QUDWATUL HASANAH
022SYE19
i
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Proposal karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 Keperawatan
QUDWATUL HASANAH
022SYE19
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan oleh:
QUDWATUL HASANAH
022SYE19
Mengetahui
Prodi Keperawatan Jenjang D.3
Ketua
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan oleh:
QUDWATUL HASANAH
022SYE19
Dewan Penguji:
Mengetahui
Prodi Keperawatan Jenjang D.3
Ketua
iv
KATA PENGANTAR
Stimulasi Motorik Kasar Pada Anak Usia 18-24 Bulan Dengan Keterlambatan
Tulis Ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mengikuti ujian Karya
(Amd. Kep) Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang D.3 STIKES Yarsi
Mataram.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak mendapat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan Terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Zulkahfi, S.kep., Ners., M.Kes selaku ketua STIKES Yarsi Mataram
2. Melati Inayati Albayani, S.Kep., Ners., MPH selaku Ketua Program Studi D.3
ikhlas dan sabar sehingga penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselseaikan tepat pada waktunya. Serta yang telah memberikan fasilitas dan
v
ikhlas dan sabar sehingga penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral, perhatian dan doa
yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
5. Semua staf pengajar dan tata usahan STIKES Yarsi Mataram yang telah
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kemurahan hati dan budi baik
dan saran dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan Studi Kasus 4
1.4. Manfaat Sutdi Kasus 4
1.4.1 Masyarakat 4
1.4.2 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Keperawatan........................................................................... 4
1.4.3 Penulis 4
vii
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian......................................................................... 47
3.2 Subyek Studi Kasus............................................................................ 47
3.3 Fokus Studi Kasus.............................................................................. 48
3.4 Definisi Operasional Fokus Studi....................................................... 48
3.5 Instrumen Studi Kasus........................................................................ 49
3.6 Metode Pengumpulan Data................................................................ 50
3.7 Lokasi dan Waktu Studi Kasus........................................................... 51
3.8 Analisis Data dan Penyajian Data...................................................... 52
3.9 Etika Studi Kasus................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 2.1 Analisa Data................................................................................... 30
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 2.1: Pathway Gangguan Perkembangan Keterlambatan Berjalan. . . 17
DAFTAR LAMPIRAN
x
Lampiran 2: Informed Consent
xi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
kondisi development delayed akan tertunda dalam mencapai satu atau lebih
bulan belum bisa berjalan secara mandiri (Cross, Sarah J. Linker, Kay E.
mulai berjalan pada usia kurang lebih 9-18 bulan, jika dalam usia 18 bulan
anak belum dapat berjalan tanpa di pegang maka bisa dikatakan anak
1
2
besar mengalami keterlambatan pada aspek motorik kasar dan bahasa yang
faktor pada masa prenatal, intranatal, postnatal dan faktor lingkungan yang
tidak mendorong anak dalam proses berdiri dan berjalan. Faktor yang
mempengaruhi saat prenatal seperti gizi pada ibu, kekurangan vitamin C, B6,
dengan prematur, bayi terlalu lama dan terjepit di jalan lahir, dan menderita
postnatal meliputi status gizi bayi (ASI), menderita penyakit infeksi, asfiksia
merangkak akan dibawa terus oleh anak sampai mereka sekolah dan
3
mengakibatkan masalah yang lain yaitu seperti membaca dan menulis dan
di berikan melalui stimulasi. Stimulasi adalah rangsangan dari luar yang ada
fungsi motorik (gerak kasar, halus), emosi sosial, bicara, kognitif, mandiri,
Orang tua memiliki peran penting dalam pemberian stimulasi motorik bagi
anak. Stimulasi yang diberikan oleh orang tua pada anak akan sangat
ialah bagian dari gerak manusia yang sebagai alat aktivitas kehidupan serta
salah satu dari sekian banyak keterampilan motorik anak. Dalam hal ini juga
dijelaskan bahwa kemampuan motorik anak dapat dilihat dari dua sisi yaitu
Rahmayanti, 2017).
bisa lebih cepat berkembang dibandingkan dengan bayi yang tidak atau
1.4.1 Masyarakat
1.4.3 Penulis
berjalan.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks sebagai hasil dari proses
tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat
berkaitan, yaitu:
5
6
2018).
tetap, yaitu:
2020).
aspek yaitu:
1. Personal sosial
moral tradisi, dan meleburkan diri menjadi satu serta saling menjalin
2. Bahasa
didapatkannya.
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan
dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucil atau menjadi anak
temperamen. Faktor ini jarang dipahami oleh orang tua juga terkadang
lebih 9-18 bulan, jika dalam usia 18 bulan anak belum dapat berjalan
atau biasa disebut dengan keterlambatan berjalan (Nova & Wati, 2019).
dimana belum bisa berjalan sendiri sesuai dengan usianya, anak dengan
anak yaitu:
2. Kekurangan Vitamin
3. Kesehatan Ibu
mempengaruhi janin.
4. Faktor Rhesus
5. Obat-obatan
6. Sinar x
7. Alkohol
tampak pada anak dari ibu yang meminum akohol selama kehamilan
8. Mengisap rokok
9. Kelahiran Prematur
tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Selain itu,
anak tumbuh dan berkembang dengan pesat. Peran orang tua dalam
dan berjalan. Keinginan ini harus didukung oleh nutrisi yang cukup,
bagian tubuh bebas dari rasa nyeri, kemampuan sensoris dan kognitif
2. Pola Asuh
Pola asuh yang kurang tepat dapat dilihat dari kurangnya orang
lantai atau takut anak akan terjatuh, takut rumah berantakan dan lain-
anak juga akan terbiasa dengan pola asuh yang kurang tepat, dan
lantai.
14
yang tepat. Untuk bisa berdiri tumit kaki menumpu, lutut menekuk,
terutama pada otot sumbuh tubuh, panggul, lutut, dan tumit, tidak
5. Faktor Lingkungan
6. Faktor aktivitas
Apabila pada usia itu anak terlalu banyak duduk atau digendong
15
bulan.
2.2.5 Patofisiologi
saat prenatal seperti gizi pada ibu, kekurangan vitamin C, B6, B1, D, E,
16
lahir dengan prematur, bayi terlalu lama dan terjepit di jalan lahir, dan
pada saat postnatal meliputi status gizi bayi (ASI), menderita penyakit
infeksi, asfiksia dan ikterus. Jadi pola asuh dan stimulasi dari orang tua
sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak (Wu et al, 2014)
17
2.2.6 Pathway
a. Gizi pada ibu a. Bayi yang a. Status gizi bayi Kondisi lingkungan
b. Kekurangan terlalu lama b. Prematur yang tidak
vitamin dan terjepit di c. Penyakit infeksi mendorong anak
c. Kesehatan ibu dalam proses berdiri
jalan lahir d. Asfiksia
d. Faktor rhesus dan berjalan
e. Obat-obatan, b. Menderita e. Ikterus
sinar x, alkohol caput
dan merokok succedaneum
Keinginan dari dalam
Suplai zat-zat diri untuk bergerak
nutrient ke organ
tubuh berkurang
Nutrisi yang di Trauma saat lahir terutama otak dan Pola asuh yang kurang
terima janin sedikit otot tepat
Kerusakan pada
Pertumbuhan otak otak Penurunan fungsi Pola gerakan yang
tidak optimal pada otak dan otot kurang baik
Keterbelakangan
Perkembangan mental dan Perilaku dan Tonus otot tidak
terhambat sesuai gangguan pergerakan otot optimal
usia perkembangan tubuh tidak optimal
saraf
Aktivitas anak tidak
sesuai dengan usia
perkembangan
Gangguan tumbuh
kembang Resiko Gangguan
Resiko Gangguan
Pertumbuhan Perkembangan
1. Terapi Non-Medis
bisa dilakukan oleh orang tua bayi sebagai langkah awal komunikasi
personal antara orang tua dan bayi. Adanya rangsangan pada kulit
2. Memberikan stimulasi
19
3. Bermain
melibatkan gerakan tubuh yang membuat tubuh anak sehat, dan otot
2.3.1 Pengkajian
berjalan adalah:
1. Identitas/Biodata
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
d. Riwayat Persalinan
1) Prenatal
2) Intranatal
mengeluarkan bayi.
Pada kasus ini bayi yang terlalu lama dan terjepit di jalan
3) Penolong persalinan
22
setelah melahirkan
keluar.
persalinan selesai.
5) Post Natal
Pada kasus ini hal yang perlu di kaji adalah status gizi bayi
e. Tumbuh Kembang
1) Pertumbuhan fisik
a) PB/TB
b) Berat Badan
Berat badan ideal anak laki-laki pada umur 1 tahun 10,8 kg-
13,4 kg, pada umur 2 tahun berat badan ideal 13,9 kg-16,2
c) Rumus Z-Score
BB anak – BB median
(BB/U) =
BB median – (tabel-1sd)
(2) Jika BB anak > median
BB anak – BB median
(BB/U) =
(tabel+1sd) – BB median
d) Lingkar kepala
2) Perkembangan anak
rumah
(8) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air
kecil/ kencing.
psiko-sosio-kultural-spritual).
1) Pola Respirasi
2) Pola Eliminasi
25
Eliminasi pada anak usia 18-24 bulan biasanya BAB dan BAK
2-3x/hari.
3) Pola Nutrisi
menurun.
Pada anak usia 18-24 bulan personal hygine akan dibantu oleh
orang tua.
Kebutuhan tidur normal pada anak usia 18-24 bulan 12-15 jam
per hari.
Pada anak usia 18-24 bulan sudah dapat berdiri sendiri tanpa
batuk.
disekitarnya.
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
berjalan sedang.
3) Head to Toe
tidak
tidak
hidung
atau tidak.
perawatan diri sesuai usia, afek datar, respon sosial lambat, kontak
mata terbatas, nafsu makan menurun, lesu, mudah marah, regresi dan
yang diharapkan.
Pada tahap perencanaan ada 4 hal yang harus diperhatikan antara lain:
2. Menentukan tujuan
ganda)
dibau)
ilmiah)
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2.3.5 Implementasi
2.3.6 Evaluasi
S : Data subjektif
O : Data objektif
tindakan keperawatan.
A : Analisa
36
terjadi, atau juga dapat dituliskan suatu masalah/ diagnosis baru yang
P : Planning
dihentikan.
motorik (gerak kasar, halus), emosi sosial, bicara, kognitif, mandiri, dan
besar atau sebagian besar seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
otot-otot kasar seperti tangan, kaki, dan badan. Kemampuan anak untuk
duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh dari motorik kasar. Otot-
otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh
berdiri dengan satu kaki, melatih anak mencuci kaki, mencuci tangan,
dan melatih anak mengenal bentuk dan warna benda (Ahda, Erlyani, &
Rahmayanti, 2017).
Yantri, 2019).
stimulasi, yaitu:
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan
disekitar anak.
keberhasilannya.
utama anak dimulai pada masa bayi, terhadap contoh perilaku orang
1. Secara fisik, tubuh anak akan lebih sehat dan kuat, karena otot-
ototnya terlatih
stimulasi motorik kasar anak usia 18-24 bulan adalah sebagai berikut:
1. Gerak kasar
a. Tahapan perkembangan:
b. Stimulasi:
BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain studi kasus yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini adalah deskriptif. Desain studi kasus deskriptif adalah suatu penelitian
yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran secara realita dan
objektif terhadap sesuatu kondisi tertentu yang sedang terjadi dalam kelompok
masyarakat (Nursalam, 2013). Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk
motorik kasar pada anak usia 18-24 bulan dengan keterlambatan berjalan.
mengambil kasus. Subyek penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini
motorik kasar
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi kasus karena berbagai sebab
Fokus studi kasus pada proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah pemberian
stimulasi motorik kasar pada anak usia 18-24 bulan dengan keterlambatan
berjalan.
temperamen. Faktor ini jarang dipahami oleh orang tua juga terkadang
47
42
lebih 9-18 bulan, jika dalam usia 18 bulan anak belum dapat berjalan
atau biasa disebut dengan keterlambatan berjalan (Nova & Wati, 2019).
3.4.1 Stimulasi adalah rangsangan dari luar yang ada pada lingkungan anak
3.4.2 Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar
otot-otot kasar seperti tangan, kaki, dan badan. Kemampuan anak untuk
duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh dari motorik kasar. Otot-
otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh
3.4.3 Stimulasi motorik kasar merupakan upaya orang tua untuk merangsang
dengan satu kaki, melatih anak mencuci kaki, mencuci tangan, dan
melatih anak mengenal bentuk dan warna benda (Ahda, Erlyani, &
Rahmayanti, 2017).
43
3.4.4 Pemberian stimulasi motorik kasar merupakan hal yang penting dalam
2019).
1. Wawancara
bisa dilakukan dengan cara tatap muka antara peneliti dan klien untuk bisa
2. Observasi
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
sampai kaki.
b. Palpasi
dua tangan agar dapat terbentuk gambaran organ tubuh atau masa
abnormal.
c. Perkusi
d. Auskultasi
45
sampai dengan semua data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
1. Pengumpulan Data
a. Penyajian data
b. Kesimpulan
induksi.
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
47
data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat & Alimul Aziz,
2011).
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat & Alimul
Aziz, 2011).