Akutansi Ijarah
Akutansi Ijarah
Pendapatan dan Beban Pendapatan sewa selama Beban sewa diakui selama
masa akad diakui pada saat masa akad pada saat manfaat
manfaat atas aset telah atas aset telah diterima.
diserahkan kepada penyewa.
Pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban yang terkait, misalnya beban
penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya.
C. Perlakuan Akutansi Ijarah
Perlakuan Akuntansi Transaksi Ijarah
Beberapa lembaga keuangan telah menerapkan akad Ijarah dalam dalam produk yang
ditawarkannya. Bank Muammalat Indonesia menawarkan pemilikan rumah dengan akad
ijarah, BNI’46 Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM) menawarkan gadai emas dengan
akad Ijarah.
Pengakuan & Pengukuran
A. Bagi Pemilik Obyek Sewa
Obyek ijarah diakui pada saat tersebut diperoleh sebesar harga perolehan. Jika obyek ijarah
merupakan aset yang dapat disusutkan atau diamortisasi maka obyek iajarah tersebut akan
disusutkan atau diamortisasi sesuai dengan kebijakan yang dipilih. Kebijakan harus
mencerminkan pola konsumsi yang dapat diharapkan dari manfaat ekonomis di masa depan
meskipun umur ekonomis memungkinkan berbeda dengan umur teknis. Perlakuan akuntansi
untuk penyusutan obyek ijarah berupa aset tetap menganut PSAK No.16 sedangkan untuk
amortisasi obyek ijarah berupa aset tidak berwujud menganut PSAK No.19.
Dari transaksi ijarah dicatat pendapatan sewa selama masa akad yang diakui pada saat
manfaat atas aset diserahkan kepada penyewa. Piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai
yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. Jika ada biaya perbaikan maka
pengakuan biaya perbaikan obyek sewa dilakukan sebagai berikut:
(a) Biaya perbaikan tidak rutin obyek ijarah diakui pada saat terjadinya.
(b) Jika penyewa melakukan perbaikan rutin obyek ijarah dengan persetujuan pemilik,
maka biaya tersebut dibebankan kepada pemilik dan diakui sebagai beban pada saat
terjadinya.
(c) Dalam Ijarah muntahiyah Bittamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan
obyek ijarah pada point (a) dan (b) diatas ditanggung pemilik dan penyewa sebanding dengan
bagian kepemilikan masing-masing atas obyek sewa.
Pencatatan yang dilakukan pemilik pada saat perpindahan kepemilikan obyek ijarah dari
pemilik kepada penyewa dalam Ijarah Muntahiyah Bittamlik tergantung pada cara
perpindahan haknya, sebagai berikut :
1. Hibah, maka jumlah tercatat obyek ijarah diakui sebagai beban.
2. Penjualan sebelum berakhirnya akad, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang
disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat obyek ijarah diakui sebagai
keuntungan atau kerugian.
3. Penjualan setelah selesai akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat obyek
ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
4. Penjualan obyek ijarah secara bertahap, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
sebagian obyek ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian,
sedangkan bagian obyek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai aset tidak lancar
atau aset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut.
B. Bagi Penyewa
Penyewa obyek ijarah mengakui beban sewa selama masa akad pada saat manfaat atas aset
telah diterima. Hutang sewa diukur sebesar jumlah yang harus dibayar atas manfaat yang
telah diterima. Biaya pemeliharaan obyek ijarah yang disepakati dalam akad menjadi
tanggungan penyewa diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Sedangkan untuk biaya
pemeliharaan obyek ijarah dalam Ijarah Muntahiyah Bittamlik melalui penjualan obyek
ijarah secara bertahap besarnya akan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan
obyek ijarah.
Pencatatan yang dilakukan penyewa pada saat perpindahan kepemilikan obyek ijarah dari
pemilik kepada penyewa dalam Ijarah Muntahiyah Bittamlik tergantung pada cara
perpindahan haknya, sebagai berikut :
1. Hibah, maka penyewa mengakui aset dan keuntungan sebesar nilai wajar obyek ijarah
yang diterima.
2. Pembelian sebelum berakhirnya akad, maka penyewa mengakui aset sebesar pembayaran
sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati.
3. Pembelian setelah akad berakhir, maka penyewa mengakui aset sebesar pembayaran yang
disepakati.
4. Pembelian obyek ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui aset sebesar biaya
perolehan aset obyek ijarah yang diterima.
Transaksi penjualan dan transaksi ijarah harus merupakan transaksi yang terpisah dan tidak
saling bergantung (ta’alluq) sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar. Jika suatu
entitas menjual obyek ijarah kepada entitas lainnya dan kemudian menyewanya, maka entitas
tersebut mengakui keuntungan atau kerugian pada periode terjadinya penjualan dalam
laporan laba rugi dan menerapkan perlakuan akuntansi penyewa. Keuntungan atau kerugian
yang timbul dari transaksi penjualan dan transaksi ijarah tidak dapat diakui sebagai
pengurang atau penambah beban ijarah.
Jika suatu entitas menyewakan lebih lanjut kepada pihak lain atas aset yang sebelumnya
disewa dari pemilik, maka entitas tersebut menerapkan perlakuan akuntansi untuk pemilik
dan akuntansi untuk penyewa bagi pihak penyewa lanjut.
Penyajian dalam Laporan Keuangan
Bagi Pemilik Obyek Sewa, Pendapatan ijarah disajikan secara netto setelah dikurangi
beban-beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan
perbaikan dan beban lainnya.
Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik diakui selama masa akad secara
proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik dengan penjualan secara
bertahap maka besarnya pendapatan setiap periode akan menurun secara progresif selama
masa akad karena adanya pelunasan bagian per bagian obyek sewa pada setiap periode
berjalan.
Piutang pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik diukur sebesar nilaibersih
yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. Jika biaya akad menjadi
bebanpemilik obyeksewa makabiaya tersebut dialokasikan secara konsisten
denganalokasi pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik selama masa akad.
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan
Pada Pemilik obyek sewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah
dan ijarah muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a. penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
keberadaan wa’ad/pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika ada);
pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
agunan yang digunakan (jika ada);
b. nilai perolehan &akumulasi penyusutan setiap kelompok asset ijarah;
c. keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
Pada Penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a. penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
total pembayaran;
keberadaan wa’ad pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang
digunakan (jika ada)
pembatasan-pembatasan, misalnya ijarahlanjut;
agunan yang digunakan (jika ada); dan
b. keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada
transaksi jual dan ijarah).