Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Fikha Dibrotunanda Kusna

NIM/KELAS : 12101193163/HES-3D
TANGGAL : 06 November 2020
DOSEN : Muflihatul Bariroh.,M.S.I

UTS HUKUM ZAKAT DAN WAQAF

1. Pengertian Zakat
Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah. Oleh karena itu kata dasar Zakat
yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan bertambah. Sedangkan secara terminologi
zakat adalah pemilikan harta yang dikhususkan kepada mustahiq (penerimanya) dengan
syarat-syarat tertentu. (Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Urgensi Zakat Produktif di Indonesia,
Vol. 2, No. 2, Hal. 191)
Dasar Hukum
Landasan kewajiban zakat :
َ ‫خ ْذ ِمنْ َأ ْم َوالِ ِه ْم‬ 
‫ص َدقَةً تُطَ ِّه ُر ُه ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِ َها‬ ُ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat tersebut engkau membersihkan
dan mensucikan mereka.” (Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya
Mushaf Maryam: QS. At-Taubah: 103 hal. 203, Jakarta: PT. Insan Media Pustaka, 2013)

َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬


ْ ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َو‬
َ‫ار َك ُعوا َم َع ال َّرا ِك ِعين‬

“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama dengan orang-orang yang
ruku’.” (Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya Mushaf Maryam: QS. Al-
Baqarah: 43 hal. 7, Jakarta: PT. Insan Media Pustaka, 2013)

َ ‫ َو‬،‫ َوإ ْيتَا ِء ال َّزكا ِة‬،‫صال ِة‬


،‫الح ِّج‬ ُ ‫ وأنَّ ُم َح َّمداً َر‬،ُ‫ شَها َد ِة َأنْ اَل ِإلهَ ِإالَّ هللا‬:‫س‬
َّ ‫ َوإقَ ِام ال‬،ِ‫سو ُل هللا‬ ٍ ‫سال ُم على َخ ْم‬ ْ ‫بنِ َي اِإل‬
)‫ضانَ (متفق عليه‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬
َ ‫“ َو‬
Islam dibangun di atas lima hal: kesaksian sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad utusan Allah, melaksanakan shalat, membayar zakat, haji, dan
puasa Ramadhan.” (HR Bukhari Muslim) (Sumber diambil dari internet:
https://blog.kitabisa.com/pengertian-dan-dalil-zakat-menurut-islam/ diakses pada tanggal
6 November 2020 pukul 13.50).
Jenis-jenis Zakat
Zakat terdiri dari dua macam:
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan umat Muslim menjelang hari raya
Idul Fitri atau pada bulan Ramadan. Zakat fitrah dapat dibayar dengan setara 3,5 liter
(2,5 kilogram) makanan pokok dari daerah yang bersangkutan.
b. Zakat Maal
Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian, hasil
pertambangan, hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta temuan, emas dan
perak. Masing-masing jenis penghasilan memiliki perhitungannya sendiri. Dalam
Undang-Undang (UU) tentang Pengelolaan Zakat Nomor 38 Tahun 1998, pengertian
zakat maal adalah bagian dari harta yang disisihkan oleh seorang Muslim atau badan
yang dimiliki orang Muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya.
(Sumber diambil dari internet: https://republika.co.id/berita/ps570c/pengertian-dan-
macammacam-zakat diakses pada tanggal 6 November 2020 pukul 14.01)

2. Pengertian Muzzaki menurut UU, dalam UU No 23 Pasal 1 ayat (5) tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat bahwa, Muzaki adalah seorang muslim atau badan usaha yang
berkewajiban menunaikan zakat. ( Sumber dari internet: https://ngada.org/uu23-2011.htm
diakses pada tanggal 6 November 2020 pukul 14.13)
Perbedaan pendapat ulama terkait zakat harta bagi orang gila dan anak kecil,
Jumhur ulama berpendapat zakat pada harta anak kecil dan orang gila itu wajib. Ini
adalah mazhab dan pendapat para imam, seperti Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam
Ahmad. Sementara Abu Hanifah berpendapat bahwa zakat tidak diwajibkan atas harta
anak kecil dan orang gila, sebagaimana ibadah lain tidak diwajibkan atas mereka seperti
shalat dan puasa. Akan tetapi, keduanya tetap diwajibkan membayar zakat pertanian dan
zakat fitrah dari hartanya. Jumhur ulama menyanggah pendapat Abu Hanifah ini.
Menurut mereka, tidak wajibnya shalat dan puasa bagi anak kecil hal itu karena keduanya
merupakan ibadah fisik, dan fisik anak kecil tidak sanggup mengembannya. Adapun
zakat adalah hak material murni, dan hak material ini bisa diwajibkan atas seorang anak.
Mereka juga menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara kewajiban zakat pertanian
dan zakat fitrah atas anak kecil dengan zakat-zakat harta lainnya, seperti zakat emas,
perak dan uang. Sebagaimana anak kecil wajib untuk membayar zakat pertaniannya,
maka wajib pula atasnya untuk membayar zakat hartanya yang lain seperti emas, perak
dan uang.Yang melaksanakan pembayaran zakat anak kecil atau orang gila adalah wali
atau pengasuhnya. Zakat itu diambil dari hartanya setiap kali masanya mencapai satu
tahun, dan tidak harus menunggu sampai anak kecil itu berusia baligh. (Sumber dari
internet: https://umma.id/post/apakah-anak-kecil-dan-orang-gila-wajib-zakat-1961387?
lang=id diakses pada tanggal 6 Novemver 2020 pukul 14.49).
3. Pendapat beberapa ulama mazhab terkait waktu mengeluarkan zakat fitrah,
Menurut Hanafiyah, tidak ada batas awal dan batas akhir mengenai ketentuan zakat fitrah
terkait waktu pembayarannya. Zakat fitrah boleh dibayarkan sebelum Hari Raya Idul fitri,
bahkan sebelum masuk Ramadan. Menurut Hanafi, jika seseorang yang mempunyai
keharusan membayarkan zakat fitrah tanpa uzur (misalnya mampu dan mempunyai harta
berlebih), ia harus membayarkan zakat fitrahnya. Jika terlambat sampai lewat tanggal 1
Syawal akan berdosa.
Menurut Imam Maliki dan Hanbali, ketentuan zakat fitrah ini dimulai dua hari sebelum
Idulfitri sampai selambat-lambatnya ketika terbenamnya matahari tanggal 1 Syawal. Jika
sampai terlambat, kita masih berkewajiban membayarkan zakatnya.
Berbeda dengan ketiga mazhab sebelumnya, menurut Syafi’iyah, ketentuan zakat fitrah
mengenai tanggal dimulainya membayar zakat fitrah dimulai semenjak hari pertama
bulan Ramadan sampai tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawal. Namun, lebih
utama sebelum salat Idulfitri dimulai. (sumber dari internet:
https://umma.id/article/share/id/1002/240939 diakses pada tanggal 6 November 2020
pukul 14.58).
Beberapa pendapat para ulama tentang membayar zakat fitrah dengan harga,
Mazhab Hanafiyah merupakan satu-satunya mazhab yang membolehkan membayar zakat
fitrah dengan uang. Namun, terkait semua itu, banyak teks atau ibrah yang termaktub
dalam kitab-kitab ulama mazhab masing-masing. Pertama, misalnya, teks dari Mazhab al-
Hanafiyah yang membolehkan membayar zakat fitrah dengan uang.
Kedua, mazhab al-Malikiyah, tidak mengamini zakat dengan uang. "Tidak sah (zakat
fitrah) kurang dari satu sha’ menurut kalangan ulama Madinah di antaranya Imam Malik
dan juga selainnya, (zakat fitrah) berupa biji-bijian yang merupakan makanan pokok
seluruhnya, tidak sah dengan tepung, bubuk juga roti … dan tidak (boleh) mengganti
zakat dengan nilai (uang) menurut ahli Madinah, dan inilah pendapat yang sahih dari
Imam Malik dan juga kebanyakan ulama al-Malikiyah."
Ketiga, mazhab al-Syafi’iyyah, yang sama menolak zakat fitrah dengan uang. "Kadar
yang diwajibkan (zakat fitrah) adalah 5 1/3 rithl Baghdad, dari makanan pokok berupa
biji-bijian dan juga buah. Tidak boleh (zakat fitrah) dengan roti, tepung, dan juga tidak
(boleh) mengeluarkan zakat fitrah dalam bentuk nilai dengan perak atau emas."
Mazhab al-Hanabilah juga demikian, "Siapa yang mampu mengeluarkan (zakat fitrah)
berupa kurma, jelasi atau gandum, atau kismis, atau juga aqith (jameed), tapi ia
mengeluarkan selain yang tersebut, tidak sah zakat fitrahnya, dan (juga) siapa yang
mengeluarkan nilai (uang)-nya tidak sah."
(Sumber dari internet: https://republika.co.id/berita/qa96xy430/pendapat-empat-mazhab-
soal-zakat-fitrah diakses pada tanggal 6 November 2020 pukul 15.05).
4. Macam-macam harta yang harus dikeluarkan zakatnya serta ketentuannya masing-
masing,
a. Hasil Perdagangan: Setiap harta hasil berniaga atau berdagang wajib dizakatkan
meliputi barang dagangan, ditambah uang kontan, dan piutang yang masih mungkin
kembali. Besar zakatnya 2,5 persen dikeluarkan setelah dikurangi utang dan kerugian,
telah mencapai nisab (85 gram emas) dan telah berusia satu tahun haul.
b. Hasil Pertanian dan Buah-buahan: Hasil pertanian dan panen buah-buahan juga
wajib untuk dizakatkan. Nisab zakat pertanian dan buah-buahan adalah 5 wasq atau
setara dengan 653 kg. Zakat yang dikeluarkan bila diairi dengan air hujan atau air
sungai 10 persen dan bila diari dengan air yang memakan biaya lain seperti diangkut
kendaraan, menggunakan pompa dan sebagainya, zakat yang dikeluarkan 5 persen,
dan dizakati setiap panen.

c. Hewan Ternak:

 Zakat hewan ternak unta:


a. 5 (lima) sampai 9 (sembilan) ekor unta, zakatnya 1 ekor kambing
b. 10 (sepuluh) sampai 14 (empat belas) ekorr unta, zakatnya 2 ekor kambing
c. 15 (lima belas) sampai 19 (saembilan belas) ekor unta, zakatnya 3 ekor
kambing
d. 20 (du puluh) sampai 24 (dua puluh empat) ekor unta, zakatnya 4 ekor
kambing
 Zakat hewan ternak sapi atau kerbau:
a. 30 – 39 ekor sapi /kerbau, zakatnya 1 (satu) ekor sapi jantan/betina usia 1
tahun
b. 40 – 59 ekor sapi/kerbau, zakatnya 2 (dua) ekor anak anak sapi betina usia 2
tahun
c. 60 – 69 ekor sapi/kerbau, zakatnya 2 ekor anak sapi jantan
d. 70 – 79 ekor sapi/kerbau, zakatnya 2 (dua) ekor anak sapi betina usia 2
tahun ditambah 1 (satu) ekor anak sapi jantan 1 tahun. dan seterusnya.
 Zakat hewan ternak kambing atau domba:
1. 0 (nol) – 120 ekor, zakatnya 1 (satu) ekor kambing
2. 120 – 200 ekor, zakatnya 2 (dua) ekor kambing
3. 201 – 399 ekor, zakatnya 3 (tiga) ekor kambing
4. 400 – 499 ekor, zakatnya 4 (empat) kambing dan seterusnya setiap 100
(seratus) ekor zakatnya ditambah 1 (satu) ekor kambing

d. Rikaz (Barang Temuan): Setiap penemuan harta terpendam dalam tanah selama
bertahun-tahun atau rikaz, berupa emas atau perak yang tidak diketahui lagi
pemiliknya maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 20 persen.
e. Hasil Profesi: Zakat yang dikeluaran dari penghasilan profesi jika sudah mencapai
nilai tertentu (nisab) profesi yang dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau
swasta. Seeorang pegawai dengan penghasilan minimal setara 522 kilogram beras
wajib megeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen.
f. Investasi: Zakat investasi dikenakan terhadap harta yang diperoleh dari hasil
investasi. Contohnya, bangunan atau kendaraan yang disewakan. Zakat investasi
dikeluarkan pada saat menghasilkan, sedangkan modal tidak dikenai zakat. Besar
zakat yang dikeluarkan 5 persen untuk penghasilan kotor dan 10 persen untuk
penghasilan bersih. Sebagian ulama Hanbali menganalogikan ke dalam zakat
perdagangan dengan nisab 85 gram serta sampai haul.
g. Tabungan: Setiap Muslim yang memiliki uang dan telah disimpan terhitung
mencapai satu tahun dan nilainya setara 85 gr emas wajib mengeluarkan zakat sebesar
2,5 persen.
h. Emas atau Perak: Setiap Muslim yang memiliki simpanan emas atau perak selama
satu tahun dan nilai minimalnya mencapai 85 gram emas wajib mengeluarkan zakat
sebanyak 2,5 persen. (Sumber diambil dari internet: https://znews.id/2019/09/05/8-
jenis-harta-yang-wajib-dizakatkan/ diakses pada tanggal 6 November 2020 pukul
15.17)

5. Pengertian Mustahik

Secara terminologi (istilah syara') mustahiq berarti orang yang memiliki hak untuk
menerima harta zakat atau orang yang berhak mendapatkan distribusi dari dana zakat.
(Sumber dari internet: https://core.ac.uk/download/pdf/267946548.pdf diakses pada
tanggal 6 November 2020 pukul 15.23)

Golongan yang Berhak Menerima Zakat (Mustahik Zakat) :

1. Fakir (Para fakir termasuk golongan utama yang berhak menerima zakat. Menurut
Imam Syafi’i, fakir merupakan orang yang tidak memiliki harta benda atau mata
pencaharian. Keadaan ini terjadi secara terus-menerus atau dalam rentang waktu
tertentu.)
2. Miskin (Berbeda dengan fakir, orang yang termasuk ke dalam kategori miskin adalah
orang yang memiliki harta dan pekerjaan, tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.)
3. Riqab (Riqab atau memerdekakan budak menjadi penerima zakat yang utama. Budak
yang dimaksud adalah seorang muslim yang dijadikan budak kemudian dibeli dari
harta zakat dan dibebaskan di jalan Allah SWT.)
4. Gharim (Gharim adalah orang yang memiliki utang dan terdesak mencari pinjaman
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, baik kepentingan pribadi, sosial, maupun
agama. Ada dua jenis gharim. Pertama, gharim limaslahati nafsihi yang terlilit utang
demi kepentingan atau kebutuhan pribadi. Kedua, gharim li ishlahi dzatil yang terlilit
utang karena mendamaikan manusia, suku, atau qabilah.)
5. Mualaf (Mualaf adalah orang muslim yang imannya masih lemah, tetapi memiliki
pengaruh terhadap kaumnya atau sebutan bagi orang yang baru memeluk agama
Islam.)
6. Fi sabilillah (Fi sabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah demi
mengharapkan rida. Orang yang masuk dalam golongan ini, baik kaya maupun miskin
berhak mendapatkan zakat. Namun perlu dingat bahwa di masa kini jihad fi sabilillah
tidak selalu berarti perang.
Jihad seorang pelajar harus dilakukan dengan belajar giat untuk mendapatkan rida
Allah. Selain itu, fi sabilillah juga bisa berupa organisasi penyiaran dakwah Islam,
proyek pembangunan masjid, dan kegiatan lain di jalan Allah SWT.)
7. Ibnu Sabil (Ibnu sabil adalah seorang muslim yang melakukan perjalanan dan
memerlukan uang untuk bekal perjalanannya. Orang yang masuk dalam golongan ini
berhak menerima zakat sesuai kebutuhannya.)
8. Amil Zakat (Jika mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat, maka Amil
Zakat adalah badan yang dipercaya mengurusi zakat. Amil zakat adalah orang yang
telah ditunjuk oleh seorang pemimpin atau wakilnya dan ditugaskan untuk
mengumpulkan zakat.
Syarat menjadi amil zakat harus merdeka, laki-laki, dan muslim mukalaf. Amil boleh
berasal dari orang miskin ataupun kaya. Jika ketujuh golongan sudah menerima
haknya, maka amil berhak menerima zakat.) (Sumber diambil dari internet:
https://blog.kitabisa.com/siapa-saja-yang-termasuk-golongan-mustahik/ diakses pada
tanggal 6 November 2020 pukul 15.30).

Anda mungkin juga menyukai