. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak

usia pra sekolah ( 3-6 tahun) dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Sejak

masa kehamilan, persalinan, serta setelah anak tersebut dilahirkan. Faktor

yang menyebabkan gangguan perkembangan pada masa kehamilan seperti,

nutrisi ibu hamil yang tidak adekuat, paparan radiasi, konsumsi obat – obatan

atau alcohol, infeksi TORCH. Faktor yang menyebabkan gangguan

perkembangan pada masa persalinan meliputi persalinan dengan bantuan,

prematuritas, asfiksia serta berat badan lahir rendah. Sedangkan faktor yang

mempengaruhi perkembangan anak pada masa post natal meliputi status

gizi anak, penyakit yang diderita, stimulasi lingkungan serta faktor

psikososial (Rosyidah, 2018).


3

Pada lima tahun pertama, awal kehidupan seorang anak merupakan

masa kritis perkembangan karena pada masa ini terbentuknya dasar-dasar

keperibadian manusia, kemampuan pengindraan, berpikir, keterampilan

berbahasa, berbicara, bertingkah laku sosial dan sebagainya. Untuk

mengatasi masalah perkembangan, perlu dilakukan upaya pencegahan sedini

mungkin dengan melakukan deteksi dini. Salah satu cara deteksi dini

perkembangan yang sistematik, komprehensif, efektif, dan efisien adalah

metode skrining yang dapat dilakukan secara informal maupun formal.

Pada tahun 2019 Tim Depkes RI merekomendasikan Kuesioner

Praskrining Perkembangan (KPSP). Kuesioner ini di gunakan untuk

meningkatkan pelayanan Kesehatan sebagai salah satu upaya deteksi dini

tumbuh kembang anak. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

merupakan salah satu alat skrining/ deteksi yang diwajibkan oleh Depkes

untuk digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer. Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan atau disebut KPSP merupakan suatu daftar

pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan

sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia

3 bulan sampai dengan 72 bulan. Instrumen ini ditujukan bukan hanya untuk

tenaga kesehatan di Puskesmas dan jajarannya saja (dokter, bidan, perawat,

ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan tenaga kesehatan lainnya yang

peduli anak) tetapi juga untuk mitra strategis lainnya dalam hal ini adalah

pengasuh atau guru Pendidikan Anak Usia Dini.

Tujuan penggunaan KPSP adalah untuk mengetahui apakah

perkembangan anak normal atau terdapat penyimpangan.jika pada anak tidak


4

terjadi tahapan yang meragukan maka perlu dilakukan stimulasi Deteksi dini

tumbuh kembang anak untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan

tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara

dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan

lebih mudah dilakukan, dan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana

Tindakan/intervensi yang tepat.

Hasil penelitian Renteng,(2021) memberikan stimulasi pada anak usia

pra sekolah akan dapat meningkatkan kemampuan gerak motoric kasar anak

seperti berlari,melompat,dan peningkatan motoric halus yaitu kemampuan

anak- anak menontrol objek yang diberikan. Hal ini dibuktikan juga dengan

penelitian yang dilakukan siti lestari,dkk (2021). Edukasi yang menyatakan

bahwa stimulasi yang di berikan pada anak akan meningkatkan perkembangan

dengan tahapan perkembangan yang meragukan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

Stimulasi dengan judul “ Edukasi stimulasi untuk gangguan perkembangan

anak usia pra sekolah dengan metode KPSP ’’.

1.2 Rumusan Masalah

Bagimana Asuhan keperawatan dengan gangguan perkembangan pada

anak prasekolah dengan metode KPSP.

1.3 Tujuan Studi Kasus

Tujuan studi kasus ini adalah untuk meningkatkan perkembangan pada

edukasi tentang stimulasi untuk gangguan perkembangan pada anak pra

sekolah dengan metode KPSP.


5

1.4 Manfaat Studi kasus


Karya tulis ilmiah ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1.4.1 Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama pada keluarga

yang memiliki anak usia pra sekolah bagimana perkembangn secara

optimal.

1.4.2 Bagi perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi kesehatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan di bidang

keperawatan dalam perkembangan anak pra sekolah.

1.4.3 Penulis

Untuk memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan

perkembangan optimal pada anak usia prasekolah.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Anak Pra Sekolah

2.1.1 Definisi

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun,pada

masa ini anak-anak sering berimajinasi dan percaya bahwa mereka

memiliki kekuatan.pada usia pra sekolah, anak membangun control

system tubuh seperti ketoilet, berpakaian,dan makan sendiri (pottes

dan mandeleco,2019).

Menurut mentossori (dalam nurlaila 2015) bahwa anak- anak

usia 3-6 tahun dapat diajari menulis,membaca dan belajar mengetik.

Usia prasekolah merupakan tahun-tahun awal yang kreatif dan

produktif bagi anak-anak.

2.1.2 Karakteristik Anak Usia Prasekolah

Karakteristik anak usia prasekolah yang ada di taman anak-

anak, (Sriwuna,2018) antara lain :

1. Fisik

Mereka umumnya aktif dan memiliki kontrol serta menyukai

berbagai kegiatan. Usahakan kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan tumbuh kembang dan dibawah pengawasan orang dewasa.

Anak belum terampil melakukan kegiatan rumit seperti mengikat

tali sepatu. Fisik anak yang berjenis kelamin laki-laki pada

umumnya lebih besar,tetapi anak yang berjenis kelaminperempuan

lebih kompeten dalam menyelesaikan pekerjaan.


7

2. Sosial

Kelompok bermain tidak terorganisir dengan baik.

Cenderung kelompok 5 kecil sehinga cepat berganti teman

bermain. Anak mulai bercerita tentang citacitanya. Umumnya

mempunyai sata atau dua teman permainan.

3. Emosional

Anak sering merebutkan mainan atau perhatian guru

disekolah. Cenderung mengekspresikan emosi secara terbuka dan

bebas. Iri hati sering terjadi pada usia ini. Anak sering

memperlihatkan sikap marah apabila keinginannya tidak dituruti.

4. Kognitif

Anak perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.

Ketrampilan berbahasa biasanya telah dikuasai pada usia

prasekolah. Kesempatan berbicara sangat ditekankan untuk

melatih anak supaya lebih aktif dan percaya diri. Mereka senang

berbicara dalam kelompoknya sehingga terjadi proses sosialisasi.

2.2 Konsep Dasar Perkembangan

2.2.1 Definisi

Perkembangan adalah perubahan dari tingkah laku individu

dimana terjadi reaksi pembelajaran menyelaraskan individu terhadap

nilai, tradisi, moral danmelebur menjadi satu kesatuan yang saling

berkaitan (Assingkily & Hardiyati, 2019).

Perkembangan berkaitan erat dengan keseharian seseorang

karena adanya interaksi setiap saat (Assingkily & Hardiyati, 2019).


8

Per kembangan adalah pola teratur yang berkaitan dengan

perilaku,pemikiran, struktur yang berasal dari suatu proses

pembelajaran dan pengalaman yang dinamis dan berkesinambungan

(Mansur, 2019).

2.2.2 Periode perkembangan

Perkembangan manusia berlangsung secara berurutan atau

berkesinambungan melalui periode atau masa. Menurut Santrock

(2010) periode perkembangan itu terdiri atas tiga periode yaitu anak

(childhood), remaja (adolescence), dan dewasa (adulthood).

Adapun periode anak itu diklasifikasikan lagi menjadi

beberapa

periode, yaitu:

1. Periode sebelum kelahiran (prenatal)

karakteristik atau ciri psikologis anak pada masa ini, menurut

kartini kartono, ciri-ciri yang sangat menonjol pada periodeini

yaitu:

a. proses pertumbuhan yang cepat sekali. Bayi baru lahir dan

sehat dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan

alam lingkungannya dan melakukan tugas perkembangan

tertentu.

b. Kemampuan mental dan daya akalnya pada umumnya

berkembang lebih cepat dari kemampuan fisiknya.

c. Perkembangan kehidupan emosional bayi akan berkembang

sesuai dengan pengaruh-pengaruh psikis ibunya. Jadi ada


9

penularan emosional dari kaitan emosional yang amat kuat

antara ibu dan anaknya.

d. Bayi yang baru lahir, menggunakan Sebagian waktunya

untuk tidur. Dengan bertambahnya usia bayi, waktu untuk

istirahat dan tidur semakin berkurang dan berubah jadwalnya.

2. Masa bayi (infacy)

Periode bayi merupakan masa perkembangan yang

merentang dari kelahiran hingga 18-24 bulan. Masa ini ditandai

dengan ciri sebagai berikut:

a. Masa dasar pembentukan pola perilaku, sikap, dan ekspresi

emosi

b. Masa pertumbuhan dan perubahan berjalan cepat, baik fisik

maupun psikologis

c. Masa kurangnya ketergantungan

d. Masa meningkatnya individualitas, yaitu saat bayi

mengembangkan hal-hal yang sesuai dengan minat dan

kemampuannya.

e. Masa permulaan sosialisasi

f. Masa permulaan berkembangnya penggolongan peran seks,

seperti terkait dengan pakaian yang dipakaikannya.

g. Masa yang menarik, baik bentuk fisik maupun perilakunya

h. Masa permulaan aktivitas

i. Masa berbahaya, baik fisik (seperti kecelakaan) atau psikologis

(karena kelakuan yang buruk)


10

3. Masa awal anak-anak (Early Childhood)

Periode awal anak adalah periode perkembangan yang

merentang dari masa akhir bayi hingga usia 5 atau 6 tahun. Periode

ini kadang-kadang disebut juga tahun-tahun prasekolah “pre school

years”. Selama masa ini, anak belajar untuk menjadi lebih mandiri

dan memperhatikan dirinya. Mereka mengembangkan kesiapan

sekolah (seperti mengikuti perintah dan mengenal huruf) dan

menghabiskan banyak waktu untuk bermain dengan teman

sebayanya.

4. Masa pertengahan dan akhir anak (Middle and Late Childhood)

Periode ini adalah masa perkembangan yang terentang dari

usia aekitar 6 hingga 10 atau 12 tahun. Masa ini sering juga disebut

tahun-tahun sekolah dasar. Anak pada masa ini sudah menguasai

keterampilan dasar membaca, menulis, dan matematik (istilah

populernya CALISTUNG: baca, tulis dan hitung). Yang menjadi

tema sentral periode ini adalah prestasi dan perkembangan

pengendalian diri

2.2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan

Menurut Soetijiningsih, sebagai berikut:

1. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan dasar dalam mencapai hasil akhir

proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang

tergantung didalam sel telur yang telah dibuahi,dapat ditentukan

kualitas dan kuantitas pertumbuhan sepeti dibawah ini:


11

a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik

b. Jenis kelamin

c. Suku bangsa atau bangsa

d. Penyakit keturunan disebabkan oleh kelainan kromosom.

2. Faktor lingkungan

a. Faktor pranatal Gizi pada waktu hamil , mekanis , toksin ,

endokrin , radiasi , infeksi , stress , imunitas , anoksia embrio

b . Faktor postnatal

1.) Faktor Lingkungan Biologis Ras , jenis kelamin , umur ,

gizi , kepekaan thd penyakit , perawatan kesehatan ,

penyakit kronis , dan hormon

2.) Faktor lingkungan fisik Cuaca , musim , sanitasi keadaan

rumah .

3.) Lingkungan sosial Stimulasi , Motivasi belajar . Stress ,

Kelompok sebaya , Ganjaran hukuman yang wajar , Cinta

dan kasih sayang

4.) Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain Pekerjaan ,

pendidikan ayah dan ibu , jumlah saudara , stabilitas rumah

tangga , kepribadian ayah / ibu , agama , adat istiadat dan

norma - norma

2.2.4 Ciri-ciri perkembangan

Menurut Piaget, ciri-ciri perkembangan anak usia 3-6 tahun

(Midiani, 2018) sebagai berikut :


12

1. Usia 3-4 tahun Anak menyukai bermain dengan 2 atau 3 teman,

sangat antusias, dan sukamenarik perhatian karena ingin dipuji.

Alat permainannya biasanya dapat dibereskan sendiri, suka

memakai pakaian orang lain dan tidak menyukai

tangannyadipegang.

2. Usia 5 tahun Anak usia ini biasanya bermain dengan 2 atau 5

teman. Anak senang apabila berangkat dan pulang dari sekolahnya

dan senang didekat ibu. Sukar untuk bicara, terkadang malu-malu.

Melakukan sesuatu terpacu pada kompetisi dengan anak lain. Suka

membantu, penurut dan ingin disuruh.

3. Usia 6 tahun Perkembangan yang terjadi pada usia ini seperti

anak mau selalu menjadi yang nomor satu, mementingkan diri

sendiri dan mau yang paling benar. Antusiasme impulsif dan

kegembiraan yang meluap-luap menular ke yanglain.

Kecenderungan berlari lepas di halaman sekolah, berpotensi

menjadi pengganggu di kelas. Menyukai pekerjaannya dan ingin

membawa pulang, serta mulai lepas dari ibu.

2.2.5 Stimulasi perkembangan diberikan sesuai kebutuhan

Anak diberikan rangsangan supaya tercapai perkembangan

yang optimal, dalam menstimulasi yang harus diperhatikan (Mansur,

2019) antara lain:

1. Stimulasi diberikan sesuai kelompok umur anak.

2. Dilakukan dengan bernyanyi, bermain dan tanpa paksaan.

3. Distimulasikan dengan cinta dan kasih sayang.


13

4. Ditunjukkan melalui sikap yang baik di depan anak.

5. Memberi kesempatan pada anak untuk bermain dengan temannya.

6. Membantu anak belajar menjadi teman yang baik .

2.2.6 Aspek perkembangan yang berkembang pada anak usia prasekolah

(Susanti, 2019) antara lain:

1. Bahasa

Anak prasekolah biasanya telah lancar dalam berbicara. Anak

yang mengalami keterlambatan bicara jika kemampuan bicaranya

dibawah kemampuan anak yang seumuran. Hal ini dapat diketahui

dari kemampuan bermain, hubungan sosial dan penggunaan

dibawah rata-rata anak seusianya.

2. Motorik halus

Dilihat pada anak yang menggambar orang, memilih garis

lebih panjang, menggambar 2 / 3 bagian. Makan dengan jari,

melambaikan tangan, mampu menjepit benda. Membuat coretan

diatas kertas dan melepaskan objek dengan jari lurus.

3. Motorik kasar

Perkembangan yang dimulai dari kesanggupan berpijak

menggunakan salah satu dari kedua kaki berdurasi 1-5 detik.

Berjalan menggunakan tumit jari kaki, melompat menggunakan

satu kaki. Membentuk pose seperti merangkak serta menjelajah.

4. Kognif

Anak prasekolah mudah memahami sesuatu yang bersifat

fantasi. Memiliki pemahaman yang berpusat pada diri sendiri serta


14

sikap praoperasional. Bersikap egosentrik dan pemikiran magis

yang memungkinkan membuat ruang dalam dunianya sendiri.

5. Sosial

Taman kanak-kanak merupakan tempat yang tepat untuk anak

bersosialisasi. Guru dan teman sebaya berperan penting dalam

proses interaksi selama di sekolah. Anak dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman dengan bersosialisasi.

2.2.7 Tahapan Perkembangan Menurut Umur

a. Neonatus (lahir- 28 hari)

Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan

untuk dikembangkan sesuai keinginan.

b. Bayi (1 bulan – 1 tahun)

1) Bayi usia 1-3 bulan: mengangkat kepala mengikuti obyek

dengan mata melihat dengan tersenyum bereaksi terhadap

suara atau bunyi mengenal ibunya dengan penglihatan,

penciuman, pendengaran dan kontak menahan barang yang

dipegangnya mengoceh spontan atau bereaksi dengan

mengoceh

2) Bayi usia 3-6 bulan: mengangkat kepala sampai 90°

mengangkat dada dengan bertopang tangan versus belajar

meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar

jangkauannya menaruh benda-benda di mulutnya, Versus

berusaha memperluas lapang pandang tertawa dan menjerit


15

karena gembira bila diajak bermain Versus mulai berusaha

mencari benda-benda yang hilang

3) Bayi 6-9 bulan: duduk tanpa dibantu tengkurap dan berbalik

sendiri merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

Versus memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang

lain memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

Versus bergembira dengan melempar benda-benda

mengeluarkan kata-kata tanpa arti mengenal muka anggota

keluarga dan takut pada orang lain mulai berpartisipasi dalam

permainan tepuk tangan

4) Bayi 9-12 bulan : versus berdiri sendiri tanpa dibantu Versus

berjalan dengan dituntun Versus menirukan suara Versus

mengulang bunyi yang didengarnya Versus belajar

menyatakan satu atau dua kata mengerti perintah sederhana

atau larangan Versus minat yang besar dalam mengeksplorasi

sekitarnya ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-

benda ke mulutnya versus berpartisipasi dalam permainan

c. Toodler (1-3 tahun)

Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan

motorik.

1) Anak usia 12-18 bulan : Versus mulai mampu berjalan dan

mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah Versus

menyusun 2 atau 3 kotak versus dapat mengatakan 5-10 kata

memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing


16

2) Anak usia 18-24 bulan : mampu naik turun tangga menyusun

6 kotak menunjuk mata dan hidungnyamenyusun dua kata

Versus belajar makan sendiri menggambar garis di kertas

atau pasir versus mulai belajar mengontrol buang air besar

dan buang air kecil menaruh minat kepada apa yang

dikerjakan oleh orang yang lebih besar memperlihatkan minat

kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

3) Anak usia 2-3 tahun : Versus anak belajar meloncat,

memanjat, melompat dengan satu kaki Versus membuat

jembatan dengan 3 kotak mampu menyusun kalimat

mempergunakan kata-kata saya Versus Bertanya Versus

mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya Versus

menggambar lingkaran Versus bermain dengan anak lain

menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

d. Pra sekolah (3-6 tahun)

Dunia pra sekolah berkembang. Selama bermain, anak

mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik

lebih lambat.

1) Anak usia 3-4 tahun: Versus berjalan-jalan sendiri

mengunjungi tetangga Versus berjalan pada jari kaki Versus

belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri menggambar

garis silang menggambar orang (hanya kepala dan badan)

mengenal 2 atau 3 warna versus bicara dengan baik versus

bertanya bagaimana anak dilahirkan versus mendengarkan


17

cerita-cerita bermain dengan anak lain menunjukkan rasa

sayang kepada saudara-saudaranya dapat melaksanakan tugas-

tugas sederhana.

2) Anak usia 4-5 tahun : mampu melompat dan menari

menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan

versus dapat menghitung jari-jarinya mendengar dan

mengulang hal-hal penting dan cerita versus minat kepada

kata baru dan artinya memprotes bila dilarang apa yang

diinginkann ya versus membedakan besar dan kecil versus

menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

3) Anak usia 6 tahun: Versus ketangkasan meningkat Versus

melompat tali Versus bermain sepeda menguraikan objek-

objek dengan gambar mengetahui kanan dan kiri

memperlihatkan tempertantrum mungkin menentang dan tidak

sopan.

e. Usia sekolah (6-12 tahun)

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak.

Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak

meningkatkan kemampuan komunikasi.

1) Anak usia 6-7 tahun : membaca seperti mesin mengulangi tiga

angka mengurut ke belakang versus membaca waktu untuk

seperempat jam anak wanita bermain dengan wanita anak

laki-laki bermain dengan laki-laki versus cemas terhadap


18

kegagalan Versus kadang malu atau sedih peningkatan minat

pada bidang spiritual

2) Anak usia 8-9 tahun: versus kecepatan dan kehalusan aktivitas

motorik meningkat menggunakan alat-alat seperti palu versus

peralatan rumah tangga Versus ketrampilan lebih individual

ingin terlibat dalam segala sesuatu menyukai kelompok dan

mode Versus mencari teman secara aktif.

3) Anak usia 10-12 tahun: pertambahan tinggi badan lambat

pertambahan berat badan cepat perubahan tubuh yang

berhubungan dengan pubertas mungkin tampak mampu

melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian

sendiri memasak, menggergaji, mengecat menggambar,

senang menulis surat atau catatan tertentu membaca untuk

kesenangan atau tujuan tertentu teman sebaya dan orang tua

penting mulai tertarik dengan lawan jenis sangat tertarik pada

bacaan, ilmu pengetahuan

f. Remaja (12-20 tahun)

1) Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi

2) Mencoba nilai-nilai yang berlaku

3) Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan

4) Stres meningkat terutama saat terjadi konfli

5) Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk

6) Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi

labil), kesukaan seksual mulai terlihat


19

7) Menyesuaikan diri dengan standar kelompok

8) Anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka

bicara tentang pakaian, make-up

9) Hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai

melepaskan diri dari orang tua

10) Takut ditolak oleh teman sebaya

11) Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar

karir, identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri

sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi lebih

terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.

g. Dewasa muda (20-40 tahun)

1) Gaya hidup personal berkembang.

2) Membina hubungan dengan orang lain

3) ada komitmen dan kompetensi

4) membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran

sebagai orang tua

5) Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan

berpikir rasional meningkat

6) pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan

dalam pekerjaan meningkat.

h. Dewasa menengah (40-65 tahun)

1) Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang

lain, seperti anak meninggalkan rumah


20

2) Anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan

rumahdapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut

uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lai

3) Waktu untuk bersama lebih banyak

4) Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan

cara menikah lagi (dangerous age).

i. Dewasa tua Young-old (tua-muda) 65-74 tahun

Beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan),

beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat. berkembang penyakit

kronik.

2.2.8 Beberapa Gangguan Perkembangan Yang Sering ditemukan

1. Tanda bahaya perkembangan motoric kasar

a. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara

anggota tubuh bagian kiri dan kanan

b. Menetapnya reflex primitive

c. Hiper/hipotania atau gangguan tonus otot

d. Hiper/ hiporefleksia atau gangguan reflex tubuh

e. Adanya gerakan yang tidak terkontrol

2. Tanda dan bahaya gerakan motoric halus

a. Bayi masih menggenggam usia 4 bulan

b. Adanya dominasi satu tangan ( hendedness ) sebelum usia satu

tahun

c. Eksplorasi oral ( seperti masukkan mainan kedalam mulut )

d. Perhatikan pengelihatan yang inkonsisten


21

3. Tanda bahaya bicara dan bahasa ( ekseptif )

a. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperhatikan

ketertarikan terhadap suatu benda usia 20 bulan

b. Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24

bulan

c. Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30

bulan

4. Tanda bahaya bicara dan bahasa ( reseptif )

a. Perhatikan atau respons yang tidak konsisten terhadap suara

ataubunyi,misalnya suara dipanggil selalu memberi respons

b. Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian

atau ketertarikan dengan orang lainpada usia 20 bulan

c. Sering mengulang ucapan orang lain ( membeo ) setelah usia

30 bulan

5. Tanda bahaya gangguan sosio – emosional

a. 6 bulan : jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain

b. 9 bulan : kurangnya bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah

c. 12 bulan : tidak merespons panggilan namanya

d. 15 bulan : belum ada kata

e. 18 bulan : tidak bisa bermain pura – pura

f. 24 bulan :belum ada gabungan 2 kata yang berarti

g. Segala usia : tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan

bersosialisasi / interaksi

6. Tanda dan bahaya kognitof


22

a. 2 bulan : kurangnya fixasion

b. 4 bulan : kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda

c. 6 bulan ; belum berspons atau mencari sumber suara

d. 9 bulan : belum babbling seperti mama,baba

e. 24 bulan : belum ada kata berarti

f. 36 bulan : belum dapat merangkai 3 kata

g. 72 bulan : pada masa ini anak senang bermain dilingkungan

luar( sumber: buku SDIDTK,2016 )

2.3 Metode KPSP Anak pra sekolah

2.3.1 Pengertian KPSP

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan tes

pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan kuesioner

(Kemenkes RI, 2016). Pemeriksaan KPSP adalah penilaian

perkembangan anak dalam 4 sektor perkembangan yaitu : motorik

kasar, motorik halus, berbicara/Bahasa dan sosialisasi/kemandirian.

2.3.2 Tujuan KPSP

Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan

KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada

penyimpangan. Instrument KPSP ini dapat dilakukan di semua tingkat

pelayanan Kesehatan dasar (Diana, 2010).

2.3.3 Jenis-jenis KPSP

1. kuesioner Praskrining Perkembangan untuk bayi 3 bulan

2. kuesioner Praskrining Perkembangan untuk bayi 6 bulan

3. Kuensioner Praskrining Perkembangan untuk bayi umur 9 bulan


23

4. Kuesioner Praskrining untuk Bayi 12 Bulan

5. Kuesioner Praskrining untuk 15 bulan

6. Kuesioner Praskrining untuk Anak 18 bulan

7. Kuesioner Praskrining untuk Anak 21 bulan

8. Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan

9. Kuesioner Praskrining untuk Anak 30 bulan

10. Kuesioner Praskrining untuk Anak 36 bulan

11.kuesioner praskrining untuk anak 48 bulan

12.kuesioner praskerining untuk usia 54 bulan

13.kuesioner pra skerining untuk usia 60 bulan

14, kuesioner praskering untuk usia 66 bulan

15.kuesionwer praskering untuk usia 72 bulan.

2.4 Konsep Dasar SDIDTK

2.4.1 Pengertian

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah

kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya

penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.

Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh

kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga

Kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana

Tindakan/intervensi yang tepat, terutama Ketika harus

melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui,

maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada

tumbuh kembang anak.


24

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembag yang dapat dikerjakan

oleh tenaga Kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk

mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan

mikro/makrosefali.

2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk

mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan),

gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.

3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk

mengetahui adanya masalah mental emosional, autism dan

gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

2.4.2 Tujuan

Stimulasi dapat dimulai sejak priode prenatal. Didalam

kandungan, janin sudah bisa bernafas, menendang, menggeliat,

bergerak, menelan, mengisap jempol dan lainnya (siswono, 2003).

Pentingnya melakukan stimulasi pranatal (sejak janin dalam

kandungan) bertujuan untuk merangsang perkembangan otak. Selain

tujuan stimulasi untuk mengoptimalkan kesadaran anak, baik itu

kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual (salwainda, 2010).

2.4.3 Manfaat stimulasi


1. Bayi dan anak merasa diperhatikan, dimengerti, disayangi,

dihargai, perkembangan emosi dan percaya diri.

2. Melatih mengemukakan pendapat


25

3. Mengembangkan keterampilan social : ekspresikan agretivitas

bukan dengan kata-kata, pemalu-asertif, pemusatan perhatian,

bekerjasama (sodjatmiko, 2006)

2.4.4 Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia pra

sekolah

1. Stimulasi pada bayi umur 0-3 bulan

2. Stimulasi pada bayi umur 3-6 bulan

3. Stimulasi pada bayi umur 6-9 bulan

4. Stimulasi pada bayi umur 9-12 bulan

5. Stimulasi pada anak umur 12-15 bulan

6. Stimulasi pada anak umur 18-24 bulan

7. Stimulasi pada anak umur 24-36 bulan

8. Stimulasi pada anak umur 36-48 bulan

9. Stimulasi pada anak umur 48-60 bulan

10. Stimulasi pada anak umur 60-72 bulan

2.5 Konsep asuhan keperawatan tumbuh kembang anak sehat

Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang langsung diberikan pada klien dengan berbagai tatanan

pelayanan kesehatan pada standar keperawatan dalam lingkup / wewenang

serta tanggung jawab keperawatan (Nursalam, 2012). Asuhan keperawatan

pada anak diberikan sesuai tahan-tahap dalam proses keperawatan sebagai

berikut:
26

2.5.1 Pengkajian Data

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses

keperawatan secara keseluruhan, pada tahap ini informasi pasien yang

dibutuhkan, dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan.

Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data,validasi data dan

pengelompokan data.

Adapun data yang dikumpulkan meliputi :

1. Identitas Biodata

a. Biodata anak mencakup nama, umur, tempat dan tanggal lahir

(untuk mengetahui anak itu usia kalender atau usia , agama,

suku bangsa, alamat.

b. Identitas penanggung jawab mencakup nama, umur, alamat,

pekerjaan, agama, suku bangsa, hubungan dengan pasien.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan saat pengkajian) :

Keluhan anak belum bisa berbicara, terlambat berbicara,

berbicara belum lancar, belum bisa tengkurap, duduk,

merangkak, berdiri atau berjalan. Atau klien tidak mampu

melakukan keterampilan atau perilaku sesuai usia.

b. Riwayat keluhan perjalanan penyakit dimulai dari keluhan

utama sampai saat dikaji.

3. Riwayat imunisasi

a. Vaksin BCG (diberikan pada umur 1 bulan dengan 1 kali

pemberian)
27

b. Vaksin TT (disuntik pada WUS usia 15-39 tahun dan untuk

anak SDD kelas I dan II)

c. Vaksin Defteri Tetanus (disuntikan pada anak <8 tahun atau

anak SD kelas I)

d. Vaksin polio (diteteskan ke mulut dengan 4 kali pemberian

pada bayi usia 1, 2, 3 sampai 4 tahun)

e. Vaksin campak (disuntikan pada anak usia 9 bulan dengan 1

kali pemberian)

f. Vaksin hepatitis B (disuntikan pada bayi 0 bulan/baru lahir, 2

atau 3 sampai 4 bulan dengan 4 kali pemberian)

4. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan

a. Antenatal

Kasus dengan resiko gangguan perkembangan pada ibu yang

tidak pernah meriksa kehamilannya, ibu yang umurnya di

bawah 15 tahun atau di atas 35 tahun, rendahnya gizi ibu

(KEK).

b. Natal

Kasus dengan riwayat BBLR, premature bisa mengalami

gangguan perkembangan yang beresiko terjadi pada waktu

persalinan kala 1 perdarahan antepartum baik solusio plasenta

maupun plasenta previa. Kala 2 persalinan dengan tindakan

bedah caesar, karena pemakaian obat penenang yang dapat

menekan sistem saraf pusat pernafasan.


28

c. Post natal

Kasus dengan resiko gangguan perkembangan biasanya berat

badan lahir kurang dari 2500 gr, lingkar kepala kurang atau

lebih dari normal (34-36 cm), keruakan otak (mis. Perdarahan

selama priode pascanatal, penganiyayaan, kecelakaan). 3200

panjng 160.

5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

a. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak :

1) Faktor keturunan : faktor gen yang diturunkan dari

kedua orang tuanya.

2) Faktor hormonal : banyak hormon yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak,

namun yang paling berperan adalah Growth Hormon

(GH)

3) Faktor gizi : setiap sel memerlukan makanan atau gizi

yang baik, untuk mencapai tumbuh kembang yang

baik dibutuhkan gizi yang baik.

4) Faktor lingkungan : terdiri dari lingkungan fisik,

lingkungan biologi dan lingkungan psikososial.

6. Riwayat tumbuh kembang meliputi :

a. Pertumbuhan fisik terdiri dari :


Usia (BB) Usia (TB)

BBL (2500 - 4000 gr) TBL (50 cm)

3-12 bulan (umur (bulan) + 9) 1 tahun (75 cm)


29

1-6 tahun (umur (tahun) x 2+8) >1 tahun (2x TB lahir)

6 tahun (1,5 x TB setahun)

9 tahun (2,1 x TBL)

Table 2.1 Pertumbuhan fisik

b. Riwayat perkembangan meliputi :

1). Perkembangan tiap tahap usia 3-4 tahun

Berpakaian tanpa dibantu, dapat mengetahui harus

bergantian waktu walau terkadang belum mau mengikuti,

tertawa saat mendengar hal lucu dengan teman sebaya,

berbicra terhadap diri sendiri, meniru kegiatan orang dewasa

2) Perkembangan tiap tahap usia 4-5 tahun

Menyebutkan kelompok gambar, mulai memiliki sahabat,

mengarang cerita bahkan melebihkan cerita,bekerja sama dan

berpartisipasidalam kelompok, terkadang tidak mau mengalah

terhadap orang lain

3) Perkembangan tiap tahap usia 5-6 tahun

senang bermain dengan teman sebaya, mulai meminjam

dan meminjamkan mainan, menaati aturan dalam permainan,

mengenal kata sifat (baik, nakal, pelit, berani), memahami dua

perintah yang diberikan bersamaan, mengulang kalimat yang

kompleks.

7. Pengkajian Vergina Henderson (Data Bio-psiko-sosio-kultural-

spiritual)
30

a. Kebutuhan respirasi

Frekuensi 20x/m Pernapasan normal

b. Nutrisi

Nafsu makan menurun atau tidak terkontrol

ketidakadekuatan nutrisi nafsu makan, berapa kali sehari, jenis

makanan pokok, jenis lauk, jenis sayuran, jenis buah, makanan

pantang, kebiasaan makan termasuk cara menyajikan makanan,

jenis makanan selingan, kebiasaan jajan.

c. Eliminasi (BAB & BAK)

Tekstur veses bervariasi mulai dari bentuk padat, lunak

maupun berair.

d. Aktifitas

Aktivitas akan dibantu oleh orang tuanya, karna anak

dengan gangguan perkembangan Respon social lambat dan

kontak mata terbatas.

e. Kebutuhan keseimbangan tubuh

Keseimbangan tubuh atau pergerakannya agak lambat

karna terganggu oleh gangguan perkembangannya.

f. Tidur dan Istirahat

Pola istirahat tidurnya dapat terganggu kecuali saat anak

lapar.

g. Kebutuhan aman dan nyaman

Kelompok social, penjelas tentang diri sendiri, kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki, keadaan fisik, segala sesuatu


31

yang berkaitan dengan tubuh (yang disukai dan tidak), Harga

diri perasaan mengenai diri sendiri, Ancaman terhadap konsep

diri (sakit, perubahan peran).

h. Kebutuhan personal hygine

Pada anak dengan pola kebersihannya dibantu oleh

keluarganya, Tidak mampu melakukan perawatan diri sesuai

usia.

i. Mempertahankan suhu tubuh

Anak dengan gangguan perkembangan atau genetik lebih

rentan terpapar lingkungan.

j. Pola komunikasi

Anak yang mengalami gangguan perkembangan

berkomunikasi dibantu oleh keluarganya, dan berkomunikasi

pun hanya dengan terdiam jika dia tidak nyaman dengan

lingkungan di sekitarnya.

k. Pola belajar

Anak harus diajarkan sampai mandiri. Tidak mampu

melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia (fisik,

Bahasa, motoric, psikossial).

l. Pola spiritual

Anak dengan gangguan perkembangan sudah mampu

melakukan ibadah setiap hari.

m. Pola gerak dan keseimbangan


32

Anak dengan gangguan keseimbangan gerakannya sedikit

lamban dari anak normal

n. Pola bermain / rekreasi

Anak dengan gangguan perkembangan mampu bermain

sesuai kemampuannya

8. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum Keadaan umum bagaimana kebersihan,

pergerakan,penampilan/postur/bentuk tubuh, termasuk status gizi.

Kesadaran Kesadaran pasien biasanya composmentis

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital

1) Suhu : 36,5-37,5 C

2) Nadi : 80-90x/menit

3) Pernafasan : 20-30x/menit

c. Antropometri

Table Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak menurut


mentri Kesehatan R.I 2020
Ambang
Indeks Kategori Status Gizi Batas
(Z-Score)
Berat Badan menurut Berat badan
Umur (BB/U) anak usia sangat kurang
<-3 SD
0 (severely
- 60 bulan underweight)
Berat badan kurang
- 3 SD sd <- 2 SD
(underweight)
Berat badan normal -2 SD sd +1 SD
Risiko Berat badan
> +1 SD
lebih1
Panjang Badan atau Sangat pendek (severely <-3 SD
Tinggi Badan stunted)
menurut Umur (PB/U
atau TB/U) anak
usia 0 - 60
33

Bulan
Pendek (stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
Normal -2 SD sd +3 SD
Tinggi2 > +3 SD
Berat Badan menurut
Panjang Badan atau
Gizi buruk (severely
Tinggi Badan (BB/PB <-3 SD
wasted)
atau BB/TB) anak
usia 0 - 60 bulan
Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Berisiko gizi lebih
(possible
> + 1 SD sd + 2 SD
risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Indeks Massa Tubuh
menurut Umur Gizi buruk (severely
<-3 SD
(IMT/U) anak usia wasted)3
0 - 60 bulan
Gizi kurang (wasted)3 - 3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Berisiko gizi lebih
(possible
> + 1 SD sd + 2 SD
risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Indeks Massa Gizi buruk (severely
<-3 SD
Tubuh menurut thinness)
Umur (IMT/U) anak
usia Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
5 - 18 tahun
Gizi lebih (overweight) + 1 SD sd +2 SD
Obesitas (obese) > + 2 SD

d. Pemeriksaan Head To Toe

Table 2.4 Pemeriksaan Fisik

Head to toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Kepala Bentuk kepala bulat Teraba benjolan - -


atau lonjong, tidak
kebersihan rambut,
warna rambut hitam
atau pirang, tidak ada
lesi

Mata Tampak simetris - - -


kiri-kanan,
34

Head to toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

konjungtiva anemis,
seklera ikterik, area
gelap di kelopak
mata

Hidung Tampak mengalami - - -


pendarahan /
mimisan, adanya
pernafasan cuping
hidung

Wajah Tampak gelisah, - - -


rewel / menangis

Mulut Mukosa bibir kering, - - -


pecah-pecah, gusi
berdarah atau tidak,
lidah bersih atau
tidak

Telinga Ada secret tidak Ada nyeri tekan - -


tidak

Leher Tidak tampak - - -


pembesaran kelenjar
tiroid

Dada Bentuk simetris dan - - Suara nafas


adanya tarikan tambahan,
dinding dada tidak ada
(retraksi) bising aorta
dan mur-mur,
suara jantung
S1 “lup”, S2
“Dup”

Abdomen Kembung Ada nyeri tekan Ada tidak Paristaltic 3-5


bunyi x/menit
nyaring
khas
kembung

Ekstremitas Reflek bisep (+), - -


trisep (+), kekuatan
otot (1-5)

Genetalia Bersih tidak, ada lesi - - -

Integumen Tampak sianosis, - -


turgor kulit menurun
35

Head to toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

normal (2-5 detik),

2.5.2 Analisa data

Analisa data adalah kemampuan meningkatkan data dan

menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang

relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah

kesehatan dan keperawatan klien. Data yang telah dikelompokkan

selanjutnya dianalisa sehingga didapatkan masalah yang dirumuskan

kedalam bentuk diagnosa keperawatan (Potter, 2013).

Tabel 2.5 Analisa data dan perumusan masalah (SDKI, 2017)

No Symtom Etiologi Problem

1 a. Data subjektif : Gangguan


b. Data objektif : tumbuh
Efek ketidakmampuan kembang
1. Tidak mampu melakukan
fisik
keterampilan atau perilaku
khas sesuai usia ( fisik,

Bahasa,motoric,psikossial)
2. Pertumbuhan fisik Keterbatasan
Terganggu lingkungan
3. Tidak mampu melakukan
perawatan diri sesuai usia ↓
4. Respon social lambat
5. Kontak mata terbatas Inkonsistensi respon
6. Nafsu makan menurun Pengabaian
7. Lesu
8. Mudah marah ↓

Gangguan

2 a. Faktor resiko Efek ketidakmampuan Resiko


1. Ketidak adekuatan nutrisi fisik gangguan
2. Perilaku makan maladaptive perkembangan
3. Kelainan genetic/kongenital ↓
4. Penganiyayaan ( mis.
Fisik, psikologis, seksual
36

No Symtom Etiologi Problem

5. Ekonomi lemah
6. Ketidakmampuan belajar
Keterbatasan
lingkungan

Inkonsistensi respon
Pengabaian

Terpisah dari orang tua

Resiko gangguan

3 9. Faktor resiko Efek ketidakmampuan Resiko


1. Ketidakadekuatan nutrisi fisik gangguan
2. Penganiyayaan pertumbuhan
(mis.Fisik,Psikologis) ↓
3. Prilaku makan maladaktif
4. Kelainan genetic
5. Ekonomi lemah Keterbatasan
lingkungan

Inkonsistensi respon
Pengabaian

Resiko gangguan

2.5.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon

individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah-masalah

kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (Alen,

2013).
37

1. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan defisiensi

stimulus di tandai dengan Tidak mampu melakukan keterampilan

atau perilaku khas sesuai usia (fisik, Bahasa, motoric, psikossial ),

Pertumbuhan fisik, Terganggu Tidak mampu melakukan perawatan

diri sesuai usia Respon social lambat, Kontak mata terbatas, Nafsu

makan menurun, Lesu, Mudah marah

2. Resiko gangguan perkembangan ditandai dengan Ketidak

adekuatan nutrisi Nafsu makan tidak terkontrol Premarturitas,

Kelainan genetic/ kongenital, Penganiyayaan (mis. Fisik, psikologis

seksual, Ekonomi lemah)

3. Resiko gangguan pertumbuhan ditandai dengan ketidakadekuatan

nutrisi, kelainan genetic / kongentinal, kerusakan otak (mis.

Perdarahan selama priode pascanatal,penganiyayaan, kecelakaan,

Infeksi).

2.5.4 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui

dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan klien.

Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan

menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama

dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran


38

kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai

dengan diagnosis keperawatan.

Tabel 2.5 Rencana tindakan keperawatan


(SDKI, SLKI, SIKI, 2017)
Diagnose Tujuan dan kriteria hasil ( Intervensi ( Standar
keperawatan (Standar Standar Luaran Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Keperawatan Indonesia) Indonesia)
NO
Indonesia )

1 Gangguan tumbuh Setelah dilakukan tindakan


Gf Perawatan perkembangan
kembang keperawatan 1x60menit
selama 3 kali kunjungan o OObservasi
rumah, diharapkan status
1. Idntivikasi
perkembangan membaik
pencapaian tugas
dan kinerja pengasuhan
perkembangan
meningkat. Dengan kriteria
anak
hasil:
Terapeutik
1. Keterampilan/
perilaku sesuai 1. Berikan setuhan
usia meningkat yang bersifat
2. Kemampuan gendtley
melakukan 2. Minimalkan
perawatan diri kebisingan ruangan
meningkat 3. Pertahankan
3. Respon social lingkungan yang
meningkat mendukung
4. Kontak mata 4. Motivasi anak
meningkat berintraksi dengan
5. Kemarahan anak yang lain
menurun 5. Sediakan aktivitas
6. Regresi menurun yang memotivasi
7. Pola tidur anak berintraksi
membaik dengan anak yang
8. Pemenuhan lainnya
kebutuhan 6. Fasilitasi anak
fisik,emosional, berbagi dan
social pada anak bergantian
meningkat. 7. Dukung anak
9. Stimulasi mengekspresikan
perkembangan diri melalui
kognitif, emosi, penghargaan positif
spiritual anak atau umpan balik
meningkat. atas usahanya.
10. Interaksi sesuai 8. Pertahankan
tempramen anak kenyamanan anak
meningkat 9. Fasilitasi anak
39

Diagnose Tujuan dan kriteria hasil ( Intervensi ( Standar


keperawatan (Standar Standar Luaran Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Keperawatan Indonesia) Indonesia)
NO
Indonesia )

11. Penggunaan melatih


disiplin sesuai usia keterampilan
meningkat pemenuhan
12. Berinteraksi kebutuhan secara
dengan anak mandiri
meningkat ( mis.makan, sikat
13. Empati kepada gigi,cuci tangan )
anak 10. Bernyani bersama
meningkat anak lagu yang
14. Komunikasi disukai
terbuka pada anak
meningkat Edukasi
15. Komunikasi
1. jelaskan orang tua
tertutup pada anak
atau pengasuh serta
menurun
tentang milostone
16. Pemenuhan
perkembangan anak.
kebutuhan fisik,
2. Ajarkan anak
emosional, social
keterampilan
anak
berinteraksi
meningka.
3. Ajarkan anak tehnik
17. 18.Stimulasi
asertif
perkembangan
kognitif, social, Kolaborasi
emosi,
spiritual anak 1. Rujuk untuk
meningkat. konseling jika
18. Interaksi sesuai perluh
temperamen anak 2. ajarkan tehnik
meningkat. asertif pada anak
19. Komunikasi
terbuka pada anak
meningkat
20. Berinteraksi
dengan anak
meningkat
21. Empati pada anak
meningkat
22. Bahaya
lingkungan
menurun

2 Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan Promosi perkembangan anak


perkembangan keperawatan 1x60 menit
selama 3 kali kunjungan Observasi
rumah, diharapkan status
40

Diagnose Tujuan dan kriteria hasil ( Intervensi ( Standar


keperawatan (Standar Standar Luaran Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Keperawatan Indonesia) Indonesia)
NO
Indonesia )

perkembangan membaik. 1. identivikasi


Dengan kriteria hasil : kebutuhan khusus
anak dan
1. Keterampilan/ kemampuan
perilaku adaptasi anak
sesuai dengan
kelompok Terapeutik
2. usia meningkat
3. Kemampuan 1. fasilitasi hubungan
melakukan anak dengan teman
perawatan diri sebaya
meningkat 2. dukung anak
4. Respon social berintraksi dengan
meningkat anak yang lain
5. Kontak mata 3. dukung anak
meningkat mengekspresikan
6. Kemarahan perasaannya secara
menurun positif
7. Regresi menurun 4. dukung anak
8. Afek membaik dalam bermimpi
9. Pola tidur atau berpantasi
membaik sewajarnya
5. dukung partisipasi
anak
disekolah,ekstraku
likuler dan
aktivitas
komunitas
6. berikan mainan
dengan usia anak
7. bernyanyi bersama
anak- anak lagu
yang disukai
8. bacakan cerita atau
dongeng untuk
anak
9. sediakan
kesempatan dan
alat- alat untuk
menggambar,
melukis dan
mewarnai.
10. sediakan mainan
berupa pazzele dan
41

Diagnose Tujuan dan kriteria hasil ( Intervensi ( Standar


keperawatan (Standar Standar Luaran Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Keperawatan Indonesia) Indonesia)
NO
Indonesia )

mase
11. edukasi
12. jelaskan nama-
nama benda objek
yang ada
dilingkungan
sekitar
13. ajarkan sikar
kooperatif,bukan
kompetisi pada
anak
14. ajarkan anak
meminta bantuan
pada orang
lain,jika perlu
15. ajarkan tehnik
asertif pada anak

3 Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan Skrining kesehatan


pertumbuhan keperawatan 1x60 menit Obsrvasi
selama 3 kali kunjungan
rumah, diharapkan status 1. identivikasi target
pertumbuhan meningkat. populasi skrining
kesehatan
Dengan kriteria hasil :
Teraupetik
1. Berat badan sesuai
usia 1. lakukan informet
meningkat consent skrining
2. Panjang/tinggi badan kesehatan
sesuai usia 2. gunakan
meningkat instrument
3. .Lingkar kepala skrining yang falid
meningkat dan akurat.
4. Kecepatan 3. Jadwalkan waktu
pertambahan berat skrining
badan meningkat kesehatan.
5. Kecepatan 4. Lakukan
pertambahan anamnesis riwayat
Panjang/tinggi badan kesehatan, factor
meningkat resiko jika perlu.
6. Indeks massa tubuh 5. Lakukan
meningkat pemeriksaan fisik
7. Asupan nutrisi sesuai indikasi.
meningkat
42

Diagnose Tujuan dan kriteria hasil ( Intervensi ( Standar


keperawatan (Standar Standar Luaran Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Keperawatan Indonesia) Indonesia)
NO
Indonesia )

Edukasi

1. jelaskan tujuan dan


prosedur skrining
kesehatan
2. informasihkan hasil
skrining kesehatan.
3. Kolaborasi
1. rujuk untuk
pemeriksaan
diagnostic lanjut
(misalnya papsemer,
prostat, EKG) jika
perlu.

2.5.5 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama

dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak

Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).

2.5.6 Evaluasi

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai

keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya

sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan

setiap anggota keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses

keperawatan, evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah tujuan.


43

2.6 Konsep Edukasi Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah

2.6.1 Pengertian edukasi ( menurut Mubarak dan Chayatin 2019)

Edukasi adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tidak hanya dari segi teori dan prosedur dari orang

ke orang lain, melainkan juga perubahan terjadi karena menimbulkan

kesadaran dari dalam individu, kelompok, atau masyarakat itu sendiri.

2.6.2 Tujuan Edukasi

Edukasi memiliki beberapa tujuan, berikut ini tujuan edukasi adalah :

1) Meningkatkan kecerdasan.

2) Merubah kepribadian manusia suapaya memiliki akhlak yang

terpuji.

3) Menjadikan mampu untuk mengontrol diri.

4) Meningkatkan keterampilan.

5) Bertambahnya kreativitas pada hal yang dipelajari.

6) Mendidik manusia menjadi lebih baik dalam bidang yang ditekuni.

2.6.3 Jenis-jenis Edukasi

Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di atas bahwa edukasi

memiliki tiga jenis yaitu edukasi formal, non formal, dan edukasi

informal. Berikut penjelasan dari jenis-jenis edukasi adalah :

1. Formal

Proses pembelajaran ini umum diselenggarakan di sekolah

dan ada peraturan yang berlaku serta harus ditaati ketika sedang

mengikuti proses pembelajaran tersebut, lalu ada pihak terkait yang

mengawasi proses pembelajaran di sekolah. Di Indonesia,


44

pendidikan formal yang bisa ditempuh oleh setiap individu adalah

mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA, hingga pendidikan tinggi.

2. Non Formal

Edukasi non formal biasanya banyak ditemukan di

lingkungan tempat tinggal, contohnya terdapat tempat pendidikan

baca tulis Al Quran di masjid, lalu kursus-kursus yang banyak

terdapat di lingkungan seperti kursus mobil, kursus musik, dan

kursus-kursus lain.

3. Informal

Sedangkan edukasi informal adalah jalur pendidikan yang

terdapat di keluarga dan lingkungan sekitar rumah. Di dalam

edukasi informal terdapat proses pembelajaran secara mandiri dan

dilakukan atas dasar kesadaran serta rasa tanggungjawab yang

dimiliki.Hasil dari pendidikan informal telah diakui sama dengan

pendidikan formal dan non formal serta digagas oleh pemerintah

meliputi: anak harus dididik dari lahir hingga dewasa, pendidikan

awal dimulai dari keluarga. Keluarga merupakan tahap edukasi

yang sangat penting, karena banyak anak sekarang dikarenakan

keluarganya berantakan sehingga sangat mempengaruhi pendidikan

dalam sekolah.
45

2.6.4 Manfaat edukasi

Ada beberapa manfaat edukasi yang dapat kita ketahui, berikut

ini manfaat edukasi adalah :

1. Mencerdaskan kehidupan bangsa untuk membangun peradaban

negara.

2. Memberikan pengetahuan luas tentang apa yang dipelajari.

3. Mengembangkan kepribadian manusia menjadi lebih bermartabat.

4. Mengembangkat bakat yang telah dimiliki sehingga lebih

berpotensi.

5. Memperbaiki kesalahan seseorang agar menjadi lebih baik.

6. Membekali manusia untuk menyongsong masa depan yang cerah.

2.6.5 Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur media kesehatan untuk

memberikan edukasi:

1. Leaflet

Merupakan bentuk penyampaian informasi kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Keuntungan menggunakan media

ini antara lain : sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri

serta praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat

melihat isinya disaat santai dan sangat ekonomis, berbagai

informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota kelompok

sasaran, sehingga bisa didiskusikan, dapat memberikan informasi

yang detail yang mana 47 tidak diberikan secara lisan, mudah

dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan


46

dengan kelompok sasaran Sementara itu ada beberapa kelemahan

dari leaflet yaitu : tidak cocok untuk sasaran individu per individu,

tidak tahan lama dan mudah hilang, leaflet akan menjadi percuma

jika sasaran tidak diikutsertakan secara aktif, serta perlu proses

penggandaan yang baik.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan penelitian

Pada studi kasus ini penulis menggunakan studi kasus deskriptif

dengan pendekatan proses keperawatan yang komperhensif meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

3.2 Subyek Studi Kasus

Subjek studi kasus dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah pasien anak

pra sekolah dengan gangguan perkembangan dengan metode kpsp dengan.

3.2.1 Kriteria inklusi

1. Bersedia menjadi responden dan dilaksanakan metode kpsp

2. Anak dengan usia 3-6 tahun

3. Pasien Anak dengan gangguan perkembangan yang terpisah dari orang

tuanya

3.2.2 kriteria eklusi

1. Riwayat anak asfiksia,hiperbilirubenia, dan BBLR saat melahirkan

2. Riwayat ibu yang memiliki anemia, pendarahan, ekslampsia saat

melahirkan

3.2.3 Nilai full scale Developmental Quotient ( FSDQ ) < 75

3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus pada Proposal ini adalah Bagaimana menerapkan

edukasi stimulasi pada anak dengan gangguan perkembangan .


46

3.4 Definisi Operasional

No Variabel Defisi Perkembangan Alat ukur

Pensil, kertas, bola


1 Gangguan Gangguan perkembangan adalah tenis, kubus
komdisi individu mengalami berukuran 2,5 cm
perkembangan
gangguan berkembang sesuai sebanyak 6 buah,
dengan kelompok usia ( tim pokja kismis, kacang
SDKI DPP PPNI 2016). tanah,potongan
biscuit.

Anak usia prasekolah adalah anak Pensil, kertas, bola


2 Anak usia pra sekolah yang berusia 3-6 tahun ,pada tenis, kubus
masa ini anak- anak sering berukuran 2,5 cm
berimajinasi dan percaya bahwa sebanyak 6 buah,
mereka memiliki kekuatan.pada kismis, kacang
usia pra sekolah, anak tanah,potongan
membangun control system tubuh biscuit.
seperti ketoilet, berpakaian,dan
makan sendiri ( pottes dan
mandeleco,2019).

Edukasi adalah proses 1. SAP (Satuan


3 Edukasi stimulasi perubahan perilaku yang dinamis, Acara
dimana perubahan tidak hanya Penyuluhan)
dari segi teori dan prosedur dari Metode KPSP
orang ke orang lain, melainkan 2. SAP (Satuan
juga perubahan terjadi karena Acara
menimbulkan kesadaran dari Penyuluhan)
dalam individu, kelompok, atau SDIDTK
masyarakat itu sendiri.

suatu daftar pertanyaan singkat 1.Lembar KPSP


4 Metode KPSP yang ditujukan kepada para orang
tua dan dipergunakan sebagai alat 2. Set KPSP
untuk melakukan skrining
pendahuluan perkembangan anak
usia 3 bulan sampai dengan 36
bulan.
47

3.5 Instrumen studi kasus

Instrument penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan

untuk pengumpulan data (Arikunto, S. 2013). Instrument penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu :

3.5.1 SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Metode KPSP terlampir

3.5.2 SAP (Satuan Acara Penyuluhan) SDIDTK Usia prasekolah terlampir

3.5.3 Leaflet terlampir

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:

a) Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian

terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya

(Nursalam, 2011). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data

subjektif dengan menggunakan pertanyaan terbuka atau tertutup,

penulis bertanya langsung kepada klien dengan Gangguan

perkembangan. Dengan demikian akan memudahkan penulis

untuk mengetahui masalah keperawatan klien.

3.6.1 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah teknik pengumpulan data dengan

melakukan pemeriksaan mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi,

danauskultasi untuk mendapatkan data fisik klien secara

keseluruhan. Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara langsung

pada klien dengan Gangguan Perkembangan.


48

3.6.2 Observasi

Observasi partisipatif adalah suatu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan

asuhan keperawatan pada klien selama dirawat di rumah sakit dan

lebih bersifat obyektif, yaitu dengan melihat respon klien setelah

dilakukan tindakan. Penulis melakukan observasi partisipatif dengan

cara melihat respon klien setelah penulis melakukan tindakan

keperawatan.

3.6.3 Studi Dokumentasi Studi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang diperoleh

dengan mempelajari buku laporan, catatan medis serta hasil

pemeriksaan yang ada. Penulis mempelajari buku laporan, catatan

yang mengenai data-data klien dengan Gangguan Perkembangan.

3.7 Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Penelitian studi kasus ini telah dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Penimbung Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara

Barat.

3.8 Analisis Data Dan Penyajian Data

Pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam studi kasus ini

adalah: setelah melakukan pengkajian data didapatkan data kesehatan dan

keperawatan kemudian data-data tersebut diolah dalam bentuk data

subjektif dan objektif kemudian dilakukan analisa data untuk mendapatkan

permasalahan keperawatan yang dialami klien, setelah masalah keperawatan

ditemukan maka masalah tersebut diangkat untuk dijadikan diagnosa


49

keperawatan kemudian mulai melakukan perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

3.9 Etika Studi Kasus

Etika yang mendasari suatu penelitian, terdiri dari :

3.9.1 Informed consent (persetujuan menjadi responden)

Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden (Hidayat, 2018).

3.9.2 Anonimity (tanpa nama)

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden

pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat,

2018).

3.9.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,

2018)
50

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

Hasil studi kasus menjelaskan pelaksanaan asuhan keperawatan mulai

dari pengkajian, analisa data, menegakkan diagnosa, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan di

wilayah kerja Puskesmas Penimbung Jalan Raya Mambalan, Gunungsari,

Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

4.1.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari tahap proses

keperawatan, dalam mengkaji harus memperhatikan data yang

didapat dari pasien, dari orang lain, dan catatan kesehatan pasien

(Hidayat, A.A, 2010).

1. Klien 1

Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 24 agustus

2022 pukul 11.00 WITA dirumah An S di desa Penimbung

Barat. Dari hasil pengkajian diperoleh data nama klien An “M”

tanggal lahir 07 mei 2019, usia kronologis 39 bulan, agama

Islam, alamat Penimbung Barat, nama ibu Ny “N” usia 25

tahun, pendidikan SMA, pekerjaan IRT (Ibu Rumah Tangga),

alamat Penimbung Barat. Saat pengkajian keluhan utama yang

dirasakan adalah anak belum bisa melakukan BAB di kamar

mandi, ibu mengatakan anaknya belum bisa BAB dikamar

mandi.
51

Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa buang buang air

besar ke kamar mandi di usia 39 bulan, ibu mengatakan

anaknya belum bisa duduk di jamban meskipun dibantu, ibu

pasien juga mengatakan anaknya kurang nafsu makan, 2 bulan

yang lalu saat posyandu di bulan juni BB: 9,8 kg dan PB: 89,5

cm. Selain itu, ibu juga mengatakan anaknya batuk dan pilek

sejak 2 hari yang lalu, saat pengkajian BB: 9,8 kg dan PB: 89,5

cm. Ibu pasien mengatakan anaknya lahir dengan berat badan

kurang yaitu 2300 gram, tetapi tidak sampai dirawat inap

ditempat pelayanan kesehatan seperti polindes, puskesmas,

rumah sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya sering sakit flu

dan batuk, Ibu pasien mengatakan ada anggota keluarga yang

sakit hipertensi, dan tidak ada DM,penyakit jantung, tidak ada

penyakit menular seperti HIV AIDS, hepatitis.

Ibu pasien mengatakan ini merupakan persalinan pertama,

bayi lahir di rumahnya, kemudian di bawa ke Puskesmas

penimbung,kecamatan gunung sari, kabupaten Lombok barat

pada tanggal 07 mei 2019 pukul 00.20 wita, dibantu oleh

bidan. Dengan jenis kelamin perempuan, kemudian setelah

dirawat dan dibersihkan bayi langsung dibersihkan dan dibawa

pulang kerumah bersama ibunya. BB: 2300 gr, PB: 48 cm,

LIKA : - cm, sudah diberikan vit K melalui injeksi dan sudah

diberikan salep mata. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan

baik meskipun kecil, dengan BB: 2400 gr, PB: 48 cm,lahir


52

dengan normal,APGAR 9 kulit berwarna kemerahan, menangis

dengan keras, tidak ada kelainan.

klien juga mendapatkan imunisasi lengkap seperti HB 0,

BCG, Polio, DPTHB-Hib 1, Polio 2, DPT-HB-HIB 2, Polio 3,

DPT-HB-HIB 3, Polio 4, IPV, Campak. Riwayat pertumbuhan,

BB : 16,8 kg, LILA : 15,5 cm, status gizi: BB/U : -2 SD

( Berat badan normal ), BB/TB : -2 SD ( Gizi baik ).Ibu pasien

mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi terhadap

apapun, baik terhadap makanan,maupun minuman obat-obatan.

Ibu pasien mengatakan saat pengkajian pasien mengalami

batuk pilek tetapi tidak berdahak.Ibu pasien mengatakan

anaknya tidak diberikan Asi Eksklusif karena kadang-kadang

dititip di neneknya, dan di rumah neneknya anak dikasi air

putih atau teh sejak usia anak 3 bulan. Kemudian disaat usia

anak diatas 6 bulan ibu memberikan MPASI kemudian usia 9

bulan diberikan nasi putih yang dicampur sayur, telur dan di

hancurkan tetapi tidak sampai halus, dan pada saat usia

memasuki 10 bulan anaknya sudah diberikan nasi putih, sayur,

ikan goreng, tahu dan tempe tanpa di haluskan.

Pada saat pengkajian anak tampak tidak menghabiskan

makanannya, anak makan nasi yang diberi air dan garam dan

ikan goreng saja, anak makan 3-4 suap sekali makan dan anak

makan 2-3x/ hari. Ibu pasien mengatakan tidak mengatur jenis

makanan yang diberikan kepada anaknya karena terkait


53

dengan kondisi keuangan yang terbatas dan apabila hanya ada

sayur dan tahu tempe cukup itu saja untuk makanannya Ibu

pasien mengatakan kalau anaknya BAB 1x sehari dengan

konsistensi lembek, bau khas feses, dan anaknya BAK kurang

lebih 5-6 x/hari, dengan warna kuning jernih.

2. Klien 2

Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 24 agustus

2022 pukul 11.00 WITA dirumah An G di desa Penimbung

Barat. Dari hasil pengkajian diperoleh data nama klien An “G”

tanggal lahir 02 juli 2019, usia kronologis 3 thn 1 bulan, agama

Islam, alamat Penimbung Barat, nama ibu Ny “W” usia 21

tahun, pendidikan MA, pekerjaan IRT (Ibu Rumah Tangga),

alamat Penimbung Barat. Saat pengkajian keluhan utama yang

dirasakan adalah anak belum bisa melakukan toilet trening, ibu

mengatakan anaknya belum bisa melakukan toilet trening.

Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa buang buang

air besar ke kamar mandi di usia 37 bulan, ibu mengatakan

anaknya belum bisa duduk di jamban meskipun dibantu, ibu

pasien juga mengatakan anaknya kurang nafsu makan, 2 bulan

yang lalu saat posyandu di bulan juni BB: 9,9 kg dan PB: 90,5

cm. Selain itu, ibu juga mengatakan anaknya batuk dan pilek

sejak 2 hari yang lalu, saat pengkajian BB: 9,9 kg dan PB: 90,5

cm. Ibu pasien mengatakan anaknya lahir dengan berat badan


54

kurang yaitu 2500 gram, tetapi tidak sampai dirawat inap

ditempat pelayanan kesehatan seperti polindes, puskesmas,

rumah sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya sering sakit flu dan

batuk, Ibu pasien mengatakan tidak ada ada anggota keluarga

yang sakit hipertensi, DM,penyakit jantung, tidak ada penyakit

menular seperti HIV AIDS, hepatitis.

Ibu pasien mengatakan ini merupakan persalinan pertama,

bayi lahir di rumahnya, kemudian di bawa ke Puskesmas

penimbung,kecamatan gunung sari, kabupaten Lombok barat

pada tanggal 02 juli 2019 pukul 00.20 wita, dibantu oleh bidan.

Dengan jenis kelamin perempuan, kemudian setelah dirawat dan

dibersihkan bayi langsung dibersihkan dan dibawa pulang

kerumah bersama ibunya. BB: 2400 gr, PB: 48 cm, LIKA : -

cm, sudah diberikan vit K melalui injeksi dan sudah diberikan

salep mata. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan baik

meskipun kecil, dengan BB: 2400 gr, PB: 48 cm,lahir dengan

normal,APGAR 9 kulit berwarna kemerahan, menangis dengan

keras, tidak ada kelainan.

klien juga mendapatkan imunisasi lengkap seperti HB 0,

BCG, Polio, DPTHB-Hib 1, Polio 2, DPT-HB-HIB 2, Polio 3,

DPT-HB-HIB 3, Polio 4, IPV, Campak. Riwayat pertumbuhan,

BB : 16,8 kg, LILA : 15,5 cm, status gizi: BB/U : -2 SD ( Berat

badan normal ), BB/TB : -2 SD ( Gizi baik ).Ibu pasien


55

mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi terhadap

apapun, baik terhadap makanan,maupun minuman obat-obatan.

Ibu pasien mengatakan saat pengkajian pasien mengalami

batuk pilek tetapi tidak berdahak.Ibu pasien mengatakan

anaknya tidak diberikan Asi Eksklusif karena kadang-kadang

dititip di neneknya, dan di rumah neneknya anak dikasi air putih

atau teh sejak usia anak 3 bulan. Kemudian disaat usia anak

diatas 6 bulan ibu memberikan MPASI kemudian usia 9 bulan

diberikan nasi putih yang dicampur sayur, telur dan di

hancurkan tetapi tidak sampai halus, dan pada saat usia

memasuki 10 bulan anaknya sudah diberikan nasi putih, sayur,

ikan goreng, tahu dan tempe tanpa di haluskan.

Pada saat pengkajian anak tampak tidak menghabiskan

makanannya, anak makan nasi yang diberi air dan garam dan

ikan goreng saja, anak makan 3-4 suap sekali makan dan anak

makan 2-3x/ hari. Ibu pasien mengatakan tidak mengatur jenis

makanan yang diberikan kepada anaknya karena terkait dengan

kondisi keuangan yang terbatas dan apabila hanya ada sayur dan

tahu tempe cukup itu saja untuk makanannya Ibu pasien

mengatakan kalau anaknya BAB 1x sehari dengan konsistensi

lembek, bau khas feses, dan anaknya BAK kurang lebih 5-6

x/hari, dengan warna kuning jernih.

Ibu pasien mengatakan anaknya sering demam dan pada

saat dikaji suhu tubuh anak normal 37,90C.Ibu pasien


56

mengatakan semua kebutuhan anaknya masih di bantu termasuk

dalam berpakaian. Secara teori anak usia 36-49 belum bisa

berpakaian secara mandiri.Ibu pasien mengatakan di usia 37

bulan anaknya belum bisa buang air kecil dan bab ke kamar

mandi /wc, walau dengan bantuan. Ibu pasien mengatakan

memandikan anaknya 2x sehari yaitu pagi dan sore, ibu juga

memberikan bedak setelah dimandikan.

4.1.2 Diagnosa keperawatan

1. Klien 1

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang

respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah-

masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau

potensial (Alen, 2013).

a). Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan efek

ketidak mampuan fisik dan defisiensi stimulus ditandai

dengan, ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa buang

air kecil dan besar dikamar mandi /wc di usia 39 bulan dan

nafsu makan menurun, pasien tampak Lesu, Kontak mata

kurang, KPSP 39 bulan anak meragukan, Pertumbuhan fisik

terganggu, PB/U: <-2 SD (gizi kurang), BB/U:<-2 SD

(pendek), BB/PB:-2 SD (normal), Ibu mengatakan tidak tau

cara merangsang perkembangan anak.

b). Defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi kurang

ditandai dengan, ibu pasien mengatakan nafsu makan


57

anaknya menurun, anak makan 3-4 suap sekali makan dan

anak makan 2-3x/ hari , kontak mata kurang, Pasien tidak

bisa menghabiskan makanan yang di sediakan ibunya,

anak tampak lesu,BB : 9,8 kg status antropometri,

BB/U :<-2 SD (gizi kurang), BB/PB: -2 SD (normal).

2. Klien 2

a). Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan efek

ketidak mampuan fisik dan defisiensi stimulus ditandai

dengan, ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa buang

air kecil dan besar dikamar mandi /wc di usia 39 bulan dan

nafsu makan menurun, pasien tampak Lesu, Kontak mata

kurang, KPSP 39 bulan anak meragukan, Pertumbuhan fisik

terganggu, PB/U: >2 SD (gizi cukup), BB/U:>2 SD

(normal), BB/PB:-2 SD (normal), Ibu mengatakan tidak tau

cara merangsang perkembangan anak.

b). Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi, ditandai

dengan ibu mengatakan anaknya demam 1 hari yang lalu,

ibu mengatakan sudah memberikan anaknya obat

paracetamol yang dibeli di apotek terdekat untuk

menurunkan panas, S : 37,9 ⁰ C, kulit teraba panas, kulit

tampak kering, anak tampak lemas.


58

4.1.3 Intervensi Keperawatan

1. Klien 1

Diagnosa keperawatan pertama yang muncul pada klien 1

yaitu Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek

ketidakmampuan fisik ditandai dengan anak belum bisa toilet

training. Kriteria hasil yang diharapkan, status perkembangan

membaik dan kinerja pengasuhan meningkat. Rencana

keperawatan disusun berdasarkan SIKI (2018) meliputi :

identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak, identifikasi

isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis.

Lapar, tidak nyaman), pertahankan lingkungan yang

mendukung perkembangan optimal, motivasi anak berinteraksi

dengan anak lainnya, pertahankan kenyamanan anak, fasilitasi

anak melatih keterampilan pemenuhan secara mandiri (mis.

Anak dapat memegang sendiri gelas dan minum dari tempat

tersebut tanpa tumpah), jelaskan orang tua atau pengasuh

tentang bagaimana pengasuhan perkembangan anak dan

perilaku anak, anjurkan orang tua menyentuh dan

menggendong bayi nya, ajarkan orang tua berinteraksi dengan

bayi nya, ajarkan anak keterampilan berinteraksi.

Pada diagnosa ke 2 yang muncul adalah deficit nutrisi

berhubungan dengan kurangnya intake nutrisi . Kriteria hasil

yang diharapkan,. Porsi maka yang dihabiskan

meningkat,Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat


59

meningkat,Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang

tepat meningkat,Penyiapan dan penyimpanan makanan yang

aman,Sikap terhadap makan/minuman sesuai dengan tujuan

kesehatan. Rencana keperawatan disusun berdasarkan SIKI

(2018) meliputi : K Identifikasi status nutrisi,Identifikasi alergi

dan intoleransi makanan Identifikasi makanan yang

disukai,Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi,Monitor

asupan makanan,Monitor berat badan

2. Klien 2

Diagnosa keperawatan pertama yang muncul pada klien 2

yaitu Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek

ketidakmampuan fisik ditandai dengan pasien belum bisa toilet

training,mengayuh sepeda. Kriteria hasil yang diharapkan,

status perkembangan membaik dan kinerja pengasuhan.

Keterampilan/perilaku sesuai usia meningkat, kemampuan

melakukan perawatan diri meningkat, respon social meningkat,

kontak mata meningkat, kemerahan menurun, regresi menurun,

afek membaik, pola tidur membaik. Rencana keperawatan

disusun berdasarkan SIKI (2018) meliputi : identifikasi

pencapaian tugas perkembangan anak, identifikasi isyarat

perilaku dan fidiologis yang ditunjukkan bayi ( mis. Lapar,

tidak nyaman), pertahankan lingkungan yang mendukung

perkembangan optimal, motivasi anak berinteraksi dengan

anak lainnya, pertahankan kenyamanan anak, fasilitasi anak


60

melatih keterampilan pemenuhan secara mandiri (mis. Makan,

sikat gigi, cuci tangan, memakai baju), jelaskan orang tua atau

pengasuh tentang milestone perkembangan anak dan perilaku

anak, anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayi

nya, ajarkan orang tua berinteraksi dengan bayi nya, ajarkan

anak keterampilan berinteraksi.

4.1.4 Implementasi Keperawatan

1. Klien 1

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien 1

dilakukan mulai tanggal 24 agustus 2022 pukul 11.30

WITA, yaitu memperkenalkan diri dan menjelaskan

maksud dan tujuan, meminta persetujuan, mengkaji

identitas anak dan ibu, menidentifikasi pencapaian tugas

perkembangan anak, mengidentifikasi isyaratperilaku dan

fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis. Lapar, tidak

nyaman), mempertahankan lingkungan yang mendukung

perkembangan optimal, mengidentifikasi penyebab

hipertermi, memonitor komplikasi akibat hipertermi,

memonitor suhu tubuh, melakukan kompres dingin,

mengontrak waktu selanjutnya untuk kunjungan rumah.

Hari ke dua tindakan keperawatan tanggal 25

agustus 2022 pukul 10.10 WITA, memotivasi anak

berinteraksi dengan anak lainnya, menyediakan aktivitas

yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya,


61

mempertahankan kenyamanan anak, memfasilitasi anak

melatih keterampilan pemenuhan secara mandiri

(mis. Makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju),

menjelaskan orang tua atau pengasuh tentang bagaimana

perkembangan anak dan perilaku anak, menyediakan

lingkungan yang dingin, mengukur suhu tubuh klien,

mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika

mengalami hyperhidrosis, menganjurkan pasien tirah

baring, menganjurkan pasien untuk menggunakan baju

yang tipis/longgar, mengontrak waktu selanjutnya untuk

kunjungan rumah.Hari ke tiga tindakan keperawatan

tanggal 25 agustus 2021 pukul 10.00 WITA,

menganjurkan orang tua menyentuh dan menggendong

bayi nya, mengajarkan orang tua berinteraksi dengan bayi

nya, mengajarkan anak keterampilan berinteraksi,

mengajarkan anak keterampilan berinteraksi, mengukur

suhu tubuh anak, lanjutkan untuk terus melatih stimulus

pada anak sesuai usia.

2.Klien 2

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien 2 dilakukan

mulai 24 agustus 2022 pukul 10.30 WITA, yaitu

memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan

tujuan, meminta persetujuan, mengkaji identitas ibu dan

anak, mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan


62

anak, mengidentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis

yang ditunjukkan anak ( mis. Lapar, tidak nyaman),

meminimalkan kebisingan ruangan, memotivasi anak

berinteraksi dengan anak lainnya, mempertahankan

kenyamanan anak, memodifikasi lingkungan, mengontrak

waktu selanjutnya untuk kunjungan rumah.

Pada hari ke dua tindakan keperawatan tanggal 25

agustus 2022 pukul 10.00 WITA, memfasilitasi anak

melatih keterampilan pemenuhan secara mandiri (mis.

Makan, sikat gigi, cuci tanggan, memakai baju),

mempertahankan lingkungan yang mendukung

perkembangan optimal, mengontrak waktu selanjutnya

untuk kunjungan rumah.Hari ketiga tindakan keperawatan

tanggal 11 September 2021 pukul 10.00 WITA,

menjelaskan orang tua atau pengasuh tentang

bagaimana pengasuhan perkembangan anak dan perilaku

anak, menganjurkan orang tua menyentuh dan

menggendong bayi nya, mengajarkan orang tua

berinteraksi dengan bayi nya, mengajarkan

anak keterampilan berinteraksi, lanjutkan stimulus sesuai

usia pada anak.


63

4.1.5 Evaluasi Keperawatan

1.pasien 1

Evaluasi pada An. M dilakukan pada hari Rabu, 24 agustus

2022 didapatkan catatan perkembangan pukul 11.00 WITA. S

: Ibu pasien mengatakan pasien belum bisa toilet training, ibu

pasien mengatakan tetap mengajak anaknya berintraksi dan

tetap melatih stimulus anaknya dirumah. O: Anak tampak

tidak bisa tolilet trenng, Respon social anak meningkat,

Kontak mata menimgkat, Orang tua tampak mengajak

anaknya berinteraksi, Anak tampak senang. A: masalah

keperawatan teratasi Sebagian. P: intervensi dilanjutkan,

Mengajarkan anak BAB dikamar mandi, Mengajarakan anak

mengucapkan 1 atau 2 kata berangkai seperti mama aku

lapaer, Mengajarkan anak bersepeda, Tetap mengajak anak

untuk berinteraksi.

2.pasien 2

Evaluasi pada An. G dilakukan pada hari Rabu 24 agustus

2022 didapatkan catatan perkembangan pukul 11.00 WITA

S : ibu klien mengatakan anak nya sudah tidak demam lagi.

O : Suhu 36,5 ⁰ C, pasien tampak lemas. A : masalah

keperawatan hipertermi teratasi. P : intervensi di hentikan

Evaluasi pada An. G dilakukan pada hari rabu, 24 agustus

2022 didapatkan catatan perkembangan pukul 11.40 WITA.

S : ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa toilet


64

training, ibu mengatakan anaknya bisa memungut

mainannya jika diminta, anak bisa makan nasi sendiri,

orang tua pasien tetap mengajak anaknya berinteraksi dan

tetap melatih stimulus anak dirumah. O: Respon social

meningkat, kontak mata meningkat, orang tua tampak

mengajak anaknya berinteraksi, anak tampak senang dan

nyaman, anak belum bisa toilet training, Anak belum bisa

menendang bola, anak belum bisa melepaskan pakainnya.

A: masalah teratasi Sebagian. P : intervensi di lanjutkan,

mengajarkan anak BAB di toilet, mengajarkan anak

melepas pakaian sendiri, mengajarkan anak menendang

bola , memgajarkan anak menyebutkan nama hewan yang

di tunjukkan.
65

4.2 Pembahasan

Pada BAB 4 ini peneliti akan mencoba untuk menguraikan tentang

kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang

ditemukan selama “Edukasi Stimulasi gangguan perkembangan anak pra

sekolah dengan metode KPSP ” pada tanggal 24 Agustus 2022 di Desa

Dasan Baru Kecamatan gunung sari Kabupaten Lombok Barat, Provinsi

NTB.

Pengumpulan data di lakukan pada tanggal 24 Agustus 2022 dengan

mengadakan wawancara terhadap orang tua pasien, melakukan stimulasi pada

anak dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP),

pemeriksaan fisik, dan dokumentasi pasien yang menunjang dalam

pengkajian. Hasil pengkajian didapatkan anak lahir dengan riwayat BBLR

(2300). Berdasarkan hasil KPSP didapatkan interpretasi Meragukan (M), dan

pada saat pengkajian BB: 9,8 kg dan PB: 89,5 cm, didapatkan juga bahwa

kondisi ekonomi pasien adalah ekonomi pasien menengah kebawah karena

orang tua pasien adalah buruh harian lepas dengan penghasilan yang tidak

menentu, maka dari itu ibu pasien tidak mengatur pola dan jenis makan yang

diberikan kepada anaknya, ibu juga mengatakan tidak tau cara merangsang

pertumbuhan anaknya sesuai usia karena ini adalah anak pertama dan ibu

juga tidak memiliki pengalaman tentang mengurus anak.

Penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa Penelitian yang

dilakukan oleh Chapakia (2016) menemukan hasil yang serupa bahwa

keterampilan pada anak dengan riwayat BBLR cenderung terhambat. Nilai p

yang diperoleh yaitu 0.007, artinya ada hubungan antara riwayat berat badan
66

lahir dengan perkembangan motorik anak. begitu juga dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pondaag, dkk (2015) menemukan bahwa terdapat hubungan

antara anak dengan riwayat BBLR dengan gangguan perkembangan anak,

pada anak dengan riwayat BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik

pada usia balita. Beberapa penelitian mengungkapkan anak yang lahir dengan

riwayat BBLR mempunyai pola perkembangan yang lebih rendah

dibandingkan dengan anak berat lahir normal. Terdapat hambatan

perkembangan yang serius pada anak dengan riwayat BBLR yang dimulai

sejak dalam kandungan hingga anak berumur 2 tahun sehingga anak tidak

pemah mencapai berat badan ideal. Jika tidak mendapatkan perawatan yang

baik, hambatan terjadi tidak hanya pada pertumbuhan fisik saja, melainkan

juga pada perkembangannya.

Dari semua penjelasan diatas, dapat di tarik kesimpulannya bahwa

antara uraian hasil yang diperoleh dari studi kasus An.”M “ dengan teori

menurut (Chapakia 2016) dan (Pondaag, dkk 2015) bahwa anak yang

memiliki riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan memiliki

gangguan tumbuh kembang dan ditemukan kesamaan bahwa tidak ada

kesengajaan antara teori dan kenyataan yang terjadi pada An.”M”.

Berdasarkan pengkajian yang peneliti lakukan pada An.”M” pada

tanggal 24 Agustus 2022 ditemukan 3 diagnosa yaitu : gangguan tumbuh

kembang, defisit nutrisi dan gangguan pola tidur dengan keluhan, ibu pasien

mengatakan anaknya belum bisa merangkak di usia 39 bulan dan nafsu anak

menurun, pasien berbicara 2-3 kata beramngkai yang tidak bermakna, kontak
67

mata kurang, KPSP yang digunakan untuk usia anak 39 bulan dan didapatkan

interpretasi Meragukan (meragukan).

Penelitian ini selaras dengan penelitian (Arnisam, 2007) dikatakan

bahwa anak dengan riwayat BBLR mempunyai risiko 3,34 kali lebih besar

untuk mengalami status gizi kurang dibandingkan dengan anak yang lahir

dengan berat badan normal karena pertumbuhan dan perkembangannya lebih

lambat. Bayi dengan BBLR akan tumbuh dan berkembang lebih lambat

karena pada bayi dengan BBLR sejak dalam kandungan telah mengalami

retardasi pertumbuhan interuterin dan akan berlanjut sampai usia selanjutnya,

dan bayi BBLR juga mengalami gangguan pencernanaan seperti kurang

menyerap lemak dan protein sehingga mengakibatkan kurangnya cadangan

zat gizi dalam tubuh.

Penelitian ini juga didukung oleh (DEPKES RI, 2012) tingkat

pertumbuhan dan perkembangan pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain status ekonomi keluarga dan tingkat. Status ekonomi

keluarga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak

yang dibesarkan di keluarga yang memiliki status ekonomi tinggi akan lebih

mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan

anak yang dibesarkan di keluarga yang berstatus ekonomi sedang atau rendah.

Anak dengan latar belakang status ekonomi rendah biasanya memiliki

keterkaitan dengan masalah kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang

buruk, serta ketidaktahuan terhadap proses tumbuh kembang. Hal tersebut

akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak secara langsung.


68

Terkait dengan pendapatan orang tua, Febrianto (2012) menemukan

adanya hubungan positif yang signifikan antara tingkat penghasilan orangtua

dengan status gizi anak. Besarnya sumbangan tingkat penghasilan orangtua

adalah sebesar 42,105% dan nilai korelasi sebesar 0,649. Semakin tinggi

tingkat penghasilan orangtua, maka semakin baik pula status gizi anak,

sebaliknya semakin rendah tingkat penghasilan orangtua, semakin kurang

baik pula status gizi anak.

Uraian hasil yang diperoleh dari diagnosa pada kasus An. “M”

merujuk ke diagnosa menurut SDKI (2018). Dengan demikian peneliti

merumuskan diagnosa gangguan tumbuh kembang, defisit nutrisi dan

gangguan pola tidur karena sejalan dengan teori dan kenyataan yang di

temukan pada tinjauan kasus An.”M”.

Peneliti melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan

pengajaran stimulasi pada bayi dengan riwayat BBLR yang berfokus pada

diagnosa gangguan tumbuh kembang, defisit nutrisi dan gangguan pola tidur,

peneliti berfokus pada intervensi pengajaran stimulasi kepada orang tua.

Memurut (Soetjiningsih, 2020) tumbuh kembang anak dapat juga dipengaruhi

oleh berbagai faktor lainnya seperti stimulasi orang tua, nutrisi, serta jenis

kelamin. Nutrisi dan stimulasi orang tua merupakan suatu hal yang sangat

dibutuhkan dalam keberlangsungan proses tumbuh kembang anak. Anak yang

mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup dan stimulasi yang terarah dari

orang tua akan memiliki tumbuh kembang yang optimal anak dengan riwayat

BBLR sangat membutuhkan perhatian khusus terutama pada periode usia pra

sekolah. Usia prasekolah terjadi antara 3 sampai 6 tahun. Usia ini merupakan
69

masa keemasan pada anak karena pada masa ini anak akan sangat cepat

mempelajari hal-hal baru. Keberhasilan menguasai tugas-tugas perkembangan

pada usia Pra sekolah membutuhkan dasar yang kuat selama masa

pertumbuhan dan memerlukan bimbingan dari orang lain terutama orang tua.

Berdasarkan hal tersebut, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh

kembang pada anak usia toddler harus diberikan secara optimal oleh orang

tua maupun anggota keluarga lainnya. Pemberian stimulasi yang rendah dan

tingkat kesejahteraan yang kurang di rumah akan menyebabkan tumbuh

kembang anak menjadi terganggu.

Pada tahap asuhan keperawatan pada An.”M” dengan melakukan

tindakan pengajaran stimulasi apakah anak yang memiliki riwayat Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) memiliki keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan dengan penjelasan kepada ibu bahwa dengan melakukan

stimulasi ini kita tahu apakah anak memiliki keterlambatan tumbuh kembang

sesuai usia, ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan. Beberapa saat

setelah itu dilakukan tindakan stimulasi selama 15 menit dengan mainan yang

disediakan. Setelah tindakan dilakukan kontrak waktu untuk kunjungan

rumah 3-4 hari kedepan untuk melakukan tindakan pengajaran stimulasi

tersebut setelah dilakukan tindakan menggunakan KPSP pada hari pertama

didapatkan perkembangan An. “M” meragukan (M) dengan jumlah jawaban

8 yaitu pada gerak kasar (anak belum bisa mengambil barang dengan masing-

masing tangannya dan anak belum bisa menyangga saat di bantu berdiri

Stimulasi tumbuh kembang anak bisa dilakukan oleh orang-orang

terdekat dari orang tua, yakni ayah dan ibu, bisa juga dengan anggota
70

keluarga yang lain, seperti nenek, bahkan pengasuh anak. Stimulasi yang

menunjang tumbuh kembang anak yaitu, stimulasi harus dilandasi dengan

perasaan kasih sayang, selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik,

sesuaikan stimulasi dengan tahapan usia anak, lakukan stimulasi secara

bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, lakukan stimulasi dengan cara

yang bervariasi seperti menyanyi, bermain, berikan selalu pujian bila perlu

hadiah atas keberhasilanya.

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Ada

tiga alternatif dalam penilaian keberhasilan tujuan yaitu tujuan tercapai,

tujuan tercapai sebagian, dan tujuan tidak tercapai. Evaluasi merupakan

kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan

standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Setelah

dilakukan pengajaran stimulasi pada anak dengan riwayat BBLR selama 4

hari (4 kali kunjungan) evaluasi dilakukan setiap hari setelah selesai

dilakukan implementasi keperawatan

4.4 Keterbatasan Study Kasus

Keterbatasan dalam studi kasus ini yaitu faktor penghambat yang

penulis rasakan langsung di dalam pelaksanaan penilaian sehubungan dengan

penerapan tindakan keperawatan yakni dari segi waktu, penulis tidak dapat

memantau secara terus menerus perkembangan keadaan pasien, menyebabkan

tindakan yang di lakukan yang seharusnya dalam sehari 2 kali tindakan

menjadi 1 kali sehari dalam waktu 4 hari. Namun dengan begitu ibu dapat

melakukan tindakan secara mandiri kepada anaknya dirumah setelah

diberikan edukasi.
71
72

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penerapan tindakan keperawatan, dapat disimpulkan

bahwa asuhan keperawatan dengan Edukasi stimulasi dapat meningkatkan

kemampuan orang tua tentang stimulasi pada anak dan merangsang

perkembangan anak dengan gangguan perkembangan.

5.2 Saran

5.2.1 Masyarakat

Diharapkan keluarga terutama ibu mampu melanjutkan dan

rutin melatih stimulasi anak menggunakan metode KPSP di rumah

untuk meningkatkan perkembangan anak.

5.2.2 Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

Diharapkan peran instusi pendidikan dan petugas kesehatan

untuk mengembangkan pengetahuan tentang Edukasi stimulasi,

dengan melakukan pemeriksaan tentang metode KPSP ini kepada

pasien secara dini karena sangat efektif untuk mempertahankan dan

meningkatkan perkembangan anak.

5.2.3 Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan tindakan

pengajaran stimulasi perkembangan anak dengan metode KPSP

untuhk tahap perkembangan selanjutnya.

86
5.2.4 Pelayanan Kesehatan

Diharapkan rumah sakit/pelayanan kesehatan dapat

meningkatkan mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan khususnya

bagi anak yang memiliki gangguan perkembangan untuk Edukasi

stimulasi dengan metode KPSP.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Preaktik. Edisi Revisi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Preaktik. Edisi Revisi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Atikah, P., & Ismawati Cahyo, S. (2010). BBLR: Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika..

BBLR pada daerah Endemis Malaria di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan


Selatan. Jurnal Berkala Epidemiologi. 1(2) : 266

Bernie Endyarni Medise, (2012). Seputar Kesehatan Anak/Mengenal


Keterlambatan Perkembangan Umum Pada Anak

Chapakia, MI. (2016). Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir (BBL) Dengan
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-5 Tahun Di Posyandu
Gonilan Kartasura. Doctoral Dissertation. Jurnal. Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Ciptosantoso, Agus. (2011). Kusioner Praskrining Perkembangan. Diakses: 23


Juni 2012.

Chapakia, MI. (2016). Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir (BBL) Dengan
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-5 Tahun Di Posyandu
Gonilan Kartasura. Doctoral Dissertation. Jurnal. Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Hapsari, (2019). Hubungan satatus gizi dan stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan balita. Jurnal sari pediatri, 3 (20), 146-151.

Hidayat. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. (D. Sjabana, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Renteng, S. (2021). Stimulasi perkembangan pada anak usia prasekolah. vol. 6,
no. 3, maret 2021, 6, 1442-1450.

Septiani1, A. A. (2020). Stimulasi tumbuh kembang pada anak usia pra sekolah. vol.4
no. 1 april 2020, 4, 18 - 23.

Marilin kristina, R. N. (april 2021). 2021. pengaruh edukasi stimulasi terhadap


perkembangan kognitif anak usia dini, vol 1-5, 2721-2505.
Golden Age: Masa Efektif Merancang Kualitas Anak, 1(2), 77-92. Diambil dari
https://jurnal.ar raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/1322/982

Renteng, S. (2021). Stimulasi perkembangan pada anak usia prasekolah. vol. 6,


no. 3, maret 2021, 6, 1442-1450.

Septiani1, A. A. (2020). Stimulasi tumbuh kembang pada anak usia pra sekolah. vol.4
no. 1 april 2020, 4, 18 - 23.

Soetjiningsih, (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Supartini. (2012). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta.


EGCAgeng, D. K., & Kusuma, H. (2016). Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Perawatan Metode Kanguru (Pmk) Pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) Di Kota Semarang Tahun 2016 (Doctoral Dissertation,
Diponegero University).

Uce, Loeziana. (2015). Jurnal Pendidikan Anak Bunayya [Berkas PDF]. The
Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id

Tazkiah M., Wahyuni C.U., dan Martini S., 2013. Determinan Epidemiologi
Kejadian

Triana, dkk. (2015). Kegawat daruratan Maternal dan Neonatal.Yogyakarta :


Deepublish

Wong DL. (2009). Buku Ajar KeperawatanPediatrik Vol 1. Jakarta: EGC


A. Pengkajian

1. Identitas
a. Anak
Nama : An “M”
Jenis kelamin : Perempuan
TTL/Umur : penimbung Barat, 07 mei 2019/ 39 bulan
Alamat : penimbung barat ,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Tanggal pengkajian : 24 Agustus 2020
b. Orang tua
1) Ayah
Nama : Tn “S”
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : Buruh harian lepas (penghasilan tidak
menentu kadang hanya mendapatkan 800
ribu/bulan)
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Alamat : penimbung barat ,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
2) Ibu
Nama : Ny “N”
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : penimbung barat,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa belum bisa buang
air bersar dikamar mandi /wc .
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa buang buang air
besar ke kamar mandi di usia 39 bulan, ibu mengatakan
anaknya belum bisa duduk di jamban meskipun dibantu, ibu
pasien juga mengatakan anaknya kurang nafsu makan, 2 bulan
yang lalu saat posyandu di bulan juni BB: 9,8 kg dan PB: 89,5
cm. Selain itu, ibu juga mengatakan anaknya batuk dan pilek
sejak 2 hari yang lalu, saat pengkajian BB: 9,8 kg dan PB: 89,5
cm.
c. Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien mengatakan anaknya lahir dengan berat badan
kurang yaitu 2300 gram, tetapi tidak sampai dirawat inap
ditempat pelayanan kesehatan seperti polindes, puskesmas,
rumah sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya sering sakit flu
dan batuk.
d. Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan ada anggota keluarga yang mempunyai
penyakit keturunan seperti hipertensi, dan tidak ada
DM,penyakit jantung, tidak ada penyakit menular seperti HIV
AIDS, hepatitis.
e. Riwayat kesehatan lingkungan
Kondisi lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik, tetapi
banyak asap rokok dan debu dikarenakan pasien tinggal
dipinggir jalan.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Prenatal
Ibu pasien mengatakan dirinya hamil setelah melakukan
pemeriksaan sendiri dengan menggunakan test pack sebanyak 2
kali, kemudian memeriksakan diri ke bidan dan mengetahui
usia kehamilan mencapai usia 5 minggu. Lalu Pada saat
trimester 1 dengan usia kehamilan 6 sampai 10 minggu ibu
pasien mengatakan mual, muntah dan pusing pada pagi hari
dan pada saat menghirup bau-bau menyengat seperti parfum
dan masakan, selama usia hehamilan 5-8 minggu ibu yang
biasanya makan 3x sehari sebelum hamil menjadi 1-2x sehari
makannya sayur bening dan lauk yang hanya di goreng saja
seperti tahu, tempe dan ikan goring. Ibu mengatakan tidak bisa
makan makanan berbau seperti sambal. Trimester 2 dengan
usia kehamilan 16 sampai 24 minggu ibu pasien mengatakan
sering sakit flu dan batuk sulit untuk beraktifitas sehari- hari.
Trimester 3 dengan usia kehamilan 28 minggu ibu pasien
mengalami sakit pinggang, batuk, demam, flu dan lemas.
Selama kehamilan ibu pasien mengatakan tidak rutin
memeriksakan kehamilan di posyandu sampai usia
kehamilannya 38 minggu, selama hamil ibu pasien mendapat
imunisasi TT sebanyak 2 kali, tablet Fe dan vitamin, ini adalah
kehamilan pertama dan tidak pernah mengalami keguguran. BB
ibu sebelum hamil 39 kg, sedangkan BB setelah hamil 8
minggu 40 kg, di usia 24 minggu BB ibu 43 dan di usia
kehamilan 36 minggu BB ibu 47,6 kg .
b. Natal
Ibu pasien mengatakan ini merupakan persalinan pertama, bayi
lahir di rumahnya, kemudian di bawa ke Puskesmas
penimbung,kecamatan gunung sari, kabupaten Lombok barat
pada tanggal 07 mei 2019 pukul 00.20 wita, dibantu oleh
bidan. Dengan jenis kelamin perempuan, kemudian setelah
dirawat dan dibersihkan bayi langsung dibersihkan dan dibawa
pulang kerumah bersama ibunya. BB: 2400 gr, PB: 48 cm,
LIKA : - cm, sudah diberikan vit K melalui injeksi dan sudah
diberikan salep mata.
c. Post natal
Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan baik meskipun kecil,
kulit berwarna kemerahan, menangis dengan keras, tidak ada
kelainan.
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan anak, BB: 9,8 kg PB:89,5 cm, gigi sudah
tumbuh
b. Perkembangan
Perkembangan anak dites dengan menggunakan KPSP
untuk anak usia 39 bulan, dengan hasil :
Didapatkan jumlah jawaban anak YA: 8 TIDAK : 2
berdasarkan jawaban tersebut Meragukan (M)
1) Personal sosial (sosialisasi kemandirian) pada pasien
dengan usia 39 bulan, dilakukan KPSP untuk usia 40 bulan
anak sudah bisa melakukan semua sosialisasi kemandirian.
2) Gerakan motorik halus : Perkembangan pada pasien dengan
motorik halus antara lain sudah mampu mencoret-coret
pensil pada kertas ,membuat gambar tempelan ,dan
memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut
jenisnya.
3) Gerakan motorik kasar : berhubungan dengan
pergerakan.anak sudah bbisa mencoret-coret pensil pada
kertas,bisa melempar bola tenis,bisa memakai sepatu secara
mandiri,dan belum bisa mengayuh sepeda.
4) Bahasa : pasien menyebut 2-3 kata berangkai pada saat
berbicaara, bereaksi terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
5. Tabel 4.1 RIWAYAT IMMUNISASI ( IMUNISASI LENGKAP )
Imunisasi Umur Tanggal Reaksi Tempat
Diberikan Imunisasi
HB 0 Baru lahir 7 mei 2019 Anak trewel dan demam Posyandu
BCG 1 bulan 13 juni 2019 Anak Rewel, anak demam Posyandu
dan kulit kemerahan pada
area yang disuntik
Polio 1 2 bulan 9 juli 2019 Anak demam, rewel dan Posyandu
kulit kemerahan pada area
yang disuntik
DPT 3 bulan 8 agustus 2019 Posyandu
Polio 2 3 bulan 8 agustus 2019 Kemerahan pada area yang Posyandu
disuntik, demam
Polio 3 4 bulan 9 september 2019 Kemerahan pada bagian Posyandu
yang disuntik, demam
Campak 9 bulan 14 februari 2020 Demam, kemerahan di area Posyandu
yang disuntik
6. Riwayat alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi
terhadap apapun, baik terhadap makanan,maupun minuman obat-
obatan.
7. Riwayat bio, psiko, social dan spiritual (Virginia Hunderson)
a. Pola Respirasi
Ibu pasien mengatakan saat pengkajian pasien mengalami
batuk pilek tetapi tidak berdahak.
b. Pola Nutrisi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak diberikan Asi Eksklusif
karena kadang-kadang dititip di neneknya, dan di rumah
neneknya anak dikasi air putih atau teh sejak usia anak 3 bulan.
Kemudian disaat usia anak diatas 6 bulan ibu memberikan
MPASI kemudian usia 9 bulan diberikan nasi putih yang
dicampur sayur, telur dan di hancurkan tetapi tidak sampai
halus, dan pada saat usia memasuki 10 bulan anaknya sudah
diberikan nasi putih, sayur, ikan goreng, tahu dan tempe tanpa
di haluskan. Pada saat pengkajian anak tampak tidak
menghabiskan makanannya, anak makan nasi yang diberi air
dan garam dan ikan goreng saja, anak makan 3-4 suap sekali
makan dan anak makan 2-3x/ hari. Ibu pasien mengatakan tidak
mengatur jenis makanan yang diberikan kepada anaknya karena
terkait dengan kondisi keuangan yang terbatas dan apabila
hanya ada sayur dan tahu tempe cukup itu saja untuk
makanannya.
c. Pola Eliminasi
Ibu pasien mengatakan kalau anaknya BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek, bau khas feses, dan anaknya BAK kurang
lebih 5-6 x/hari, dengan warna kuning jernih.
d. Pola Aktifitas/Bekerja
Ibu pasien mengatakan anaknya aktif bermain bersana ibu
dengan mainan yang disediakan di luar maupun di dalam
rumah anaknya juga aktif jika sedang di hibur oleh orang-orang
disekitarnya.
e. Pola Istirahat Tidur
Ibu pasien mengatakan anaknya selalu terjaga anaknya tidur
sebentar-bentar dan tidur siang sekitar 25-30 menit, dan pasien
tidur malam jam 18:00-20:00 kemudian terbangun dan tidur
lagi pada jam 22:00- 05:00 wita dan kadang terbangun hanya
untuk buang air kecil.
f. Pola Pengaturan suhu tubuh
Ibu pasien mengatakan anaknya sering demam dan pada saat
dikaji suhu tubuh anak normal 36,90C.
g. Pola berpakaian
Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya masih di
bantu termasuk dalam berpakaian. Secara teori anak usia 36-49
belum bisa berpakaian secara mandiri.
h. Pola gerak dan keseimbangan
Ibu pasien mengatakan di usia 39 bulan anaknya belum bisa
buang air kecil dan bab ke kamar mandi /wc.
i. Pola Personal Hygine
Ibu pasien mengatakan memandikan anaknya 2x sehari yaitu
pagi dan sore, ibu juga memberikan bedak setelah dimandikan.
j. Pola Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman
Ibu pasien mengatakan anaknya rewel ketika ditinggal oleh
orang tuanya ketika di gendong dengan orang yang baru
dilihatnya anak menangis dan hanya berani ke orang tua dan
neneknya.
k. Pola komunikasi
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa berbicara dengan
jelas dengan bahasa yang di mengerti .
l. Pola Kebutuhan spiritual
Ibu pasien mengatakan anaknya kadang-kadang diputarkan
video orang mengaji, berselawat.
m. Pola rekreasi
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya bisa bermain di
sekitaran rumah bersamanya dengan diberikan permainan atau
memutar video di handphone.
n. Pola Kebutuhan belajar
Ibu pasien mengatakan pasien sering diajarkan memanggil
ayah, ibu kakek dan nenek dan kadang-kadang diajarkan
mengenal bagian tubuhnya seperti mata, hidung, dan mengenal
macam-macam warna seperti warna merah dan warna kuning.
Ibu juga mengatakan karena ini anak pertama ibu tidak tau
bagaimana cara merangsang perkembangan anak dan tidak
punya pengalaman sesuai usia. Jadi walaupun anak belum bisa
merangkak ibu terlihat tidak hawatir
8. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a. Keadaan umum : lemah
b. Tanda-tanda vital
TD : - mmHg RR : 44 x/menit
N :120x/menit S : 36,80 C
c. Antropometri
1. PB : 89,5 cm
2. BB : 9,8 kg
3. LIKA : 54 cm
4. LILA : 57 cm
5. Status antropometri
a. BB/U :<-2 SD (gizi kurang)
b. PB/U :<-2 SD (pendek)
c. BB/PB: -2 SD (normal)
d. Pengkajian Head to toe

Tabel 4.2 Head To Toe


Head to toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Kepala Bulat, rambut Tidak teraba
tipis, kering, benjolan,
dan kusam. rambut tampak
Tidak ada lesi tipis
Mata Simetris kanan Tidak terdapat
dan kiri, nyeri tekan
konjungtiva
tidak anemis,
sclera tidak
ikterik, adanya
reflek pupil,
adanya reflek
kedip, kontak
mata kurang
Hidung Tidak terdapat Tidak terdapat
secret nyeri tekan,
tidak terdapat
polip
Wajah Bersih, warna
kulit sama
dengan kulit
lain, tidak ada
luka dan
oedema, anak
tampak lesu
Mulut Lembab, tidak
ada sianosis,
Telinga Tidak terdapat
kotoran,
simetris kiri dan
kanan, tampak
bersih
Leher Tidak terdapat Tidak terdapat
pembesaran pembesaran
vena jugularis, vena jugularis,
tidak terdapat tidak terdapat
pembesaran pembesaran
kelenjar typoid, kelenjar typoid,
leher tampak tidak ada nyeri
bersih, tidak ada tekan
pembesaran
tonsil
Dada Simetris, tidak Tidak ada Terdengar
terdapat tarikan benjolan suara wezzing
dinding dada,
tidak ada
lesi,pola nafas
RR 44 x/menit
Abdomen Tidak terdapat Tidak terdapat
benjolan, warna nyeri tekan
kulit
Head to toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
samadengan
kulit lain
sekitarnya
Ekstremitas atas Tampak bersih, Tidak ada Reflex bisep
tidak terdapat kelainan bentuk, trisep positif
lesi, tidak denyutan nadi
terdapat oedema brachialis dan
radialis teraba
jelas, akral
teraba hangat
Ekstremitas Tampak bersih, Tidak terdapat
bawah tidak terdapat nyeri tekan
fraktur, tidak
terdapat oedema

Genetalia Bersih, tidak


terdapat lesi,
tidak terdapat
edema
Integument Bersih, kulit CRT > 2 detik,
kering, warna akral teraba
kulit sama hangat
dengan kulit
sekitarnya

e. Analisa data
Tabel 4.3 Analisa data
No Symtom Etiologi Problem
1 DS : Riwayat BBLR
Ibu pasien mengatakan anaknya Gangguan Tumbuh
belum bisa buang air kecil dan Kembang
besar di kamar mandi/wc di usia
36 bulan dan nafsu makan Efek ketidak mampuan
menurun fisik dan defisiensi
DO : stimulus
1. Pasien berbicara 2-3 kata
berangkaiyang tidak
bermakna
2. Kontak mata kurang
3. KPSP 39 bulan anak
meragukan
4. Pertumbuhan fisik terganggu :
a. PB/U: <-2 SD (gizi
kurang)
b. BB/U:<-2 SD (pendek)
c. BB/PB:-2 SD (normal)
5. Ibu mengatakan tidak tau cara
merangsang perkembangan
anak
2 DS : Faktor ekonomi Defisit Nutrisi
Ibu pasien mengatakan nafsu (finansial tidak
makan anaknya menurun anak mencukupi)
makan 3-4 suap sekali makan dan
anak makan 2-3x/ hari
No Symtom Etiologi Problem
DO :
1. Pasien tampak tidak bisa Ketidak adekuatan
menghabiskan makanan pengetahuan dan
2. Anak tampak lesu pemberian makanan
3. BB : 9,8 kg
4. Status antropometri
a. BB/U :<-2 SD (gizi
kurang) Intake nutrisi kurang
b. BB/PB: -2 SD
(normal)

Tabel 4.4 Rumusan Diagnosa Keperawatan


Tanggal/ No Diagnosa Keperawatan
jam Dx
24/08/20 1 Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan efek ketidak mampuan
20 fisik dan defisiensi stimulus ditandai dengan, ibu pasien mengatakan
(16.00) anaknya belum bisa buang air kecil dan besar dikamar mandi /wc di usia 39
bulan dan nafsu makan menurun, pasien tampak Lesu, Kontak mata kurang,
KPSP 39 bulan anak meragukan, Pertumbuhan fisik terganggu, PB/U: <-2
SD (gizi kurang), BB/U:<-2 SD (pendek), BB/PB:-2 SD (normal), Ibu
mengatakan tidak tau cara merangsang perkembangan anak.

24/08/20 2 Defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi kurang ditandai dengan,
20 ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya menurun, anak makan 3-4
(16.00) suap sekali makan dan anak makan 2-3x/ hari , kontak mata kurang, Pasien
tidak bisa menghabiskan makanan yang di sediakan ibunya, anak tampak
lesu,BB : 9,8 kg status antropometri, BB/U :<-2 SD (gizi kurang), BB/PB:
-2 SD (normal).

Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

1. Gangguan Setelah dilakukan Perawatan


tumbuh Kunjungan 4 kali Perkembangan
kembang diharapkan 1. Identifikasi pencapaian 1. Mengetahui apakah
tugas perkembangan anak memiliki
Tujuan: status anak keterlambatan
perkembangan perkembangan
membaik 2. Berikan sentuhan yang 2. Memberikan
bersifat gentle dan tidak kenyamanan pada anak
Kriteria hasil : ragu-ragu 3. Meningkatkan
konsentrasi pada anak
1. Status 3. Minumalkan kebisingan 4. Membuat bayi tetap
perkembangan ruangan kosentrasi
a. Keterampilan / 4. Pertahankan lingkungan
perilaku sesuai yang mendukung 5. Membuat anak tidak
usia meningkat merasa tertekan
b. Kemampuan 5. Dukung anak 6. Mengetahui tinkat
melakukan mengekspresikan diri tumbuh kembang anak
perawatan diri melalui penghargaan
c. Respon social positf atau umpan balik 7. Membantu orang tua
meningkat atas usahanya agar dekat dengan
d. Kontak mata anaknya
meningkat
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

e. Ibu mengetahui 6. Jelaskan orang tua


cara tentang perkembangan
merangsang anak dan perilaku anak
perkembaqnga
n anakpasien
mampu 7. Ajarkn orang tua
berbicara2-3 berinteraksi dengan
kata yang anaknya
bermakna
2. Status Edukasi Stimulasi 1. Orang tua juga
pertumbuhan Bayi/Anak : memahami apa yang
a. Berat badan 1. Identifikasi kesiapan seharusnya dilakukan
sesuai orang tua dalam pada anaknya
usia/tinggi menerima informasi
badan sesuai 2. Meyakinkan keluarga
usia kepada kita
b. Lingkar kepala 2. Sediakan materi dan
c. Kecepatan media kesehatan 3. Orang tua bisa
pertambahan memahami informasi
berat badan 3. Jadwalkan pendidikan yang di berikan
d. Kecepatan sesui kesepakatan
pertambahan 4. Stimulasi yang
panjang badan diberikan sesuai dengan
e. Indeks massa 4. Jelaskan stimulus yang usia bayi
tubuh dapat membantu 5. Orang tua bisa
mengoptimalkan melakukan stimulasi
perkembangan bayi secara mandiri kepada
5. Ajarkan cara stimulasi anaknya
perkembangan
motorik kasar, motorik
halus, dan bahasa 1. Mengetahui
sesuai tahapan usia kemampuan anak
bayi dalam beradaptasi
Promosi Perkembangan 2. Memudahkan kita
Anak melakukan stimulasi
1. Identikasi kebutuhan
khusus anak dan 3. Membuat bayi
kemampuan adaptasi mengenal
anak lingkungannya

2. Berikan mainan yang


sesuai dengan usia 4. Mengetahui tingkat
anak tumbuh kembang anak

3. Jelaskan nama-nama
benda objek yang ada
dilingkungan sekitar

4. Ajari orang tua


milestones
perkembangan dan
prilaku yang dibentuk
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


kunjungan 4 kali 1. Identifikasi status
diharapkan nutrisi 1. Mengetahui apakah
anak memiliki
Tujuan : status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan gangguan nutrisi
anak membaik intoleransi makanan
2. Mengetahui apakah
Kriteria hasil: 3. Identifikasi makanan anak memiliki alergi
yang disukai pada makanan
a. Porsi maka 4. Identifikasi kebutuhan
yang kalori dan jenis nutrisi 3. Memudahkan untuk
dihabiskan membuat anak
meningkat 5. Monitor asupan menghabiskan
b. Pengetahuan makanan makanannya
tentang pilihan
makanan yang 6. Monitor berat badan 4. Menyesuaikan kalori
sehat yang dibuuhkan
meningkat 5. Mengetahui kebutuhan
c. Pengetahuan nutrisi anak
tentang standar
asupan nutrisi 6. Mengetahui berat badan
yang tepat anak sesuai usia
meningkat
d. Sikap terhadap
makan/minuma
n sesuai dengan
tujuan
kesehatan
e. BB meningkat
Tabel 4.6 Implementasi Keperawatan

No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

Rabu ,24 1 16.00 1. Memperkenalkan diri dan 1. Ibu tampak mendengarkan


agustus menjelaskan maksud dan dan menerima dengan baik
2022 tujuan
1 16.10 2. Orang tua setuju anaknya
2. Meminta persetujuan dijadikan untuk responden
kepada orang tua bahwa
1 16.15 anak siap untuk di jadikan 3. Ayah dan ibu pasien tampak
responden menjawab dengan ramah
3. Melakukan anamnese
kepada ibu, bapak, dan anak 4. Didapatkan hasil pengkuran
1,2 16.27 4. Melakukan pengkuran, TB, pada anak TB: 89,5 cm BB:
BB dan LIKA 9.8 kg LIKA: 42,3

5. Didapatkan hasil PB/U: <-2


5. Melakukan pengukuran TB,
1 16.33 SD (gizi kurang), BB/U: <-2
BB, BB/PB SD (standar
SD (pendek) dan BB/PB:-2
deviasi)
SD (normal)
6. Menanyakan umur anak 6. Ibu pasien mengatakan
1 16.40 tanggal, bulan, tahun anak anaknya lahir tanggal 07
lahir mei 2019
7. Menghitung usia kronologis 7. Di dapatkan hasil usia
1 16.45 anak kronologis anak pada hari itu
8. Mengobservasi 39 bulan
perkembangan anak
1 16.55 8. Didapatkan anak belum bisa
9. Menaruh biskuit didepan merangkak, berdiri dan
1 17.10 anak melangkah

10. Menjelaskan kepada orang 9. Anak tampak mengambil


1 17.20 tua tentang perkembangan biskuit
anak
10. Otang tua tampak mengerti
1,2,3 17.30 11. Melakukan stimulasi pada tentang perkembangan
anak menggunakan KPSP anaknya
1 17.55 usia 39 bulan
12. Mengikut sertakan orang tua
cara melakukan stimulasi 11. Dari hasil KPSP usia 39
bulan jawaban anak YA= 8
1 18.00 tidak 2 dengan interpretasi
13. Menjelaskan orang tua hasil anak meragukan (M)
dari stimulasi
12. Orang tua tampak paham
1 18.10 14. Menganjurkan orang tua dan mencoba melakukan
untuk tetap melakukan stimulasi secara bertahap
stimulasi pada anaknya
3 18.20 13. Orang tua menanyakan
bagaimana cara
15. Memberitahu orang tua
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

manfaat dari meningkatkan kemampuan


3 tindakanstimulasi yang perkembangan anak
18.30 dilakukan
14. Orang tua mau dan siap
16. Mengidetifikasi pola tidur melakukan stimulasi kepada
anak anaknya
2 18.32
17. Mengidentifikasi status 15. Orang tua tampak paham
3 18.40 nutrisi dengan manfaat tindakan
stimulasi yang dilakukan
18. Menjelaskan kepada ibu
pentingnya tidur cukup 16. Ibu menjelaskan anaknya
18.45 untuk anaknya selalu terjaga anaknya tidur
2 19. Menganjurkan ibu untuk sebentar-bentar dan tidur
memberikan makanan yang siang sekitar 25-30 menit,
18.57 disukai anak dan pasien tidur malam jam
18:00-20:00 kemudian
2 20. Menganjurkan ibu untuk terbangun dan tidur lagi pada
18.58 mengganti dan mengubah jam 22:00- 05:00 wita dan
cara memasak dan menu kadang terbangun hanya
makan anak untuk buang air kecil
kemudian tidur lagi

21. Menganjurkan ibu agar


selalu melatih anaknya 17. Ibu pasien mengatakan nafsu
untuk merangkak dan makan anaknya menurun
berdiri anak makan 3-4 suap sekali
makan dan anak makan 2-
3x/ hari

18. Ibu mengatakan akan


membiasakan anaknya tidur
dengan teratur menjelaskan
makanan yang di berikan
kepada anaknya dan
mejelaskan berapa suap yang
diberikan anaknya

19. Ibu mengatakan siap


memberikan makanan yang
disukai anak

20. Ibu mau mengubah dan


mengganti makan anaknya
setiap hari

21. Ibu mau mengajarkan


anaknya untuk belajar buang
air kecil dan besar dikamar
mandi/wc dan mengayuh
sepeda jika ada setiap waktu
luang
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

kamis, 25 1 15.00 1. Memberikan penyuluhan 1. Orang tua tampak paham


agustus 2022 tentang tumbuh kembang tentang tubuh kembang
kepada orang tua pasien anaknya
1 15.10
2. Melakukan stimulasi pada 2. Anak tanpak senang dengan
anak cara bermain sesuai mainan yang disediakan
usia seperti buku dan alat tulis
1 15.25
3. Menganjurkan ibu 3. Ibu tampak lebih sering
memberikan makanan memberikan makan anaknya
2 15.40 sedikit tapi sering
4. Ibu mengatakan mulai
4. Menganjurkan ibu agar mengontrol agar anaknya
tidak memberikan jajanan tidak makanan ringan
3 16.00 ringan terlalu sering terlalu sering
5. Menganjurkan ibu agar
mengatur pola tidur anakny
5. Ibu bisa mengatur pola tidur
6. Menganjurkan ibu untuk anak dan membiasan
tidak memberikan makanan anaknya tidur siang jam
2 16.15 14.00 dan tidur malam pada
ringan
jam 19.00 agar anak tidak
7. Menganjurkan ibu memilih bangun lagi
2 16.30 makanan yang di sukai anak 6. Ibu mulai membatasi
makanan ringan yang
8. Mengajarkan anak cara dimakan anaknya
1 16.35 berdiri dan melangkah
walau dengan bantuan 7. Ibu mulai masak makanan
yang anak sukai seperti telur
9. Mengajarkan ibu cara goring
1 16.40 menstimulasi anak

8. Anak mulai mau berdiri dan


1 16.50 melangkah
10. Mengajarkan anak untuk
merangkak 9. Ibu mengerti pentingnya
2 16.55 stimulasi dan mulai sering
menstimulasi anaknya
11. Menganjurkan orang tua 10. Anak mulai merangkak
untuk memberikan makanan walaupun dengan bantuan
bergizi mengganti menu
3 17.20 11. Ibu, ayah tanpak mengerti
setiap anak makan
dan ibu mau mengganti/
17.40 mengelola akanan anaknya
12. Mengatur pola tidur anak
1 agar anak tak bosan
13. Memberikan ibu
17.44 kesempatan untuk 12. Ibu membiasakan anak tidur
3 melakukan stimulasi kepada teratur
anaknya
13. Ibu mulai melakukan
14. Menganjurkan kepada ibu stimulasi pada anaknya
agar anak tidur siang secara
teratur
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

18.00
1 14. Ibu mengatur pola tidur
15. Mengajarkan anak bebicara siang anak dan ibu
seperti ayah, ibu,kakak,adik mengatakan anaknya tidur
18.05 siang 2 kali seharipada jam
1 10.00 dan pada jam 14.00
dengan waktu yang tidak
16. Mencoba apakah anak tentu
sudah bisa melakukan KPSP
apa yang belum bisa 15. Anak mengikuti dengan
dilakukan kemarin suara yang tidak jelas dan
tidak bermakna
16. Anak tampak belum bisa
melakukan apa yang belum
bisa dilakukan kemarin

jumat, 26
agustus 2022 1 16.00
1. Mengajarkan orang tua 1. Orang tua sudah bisa
untuk melakukan stimulasi melakukan secara mandiri
1 16.30 kepada anaknya
2. Anak sudah mulai berani
2. Mengajarkan anak merangkak walau masih
1 16.35 merangkak dengan bantuan

1 16.37 3. Menuntun anak untuk 3. Anak sudah mulai bisa


berdiri dengan bantuan berdiri dengan bantuan
2 16.40
4. Mengajarkan anak nama 4. Anak tampak mendengarkan
benda- benda disekitar
5. Ibu mulai rajin memberikan
2 17.00
5. Menganjurkan ibu untuk asi dan makanan walau
sering memberikan makan sedikit-sdikit
dan asi
3 17.15 6. Anak tampak makan 5-7
6. Berikan anak makan yang suap dan makan 3-4x sehari
iya sukai
7. Ibu mulai mengatur pola
2 7. Memberitahu ibu agar tidak tidur anaknya dengan tidur
17.30 memberikan anaknya siang dua kali di jam 10-11
begadang/terjaga dan pada jam 13.30-14.00
wita dan malam pada jam
8. Menganjurkan ibu untuk 19.00 jika anak terbangun
3 memberikan makanan ingin buang air kecil ibu
17.55 bergizi mengganti menu segera membawa anaknya
setiap anak makan kekamar mandi

9. Menganjurkan ibu agar anak 8. Ibu mulai mengatur dan


1 tidur cukup megganti makanan anaknya

10. Mengajarkan kepada orang 9. Memberikan kenyamanan


tua cara menstimulasi pada anak seperti kencing
perkembangan motorik sebelum tidur
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

kasar, motorik halus, dan 10. Orang tua tampak mengerti


bahasa sesuai tahapan usia dan mau melakukan
stimulasi kepada anaknya

Sabtu 27 1 15.00 1. Mengajarkan orang tua 1. Orang tua sudah bsa mandiri
agustus 2022 untuk melakukan stimulasi melakukan stimulasi kepada
kepada anaknya anaknya dengan mandiri
1 15.23
2. Mengajarkan anak bleajar 2. Anak sudah berani duduk
buang air besar dan kecil dijamban 1-2 langkah
1 15.30 dikamar mandi
3. Ibu sudah bisa mengatur pola
3. Menganjurkan ibu makan dan asi kepada
memberikan anak makan. anaknya
1
4. Melakukan stimulasi 4. Anak tanpak tenang dan
kembali degan melakukan stimulasi dari hasil
2 menggunakan KPSP 9 bulan KPSP anak menjawab YA=9
Tidak =1 berdasarkan
3 jawaban anaknya
4.2.2 Evaluasi
Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi hari ke 2 Evaluasi ke 4


No Evaluasi hari ke 1 Evaluasi hari ke 3
Kamis ,25 Agustus sabtu, 27 Agustus 2022
Dx rabu, 24 Agustus 2022 Jumat ,26 Agustus 2022
2022
1 DS: DS: DS: DS:
1. Ibu pasien mengatakan 1. Ibu pasien 1. Ibu pasien mengatakan 1. Ibu mulai bisa
anaknya belum bisa buang mengatakan anaknya belum bisa merangsang
aiur besar kemar anaknya belum bisa kekamar mandi di usia perkembangan anak
mandi/wc di usia 39 kekamar mandi /wc 39 bulan secara mandiri
bulan dan di usia 39 bulan 2. Ibu mengatakan tidak
3. Ibu mengatakan tidak tau 3. Ibu mengatakan tau cara merangsang
cara merangsang tidak tau cara perkembangan anak
perkembangan anak merangsang
perkembangan
anak
DO :
DO: 1. Kontak mata
1. Respon social meningkat
lambat DO : 2. Anak berbicara 2-3
2. Kontak mata terbatas 1. Respon social kata berangkai yang DO :
lambat tidak bermakna 1. Anak tampak sudah
3. Tidak mampu 3. BB: 9,8 kg bisa duduk diatas
melepas pakain 4. PB: 89,5 cm jamban
2. Kontak mata
sendir 5. Pertumbuhan fisik 2. Kontak mata
terbatas
4. Tidak bisa makan terganggu: meningkat
nasi sendiri a. BB/U:<-2 SD 3. Anak berbicara 2-3
9. Tidak mampu
(gizi kurang) kata berangkai tetapi
5. Mengajarkan orang melepas pakain b. PB/U: <-2 SD yang jelas
tua bagaimana sendir (pendek) 4. PB: 89,5 cm
pegasuhan anak sesuai 10. Tidak bisa c. BB/PB: -2 SD 5. BB meningkat: 9.9
usianya makan (normal) kg
6. BB: 9,8 kg nasi sendiri 6. Dari hasil KPSP usia 6. Pertumbuhan fisik
7. PB: 89,5 cm 39 bulan didapatkan terganggu:
11. Mengajarkan
jumlah jawaban YA= a. BB/U:<-2 SD
8. Pertumbuhan fisik orang 8 dan TIDAK=1 (gizi kurang)
Evaluasi hari ke 2 Evaluasi ke 4
No Evaluasi hari ke 1 Evaluasi hari ke 3
Kamis ,25 Agustus sabtu, 27 Agustus 2022
Dx rabu, 24 Agustus 2022 Jumat ,26 Agustus 2022
2022
terganggu: tua bagaimana perkembangan anak b. PB/U: <-2 SD
a. BB/U:<-2 SD (gizi pegasuhan anak meragukan (M) (pendek)
kurang) sesuai usianya c. BB/PB: -2 SD
b. PB/U: <-2 SD 12. Anak berbicara 2- (normal)
(pendek) 7. Dari hasil KPSP usia
c. BB/PB: -2 SD 3 kata berangkai A: 39 bulan didapatkan
(normal) yang bermakna Masalah belum teratasi jumlah jawaban YA=
1. Dari hasil KPSP usia 39 1. BB: 9,8 kg 9 dan TIDAK= 1
bulan didapatkan jumlah 2. PB: 89,5 cm perkembangan anak
jawaban YA= 8 3. Pertumbuhan P: meragukan (M)
perkembangan anak fisik terganggu: Intervensi dilanjutkan
meragukan (M) a. BB/U:<-2 SD 1..Ajari ibu cara
(gizi kurang) merangsang A:
b. PB/U: <-2 SD perkembangan anak Masalah teratasi
(pendek) 2..Ajarkan anak cara sebagian
c. BB/PB: -2 SD BAB ditoilet walaupun
A: (normal) dengan bantuan
Masalah belum teratasi 6. Dari hasil KPSP 3..Dukung anak agar P:
usia 39 bulan mau bermain mainan Intervensi dilanjutkan
didapatkan yang disediakan 1. Tetap ajar anak cara
P: jumlah jawaban 4.Berikan motivasi pada BAB ditoilet dan
Intervensi dilanjutkan YA= 8 ibu pasien agar melangkah
1. Ajari ibu cara perkembangan melakukan stimulasi 2. Motivasi orang tua
merangsang anak meragukan perkembangan agar tetap melatih
perkembangan anak (M) sesering mungkin stimulasi anaknya
2. Ajarkan anak cara 5.Ajarkan ibu cara
berdiri dan melangkah menstimulasi anaknya
walaupun dengan
bantuan
3. Dukung anak agar mau A:
bermain mainan yang Masalah belum
disediakan teratasi
4. Berikan motivasi pada
ibu pasien agar
melakukan stimulasi P:
perkembangan sesering Intervensi dilanjutkan
mungkin 1. Ajari ibu cara
5. Ajarkan ibu cara merangsang
menstimulasi anaknya perkembangan
anak
2. Ajarkan anak
cara BAB ditoilet
walaupun dengan
bantu
3. Berikan motivasi
pada ibu pasien
agar melakukan
stimulasi
perkembangan
sesering mungkin
4. Ajarkan ibu cara
menstimulasi
anaknya
Evaluasi hari ke 2 Evaluasi ke 4
No Evaluasi hari ke 1 Evaluasi hari ke 3
Kamis ,25 Agustus sabtu, 27 Agustus 2022
Dx rabu, 24 Agustus 2022 Jumat ,26 Agustus 2022
2022

2 DS: DS: DS: DS:


Ibu mengatakan nafsu Ibu mengatakan nafsu Ibu mengatakan anaknya Ibu mengatakan
makan anaknya menurun makan anaknya mulai mau makanmakan, mengatakan anaknya
anak makan 3-4 suap sekali menurun anak makan makan 3-4x sehari dan makan dengan lahap
makan, anak makan 2-3x/ 3-4 suap sekali makan 5-7 suap
hari makan, anak makan
2-3x/ hari
DO : DO:
1. Anak tampak tidak bisa DO: 1. Anak tampak DO:
menghabiskan 1. Anak tampak menghabiskan 1. Anak tampak
makanannya tidak makanan yang menghabiskan
2. Anak tampak Lesu menghabiskan disediakan ibunya makanannya
3. BB: 9,8 kg makanannya 2. Anak tampak ceria 2. Anak tampak ceria
4. Status antropometri 2. Anak tampak lesu 3. BB : 9,8 kg 3. Nafsu makan anak
a. BB : <-2 SD 3. BB : 9,8 kg a. BB/U : <-2 SD meningkat
(kurus) a. BB/U : <-2 (kurus) 4. BB meningkat : 9,9
b. BB/PB: -2 SD SD (kurus) b. BB/PB: -2 SD kg
(normal) b. BB/PB: -2 (normal) a. BB/U : <-2 SD
SD (normal) (kurus)
A: b. BB/PB: -2 SD
asalah belum teratasi A: (normal)
P: A: Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan Masalah belum A:
1. Jelaskan kepada ibu teratasi P: Masalah teratasi
tentang asupan nutrisi P: Intervensi dilanjutkan sebagian
yang baik untuk anak Intervensi dilanjutkan 1. Anjurkan ibu untuk P:
terdiri dari beragam jenis 1. Anjurkan kepada tetap mengganti Intervensi dilanjutkan
nutrisi, termasuk protein, ibu untuk menu anak atau 1. Anjurkan kepada ibu
karbohidrat, lemak, memberikan mengolah makanan pasien untuk
serat, mineral, vitamin makan-makanan dengan cara berbeda memberikan makan-
2. Anjurkan ibu mengganti yang sehat 2. Anjurkan ibu makanan yang sehat,
menu anak setiap hari 2. Anjurkan ibu menyediakan mengganti- ganti menu
atau setiap kali anak mengganti menu makanan yang setiap hari atau dengan
makan anak setiap hari disukai anak cara pengolahan
atau setiap kali makanan yang berbeda
3. Anjurkan ibu 3. Anjurkan ibu
menyediakan makanan anak makan memberikan makan
3. Anjurkan ibu tetap
yang disukai anak 3. Anjurkan ibu anaknya sedikit tapi
mengatur pola makan
4. Anjurkan ibu menyediakan sering
anaknya.
memberikan makan makanan yang 4. Anjurkan ibu
anaknya sedikit tapi disukai anak mengurangi makanan
sering 4. Anjurkan ibu ringan anak
5. Anjurkan ibu memberikan
mengurangi makanan makan anaknya
ringan anak sedikit tapi sering
5. Anjurkan ibu
mengurangi
makanan ringan
anak
B. Pengkajian
1.Identitas
c. Anak
Nama : An “G”
Jenis kelamin : Perempuan
TTL/Umur : penimbung Barat, 02 juli 2019/ 37 bulan
Alamat : penimbung barat ,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Tanggal pengkajian : 24 Agustus 2020
d. Orang tua
3) Ayah
Nama : Tn “S”
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : Buruh harian lepas (penghasilan tidak
menentu kadang hanya mendapatkan 500
ribu/bulan)
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Alamat : penimbung barat ,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
4) Ibu
Nama : Ny “W”
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : MA
Agama : Islam
Alamat : penimbung barat,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
9. Riwayat Kesehatan
f. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa toilet traini ng
padahal anaknya sudah berumur 3 tahun 1 bulan .
g. Riwayat penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa buang buang air
besar ke kamar mandi di usia 37 bulan, ibu mengatakan
anaknya belum bisa duduk di jamban meskipun dibantu, ibu
pasien juga mengatakan anaknya kurang nafsu makan, 2 bulan
yang lalu saat posyandu di bulan juni BB: 9,0 kg dan PB: 90,5
cm. Selain itu, ibu juga mengatakan anaknya batuk dan pilek
sejak 2 hari yang lalu, saat pengkajian BB: 9,0kg dan PB: 90,5
cm.
h. Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien mengatakan anaknya lahir dengan berat badan
kurang yaitu 2400 gram, tetapi tidak sampai dirawat inap
ditempat pelayanan kesehatan seperti polindes, puskesmas,
rumah sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya sering sakit flu
dan batuk.

i. Riwayat penyakit keluarga


Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, dan tidak
ada DM,penyakit jantung, tidak ada penyakit menular seperti
HIV AIDS, hepatitis.
j. Riwayat kesehatan lingkungan
Kondisi lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik, tetapi
banyak asap rokok dan debu dikarenakan pasien tinggal
dipinggir jalan.
10.Riwayat kehamilan dan persalinan
d. Prenatal
Ibu pasien mengatakan dirinya hamil setelah melakukan
pemeriksaan sendiri dengan menggunakan test pack sebanyak 2
kali, kemudian memeriksakan diri ke bidan dan mengetahui
usia kehamilan mencapai usia 5 minggu. Lalu Pada saat
trimester 1 dengan usia kehamilan 6 sampai 10 minggu ibu
pasien mengatakan mual, muntah dan pusing pada pagi hari
dan pada saat menghirup bau-bau menyengat seperti parfum
dan masakan, selama usia hehamilan 5-8 minggu ibu yang
biasanya makan 3x sehari sebelum hamil menjadi 1-2x sehari
makannya sayur bening dan lauk yang hanya di goreng saja
seperti tahu, tempe dan ikan goring. Ibu mengatakan tidak bisa
makan makanan berbau seperti sambal. Trimester 2 dengan
usia kehamilan 16 sampai 24 minggu ibu pasien mengatakan
sering sakit flu dan batuk sulit untuk beraktifitas sehari- hari.
Trimester 3 dengan usia kehamilan 28 minggu ibu pasien
mengalami sakit pinggang, batuk, demam, flu dan lemas.
Selama kehamilan ibu pasien mengatakan tidak rutin
memeriksakan kehamilan di posyandu sampai usia
kehamilannya 38 minggu, selama hamil ibu pasien mendapat
imunisasi TT sebanyak 2 kali, tablet Fe dan vitamin, ini adalah
kehamilan pertama dan tidak pernah mengalami keguguran. BB
ibu sebelum hamil 39 kg, sedangkan BB setelah hamil 8
minggu 40 kg, di usia 24 minggu BB ibu 43 dan di usia
kehamilan 36 minggu BB ibu 47,6 kg .
e. Natal
Ibu pasien mengatakan ini merupakan persalinan pertama, bayi
lahir di rumahnya, kemudian di bawa ke Puskesmas
penimbung,kecamatan gunung sari, kabupaten Lombok barat
pada tanggal 07 mei 2019 pukul 00.20 wita, dibantu oleh
bidan. Dengan jenis kelamin perempuan, kemudian setelah
dirawat dan dibersihkan bayi langsung dibersihkan dan dibawa
pulang kerumah bersama ibunya. BB: 2400 gr, PB: 48 cm,
LIKA : - cm, sudah diberikan vit K melalui injeksi dan sudah
diberikan salep mata.
f. Post natal
Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan baik meskipun kecil,
kulit berwarna kemerahan, menangis dengan keras, tidak ada
kelainan.
11.Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan anak, BB: 9,0 kg PB:90,5 cm, gigi anak
belum ada yang tumbuh
b. Perkembangan
Perkembangan anak dites dengan menggunakan KPSP
untuk anak usia 39 bulan, dengan hasil :
Didapatkan jumlah jawaban anak YA: 8 TIDAK : 2
berdasarkan jawaban tersebut Meragukan (M)
5) Personal sosial (sosialisasi kemandirian) pada pasien
dengan usia 39 bulan, dilakukan KPSP untuk usia 40 bulan
anak sudah bisa melakukan semua sosialisasi kemandirian.
6) Gerakan motorik halus : Perkembangan pada pasien dengan
motorik halus antara lain sudah mampu mencoret-coret
pensil pada kertas ,membuat gambar tempelan ,dan
memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut
jenisnya.
7) Gerakan motorik kasar : berhubungan dengan
pergerakan.anak sudah bbisa mencoret-coret pensil pada
kertas,bisa melempar bola tenis,bisa memakai sepatu secara
mandiri,dan belum bisa mengayuh sepeda.
8) Bahasa : pasien menyebut 2-3 kata berangkai pada saat
berbicaara, bereaksi terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
12.Tabel 4.1 RIWAYAT IMMUNISASI ( IMUNISASI LENGKAP )
Imunisasi Umur Tanggal Reaksi Tempat
Diberikan Imunisasi
HB 0 Baru lahir 7 mei 2019 Anak tampak rewel dan Posyandu
demam
BCG 1 bulan 13 juni 2019 Anak Rewel, anak demam Posyandu
dan kulit kemerahan pada
area yang disuntik
Polio 1 2 bulan 9 juli 2019 Anak demam, rewel dan Posyandu
kulit kemerahan pada area
yang disuntik
DPT 3 bulan 8 agustus 2019 Posyandu
Polio 2 3 bulan 8 agustus 2019 Kemerahan pada area yang Posyandu
disuntik, demam
Polio 3 4 bulan 9 september 2019 Kemerahan pada bagian Posyandu
yang disuntik, demam
Campak 9 bulan 14 februari 2020 Demam, kemerahan di area Posyandu
yang disuntik

13.Riwayat alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi
terhadap apapun, baik terhadap makanan maupun minuman.
14.Riwayat bio, psiko, social dan spiritual (Virginia Hunderson)
o. Pola Respirasi
Ibu pasien mengatakan saat pengkajian pasien mengalami
batuk pilek tetapi tidak berdahak.
p. Pola Nutrisi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak diberikan Asi Eksklusif
karena kadang-kadang dititip di neneknya, dan di rumah
neneknya anak dikasi air putih atau teh sejak usia anak 3 bulan.
Kemudian disaat usia anak diatas 6 bulan ibu memberikan
MPASI kemudian usia 9 bulan diberikan nasi putih yang
dicampur sayur, telur dan di hancurkan tetapi tidak sampai
halus, dan pada saat usia memasuki 10 bulan anaknya sudah
diberikan nasi putih, sayur, ikan goreng, tahu dan tempe tanpa
di haluskan. Pada saat pengkajian anak tampak tidak
menghabiskan makanannya, anak makan nasi yang diberi air
dan garam dan ikan goreng saja, anak makan 3-4 suap sekali
makan dan anak makan 2-3x/ hari. Ibu pasien mengatakan tidak
mengatur jenis makanan yang diberikan kepada anaknya karena
terkait dengan kondisi keuangan yang terbatas dan apabila
hanya ada sayur dan tahu tempe cukup itu saja untuk
makanannya.
q. Pola Eliminasi
Ibu pasien mengatakan kalau anaknya BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek, bau khas feses, dan anaknya BAK kurang
lebih 5-6 x/hari, dengan warna kuning jernih.
r. Pola Aktifitas/Bekerja
Ibu pasien mengatakan anaknya aktif bermain bersana ibu
dengan mainan yang disediakan di luar maupun di dalam
rumah anaknya juga aktif jika sedang di hibur oleh orang-orang
disekitarnya.
s. Pola Istirahat Tidur
Ibu pasien mengatakan anaknya selalu terjaga anaknya tidur
sebentar-bentar dan tidur siang sekitar 25-30 menit, dan pasien
tidur malam jam 18:00-20:00 kemudian terbangun dan tidur
lagi pada jam 22:00- 05:00 wita dan kadang terbangun hanya
untuk buang air kecil.
t. Pola Pengaturan suhu tubuh
Ibu pasien mengatakan anaknya sering demam dan pada saat
dikaji suhu tubuh anak normal 36,90C.
u. Pola berpakaian
Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya masih di
bantu termasuk dalam berpakaian. Secara teori anak usia 36-49
belum bisa berpakaian secara mandiri.
v. Pola gerak dan keseimbangan
Ibu pasien mengatakan di usia 39 bulan anaknya belum bisa
buang air kecil dan bab ke kamar mandi /wc, walau dengan
bantuan.
w. Pola Personal Hygine
Ibu pasien mengatakan memandikan anaknya 2x sehari yaitu
pagi dan sore, ibu juga memberikan bedak setelah dimandikan.
x. Pola Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman
Ibu pasien mengatakan anaknya rewel ketika ditinggal oleh
orang tuanya ketika di gendong dengan orang yang baru
dilihatnya anak menangis dan hanya berani ke orang tua dan
neneknya.
y. Pola komunikasi
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa berbicara dengan
jelas dengan bahasa yang di mengerti .
z. Pola Kebutuhan spiritual
Ibu pasien mengatakan anaknya kadang-kadang diputarkan
video orang mengaji, berselawat.
aa. Pola rekreasi
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya bisa bermain di
sekitaran rumah bersamanya dengan diberikan permainan atau
memutar video di handphone.
bb. Pola Kebutuhan belajar
Ibu pasien mengatakan pasien sering diajarkan memanggil
ayah, ibu kakek dan nenek dan kadang-kadang diajarkan
mengenal bagian tubuhnya seperti mata, hidung, dan mengenal
macam-macam warna seperti warna merah dan warna kuning.
Ibu juga mengatakan karena ini anak pertama ibu tidak tau
bagaimana cara merangsang perkembangan anak dan tidak
punya pengalaman sesuai usia. Jadi walaupun anak belum bisa
merangkak ibu terlihat tidak hawatir
15.Pemeriksaan fisik (head to toe)
f. Keadaan umum : lemah
g. Tanda-tanda vital
TD : - mmHg RR : 44 x/menit
N :120x/menit S : 36,80 C
h. Antropometri
7. PB : 89,5 cm
8. BB : 9,8 kg
9. LIKA : 54 cm
10. LILA : 57 cm
11. Status antropometri
d. BB/U :<-2 SD (gizi kurang)
e. PB/U :<-2 SD (pendek)
f. BB/PB: -2 SD (normal)

i. Pengkajian Head to toe


Tabel 4.2 Head To Toe
Head to toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Kepala Bulat, rambut Tidak teraba
tipis, kering, benjolan,
dan kusam. rambut tampak
Tidak ada lesi tipis
Mata Simetris kanan Tidak terdapat
dan kiri, nyeri tekan
konjungtiva
tidak anemis,
sclera tidak
ikterik, adanya
reflek pupil,
adanya reflek
kedip, kontak
mata kurang
Hidung Tidak terdapat Tidak terdapat
secret nyeri tekan,
tidak terdapat
polip
Wajah Bersih, warna
kulit sama
dengan kulit
lain, tidak ada
luka dan
oedema, anak
tampak lesu
Mulut Lembab, tidak
ada sianosis,
Telinga Tidak terdapat
kotoran,
simetris kiri dan
kanan, tampak
bersih
Leher Tidak terdapat Tidak terdapat
pembesaran pembesaran
vena jugularis, vena jugularis,
tidak terdapat tidak terdapat
Head to toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
pembesaran pembesaran
kelenjar typoid, kelenjar typoid,
leher tampak tidak ada nyeri
bersih, tidak ada tekan
pembesaran
tonsil
Dada Simetris, tidak Tidak ada Terdengar
terdapat tarikan benjolan suara wezzing
dinding dada,
tidak ada
lesi,pola nafas
RR 44 x/menit
Abdomen Tidak terdapat Tidak terdapat
benjolan, warna nyeri tekan
kulit
samadengan
kulit lain
sekitarnya
Ekstremitas atas Tampak bersih, Tidak ada Reflex bisep
tidak terdapat kelainan bentuk, trisep positif
lesi, tidak denyutan nadi
terdapat oedema brachialis dan
radialis teraba
jelas, akral
teraba hangat
Ekstremitas Tampak bersih, Tidak terdapat
bawah tidak terdapat nyeri tekan
fraktur, tidak
terdapat oedema

Genetalia Bersih, tidak


terdapat lesi,
tidak terdapat
edema
Integument Bersih, kulit CRT > 2 detik,
kering, warna akral teraba
kulit sama hangat
dengan kulit
sekitarnya

j. Analisa data
Tabel 4.3 Analisa data
No Symtom Etiologi Problem
1 DS : Riwayat BBLR
Ibu pasien mengatakan anaknya Gangguan Tumbuh
belum bisa buang air kecil dan Kembang
besar di kamar mandi/wc di usia
36 bulan dan nafsu makan Efek ketidak mampuan
menurun fisik dan defisiensi
DO : stimulus
1. Pasien berbicara 2-3 kata
berangkaiyang tidak bermakna
2. Kontak mata kurang
3. Respon social lambat
No Symtom Etiologi Problem
4. BB: 9.0
5. PB: 90,5
6. KPSP 37 bulan anak
meragukan
7. Pertumbuhan fisik terganggu :
d. PB/U: >-2 SD (gizi baik)
e. BB/U:<-2 SD (normal)
f. BB/PB:-2 SD (normal)
8. Ibu mengatakan tidak tau cara
merangsang perkembangan
anak
2 Ds: ibu pasien mengatakan Infeksi Hipertermi
anaknya demam

Do : Respon inflamasi
Release zat pirogen
a.Anak tampak lemas Merangsang set poin di
b. Kulit tampak kering hipotalamus
c. Kulit teraba panas
d. S : 37,9⁰ C
Meningkatkan suhu
tubuh

Suhu tubuh meningkat


diatas
normal

Tabel 4.4 Rumusan Diagnosa Keperawatan


Tanggal/ No Diagnosa Keperawatan
jam Dx
24/08/20 1 Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan efek ketidak mampuan
20 fisik dan defisiensi stimulus ditandai dengan, ibu pasien mengatakan
(16.00) anaknya belum bisa buang air kecil dan besar dikamar mandi /wc di usia 39
bulan dan nafsu makan menurun, pasien tampak Lesu, Kontak mata kurang,
KPSP 39 bulan anak meragukan, Pertumbuhan fisik terganggu, PB/U: >2
SD (gizi cukup), BB/U:>2 SD (normal), BB/PB:-2 SD (normal), Ibu
mengatakan tidak tau cara merangsang perkembangan anak.

24/08/20 2 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan ibu


20 mengatakan anaknya demam 1 hari yang lalu, ibu mengatakan sudah
(16.00) memberikan anaknya obat paracetamol yang dibeli di apotek terdekat untuk
menurunkan panas, S : 37,9 ⁰ C, kulit teraba panas, kulit tampak kering,
anak tampak lemas.

Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

1. Gangguan Setelah dilakukan Perawatan


tumbuh Kunjungan 4 kali Perkembangan
kembang diharapkan 1. Identifikasi pencapaian 1. Mengetahui apakah
tugas perkembangan anak memiliki
Tujuan: status anak keterlambatan
perkembangan 2. Berikan sentuhan yang perkembanga
membaik bersifat gentle dan 2. Memberikan
tidak ragu-ragu kenyamanan pada ana
Kriteria hasil : 3. Minumalkan 3. Meningkatkan
kebisingan ruangan konsentrasi pada anak
1. Status 4. Pertahankan 4. Membuat bayi tetap
perkembangan lingkungan yang kosentrasi
a. Keterampilan mendukung
/perilaku 5. Membuat anak tidak
sesuai usia 5. Dukung anak merasa tertekan
meningkat mengekspresikan diri
b. Kemampuan melalui penghargaan 6. Mengetahui tinkat
melakukan positf atau umpan balik tumbuh kembang anak
perawatan dir atas usahanya
c. Respon 7. Membantu orang tua
socialmeningk 6. Jelaskan orang tua agar dekat dengan
at tentang perkembangan anaknya
d. Kontak mata anak dan perilaku anak
meningkat
2. Status
pertumbuhan 7. Ajarkn orang tua
a. Berat badan berinteraksi dengan
sesuai anaknya
usia/tinggi
badan sesuai Edukasi Stimulasi
usia Bayi/Anak :
b. Lingkar kepala 1. Identifikasi kesiapan 1. Orang tua juga
c. Kecepatan memahami apa yang
orang tua dalam seharusnya dilakukan
pertambahan menerima informasi
berat badan pada anaknya
d. Kecepatan 2. Sediakan materi dan
pertambahan 2. Meyakinkan keluarga
media kesehatan kepada kita
panjang badan
e. Indeks massa 3. Jadwalkan pendidikan
tubuh 3. Orang tua bisa
sesui kesepakatan memahami informasi
yang di berikan
4. Jelaskan stimulus yang 4. Stimulasi yang
dapat membantu diberikan sesuai dengan
mengoptimalkan usia bayi
perkembangan bayi 5. Orang tua bisa
5. Ajarkan cara stimulasi melakukan stimulasi
perkembangan secara mandiri kepada
motorik kasar, motorik anaknya
halus, dan bahasa
sesuai tahapan usia
bayi

Promosi Perkembangan
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

Anak
1. Identikasi kebutuhan
khusus anak dan 1. Mengetahui
kemampuan adaptasi kemampuan anak
anak dalam beradaptasi

2. Berikan mainan yang 2. Memudahkan kita


sesuai dengan usia melakukan stimulasi
anak
3. Membuat bayi
3. Jelaskan nama-nama mengenal
benda objek yang ada lingkungannya
dilingkungan sekitar
4. Ajari orang tua
milestones 4. Mengetahui tingkat
perkembangan dan tumbuh kembang anak
prilaku yang dibentuk

2. Hipertermi Setelah dilakukan Menejmen hipertermi


kunjungan 4 kali
diharapkan Observasi 1.untuk meengetahui
keadeaan umum pasien
Tujuan : status nutrisi sehingga untuk
anak membaik
1. Identifikasi penyebab menentukan rencana
hipertermia (mis. selanjutnya
Kriteria hasil: Dehidrasi, terpapar
lingkungan panas, 2.untuk mengetahui
1,. Menggigil penggunaan inkubator) perkembangan pasien
menurun
2. Monitor suhu tubuh 3.dengan meminum air
2. Pucat menurun yang banyak akan dapat
3. Monitor komplikasi menggantikan cairan yang
3.Suhu tubuh dalam akibat hipertermia hilang akibat penguapan
rentang normal cairan tubuh yang
(36,5-37,5 °C) Trapeutik
meningkat
1.Sediakan lingkungan
1.untuk menurunkan suhu
yang
tubuh
dingin
2.untuk menurunkan suhu
2Longgarkan atau
tubuh
lepaskan
pakaian 3. untuk menurunkan suhu
tubuh yang meningkagtat
3 Basahi dan kipasi
permukaan tubuh

4 Ganti linen setiap hari


atau lebih sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih)
5) Lakukan pendingin
eksternal
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

6) Hindari pemberian
antipiretik atau aspiri

Edukasi
1.untuk menurunkan suhu
1. Kolaborasi pemberian tubuh yang berlebihan
cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu.
Tabel 4.6 Implementasi Keperawatan

No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

Rabu ,24 1 16.00 1. Memperkenalkan diri dan 1. Ibu tampak


agustus menjelaskan maksud dan mendengarkan dan
2022 tujuan menerima dengan baik
1 16.10 2. Orang tua setuju
2. Meminta persetujuan anaknya dijadikan
kepada orang tua bahwa untuk responden
1 16.15 anak siap untuk di jadikan 3. Ayah dan ibu pasien
responden tampak menjawab
3. Melakukan anamnese dengan ramah
kepada ibu, bapak, dan 4. Didapatkan hasil
1,2 16.27 anak pengkuran pada anak
4. Melakukan pengkuran, TB: 90,5 cm BB: 9.9
TB, BB dan LIKA kg LIKA: 42,3
5. Didapatkan hasil PB/U:
1 16.33 5. Melakukan pengukuran <-2 SD (gizi kurang),
TB, BB, BB/PB SD BB/U: <-2 SD
(standar deviasi) (pendek) dan BB/PB:-2
SD (normal)
1 16.40 6. Menanyakan umur anak 6. Ibu pasien mengatakan
tanggal, bulan, tahun anak anaknya lahir tanggal
lahir 02 juli 2019
7. Di dapatkan hasil usia
1 16.45 7. Menghitung usia kronologis anak pada
kronologis anak hari itu 37 bulan
8. Anak tampak
1 16.55 8. Menaruh biskuit didepan mengambil biscuit
anak 9. Otang tua tampak
1 17.10 mengerti tentang
9. Menjelaskan kepada orang perkembangan anaknya
tua tentang perkembangan 10. Dari hasil KPSP usia
1 17.20 anak 37 bulan jawaban anak
YA= 8 tidak 2 dengan
10. Melakukan stimulasi pada interpretasi anak
1,2, 17.30 anak menggunakan KPSP meragukan (M)
usia 39 bulan 11. Orang tua tampak
1 17.55 11. Mengikut sertakan orang paham dan mencoba
tua cara melakukan melakukan stimulasi
stimulasi secara bertahap
12. Orang tua menanyakan
1 18.00 bagaimana cara
12. Menjelaskan orang tua meningkatkan
hasil dari stimulasi kemampuan
perkembangan anak
1 18.10 13. Menganjurkan orang tua 13. Orang tua mau dan siap
untuk tetap melakukan melakukan stimulasi
stimulasi pada anaknya kepada anaknya
2 18.20 14. Orang tua tampak
14. Memberitahu orang tua paham dengan manfaat
manfaat dari tindakan stimulasi yang
tindakanstimulasi yang
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

18.30 dilakukan dilakukan


15. Mengukur suhu tubuh
2 klien 15. S: 38 °C

18.32 16. Mengajarkan mengganti


linen 16. Ibu klien tampak
2 18.40 setiap hari atau lebih mengganti
sering jika linen saat anak
mengalami hyperhidrosis mengalami
keringat berlebihan
17. Menganjurkan pasien tirah
baring 17. Ibu melakukan tirah
baring
18. Menganjurkan pasien kepada anak
untuk
menggunakan baju yang 18. Ibu memakaikan
tipis/longgar pakaian yang
longgar/tipis kepada
19. Mengontrak waktu anaknya
selanjutnya
untuk kunjungan rumah 19. Ibu anak menyetujui
kunjungan rumah
selanjutnya

kamis, 1 15.00 1. Memberikan penyuluhan 1. Orang tua tampak


25 tentang tumbuh kembang paham tentang tubuh
agustus kepada orang tua pasien kembang anaknya
2022 1 15.10
2. Melakukan stimulasi pada 2. Anak tanpak senang
anak cara bermain sesuai dengan mainan yang
usia disediakan seperti buku
1 15.25 dan alat tulis
3. Menganjurkan ibu
memberikan makanan 3. Ibu tampak lebih
2 15.40 sedikit tapi sering sering memberikan
makan anaknya
4. Menganjurkan ibu agar
tidak memberikan jajanan 4. Ibu mengatakan mulai
2 16.00 ringan terlalu sering mengontrol agar
anaknya tidak
5. Menganjurkan ibu untuk
makanan ringan
tidak memberikan
terlalu sering
makanan ringan

6. Menganjurkan ibu
2 16.15 5. Ibu bisa mengatur pola
memilih makanan yang di
sukai anak tidur anak dan
membiasan anaknya
2 16.30 7. Mengajarkan anak cara tidur siang jam 14.00
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

berdiri dan melangkah dan tidur malam pada


walau dengan bantuan jam 19.00 agar anak
1 16.35 tidak bangun lagi
8. Mengajarkan ibu cara 6. Ibu mulai membatasi
menstimulasi anak makanan ringan yang
dimakan anaknya
1 16.40
7. Ibu mulai masak
9. Mengajarkan anak untuk makanan yang anak
1 16.50 merangkak sukai seperti telur
goring

2 16.55
10. Mencoba apakah anak
sudah bisa melakukan 8. Anak mulai mau
KPSP apa yang belum berdiri dan melangkah
bisa dilakukan kemarin
9. Ibu mengerti
1 17.20 pentingnya stimulasi
dan mulai sering
17.40 11. Mengukur suhu tubuh menstimulasi anaknya
1 klien 10. Anak mulai
merangkak walaupun
17.44 dengan bantuan
2 12. Mengajarkan mengganti
linen 11. Anak tampak belum
setiap hari atau lebih bisa melakukan apa
sering jika yang belum bisa
mengalami hyperhidrosis dilakukan kemarin

18.00 12. S :37,9


1 13. Menganjurkan pasien tirah
baring 13. Ibu klien tampa
mengganti linen saat
18.05
anak mengaami
1
14. Menganjurkan pasien keringat berebih
untuk
menggunakan baju yang 14. Ibu melakukan tirah
tipis/longgar baring kepeada anak

15. Ibu memakaikan


15. Mengontrak waktu pakaian yang
selanjutnya longgar /tipis kepada
untuk kunjungan rumah amnaknya

16. Ibu anak menyetujui


kunjungan rumah
selanjutnya

jumat, 26 1. Mengajarkan orang 1. Orang tua sudah bisa


agustus 1 16.00 tua untuk melakukan melakukan
2022 stimulasi kepada secaramandiri
anaknya
1 16.30 2. Anak sudah mulai
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

2. Mengajarkan anak berani merangkak


merangkak walau masih dengan
1 16.35 bantuan
3. Menuntun anak untuk
1 16.37 berdiri dengan 3. Anak sudah mulai bisa
bantuan berdiri dengan bantuan
2 16.40
4. Mengajarkan anak 4. Anak tampak
nama benda- benda mendengarkan
2 17.00 disekitar
5. S :37,9
5. Mengukur suhu
17.15 tubuh klien 6. Ibu klien tampa
mengganti linen saat
anak mengaami
6. Mengajarkan keringat berebih
2 mengganti linen
17.30 setiap hari atau lebih 7. Ibu melakukan tirah
sering jika baring kepeada anak
mengalami
hyperhidrosis 8. Ibu memakaikan
pakaian yang longgar
17.55 /tipis kepada amnaknya
7. Menganjurkan pasien
tirah baring 9. Ibu anak menyetujui
kunjungan rumah
1
selanjutnya
8. Menganjurkan pasien
untuk
menggunakan baju
yang
tipis/longgar

9. Mengontrak waktu
selanjutnya
untuk kunjungan
rumah

Sabtu 27 1 15.00 1. Mengajarkan orang 1. Orang tua sudah bsa


agustus tua untuk melakukan mandiri melakukan
2022 stimulasi kepada stimulasi kepada
1 15.23 anaknya anaknya dengan
mandiri
2. Mengajarkan anak
1 15.30 bleajar mengayuh 2. Anak sudah berani
sepeda mengayuh sepeda

3. Menuntun anak untuk 3. Anak sudah bisa berdiri


1 15.35 berdiri dan dan melangkah 1-3
melangkah walau
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep

dibantu langkah dengan dibantu

2 15.40 4. Melakukan stimulasi 4. Anak tanpak tenang dan


kembali degan melakukan stimulasi dari
menggunakan KPSP hasil KPSP anak
16.00 37 bulan menjawab YA=9 Tidak
=1 berdasarkan jawaban
5. Mengukur suhu anak sesuai
2 16.15 tubuh klien
5. S :37,5
6. Mengajarkan
2 mengganti linen 6. Ibu klien tampa
16.30 setiap hari atau lebih mengganti linen saat
sering jika anak mengaami keringat
mengalami berebih
hyperhidrosis
16.32 7. Ibu melakukan tirah
7. Menganjurkan pasien baring kepeada anak
2 tirah baring
8. Ibu memakaikan pakaian
16.35
8. Menganjurkan pasien yang longgar /tipis
untuk kepada amnaknya
menggunakan baju
yang 9. Ibu anak menyetujui
tipis/longgar kunjungan rumah
selanjutnya
9. Mengontrak waktu
selanjutnya
untuk kunjungan
rumah

4.2.2 Evaluasi
Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi hari ke 1 Evaluasi hari ke 2 Evaluasi hari ke 3 Evaluasi ke 4


No
rabu, 24 Agustus Kamis ,25 Agustus Jumat ,26 Agustus sabtu, 27 Agustus 2022
Dx
2022 2022 2022
1 DS: DS: DS: DS:
1. Ibu pasien 1. Ibu pasien 1. Ibu pasien 1. Ibu mulai bisa
mengatakan mengatakan anaknya mengatakan merangsang
anaknya belum belum bisa toilet anaknya belum bisa perkembangan anak
bisa toilet training mandi/wc toilet training di usia secara mandiri
Evaluasi hari ke 1 Evaluasi hari ke 2 Evaluasi hari ke 3 Evaluasi ke 4
No
rabu, 24 Agustus Kamis ,25 Agustus Jumat ,26 Agustus sabtu, 27 Agustus 2022
Dx
2022 2022 2022
training di usia 37 bulan dan 37 bulan
mandi/wc di usia 2. Ibu mengatakan
37 bulan dan anaknya sudah bisa
DO : duduk diatas jamban
1. Respon social meskipun dibantu
lambat 3. Ibu mengatakan tidak
2. Kontak mata tau cara merangsang
DO: perkembangan anak
terbatas
1. Respon social 3. Tidak mampu
lambat melepas pakain DO :
2. Kontak mata sendir DO : 1. Anak tampak sudah
4. Tida nafsu makan 1. Respon social bisa duduk diatas
terbatas
lambat jamban
3. Tidak mampu 5. Suhu tubuh 37,9
2. Kontak mata 2. Kontak mata
melepas pakain 6. Mengajarkan meningkat
orang terbatas
sendir 3. Anak berbicara 2-3
tua bagaimana 3. Tidak bisa makan kata berangkai tetapi
4. Tidak nafsu
pegasuhan anak nasi sendiri yang jelas
makan
sesuai usianya 4. Mengajarkan 4. Suhu tubuh 37,5
5. Suhu tubuh 5. PB: 89,5 cm
7. Kontak mata orang
37,9 6. BB meningkat: 10 kg
kurang tua bagaimana
6. Mengajarkan 7. Pertumbuhan fisik
8. Anak berbicara 2-3 pegasuhan anak a. BB/PB: -2 SD
orang
kata berangkai sesuai usianya (normal)
tua bagaimana
yang bermakna 5. Suhu tubuh 37,8 8. Dari hasil KPSP usia
pegasuhan anak
9. BB: 9,9 kg 6. Kontak mata 39 bulan didapatkan
sesuai usianya jumlah jawaban YA=
10. PB: 90 cm kurang
7. Kontak mata 9 dan TIDAK= 1
11. Pertumbuhan tidak 7. Anak berbicara 2-3
kurang perkembangan anak
fisik terganggu: kata berangkai meragukan (M)
8. Anak berbicara
b. BB/PB: -2 SD yang bermakna
2-3 kata
(normal) 8. BB: 9,9 kg
berangkai yang
9. PB: 90 cm A:
bermakna Masalah teratasi
12. Anak berbicara 2-3 10. Pertumbuhan tidak
9. BB: 9,9 kg sebagian
kata berangkai fisik terganggu:
10. PB: 90 cm
yang bermakna c. BB/U:<-2 SD
11. Pertumbuhan
13. BB: 9,9 kg (gizi kurang) P:
tidak fisik d. PB/U: <-2 SD
14. PB: 90 cm Intervensi dilanjutkan
a. BB/PB: -2 (pendek) 1. Tetap latih anak
15. Pertumbuhan fisik
SD (normal) cara cara BAB
2. Dari hasil BB/PB: -2 SD
7. Kontak mata ditoilet
KPSP usia 37 (normal) meningkat 2. Motivasi orang tua
bulan 16. Dari hasil KPSP 8. Anak berbicara 2-3
agar tetap melatih
didapatkan usia 39 bulan kata berangkai stimulasi anaknya
jumlah jawaban didapatkan jumlah yang tidak
YA= 8 jawaban YA= 8 bermakna
perkembangan 9. BB: 9,8 kg
perkembangan
anak 10. PB: 89,5 cm
meragukan (M) anak meragukan
11. Pertumbuhan fisik
(M) a. BB/PB: -2 SD
(normal)
Evaluasi hari ke 1 Evaluasi hari ke 2 Evaluasi hari ke 3 Evaluasi ke 4
No
rabu, 24 Agustus Kamis ,25 Agustus Jumat ,26 Agustus sabtu, 27 Agustus 2022
Dx
2022 2022 2022
12. Dari hasil KPSP
usia 39 bulan
A: didapatkan jumlah
Masalah belum A: jawaban YA= 8
teratasi Masalah belum teratasi dan TIDAK=1
perkembangan
anak meragukan
P: P: (M)
Intervensi Intervensi dilanjutkan
dilanjutka
1. Ajari ibu cara 1. Ajari ibu cara
merangsang merangsang A:
perkembangan perkembangan Masalah belum teratasi
anak anak
2. Ajarkan anak 2. Ajarkan anak cara
cara BAB BAB ditoilet P:
dikamar toilet walaupun dengan Intervensi dilanjutkan
walaupun bantuan
dengan bantuan 3. Dukung anak agar 1..Ajari ibu cara
3. Dukung anak mau bermain merangsang
agar mau mainan yang perkembangan anak
bermain mainan disediakan 3.Ajarkan anak cara
yang disediakan 4. Berikan motivasi BAB toilet walaupun
4. Berikan pada ibu pasien dengan bantuan
motivasi pada agar melakukan 4.Dukung anak agar
ibu pasien agar stimulasi mau bermain mainan
melakukan perkembangan yang disediakan
stimulasi sesering mungkin 5.Berikan motivasi
perkembangan 5. Ajarkan ibu cara pada ibu pasien agar
sesering menstimulasi melakukan stimulasi
mungkin anaknya perkembangan
5. Ajarkan ibu sesering mungkin
cara 6.Ajarkan ibu cara
menstimulasi menstimulasi
anaknya anaknya

Anda mungkin juga menyukai