Oleh
180614914401050
2020
1
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
PERSEPSI MAHASISWA STIKES TUJUH BELAS TERHADAP
PEMBELAJARAAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID 19
Oleh
180614914401050
2020
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
“PERSEPSI MAHASISWA STIKES TUJUH BELAS TERHADAP
PEMBELAJARAAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID 19”
Disusun Oleh :
180614914401050
21 februari 2021
Pembimbing,
NIDN: 0603129003
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kesehatan
3
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
“PERSEPSI MAHASISWA STIKES TUJUH BELAS TERHADAP
PEMBELAJARAAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID 19”
Disusun Oleh :
GIRI WIJAYA PRATAMA
180614914401050
Ketua Penguji
Penguji 1 Penguji 2
Karanganyar,
Ketua Prodi DIII Keperawatan
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan dan melimpahkan segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya yang tak
terhingga kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Penulisan KTI/TA ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi DIII
Keperawatan STIKES Tujuh Belas. Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas
bimbingan dan pengarahan dari Fitria Eka Resti W. S. Kep, M. M selaku
pembimbing utama dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Dr. Hj. Tatik Suryo, MM, selaku Ketua STIKES Tujuh Belas.
2. Ns. Betty Sunaryati, M.Kes,selaku Direktur STIKES Tujuh Belas
Karanganyar yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
penyusuan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ns. AmikMuladi, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
SIKES Tujuh Belas.
4. Fitria Eka Resti W. S. Kep, M. M, selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama dalam proses
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Nama selaku Kepala Lahan Penelitian.
6. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
5
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................................ii
Halaman Pengesahan...............................................................................................................iv
Kata Pengantar.........................................................................................................................v
Daftar Isi...................................................................................................................................vi
Daftar Gambar........................................................................................................................vii
Daftar Lampiran....................................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................4
D. Ruang Lingkup................................................................................................................5
E. Manfaat Penelitian..........................................................................................................5
F. Keaslian Penelitian..........................................................................................................6
A. Telaah Pustaka................................................................................................................8
B. Landasan Teori................................................................................................................9
1. Persepsi.....................................................................................................................9
2. Mahasiswa.................................................................................................................9
3. Stikes Tujuh Belas..................................................................................................11
4. Pembelajaran Daring...............................................................................................11
5. Covid-19..................................................................................................................15
6
C. Kerangka Teori.............................................................................................................17
D. Kerangka Konsep..........................................................................................................29
E. Pertanyaan Penelitian....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26
LAMPIRAN.............................................................................................................................28
7
DAFTAR GAMBAR
8
DAFTAR LAMPIRAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa
Latin perceptio, dari percipere yang artinya menerima atau mengambil.
Menurut istilah, para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda
mengenai persepsi. Leavitt dalam Sobur ( 2010 ) mendefinisikan persepsi
dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang
dipikirkan, dilihat, dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa
persepsi menentukan apa yang akan diperbuat seseorang untuk memenuhi
berbagai kepentingan baik diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan
masyarakat tempat berinteraksi. Persepsi inilah yang membedakan
seseorang dengan yang lain. Persepsi dihasilkan dari kongkritisasi
pemikiran, kemudian melahirkan konsep atau ide yang berbeda-beda dari
masing-masing orang meskipun obyek yang dilihat sama. ( Rahmadani,
2015 ).
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu
ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu
bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah
tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5). Dalam Kamus Bahasa
Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di
Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id) Menurut
Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang
sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun
swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan
dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan
10
bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat
pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling
melengkapi. Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan
yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada 19
masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi
perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah
pemantapan pendirian hidup itu semua terpacu pada pembelajaran
daring(Yusuf, 2012: 27).
Mahasiswa adalah orang yang sedang belajar di perguruan tinggi.
Mahasiswa diartikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu
ditingkat perguruan tinggi, baik mereka yang belajar diperguruan tinggi
negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan
tinggi( Depdiknas, 2008 ). Menurut Al-Adawiyah&Syamsudin( 2008 )
mahasiswa adalah orang yang mempunyai kedudukan yang istimewa
dalam masyarakat terutama perannya sebagai agent of change ( agen
perubahan ). Mahasiswa identik dengan kekritisan dalam berfikir dan
setiap melakukan suatu tindakan. Bukan hanya sekedar akademik yang
diunggulkan oleh seorang mahasiswa, akan tetapi soft skill termasuk dalam
hal bersosialisasi dan berkomunikasi serta kontribusi nyata harus ada
dalam diri mahasiswa.
Pembelajaraan daring adalah pembelajaran yang mampu
mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi
pembelajaran dengan bantuan internet ( Kuntarto, E. 2017 ). Pada tataran
pelaksanaannya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-
perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop, computer,
tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi
kapan saja dan dimana saja( Gikas & Grant, 2013 ).Tidak hanya akses
jaringan internet yang harus memadai, tetapi juga daya beli mahasiswa dan
dosen terhadap quota internet yang merupakan factor utama penunjang
pembelajaran daring ( Sadikin & Hamidah, 2020 ).
11
Di Indonesia, pembelajaran secara daring adalah hal yang baru. Baik
peserta didik dan pendidik tidak dipersiapkan untuk melaksanakan
pembelajaran daring ( Maulipaksi, 2020 ). Demikian pula yang terjadi di
Perguruan Tinggi pada mahasiswa dan dosen. Agar mahasiswa dan dosen
memahami dengan baik tentang pembelajaran daring maka banyak hal
yang perlu diteliti secara mendalam diantaranya adalah persepsi
mahasiswa mengenai pembelajaran daring yang dirumuskan dalam 4
aspek yaitu minat, akses terhadap sumber belajar, dan peran orang tua.
12
keterlibatan seluruh komponen masyarakat( kementerian Kesehatan RI,
2020 ).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah
dalam penelitian ini“ Bagaimana Persepsi Mahasiswa STIKES Tujuh
Belas Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 ?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian di bagi menjadi 2, yaitu :
13
1. Tujuan Umum
Mengetahui persepsi mahasiswa STIKES Tujuh Belas terhadap
pembelajaran daring selama pandemi covid-19
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis mahasiswa STIKES Tujuh Belas terhadap
pembelajaran daring selama pandemi covid-19
b. Mengetahui dampak pembelajaran daring terhadap mahasiswa
STIKES Tujuh Belas selama pandemi covid-19
D. RUANG LINGKUP
Keperawatan Komunitas
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Teoritis
Sebagai referensi pengembangan ilmu pengetahuan tentang
dampak pembelajaran daring terhadap mahasiswa STIKES Tujuh
Belas pada masa pandemi covid-19.
2. Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai referensi untuk menentukan solusi terhadap
pembelajaran daring akibat pandemi covid-19
b. Bagi institusi
Adapun manfaat bagi institusi adalah sebagai bahan bacaan
untuk menambah wawasan, dapat sebagai acuan ataupun referensi
dalam pembelajaran dalam institusi.
c. Bagi masyarakat
Adapun manfaat bagi masyarakat khususya klien dan keluarga
adalah untuk mengetahui tentang persepsi mahasiswa tentang
pembelajaran daring.
d. Bagi Peneliti Lain
14
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai dasar penelitian
lebih lanjut tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran
daring.
15
2 Lukman Persepsi Persamaan Perbedaan
Hadi mahasiswa dalam dalam penelitian
terhadap penelitian ini ini jenis
pembelajaran adalah judul kuantitatif,
daring di dan variabel sampel 95
masa bebas yang mahasiswa,
pandemic digunakan metode
covid-19 pengumpulan
data
menggunakan
kuesioner
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Tinjauan studi sejenis yang pertama yaitu oleh Sulia Ningsih yang
dilakukan pada tahun 2020 dengan judul penelitian “ Persepsi Mahasiswa
Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 “.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode survei dengan sifat
deskriptif yang memiliki tujuan untuk menggambarkan keadaan atau
fenomena yang terjadi ( Arikunto, 2010 ). Populasi survei adalah seluruh
mahasiswa aktif yang menjalani proses perkuliahan yang berjumlah 105
orang. Namun dilapangan, hanya 95 orang mahasiswa yang mengisi
kuesioner terdiri dari 71% perempuan, dan 29% laki-laki. Adapun sebaran
responden terdiri dari 43,5%. Pengumpulan data menggunakan metode
kuesioner. Hasil : Berdasarkan survei melalui google form yang telah
dilakukan sejak 1 Agustus 2020 hingga tanggal 2 Agustus 2020, yang
paling tidak diminati/disukai oleh mahasiswa pada kegiatan pembelajaran
daring. Sebanyak 67,7% mahasiswa tidak menyukai Zoom, 16,1%
17
mahasiswa tidak menyukai E-mail, 8,1% tidak menyukai Whatsapp, 5,4%
tidak menyukai Google Clasroom.
Tinjauan studi sejenis yang kedua yaitu oleh Lukman Hadi yang
dilakukan pada tahun 2020 dengan judul penelitian “ Persepsi Mahasiswa
Terhadap Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 “. Penelitian
ini berbentuk survei dengan tipe cross sectional servei. Penelitian ini
dilakukan untuk menggali informasi mengenai opini dari sudjek penelitian
satu kali pengambilan data ( Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012 ). Penelitian
ini dilaksanakan dipontianak dengan melibatkan subjek penelitian yang
merupakan 95 mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia yang terdiri dari
mahasiswa tahun akademik 2019-2020; 2018-2019; 2017-2018 hingga
tahun akademik 2016-2017. Mahasiswa yang menjadi responden adalah
mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran secara daring selama 10
minggu dengan menggunakan Video Conference dengan platform aplikasi
berbasis Google Meet, dan Zoom. Alat pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner dengan skala Likert dengan tujuan untuk mengukur
persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring. Hasil : Sembilan puluh
lima (95) mahasiswa diminta untuk mengisi kuesioner mengenai
pembelajaran daring yang telah mereka lakukan.
Tinjauan studi sejenis yang ketiga yaitu oleh Mapilindo, Anim yang
dilakukan pada tahun 2020 dengan judul penelitian “ Persepsi Mahasiswa
FKIP Tentang Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 “. Analisis
deskriptif pada penelitian ini akan mengkaji persepsi mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP ) Universitas Asahan mengenai
model pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan populasi,
pengumpulan sample dilakukan dengan metode non probabilitas sampling
dengan untuk pilihan item pertama responden bisa memilih lebih dari satu
option hal ini dikarenakan terdapat dosen yang mengajar lebih dari satu
aplikasi yang digunakan selama pembelajaran daring. Terlihat bahwa dari
sampel responden 96 responden dosen lebih banyak menggunakan aplikasi
whatsapp dengan jumlah 82 dosen dan Google Classroom 52 dosen.
18
Hasil : Data angket yang diberikan oleh mahasiswa meliputi ; (1) Jenis
media pembelajaran daring yang digunakan selama daring, (2) Kelebihan
dan kekurangan media yang digunakan, (3) Respon mahasiswa terhadap
pembelajaran daring, (4) Respon, (5) Kepuasan.
B. LandasanTeori
1. Persepsi
Umumnya istilah persepsi digunakan dalam bidang psikologi.
Secara terminology pengertian persepsi adalah tanggapan langsung
atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan.
Sedangkan dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai
suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan
menggunakan indra-indra yang dimiliki.
Rahmat Jallaludin ( 2010 ), mendefinisikan pengertian persepsi
sebagai : “ pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan “. Menurut Slameto ( 2010 ), pengertian persepsi
adalah proses yang berkaitan dengan masuknya pesan atau informasi
kedalam otak manusia. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu
indera penglihatan, dan pendengaran. Sugihartono, dkk ( 2011 )
mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam
menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus
yang masuk kedalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat
perbedaan sudut pandang dalam penginderaan, ada yang
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun
persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang
tampak atau nyata.
Walgito ( 2010 ), persepsi merupakan suatu proses yang didahului
oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses
sensori. Namun proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan
stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses
19
persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses
penginderaan merupakan proses pendahuluan dari proses persepsi.
2. Mahasiswa
Secara umum, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan
tinggi, baik di universitas, institut, maupun akademi. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia ( 2008 ), definisi mahasiswa adalah orang yang
belajar di perguruan tinggi. Setelah menyelesaikan pendidikan di
bangku sekolah, sebagian siswa ada yang menganggur, mencari
pekerjaan, atau melanjutkan pendidikan ketingkat perguruan tinggi.
Sukirman( dalam hulu, 2010 ) menjelaskan bahwa mahasiswa adalah
pelajar di tingkat perguruan tinggi dan sudah dewasa berkembang
emosional, psikologis, fisik, kemandirian, dan telah berkembang jadi
dewasa. Sedangkan mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 30
Tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
diperguruan tinggi tertentu. Menurut Piaget ( dalam hulu, 2010 ),
kapasitas kognitif individu yang berusia 18 tahun telah mencapai
operasional formal, taraf ini menyebabkan individu mampu
menyelesaikan masalah yang kompleks dengan kapasitas berfikir
abstrak, logis, dan rasional.
Menurut Sarwonodalam Aris ( 2018 ) mahasiswa adalah setiap
orang yang terdaftar untuk mengikuti pelajaran di sebuah perguruan
tinggi dengan batasan umur sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa
merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh
statusnya, karena ada ikatan dengan suatu perguruan tinggi.
Menurut Knopfemacher dalam Aris ( 2018 ) mahasiswa adalah
seseorang calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan
tinggi yang didik dan diharapkan untuk menjadi calon-calon yang
intelektual.
3. STIKES Tujuh Belas
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tujuh Belas( disingkat STIKES
Tujuh Belas ) adalah salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia
20
yang berlokasi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Perguruan
tinggi ini dikelola oleh Yayasan Pendidikan Tujuh Belas. Yang
didirikan pada tanggal 30 April 2019, yang beralamat di Jl. Kapten
Mulyadi No. 17, Cangakan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah,
57712, Indonesia.
4. Pembelajaran Daring
Kebijakan belajar dari rumah telah merubah pola belajar para
siswa dan mahasiswa. Hal ini tentu disecara langsung bisa berjalan
dengan baik, karena selama ini telah terbiasa belajar secara tatap muka.
Menurut Husamah ( 2020 ) secara umum pembelajaran daring
memiliki berbagai kelebihan, antara lain :
a. Mahasiswa bisa langsung mengikuti proses belajar dari rumah
b. Mahasiswa tidak hanya bergantung pada dosen, tetapi juga bisa
belajar untuk melakukan riset sendiri melalui internet
c. Otomatis mahasiswa dilatih untuk lebih menguasai teknologi
informasi yang terus berkembang
21
a. Sulit untuk mengontrol mana mahasiswa yang serius mengikuti
pelajaran dan mana yang tidak.
b. Pembelajaran lebih banyak bersifat teoretis dan minim praktik
karena tidak dimungkinkan adanya interaksi langsung dengan
mahasiswa.
c. Bagimereka yang tinggal di lokasi yang infrastruktur komunikasi
nya masih kurang baik tentu akan kesulitan untuk mengakses
internet.
d. Terlalu banyak distraksi yang bisa mengganggu konsentrasi
mahasiswa saat belajar.
22
peserta didik. Dabbagh( dalam Hasanah, dkk. 2020 ), menyebutkan
bahwa ciri-ciri peserta didik dalam aktivitas belajar daring atau secara
online yaitu :
a. Semangat belajar :
Semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat atau
tinggi guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring
kriteria ketuntasan pemahaman materi dalam pembelajaran
ditentukan oleh pelajar itu sendiri. Pengetahuan akan ditemukan
sendiri serta mahasiswa harus mandiri. Sehingga kemandirian
belajar tiap mahasiswa menjadikan pebedaan keberhasilan belajar
yang berbeda-beda.
b. Literacy terhadap teknologi :
Selain kemandirian terhadap kegiatan belajar, tingkat
pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika
pembelajaran online/daring merupakan salah satu keberhasilan dari
dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran
daring/online mahasiswa harus melakukan penguasaan terhadap
teknologi yang akan digunakan. Alat yang biasa digunakan sebagai
sarana pembelajaran online/daring ialah komputer, smartphone,
maupun laptop. Perkembangan teknologi di era 4.0 ini
menciptakan banyak aplikasi atau fitur-fitur yang digunakan
sebagai sarana pembelajaran daring/online.
c. Kemampuan berkomunikasi interpersonal :
Dalam ciri-ciri pelajar harus menguasai kemampuan
berkomunikasi dan kemampuan interpersonal sebagai salah satu
syarat untuk keberhasilan dalam pembelajaran daring. Kemampuan
interpersonal dibutuhkan guna menjalin hubungan serta interaksi
antar pelajar lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan
interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran online
dilaksanakan secara mandiri. Maka dari itu kemampuan
23
interpersonal dan kemampuan dalam komunikasi harus tetap
dilatih dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Berkolaborasi :
Memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan
kolaborasi. Pelajar harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya
ataupun dengan dosen pada sebuah forum yang telah disediakan,
karena dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah
pelajar itu sendiri. Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika
pelaja rmengalami kesulitan dalam memahami materi.
e. Keterampilan untuk belajar mandiri :
Salah satu karakteristik pembelajaran daring adalah
kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan secara
mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran daring. Karena
ketika proses pembelajaran daring, pelajar akan mencari,
menemukan sampai dengan menyimpulkan sendiri yang telah ia
pelajari. “ Pembelajaran mandiri merupakan proses dimana
mahasiswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran”
( Kirkman dalam Hasanah, 2020 ). Ketika belajar secara mandiri,
dibutuhkan motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses
pembelajaran daring.
5. Covid-19
Sekarang ini seluruh dunia, termasuk Indonesia sedang terkena
wabah yang dikenal dengan COVID-19. COVID-19 merupakan
singkatan dari corona virus disease yang ditemukan pada tahun 2019.
COVID-19 termasuk dalam jenis penyakit infeksi menular yang
menginfeksi paru-paru para penderitanya yang disebabkan oleh novel
coronavirus ( virus corona ) jenis baru. Virus corona yang sekarang ini
sedang mewabah memiliki nama resmi Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 ( SARS-CoV-2 ). Virus tersebut pertama kali
diidentifikasi pada Desember 2019 di kota Wuhan, China ( Kumparan,
2020 ).
24
Di Indonesia, kasus pertama pasien pengidap COVID-19
diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2
Maret 2020. Jumlah pasien yang terjangkit virus corona tersebut
sebanyak dua orang yang merupakan orang warga negara Indonesia
yang berdomisili Depok ( Nuraini, 2020 ). Sejak saat itu, jumlah pasien
yang terkonfirmasi positif COVID-19 terus mengalami penambahan.
Sampai sekarang ini, pertanggal 21 Mei 2020, peta sebaran COVID-19
secara nasional menunjukan jumlah kasus pasien terkonfirmasi positif
COVID-19 sebanyak 20.162 orang, dalam perawatan/isolasi mandiri
sebanyak 14.046 orang, pasien yang sembuh sebanyak 4.838 dan
pasien yang meninggal sebanyak 1.278 orang ( COVID-19, 2020).
Melihat semakin banyaknya pasien yang terkonfirmasi positif COVID-
19, pada tanggal 17 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan surat edaran (SE) No.
36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan
Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Corona Virus
Desease( COVID-19 ). Dalam SE Mendikbud tersebut terdapat poin
mengenai pola pembelajaran bagi daerah yang terkena dampak
COVID-19, yaitu memberlakukan pembelajaran secara daring dari
rumah bagi siswa dan mahasiswa; pegawai, guru, dan dosen
melakukan aktivitas bekerja, mengajar atau memberi kuliah dari rumah
( Bekerja Dari Rumah/BDR ) melalui video conference, digital
document, dan sarana daring lainnya ( Kemdikbud, 2020 ).
Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit
peradangan paru yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 ( SARS-CoV-2 ). Gejala klinis yang muncul
beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa ( batuk, pilek, nyeri,
tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala ) sampai yang berkomplikasi
berat ( pneumonia atau sepsis ). Cara penularan SARS-CoV-2
penyebab COVID-19 ialah melalui kontak dengan droplet saluran
nafas penderita. Droplet merupakan partikel kecil dari mulut penderita
25
yang mengandung kuman penyakit, yang dihasilkan pada saat batuk,
bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak
tertentu( biasanya 1 meter ). Droplet bisa menempel di pakaian atau
benda di sekitar penderita pada saat batuk atau bersin. Namun, partikel
droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di
udara dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, orang yang sedang
sakit, diwajibkan untuk menggunakan masker untuk mencegah
penyebaran droplet ( Website InformasiCovid, 2020 )
26
C. Kerangka Teori
Kerang kateori dalam penelitian ini yaitu menggunakan teori system
model neuman dalam intervensi atau kelebihan dan kekurangan dalam
belajar daring untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap belajar
daring. Maka kerangka teori dapat di lihat pada gambar 2.1 berikut :
Belajar Daring
Persepsi
Keterangan :
2. : Variabeltidak di teliti
3. : Berhubungan
4. : Berpengaruh
5.
Gambar 2.1 kerangkaTeori Model Neuman
27
D. Kerangka Konsep
E. Pertanyaan Penelitian
28
BAB III
METODE PENELITIAN
29
B. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus ini dilakukan pada 10 responden yaitu pada
mahasiswa STIKES Tujuh Belas yang mengikuti pembelajaraan daring.
Dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
Kriteria Inklusi :
1. Mahasiswa tingkat III yang aktif di STIKES Tujuh Belas.
2. Mahasiswa yang mengikuti pembelajaraan daring.
3. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden.
Kriteria Eksklusi :
1. Mahasiswa tingkat I dan II
C. Fokus Studi
Fokus studi kasus ini adalah difokus kan pada persepsi mahasiswa
STIKES Tujuh Belas terhadap pembelajaraan daring pada masa pandemi
covid-19 dengan subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
D. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional
1 Independen : Tanggapan Wawancara Jika total
Persepsi mahasiswa Ya : 10 skor lebih
mahasiswa stikes tujuh Tidak : 0 >50 persepsi
stikes tujuh belas terhadap mahasiswa
belas pandemi covid- pembelajaran
19 daring positif
Jika <50
persepsi
mahasiswa
pembelajaran
daring
negatif
2 Dependen : Pengetahuan
30
Pembelajaran mahasiswa
daring di stikes tujuh
masa belas mengenai
pandemi pembelajaran
covid 19 daring di era
pandemi covid-
19
E. Instrumen Penelitian
Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan instrumen untuk mendapatkan
data yang valid (Moleong, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti bertindak
sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya
mengumpulkan data di lapangan, maka peneliti melakukan validasi, terkait
persiapan peneliti untuk terjun ke lapangan.
Guna mengetahui persepsi mahasiswa STIKES Tujuh Belas terhadap
pembelajaraan daring selama masa pandemi covid-19, Instrumen yang
digunakan pada studi kasus ini adalah Wawancara dan instrumen
pengumpulan data yang lain selain manusia adalah alat rekam, alat tulis
dan berupa dokumen-dokumen yang berkaitan yang dapat digunakan
untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai
instrumen pendukung. Di dalam lembar wawancara terdapat 13
pertanyaan, dimana setiap menjawab “ Ya” maka mendapat nilai “10”, jika
menjawab “ Tidak” akan mendapat nilai “0”. Jika total nilai >50, maka
akan dikategorikan sebagai persepsi positif, jika <50 akan dikategorikan
sebagai persepsi negatif.
31
Persepsi
1. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya
jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik
(Imam Gunawan, 2013). Metode ini digunakan untuk menggali data
yang berkaitan dengan persepsi mahasiswa STIKES Tujuh Belas
terhadap pembelajaraan daring pada masa pandemi covid-19.
2. Studi dokumentasi (Field Note)
Studi ini menjelaskan bahwa catatan lapangan merupakan
dokumen tertulis peneliti yang berasal dari hasil wawancara, berisi
catatan pribadi yang terdiri dari deskripsi dan refleksi dari proses sosial
yang ditemukan saat mengambil data seperti posisi partisipan dengan
peneliti, gambaran partisipan selama wawancara, gambaran suasana
tempat selama wawancara dan respon partisipan saat terminasi.
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis atau catatan pengamatan
peneliti dilapangan (Leavy, 2017). Studi dokumentasi (field note)
digunakan untuk mencatat situasi wawancara, ekspresi wajah dan
bahasa tubuh partisipan ketika berbicara.
G. Tempat dan Waktu Studi Kasus
1. Tempat
Studi kasus ini dilakukan dikampus 1 STIKES Tujuh Belas.
2. Waktu
Studi kasus ini akan dilakukan pada bulan Maret 2021 sejak
dikeluarkannya surat izin penelitian. Penelitian akan dilakukan dalam
waktu 3 ( tiga ) minggu.
32
H. Analisa Data dan Penyajian Data
Menurut Lexy Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar (Lexy J Moloeng, 2011). Metode analisis data yang digunakan
adalah menggunakan analisis deskriptif, yaitu suatu model yang digunakan
untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi
pada situasi sekarang (Mohamad Ali, 2013).
Untuk menghasilkan kesimpulan maka analisis data merupakan
langkah untuk mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih
mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan tehnik analisis data model interaktif Miles dan Huberman
yang meliputi data reduction, data display, dan conclusion drowing/
veryfication (Sugiyono, 2011). Berikut ini penjelasannya:
1. Reduksi Data
Pada tahap ini, peneliti memilah-milah hasil wawancara dan
dokumentasi yang masih kompleks dan tidak terstruktur sehingga,
peneliti memperoleh data yang relevan dengan permasalahan
penelitian. Peneliti mengecek ulang dengan informan lain yang dirasa
peneliti lebih mengetahui. Proses reduksi data dilakukan oleh peneliti
dari awal sampai akhir penelitian. Peneliti mengumpulkan laporan-
laporan berupa pengaruh pembelajaran daring terhadap persepsi
mahasiswa di STIKES Tujuh Belas. Kemudian direduksi, dirangkum,
memilih hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema
33
dan pokoknya, dan membuang yang tidak perlu sesuai dengan
informasi terkait.
2. Display Data
Dislpay data adalah penyajian data kedalam matrik yang sesuai.
Dalam penelitian kualitatif, mendisplay data atau penyajikan data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam penelitian ini display data
yang dilakukan berupa penyajian secara diskriptif atau naratif atas data
yang telah dikategorikan dalam bentuk laporan yang sistematis untuk
selanjutnya dianalisis untuk mengambil kesimpulan. Display data ini
dilakukan dengan memaparkan data dengan memilah inti informasi
terkait.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Dalam mengambil kesimpulan, peneliti memulai mencari makna
dari data-data yang telah terkumpul. Selanjutnya, peneliti mencari arti
dan penjelasannya kemudian menyusun pola-pola hubungan tertentu
yang mudah dipahami dan ditafsirkan. Data tersebut dihubungkan dan
dibandingkan antara yang satu dengan yang lainnya sehingga, mudah
ditarik kesimpulan sebagai jawaban benar setiap permasalahan yang
ada.
34
I. Etika Studi Kasus
Dalam penelitian kualitatif, terutama keperawatan yang berhubungan dengan
manusia, maka perlu memperhatiakan etika penelitian berikut :
1. Informend conset
3. Confidentiality
35
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), “ Arti Kata Wabah”, Situs Resmi Kbbi.
https://kbbi.web.id/wabah (20 Desember 2019)
36
emerging/info-corona-virus/tanya-jawab-coronavirus-disease-covid-19-
qna-update-6-maret-2020/.Xna ogzbIU(7 Maret 2020)
37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
38
Lampiran 2. Informed Consent
Peneliti
39
Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)
Karanganyar,…………..2021
Responden
(………………..............)
40
Lampiran 3. Lembar pertanyaan
A. Identitas
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Tempat Tinggal :
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1 Saya dapat belajar dengan efektif melalui pembelajaran
daring
2 Belajar secara sendiri-sendiri membuat saya kesulitan
untuk memahami konsep
3 Akses internet tersedia untuk belajar daring
menggunakan HP dan Laptop
4 Sistem daring sangat efektif membantu saya dalam
belajar
5 Untuk mendapatkan penjelasan konsep, saya
menghubungi dosen
6 Saya memiliki kemampuan ICT yang baik untuk belajar
secara daring menggunakan berbagai macam aplikasi
7 Saya dapat menggunakan aplikasi yang digunakan oleh
dosen-dosen dalam perkuliahan
8 Dosen memberikan penjelasan tentang menggunakan
aplikasi ( WA, FB, Google Classroom, Google Meet, dll
) yang akan digunakan dalam perkuliahan sebelum
perkuliahan secara daring dimulai
9 Orang tua dapat mengajari saya menggunakan internet
10 Orang tua mengawasi perkuliahan saya
11 Saya tidak memiliki bahan belajar yang cukup untuk
membantu saya belajar
12 Saya senang belajar secara daring
13 Saya menyediakan waktu selain perkuliahan, untuk
belajar mandiri
41
42