TT 2
TT 2
1. Fungsi ekspresi
Fungsi pertama ini, pernyataan ekspresi diri, menyatakan
sesuatu yang akan disampaikan oleh penulis atau pembicara sebagai eksistensi di
ri dengan maksud:
a. Menarik perhatian orang lain (persuasif dan provokatif),
b. Membebaskan diri dari semua tekanan dalam diri seperti emosi,
c. Melatih diri untuk menyampaikan suatu ide dengan baik,
d. Menunjukkan keberanian (convidence) penyampaikan ide.
Fungsi ekspresi diri itu saling terkait dalam aktivitas dan interaktif
keseharian individu, prosesnya berkembang dari masa anak-anak, remaja,
mahasiswa, dan dewasa.
2. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi merupakan fungsi bahasa yang kedua setelah fungsi
ekspresi diri. Maksudnya, komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan
ekspresi diri. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu
komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain.
Oleh karena itu,komunikasi tercapai dengan baik bila ekspresi berterima. Dengan
kata lain, komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.
3. Fungsi integrasi dan adaptasi sosial
Fungsi peningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu
lingkungan merupakan kekhususan dalam bersosialisasi baik dalam lingkungan
sendiri maupun dalam lingkungan baru. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa yang
digunakan sebagai sarana mampu menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan
(masyarakat). Dengan demikian, bahasa itu merupakan suatu kekuatan yang
berkorelasi dengan kekuatan orang lain dalam integritas sosial. Korelasi melalui
bahasa itu memanfaatkan aturan-aturan bahasa yang disepakati sehingga manusia
berhasil membaurkan diri dan menyesuaikan diri sebagai anggota suatu masyarakat.
4. Fungsi kontrol sosial
Kontrol sosial sebagai fungsi bahasa bermaksud memengaruhi perilaku dan
tindakan orang dalam masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam komunikasi
dan dapat saling memahami. Perilaku dan tindakan itu berkembang ke arah positif
dalam masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui kontribusi dan masukan yang
positif. Bahkan, kritikan yang tajam dapat berterima dengan hati yang lapang jika
kata-kata dan sikap baik memberikan kesan yang tulus tanpa prasangka. Dengan
kontrol sosial, bahasa mempunyai relasi dengan proses sosial suatu masyarakat
seperti keahlian bicara, penerus tradisi tau kebudayaan, pengindentifikasi diri, dan
penanam rasa keterlibatan (sense of belonging) pada masyarakat bahasanya.
Sebuah karya sastra yang baik minimalnya mampu menghadirkan dua fungsi
utama tadi. Artinya, sebuah karya sastra dapat dikatakan bernilai sastra tinggi jika karya
itu mampu memberikan hiburan kepada pembaca, serta mampu memberikan pengajaran
positif bagi pembacanya. Karya sastra yang hanya mampu memberikan hiburan tanpa ada
manfaat akan terasa gersang. Demikian pula karya sastra yang hanya mampu memberikan
manfaat dan tidak mampu memberikan hiburan bagi pembaca akan terasa hambar. Oleh
sebab itu, sastra dapat dikatakan sebagai media hiburan yang mengajar, dan media
pengajaran yang menghibur.
Dari dua fungsi utama sastra seperti disebutkan di atas, dapat diturunkan beberapa fungsi
sastra sebagai berikut.
1) Fungsi estetis
Fungsi estetis adalah fungsi keindahan dari dalam karya sastra yang ditampilkan melalui
penggunaan bahasa-bahasa yang indah dan memikat.
2) Fungsi etis
Fungsi etis adalah fungsi etika atau moral yang diberikan sastra melalui nasihat atau
amanat yang terkandung di dalamnya.
3) Fungsi didaktis
Fungsi didaktis adalah fungsi pendidikan atau pengajaran dalam karya sastra yang dapat
diperoleh pembaca setelah membaca karya sastra.
4) Fungsi reflektif
Fungsi reflektif adalah fungsi gambaran kehidupan dalam karya sastra yang selalu
mencerminkan realitas sosial-budaya kapan dan di mana sastra itu diciptakan. Dengan
membaca karya sastra, pembaca dapat mengetahui tradisi, kebiasaan, gambaran alam,
situasi, sejarah, dan bahkan pola pikir masyarakat di dalam sebuah karya sastra.
5) Fungsi rekreatif
Fungsi rekreatif adalah fungsi hiburan yang diberikan oleh sastra melalui cerita, puisi,
maupun dialog drama. Banyak pembaca yang merasa senang membaca sastra karena
terhibur dengan dunia baru yang dibangun oleh sastrawan dalam karyanya. Dalam hal ini,
sastra banyak dijadikan sebagai bacaan pengisi waktu, media luapan perasaan, serta
wahana hiburan refleksi diri.
Sedangkan bagi pendidik ataupun guru, fungsi kurikulum akan sangat berguna
dalam penerapan cara mengajar nantinya. Pendidik atau guru akan merasa sangat
terbantu dengan adanya kurikulum, karena mereka dapat mengajar dengan mengikut
struktur yang telah dibuat dalam penyampaian materi maupun evaluasi yang akan
dilakukan terhadap peserta didik nantinya. Fungsi kurikulum disini juga bisa disebut
sebagai pedoman kerja bagi pihak pendidik atau guru.
Dengan adanya kurikulum, pendidik atau guru dapat mengadakan evaluasi
terhadap perkembangan peserta didik dalam menyerap ilum dan pengalaman yang telah
diberikan.
Fungsi kurikulum bagi masyarakat adalah sebagai upaya mendorong sekolah agar
menghasilkan berbagai tenaga yang diperlukan masyarakat. Kurikulum yang baik
adalah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ini artinya, sekolah disebut berhasil dalam proses pendidikan jika mampu melahirkan
output atau alumni yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Orang tua murid dan pemakai lulusan, orang tua akan mengetahui program
program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah sehingga bisa membantu
sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana demi keberhasilan proses belajar
anaknya. Sedangkan bagi pemakai lulusan, dengan memahami kurikulum, diharapkan
bisa membantu memperlancar pelaksanaan program sekolah dan memberikan
saran/kritik untuk menyempurnakan program sekolah.
Guru menyuruh siswa baru untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan namanya,
alamatnya, nama orang tuanya didepan kelas. Dan menyuruh siswa yang lainnya unruk
mendengarkan.