Anda di halaman 1dari 5

UBUDIYAH

Ulasan tentang Zakat Fitrah


Selasa, 1 September 2009 | 16:25 WIB

Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap muslin sebagai santunan kepada
orang-orang miskin, tanda berakhirnya bulan Ramadhan sebagai pembersih dari hal-hal
yang mengotori puasa.

Kewajiban membayar zakat fitrah bersamaan dengan disyariatkan puasa Ramadhan, yaitu
pada tahun kedua Hijri‫غ‬ah. Kewajiban membayar zakat fitrah dibebankan kepada setiap
muslim dan muslimah, baligh atau belum, kaya atau tidak, dengan ketentuan bahwa ia
masih hidup pada malam hari raya dan memiliki kelebihan dari kebutuhan pokoknya
untuk sehari.<>

Zakat fitrah ini dibayarkan maksimal sebelum shalat ‘Idul Fitri. Ketentuan zakat fitrah
tersebut didasarkan pada hadist Rasulullah SAW :

،‫ َوالَّذَكِر َوالُأ ْنَثى‬،‫ َعَلى اْلَعْبِد َواْلُحِّر‬،‫ أْوَصاعًا ِمْن َش ِعْيٍر‬،‫َفَرَض َرُسْوُل اللِه صلى الله عليه وسلم َزَكاَة اْلِفْطِر َصاعًا ِمْن َتَمٍر‬
‫ َوأَمَر ِبَها أْن ُتَؤَّد ى َقْبَل ُخُرْوِج النَّا ِس إلى الَّص َلاِة‬،‫َوالَّص ِغْيِر َواْلَكِبْيِر ِمَن اْلُمْس ِلِمْيَن‬

Artinya : “Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat Fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau
gandum atas oaring muslim baik budak dan orang biasa, laki-laki dan wamita, anak-anak
dan orang dewasa, beliau memberitahukan membayar zakat Fitrah sebelum berangkat (ke
masjid) ‘Idul Fitri” (HR Bukhari dan Muslim)

Mustahik Zakat

Ada 8 golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq) baik zakat fitrah atau zakat
harta, yaitu sesuai dengan firman Allah SWT :

‫ِإ َّن َما الَّص َدَقاُت ِلْلُفَقَراء َواْلَمَساِكيِن َواْلَعاِمِليَن َعَلْيَها َواْلُمَؤَّل َفِة ُقُلوُبُهْم َوِفي الِّرَقاِب َواْلَغاِرِميَن َوِفي َسِبيِل الّلِه َواْبِن الَّس ِبيِل َفِر يَضًة‬
‫ِّمَن الّلِه َوالّلُه َعِليٌم َحِكيٌم‬

Artinya : “ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. At-taubah : 60)

Delapan golongan yang berhak menerima zakat sesuai ayat di atas adalah :

1. Orang Fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga
untuk memenuhi penghidupannya.

2. Orang Miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan
kekurangan.
3. Pengurus Zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpilkan dan membagikan zakat.

4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam
yang imannya masih lemah.

5. Memerdekakan Budak: mancakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh
orang-orang kafir.

6. Orang yang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan
maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia
mampu membayarnya.

7. Orang yang berjuang di jalan Allah (Sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam
dan kaum muslimin. Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa fi sabilillah itu
mancakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit
dan lain-lain.

8. Orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil) yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.

Ketentuan-Ketentuan Zakat Fitrah

1. Besarnya zakat Fitrah adalah 1 sha’ yaitu 2176 gram atau 2,2 Kg beras atau makanan
pokok. Dalam prakteknya jumlah ini digenapkan menjadi 2,5 Kg, karena untuk kehati-
hatian. Hal ini dianggap baik oleh para ulama.

2. Menurut madzhab hanafi, diperbolehkan mengeluarkan zakat Fitrah dengan uang


seharga ukuran itu, jika dianggap lebih bermanfaat bagi mustahik.

3. Waktu mengeluarkan zakat Fitrah adalah sejak awal bulan puasa Ramadhan hingga
sebelum shalat ‘Idul Fitri maka dianggap sedekah sunah. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW :

‫َفَمْن أَّد اَها َقْبَل الَّص َلاِة َفِهَي َزَكاٌة َمْق ُبْوَلٌة َوَمْن أَّد اَها َبْعَد الَّص َلاِة َفِهَي َصَدَقٌة ِمَن الَّص َدَقاِت‬
Artinya : “Barang siapa mengeluarkan  (zakat Fitrah) sebelum shalat (‘Idul Fitri), maka
zakatnya sah. Barang siapa mengeluarkannya setelah shalat maka dianggap sedekah sunah.”
(HR. Ibnu Majah)

4. Zakat Fitrah boleh dikeluarkan langsung kepada mustahik atau dibayarkan melalui amil
zakat.

5. Amil atau panitia zakat Fitrah boleh membagikan zakat kepada mustahik setelah shalat
‘Idul Fitri karena uzur syar'i.

6. Jika terjadi perbedaan Hari Raya, maka panitia zakat Fitrah yang berhari raya terlebih
dahulu tidak boleh menerima zakat Fitrah setelah mereka mengerjakan shalat ‘Idul Fitri.

7. Panitia Zakat Fitrah hendaknya mendoakan kepada orang yang membayar zakat, agar
ibadahnya selama Ramadhan diterima dan mendapat pahala. Doa yang sering dibaca oleh
yang menerima zakat, diantaranya:

‫آَجَرَك اللُه ِفْيَما أْعَطْيَت َوَباَرَك ِفْيَما َأ ْبَقْيَت َوَجَعَلُه َلَك َطُهْوًرا‬

Artinya : “Semoga Allah SWT memberikan pahala kepadamu atas apa saja yang telah Allah
memberi berkah kepadamu atas semua yang masih ada padamu dan mudah-mudahan Allah
menjadikan kesucian bagimu.”

Adapun orang-orang yang tidak boleh menerima zakat ada dua golongan:
1. Anak cucu keluarga Rasulullah SAW
2. Sanak Famili orang yang berzakat, yaitu bapak, kakek, istri, anak, cucu, dan lain-lain.

KH A. Nuril Huda
Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan
informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

TAGS:

Anda mungkin juga menyukai