Anda di halaman 1dari 5

Bismillahhirrohmannirrohim

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Yth :
1. Kepala Desa Kuala Satong …. Bapak Abdurahman
Dan Perangkat Desa
2. Kepala Dusun 1 – 3 ( pak Hamsah, Juliandani, Ibnu Hajar)
dan Ketua RT 1 - 9
3. Tokoh Masyarakat / Tokoh Agama (pak Imam), Tokoh Pemuda
4. Kader Posyandu
5. Dukun Bayi / Peraji
6. Koordinator Bidan dan Teman2 Bidan se MHU
7. …..
Hadirin peserta pertemuan, … Yang berkenan hadir memenuhi undangan ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yg telah melimpahkan rahmat dan nikmat tak
terhingga, sehingga kita bisa bersilaturahmi di gedung serbaguna dalam forum
pertemuan PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN
KOMPLIKASI (P4K). Forum ini sebagai wadah koordinasi bidang Kesehatan dan
membahas permasalahan kesehatan sesuai tugas atau peran lintas sector terkait,
musyawarah mufakat dan menyepakati komitmen Bersama untuk membangun
bersama sama menuju masyarakat MHU yang sehat sejahtera, terutama desa Kuala
Satong.

Hadirin yang berbahagia

Ada 3 Peran pokok Puskesmas, :


1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, contohnya melalui pertemuan hari
ini
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya

Yang diimplementasikan dalam program – program Kesehatan


(preventif/pencegahan, promotif/penyuluhan, rehabilitative / pengobatan) pada
semua kelompok / sasaran masyarakat.

Salah satu kegiatan pokok tersebut yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah

Apa yang dapat kita lakukan terkait program KIA ?


Permasalahan yang sedang kami hadapi saat ini :
1. Cakupan pelayanan kunjungan bumil pada periode pertama kehamilan dan
periode akhir kehamilan masih belum 100%
2. Cakupan pelayanan persalinan di fasilitas Kesehatan yang masih belum
mencapai target
3. Cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga Kesehatan juga belum 100%
4. Kelengkapan sarana prasarana di fasilitas Kesehatan, terutama di poskesdes
belum memadai/mencukupi (tabung oksigen, meja resusitasi, lampu sorot, infant
warmer, tempat tidur bayi, dll)
5. Kepemilikan Jaminan Kesehatan Calon Ibu Bersalin juga belum semua
terpenuhi (20 %)
6. Masih ditemukan kasus kematian bayi neonatal

Dengan cakupan pelayanan tersebut di atas masih belum optimal, terutama di wil
MHU, perlu menjadi perhatian kita Bersama, karena data kematian bayi tahun 2021
di wil MHU cukup tinggi, ada 8 kasus kematian yang dilaporkan atau AKB >17 per
1000 kel hidup.

PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI


(P4K)

Puskesmas Kuala Satong melaksanakan kegiatan Penguatan P4K pada hari


Selasa, 04 Oktober 2022 di Desa Kuala Satong. Sasaran kegiatan ini adalah
Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat/Agama, Kepala Dusun, Ketua RT dan dukun
beranak/peraji serta kader Posyandu Ds Kuala Satong. Kegiatan ini juga dihadiri
oleh Kades Kuala Satong serta didampingi oleh Pawali, selaku Kepala Puskesmas
Kuala Satong.

P4K yaitu pemberdayaan kesehatan dalam Kesehatan ibu ( kehamilan, persalinan


dan pasca persalinan) yang dilakukan oleh bidan sebagai upaya untuk
meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang kehamilan
berisiko serta bahaya kehamilan, mengajak pada ibu, suami dan keluarganya untuk
merencanakan persalinan yang aman.

Tujuan P4K antara lain :

1. Memberikan pemahaman kepada Suami, keluarga dan masyarakat tentang


jenis bahaya persalinan yg dialami oleh bumil;
2. Adanya rencana persalinan yang aman;
3. Adanya rencana kontrasepsi yang akan di pakai;
4. Adanya dukungan masyarakat, toma, kader, dukung untuk ikut KB pasca
persalinan;
5. Adanya dukungan sukarela dalam persiapan biaya, transportasi, donor darah;
6. Memantapkan kerjasama antara bidan, dukun bayi dan kader.

Penyebab utama kematian ibu saat ini ialah Perdarahan, Eklamsia dan Infeksi.
Angka Kematian Ibu di Indonesia berdasarkan SDKI 2002. Angka kematian ibu
(Maternal Mortality Ratio): 307/100.000 kh berarti: Setiap jam ada 2 kematian ibu,
Setiap hari ada 48-50 kematian ibu, Setiap minggu ada 352 kematian ibu, Setiap
bulan ada 1.500 kematian ibu, Setiap tahun ada 18.300 kematian ibu.

Berdasarkan data bidan Puskesmas Satong, jumlah kematian ibu tida ada tetapi
kematian bayi di kec MHU tahun 2021, sebesar 8 kasus, ini cukup tinggi.

Kematian ibu dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu

1. Tiga (3)Terlambat, yaitu :


- Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan;
- Terlambat mencapai fasilitas kesehatan;
- Terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
2. Empat (4) Terlalu, yaitu :
- Terlalu muda punya anak (<20 th);
- Terlalu banyak melahirkan (>3 anak);
- Terlalu rapat jarak melahirkan (<2 th);
- Terlalu tua untuk mempunyai anak (>35 th)).

Faktor Risiko/ Bahaya di kategorikan menjadi 3 yaitu :

Faktor Risiko I/ Bahaya I (Ada potensi resiko/gawat)

1. Terlalu muda hamil pertama (<20thn)


2. Terlalu tua hamil pertama ( >35 thn)
3. Terlalu cepat punya anak ( < 2 thn)
4. Terlalu lama punya anak ( > 10 thn)
5. Terlalu banyak punya anak ( > 4 )
6. Terlalu pendek ( TB < 145 cm )
7. Riwayat obstetri jelek
8. Melahirkan dengan vakum
9. Pernah melahirkan dengan uteri di rogoh
10. Pernah melahirkan dengan Caesar (bedah perut)

Faktor Risiko II/ Bahaya II (Ada resiko/gawat/tanda bahaya)

1. Anemi
2. Malaria
3. Tubercolusis
4. Keracunan Kehamilan
5. Hamil kembar
6. Kembar air
7. Janin mati dalam kandungan
8. Hamil lebih bulan
9. Letak sungsang,letak lintang

Faktor Risiko III/ Risiko Tinggi (Ada gawat darurat)

1. Perdarahan
2. Eklampsia (kejang)
Tanda Bahaya Kehamilan :
1. Perdarahan pada hamil muda / tua
2. Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau
kejang
3. Demam atau panas tinggi
4. Air ketuban keluar sebelum waktunya
5. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
6. Muntah terus dan tidak mau makan

Tiga Pesan Kunci Pencegahan untuk Keselamatan Ibu Hamil dan Ibu Bersalin :

1. Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil


2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat ( tenaga
medis / bidan, fasilitas lengkap )
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan
yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran tidak aman

Bidan mempunyai tugas pokok antara lain: a. pelayanan kesehatan ibu dan
reproduksi perempuan; b. pelayanan keluarga berencana; c. pelayanan
kesehatan bayi dan anak; dan d. pelayanan kesehatan masyarakat.

Suami siaga adalah seseorang yang dengan karakteristik siap, antar, dan jaga
semasa kehamilan serta persalinan istrinya. Intinya, sang suami sigap dan
membantu menjaga kesehatan istrinya (dan secara tidak langsung calon bayinya)
semasa kehamilan hingga akhirnya melahirkan.

Peran kepala desa pemegang kebijakan tk desa tentu bisa mendorong dan
menjembatani kepedulian kesehatan ibu hamil, bayi dan balita, baik secara
langsung, melalui himbauan atau peraturan desa, maupun tidak langsung, melalui
penyediaan anggaran desa pro kesehatan mayarakat.

Kader posyandu dapat bertindak sebagai agen perubahan yang berperan


menumbuhkan kesadaran ibu hamil akan penting perilaku sehat selama masa
kehamilan, dalam upaya mendukung / menekan angka kematian ibu dan anak (AKI
& AKB)

Dukun bayi / peraji : mendukung kerjasama antara dukun dan bidan, termasuk juga
pihak lain harus dilibatkan. Bentuk dukungan nyata yang akan diberikan adalah
bersedia mengikuti sosialisasi dan pengarahan oleh tenaga Kesehatan serta
disuport Pemerintahan Desa. Namun juga perlu adanya penyadaran terhadap
masyarakat yang masih sulit untuk memeriksakan dan bersalin di tenaga kesehatan
(bidan).

Pergi memancing ke pulau juante


Kerapuk dipancing dihari senje
Salam undur dari saye
Mohon maaf bile tak disangaje
Wassalamualaikum Wr Wb.

Anda mungkin juga menyukai