Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI BIAYA

“ PERUSAHAAN MANUFAKTUR MULTINASIONAL YANG


MENERAPKAN MANAJEMEN MUTU, MENGGUNAKAN
PERHITUNGAN DENGAN PENDEKATAN ABC, PENILAIAN KERJA
BERDASARKAN BALANCE SCORE CARD”

Oleh Kelompok V:

Muhammad Arif Hidayat (12070110802)


Muhammad Anwar Dani Nasution (12070112457)
Muammar Rizkullah (12070110801)
Muhammad Qori (12070112250)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU

Tahun 2022/ 1444H


1. Manajemen Mutu PT. Karya Papua Nabire

Biaya Pencegahan

Biaya-biaya ini terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan


pemeliharaan sistem kualitas. Biaya pencegahan dikeluarkan untuk
mengurangi kegagalan dan meminimalkan biaya penilaian. Katagori ini
merupakan kategori biaya yang paling sulit untuk di identifikasi. Karena
kegiatan pencegahan terdiri dari sejumlah elemen berbeda yang dilakukan
secara paruh waktu oleh personel perusahaan dari berbagai departemen.

Biaya Penilaian

Biaya penilaian adalah biaya yang berkaitan dengan mengukur,


mengevaluasi atau mengaudit produk untuk memastikan kesesuaian dengan
standar kualitas dan persyaratan kinerja. Cukup mudah untuk
mengumpulkan biaya ini karena berasal dari gaji karyawan penuh waktu
yaitu staf QC.

Biaya Kegagalan Internal

Biaya kegagalan internal di definisikan sebagai sebagai biaya yang


terjadi ketika produk, komponen, atau material gagal untuk memenuhi
persyaratan kualitas sebelum dikirim kepada pelanggan. Item utama dari
biaya adalah skrap dan pengerjaan ulang.
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa total biaya kualitas pada PT
Karya Papua adalah sebesar 11 268 000, dengan biaya kegagalan internal
sebesar 6 280 000 (55%) yang merupakan biaya yang paling besar di
bandingkan dengan katagori biaya kualitas yang lain. Biaya kegagalan
eksternal sebesar Rp 6 280 000 (55%), biaya penilaian sebesar Rp 3 240 000
(30%) dan biaya pencegahan sebesar Rp1 748 000 (15%). Berdasarkan total
biaya kualitas pada PT Karya Papua berada pada daerah proyek peningkatan
(Zone Improvement project) dengan ciri utamanya adalah biaya kegagalan
melebihi 55% dari total biaya kualitas sedangkan biaya pencegahan kurang
dari 20% dari total biaya kualitas. Dalam kasus ini, pendekatan lebih di
tunjukan pada pengidentifikasian proyek perbaikan secara spesifik untuk
meningkatkan kualitas sekaligus menekan biaya kualitas akibat kualitas
yang buruk. Dari hasil perhitungan biaya kualitas, jika di bandingkan
dengan total omzet PT Karya Papua Pada tahun 2016 perhitungan nya
sebagai berikut :

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa total


biaya kualitas yang di keluarkan oleh PT Karya Papua adalah 8 % dari total
omzet pada tahun 2016. Artinya persentase biaya kualitas pada PT Karya
Papua di nilai Tinggi dimana dengan total biaya tersebut dapat menutup
biaya tenaga kerja. Jadi Keefektifan Biaya Kualitas Di PT Karya Papua
Nabire perlu dikaji ulang dalam kebijakannya.

2. Perhitungan Biaya Dengan Pendekatan ABC pada PT. Olympic


Bangun Persada

Berikut adalah proses perhitungan harga pokok mebel dengan Activity


Based Costing System :
a. Prosedur tahap pertama

Tahap pertama untuk menentukan Harga Pokok Produksi


berdasar Activity Based Costing System terdiri dari lima langkah,
yaitu:

1) Penggolongan berbagai aktivitas

Pada PT Olympic Bangun Persada aktivitas dapat digolongkan


menjadi tiga level aktivitas. Rincian penggolongan aktivitas-aktivitas
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

2) Pengasosiasian berbagai biaya dengan berbagai aktivitas

a) Aktivitas pemakaian bahan pembantu dalam proses produksi


mengkonsumsi biaya bahan pembantu.

b) Aktivitas pemakaian energi dalam proses produksi


mengkonsumsi biaya listrik.

c) Aktivitas reparasi dan pemeliharaan mesin mengkonsumsi


biaya pemeliharaan mesin.

d) Aktivitas reparasi dan pemeliharaan bangunan


mengkonsumsi biaya pemeliharaan bangunan.

3) Menentukan Cost Driver yang tepat

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi Cost driver dari


setiap biaya. Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan
tarif per unit cost driver. Data cost driver pada setiap produk dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
4) Penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen
(Homogeneous Cost pool)

Pembentukan cost pool yang homogen dimaksudkan untuk


merampingkan pembentukan cost pool yang terlalu banyak, karena
aktivitas yang memiliki cost driver yang berhubungan dapat
dimasukkan ke dalam sebuah cost pool dengan menggunakan salah
satu cost driver yang dipilih. Aktivitas yang dikelompokkan dalam
level unit dikendalikan oleh dua cost driver yaitu jumlah unit
produksi dan jumlah KWH. Aktivitas yang dikelompokkan dalam
batch level dikendalikan oleh salah satu cost driver yaitu jam
inspeksi. Aktivitas yang dikelompokkan dalam level produk
dikendalikan satu cost driver yaitu jumlah unit produksi, dan
aktivitas yang dikelompokkan dalam level fasilitas dikendalikan oleh
satu cost driver yaitu luas are yang digunakan.

Rincian data cost pool yang homogen PT Olympic Bangun


Persada dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

5) Penentuan tarif kelompok (Pool Rate)

Langkah kelima adalah menentukan tarif kelompok. Tarif


kelompok (pool rate) adalah tarif biaya overhead pabrik per unit cost
driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok
dihitung dengan rumus total biaya overhead pabrik untuk kelompok
aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukur aktivitas kelompok
tersebut.

Pool rate level unit pada PT Olympic Bangun Persada tahun 2018
dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

Pool rate aktivitas level batch pada PT Olympic Bangun Persada


tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

Pool rate aktivitas level fasilitas pada PT Olympic Bangun


Persada dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

b. Prosedur tahap kedua

Tahap kedua untuk menentukan harga pokok produksi yaitu biaya


untuk setiap kelompok biaya overhead pabrik dilacak ke berbagai
jenis produk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok
yang dikonsumsi oleh setiap produk. Ukuran ini merupakan
penyederhanaan dari kuantitas Cost Driver yang digunakan oleh
setiap produk. Biaya Overhead pabrik ditentukan dari setiap
kelompok biaya ke setiap produk dengan rumus sebagai berikut:

Pembebanan BOP dengan Activity Based Costing System Tahun


2018

Berdasarkan pembebanan biaya overhead pabrik yang telah


dilakukan, maka perhitungan harga pokok produksi dengan
menggunakan activity based costing system PT Olympic Bangun
Persada tahun 2018 dapat disajikan pada Tabel sebagai berikut:

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Activity Based


Costing SystemTahun 2018

Hasil perhitungan harga pokok produksi per unit pada tahun 2018
menggunakan activity based costing system diperoleh hasil harga
pokok produksi untuk produk biasa adalah sebesar Rp 1.275.378,00,
dan untuk produk ukiran sebesar Rp 1.736.282,00.
3. Penilain Kerja Berdasarkan Balance Score Card PT Mayora Indah,
Tbk

Strategi Map Balance Scorecard Action Plan

Perspective Objective Measurement Target/ KPI Initiative


Keuangan a.Profitability a. GPM, NPM, a. 26,7%; 10,06%;
b.Activity ROA, ROE, 10,7%; 22,16%;
c. Liability ROI 47,28%
b. TAR, CD, IT, b. 6,768; 53,93;
TAT, FAT 3,495; 1,42;
c. DER,Ratio 4,387
Solvabilitas, c. 51,51%;
CR, QR 58,34%; 2,25;
1,7
Pelanggan a. Kepuasan Pembagian Evaluasi desain Manajemen
pelanggan kuesioner pada produk kualitas dan
b. Kepuasan pelanggan R&D
produk mengenain desain
produk
Proses Bisnisa.Proses Invoasi Pembagian a. 0,359 Manajemen
Internal b.Proses kuesioner pada b. 0,9942 Kualitas
Operasi customer dan c. 39,69 %
c.Pelayanan MCE
Purna Jual
Pembelajaran a.Kapabilitas a. Kepuasan a. 4% Performance
dan Karyawan pelanggan b. 0,0136 Appraisal
Pertumbuhan b.Perputaran b. Employee System
Karyawan Turnover

Dari hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced


Scorecard pada PT Mayora Indah, Tbk maka dilakukan pengukuran pada empat
perspektif diperoleh total score seperti pada tabel dibawah ini :
1. Pada Perspektif Keuangan PT. Mayora Indah Tbk terlihat cukup baik. Hal
ini disebabkan langkah-langkah yang diambil perusahaan berhasil
dijalankan sehingga menghasilkan output yang maksimal. Jika
perusahaan ingin meningkatkan target pencapaian dari segi finansial,
hendaknya meninjau kembali seberapa besar aset perusahaan agar
dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perbaikan yang juga sebaiknya
dilakukan adalah dengan Jurnal Manajemen Branchmark mendukung
inisiatif ketiga perspektif lainnya sebab perspektif keuangan menjadi
muara dari pencapaian kinerja perspektif selanjutnya.
2. Perspektif Konsumen PT. Mayora Indah Tbk terlihat cukup baik.
Tercatat bahwa baik pelanggan maupun supplier puas terhadap
perusahaan. Kepuasan customer ini menunjukkan bahwa visi
manajemen tersampaikan dengan baik ke customer, sehingga tentu hal
ini akan berdampak baik pada perspektif keuangan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal PT. Mayora Indah Tbk perlu
dilakukan pengembangan secara terus menerus, karena dengan demikian
semakin banyak klien yang tertarik yang akan meningkatkan
persentase klien baru yang bergabung dan akan meningkatkan
pendapatan perusahaan. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan
kinerja perspektif pelanggan dan perspektif keuangan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT. Mayora Indah Tbk
terlihat cukup baik, hal ini didasari dengan kepuasan karyawan terhadap
perusahaan. Namun,untuk memaksimalkan kinerja karyawan,
perusahaan perlu mengoptimalkan penciptaan kepuasan kerja karyawan
dengan memperbaiki sistem pemberian gaji dan tunjangan agar karyawan
semakin termotivasi untuk bekerja dan terus menghasilkan produktifitas
bagi perusahaan yang tentu mempengaruhi perspektif lainnya

Anda mungkin juga menyukai