Anda di halaman 1dari 5

ZAKAT

Tuntunan Praktis Zakat Fitrah


Muhamad Abror  Kamis, 28 April 2022 | 16:30 WIB

Kewajiban bagi setiap Muslim saat Idul Fitri adalah menunaikan zakat fitrah. Kewajiban
rukun Islam yang keempat ini mulai berlaku sejak tahun kedua hijriah tepat sebelum
disyariatkannya kewajiban puasa Ramadhan. Baik dalam Al-Qur’an dan hadits, banyak
sekali dijelaskan tentang kewajiban membayar zakat. Salah satunya adalah firman Allah swt
berikut,
 
‫َوَأ ِقيُموْا ٱلَّص َلٰوَة َوَءاُتوْا ٱلَّزَك ٰو َة َوٱۡرَكُعوْا َمَع ٱلَّٰرِكِعيَن‬ 
 
Artinya, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'.” (QS. Al-Baqarah [2]: 43)
 
Dalam hadits, perintah itu tergambar dari salah satunya sabda Rasulullah berikut,
 

‫َّز‬ ‫َّص‬ ‫َّم‬ ‫َأ َّن‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬


‫ َو َحِّج‬،‫ َو ِإ ْيَتاِء الَّزَكاِة‬،‫ َو ِإ َقاِم الَّص َلاِة‬،‫ َشَهاَدِة َأ ْن َلا ِإ لَه ِإ َّل ا اللُه َو َأ َّن ُم َّمَح ًدا َرُسْوُل اللِه‬: ‫ُبِنَي اْلِإ ْس َلاُم َعَلى َخْمٍس‬
‫ رواه البخاري و مسلم‬.‫ َو َصْوِم َرَمَضاَن‬، ‫ اْلَبْيِت‬.
 
Artinya: "Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)
(Musthafa Sa’id al-Khin, Al-Fiqhul Manhaji ‘ala Madzhabil Imamisy Syafi’i, t.t: juz II, h.
11).
 
Baca juga: Penjelasan Lengkap soal Zakat Fitrah
 
Hukum Menunaikan Zakat Fitrah
Sebagaimana dikemukakan di atas berikut dalil Al-Qur’an dan haditsnya, membayar zakat
hukumnya wajib sesuai kesepakatan ulama bagi orang yang telah memenuhi kriteria, yaitu;
beragama Islam, merdeka (bukan hamba sahaya), dan memiliki makanan pokok pada saat
Idul Fitri (untuk siang dan malamnya). Hal ini berlaku baik bagi laki-laki, perempuan,
anak kecil, orang dewasa, orang merdeka, ataupun hamba sahaya (yang muba’adh).

 
Waktu Menunaikan Zakat Fitrah
Waktu pengeluaran zakat fitrah dibagi menjadi lima, berikut pembagian dan penjelasannya
masing-masing:
 
1. Wajib, yaitu seseorang menemukan bagian dari bulan Ramadhan dan bagian dari bulan
Syawal. Sehingga, orang yang meninggal dunia sebelum matahari terbenam pada malam
satu Syawal tidak terkena kewajiban zakat karena tidak menemukan bagian dari bulan
Syawal. Demikian juga bayi yang baru lahir setelah terbenamnya matahari malam satu
Syawal karena tidak menemukan bagian dari bulan Ramadhan.

 
2. Diutamakan, yaitu setalah terbit fajar pada pagi hari hadi raya Idul Fitri sampai sebelum
dilaksanakannya shalat Id. Lebih utama lagi ditunaikan setelah shalat fajar.

 
3. Boleh, yaitu terhitung sejak memasuki awal bulan Ramadhan.

 
4. Makruh, yaitu membayar zakat setelah shalat Id sampai terbenamnya matahari. Kecuali
jika untuk suatu kemaslahatan seperti menunggu seorang kerabat atau orang faqir yang
shalih untuk diberikan kepadanya.

 
5. Haram, yaitu membayar zakat sehari setelah hadi raya Idul Fitri tanpa adanya uzur
(kendala yang dimaklumi). Jika ada uzur semilsal belum harta untuk dizakatkan baru
tersedia atau sulit menemukan mustahiq (penerima zakat), maka boleh, akan tetapi
statusnya sebagai qadha dan tidak berdosa.

 
Takaran Zakat Fitrah
Masing-masing orang wajib mengeluarkan makanan pokok (di Indonesia umumnya adalah
beras, sebagian lainnya sagu, gandum, atau lainnya) sebesar satu sha’ (sekitar 2,7 sampai
3.0 kilogram).
 
Niat Zakat Fitrah
Niat merupakan sesuatu yang wajib dilakukan dalam menunaikan zakat fitrah. Niat
disyaratkan berada dalam hati, dan dianjurkan untuk melafalkannya semata untuk
memantapkan.
 
1. Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri
 
 ‫َﻧَﻮْﻳُﺖ َأ ْﻥ ُأ ْﺧِﺮَﺝ َﺯَﻛﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋْﻦ َﻧْﻔسْي َﻓْﺮًﺿﺎِ ﻟﻠِﻪ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬
 
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an nafsî fardhan lillâhi ta’âlâ
 
Artinya, “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardhu karena Allah
Ta‘âlâ.”
 
2. Niat Zakat Fitrah untuk Istri
 
 ‫َﻧَﻮْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧِﺮَﺝ َﺯَﻛﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮَﻋْﻦ َﺯْﻭَﺟِﺘْﻲ َﻓْﺮًﺿﺎِ ﻟﻠِﻪ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬
 
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an zaujatî fardhan lillâhi ta’âlâ
 
Artinya, “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardhu karena Allah Ta‘âlâ.”
 
3. Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki
 
 ‫ َﻓْﺮًﺿﺎِ ﻟﻠِﻪ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬... ‫َﻧَﻮْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧِﺮَﺝ َﺯَﻛﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋْﻦ َﻭَﻟِﺪْﻱ‬
 
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an waladî (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ
 
Artinya, “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku…. (sebutkan nama),
fardhu karena Allah Ta‘âlâ.”
 
4. Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan
 
 ‫ َﻓْﺮًﺿﺎِ ﻟﻠِﻪ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬... ‫َﻧَﻮْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧِﺮَﺝ َﺯَﻛﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮَﻋْﻦ ِﺑْﻨِﺘْﻲ‬
 
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an bintî (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ
 
Artinya, “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku…. (sebutkan
nama), fardhu karena Allah Ta‘âlâ.”
 
5. Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga
 
 ‫َﻧَﻮْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧِﺮَﺝ َﺯَﻛﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮَﻋِّنْي َﻭَﻋْﻦ َﺟِﻤْﻴِﻊ َﻣﺎ َتْلَزُﻣِنْي َﻧَﻔَﻘﺎُﺗُﻬْﻢ َﺷْﺮًﻋﺎ َﻓْﺮًﺿﺎِ ﻟﻠِﻪ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬
 
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘annî wa ‘an jamî’i mâ talzamunî nafaqâtuhum fardhan
lillâhi ta’âlâ
 
Artinya, “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang
nafkahnya menjadi tanggunganku, fardhu karena Allah Ta‘âlâ.”
 
6. Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan
 
 ‫…) َﻓْﺮًﺿﺎِ ﻟﻠِﻪ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬..( ‫َﻧَﻮْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧِﺮَﺝ َﺯَﻛﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋْﻦ‬
 
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ
 
Artinya, “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk… (sebutkan nama spesifik), fardhu
karena Allah Ta‘âlâ.”
 
Penerima Zakat Fitrah
Zakat fitrah didistribusikan kepada salah satu dari delapan golongan penerima (mustahiq)
yang sudah ditetapkan dalam Islam, yaitu fakir, miskin, amil (petugas zakat), muallaf
(orang baru masuk Islam), budak, orang yang terlilit utang, orang yang sedang dalam jalan
Allah, dan orang yang sedang dalam perjalanan jauh yang bukan maksiat.
 
Doa saat Menerima Zakat
Bagi penerima zakat, dianjurkan untuk mendoakan pemberi zakat agar apa yang telah
diberinya mendapat balasan pahala dari Allah swt dan harta yang dimilikinya mendapat
keberkahan. Di antara contoh doa tersebut adalah seperti di bawah ini:
 
‫ َﻭَﺑﺎَﺭَﻙ ِﻓْﻴَﻤﺎ َﺍْﺑَﻘْﻴَﺖ َﻭَﺟَﻌَﻠُﻪ َﻟَﻚ َﻃُﻬْﻮًﺭﺍ‬،‫ﺁَﺟَﺮﻙ ﺍﻟﻠُﻪ ِﻓْﻴَﻤﺎ َﺍْﻋَﻄْﻴَﺖ‬
 
Âjarakallâhu fî mâ a’thaita wa bâraka fî mâ abqaita wa ja’alahu laka thahûran
 
Artinya, “Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, dan semoga
Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai
pembersih bagimu.” (Habib Hasan Ahmad Muhammad al-Kaf, Taqrîrâtus Sadîdah, 2003:
418-420) Wallhu a’lam.

Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online; alumnus Pondok Pesantren KHAS


Kempek-Cirebon dan Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta

Catatan: Tulisan dengan judul serupa pernah tayang di NU Online pada 28 Agustus 2011.
Redaksi NU Online menayangkannya kembali dengan penyempurnaan konten.

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan
informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

TAGS: zakat fitrah zakat

Anda mungkin juga menyukai