Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU DAN DAMPAKNYA PADA

KUALITAS PRODUK PT. MAYORA INDAH, TBK

Dosen Pengampu:
Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si

Disusun Oleh:
Langen Anggiyanti (43219010015)
Dinda Safira (43219010126)
Tiara Herawati Putri (43219010144)
Putri Nadia Stepani (43219010155)
Milawati (43219010167)

Program Studi S1 Akuntansi


Fakultas ekonomi dan Bisnis
Universitas Mercubuana
2021/2022
ABSTRAK

Era globalisasi membuat perubahan besar pada pasar industri, baik industri jasa
maupun industri manufaktur sehingga menuntut banyak perusahaan/instansi agar lebih maju
dan berkembang dengan menggunakan teknologi secara maksimal serta mendorong
perusahaan untuk meningkatkan kualitas.
Kualitas atau mutu dipandang sebagai suatu derajat atau taraf pengukuran yang
biasanya digunakan untuk menyatakan baik atau buruknya suatu produk atau jasa. Istilah ini
sering digunakan dalam dunia sehari-hari, contohnya dalam bisnis, keuangan, dan banyak hal
lainnya. Manajemen mutu adalah kegiatan merencanakan, mengendalikan dan mengawasi
semua aktivitas dan kerja yang harus diselesaikan untuk mempertahankan mutu yang
diinginkan. Sistem manajemen kualitas ini memiliki standar yang berbeda-beda di setiap
perusahaan. Sistem ini memiliki banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti kurangnya
tenaga kerja, hilangnya data saat pengecekan kualitas, atau bahkan bahan baku yang
kualitasnya kurang baik.
Beberapa hal tersebut memberikan dampak yang cukup fatal dalam kegiatan produksi.
PT. Mayora Indah, Tbk. adalah salah satu perusahaan yang memperhatikan kualitas dari
produk-produk yang diproduksinya setiap hari. PT. Mayora Indah, Tbk. sudah menganut
sistem manajemen kualitas ini sejak awal, dan semua kegiatan manajemen dilakukan dengan
cara konvensional. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh manajemen mutu pada kualitas produk yang dimiliki oleh PT. Mayora Indah Tbk.
Adapun dampak dari manajemen mutu pada kualitas produk PT. Mayora Indah Tbk, yaitu
mengurangi masalah dengan produk atau pelayanan, meningkatkan kepedulian terhadap
pelanggan, memberi jaminan kepuasan bagi pelanggan, adanya perubahan kualitas produk
dan pelayanan menjadi lebih baik, karyawan menjadi lebih termotivasi, produktifitas
meningkat, menurunkan biaya, mengurangi produk cacat, dan sebagainya.
Kata Kunci : Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk, TQM
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas atau mutu dipandang sebagai suatu derajat atau taraf pengukuran yang
biasanya digunakan untuk menyatakan baik atau buruknya suatu produk atau jasa. Istilah
ini sering digunakan dalam dunia sehari-hari, contohnya dalam bisnis, keuangan, dan
banyak hal lainnya. Kualitas ini sendiri tidak dapat dipisahkan dari produk-produk yang
dihasilkan oleh manusia. Kualitas yang baik adalah batasan yang diinginkan oleh banyak
orang.
Dalam dunia bisnis, suatu produk yang memiliki kualitas baik akan memiliki nilai jual
yang baik juga. Oleh karena itu, proses produksi biasanya dilengkapi dengan suatu sistem
yang disebut dengan sistem manajemen kualitas atau Quality Management System.
Sistem ini merupakan salah satu sistem yang paling banyak dianut oleh perusahaan-
perusahaan besar, khususnya produsen, agar produk yang dihasilkannya dapat memiliki
nilai jual yang baik. Sistem manajemen kualitas ini memiliki standar yang berbeda-beda
di setiap perusahaan. Sistem ini memiliki banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti
kurangnya tenaga kerja, hilangnya data saat pengecekan kualitas, atau bahkan bahan baku
yang kualitasnya kurang baik.
Beberapa hal di atas akan memberikan dampak yang cukup fatal dalam kegiatan
produksi. PT. Mayora Indah, Tbk. adalah salah satu perusahaan yang memperhatikan
kualitas dari produk-produk yang diproduksinya setiap hari. Perusahaan ini memiliki
standar kualitas sendiri, mulai dari bahan baku, proses produksi, dan hasil akhir dari
produk tersebut. PT. Mayora Indah, Tbk. sudah menganut sistem manajemen kualitas ini
sejak awal, dan semua kegiatan manajemen dilakukan dengan cara konvensional. Oleh
karena beberapa hal diatas, maka perlu adanya pembahasan mengenai manajemen mutu
pada PT Mayora Indah Tbk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen mutu?
2. Apa saja manfaat manajemen mutu?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem manajemen mutu?
4. Apa prinsip manajemen mutu?
5. Bagaimana pendekatan proses manajemen mutu?
6. Bagaimana proses-proses manajemen mutu proyek?
7. Bagaimana implementasi manajemen mutu pada kualitas produk PT. Mayora
Indah Tbk?
8. Bagaimana dampaknya pada kualitas produk PT. Mayora Indah Tbk?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari manajemen mutu, isu & perubahan pada
manajemen proyek.
2. Untuk mengetahui manfaat manajemen mutu.
3. Untuk mengetahui sistem manajemen mutu.
4. Untuk mengetahui prinsip manajemen mutu.
5. Untuk mengetahui pendekatan proses manajemen mutu.
6. Untuk mengetahui proses-proses manajemen mutu proyek.
7. Untuk mengetahui implementasi manajemen mutu dan pada kualitas produk PT.
Mayora Indah Tbk.
8. Untuk mengetahui dampaknya pada kualitas produk PT. Mayora Indah Tbk.
LITERATUR TEORI
Era globalisasi membuat perubahan besar pada pasar industri, baik industri jasa
maupun industri manufaktur sehingga menuntut banyak perusahaan/instansi agar lebih maju
dan berkembang dengan menggunakan teknologi secara maksimal serta mendorong
perusahaan untuk meningkatkan kualitas. Kualitas dapat diartikan sebagai keseluruhan fitur
serta karakter dari sebuah produk ataupun jasa untuk bisa memenuhi kebutuhan baik yang
terlihat maupun tersamar. Perbedaan penilaian konsumen akan kualitas dan implementasi
standar mutu yang berbeda disetiap negara bisa menjadi hambatan terhadap perdagangan.
Salah satu hambatannya yaitu dapat berupa penolakan produk yang diakibatkan tidak
sesuainya standar yang diatur negara eksportir dan importir. Salah satu upaya perusahaan
agar meningkatnya kualitas dan penjamin kualitas adalah dengan melakukan penerapan
standar mutu internasional. ISO mengeluarkan standar yang bertaraf internasional agar dapat
dipakai oleh semua pihak di seluruh dunia.
ISO 9001 yaitu standar bersifat internasional dimana memuat peraturan sistem
manajemen mutu. Dalam penerapan ISO 9001 dapat berupa prosedur standar opersional,
Work Instruction (instruksi kerja), Quality Objective (tujuan dan sasaran mutu) dan Quality
Program (program mutu). ISO 9001 adalah sistem manajemen mutu hasil perbaikan tahun
2008 yang menentukan persyaratan dan masukan untuk rancangan dan evaluasi dari satu
sistem manajemen kualitas yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa perusahaan akan
memberikan produk (barang atau jasa) yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
(Gaspersz, 2002).
ISO 9001:2008 merupakan suatu standar penjamin mutu yang menentukan aturan dan
saran untuk rancangan dan pembandingan dari sistem manajemen mutu, yang
dimaksudkan untuk menjamin bahwa instansi akan mengeluarkan prroduk
(barang/jasa) yang memenuhi kriteria sesuai dengan ketentuan. Persyaratan-persyaratan
yang ditetapkan dapat berupa kebutuhan tertentu dari konsumen, dimana organisasi
tersebut bertanggungjawab menjamin mutu dari produk.
Pada sistem manajemen mutu terdapat 8 klausul yang menjadi acuan pada sebuah
perusahaan, yaitu:
(1) Ruang Lingkup;
(2) Referensi Standar;
(3) Istilah dan definisi;
(4) Sistem Manajemen Mutu;
(5) Tanggung Jawab Manajemen;
(6) Pengelolaan Sumber Daya;
(7) Realisasi Produk;
(8) Pengukuran, Analisis & Perbaikan.
Manajemen mutu yang dikenal total management quality atau TQM dapat diartikan
sebagai sebuah sistem yang membantu sebuah organisasi, perusahaan, atau badan usaha
untuk  mengawasi setiap kegiatan serta tugas dan tanggung jawab yang diperlukan dalam
mempertahankan kualitas atau mutu dari perusahaan tersebut.
Total management quality sendiri merupakan sebuah sistem yang menentukan
kebijakan, merencanakan, mengontrol, dan mengembangkan kualitas mutu yang diberikan
perusahaan.  Sistem ini juga dikenal sebagai sebuah filosofi dasar yang menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan akan menentukan keberhasilan jangka panjang dari sebuah badan usaha.
Di dalamnya, semua stakeholders atau pemangku kepentingan bekerjasama dalam
peningkatan kualitas produk dan layanan serta budaya kerja di lingkungan perusahaan. 
Selain itu, ada definisi lain yang menjelaskan bahwa sistem manajemen dalam menjaga
mutu adalah sebuah sistem manajemen yang lebih mengedepankan kualitas sebagai strategi
bisnis yang berorientasi pada kepuasan pelanggan yang melibatkan seluruh SDM di
perusahaan.

 Manfaat Manajemen Mutu


Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari proses jika diterapkan di dalam sebuah
perusahaan, antara lain:
1. Memberikan kepuasan kepada para pelanggan sehingga menjaga kepercayaan terhadap
perusahaan.
2. Menumbuhkan rasa motivasi di dalam diri karyawan
3. Meningkatkan standar kerja di dalam perusahaan
4. Meningkatkan dan menjaga nama baik perusahaan

 Tujuan Manajemen Mutu


Manajemen mutu sendiri memiliki beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai di
dalam prosesnya, yaitu:
1. Menetapkan Visi dan Standar kerja bagi para anggota suatu organisasi atau badan usaha
2. Membangun motivasi dan budaya kerja di dalam organisasi maupun badan usaha
3. Membantu meningkatkan kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan
baik dari anggota maupun pelanggan atau klien.
4. Memberikan inovasi atau pengembangan lebih lanjut dari perusahaan atau organisasi
itu sendiri.

 Fungsi Manajemen Mutu


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manajemen mutu memiliki fungsi
sebagai sebuah acuan atau tolak ukur dalam mengelola kualitas yang diberikan oleh suatu
perusahaan, organisasi maupun badan usaha. Hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas
dan kinerja seluruh anggota perusahaan dalam menjalankan tugasnya masing-masing guna
mencapai tujuan dan visi dari perusahaan tersebut.
PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen Mutu


Manajemen mutu adalah kegiatan merencanakan, mengendalikan dan mengawasi
semua aktivitas dan kerja yang harus diselesaikan untuk mempertahankan mutu yang
diinginkan. Ruang lingkup sistem ini mulai dari menentukan kebijakan mutu,
pembuatan mutu, penerapannya, perencanaannya, penjaminan, pengendalian hingga
peningkatan mutu.
Mutu atau kualitas ditekankan pada suatu keadaan yang baik dan dapat
memuaskan keinginan yang diharapkan. Yang disebut juga dengan total quality
management (TQM). Manajemen mutu berfokus pada tujuan jangka panjang melalui
implementasi jangka pendek. Kesuksesan jangka panjang perusahaan berasal dari
kepuasan dan loyalitas pelanggan. TQM mewajibkan semua pemangku kepentingan
dalam bisnis bekerja sama untuk meningkatkan proses, produk, layanan dan budaya
perusahaan.

2. Manfaat Manajemen Mutu


Pemanfaatan sistem ini tentu punya dampak bagus bagi perusahaan. Berikut
beberapa manfaat yang bisa diterapkan ketika perusahaan memilih menggunakan
sistem manajemen ini.
1. Peningkatan reputasi perusahaan
Saat sebuah perusahaan sudah memiliki standar sistem manajemen mutu, maka
otomatis reputasinya meningkat. Bahkan sebuah perusahaan yang sudah punya
sertifikat manajemen mutu memiliki beberapa kewenangan. Seperti membuat iklan
di media massa misalnya. Sertifikasi manajemen mutu yang ada juga sudah diakui
secara internasional sehingga, reputasi perusahaan tidak hanya baik secara lokal
tetapi sudah masuk ke pasar global.

2. Meningkatkan kepuasan pelanggan


Hal yang tentu saja paling disukai pelanggan adalah kepuasan dan kepercayaan.
Lewat jaminan mutu yang sudah terorganisir dan memiliki sistem yang terstruktur,
kepuasan dan kepercayaan pelanggan tersebut tentu saja akan meningkat. Ini
karena penjaminan mutunya sudah melalui proses berupa kebijakan, prosedur
hingga instruksi yang telah direncanakan secara matang.
3. Pengelolaan manajemen perusahaan berdasar standar internasional
Jika perusahaan memiliki sertifikat manajemen mutu maka sudah diakui secara
internasional. Selaras dengan hal tersebut, pengelolaan perusahaan juga harus
menerapkan standar internasional. Kegiatan ini tentu memberikan dampak baik
seperti misalnya perbaikan yang berkelanjutan untuk karyawan dan manajer
organisasi. Tentu saja ini akan mempengaruhi kemajuan perusahaan ke depannya.

4. Memudahkan pengelolaan manajemen risiko


Risiko tentu akan selalu timbul ketika melakukan kegiatan usaha. Dengan adanya
sistem manajemen mutu perusahaan lebih mudah dalam mengelola, melakukan
monitoring dan identifikasi terhadap risiko bisnis. Perusahaan bisa menentukan
faktor apa saja yang menyebabkan manajemen mutu memberikan hasil yang
berbeda dari yang diharapkan dan direncanakan.

3. Sistem Manajemen Mutu


Sistem manjemen mutu adalah sekumpulan kebijakan, proses dan prosedur untuk
merencanakan dan melaksanakan produksi, pengembangan dan jasa yang dapat
memenuhi persyaratan mutu dari pelanggan. Contoh dari sistem manajemen mutu
adalah ISO 9001.
Sistem manajemen mutu berdasarkan pada proses untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengontrol dan meningkatkan berbagai proses bisnis yang akhirnya akan
mengarah pada peningkatan kinerja bisnis.

4. Prinsip Manajemen Mutu


Dalam ISO 9001:2015, Komite ISO menetapkan prinsip manajemen mutu yang
dinilai penting dalam membangun sistem manajemen yang efektif. Tujuh prinsip
manajemen mutu diantaranya:
1. Customer Focus (Fokus Pelanggan)
Organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada pelanggan. Perusahaan harus
bisa memahami kebutuhan pelanggan saat ini dan waktu yang akan datang,
berusaha memenuhi dan melebihi ekspektasi pelanggan serta memperbaiki
kekurangan yang berasal dari keluhan pelanggan.
2. Leadership (Kepemimpinan)
Pemimpin dalam struktur organisasi memiliki wewenang membuat tujuan dan arah
perusahaan. Pemimpin harus bisa menciptakan dan memelihara lingkungan yang
berisi individu-individu yang terlibat dalam mencapai tujuan mutu perusahaan.
Selain itu, pemimpin juga perlu mengidentifikasi dan menyediakan sumber daya
perusahaan serta komitmen “continual improvement”.

3. Engagement of People (Melibatkan Karyawan)


Individu di semua tingkatan struktur organisasi perusahaan dipastikan terlibat dan
memiliki kompetensi sesuai dengan tanggung jawab tugasnya. Karyawan atau
SDM yang berkualitas dan kompeten diharapkan bisa memberikan banyak
keuntungan dan kemudahan bagi perusahaan dalam memberikan value dan
mencapai tujuannya.

4. Process Approach (Pendekatan Proses)


Hasil yang diinginkan oleh perusahaan dapat diperoleh dengan lebih efektif dan
efisien ketika kegiatan sumber daya dikelola sebagai suatu proses yang saling
terkait.

5. Improvement (Improvisasi)
Organisasi harus meningkatkan kualitas internal dan eksternal ke arah yang lebih
baik secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja dan lebih unggul dalam
persaingan dengan kompetitor.

6. Evidence Based Decision Making (Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data)


Keputusan yang diambil oleh organisasi harus berdasarkan data dan fakta yang
kemudian dilakukan analisis dan evaluasi agar menghasilkan keputusan yang tepat
sasaran.

7. Relationship Management (Manajemen Hubungan)


Memiliki dan menjaga hubungan dengan para pemangku kepentingan bisa
membantu organisasi dalam mengoptimalkan kinerja dan value organisasi.

5. Pendekatan Proses Manajemen Mutu


Peran pendekatan proses memiliki bagian penting dari setiap strategi manajemen
mutu. Tujuan penting dari setiap orginasasi adalah untuk mengembangkan dan
menerapkan strategi yang meningkatkan kemampuan untuk konsisten memberikan
produk dan jasa yang berkualitas. Ketika semua sumber daya dan tanggung jawab
sudah dipahami, dianalisis dan dialokasikan ke setiap proses produksi akan lebih
mudah bagi organisasi mencapai tujuan yang diinginkan. Elemen penting dari proses
untuk mencapai keberhasilan menajamen mutu meliputi:
1. Menentukan Proses
Proses perlu didefinisikan dan dijelaskan secara rinci agar meminimalisir kesalahan
atau kebingungan di tengah proses. Menentukan apa saja dan bagaiman proses di
awal akan memberikan kemudahan dalam mencapai hasil yang diinginkan.

2. Menetapkan dan Mengukur Input dan Output dari Proses


Input dari suatu proses berasal dari sumber daya manusia (SDM), energi dan
bahan. Output terdiri dari produk jadi atau jasa.

3. Menetapkan Posisi Proses Berinteraksi dengan Berbagai Fungsi Organisasi


Unsur-unsur proses akan berinteraksi dengan berbgai area fungsional dan perlu
dipahami serta diukur untuk prosedur manajemen mutu yang efektif.

4. Memperkirakan Potensi Risiko, Hasil dan Efek


Hal ini menyangkut bagaimana pelanggan, supplier dan stakeholders dipengaruhi
oleh proses di setiap tahap yang sudah ditentukan.

5. Menetapkan Tanggung Jawab


Agar proses direncanakan dan dilaksanakan secara efektif, tanggung jawab dan
wewenang harus dijabarkan dengan jelas untuk setiap individu yang berperan
dalam proses terebut.

6. Menentukan Stakeholders
Organisasi harus menentukan siapa saja pelanggan internal dan eksternal, suppliers
dan stakeholders yang terlibat dalam proses.

7. Sumber Daya
Berbagai elemen perlu dipertimbangkan dengan saat mengembangkan proses untuk
mencapai manajemen mutu dengan berbagai langkah, tugas, kontrol, alat,
pelatihan, data, persediaan dan sumber daya lain yang memungkinkan proses
berjalan efektif.
6. Proses-Proses Manajemen Mutu Proyek

Manajemen Mutu Proyek mencakup Proses yang diperlukan untuk memastikan


Proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Berdasarkan gambar di atas
aktivitas manajemen mutu proyek adalah:
1. Perencanaan Kualitas
Perencanaan kualitas merupakan salah satu proses memfasilitasi kunci dalam
perencanaan proyek dan harus dilakukan secara teratur dan secara paralel dengan
proses perencanaan proyek lainnya. Sebagai contoh, perubahan dalam produk dari
proyek yang diperlukan untuk memenuhi standar kualitas diidentifikasi mungkin
memerlukan penyesuaian biaya atau jadwal, atau kualitas produk yang diinginkan
mungkin memerlukan analisis risiko rinci tentang masalah diidentifikasi. Sebelum
pembangunan Seri ISO 9000, kegiatan digambarkan di sini sebagai perencanaan
mutu secara luas didiskusikan sebagai bagian dari jaminan mutu.
- Alat dan Teknik Perencanaan Kualitas
Adapun Alat dan Teknik Perencanaan Kualitas adalah sebagai berikut :
a. Analisis manfaat/biaya. Proses perencanaan kualitas harus
mempertimbangkan pengorbanan biaya manfaat. Manfaat utama dari
memenuhi persyaratan kualitas pengerjaan ulang kurang, yang berarti
produktivitas yang lebih tinggi, biaya lebih rendah, dan kepuasan
stakeholder meningkat. Biaya utama memenuhi persyaratan kualitas adalah
biaya yang terkait dengan kegiatan manajemen kualitas proyek.
b. Pembandingan, yaitu melibatkan membandingkan praktek proyek aktual
atau yang direncanakan untuk orang-orang dari proyek agar menghasilkan
ide-ide perbaikan dan menyediakan sebuah standar yang digunakan untuk
mengukur kinerja.
c. Flowchart. Sebuah diagram alir adalah setiap diagram yang menunjukkan
bagaimana berbagai elemen dari suatu sistem berkaitan. Flowchart teknik
yang umum digunakan dalam manajemen mutu meliputi:
 Diagram sebab-akibat, menggambarkan bagaimana berbagai faktor yang
mungkin terkait dengan potensi masalah atau efek.
 Sistem atau proses flow chart, yang menunjukkan bagaimana berbagai
elemen dari suatu sistem saling berhubungan.
 owchart dapat membantu tim proyek mengantisipasi apa dan dimana
masalah kualitas mungkin terjadi, dan dengan demikian dapat membantu
mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki masalah tersebut.
d. Desain eksperimen merupakan metode statistik yang membantu
mengidentifikasi faktor yang mungkin mempengaruhi variabel tertentu.
Teknik ini paling sering diterapkan pada produk dari proyek (misalnya,
desainer otomotif mungkin ingin menentukan kombinasi suspensi dan ban
akan menghasilkan karakteristik perjalanan paling diinginkan dengan biaya
yang wajar). Namun, juga dapat diterapkan untuk proyek masalah
manajemen, seperti pengorbanan biaya dan jadwal. Misalnya, insinyur
senior akan biaya lebih dari insinyur junior, tetapi juga dapat diharapkan
untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan dalam waktu kurang.
e. Biaya kualitas mengacu pada biaya total dari semua upaya untuk mencapai
produk/kualitas layanan, dan mencakup semua bekerja untuk memastikan
kesesuaian dengan persyaratan, serta semua karya yang dihasilkan dari
ketidaksesuaian dengan kebutuhan. Ada tiga jenis biaya yang terjadi: biaya
pencegahan, biaya penilaian, dan biaya kegagalan.

- Masukan untuk Perencanaan Kualitas


Adapun Masukan dari Perencanaan Kualitas adalah sebagai berikut :
a. Kualitas kebijakan, merupakan "keseluruhan tujuan dan arah organisasi
dalam hal mutu, sebagaimana dinyatakan secara resmi oleh manajemen
puncak". Kebijakan mutu organisasi dapat diadopsi "sebagaimana adanya"
untuk digunakan dalam proyek
b. Lingkup pernyataan, yaitu masukan kunci untuk perencanaan mutu karena
kiriman dokumen proyek besar, serta tujuan proyek yang berfungsi untuk
menetapkan persyaratan stakeholder penting.
c. Produk deskripsi. Meskipun unsur-unsur deskripsi produk dapat
diwujudkan dalam pernyataan ruang lingkup, deskripsi produk seringkali
berisi detil masalah teknis dan masalah lainnya yang dapat mempengaruhi
kualitas perencanaan.
d. Standar dan peraturan. Tim manajemen proyek harus mempertimbangkan
standar aplikasi setiap daerah khusus atau peraturan yang dapat
mempengaruhi proyek.
e. Proses output lainnya. Selain pernyataan lingkup dan deskripsi produk,
proses di daerah pengetahuan lainnya dapat menghasilkan output yang
harus dianggap sebagai bagian dari perencanaan mutu. Sebagai contoh,
pengadaan perencanaan dapat mengidentifikasi persyaratan kualitas
kontraktor yang harus tercermin dalam rencana manajemen mutu secara
keseluruhan.

- Keluaran dari Perencanaan Kualitas


Adapun Keluaran dari Perencanaan Kualitas adalah sebagai berikut :
1. Rencana pengelolaan kualitas. Rencana manajemen mutu harus
menjelaskan bagaimana tim manajemen proyek akan menerapkan kebijakan
kualitasnya. Dalam ISO 9000 harus menjelaskan sistem kualitas proyek:
"struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk menerapkan manajemen mutu". Rencana
manajemen mutu memberikan masukan terhadap rencana proyek secara
keseluruhan dan harus ditujukan pada pengendalian mutu, jaminan mutu,
dan peningkatan kualitas proyek.
2. Operasional definisi, yaitu menjelaskan hal yang sangat spesifik, apa
sesuatu itu dan bagaimana ia diukur oleh proses kontrol kualitas.
3. Daftar pembanding. Checklist merupakan alat terstruktur, biasanya unsur
tertentu, digunakan untuk memverifikasi bahwa satu set langkah yang
diperlukan telah dilakukan.
4. Masukan pada proses lainnya. Proses perencanaan mutu dapat
mengidentifikasi kebutuhan untuk kegiatan lebih lanjut di daerah lain.

2. Penjamin Kualitas
Jaminan Kualitas merupakan semua kegiatan yang terencana dan sistematis
diterapkan dalam sistem mutu untuk menyediakan keyakinan bahwa proyek itu
akan memenuhi standar mutu yang relevan. Hal ini harus dilakukan di seluruh
proyek. Sebelum pembangunan Seri ISO 9000, kegiatan yang diuraikan di bawah
kualitas perencanaan secara luas sebagai bagian dari jaminan kualitas.
Jaminan Kualitas sering disediakan oleh Departemen Jaminan Kualitas atau
suatu unit organisasi, tetapi tidak harus. Jaminan dapat diberikan kepada tim
manajemen proyek dan pengelolaan organisasi bermasalah (jaminan mutu
internal), atau mungkin diberikan kepada pelanggan dan orang lain tidak secara
aktif terlibat dalam pekerjaan proyek (jaminan mutu eksternal).

- Masukan untuk Jaminan Kualitas


Adapun Masukan untuk Jaminan Kualitas adalah sebagai berikut :
a. Rencana manajemen kualitas.
b. Hasil pengukuran pengendalian kualitas.
Kontrol kualitas merupakan pengukuran catatan pengujian kontrol kualitas
dan pengukuran dalam format untuk perbandingan dan analisis.
c. Definisi operasional.

- Alat dan Teknik untuk Penjaminan Kualitas


Adapun Alat dan Teknik Penjaminan Kualitas adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan kualitas alat dan teknik.
Alat-alat dan teknik kualitas perencanaan dapat digunakan untuk jaminan
kualitas.
b. Quality audit.
Suatu audit mutu adalah review kegiatan terstruktur lainnya manajemen
mutu. Tujuan dari audit kualitas adalah untuk mengidentifikasi pelajaran
yang dapat memperbaiki kinerja proyek ini atau proyek lain dalam
organisasi pertunjukan. Kualitas audit dapat dijadwalkan secara acak, dan
mereka dapat dilakukan dengan benar terlatih dalam-rumah auditor atau
oleh pihak ketiga, seperti lembaga pendaftaran sistem kualitas.

- Hasil dari Jaminan Kualitas


Peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas termasuk mengambil tindakan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proyek untuk memberikan manfaat
tambahan bagi para pemangku kepentingan proyek. Dalam kebanyakan kasus,
peningkatan kualitas pelaksanaan akan membutuhkan persiapan permintaan
perubahan atau mengambil tindakan korektif, dan akan ditangani sesuai dengan
prosedur pengendalian perubahan yang terintegrasi.

3. Pengendalian Mutu (Quality Control)


Kendali mutu melibatkan hasil pemantauan proyek spesifik untuk
menentukan apakah mereka memenuhi standar mutu yang relevan, dan
mengidentifikasi cara untuk menghilangkan penyebab hasil yang tidak
memuaskan. Ini harus dilakukan selama proyek. hasil proyek meliputi hasil produk
keduanya, seperti kiriman, dan hasil manajemen proyek, seperti biaya dan kinerja
jadwal. Kontrol kualitas sering dilakukan oleh Departemen Quality Control atau
yang serupa pada unit organisasi, namun tidak diwajibkan.
Tim manajemen proyek harus memiliki pengetahuan tentang pengendalian
kualitas statistik, terutama sampling dan probabilitas, untuk membantu
mengevaluasi output kontrol kualitas. Diantara mata pelajaran lainnya, tim
mungkin berguna untuk mengetahui perbedaan antara:
 Pencegahan (kesalahan menjaga dari proses) dan pemeriksaan (kesalahan
menjaga dari tangan pelanggan).
 Atribut Sampling (hasilnya sesuai, atau tidak) dan sampling variabel (hasilnya
adalah nilai pada skala kontinu yang mengukur tingkat kesesuaian).
 Khusus menyebabkan (kejadian luar biasa) dan menyebabkan acak (variasi
proses normal).
 Toleransi (hasilnya dapat diterima jika berada dalam kisaran yang ditentukan
oleh toleransi) dan batas kontrol (proses ini dalam kendali jika hasilnya jatuh
dalam batas-batas kontrol).

- Masukan untuk Pengendalian Kualitas


Adapun Masukan untuk Pengendalian Kualitas adalah sebagai berikut :
a. Hasil kerja. Hasil Pekerjaan berisi hasil proses baik dan hasil produk.
Informasi tentang hasil yang direncanakan atau diharapkan (dari rencana
proyek) harus tersedia bersama dengan informasi tentang hasil aktual.
b. Rencana manajemen mutu.
c. Operasional definisi.
d. Daftar pembanding.

- Keluaran dari Pengendalian Kualitas


Adapun Keluaran untuk Pengendalian Kualitas adalah sebagai berikut :
a. Perbaikan kualitas.
b. Penerimaan keputusan. Item akan diperiksa baik diterima atau ditolak. Item
Ditolak mungkin memerlukan pengerjaan ulang.
c. Rework. Pengerjaan ulang adalah tindakan yang diambil untuk membawa
barang cacat atau tidak sesuai menjadi sesuai dengan persyaratan atau
spesifikasi. Pengerjaan ulang, khususnya pengerjaan ulang tak terduga,
merupakan penyebab sering terjadinya overruns proyek di wilayah tertentu.
Tim proyek harus membuat setiap usaha yang wajar untuk meminimalkan
pengerjaan ulang.
d. Menyelesaikan daftar hasil pemeriksaan. Ketika daftar periksa digunakan,
daftar periksa selesai harus menjadi bagian dari catatan proyek.
e. Proses penyesuaian. Proses penyesuaian melibatkan tindakan korektif atau
preventif langsung sebagai akibat dari pengukuran pengendalian kualitas.
Dalam beberapa kasus, proses penyesuaian mungkin perlu ditangani sesuai
dengan prosedur untuk control perubahan terpadu.

- Alat dan Teknik untuk Pengendalian Mutu


Adapun Alat dan Teknik untuk Pengendalian Mutu adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan. Pemeriksaan mencakup kegiatan seperti mengukur,
memeriksa, dan pengujian dilakukan untuk menentukan apakah hasil
memenuhi persyaratan. Pemeriksaan dapat dilakukan di setiap tingkat
(misalnya, hasil kegiatan tunggal dapat diperiksa, atau produk akhir dari
proyek dapat diperiksa). Inspeksi disebut berbagai review, review produk,
audit, dan walkthrough, dalam beberapa area aplikasi, istilah-istilah ini
memiliki makna yang sempit dan spesifik.
b. Kontrol grafik. Diagram kontrol adalah tampilan grafik hasil, dari waktu ke
waktu, dari sebuah proses. Mereka digunakan untuk menentukan apakah
proses ini "dalam kendali" (misalnya, perbedaan dalam hasil yang
diciptakan oleh variasi acak, atau peristiwa yang tidak biasa terjadi yang
menyebabkan harus diidentifikasi dan diperbaiki?). Ketika suatu proses
dalam kontrol, proses tidak harus disesuaikan. Proses ini dapat diubah
untuk memberikan perbaikan, tetapi tidak harus disesuaikan bila dalam
kontrol.
c. Diagram control. dapat digunakan untuk memantau semua jenis variabel
output. Meskipun paling sering digunakan untuk melacak aktivitas
berulang, seperti banyak diproduksi, diagram kontrol juga dapat digunakan
untuk memonitor variasi biaya dan jadwal, volume dan frekuensi perubahan
lingkup, kesalahan dalam dokumen proyek, atau hasil manajemen lain
untuk membantu menentukan apakah manajemen proyek proses dalam
pengendalian.
d. Pareto diagram. Diagram Pareto adalah sebuah histogram, berdasar pada
frekuensi kejadian, yang menunjukkan berapa banyak hasil yang dihasilkan
oleh jenis atau kategori tertentu. Ranking suatu pemesanan digunakan untuk
membimbing tindakan-korektif tim proyek harus mengambil tindakan untuk
mengatasi masalah yang menyebabkan jumlah terbesar dari cacat yang
pertama teridentifikasi. Pareto diagram secara konseptual berkaitan dengan
Hukum Pareto, yang menyatakan bahwa jumlah yang relatif kecil biasanya
menyebabkan Sebagian besar dari masalah atau cacat. Hal ini sering disebut
sebagai prinsip 80/20, dimana 80 persen dari masalah adalah karena 20
persen dari penyebab.
e. Statistik sampling. Sampling statistik melibatkan bagian pemilihan populasi
untuk pemeriksaan (misalnya, memilih sepuluh gambar teknik secara acak
dari daftar tujuh puluh lima). Sampling yang tepat sering dapat mengurangi
biaya pengendalian kualitas. Ada tubuh substansial pengetahuan tentang
sampling statistik, dalam beberapa area aplikasi, perlu untuk tim
manajemen proyek untuk menjadi akrab dengan berbagai teknik sampling.
f. Flowchart. Flowchart digunakan dalam pengendalian kualitas untuk
membantu menganalisis bagaimana terjadi masalah.
g. Trend analisis. Analisis trend melibatkan menggunakan teknik matematika
untuk meramalkan hasil masa depan berdasarkan hasil historis. Analisis
kecenderungan sering digunakan untuk memantau:
1) Teknis kinerja - berapa banyak kesalahan atau cacat telah
diidentifikasi, berapa banyak tetap tidak dikoreksi.
2) Biaya dan jadwal pelaksanaan - berapa banyak kegiatan per periode
telah diselesaikan dengan varians yang signifikan.

7. Implementasi Manajemen Mutu pada Kualitas Produk PT. Mayora Indah Tbk
Total Quality Management adalah sebuah manajemen kualitas yang lebih
berfokus pada pelanggan dengan cara melibatkan seluruh level tingkatan karyawan
dalam mengerjakan peningkatan ataupun perbaikan secara berkelanjutan.
Dalam Total Quality Management, seluruh karyawan perusahaan atau anggota
organisasi harus turut serta aktif dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan
serta budaya pada tempat mereka berkerja, sehingga nantinya akan melahirkan kualitas
terbaik dalam layanan atau produk demi mencapai kepuasan para pelanggannya.
Terdapat lima pilar Total Quality Management, yaitu produk, proses, organisasi,
pemimpin, dan komitmen. Adapula elemen pokok Total Quality Management adalah
sebagai berikut:
1) Fokus pada pelanggan
2) Keterlibatan karyawan secara penuh
3) Pemusatan pada proses
4) Sistem terintegrasi
5) Pendekatan strategi dan sistematik
6) Peningkatan secara continue
7) Keputusan berdasarkan fakta
8) Komunikasi
Langkah-langkah Operasional Perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan Order (Marketing)
Marketing melakukan pemasaran sesuai dengan strategi pemasaran. Pada saat
konsumen tertarik dan terlibat akan melakukan transaksi, perusahaan melakukan
penawaran dengan mengajukan produk apa yang diinginkan, setelah harga dan
barang sesuai barulah diproses selanjutnya.
2. Proses Produksi
Bagian produksi melakukan kroscek apakah produk yang dipesan sebelumnya
masih tersedia di gudang atau tidak. Jika masih ada maka produk tidak di produksi
kembali, namun jika produk tidak mencukupi maka akan diproduksi kembali.
3. Proses Gudang Baku atau Jadi
Gudang baku berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan baku. Gudang jadi juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan jadi yang diperoleh dari hasil barang
produksi.
4. Proses Pengiriman
Produk yang telah siap untuk dipasarkan dimasukkan kedalam armada pengangkut
dan dipasarkan sesuai dengan tujuan pemasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Implementasi Manajemen Mutu dengan Total Quality Management pada


Kualitas Produk PT. Mayora Indah Tbk
 Melakukan pengecekan mengenai bahan baku yang diterima terhadap CoA
(Certificate of Analysis) yang dimiliki suplier.
 Pengecekan yang dilakukan meliputi kualitas dan kuantitas dari setiap bahan baku
yang sesuai dengan CoA akan diterima, sedangkan yang tidak sesuai akan
dikembalikan ke suplier yang bersangkutan.
 Penyimpanan bahan baku dilakukan menurut jenis dan kondisi penyimpanan yang
dibutuhkan dari masing-masing bahan baku yang tertera pada masing-masing
kemasan.
 Metode penggunaan bahan baku adalah dengan metode FEFO (First Expired First
Out). Yaitu menggunakan bahan baku sesuai dengan tanggal kadaluarsa sehingga
bahan baku yang mendekati tanggal kadaluarsa akan terlebih dahulu digunakan.
 Standar yang digunakan oleh PT. Mayora Indah Tbk adalah standar yang dibuat
perusahaan berdasarkan aturan yang sudah ada seperti SNI. Form Kedatangan Bahan
Baku.

Tanggung Jawab Kualitas Produk pada PT. Mayora Indah Tbk


Tanggung jawab perseroan terhadap produk yang dihasilkan sudah dimulai sejak
bahan baku tiba dan belum diterima oleh personil penyimpanan/gudang bahan baku
dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku yang akan diterimanya.
Setelah hasil pemeriksaan memastikan bahwa bahan baku yang akan diterima telah
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, baru bahan baku tersebut diterima dan
disimpan didalam gudang penyimpanan bahan baku.
Selama proses produksi, team pengawas mutu secara periodik melakukan uji
laboratorium untuk memastikan bahwa hasil produksi telah dibuat berdasarkan
ketentuan dan memiliki kualitas yang diwajibkan.

8. Dampaknya pada Kualitas Produk PT. Mayora Indah Tbk


Berikut adalah berbagai dampak dari Total Quality Management pada Kualitas
Produk PT. Mayora Indah Tbk adalah sebagai berikut:
 Mengurangi masalah dengan produk atau pelayanan
 Meningkatkan kepedulian terhadap pelanggan.
 Memberi jaminan kepuasan bagi pelanggan.
 Adanya perubahan kualitas produk dan pelayanan menjadi lebih baik.
 Karyawan menjadi lebih termotivasi.
 Produktifitas meningkat.
 Menurunkan biaya.
 Mengurangi produk cacat.
 Menyelesaikan permasalahan dengan lebih cepat.
 Pemberdayaan karyawan.
 Membuat karyawan lebih terlatih dan memiliki kemampuan tambahan.
 Perusahaan akan lebih dihargai dan diakui.
 Menjadikan perusahaan sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut
(follower).
 Membantu terciptanya kerjasama tim (team work).
 Perusahaan menjadi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan.
 Mendorong perusahaan untuk menjadi lebih siap dan lebih mudah beradaptasi
terhadap perubahan.
 Komunikasi dan hubungan antara karyawan di berbagai bagian atau departemen yang
berbeda menjadi lebih baik.
KESIMPULAN

Manajemen mutu merupakan kegiatan merencanakan, mengendalikan dan mengawasi


semua aktivitas dan kerja yang harus diselesaikan untuk mempertahankan mutu yang
diinginkan. Mutu atau kualitas ditekankan pada suatu keadaan yang baik dan dapat
memuaskan keinginan yang diharapkan. Beberapa manfaat yang bisa diterapkan ketika
perusahaan memilih menggunakan sistem manajemen mutu yaitu: (1) Peningkatan reputasi
perusahaan; (2) Meningkatkan kepuasan pelanggan; (3) Pengelolaan manajemen perusahaan
berdasar standar internasional; (4) Memudahkan pengelolaan manajemen risiko.
Manajemen mutu memiliki 7 prinsip, diantaranya yaitu: (1) Customer Focus (Fokus
Pelanggan); (2) Leadership (Kepemimpinan); (3) Engagement of People (Melibatkan
Karyawan); (4) Process Approach (Pendekatan Proses); (5) Improvement (Improvisasi); (6)
Evidence Based Decision Making (Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data); (7)
Relationship Management (Manajemen Hubungan).
Implementasi manajemen mutu dengan TQM pada kualitas produk PT. Mayora Indah,
Tbk diantaranya dimulai dengan melakukan pengecekan mengenai bahan baku yang diterima
terhadap CoA (Certificate of Analysis) yang dimiliki suplier. Pengecekan yang dilakukan
meliputi kualitas dan kuantitas dari setiap bahan baku yang sesuai dengan CoA akan diterima,
sedangkan yang tidak sesuai akan dikembalikan ke suplier yang bersangkutan. Lalu
penyimpanan bahan baku dilakukan menurut jenis dan kondisi penyimpanan yang dibutuhkan
dari masing-masing bahan baku yang tertera pada masing-masing kemasan. Metode
penggunaan bahan baku adalah dengan metode FEFO (First Expired First Out). Yaitu
menggunakan bahan baku sesuai dengan tanggal kadaluarsa sehingga bahan baku yang
mendekati tanggal kadaluarsa akan terlebih dahulu digunakan. Standar yang digunakan oleh
PT. Mayora Indah Tbk adalah standar yang dibuat perusahaan berdasarkan aturan yang sudah
ada seperti SNI. Form Kedatangan Bahan Baku.
Beberapa dampak positif dari penggunaan TQM pada kualitas produk PT. Mayora
adalah dapat mengurangi masalah dengan produk/pelayanan, meningkatkan kepedulian
terhadap pelanggan, mengurangi produk cacat, menurunkan biaya, produktivitas meningkat,
meningkatnya kalitas produk dan pelayanan, membuat karyawan lebih terlatih dan memiliki
kemampuan tambahan.
DAFTAR PUSTAKA

Adipurnomo. 2020. TQM Standar Metode Total Quality Management.


https://standarku.com/tqm-standar-metode-total-quality-management/ (diakses tanggal
27 Oktober 2021)
Bettermind. 2021. Sistem Manajemen Mutu: Pengertian, Manfaat Dan Komponen Utama.
https://bettermind.id/sistem-manajemen-mutu/#Pengertian_sistem_manajemen_mutu
(diakses tanggal 26 Oktober 2021)
Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small and
Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations
Excellence, 9(1), 34-43.
Lestari, S. F. (2019). PENGARUH PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP
KUALITAS PRODUK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT FUTAMI
FOOD&BEVERAGES BOGOR. Jurnal Visionida, 5(1), 58-68.
Lestari, Tria. 2021. “TQM PT Mayora Indah Tbk Kelompok 6 Manajemen Mutu. UNNES”
Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=x60PlEiT3g0. (diakses tanggal 27
Oktober 2021)
Melati, Sella. (2020). Manajemen Mutu: Pengertian, Manfaat, Tujuan. Fungsi. Dan
Prosesnya. https://www.linovhr.com/manajemen-mutu/ (diakses 26 Oktober 2021)
Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control untuk
Mengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu dengan
Pendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1), 56-78.
Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project Management:
The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1),
10-23.
Putra, Y. M., (2021). Manajemen Mutu, Isu & Perubahan pada Manajemen Proyek. Modul
Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.
Putra, Y. M., (2021). Manajemen Komunikasi & Manajemen Resiko pada Manajemen
Proyek. Modul Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu
Buana.
Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing welding
and machining process in Indonesia using six sigma methods. J. Eur. SystèMes Autom,
53, 377-384
Ulfianinda, Tika. Manajemen Mutu: Komponen, Prinsip dan Cara Pendekatan.
https://www.mas-software.com/blog/pengertian-manajemen-mutu-tujuan-manfaat-dan-
proses#0-pengetian-manajemen-mutu- (diakses tanggal 26 Oktober 2021)
Vidianto, A. S., & Haji, W. H. (2020). Sistem Informasi Manajemen Proyek Berbasis Kanban
(Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 7(2).

Anda mungkin juga menyukai