Anda di halaman 1dari 12

COVER MAKALAH PENSYARIATAN DAN TATACARA PEMBAYARAN ZAKAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkah rahmat, taufik, hidayah
dan inayah-Nya, kami telah berhasil menyusun makalah ini tepat waktu.

Untuk kedua kalinya shalawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
dan para sahabat-sahabatnya, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman keemasan
yang terang benderang seperti sekarang ini.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Iwan Setya Budi M.Pd. selaku dosen Fiqih

2. Seluruh teman-teman yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Tanpa mereka mungkin makalah ini tidak bisa terselesaikan secara maksimal.

Demikian semoga makalah kami ini bisa bermanfaat bagi pembacanya dan mendapat ridha dari Allah
SWT. Amin.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis, dan
menentukan, baik dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraam umat. Sebagai
suatu ibadah pokok, zakat termasuk salah satu rukun (rukun ketiga) dari rukun Islam yang lima,
sebagaimana diungkapkan dalam berbagai hadits Nabi, sehingga keberadaannya dianggap sebagai
ma’luum minad-diin bidh-dharuurah atau diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian
mutlak dari keislaman seseorang.[1]

Ada 82 tempat di dalam Al-Qur’an yang menyebutkan tentang zakat beriringan dengan shalat.
Kedudukan anttara zakat dan shalat yang sering dikaitkan di beberapa ayat dalam Al-Qur’an
mrenunjukkan bahwa zakat dari segi keutamaan hampir sama seperti halnya shalat. Shalat dikatakan
sebagai ibadah badaniah dan zakat dikatakan sebagai ibadah maliyah yang paling utama.

Kewajiban zakat akan memberikan pengaruh dampak yang positif bagi para pemberinya. Karena,
zakat itu sendiri esensinya merupakan sebuah pemberian yang diwajibkan kepada orang muslim untuk
diberikan kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu guna untuk
membersihkan harta kita. Kenapa dikatakan untuk membersihkan? Karena, di dalam harta seseorang
yang tersimpan itu terdapat hak-hak orang lain. Allah hanya memberikan harta itu kepada kita sebagai
manusia. Dan kewajiban kitalah sebagai yang dititipkan untuk memberikan harta tersebut kepada orang
yang berhak mendapatkannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dibuat perumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa pengertian zakat?

2. Apa sajakah dasar pensyariatan zakat?

3. Apa tata cara pembayaran zakat ?


Dasar Pensyariatan Zakat

Dalam al-Qur’an terdapat 32 buah kata zakat (‫ )الزكاة‬, bahkan sebanyak 82 kali diulang sebutannya
dengan memakai kata-kata yang sinonim dengannya, yaitu sadakah dan infak. Pengulangan tersebut
mengandung maksud bahwa zakat mempunyai kedudukan, fungsi dan peranan yang sangat penting.

Dari 32 kata zakat yang terdapat di dalam al-Qur’an, 29 di antaranya bergandengan dengan kata shalat.
Hal ini memberi isyarat tentang eratnya hubungan antara ibadah zakat dengan ibadah shalat. Ibadah
shalat merupakan perwujudan hubungan dengan Tuhan, sedangkan zakat perwujudan hubungan
dengan Tuhan dan sesama manusia.[2]

Adapun dasar hukum diwajibkannya zakat, diantaranya yaitu:

َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬


. َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّزكَاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang- orang yang ruku”.(QS. al-
Baqarah (2): 43.

‫ك ِديْنُ ْالقَيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫و َما اُ ِم ْيرُوْ آ اِالَّ لِيَ ْعبُ ُدوهَّللا َ ُم ْخل‬.
َ ِ‫ض ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ُحنَفَآ َء َويُقِ ْي ُموا الصَّلوةَ َوي ُْؤتُواال َزكَوةَ َوذال‬ َ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.(QS. al-Bayyinah: (98): 5).

Dalil dari sunnah antara lain sabda Nabi SAW:

“Islam dibangun di atas lima pilar: Kesaksian bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan”

Zakat bukanlah hibah, derma, atau anugerah dari orang-orang kaya untuk orang-orang fakir. Tapi dia
adalah hak dan keutamaan yang besar bagi orang-orang fakir atas orang-orang kaya, karena mereka
adalah sebab pahala yang didapatkan oleh orang-orang kaya.[3]

Tata Cara Pembayaran Zakat


Syarat-syarat harta yang wajib di zakati :

Di antara syarat-syarat terpenting yang harus terpenuhi dalam harta yang wajib dizakati adalah sebagai
berikut:

1. Harta tersebut merupakan hak milik sempurna bagi muzaki (orang yang menunaikan zakat).

2. Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk berkembang.

3. Harta tersebut mencapai nishab yang telah ditentukan.

4. Harta tersebut adalah kelebihan dari kebutuhan-kebutuhan pokok bagi muzaki dan orang-orang
yang menjadi tanggungannya, tanpa berlebihan atau bermewah-mewahan.

5. harta tersebut terbebas dari hutang. Artinya, harta tersebut sudah dikurangi dengan hutang yang
jatuh temponya.

6. Harta tersebut telah dimiliki selama satu haul (satu tahun), terhitung sejak dia mencapai nishab,
kecuali zakat hasil pertanian, buah-buahan, dan rikaz (harta karun).

7. Harta tersebut halal dan baik, karena Allah tidak menerima kecuali yang baik. Juga, karena harta
yang haram tidak memenuhi syarat kepemilikan.[4]

Tata Cara dan Niat Bayar Zakat Fitrah

Berikut doa niat membayar zakat fitrah untuk diri sendiri, istri, anak, hingga anggota keluarga lain

- Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ‘AN NAFSI FARDHAN LILLAHI TA’ALA

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri fardhu karena Allah Taala.

- Zakat Fitrah untuk Istri

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ‘AN ZAUJATI FARDHAN LILLAHI TA’ALA

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku fardhu karena Allah Taala.

- Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki


NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ‘AN WALADI FARDHAN LILLAHI TA’ALA

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku... (sebutkan nama) fardhu karena
Allah Taala.

- Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ‘AN BINTI FARDHAN LILLAHI TA’ALA

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku... (sebutkan nama) fardhu karena
Allah Taala.

- Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Seluruh Keluarga

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ANNI WA AN JAMI’I MA YALZIMUNIY NAFAQATUHUM


SYAR’AN FARDHAN LILLAHI TA’ALA

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi
tanggunganku fardhu karena Allah Taala.

- Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI 'AN (……) FARDHAN LILLAHI TA’ALA

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk……..(sebutkan nama spesifik), fardhu karena Allah
Taala.

PERSYARATAN KEWAJIBAN MENGELUARKAN ZAKAT

Syarat-syarat wajibnya mengeluarkan zakat adalah sebagai berikut:

1. Islam.

Islam menjadi syarat kewajiban mengeluarkan zakat dengan dalil hadits Ibnu Abbas di atas. Hadits ini
mengemukakan kewajiban zakat, setelah mereka menerima dua kalimat syahadat dan kewajiban shalat.
Hal ini tentunya menunjukkan, bahwa orang yang belum menerima Islam tidak berkewajiban
mengeluarkan zakat

2. Merdeka.
Tidak diwajibkan zakat pada budak sahaya (orang yang tidak merdeka) atas harta yang dimilikinya,
karena kepemilikannya tidak sempurna. Demikian juga budak yang sedang dalam perjanjian
pembebasan (al mukatib), tidak diwajibkan menunaikan zakat dari hartanya, karena berhubungan
dengan kebutuhan membebaskan dirinya dari perbudakan. Kebutuhannya ini lebih mendesak dari orang
merdeka yang bangkrut (gharim), sehingga sangat pantas sekali tidak diwajibkan

3. Berakal Dan Baligh.

Dalam hal ini masih diperselisihkan, yaitu berkaitan dengan permasalahan zakat harta anak kecil dan
orang gila. Yang rajih (kuat), anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan mengeluarkan zakat. Akan tetapi
kepada wali yang mengelola hartanya, diwajibkan untuk mengeluarkan zakatnya, karena kewajiban
zakat berhubungan dengan hartanya

4. Memiliki Nishab.

Makna nishab disini, ialah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar’i (agama) untuk
menjadi pedoman menentukan batas kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika telah
sampai pada ukuran tersebut [7]. Orang yang memiliki harta dan telah mencapai nishab atau lebih,
diwajibkan mengeluarkan zakat dengan dasar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

ِ ‫ك يُبَيِّنُ هللاُ لَ ُك ُم ْاألَيَا‬


: َ‫ت لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫ك َما َذا يُنفِقُونَ قُ ِل ْال َع ْف َو َك َذل‬
َ َ‫َويَ ْسئَلُون‬

“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.”
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu berfikir“. [Al Baqarah/2:219].
Makna al afwu adalah harta yang telah melebihi kebutuhan. Oleh karena itu, Islam menetapkan nishab
sebagai ukuran kekayaan seseorang.

] SYARAT-SYARAT NISHAB

Adapun syarat-syarat nishab ialah sebagai berikut:

1. Harta tersebut diluar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang, seperti: makanan, pakaian,
tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan untuk mata pencaharian.

2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung dari hari kepemilikan
nishab [9] dengan dalil hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

: ‫الَ زَ كَاةَ فِ ْي َما ٍل َحتَّى يَحُوْ َل َعلَ ْي ِه ْالحَوْ ُل‬

“Tidak ada zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun)” [10]. Dikecualikan dari
hal ini, yaitu zakat pertanian dan buah-buahan. Karena zakat pertanian dan buah-buahan diambil ketika
panen. Demikian juga zakat harta karun, yang diambil ketika menemukannya. Misalnya, jika seorang
muslim memiliki 35 ekor kambing, maka ia tidak diwajibkan berzakat karena nishab bagi kambing itu 40
ekor. Kemudian jika kambing-kambing tersebut berkembang biak sehingga mencapai 40 ekor, maka kita
mulai menghitung satu tahun setelah sempurna nishab tersebut [11].
CARA MENGHITUNG NISHAB.

Dalam menghitung nishab terjadi perbedaan pendapat. Yaitu pada masalah, apakah yang dilihat nishab
selama setahun ataukah hanya dilihat pada awal dan akhir tahun saja? Al Imam An Nawawi
berkata,“Menurut mazdhab kami (Syafi’i), mazdhab Malik, Ahmad, dan jumhur, adalah disyaratkan pada
harta yang wajib dikeluarkan zakatnya –dan (dalam mengeluarkan zakatnya) berpedoman pada
hitungan haul, seperti: emas, perak dan binatang ternak– keberadaan nishab pada semua haul (selama
setahun). Sehingga, kalau nishab tersebut berkurang pada satu ketika dari haul, maka terputuslah
(hitungan) haul. Dan kalau sempurna lagi setelah itu, maka dimulai perhitungannya lagi, ketika
sempurna nishab tersebut [24]. Inilah pendapat yang rajih, insya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Misalnya
nishab tercapai pada bulan Muharram 1423 H, lalu bulan Rajab pada tahun itu, ternyata hartanya
berkurang dari nishabnya. Maka terhapuslah perhitungan nishabnya. Kemudian pada bulan Ramadhan
(pada tahun itu juga), hartanya bertambah hingga mencapai nishab. Maka dimulai lagi perhitungan
pertama dari bulan Ramadhan tersebut. Demikian seterusnya sampai mencapai satu tahun sempurna,
lalu dikeluarkanlah zakatnya.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat

Zakat menurut lughat, ialah subur, bertambah. Menurut syara’ ialah, jumlah harta yang
dikeluakan untuk diberikan kepada golongan yang telah ditetapkan syara’. Dari segi bahasa, kata zakat
merupakan mashdar (kata dasar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik dan bertambah.
Dari segi istilah fikih, zakat adalah sebutan bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT
agar diserahkan kepada orang-orang yang berhak (mustahak).

Zakat menurut loghat artinya suci dan subur. Menurut istilah syara’ ialah: mengeluarkan sebagian
dari harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib atas mereka yang telah ditetapkan
menurut syarat yang telah ditentukan oleh hukum Islam.

Zakat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Zakat Fitrah

Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadan. Besar zakat ini
setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.

2. Zakat Maal (harta)

Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan,
hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya
sendiri-sendiri.

Harta yang wajib dizakati antara lain, yaitu: emas, perak dan mata uang; harta perniagaan;
binatang ternak; buah-buahan dan biji-bijian yang dapat dijadikan makanan pokok; dan barang tambang
dan barang temuan.

1. Emas dan perak

Emas dan perak dibagi atas empat bagian, yaitu:

a. Emas dan perak yang disimpan, wajib dikeluakan zakatnya pada tiap-tiap setahun seperempat
puluh.

b. Emas dan perak yang ditambang, wajib dikeluarkan zakatnya pada tiap-tiap kali diperoleh
seperempat puluh.

c. Emas dan perak tanaman orang purba kala yang tidak beragama Islam yang dapat tergali, wajib
dikeluarkan zakatnya pada waktu diperoleh seperlima.

d. Emas dan perak perhiasan yang jadi pakaian perempuan dan anak-anak, tidak wajib dizakati.
Nisab emas dan perak yaitu:

· Nisab emas beratnya dua puluh mitsqal, yaitu 89 2/7 gram,= 12 ½ pound sterling ( + 96 gram).
Zaktnya 21/2 atau seperempat puluhnya.

· Nisab perak beratnya 200 dirham, yaitu 625 gram. Jika lebih dari nisab yang tersebut walaupun
sedikit, wajib juga dikeluarkan zakatnya.

2. Binatang Ternak

Binatang ternak yang wajib dizakati hanya lembu, kambing, dan unta. Adapun kerbau dan sapi, maka
termasuk bagian lembu, demikian juga biri-biri termasuk kambing.

Nisab zakat binatang ternak, yaitu:

3. Buah-buahan dan Biji-bijian

Buah-buahan yang wajib dizakati hanya anggur dan kurma. Dan biji-bijian yang wajib dizakati hanya biji-
bijian yang menjadi makanan pokok dan tahan disimpan, seperti padi, gandum, jagung dan kacang.

Nisab zakat buah-buahan dan biji-bijian yang sudah dibersihkan, ialah 5 wasaq = 700 kg. Sedangkan
yang masih ada kulitnya nisabnya 10 wasaq = 1.400 kg. Zakatnya 10% (sepersepuluh) jika dialiri oleh air
hujan, air sungai, atau air yang tidak berasal dari pembelian (perongkosan). Tapi jika dialiri oleh air yang
berasal dari perongkosan/pembelian maka zakatnya 5% (seperduapuluh).

4. Harta Perniagaan

Harta dagangan yang mencapai 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas, yaitu
21/2. Jika harga emas 1 gram Rp. 100,- = 9.600,- wajib dikeluarkan zakatnya 21/2 % = Rp. 240,-. Harta
benda perdagangan perseroan, Firma, CV., atau perkongsian dan sebagainya, tegasnya harta yang
dimiliki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu perniagaan.

Nishab dan zakatnya: jika barang yang diperniagakan itu dibeli dengan uang emas, nishabnya dua puluh
mistqal, yaitu 89 2/7 gram emas dan jika dibeli dengan uang perak, nishabnya dua ratus dirham, yaitu
625 gram perak.

5. Zakat Barang Tambang dan Barang Temuan

Hasil tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak yang diperoleh dari hasil
pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang-orang purba kala yang berharga yang diketemukan oleh
orang-orang pada masa sekarang, wajib dikeluarkan zakatnya. Barang rikaz itu umumnya berupa emas
dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Nishab dan zakatnya: nishab barang-barang tambang dan harta temuan, dengan nisab emas dan
perak; yakni 20 mitsqal = 96 gram untuk emas dan 200 dirham (672 gram) untuk perak. Zakatnya
masing-masing 21/2 % atau seperempat puluh.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib atas
mereka yang telah ditetapkan menurut syarat yang telah ditentukan oleh hukum Islam.

Dasar hukum zakat dalam Al Qur an antara lain QS. al-Baqarah (2): 43) dan QS. al-Bayyinah: (98): 5).

Harta yang wajib dizakati antara lain, yaitu: emas, perak dan mata uang; harta perniagaan; binatang
ternak; buah-buahan dan biji-bijian yang dapat dijadikan makanan pokok; dan barang tambang dan
barang temuan.

Mustahiq zakat meliputi : fakir, miskin, amil, muallaf, budak, al-ghoorim, sabilillah dan ibnu sabil.

B. Saran

Bagi para pembaca khususnya umat Muslim semoga dapat mengetahui tentang zakat yang merupakan
kewajiban yang harus dikeluarkan bagi seluruh umat Islam, sehingga dapat bermanfaat dalam
kehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai