Referat Cerebral Palsy-Laode Mujahiddin Marjan-K1b120071
Referat Cerebral Palsy-Laode Mujahiddin Marjan-K1b120071
CEREBRAL PALSY
OLEH:
Pembimbing
dr. Waode Sitti Asfiah Udu, M.Sc., Sp.A
Telah menyelesaikan referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing
A. PENDAHULUAN
postnatal. Kerusakan pada periode prenatal paling sering terjadi, dimana 75-
80% kasus terjadi akibat infeksi saat hamil, paparan bahan teratogenik, dan
hamil bayi kembar. Insidensi bayi lahir prematur lebih tinggi daripada bayi lahir
normal.2
Prevalensi PS pada anak usia 3-10 tahun diperkirakan antara 2-4 kasus
pada anak usia kurang dari 7 tahun sebesar 1,6 kasus per 1000 anak atau
PS di Indonesia.3
B. DEFINISI
selama hidup, terjadi pada usia dini dan merintangi perkembangan otak
Palsi serebral (PS) adalah gangguan fungsi motor dan postur akibat lesi
anatomi otak yang bersifat statis non-progresif pada saat perkembangan otak,
otak bersifat statis, manifestasi klinis dapat berubah seiring pertambahan usia
C. EPIDEMIOLOGI
Menurut CDC, studi berbasis populasi baru-baru ini dari seluruh dunia
kelahiran hidup atau per 1.000 anak. Sementara pada jurnal yang ditulis oleh
Dillip, Prevalensi CP untuk semua kelahiran hidup berkisar antara 1,5 hingga
faktor risiko utama CP, beberapa faktor lain juga terkait dengan atau
adalah akibat dari cedera pada otak janin atau neonatal, onset CP pasca-
kejadian yang jauh lebih tinggi yaitu 43 per 1000 kelahiran hidup untuk bayi
usia gestasi 28 sampai 31 minggu dan 82 per 1000 kelahiran hidup untuk usia
Sekitar 50% kasus PS termasuk ringan dan 10% termasuk kasus berat.
gangguan bicara. Laki-laki lebih banyak dari perempuan (1,4 : 1,0), dengan
rata-rata 70 % ada pada tipe spastik, 15% tipe atetotic, 5% ataksia, dan
sisanya campuran.7
D. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
diketahui. Diduga adanya komplikasi dari berat lahir rendah, asfiksia lahir,
solusio plasenta, dan posisi janin yang abnormal dikaitkan dengan penyakit
ini. Etiologi dari PS dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu prenatal, perinatal,
dan pascanatal: 7
1. Prenatal
previa, anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal), terkena radiasi
2. Perinatal
a. Anoksia
b. Perdarahan otak
c. Prematuritas
perdarahan otak yang lebih banyak dari pada bayi cukup bulan,
d. Ikterus
e. Meningitis Purulenta
serebral.
3. Pascanatal
ensefalomielitis.
c. Kern icterus.
Faktor risiko palsi serebral memiliki pola berbeda antara negara
E. PATOMEKANISME
yang merusak jaringan otak yang sehat yang menyebabkan kelainan dalam
sering cedera otak. Studi kelainan patologis dan pencitraan pada PS telah
white matter, ganglia basal, dan cerebellum. Tahap maturasi otak selama
peristiwa patogenetik yang terjadi menentukan jenis dan lokasi lesi, serta
Lokalisasi lesi otak setelah kerusakan difus sangat bervariasi. Pada bayi
Palsi Serebral disebabkan oleh banyak faktor yang terjadi pada masa
perkembangan otak baik pranatal, natal dan pasca natal. Penyebab dari
gangguan tersebut antara lain gangguan kromoson atau zat teratogenik yang
akibat migrasi neural crest dari neuron. Bila terjadi pada masa perinatal akan
infark otak.9
trauma kepala, toksin dan lainnya. Oleh berbagai sebab di atas bila yang
terkena korteks motorik akan timbul kelainan yang disebut palsi serebral
kelainan sikap tubuh atau gerakan, dan tonus otot. Pusat motorik di otak
terletak di bagian posterior dari lobus frontalis. Di bagian anterior dari lobus
frontalis terletak pusat yang mengatur kestabilan emosi dan personalitas serta
tempat menyimpan ingatan baru. Lobus temporal, parietal, dan oksipital juga
sangat berpengaruh terhadap fungsi motorik, selain juga untuk fungsi lainnya
seperti kemampuan kognitif. Jadi bila terjadi gangguan motorik yang berat
seperti palsi serebral maka bagian otak yang terkena pasti luas atau menyebar,
atau dapat pula lokal, disertai oleh penyumbatan aliran pembuluh darah besar,
F. MANIFESTASI KLINIS
Gangguan motor berupa kelainan fungsi dan lokalisasi serta kelainan
peregangan otot yang meningkat) dan tanda Babinski positif. Tonic neck
reflex muncul lebih lama dari normal namun jarang terlihat jelas, dan
dan tidak hilang selama tidur. Peningkatan tonus otot tidak sama pada
sesuatu gabungan otot. Lengan adduksi, siku dan pergelangan tangan flexi,
tangan pronasi, jari flexi dengan jempol melintang di telapak tangan. kaki
adduksi, panggul dan lutut flexi, kaki plantar-flexi dengan tapak kaki
cerebral palsy.
tonus otot terutama pada brain stem . bayi pada golongan ini pada usia
bulan pertama tampak flaksid dan berbaring dengan posisi seperti katak
neuron menjelang umur 1 tahun barulah terjadi perubahan tonus otot daari
rendah hingga tinggi. Bila dibiarkan berbaring tampak flaksid dan sikap
seperti katak terlentang namun bila dirangsang atau mulai diperiksa tonus
ototnya berubah menjadi spastis .reflex otot normal atau sedikit meningkat
dan klonus jarang ditemukan. Tanda Babinski bisa positif maupun tidak.
Karakteristik dari cerebral palsy tipe ini adalah reflex neonatus dan tonic
tonus otot dan reflex moro sangat jelas. Sindrom dari perubahan tonus otot
yang abnormal. Pasien biasanya flaccid pada 6 bulan pertama lahir dan
Pasien dengan kondisi ini biasanya flaccid ketika bayi dan menunjukkan
mereka memulai menjangkau suatu objek dan mencoba berdiri, itu mulai
sindrom perubahan tonus adalah tipe campuran 17 yang paling sering dari
dengan CP.
motorik. Kecacatan motorik harus selalu dapat dimengerti dan latih potensi
lain dari gangguan perkembangan motorik bisa terlihat pada anak dengan
pada hemiparesis
pada anak dengan asphyxia pada periode perinatal yang berat, scar setelah
waktu. Palsi serebral dapat disertai beberapa gangguan atau kelainan, antara
bicara, gangguan nutrisi dan menelan, infeksi saluran napas atas, serta
epilepsi.10
G. KLASIFIKASI
topografi defisit motori, berat ringannya gejala PS dan menurut Gross motor
mempunyai lebih dari satu bentuk PS. Bentuk yang sering ditemukan
kelumpuhan lengan dan tungkai pada sisi tubuh yang sama dengan lengan
tungkai yang sesisi, dan terdapat asimetri antara kedua sisi tubuh.
terkena adalah kedua tungkai dan satu lengan maka triplegia merupakan
menit. Ruangan tempat penilaian dilakukan harus nyaman bagi anak untuk
kursi roda.
usia12
Umur Level Kemampuan Motorik yang dimiliki Anak PS
<2 tahun I 1. Mampu bergerak dari tiduran/tengkurap kemudian
duduk dan dari duduk menuju tengkurap, dapat duduk
di lantai dengan kedua tangan bebas untuk menyentuh
mainan.
2. Mampu menggunakan tangan dan lutut untuk
merangkak secara seimbang.
3. Dapat mulai berdiri dengan merambat.
4. Dapat berjalan diantara 18 bulan dan 2 tahun tanpa
perangkat mobilitas bantu.
II 1. Mampu duduk di lantai dengan bantuan tangan ikut
menopang tubuh untuk menjaga keseimbangan.
2. Dapat merayap menggunakan perut atau merangkak
pada tangan dan lutut.
3. Berusaha untuk berdiri dengan berpegangan pada
benda atau orang lain.
III 1. Dapat duduk di lantai dengan mendukung punggung
belakang.
2. Dapat berguling dan merayap maju menggunakan
perut.
IV 1. Dapat mengontrol pergerakan kepala
2. Dapat mempertahankan duduk di lantai apabila badan
didukung atau ditopang secara keseluruhan.
3. Dapat berguling dari telentang dan tengkurap dengan
waktu berguling cukup lama
V 1. Tidak mampu mengontrol pergerakan tubuh termasuk
pengontrolan kepala.
2. Tidak mampu menjaga antigravitasi kepala meskipun
dalam posisi tengkurap atau duduk.
3. Memerlukan bantuan orang dewasa untuk berguling.
2-4 tahun I 1. Anak mampu duduk di lantai tanpa didukung oleh
kedua tangan.
2. Anak mampu berdiri pada posisi duduk tanpa bantuan
orang dewasa dan mampu duduk dari berdiri dengan
kontrol yang baik.
3. Anak mampu berjalan tanpa alat bantu.
II 1. Mampu duduk di lantai tetapi memiliki kesulitan
dengan keseimbangan ketika kedua tangan
memanipulasi objek.
2. Mampu berpindah posisi duduk tanpa bantuan orang
dewasa.
3. Mampu berdiri di atas permukaan yang stabil.
4. Mampu merangkak dengan pergerakan tangan dan lutut
yang seimbang.
5. Mampu berjalan dengan memegang benda atau berjalan
dengan alat
III 1. Mampu duduk dengan posisi W-sitting dan
membutuhkan bantuan orang dewasa untuk mencapai
posisi duduk.
2. Mampu merayap menggunakan perut.
3. Mampu merangkak menggunakan tangan dan lutut
dengan pergerakan salah satu bagian kaki diseret,
merangkak sebagai metode utama untuk mobilitas.
4. Mampu berdiri tanpa bantuan orang lain dan berjalan
pada arah yang pendek.
5. Mampu berjalan di dalam ruangan dengan
menggunakan walker dan bantuan orang dewasa untuk
kemudi.
IV 1. Mampu duduk di lantai dengan bantuan kedua tangan
untuk menjaga keseimbangan.
2. Sering membutuhkan peralatan adaptif untuk duduk
dan berdiri.
3. Mobilitas utama dakam ruangan baru mencapai
berguling, merayap menggunakan perut, atau
merangkak pada tangan dan lutut tanpa gerakan kaki
V 1. Gerak refleks terbatas dan belum mampu melawan
gravitasi.
2. Semua bidang fungsi motorik terbatas.
3. Tidak memiliki alat gerak mandiri
4-6 tahun I 1. Mampu berpindah dari duduk dari lantai ke kursi tanpa
bantuan dan sebaliknya.
2. Mampu berdiri dari duduk di kursi tanpa bantuan.
3. Mampu berjalan di dalam dan di luar rumah, dan
mampu memanjat tangga.
4. Terkadang muncul kemampuan untuk berlari dan
melompat
II 1. Mampu duduk di kursi dengan tangan dapat bergerak
bebas.
2. Mampu bergerak dari duduk di lantai atau bangku
untuk berdiri dengan permukaan yang stabil untuk
mendorong dan menarik tangan.
3. Mampu berjalan dalam ruangan dan jarak pendek di
luar ruangan dengan permukaan bertingkat.
4. Mampu menaiki tangga dengan berpegangan pada
pagar tapi belum dapat melompat.
III 1. Mampu duduk di kursi biasa tetapi memerlukan
dukungan pada panggul dan tulang belakang untuk
memaksimalkan fungsi tangan.
2. Mampu bergerak dari kursi duduk pada permukaan
yang stabil untuk mendorong dan menarik kedua
tangan.
3. Mampu berjalan menggunakan walker pada permukaan
miring atau bertingkat dengan bantuan orang dewasa
tetapi belum bisa untuk bepergian jarak jauh atau pada
permukaan tidak rata.
IV 1. Mampu duduk di tempat duduk adaptif untuk
pengendalian trunk dan memaksimalkan fungsi tangan.
2. Mampu berpindah dari kursi duduk dengan bantuan
orang dewasa
3. Mampu berjalan dengan baik apabila menggunakan
walker dan memerlukan pengawasan orang dewasa
tetapi kesulitan berjalan pada permukaan yang tidak
rata.
4. Mampu bergerak secara mandiri apabila menggunakan
kursi roda bertenaga.
V 1. Gangguan fisik membatasi kontrol gerakan dan
kemampuan untuk mempertahankan anti-gravitasi
kepala dan tonus batang tubuh.
2. Semua bidang fungsi motorik terbatas.
3. Anak-anak tidak memiliki gerakan independen.
6-12 I 1. Mampu berjalan dengan keseimbangan yang baik di
Tahun lingkungan rumah, sekolah dan di lingkungan.
2. Mampu berjalan naik dan turun trotoar tanpa bantuan
fisik dan tangga tanpa berpegangan tangan. Mampu
berlari dan melompat, tetapi kecepatan, keseimbangan,
dan koordinasi terbatas.
II 1. Mampu berjalan dengan pengawasan, tetapi mengalami
kesulitan berjalan jarak jauh dan menyeimbangkan diri
di permukaan tidak rata, miring atau ketika membawa
benda.
2. Mampu berjalan naik turun tangga dengan memegang
pagar atau bantuan fisik.
3. Mampu berjalan di luar ruangan dengan bantuan fisik,
perangkat mobilitas genggam.
4. Mampu berlari dan melompat dengan waktu
pelaksanaan sangat lambat. Memerlukan alat adaptasi
untuk melakukan kegiatan fisik dan olahraga.
III 1. Mampu berjalan dalam ruangan dengan bantuan walker
otomatis.
2. Ketika duduk memerlukan sabuk pengaman untuk
keselarasan panggul dan keseimbangan.
3. Pergerakan dari duduk ke berdiri dan dari berdiri ke
duduk memerlukan bantuan orang lain atau
memerlukan dukungan yang kuat.
4. Memerlukan kursi roda untuk mobilitas jarak jauh.
5. Memerlukan pengawasan atau bantuan orang lain atau
berpegangan pada tangga untuk berjalan naik turun.
Memiliki keterbatasan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan fisik.
IV 1. Memerlukan bantuan mobilitas untuk berbagai situasi.
2. Membutuhkan perangkat duduk adaptif untuk trunk dan
kontrol panggul.
3. Mampu berguling, merayap, atau merangkak, berjalan
jarak pendek dengan bantuan. Mampu beradaptasi
dengan lingkungan sekolah dan masyarakat apabila
menggunakan kursi roda manual.
V 1. Memerlukan kursi roda untuk melakukan segala
aktivitas dan memerlukan bantuan orang dewasa untuk
setiap perpindahan posisi.
2. Tidak mampu melawan gravitasi termasuk
mempertahankan kepala untuk tegak
12-18 I 1. Mampu berjalan di rumah, sekolah, di luar rumah, dan
tahun di masyarakat.
2. Mampu berjalan naik turun trotoar dan tangga
bertingkat tanpa bantuan fisik.
3. Mampu berlari dan melompat dengan kecepatan,
keseimbangan, dan koordinasi terbatas.
4. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan olahraga tertentu.
II 1. Menggunakan kursi roda untuk mobilitas jarak jauh di
luar ruangan.
2. Membutuhkan bantuan fisik ketika berjalan di
permukaan yang tidak rata.
3. Membutuhkan alat adaptasi ketika berolahraga
III 1. Mampu berjalan menggunakan alat bantu.
2. Memerlukan sabuk pengaman ketika duduk.
3. Memerlukan bantuan fisik ketika berpindah dari duduk
ke berdiri dan dari berdiri ke duduk.
4. Mobilitas di luar ruangan menggunakan kursi roda
5. Memerlukan bantuan fisik dan pengawasan ketat ketika
berjalan pada medan yang miring atau naik turun
tangga.
IV 1. Menggunakan mobilitas roda di sebagian besar
kegiatan.
2. Memerlukan tempat duduk adaptif.
3. Memerlukan bantuan fisik 1-2 orang ketika berpindah
posisi.
4. Memerlukan bantuan fisik atau mobilitas roda untuk
berjalan jarak pendek.
5. Dapat berjalan jauh dengan kursi roda bertenaga.
V 1. Memerlukan kursi roda manual untuk semua kegiatan
2. Tidak mampu mempertahankan gaya gravitasi kepala
dan batang tubuh serta memiliki kontrol buruk untuk
pergerakan lengan dan kaki.
3. Teknologi bantu digunakan untuk menegakkan kepala,
duduk, berdiri dan mobilitas.
4. Memerlukan peralatan adaptif untuk setiap aktivitas
dan bantuan.
H. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
minum).
sosial).
Pada pemeriksaan fisis ini dilihat keadaan umum anak, status gizi
(gait).3
Tonus otot dapat dinilai pertama kali dari observasi saat bayi
tungkai melawan gravitasi. Bayi dengan tonus otot normal akan terlihat
pemeriksaan:3
a. Respons tarikan untuk menilai tonus otot leher apakah masih terdapat
apakah pola jalan yang kaku (spastic gait), kaki yang diseret sebelah,
telapak kaki datar atau flat foot, bentuk kaki toeing-in. Untuk menilai
badan miring pada waktu duduk dan gangguan koordinasi. Gaya jalan ini
terlambat muncul.3
bergerak)
CP.14
3. Penunjang
dapat dilihat adanya kelainan pada substansia alba dan substansia grisea,
kelumpuhan tipe upper motor neuron dan/atau adanya gerakan dan postur
dan analisis genetik tidak rutin dilakukan kecuali bila didapatkan dismorfisme
anak. Perlu diingat bahwa defisit neurologis pada PS tidak dapat diubah.
perlu dilakukan penilaian ulang secara berkala baik oleh tenaga medis
anak, psikiatri anak, THT, mata, rehabilitasi medis, ortopedi, bedah saraf,
serta psikolog.15
1. Farmakologi
lainnya.16
biasanya terlihat dalam 12-72 jam setelah injeksi pada otot yang
terkena dengan efek yang bertahan selama 3-6 bulan. Oleh karena itu
b. Baclofen intratekal
d. Obat oral
Obat oral adalah pengobatan sistemik, bukan fokal, untuk spastisitas
pada anak-anak dengan PS. obat oral yang umum digunakan pada
Tizanidine.19
1) Baclofen oral
3) Datrolen
4) Tizanidin
2. Non Farmakologi
a. Fisioterapi
b. Terapi okupasi
seperti tarikan ritsleting dan kait tombol. Terapi okupasi pediatrik juga
c. Pelatihan Treadmill
minggu selama 3-4 bulan pelatihan treadmill pada anak di bawah usia
berjalan robot telah terbukti mengurangi waktu dan beban kerja yang
setiap hari untuk fungsi yang optimal. Orthosis, peralatan adaptif dan
sehari-hari.19
e. Terapi Bicara-Bahasa
tua / pengasuh dan anak-anak bahkan ketika hanya ada sedikit ucapan
f. Pembedahan
pembedahan.15
g. Terapi Nutrisi
yang rentan terhadap aspirasi atau kondisi anak PS yang tidak dapat
h. Pendidikan
secara berlebihan.15
J. DIAGNOSIS BANDING
menyertai (komorbiditas).3
kemampuan berjalan.3
bayi dan balita. Spinal muscular atrophy terbagi 3 tipe yaitu: SMA tipe 1
adalah bentuk yang paling berat dan muncul sebelum usia 6 bulan, SMA
tipe 2 timbul usia 6 sampai 18 bulan, SMA tipe 3 timbul usia diatas 18
bulan.3
1. Gangguan Nutrisi
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan kognitif
5. Epilepsi
bervariasi menurut tipe PS. Epilepsi lebih sering terjadi pada PS tipe
L. PROGNOSIS
12 tahun8
Anak yang tergolong GMFCS level I dan II, yaitu yang dapat berjalan
tanpa alat bantu baik dengan atau tanpa keterbatasan, tidak akan mengalami
perburukan fungsi. Sebaliknya, anak yang tergolong GMFCS level III, IV,
dan V yang tidak mampu berjalan sendiri akan mencapai puncak fungsi
motorik kasar pada usia tertentu, diikuti penurunan fungsi. Apabila didukung
dengan perawatan dan tata laksana yang memadai, maka anak PS akan
memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Tata laksana anak PS sangat
Keterangan:
Level IV: mobilisasi mandiri dengan keterbatasan, mungkin dengan alat bantu bertenaga listrik
Level V: ditransport menggunakan kursi roda manual *) Skor GMFM pada GMFCS level III, IV,
dan V akan mencapai puncak pada usia yang ditandai garis putus-putus, kemudian menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia.
13. Selekta MC. 2018. Cerebral Palsy Tipe Spastik Quadriplegi Pada Anak Usia
Universitas Indonesia.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cerebral-palsy/diagnosis-
NSW Helath.
Universitas Indonesia.