Anda di halaman 1dari 2

CRITICAL THINKING

~
Tiap hari kita selalu dihadepin sama permasalahan-permasalahan,isu-isu,narasi-narasi,
ada yang gampang (yang minor)ada yang susah banget, ada yang terlalu ngga berpengaruh
buat diri kita dan hidup kita, ada yang berpengaruh sekali buat kehidupan kita selanjutnya.
Dan nggak semua permasalahan tersebut bisa kita hadapi dengan cara berpikir yang binner,
meaning seringkali isu atau narasi tersebut ada banyak grey areanya, it’s not as easy as black
or white, maka dari itu dibutuhkan skill set supaya kita akhirnya bisa membuat keputusan
yang matang dan bijaksana yang intinya bener-bener uda kita pikirin.
Critical thinking ini, saking esensialnya masuk ke dalam salah satu skill yang harus
kita punya di abad ke-21 ini, critical thinking ngga hanya berlaku di tempat kita
sekolah,kuliah,ataupun tempat kerjaan, tapi literly setiap hari kita harus banget bisa critical
thinking. Salah satu code dari critical thinking, kita harus punya rasa curiosity atau rasa ingin
tahu yang tinggi,sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan supaya kita jadi enlighten, jadi
ngerti gitu, yang tadinya bingung jadi ngerti,yang tadinya ngga tau jadi tau. Cuma, seringkali
ketika ada orang yang terlalu banyak bertanya, keingintahuannya terlalu tinggi, dianggapnya
itu agak negatif. Ga tau kenapa gitu? Selain dianggap ribet, dianggap sok tau lah atau sok
pinter padahal sebenernya kalo kita berpikir lagi, orang yang banyak bertanya itu mereka
ngga tau, karena dia tidak pintar, makanya dia pengen pintar dengan cara nanya. Terus
seringkali kalo kita banyak tanya ke orang tua, dianggapnya ngeyel, rebelies, kurang ajar.
Misalnya kalo kita tanya nih ya soal agama. Nah, karena agama kan adalah salah satu value
yang di pegang banget sama orang Indonesia, terutama sering dianggapnya sih, kayak kenapa
sih lo harus mempertanyakan, uda lakuin aja. Terlihatnya itu seakan-akan akidah dan
keimanan kita rendah, padahal kan sebenarnya “Kritis terhadap agama, bukan berarti kita
tidak beriman, kita ingin menambah iman kita dengan cara kita menggali lebih nih tentang
agama kita, makanya kita punya banyak pertanyaan supaya kita lebih percaya sama agama
kita.
Akhirnya ada banyak dari kita, dan gua juga begitu. Kita jadi punya INHERITED
OPINION maksudnya kita mempercayai sesuatu hanya karena orang lain tuh ngasi tau kita.
Misal lo ditanya, kenapa lo kayak gini? kenapa lo memiliki pikiran seperti ini? ya soalnya
gua belajar dari orang tua gua misalnya, atau dari guru gua, agama gua dan segala macemnya.
Dan disini gua pengen klarifikasi dulu, gua bukan bilang bahwa,gua mempercayai sesuatu
dari orang tua kita, atau agama kita, guru dan segala macemnya tadi itu tidak baik. Itu baik,
apalagi biasanya hal-hal tersebut kan came from a good place dan itu adalah hal-hal yang
positif biasanya. Tapi, ada baiknya kita itu juga harus punya kemerdekaan dalam berfikir.
Ada baiknya kita bisa mengidentifikasi, mengobservasi dan menganalisa serta
comperehanding isu-isu atau narasi-narasi itu sendiri.
Terus yang sering terjadi, yang sering gua liat juga nih, kita melakukan sesuatu karena
hal tersebut sudah lumrah, sering di praktekkan oleh orang-orang sekitar, oleh masyarakat
sekitar, akhirnya kita melakukan sesuatu itu tanpa tau, kenapa gua melakukan hal ini,
dasarnya apa gitu, berguna ngga buat gua dan lain sebagianya. Dan buat gua pribadi, sebagai
orang yang sangat mementingkan nilai-nilai independent itu, gua sangat encourage diri gua
untuk belajar critical thinking. Intinya, Fik, elu tuh harus bisa dalam mandiri dalam berpikir
gitu, sebelum lo ngelakuin sesuatu, sebelum lo memegang suatu nilai, sebelum lo
mempercayai sesuatu,coba unutk analisa semua itu dulu. Supaya apa yang semua gua lakukan
itu jelas,if that’s make sense.
Berpikir kritis ini uda dibahas dari lama, bahkan sama filsuf-filsuf dari Yunani, terus
psikolog juga uda bahas itu. Salah satunya adalah John Dewey, ia adalah salah satu education
former dari Amerika Serikat, dan di tahun 1910 dia itu mendefinisikan critical
thinking/reflective thinking itu apa, menurut John Dewey, “According to John Dewey
reflective thinking is an active, presistent and careful consideration of any belief or supposed
form of konwledge in the light of the grounds that support it, and the further condisions to
which it ends.” Critical thinking ini adlah proses kita mengidentifikasi suatu masalah,
mengobservasi, menganalisa, mengevaluasi, merefleksikan, terus akhirnya kita forming
opinion based information that we have, dan selanjutnya adalah decision making.
Nah di sini, kita harus jadi active learner, kita harus banyak gathering information,
instead of it those achiving information, uda gitu kelar, uda gitu di otak kita shut down , kita
selesai. Walaupun ujung-ujungnya untuk membuat keputusan, critical thinking ini tuh bukan
sekedar cuma untuk setuju atau tidak setuju, untuk iya atau tidak, tapi untuk mengevaluasi
narasi/masalah secara keseluruhan, selanjutnya memahami dan mempertimbangkan semua
nuance yang berhubungan dengan masalah tersebut. Disini, nuance itu penting banget, karena
kayak yang gua bilang tadi. Ga semua masalah itu bisa gampang bisa diliat secara binner,
item putih aja.
Kenapa kita butuh critical thinking?
 Kita semua supaya bener-bener punya kemerdekaan dalam berpikir and
having ownership of our decision. Jadi kita melakukan sesuatu bener-bener
atas keputusan kita sendiri, kita percaya sama sesuatu, meyakini sesuatu
bener-bener atas keputusan kita sendiri, setelah long time of delegeration of
evaluating, of observing, and stuff like that yariyadaa.

Anda mungkin juga menyukai