ZZZZ
ZZZZ
PROPOSAL
WAHIDATUL ISNAINI
029 SYE 19
1
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
WAHIDATUL ISNAINI
029SYE19
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
EDUKASI STIMULASI UNTUK GANGGUAN PERKEMBANGAN
PADA ANAK PRASEKOLAH DENGAN METODE KPSP
Diajukan oleh :
WAHIDATUL ISNAINI
029SYE19
Mengetahui,
Program Studi Jenjang D.3 Keperawatan
Ketua,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPSAL
KARYA TULIS ILMIAH
EDUKASI STIMULASI UNTUK GANGGUAN PERKEMBANGAN
PADA ANAK PRASEKOLAH DENGAN METODE KPSP
Diajukan oleh :
WAHIDATUL ISNAINI
029SYE19
Dewan Penguji:
Mengetahui,
Program Studi Jenjang D.3 Keperawatan
Ketua,
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Edukasi
Stimulasi Untuk Gangguan Perkembangan Pada Anak Prasekolah Dengan Metode
KPSP ”dapat terselesaikan dengan baik. Adapun penulisan penelitian ini
dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mengikuti ujian penelitian untuk
memperoleh gelar ahli madya (Amd.Kep.) Program Studi Keperawatan Jenjang
D.3 STIKES Yarsi Mataram.
Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini banyak mendapat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Zulkahfi, S.Kep., Ners., M.Kes. selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Di Program Studi Jenjang D.3
Keperawatan.
2. Melati Inayati Albayani, S.Kep.,Ners.,MPH selaku Ketua Program Studi D.3
Keperawatan STIKES YArsi Mataram yang telah memberikan fasilitas serta
arahan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Keperawatan Jenjang D3.
3. Zurriyatun Thoyibah. Ners., M.Kep selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi
dengan ikhlas dan sabar sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
4. Haryani.,SST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dengan ikhlas dan sabar
sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan perhatian, doa, dan dukungan moral
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat
pada waktunya.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi
dalam memberikan ide dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Studi Kasus................................................................................4
1.4 Manfaat Studi kasus...............................................................................5
1.4.1Masyarakat……………………………………………………....
5
1.4.2Bagi perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi kesehatan.
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Konsep Dasar Anak Pra Sekolah..........................................................6
2.2 Konsep Dasar Perkembangan...............................................................7
2.3 Metode KPSP Anak pra sekolah.........................................................22
2.4 Konsep Dasar SDIDTK.......................................................................23
2.5 Konsep asuhan keperawatan tumbuh kembang anak sehat.................25
2.6 Konsep edukasi tumbuh kembang anak pra sekolah.........................43
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................45
3.1 Rancangan penelitian..........................................................................45
3.2 Subyek Studi Kasus.............................................................................45
3.3 Fokus Studi Kasus...............................................................................45
3.4 Definisi Operasional............................................................................46
3.5 Instrumen studi kasus..........................................................................47
3.6 Metode Pengumpulan Data.................................................................47
3.7 Lokasi Dan Waktu Studi Kasus..........................................................48
3.8 Analisis Data Dan Penyajian Data......................................................48
vii
3.9 Etika Studi Kasus................................................................................49
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
maju dan berkembang. Pertumbuhan meliputi Berat badan, tinggi badan, dan
anak, pada dasarnya akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan
anak memilik hak untuk mencapi perkembangan kognisi, social dan perilaku
emosi yang optimal. Demikian dibutuhkanlah anak yang berkualitas baik agar
tercapai masa depan bangsa yang baik, dan anak merupakan generasi penerus
mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 5,76% dan di tahun 2016
sebesar 6,9%. Menurut WHO (2019) menyatakan bahwa 5-20% anak usia
mengalami peningkatan jumlah balita dengan postur tubuh pendek daan sangat
Regional (SEAR).
susunan saraf, dan sindrom rubella seperti Riwayat resiko tinggi pada bayi
premature atau kurang bulan, BBLR. Bayi berat lahir rendah (BBLR) juga
usia pra sekolah ( 3-6 tahun) dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Sejak
nutrisi ibu hamil yang tidak adekuat, paparan radiasi, konsumsi obat – obatan
prematuritas, asfiksia serta berat badan lahir rendah. Sedangkan faktor yang
mungkin dengan melakukan deteksi dini. Salah satu cara deteksi dini
merupakan salah satu alat skrining/ deteksi yang diwajibkan oleh Depkes
pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan
3 bulan sampai dengan 72 bulan. Instrumen ini ditujukan bukan hanya untuk
ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan tenaga kesehatan lainnya yang
peduli anak) tetapi juga untuk mitra strategis lainnya dalam hal ini adalah
terjadi tahapan yang meragukan maka perlu dilakukan stimulasi Deteksi dini
tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara
lebih mudah dilakukan, dan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana
pra sekolah akan dapat meningkatkan kemampuan gerak motoric kasar anak
anak- anak menontrol objek yang diberikan. Hal ini dibuktikan juga dengan
1.4.1 Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama pada keluarga
optimal.
1.4.3 Penulis
2.1.1 Definisi
dan mandeleco,2019).
1. Fisik
2. Sosial
3. Emosional
bebas. Iri hati sering terjadi pada usia ini. Anak sering
4. Kognitif
melatih anak supaya lebih aktif dan percaya diri. Mereka senang
2.2.1 Definisi
(Mansur, 2019).
(2010) periode perkembangan itu terdiri atas tiga periode yaitu anak
beberapa
periode, yaitu:
yaitu:
tertentu.
emosi
maupun psikologis
kemampuannya.
merentang dari masa akhir bayi hingga usia 5 atau 6 tahun. Periode
years”. Selama masa ini, anak belajar untuk menjadi lebih mandiri
sebayanya.
usia aekitar 6 hingga 10 atau 12 tahun. Masa ini sering juga disebut
pengendalian diri
1. Faktor genetik
b. Jenis kelamin
2. Faktor lingkungan
b . Faktor postnatal
rumah .
norma - norma
tangannyadipegang.
1. Bahasa
2. Motorik halus
3. Motorik kasar
4. Kognif
5. Sosial
mengoceh
lain memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
motorik.
lebih lambat.
tugas sederhana.
sopan.
kronik.
tahun
bulan
bulan
30 bulan
bersosialisasi / interaksi
2.4.1 Pengertian
maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
mikro/makrosefali.
2.4.2 Tujuan
2.4.4 Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia pra
sekolah
berikut:
26
pengelompokan data.
1. Identitas Biodata
2. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat imunisasi
pemberian)
27
anak SD kelas I)
kali pemberian)
a. Antenatal
(KEK).
b. Natal
c. Post natal
badan lahir kurang dari 2500 gr, lingkar kepala kurang atau
panjng 160.
perkembangan anak :
(GH)
kompleks.
spiritual)
30
a. Kebutuhan respirasi
b. Nutrisi
maupun berair.
d. Aktifitas
lapar.
usia.
j. Pola komunikasi
lingkungan di sekitarnya.
k. Pola belajar
l. Pola spiritual
sesuai kemampuannya
8. Pemeriksaan fisik
1) Suhu : 36,5-37,5 C
2) Nadi : 80-90x/menit
3) Pernafasan : 20-30x/menit
c. Antropometri
Bulan
Pendek (stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
Normal -2 SD sd +3 SD
Tinggi2 > +3 SD
Berat Badan menurut
Panjang Badan atau
Gizi buruk (severely
Tinggi Badan (BB/PB <-3 SD
wasted)
atau BB/TB) anak
usia 0 - 60 bulan
Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Berisiko gizi lebih
(possible
> + 1 SD sd + 2 SD
risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Indeks Massa Tubuh
menurut Umur Gizi buruk (severely
<-3 SD
(IMT/U) anak usia wasted)3
0 - 60 bulan
Gizi kurang (wasted)3 - 3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Berisiko gizi lebih
(possible
> + 1 SD sd + 2 SD
risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Indeks Massa Gizi buruk (severely
<-3 SD
Tubuh menurut thinness)
Umur (IMT/U) anak
usia Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
5 - 18 tahun
Gizi lebih (overweight) + 1 SD sd +2 SD
Obesitas (obese) > + 2 SD
konjungtiva anemis,
seklera ikterik, area
gelap di kelopak
mata
Gangguan
5. Ekonomi lemah
6. Ketidakmampuan belajar
Keterbatasan
lingkungan
Inkonsistensi respon
Pengabaian
Resiko gangguan
Inkonsistensi respon
Pengabaian
Resiko gangguan
2013).
37
diri sesuai usia Respon social lambat, Kontak mata terbatas, Nafsu
Infeksi).
mase
11. edukasi
12. jelaskan nama-
nama benda objek
yang ada
dilingkungan
sekitar
13. ajarkan sikar
kooperatif,bukan
kompetisi pada
anak
14. ajarkan anak
meminta bantuan
pada orang
lain,jika perlu
15. ajarkan tehnik
asertif pada anak
Edukasi
dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
2.5.6 Evaluasi
dimana perubahan tidak hanya dari segi teori dan prosedur dari orang
1) Meningkatkan kecerdasan.
terpuji.
4) Meningkatkan keterampilan.
memiliki tiga jenis yaitu edukasi formal, non formal, dan edukasi
1. Formal
dan ada peraturan yang berlaku serta harus ditaati ketika sedang
mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA, hingga pendidikan tinggi.
2. Non Formal
kursus-kursus lain.
3. Informal
dalam sekolah.
45
negara.
berpotensi.
memberikan edukasi:
1. Leaflet
dari leaflet yaitu : tidak cocok untuk sasaran individu per individu,
tidak tahan lama dan mudah hilang, leaflet akan menjadi percuma
METODE PENELITIAN
Subjek studi kasus dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah pasien anak
tuanya
melahirkan
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:
a) Wawancara
3.6.2 Observasi
keperawatan.
Barat.
Pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam studi kasus ini
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
2018).
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,
2018)
50
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Pengkajian
didapat dari pasien, dari orang lain, dan catatan kesehatan pasien
1. Klien 1
mandi.
51
yang lalu saat posyandu di bulan juni BB: 9,8 kg dan PB: 89,5
cm. Selain itu, ibu juga mengatakan anaknya batuk dan pilek
sejak 2 hari yang lalu, saat pengkajian BB: 9,8 kg dan PB: 89,5
putih atau teh sejak usia anak 3 bulan. Kemudian disaat usia
makanannya, anak makan nasi yang diberi air dan garam dan
ikan goreng saja, anak makan 3-4 suap sekali makan dan anak
sayur dan tahu tempe cukup itu saja untuk makanannya Ibu
2. Klien 2
yang lalu saat posyandu di bulan juni BB: 9,9 kg dan PB: 90,5
cm. Selain itu, ibu juga mengatakan anaknya batuk dan pilek
sejak 2 hari yang lalu, saat pengkajian BB: 9,9 kg dan PB: 90,5
rumah sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya sering sakit flu dan
pada tanggal 02 juli 2019 pukul 00.20 wita, dibantu oleh bidan.
atau teh sejak usia anak 3 bulan. Kemudian disaat usia anak
makanannya, anak makan nasi yang diberi air dan garam dan
ikan goreng saja, anak makan 3-4 suap sekali makan dan anak
kondisi keuangan yang terbatas dan apabila hanya ada sayur dan
lembek, bau khas feses, dan anaknya BAK kurang lebih 5-6
bulan anaknya belum bisa buang air kecil dan bab ke kamar
1. Klien 1
air kecil dan besar dikamar mandi /wc di usia 39 bulan dan
2. Klien 2
air kecil dan besar dikamar mandi /wc di usia 39 bulan dan
1. Klien 1
2. Klien 2
sikat gigi, cuci tangan, memakai baju), jelaskan orang tua atau
1. Klien 1
2.Klien 2
1.pasien 1
untuk berinteraksi.
2.pasien 2
di tunjukkan.
65
4.2 Pembahasan
kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang
NTB.
pada saat pengkajian BB: 9,8 kg dan PB: 89,5 cm, didapatkan juga bahwa
orang tua pasien adalah buruh harian lepas dengan penghasilan yang tidak
menentu, maka dari itu ibu pasien tidak mengatur pola dan jenis makan yang
diberikan kepada anaknya, ibu juga mengatakan tidak tau cara merangsang
pertumbuhan anaknya sesuai usia karena ini adalah anak pertama dan ibu
yang diperoleh yaitu 0.007, artinya ada hubungan antara riwayat berat badan
66
lahir dengan perkembangan motorik anak. begitu juga dengan penelitian yang
pada anak dengan riwayat BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik
pada usia balita. Beberapa penelitian mengungkapkan anak yang lahir dengan
perkembangan yang serius pada anak dengan riwayat BBLR yang dimulai
sejak dalam kandungan hingga anak berumur 2 tahun sehingga anak tidak
pemah mencapai berat badan ideal. Jika tidak mendapatkan perawatan yang
baik, hambatan terjadi tidak hanya pada pertumbuhan fisik saja, melainkan
antara uraian hasil yang diperoleh dari studi kasus An.”M “ dengan teori
menurut (Chapakia 2016) dan (Pondaag, dkk 2015) bahwa anak yang
kembang, defisit nutrisi dan gangguan pola tidur dengan keluhan, ibu pasien
mengatakan anaknya belum bisa merangkak di usia 39 bulan dan nafsu anak
menurun, pasien berbicara 2-3 kata beramngkai yang tidak bermakna, kontak
67
mata kurang, KPSP yang digunakan untuk usia anak 39 bulan dan didapatkan
bahwa anak dengan riwayat BBLR mempunyai risiko 3,34 kali lebih besar
untuk mengalami status gizi kurang dibandingkan dengan anak yang lahir
lambat. Bayi dengan BBLR akan tumbuh dan berkembang lebih lambat
karena pada bayi dengan BBLR sejak dalam kandungan telah mengalami
faktor, antara lain status ekonomi keluarga dan tingkat. Status ekonomi
yang dibesarkan di keluarga yang memiliki status ekonomi tinggi akan lebih
mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan
anak yang dibesarkan di keluarga yang berstatus ekonomi sedang atau rendah.
adalah sebesar 42,105% dan nilai korelasi sebesar 0,649. Semakin tinggi
tingkat penghasilan orangtua, maka semakin baik pula status gizi anak,
Uraian hasil yang diperoleh dari diagnosa pada kasus An. “M”
gangguan pola tidur karena sejalan dengan teori dan kenyataan yang di
pengajaran stimulasi pada bayi dengan riwayat BBLR yang berfokus pada
diagnosa gangguan tumbuh kembang, defisit nutrisi dan gangguan pola tidur,
oleh berbagai faktor lainnya seperti stimulasi orang tua, nutrisi, serta jenis
kelamin. Nutrisi dan stimulasi orang tua merupakan suatu hal yang sangat
mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup dan stimulasi yang terarah dari
orang tua akan memiliki tumbuh kembang yang optimal anak dengan riwayat
BBLR sangat membutuhkan perhatian khusus terutama pada periode usia pra
sekolah. Usia prasekolah terjadi antara 3 sampai 6 tahun. Usia ini merupakan
69
masa keemasan pada anak karena pada masa ini anak akan sangat cepat
pada usia Pra sekolah membutuhkan dasar yang kuat selama masa
pertumbuhan dan memerlukan bimbingan dari orang lain terutama orang tua.
kembang pada anak usia toddler harus diberikan secara optimal oleh orang
tua maupun anggota keluarga lainnya. Pemberian stimulasi yang rendah dan
stimulasi ini kita tahu apakah anak memiliki keterlambatan tumbuh kembang
sesuai usia, ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan. Beberapa saat
setelah itu dilakukan tindakan stimulasi selama 15 menit dengan mainan yang
8 yaitu pada gerak kasar (anak belum bisa mengambil barang dengan masing-
masing tangannya dan anak belum bisa menyangga saat di bantu berdiri
terdekat dari orang tua, yakni ayah dan ibu, bisa juga dengan anggota
70
keluarga yang lain, seperti nenek, bahkan pengasuh anak. Stimulasi yang
perasaan kasih sayang, selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik,
bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, lakukan stimulasi dengan cara
yang bervariasi seperti menyanyi, bermain, berikan selalu pujian bila perlu
penerapan tindakan keperawatan yakni dari segi waktu, penulis tidak dapat
menjadi 1 kali sehari dalam waktu 4 hari. Namun dengan begitu ibu dapat
diberikan edukasi.
71
72
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Masyarakat
5.2.3 Peneliti
86
5.2.4 Pelayanan Kesehatan
Atikah, P., & Ismawati Cahyo, S. (2010). BBLR: Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika..
Chapakia, MI. (2016). Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir (BBL) Dengan
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-5 Tahun Di Posyandu
Gonilan Kartasura. Doctoral Dissertation. Jurnal. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Chapakia, MI. (2016). Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir (BBL) Dengan
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-5 Tahun Di Posyandu
Gonilan Kartasura. Doctoral Dissertation. Jurnal. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Hapsari, (2019). Hubungan satatus gizi dan stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan balita. Jurnal sari pediatri, 3 (20), 146-151.
Septiani1, A. A. (2020). Stimulasi tumbuh kembang pada anak usia pra sekolah. vol.4
no. 1 april 2020, 4, 18 - 23.
Septiani1, A. A. (2020). Stimulasi tumbuh kembang pada anak usia pra sekolah. vol.4
no. 1 april 2020, 4, 18 - 23.
Uce, Loeziana. (2015). Jurnal Pendidikan Anak Bunayya [Berkas PDF]. The
Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tazkiah M., Wahyuni C.U., dan Martini S., 2013. Determinan Epidemiologi
Kejadian
1. Identitas
a. Anak
Nama : An “M”
Jenis kelamin : Perempuan
TTL/Umur : penimbung Barat, 07 mei 2019/ 39 bulan
Alamat : penimbung barat ,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Tanggal pengkajian : 24 Agustus 2020
b. Orang tua
1) Ayah
Nama : Tn “S”
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : Buruh harian lepas (penghasilan tidak
menentu kadang hanya mendapatkan 800
ribu/bulan)
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Alamat : penimbung barat ,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
2) Ibu
Nama : Ny “N”
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : penimbung barat,gunung sari, kabupaten
Lombok barat
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa belum bisa buang
air bersar dikamar mandi /wc .
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa buang buang air
besar ke kamar mandi di usia 39 bulan, ibu mengatakan
anaknya belum bisa duduk di jamban meskipun dibantu, ibu
pasien juga mengatakan anaknya kurang nafsu makan, 2 bulan
yang lalu saat posyandu di bulan juni BB: 9,8 kg dan PB: 89,5
cm. Selain itu, ibu juga mengatakan anaknya batuk dan pilek
sejak 2 hari yang lalu, saat pengkajian BB: 9,8 kg dan PB: 89,5
cm.
c. Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien mengatakan anaknya lahir dengan berat badan
kurang yaitu 2300 gram, tetapi tidak sampai dirawat inap
ditempat pelayanan kesehatan seperti polindes, puskesmas,
rumah sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya sering sakit flu
dan batuk.
d. Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan ada anggota keluarga yang mempunyai
penyakit keturunan seperti hipertensi, dan tidak ada
DM,penyakit jantung, tidak ada penyakit menular seperti HIV
AIDS, hepatitis.
e. Riwayat kesehatan lingkungan
Kondisi lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik, tetapi
banyak asap rokok dan debu dikarenakan pasien tinggal
dipinggir jalan.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Prenatal
Ibu pasien mengatakan dirinya hamil setelah melakukan
pemeriksaan sendiri dengan menggunakan test pack sebanyak 2
kali, kemudian memeriksakan diri ke bidan dan mengetahui
usia kehamilan mencapai usia 5 minggu. Lalu Pada saat
trimester 1 dengan usia kehamilan 6 sampai 10 minggu ibu
pasien mengatakan mual, muntah dan pusing pada pagi hari
dan pada saat menghirup bau-bau menyengat seperti parfum
dan masakan, selama usia hehamilan 5-8 minggu ibu yang
biasanya makan 3x sehari sebelum hamil menjadi 1-2x sehari
makannya sayur bening dan lauk yang hanya di goreng saja
seperti tahu, tempe dan ikan goring. Ibu mengatakan tidak bisa
makan makanan berbau seperti sambal. Trimester 2 dengan
usia kehamilan 16 sampai 24 minggu ibu pasien mengatakan
sering sakit flu dan batuk sulit untuk beraktifitas sehari- hari.
Trimester 3 dengan usia kehamilan 28 minggu ibu pasien
mengalami sakit pinggang, batuk, demam, flu dan lemas.
Selama kehamilan ibu pasien mengatakan tidak rutin
memeriksakan kehamilan di posyandu sampai usia
kehamilannya 38 minggu, selama hamil ibu pasien mendapat
imunisasi TT sebanyak 2 kali, tablet Fe dan vitamin, ini adalah
kehamilan pertama dan tidak pernah mengalami keguguran. BB
ibu sebelum hamil 39 kg, sedangkan BB setelah hamil 8
minggu 40 kg, di usia 24 minggu BB ibu 43 dan di usia
kehamilan 36 minggu BB ibu 47,6 kg .
b. Natal
Ibu pasien mengatakan ini merupakan persalinan pertama, bayi
lahir di rumahnya, kemudian di bawa ke Puskesmas
penimbung,kecamatan gunung sari, kabupaten Lombok barat
pada tanggal 07 mei 2019 pukul 00.20 wita, dibantu oleh
bidan. Dengan jenis kelamin perempuan, kemudian setelah
dirawat dan dibersihkan bayi langsung dibersihkan dan dibawa
pulang kerumah bersama ibunya. BB: 2400 gr, PB: 48 cm,
LIKA : - cm, sudah diberikan vit K melalui injeksi dan sudah
diberikan salep mata.
c. Post natal
Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan baik meskipun kecil,
kulit berwarna kemerahan, menangis dengan keras, tidak ada
kelainan.
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan anak, BB: 9,8 kg PB:89,5 cm, gigi sudah
tumbuh
b. Perkembangan
Perkembangan anak dites dengan menggunakan KPSP
untuk anak usia 39 bulan, dengan hasil :
Didapatkan jumlah jawaban anak YA: 8 TIDAK : 2
berdasarkan jawaban tersebut Meragukan (M)
1) Personal sosial (sosialisasi kemandirian) pada pasien
dengan usia 39 bulan, dilakukan KPSP untuk usia 40 bulan
anak sudah bisa melakukan semua sosialisasi kemandirian.
2) Gerakan motorik halus : Perkembangan pada pasien dengan
motorik halus antara lain sudah mampu mencoret-coret
pensil pada kertas ,membuat gambar tempelan ,dan
memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut
jenisnya.
3) Gerakan motorik kasar : berhubungan dengan
pergerakan.anak sudah bbisa mencoret-coret pensil pada
kertas,bisa melempar bola tenis,bisa memakai sepatu secara
mandiri,dan belum bisa mengayuh sepeda.
4) Bahasa : pasien menyebut 2-3 kata berangkai pada saat
berbicaara, bereaksi terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
5. Tabel 4.1 RIWAYAT IMMUNISASI ( IMUNISASI LENGKAP )
Imunisasi Umur Tanggal Reaksi Tempat
Diberikan Imunisasi
HB 0 Baru lahir 7 mei 2019 Anak trewel dan demam Posyandu
BCG 1 bulan 13 juni 2019 Anak Rewel, anak demam Posyandu
dan kulit kemerahan pada
area yang disuntik
Polio 1 2 bulan 9 juli 2019 Anak demam, rewel dan Posyandu
kulit kemerahan pada area
yang disuntik
DPT 3 bulan 8 agustus 2019 Posyandu
Polio 2 3 bulan 8 agustus 2019 Kemerahan pada area yang Posyandu
disuntik, demam
Polio 3 4 bulan 9 september 2019 Kemerahan pada bagian Posyandu
yang disuntik, demam
Campak 9 bulan 14 februari 2020 Demam, kemerahan di area Posyandu
yang disuntik
6. Riwayat alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi
terhadap apapun, baik terhadap makanan,maupun minuman obat-
obatan.
7. Riwayat bio, psiko, social dan spiritual (Virginia Hunderson)
a. Pola Respirasi
Ibu pasien mengatakan saat pengkajian pasien mengalami
batuk pilek tetapi tidak berdahak.
b. Pola Nutrisi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak diberikan Asi Eksklusif
karena kadang-kadang dititip di neneknya, dan di rumah
neneknya anak dikasi air putih atau teh sejak usia anak 3 bulan.
Kemudian disaat usia anak diatas 6 bulan ibu memberikan
MPASI kemudian usia 9 bulan diberikan nasi putih yang
dicampur sayur, telur dan di hancurkan tetapi tidak sampai
halus, dan pada saat usia memasuki 10 bulan anaknya sudah
diberikan nasi putih, sayur, ikan goreng, tahu dan tempe tanpa
di haluskan. Pada saat pengkajian anak tampak tidak
menghabiskan makanannya, anak makan nasi yang diberi air
dan garam dan ikan goreng saja, anak makan 3-4 suap sekali
makan dan anak makan 2-3x/ hari. Ibu pasien mengatakan tidak
mengatur jenis makanan yang diberikan kepada anaknya karena
terkait dengan kondisi keuangan yang terbatas dan apabila
hanya ada sayur dan tahu tempe cukup itu saja untuk
makanannya.
c. Pola Eliminasi
Ibu pasien mengatakan kalau anaknya BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek, bau khas feses, dan anaknya BAK kurang
lebih 5-6 x/hari, dengan warna kuning jernih.
d. Pola Aktifitas/Bekerja
Ibu pasien mengatakan anaknya aktif bermain bersana ibu
dengan mainan yang disediakan di luar maupun di dalam
rumah anaknya juga aktif jika sedang di hibur oleh orang-orang
disekitarnya.
e. Pola Istirahat Tidur
Ibu pasien mengatakan anaknya selalu terjaga anaknya tidur
sebentar-bentar dan tidur siang sekitar 25-30 menit, dan pasien
tidur malam jam 18:00-20:00 kemudian terbangun dan tidur
lagi pada jam 22:00- 05:00 wita dan kadang terbangun hanya
untuk buang air kecil.
f. Pola Pengaturan suhu tubuh
Ibu pasien mengatakan anaknya sering demam dan pada saat
dikaji suhu tubuh anak normal 36,90C.
g. Pola berpakaian
Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya masih di
bantu termasuk dalam berpakaian. Secara teori anak usia 36-49
belum bisa berpakaian secara mandiri.
h. Pola gerak dan keseimbangan
Ibu pasien mengatakan di usia 39 bulan anaknya belum bisa
buang air kecil dan bab ke kamar mandi /wc.
i. Pola Personal Hygine
Ibu pasien mengatakan memandikan anaknya 2x sehari yaitu
pagi dan sore, ibu juga memberikan bedak setelah dimandikan.
j. Pola Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman
Ibu pasien mengatakan anaknya rewel ketika ditinggal oleh
orang tuanya ketika di gendong dengan orang yang baru
dilihatnya anak menangis dan hanya berani ke orang tua dan
neneknya.
k. Pola komunikasi
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa berbicara dengan
jelas dengan bahasa yang di mengerti .
l. Pola Kebutuhan spiritual
Ibu pasien mengatakan anaknya kadang-kadang diputarkan
video orang mengaji, berselawat.
m. Pola rekreasi
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya bisa bermain di
sekitaran rumah bersamanya dengan diberikan permainan atau
memutar video di handphone.
n. Pola Kebutuhan belajar
Ibu pasien mengatakan pasien sering diajarkan memanggil
ayah, ibu kakek dan nenek dan kadang-kadang diajarkan
mengenal bagian tubuhnya seperti mata, hidung, dan mengenal
macam-macam warna seperti warna merah dan warna kuning.
Ibu juga mengatakan karena ini anak pertama ibu tidak tau
bagaimana cara merangsang perkembangan anak dan tidak
punya pengalaman sesuai usia. Jadi walaupun anak belum bisa
merangkak ibu terlihat tidak hawatir
8. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a. Keadaan umum : lemah
b. Tanda-tanda vital
TD : - mmHg RR : 44 x/menit
N :120x/menit S : 36,80 C
c. Antropometri
1. PB : 89,5 cm
2. BB : 9,8 kg
3. LIKA : 54 cm
4. LILA : 57 cm
5. Status antropometri
a. BB/U :<-2 SD (gizi kurang)
b. PB/U :<-2 SD (pendek)
c. BB/PB: -2 SD (normal)
d. Pengkajian Head to toe
e. Analisa data
Tabel 4.3 Analisa data
No Symtom Etiologi Problem
1 DS : Riwayat BBLR
Ibu pasien mengatakan anaknya Gangguan Tumbuh
belum bisa buang air kecil dan Kembang
besar di kamar mandi/wc di usia
36 bulan dan nafsu makan Efek ketidak mampuan
menurun fisik dan defisiensi
DO : stimulus
1. Pasien berbicara 2-3 kata
berangkaiyang tidak
bermakna
2. Kontak mata kurang
3. KPSP 39 bulan anak
meragukan
4. Pertumbuhan fisik terganggu :
a. PB/U: <-2 SD (gizi
kurang)
b. BB/U:<-2 SD (pendek)
c. BB/PB:-2 SD (normal)
5. Ibu mengatakan tidak tau cara
merangsang perkembangan
anak
2 DS : Faktor ekonomi Defisit Nutrisi
Ibu pasien mengatakan nafsu (finansial tidak
makan anaknya menurun anak mencukupi)
makan 3-4 suap sekali makan dan
anak makan 2-3x/ hari
No Symtom Etiologi Problem
DO :
1. Pasien tampak tidak bisa Ketidak adekuatan
menghabiskan makanan pengetahuan dan
2. Anak tampak lesu pemberian makanan
3. BB : 9,8 kg
4. Status antropometri
a. BB/U :<-2 SD (gizi
kurang) Intake nutrisi kurang
b. BB/PB: -2 SD
(normal)
24/08/20 2 Defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi kurang ditandai dengan,
20 ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya menurun, anak makan 3-4
(16.00) suap sekali makan dan anak makan 2-3x/ hari , kontak mata kurang, Pasien
tidak bisa menghabiskan makanan yang di sediakan ibunya, anak tampak
lesu,BB : 9,8 kg status antropometri, BB/U :<-2 SD (gizi kurang), BB/PB:
-2 SD (normal).
3. Jelaskan nama-nama
benda objek yang ada
dilingkungan sekitar
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep
18.00
1 14. Ibu mengatur pola tidur
15. Mengajarkan anak bebicara siang anak dan ibu
seperti ayah, ibu,kakak,adik mengatakan anaknya tidur
18.05 siang 2 kali seharipada jam
1 10.00 dan pada jam 14.00
dengan waktu yang tidak
16. Mencoba apakah anak tentu
sudah bisa melakukan KPSP
apa yang belum bisa 15. Anak mengikuti dengan
dilakukan kemarin suara yang tidak jelas dan
tidak bermakna
16. Anak tampak belum bisa
melakukan apa yang belum
bisa dilakukan kemarin
jumat, 26
agustus 2022 1 16.00
1. Mengajarkan orang tua 1. Orang tua sudah bisa
untuk melakukan stimulasi melakukan secara mandiri
1 16.30 kepada anaknya
2. Anak sudah mulai berani
2. Mengajarkan anak merangkak walau masih
1 16.35 merangkak dengan bantuan
Sabtu 27 1 15.00 1. Mengajarkan orang tua 1. Orang tua sudah bsa mandiri
agustus 2022 untuk melakukan stimulasi melakukan stimulasi kepada
kepada anaknya anaknya dengan mandiri
1 15.23
2. Mengajarkan anak bleajar 2. Anak sudah berani duduk
buang air besar dan kecil dijamban 1-2 langkah
1 15.30 dikamar mandi
3. Ibu sudah bisa mengatur pola
3. Menganjurkan ibu makan dan asi kepada
memberikan anak makan. anaknya
1
4. Melakukan stimulasi 4. Anak tanpak tenang dan
kembali degan melakukan stimulasi dari hasil
2 menggunakan KPSP 9 bulan KPSP anak menjawab YA=9
Tidak =1 berdasarkan
3 jawaban anaknya
4.2.2 Evaluasi
Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan
13.Riwayat alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi
terhadap apapun, baik terhadap makanan maupun minuman.
14.Riwayat bio, psiko, social dan spiritual (Virginia Hunderson)
o. Pola Respirasi
Ibu pasien mengatakan saat pengkajian pasien mengalami
batuk pilek tetapi tidak berdahak.
p. Pola Nutrisi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak diberikan Asi Eksklusif
karena kadang-kadang dititip di neneknya, dan di rumah
neneknya anak dikasi air putih atau teh sejak usia anak 3 bulan.
Kemudian disaat usia anak diatas 6 bulan ibu memberikan
MPASI kemudian usia 9 bulan diberikan nasi putih yang
dicampur sayur, telur dan di hancurkan tetapi tidak sampai
halus, dan pada saat usia memasuki 10 bulan anaknya sudah
diberikan nasi putih, sayur, ikan goreng, tahu dan tempe tanpa
di haluskan. Pada saat pengkajian anak tampak tidak
menghabiskan makanannya, anak makan nasi yang diberi air
dan garam dan ikan goreng saja, anak makan 3-4 suap sekali
makan dan anak makan 2-3x/ hari. Ibu pasien mengatakan tidak
mengatur jenis makanan yang diberikan kepada anaknya karena
terkait dengan kondisi keuangan yang terbatas dan apabila
hanya ada sayur dan tahu tempe cukup itu saja untuk
makanannya.
q. Pola Eliminasi
Ibu pasien mengatakan kalau anaknya BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek, bau khas feses, dan anaknya BAK kurang
lebih 5-6 x/hari, dengan warna kuning jernih.
r. Pola Aktifitas/Bekerja
Ibu pasien mengatakan anaknya aktif bermain bersana ibu
dengan mainan yang disediakan di luar maupun di dalam
rumah anaknya juga aktif jika sedang di hibur oleh orang-orang
disekitarnya.
s. Pola Istirahat Tidur
Ibu pasien mengatakan anaknya selalu terjaga anaknya tidur
sebentar-bentar dan tidur siang sekitar 25-30 menit, dan pasien
tidur malam jam 18:00-20:00 kemudian terbangun dan tidur
lagi pada jam 22:00- 05:00 wita dan kadang terbangun hanya
untuk buang air kecil.
t. Pola Pengaturan suhu tubuh
Ibu pasien mengatakan anaknya sering demam dan pada saat
dikaji suhu tubuh anak normal 36,90C.
u. Pola berpakaian
Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya masih di
bantu termasuk dalam berpakaian. Secara teori anak usia 36-49
belum bisa berpakaian secara mandiri.
v. Pola gerak dan keseimbangan
Ibu pasien mengatakan di usia 39 bulan anaknya belum bisa
buang air kecil dan bab ke kamar mandi /wc, walau dengan
bantuan.
w. Pola Personal Hygine
Ibu pasien mengatakan memandikan anaknya 2x sehari yaitu
pagi dan sore, ibu juga memberikan bedak setelah dimandikan.
x. Pola Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman
Ibu pasien mengatakan anaknya rewel ketika ditinggal oleh
orang tuanya ketika di gendong dengan orang yang baru
dilihatnya anak menangis dan hanya berani ke orang tua dan
neneknya.
y. Pola komunikasi
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa berbicara dengan
jelas dengan bahasa yang di mengerti .
z. Pola Kebutuhan spiritual
Ibu pasien mengatakan anaknya kadang-kadang diputarkan
video orang mengaji, berselawat.
aa. Pola rekreasi
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya bisa bermain di
sekitaran rumah bersamanya dengan diberikan permainan atau
memutar video di handphone.
bb. Pola Kebutuhan belajar
Ibu pasien mengatakan pasien sering diajarkan memanggil
ayah, ibu kakek dan nenek dan kadang-kadang diajarkan
mengenal bagian tubuhnya seperti mata, hidung, dan mengenal
macam-macam warna seperti warna merah dan warna kuning.
Ibu juga mengatakan karena ini anak pertama ibu tidak tau
bagaimana cara merangsang perkembangan anak dan tidak
punya pengalaman sesuai usia. Jadi walaupun anak belum bisa
merangkak ibu terlihat tidak hawatir
15.Pemeriksaan fisik (head to toe)
f. Keadaan umum : lemah
g. Tanda-tanda vital
TD : - mmHg RR : 44 x/menit
N :120x/menit S : 36,80 C
h. Antropometri
7. PB : 89,5 cm
8. BB : 9,8 kg
9. LIKA : 54 cm
10. LILA : 57 cm
11. Status antropometri
d. BB/U :<-2 SD (gizi kurang)
e. PB/U :<-2 SD (pendek)
f. BB/PB: -2 SD (normal)
j. Analisa data
Tabel 4.3 Analisa data
No Symtom Etiologi Problem
1 DS : Riwayat BBLR
Ibu pasien mengatakan anaknya Gangguan Tumbuh
belum bisa buang air kecil dan Kembang
besar di kamar mandi/wc di usia
36 bulan dan nafsu makan Efek ketidak mampuan
menurun fisik dan defisiensi
DO : stimulus
1. Pasien berbicara 2-3 kata
berangkaiyang tidak bermakna
2. Kontak mata kurang
3. Respon social lambat
No Symtom Etiologi Problem
4. BB: 9.0
5. PB: 90,5
6. KPSP 37 bulan anak
meragukan
7. Pertumbuhan fisik terganggu :
d. PB/U: >-2 SD (gizi baik)
e. BB/U:<-2 SD (normal)
f. BB/PB:-2 SD (normal)
8. Ibu mengatakan tidak tau cara
merangsang perkembangan
anak
2 Ds: ibu pasien mengatakan Infeksi Hipertermi
anaknya demam
Do : Respon inflamasi
Release zat pirogen
a.Anak tampak lemas Merangsang set poin di
b. Kulit tampak kering hipotalamus
c. Kulit teraba panas
d. S : 37,9⁰ C
Meningkatkan suhu
tubuh
Promosi Perkembangan
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Anak
1. Identikasi kebutuhan
khusus anak dan 1. Mengetahui
kemampuan adaptasi kemampuan anak
anak dalam beradaptasi
6) Hindari pemberian
antipiretik atau aspiri
Edukasi
1.untuk menurunkan suhu
1. Kolaborasi pemberian tubuh yang berlebihan
cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu.
Tabel 4.6 Implementasi Keperawatan
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep
6. Menganjurkan ibu
2 16.15 5. Ibu bisa mengatur pola
memilih makanan yang di
sukai anak tidur anak dan
membiasan anaknya
2 16.30 7. Mengajarkan anak cara tidur siang jam 14.00
No. Dx
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kep
2 16.55
10. Mencoba apakah anak
sudah bisa melakukan 8. Anak mulai mau
KPSP apa yang belum berdiri dan melangkah
bisa dilakukan kemarin
9. Ibu mengerti
1 17.20 pentingnya stimulasi
dan mulai sering
17.40 11. Mengukur suhu tubuh menstimulasi anaknya
1 klien 10. Anak mulai
merangkak walaupun
17.44 dengan bantuan
2 12. Mengajarkan mengganti
linen 11. Anak tampak belum
setiap hari atau lebih bisa melakukan apa
sering jika yang belum bisa
mengalami hyperhidrosis dilakukan kemarin
9. Mengontrak waktu
selanjutnya
untuk kunjungan
rumah
4.2.2 Evaluasi
Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan