Anda di halaman 1dari 54

Desaku Bebas Stunting

DESAKU BEBAS STUNTING

KELOMPOK KKN TEMATIK UNRAM TAHUN 2019

LPPM Universitas Mataram

https://lppm.unram.ac.id

ii
Emi Salmah, dkk

Judul:
Desaku Bebas Stunting

Penulis: Editor:
Dra. Hj. Emi Salmah, M.Si, Nawal Siti Kasanah, Nawal Iskandar, Fitri,
Iskandar, Siti Kasanah, Vivi Septi Cahyani Ririn Ayu Prastika

Layout: Design Sampul:


Vivi Septi Cahyani, Budi Harniko, Baiq Intan Mayasari, Muhammad Ridwan,
Febrian Dani Hidayat Nurul Imani, Aswina

Penerbit:
LPPM Universitas Mataram
Jln. Pendidikan No. 37 Mataram-NTB
Telp. (0370) 641552, 638265, Fax. (0370) 638265, Mobile Phone +6285339349756
e-mail: sentra-hki@unram.ac.id
website: www.lppm.unram.ac.id.

Cetakan Pertama, Agustus 2019

LPPM Universitas Mataram: Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Desaku Bebas Stunting
= Dra. Hj. Emi Salmah, M.Si, Nawal Iskandar, Siti Kasanah, Vivi Septi Cahyani=
LPPM Universitas Mataram, 2019
47 + viii hlm. cm 14 cm x 21 cm
ISBN: Proses

Desaku Bebas Stunting | iii


Desaku Bebas Stunting

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak, sebagian atau


seluruh isi buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun, tanpa izin penulis dan
penerbit.

iv
Desaku Bebas Stunting

KATA PENGANTAR
PENULIS
Assalammualaikum wr wb.

P uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas rahmat dan


karunia-Nya Buku Desaku Bebas Stunting dapat selesai tepat
pada waktunya. Buku ini disusun berdasarkan Hasil dari program
selama KKN yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Universitas
Mataram di Desa Penimbung, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten
Lombok Barat yang berlangsung dari tanggal 15 Juli sampai dengan
tanggal 30 Agustus 2019.
Sebelumnya penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
secara moril maupun materil selama pelaksanaan KKN,
sehingga kegiatan KKN Tematik yang telah dilaksanakan dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan buku ini.
Akhir kata penulis berharap buku ini berguna dan bermanfaat
bagi semua pihak yang terkait.

Mataram, September 2019


Penulis,

Dra. Hj. Emi Salmah, M.Si, dkk

v
Desaku Bebas Stunting

KATA PENGANTAR
KETUA LPPM

A lhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan


kehadirat Allah SWT sehingga buku luaran KKN
Tematik ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Buku ini merupaka aktualisasi dari pemikiran, konsep, dan
teori, berdasarkan peta masalah dan potensi yang
diimplementasikan selama proses pengabdian kepada
masyarakat di desa mitra.
Kehadiran buku ini diharapkan berkontribusi bagi
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang
berkelanjutan. Juga sebagai informasi bagi para pihak dalam
menggali potensi sumberdaya di desanya. Kita pun menyadari
jika di dalam penyusunan buku ini mempunyai kekurangan,
namun kita meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku
ini tetap akan memberikan sebuah manfaat bagi pembacanya.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan penulis khususnya.

Mengetahui
Ketua LPPM Unram,

Muhamad Ali, Ph.D.

vi
Desaku Bebas Stunting

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................v
KATA PENGANTAR KETUA LPPM.............................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN------------------------------------------1
BAB II. GAMBARAN UMUM DESA PENIMBUNG --------- 6
2.1 Profil Desa Penimbung---------------------- 6
BAB III. KEHIDUPAN MASYARAKAT PENIMBUNG ----- 11
3.1 Penduduk--------------------------------------11
BAB IV. PERMASALAHAN, POTENSI DAN PROSPEK
PENGEMBANGAN DESA PENIMBUNG ----------- 12
4.1 Permasalahan--------------------------------- 12
4.2 Kegiatan Yang Dilakukan Di Desa
Penimbung---------------------------------- 13
BAB V. PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DESA
PENIMBUNG---------------------------------------------- 18
5.1 Program dalam Menyelesaikan
Permasalahan ---------------------------- 18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 38
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... 40

viii
Desaku Bebas Stunting

x
Emi Salmah, dkk

BAB I
PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health Organization)


Kesehatan Lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia. Kesehatan
lingkungan merupakan faktor penting dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan, Menurut
HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu
kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia. Kesehatan lingkungan merupakan
salah satu indikator utama yang menetukan

Desaku Bebas Stunting | 1


Desaku Bebas Stunting

kesejahteraan penduduk. Lingkungan yang


sehat sangat dibutuhkan tidak hanya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Beberapa indikator kesehatan masyarakat
antara lain adalah angka kematian bayi, angka
penderita sakit dan pemenuhan gizi. Derajat
kesehatan penduduk dipengaruhi oleh faktor –
faktor seperti budaya, gaya hidup, tingkat
pendidikan, tingkat kesejahteraan, dan lain-
lain. Faktor budaya berkaitan dengan kebiasaan
penduduk pada umumnya misal; kebiasaan
mencampurkan tempat tinggal dengan tempat
binatang ternak, sampah yang dibuang
sembarangan, penggunaan air sungai sebagai
sumber air bersih. Sedangkan gaya hidup
menyangkut perubahan perilaku yang massal
akibat masuknya nilai-nilai baru yang dianggap
modern seperti merokok, minum-minuman
keras, makan makanan fast food, yang
sebenarnya kebiasaan tersebut merupakan gaya

2
Desaku Bebas Stunting

hidup yang kurang sehat, atau lebih rentan


terkena penyakit.
Desa Penimbung merupakan salah satu
desa yang subur dan memiliki sumberdaya alam
yang bagus untuk bercocok tanam di
Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok
Barat, memiliki jumlah dusun sebanyak tujuh
dusun, dengan jumlah penduduk 3.553 jiwa
dengan luas wilayah 364.720 ha/m2. Desa ini
termasuk desa yang cukup berkembang pada
sektor pembangunan khususnya pada bidang
pertanian, namun hal tersebut tidak
memberikan dampak yang positif bagi
kesehatan masyarakat karena kurangnya
kesadaran masyarakat terkait kebersihan dan
kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan data
stunting yang kami peroleh dari Puskesmas
Gunungsari tahun 2019 sebanyak 58 orang
yang terkena stunting. Berdasarkan data dan
hasil survei lapangan di Desa Penimbung
menunjukkan rendahnya derajat kesehatan
masyarakat dan lingkungan. Hal ini dapat
diamati dari sampah yang berserakan dimana-

3
Desaku Bebas Stunting

mana, terutama pada beberapa dusun yang


dekat dengan pasar, kepadatan penduduk,
sanitasi lingkungan yang buruk, kebiasaan
MCK yang tidak sehat, keterbatasan
ketersediaan fasilitas umum hingga yang paling
parah adalah masalah stunting yang berujung
pada kematian bayi. Hal ini semakin
memperkuat hasil penelitian yang mengatakan
bahwa perilaku (perilaku perawatan pada saat
hamil dan perawatan bayi, serta perilaku
kesehatan lingkungan) dan kesehatan
lingkungan menjadi faktor utama yang
menyebabkan stunting.
Stunting merupakan sebuah kondisi dimana
tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding
tinggi badan orang lain pada umumnya yang
seusia. Stunting disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi yang diterima oleh janin atau bayi
dalam kandungan dan pada masa awal anak lahir.
Penderita stunting baru terlihat ketika anak berusia
2 tahun. Kurangnya asupan gizi yang diterima bayi
disebabkan pula oleh kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan gizi sebelum dan pada masa

4
Desaku Bebas Stunting

kehamilan serta setelah ibu melahirkan. Terkait


masalah stunting tersebut, Desa Penimbung,
Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat
termasuk sebagai daerah dengan tingkat stunting
yang cukup tinggi.
Berdasarkan masalah yang dihadapi, karakter
dan potensi yang terdapat pada Desa Penimbung,
maka hal yang harus dilakukan dalam
memecahkan masalah tersebut yakni dengan
melakukan penanganan terhadap masalah sampah
dan stunting melalui edukasi yang menumbuhkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat serta
gerakan peduli permasalahan tersebut bersama
dengan seluruh elemen masyarakat, terkait
penanganan yang dapat dilakukan antara lain
dengan memanfaatkan sumberdaya alam bidang
pertanian melalui pemanfaatan daun kelor sebagai
upaya pencegahan stunting, yang bertujuan untuk
mengoptimalisasikan penanggulangan masalah
stunting yang ada di desa tersebut.

5
Desaku Bebas Stunting

BAB II
GAMBARAN UMUM DESA PENIMBUNG

2.1 Profil Desa Penimbung


2.1.1 Wilayah
Secara geografis, Desa Penimbung memiliki luas
wilayah 4,60 Km2 dan luas tanah 462,65 Ha. Letak Desa
Penimbung berada di antara 4 desa lain yang juga masih
termasuk dalam wilayah kecamatan . Adapun batas desa
tersebut adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bukit Tinggi
Kecamatan Gunung Sari.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gegerung
Kecamatan Lingsar.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan  Desa Gegerung
Kecamatan Lingsar.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekarsari
Kecamatan Gunung Sari.

6
Desaku Bebas Stunting

2.1.2 Kondisi Demografi dan Sumberdaya


1. Jumlah Kepala Keluarga pada Tahun 2018 sebagai
berikut:
Kepala Keluarga Jumlah
Keluarga Pra Sejahtera 495 KK
Keluarga Sejahtera 699 KK
Keluarga Sejahtera III Plus 32 KK
Total 1.226 KK

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin pada


Tahun 2018 sebagai berikut:
Penduduk Jumlah
Laki-laki 1.937 Jiwa
Perempuan 1.878 Jiwa
Total 3.815 Jiwa

3. Prasarana Kesehatan Desa


Prasarana Jumlah
Puskesmas 1 Buah

7
Desaku Bebas Stunting

Puskesmas Pembantu 1 Buah


Poliklinik 0 Buah
Posyandu dan Polindes 1 Buah
Total 3 Buah

4. Tenaga Kesehatan Desa


Tenaga Medis Jumlah
Dokter Umum 1 Orang
Dokter Spesialis 0 Orang
Bidan/Dukun Bersalin 8 Orang
Terlatih
Mantri Kesehatan 0 Orang
Perawat 0 Orang
Total 9 Orang

5. Prasarana Air Bersih Desa


Prasarana Jumlah
Mata Air 75 Unit
Sumur Gali 25 Unit
Sumur Pompa 0 Unit
Hidran Umum 0 Unit
PAM 1 Unit
Pipa 5 Unit
Sungai 1 Unit
8
Desaku Bebas Stunting

Total 344 Unit

6. Prasarana Sanitasi dan Irigasi


Prasarana Jumlah
MCK Umum 2 Unit
Sumur Resapan Air Rumah 8 Rumah
Tangga

7. Pekerjaan/Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa


Pekerjaan Jumlah
Petani 800 Orang
Buruh Tani 575 Orang
Pengrajin Industri Rumah
Tangga 35 Orang
Pegawai Negeri Sipil 22 Orang
Pedagang Keliling 16 Orang
Peternak 280 Orang
Bidan Swasta 1 Orang
9
Desaku Bebas Stunting

Perawat Swasta 3 Orang


TNI 2 Orang
POLRI 2 Orang
Pengusaha Kecil dan
Menengah 60 Orang
Guru Swasta 27 Orang
Dukun Kampung Terlatih 5 Orang
Jasa Pengobatan Alternatif 1 Orang
Karyawan Perusahaan Swasta 5 Orang
Total 1.886 Orang

8. Data Stunting
SP P
No. Nama Dusun Jumlah
(Sangat Pendek) (Pendek)
1. Gubuk Baru 22 2 20
2. Penimbung Utara 4 1 3
3. Penimbung
Timur 10 5 5
4. Penimbung
Selatan 9 0 9
5. Karang Tembe 6 0 6
6. Penimbung Barat 7 2 5

10
Desaku Bebas Stunting

BAB III
KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PENIMBUNG

3.1 Penduduk

Penduduk desa Penimbung memiliki


kehidupan keseharian sebagai petani, peternak,
dan pengerajin dari bahan kayu dan dimanfaatkan
mereka sebagai mata pencaharian mereka setiap
harinya. Desa penimbung merupakan desa yang
subur dan memiliki banyak sumber daya alam.
Terdapat banyak masyarakat desa penimbung yang
memiliki bayi dan anak-anak balita yang
membutuhkan banyak nutrisi sehingga tidak
sedikit anak di desa penimbung mengalami
kekurangan gizi. Berdasarkan data dan hasil survei
lapangan di Desa Penimbung menunjukkan
rendahnya derajat kesehatan masyarakat dan
lingkungan. Hal ini dapat diamati dari sampah
yang berserakan dimana-mana, terutama pada
beberapa dusun yang dekat dengan pasar,
kepadatan penduduk, sanitasi lingkungan yang
buruk, kebiasaan MCK yang tidak sehat,
keterbatasan ketersediaan fasilitas umum hingga
yang paling parah adalah masalah stunting yang
berujung pada kematian bayi.

11
Desaku Bebas Stunting

BAB IV
PERMASALAHAN, POTENSI DAN PROSPEK
PENGEMBANGAN
DESA PENIMBUNG

4.1 PERMASALAHAN
Berdasarkan masalah yang dihadapi, karakter
dan potensi yang terdapat pada Desa Penimbung,
maka hal yang harus dilakukan dalam
memecahkan masalah tersebut yakni dengan
melakukan penanganan terhadap masalah sampah
dan stunting melalui edukasi yang menumbuhkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat serta
gerakan peduli permasalahan tersebut bersama
dengan seluruh elemen masyarakat, terkait
penanganan yang dapat dilakukan antara lain
dengan memanfaatkan sumberdaya alam bidang
pertanian melalui pemanfaatan daun kelor sebagai
upaya pencegahan stunting, yang bertujuan untuk
mengoptimalisasikan penanggulangan masalah
stunting yang ada di desa tersebut.

12
Desaku Bebas Stunting

4.2 Kegiatan Yang Dilakukan Di Desa Penimbung


Program
Kerja
No Tujuan Indikator
Program
Utama
1 Sosialisasi Untuk Menjangkau 7
Pencegahan mencegah dan dusun di Desa
Stunting menanggulangi Penimbung,
“GEMES” permasalahan Kecamatan
(Gerakan stunting yang Gunungsari,
Menolak terjadi di Desa Kabupaten
Stunting) Penimbung, Lombok Barat,
Kecamatan agar mengetahui
Gunungsari, apa itu stunting
Kabupaten dan apa dampak
Lombok Barat. dari stunting.
2 Penanaman Sebagai Menjangkau 7
Pohon Kelor sarana untuk dusun di Desa
Bersama mempermudah Penimbung,
masyarakat Kecamatan
Desa Gunungsari,
Penimbung, Kabupaten
Kecamatan Lombok Barat dan

13
Desaku Bebas Stunting

Gunungsari, bekerja sama


Kabupaten dengan
Lombok Barat masyarakat dalam
saat mengolah penanaman pohon
daun kelor kelor bersama.
sebagai
produk yang
bermanfaat
dalam
pencegahan
stunting.
3 Pelatihan Sebagai sarana Menjangkau 7
Pengolahan pelatihan bagi dusun di Desa
Daun Kelor masyarakat Penimbung,
dalam Kecamatan
mengolah Gunungsari,
daun kelor dan Kabupaten
menarik minat Lombok Barat
anak – anak untuk
untuk memberikan
mengkonsumsi pelatihan
daun kelor pengolahan daun
dalam kelor.

14
Desaku Bebas Stunting

pencegahan
stunting.
Program
Tujuan Indikator
Tambahan
1 Goes To Untuk Masyarakat
School for menanamkan terbiasa menjaga
PHBS kesadaran lingkungan
(Perilaku sejak dini bagi rumahnya agar
Hidup anak-anak dan tetap bersih dan
Bersih dan masyarakat menerapkan pola
Sehat) pentingnya hidup sehat yang
menjaga sudah
kesehatan dan disosialisasikan
kebersihan sekitar Desa
lingkungan Penimbung,
sekitar Desa Kecamatan
Penimbung, Gunungsari,
Kecamatan Kabupaten
Gunungsari, Lombok Barat.
Kabupaten
Lombok Barat.

2 Bersih- Untuk Masyarakat

15
Desaku Bebas Stunting

Bersih Desa menjaga bergotong royong


Ceria (BBDC) kebersihan membersihkan
Desa lingkungan.
Penimbung,
Kecamatan
Gunungsari,
Kabupaten
Lombok Barat
dan
meningkatkan
rasa
kebersamaan
antar
masyarakat
desa ketika
saling bekerja
sama
membersihkan
desa.
3 Pemeriksaan Pengadaan meningkatkan
dan Pengobatan pemeriksaan dan kesadaran masyarakat
Gratis oleh pengobatan gratis untuk kembali
PARC bagi masyarakat berobat ke Puskesmas

16
Desaku Bebas Stunting

SUPPORTED Desa Penimbung, dengan diadakannya


BY MUM Kecamatan pemeriksaan dan
FOUNDATION Gunungsari, pengobatan gratis.
Kabupaten
Lombok Barat.

17
Emi Salmah, dkk

BAB V
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DESA
PENIMBUNG

5.1 Program dalam Menyelesaikan Permasalahan


Menanggulangi berbagai permasalahan
tersebut maka usulan program kerja yang
akan kami jalankan selama periode tersebut
antara lain:
1. Sosialisasi Pencegahan Stunting “GEMES”
(Gerakan Menolak Stunting)

Kegiatan sosialisasi pencegahan stunting


“GEMES” (Gerakan Menolak Stunting) dilaksanakan
pada tanggal 24 Juli 2019 bertempat di Kampung KB

Desaku Bebas Stunting | 18


Desaku Bebas Stunting

dusun Penimbung Timur, Desa Penimbung, Kecamatan


Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan dihadiri
oleh 75% dari surat undangan yang disebarkan
kebeberapa warga yang ada di 7 dusun Desa
Penimbung. Peserta yang diundang antara lain kader di
setiap dusun, Ibu hamil, dan Ibu menyusui di Dusun
Penimbung Timur, Penimbung Selatan, Penimbung
Barat, Penimbung Utara, Penimbung Gubuk Baru,
Penimbung Karang Tembe, dan Penimbung Kebon
Daye.

Pada sosialisasi pencegahan stunting ini kami


mengundang pemateri dari Puskesmas Desa Penimbung
yaitu, Ahli Gizi Ibu Sintia Fahruni, S.St yang sekaligus
19
Desaku Bebas Stunting

sebagai fasilitator kader – kader yang ada di Desa


Penimbung. Dalam pelaksanaan sosialisasi para peserta
juga telah mengenal pemateri dan sering bertemu pada
saat posyandu yang diadakan 1 bulan sekali per dusun.
Sehingga pemateri dapat dengan mudah menyampaikan
sosialisasi mengenai pencegahan stunting.
Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah
gizi utama yang dihadapi Indonesia. Kondisi kesehatan
dan gizi ibu saat hamil serta setelah persalinan
mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya
stunting. Factor lainnya pada ibu yang mempengaruhi
adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang
terlalu dekat, ibu yang masih remaja, serta asupan nutrisi
yang kurang pada saat kehamilan. Nutrisi yang diperoleh
sejak bayi tentunya sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhannya termasuk risio terjadinya stunting. Tidak
terlaksananya inisiasi menyusui dini (IMD), gagalnya
pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, dan proses
penyapihan dini dapat menajadi salah satu factor
terjadinya stunting. Sedangkan dari sisi pemberian
makanan pendamping ASI (MP ASI) hal yang perlu
diperhatikan adalah kuantitas, kualitas, dan keamanan
pangan yang diberikan.

20
Desaku Bebas Stunting

Sosialisasi ini sangat penting khususnya di Desa


Penimbung yang sudah dijadikan sebagai Lokasi Khusus
Stunting, dimana menurut data yang diambil dari
Puskesmas Penimbung ada 58 anak penderita stunting.
Dan dalam sosialisasi ini masyarakat umumnya diberikan
pemahaman mengenai apa itu stunting, dan bahaya bagi
penderita stunting yang dapat merugikan segala aspek
dalam kehidupan baik bagi balita pengidap stunting hingga
kerugian bagi Negara.
Selain itu pemerintah desa juga telah menjalankan
program – program yang sudah ada di Desa Penimbung
untuk penanganan masalah stunting ini sendiri
bekerjasama dengan UPT DP2KBP3 Kecamatan
Gunungsari, mulai dari sosialsisasi mengenai Stunting,
sosialisasi mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan,
sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan dan sosialisasi
mengenai Sanitasi yang bekerjasama dengan Kementrian
PUPR NTB.

21
Desaku Bebas Stunting

2. Penanaman Pohon Kelor Bersama

Kegiatan penamanan pohon kelor bersama ini


dilaksanakan pada 22 Juli 2019 di posko KKN Tematik di
Dusun Penimbung Timur, Desa Penimbung, Gunungsari,
Kabupaten Lombok Barat.
Dalam kegiatan penanaman pohon kelor kami
menyediakan alat dan bahan yang membantu kami dalam
proses penanaman daun kelor, diantaranya :
1. Cangkul
2. Polybag
3. Pupuk sekam padi
4. Stek batang kelor
5. Tanah
6. Air
7. Golok

22
Desaku Bebas Stunting

 Langkah – langkah yang dilakukan dalam penanaman


pohon kelor
1. Masukkan media tanam (berupa campuran pupuk
sekam padi dan tanah, dengan perbandingan 1:1) ke
dalam polybag yang sudah disediakan
2. Memilih cabang pohon kelor yang akan dipakai
untuk stek batang harus dalam kondisi yang sehat,
sudah cukup dewasa, dan memiliki diameter
lingkaran sekitar 4 -5 cm
3. Menyiapkan stek batang kelor yang telah dipotong -
potong dengan panjang 20 cm
4. Meruncingkan sisi atas dan bawah stek batang kelor
sekitar 5 cm dengan golok
5. Selanjutnya stek batang kelor yang telah
diruncingkan, ditancapkan ke media tanam yang
telah disediakan
6. Tempatkan stek batang kelor yang telah ditancap ke
media tanam pada tempat teduh yang tidak terkena
sinar matahari langsung
7. Menjaga kelembapan media tanam, siram jika media
terlihat kering
8. Pada usis 10 -15 hari tunas pada batang mulai
bermunculan

23
Desaku Bebas Stunting

9. Pada usia 30 – 40 hari kelor sudah bisa dipindah


tanam ke lahan terbuka.
Dari kegiatan penanaman pohon kelor ini kami
berharap agar tanaman sayur kelor dapat memberikan
manfaat bagi warga sekitar, dan dapat memudahkan warga
sekitar dalam mengkonsumsi sayur daun kelor dalam
sehari – harinya.

3. Pelatihan Pengolahan Daun Kelor


Kegiatan pelatihan pengolahan daun kelor yang
dilaksanakan pada tanggal 24 juli 2019 bertempat di
Kampung KB dusun Penimbung Timur, Desa Penimbung,
Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.

24
Desaku Bebas Stunting

Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi


mengenai pencegahan stunting “GEMES” (Gerakan
Menolak Stunting) yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan bagi masyarakat bahwa daun
kelor memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan.
Pelatihan diberikan melalui demonstrasi di depan para
peserta sosialisasi yaitu para kader, ibu hamil dan ibu
menyusui, dimana kami memberikan resep pengolahan
daun kelor untuk dijadikan sebagai pudding atau agar –
agar yang terbuat dari daun kelor.
Daun kelor merupakan sayur yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat umum, namun banyak dari kita yang
belum mengetahui apa manfaat besar yang dimiliki oleh
daun kelor yang sering kita konsumsi tersebut.
Pembuatan pudding atau agar – agar daun kelor :

25
Desaku Bebas Stunting

1. alat
 panci
 kompor
 saringan
 blender
 Loyang pudding
 Whisker
 Mangkok
2. bahan
 2 ikat daun kelor
 1 sachet agar – agar bubuk putih
 2 bungkus santan instan
 2 butir telur
 700 ml air
 Garam secukupnya
 10 sdm gula pasir
3. Langkah – langkah pembuatannya
a. Daun kelor 2 ikat hanya di ambil daunnya, kemudian
di cuci bersih dengan air yang mengalir.
b. Lalu daun kelor yang sudah dibersihkan, di rebus
dengan air secukupnya selama ± 3 – 5 menit.

26
Desaku Bebas Stunting

c. Setelah direbus daun kelor di pisahkan dari air


rebusannya / ditiriskan.
d. Kemudian daun kelor yang sudah ditiriskan di blender
dan ditambahkan air sebanyak 700 ml.
e. Lalu daun kelor yang sudah di blender disaring dan
hanya di ambil airnya saja.
f. Kemudian kocok 2 butir telur sampai sedikit berbusa.
g. Tambahkan 2 bungkus santan instan, 10 sdm gula
pasir, agar-agar bubuk putih 1 bungkus, air saringan
daun kelor yang telah di blender, dan sedikit garam.
h. Bahan-bahan yang sudah di campur kemudian di rebus
sambil tetap di aduk sampai mendidih.
i. Setelah mendidih, di diamkan uapnya sampai
menghilang lalu di tuangkan ke dalam cetakan.

4. Goes To School For PHBS (Perilaku Hidup


Bersih Dan Sehat)

27
Desaku Bebas Stunting

Kegiatan goes to school For PHBS (Perilaku hidup


bersih dan sehat) yaitu mencuci tangan dan sikat gigi yang
baik dan benar sejak usia dini, mencuci tangan adalah
membersihkan tangan dari bakteri tangan dengan
menggunakan sabun setelah selesai bermain atau setelah
beraktifitas. Tangan dicuci dengan memakai sabun dan air
yang mengalir atau mengambilair dari tempat
penampungan air memakai sabun. Menggosok gigi adalah
membersihkan gigi dari bakteri yang dapat menyerang gigi
atau yang dapat menyebabkan bau mulut sehingga gigi
terjaga. Menggosok gigi dilakukan pada saat mandi pagi
setelah makan dan malam hari ketika hendak tidur. Untuk
anak-anak dosis penggunaan odol harus diperhatikan
karena gigi anak-anak masih rentan. Kegiatan ini
28
Desaku Bebas Stunting

dilaksanakan oleh KKN TEMATIK UNRAM guna


memberi edukasi mengenai prilaku hidup bersih dan sehat
kepada anak SD dan Anak PAUD hal ini bertujuan agar
anak- anak mampu mengetahui definisi dan cara menyikat
gigi yang baik dan benar, anak-anak mampu mengetahui
manfaat menerapkan PHBS, Anak-anak mampu
mengetahui dampak jika tidak menerapkan PHBS,anak-
anak mampu mempraktekkan dan menyebutkan bagian-
bagian PHBS.

Dimana sasaran PHBS (perilaku hidup bersih dan


sehat) ini adalah anak-anak SDN 1 Penimbung yang ada di
Penimbung Barat yang dilaksanakan pada tanggal 29 juli
2019, anak-anak Paud Kumara Cita yang berada di Karang
Tembe yang dilaksanakan pada tanggal 1 agustus 2019,
29
Desaku Bebas Stunting

dan anak-anak Assafi’iyah berada di Dusun Gubuk Baru


pada tanggal 2 agustus. Dalam praktik pelaksanaannya
kami menyampaikan terlebih dahulu materi PHBS
terhadap anak-anak SD dan anak-anak PAUD kemudian
setelah menyampaikan materi kami membagi anak-anak
tersebut menjadi beberapa kelompok kecil yang di pegang
oleh anggota KKN setelah membagi kelompok dan
mengajarkan anak-anak SD, kemudian kami menghimbau
anak-anak tersebut untuk keluar kelas dan melaksanakan
dan bersama-sama, dalam pelaksanaan kegiatan , antusias
anak-anak sangat baik karena anak-anak sangat semangat
dalam mengikuti serangkaian kegiatan dari awal sampai
akhir yakni dalam mempraktikan cara cuci tangan dan
gosok gigi yang baik dan benar, di akhir pelaksanaan kami
menyelipkan permainan yakni tanya jawab tentang urutan
langkah cuci tangan yang baik dan benar, jika anak-anak
tersebut dapat menjawab maka diberikan hadiah untuk
anak-anak tersebut.

30
Desaku Bebas Stunting

Dalam kegiatan PHBS (prilaku hidup bersih dan sehat)


anak-anak diharapkan dapat menerapkan bagaimana cara
mencuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar.
Dengan memberikan informasi betapa pentingnya mencuci
tangan dan menggosok gigi dan bagaimana penyebabnya
jika kita tidak mencuci tangan dan gosok gigi kepada anak,
nantinya anak-anak akan lebih termotivasi dan lebih rajin
untuk mencuci tangan sebelum berkegiatan dan sesudah
berkegiatan. Dengan berlangsungnya kegiatan ini anak-
anak diharapkan bisa menerapkannya di kehidupan sehari-
hari mereka untuk berperilaku hidup sehat dan bersih.

31
Desaku Bebas Stunting

5. Bersih-Bersih Desa Ceria (BBDC)

Kegiatan bersih-bersih desa ceria ini dilaksanakan pada


hari minggu di Desa Penimbung Timur, pada tanggal 21
juli 2019, di Penimbung Muhajirin pada tanggal 28 Juli
2019, Dusun Penimbung Selatan pada tanggal Agustus
2019, adapun yang dibersihkan yakni masjid dan halaman
masjid serta jalan dan selokan. Timbulnya ide ini agar
kesadaran masyarakat meningkat untuk membersihkan
masjid seminggu sekali serta jalan dan selokan yang kotor
kegiatan ini dilakukan pada setiap minggu jam 08.00,
kegiatan ini dapat terlaksana terlebih dahulu meminta izin
kepada pengurus masjid atau marbot masjid dusun
setempat, sekaligus meminta bantuan kepada warga,
karang taruna dan masyarakat setempat untuk membantu

32
Desaku Bebas Stunting

dalam kegiatan ini karena kegiatan ini sangat membantu


Desa Penimbung.

Tujuan dari kegiatan ini adalah menanamkan kesadaran


kepada masyarakat baha betapa pentingnya kebersihan
lingkungan baik di masjid, maupun disekitarnya, dimana
sasaran kegiatan ini adalah masyarakat yang ada di Desa
Penimbung mulai dari pabak-bapak, Ibu-ibu, para pemuda
dan anak-anak.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah terlihatnya
masjid, dan lingkungan masjid yang bersih serta
terlihatnya partisipasi dan kesadaran masyarakat bahwa
kebersihan sangat penting. Kegiatan ini dapat berlangsung
karena dibantu oleh kepala Dusun setempat.

33
Desaku Bebas Stunting

6. Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis oleh PARC


SUPPORTED BY MUM FOUNDATION

Kegiatana ini bekerjasama dengan yayasan swasta


yang bernama MUM Foundation dimana yayasan ini
memiliki bidang kesehatan yaitu PARC dan bergerak
dalam memberikan pemeriksaan dan pengobatan gratis
bagi masyarakat. Selain itu PARC dilengkapi dengan
seorang Dokter, Perawat, dan Bidan yang menangani
keluhan pasien. Kegiatan ini berlangsung 4x selama 45
hari masa KKN Tematik di Desa Penimbung, dimana
selama 4x kegiatan ini dapat terlaksana di 4 dusun di Desa
Penimbung, yaitu Dusun Penimbung Timur, Dusun
Penimbung Muhajirin, Dusun Penimbung Gubuk Baru,
dan Dusun Penimbung Selatan. Dalam kegiatan ini

34
Desaku Bebas Stunting

mahasiswa bekerjasama pula dengan pemerintah desa,


khususnya Kepala Desa dalam meminta izin, dan Kepala
Dusun di setiap dusun dalam mengumpulkan warga tiap
dusun yang didatangi.
Dalam kegiatan ini, antusias warga untuk
memeriksakan kesehatannya sangat baik, dimana dapat
dilihat dari setiap dusun yang didatangi warga yang datang
ke tempat pemeriksaan selalu ramai.

Pemeriksaan kesehatan gratis di Dusun Penimbung Timur

35
Desaku Bebas Stunting

Membantu salah satu warga yang akan melakukan


pemeriksaan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan gratis di Dusun Penimbung


Muhajirin

36
Desaku Bebas Stunting

Foto bersama Paramedis dari Yayasan Parc supported by


MUM Foundation

37
Desaku Bebas Stunting

DAFTAR PUSTAKA

https://lombokbaratkab.bps.go.id/publication/2018/08/16/
eba430c721719c6d21d8a1f/kabupaten-lombok-barat-dalam-
angka-2018.html. (Diakses pada 3 Juli 2019)
https://www.who.int. (Diakses pada 3 Juli 2019)
https://ntb.bps.go.id. (Diakses pada 3 Juli 2019)
Anugraheni, H.S, (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting
pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Pati,
Kabupaten Pati (Skripsi , Universitas dDiponogoro,
Semarang). Diakses dari http://www.ejournals
l.undip.ac.id
Cobham A, Garde M, Crosby L, 2013.Global Stunting
Reduction Target: Focus On The Poorest Or Leave
Millions Behind, Diakses www.savethechildren.org.uk
Tanggal 03/09/2019
Hariyadi D, Ekayantii, 2011. Analisis Pengaruh Perilaku
Keluarga sadar gizi terhadap stunting di Propinsi
Kalimantan Barat, Teknologi dan Kejuruan, 3 :i,;71-80
Meilyasari, F. & Isnawati, M. (2014). Faktor Risiko Kejadian
Stunting pada balita usia 12 bulandi Desa Purwokerto
Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Journal of
Nutrition College, 3(2),16-25. Diakses dari
http://www,ejournal-s l.undip.ac.id
Picauly I, Magdalena S, 2013. Analisa determinan dan
pengaruh stunting terhadap prestasi belajar anak di
sekolah di Kupang dan Sumba Timur, NTT. Jurnal Gizi
dan Pangan ,8 (1):55-62
Ricci KA, Girosi F, Tarr PI, LimYW, Mason C, Miller M,
Hughes J, Seidlein L, Agosti JM, Guerrant RL,
2013.Reducing stunting among children: the potential
38
Desaku Bebas Stunting

contribution of diagnostics. Nature Publishing


Groupp :29-38 diakses
:http://www.nature.com/diagnosticstanggal 03/09/2019
Riskesdas, 2013. Penyajian Pokok-pokok Hasil Riset
Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Akses www.litbang.depkes.go.id tanggal 03/09/2019
Riyadi H, Martianto D, Hastuti D, Damayanthi E,
Murtilaksono K, 2011.Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Status Gizi Anak Balita Di Kabupaten
Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Jurnal Gizi dan Pangan, 6(1): 66–73.
Soetningsih. (1995). Tumbuh kembang anak,Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
WHO.(2014). WHA global nutrition target 2025: stunting
policy brief. Geneva: World Health Organization
WHO.(2010). Nutrition landscafe information system (
NLIS) country profile indicator: Interpretation guide.
Geneva: World Health Organization.

39
Desaku Bebas Stunting

LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi

Dosen Pembimbing
Lapangan
Dra. Hj Emi
Salmah, M.Si

Ketua KKN
Tematik
 Febriyan Dani
Hidayat
Sekretaris KKN Bendahara
Tematik KKN Tematik
 Nawal Iskandar  Baiq Intan
Mayasari
 Siti Kasanah

Anggota
 ASWINA
 BUDI HARNIKO
 FITRI
 MUHAMMAD
RIDWAN
.  NURUL IMANI
 RIRIN AYU
PRASTIKA
 VIVI SEPTI
CAHYANI

40
Desaku Bebas Stunting

2. Peta Lokasi

41
Desaku Bebas Stunting

BIODATA PENULIS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


Nama : Febriyan Dani Hidayat
NIM : A1B116068
No. HP : 085-337-771-315
Jenis Kelamin : Laki - laki

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


Nama : Nawal Iskandar
NIM : A1B016109
No. HP : 085-934-598-262
Jenis Kelamin : Perempuan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


Nama : Siti Kasanah
NIM : A1C016143
No. HP : 083-129-682-225
Jenis Kelamin : Perempuan

42
Desaku Bebas Stunting

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


Nama : Vivi Septi Cahyani
NIM : A1C115110
No. HP : 085-339-107-195
Jenis Kelamin : Perempuan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


Nama : Budi Harniko
NIM : A1B016025
No. HP : 087-865-781-912
Jenis Kelamin : Laki - laki

FAKULTAS HUKUM
Nama : Baiq Intan Mayasari
NIM : D1A016031
No. HP : 087-849-046-692
Jenis Kelamin : Perempuan

FAKULTAS HUKUM
Nama : Muhammad Ridwan
NIM : D1A111210
No. HP : 082-339-655-223

43
Desaku Bebas Stunting

Jenis Kelamin : Laki - laki


FAKULTAS PERTANIAN
Nama : Nurul Imani
NIM : C1M015155
No. HP : 081-216-526-58
Jenis Kelamin : Perempuan

FAKULTAS PERTANIAN
Nama : Fitri
NIM : C1M015062
No. HP : 085-338-703-104
Jenis Kelamin : Perempuan

FAKULTAS PERTANIAN
Nama : Aswina
NIM : C1M016014
No. HP : 082-339-330-371
Jenis Kelamin : Perempuan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


Nama : Ririn Ayu Prastika
NIM : L1C016143
No. HP : 082-341-922-185
44
Desaku Bebas Stunting

Jenis Kelamin : Perempuan

45
Emi Salmah, dkk

Desaku Bebas Stunting | 1

Anda mungkin juga menyukai