Sindrom Mallory-Weiss (MWS) adalah salah satu penyebab umum perdarahan saluran cerna bagian
atas (GI) akut, yang dapat dilihat dengan adanya laserasi mukosa superfisial longitudinal. Robekan
biasanya terjadi di persimpangan gastroesofageal (sfincter cardiaca) dan dapat meluas ke proksimal
esofagus bagian bawah atau pertengahan esofagus. Atau juga kadang-kadang meluas ke bagian
proksimal lambung.
MWS terjadi ketika tekanan intraabdominal meningkat (seperti kasus muntah dan muntah yang kuat),
asam lambung dapat naik ke esofagus dan tekanan dari HCl lambung dapat menyebabkan robekan
mukosa longitudinal yang disana terdapat arteri dan vena submukosa, sehingga dapat mengakibatkan
perdarahan.
Konsumsi alkohol berat merupakan salah satu faktor predisposisi yang paling penting karena sekitar
50% hingga 70% pasien yang didiagnosis dengan sindrom Mallory-Weiss. Tingkat keparahan
perdarahan GI dapat lebih tinggi dengan adanya hipertensi portal serta varises esofagus.
Kondisi MWS dipicu oleh peningkatan tekanan intraabdominal yang berulang seperti muntah,
mengejan, batuk, resusitasi jantung paru (RJP), atau trauma tumpul abdomen, Bulimia nervosa,
hiperemesis gravidarum, dan GERD.
Diagnosis MWS --> dengan endoskopi.
Terapi farmakologis --> Inhibitor pompa proton (PPI) dan inhibitor H2 --> untuk menurunkan
keasaman lambung
Keuntungan
1. Non-invasif
2. Sensitivitas >96%, spesifisitas 60-90%
3. Tidak mungkin terjadi negatif palsu
4. Murah, aman, dan simpel
5. Sangat cocok untuk screening awal infeksi H. pylori
6. Tidak terpengaruh oleh pendarahan gaster
7. Tidak terpengaruh hasilnya oleh konsumsi PPI
Kekurangan
1. Tidak dapat melihat resistensi antibiotik
2. Tidak dapat untuk membedakan infkesi aktif atau infeksi terdahulu
3. Mungkin saja tidak ada alatnya dirumah sakit
Keuntungan
1. Non-invasif
2. Sensitivitas >95%, spesifisitas >95%
3. Cepat dan simpel
4. Salah satu pemeriksaan yang populer
5. Tidak perlu keahlian khusus
Kerugian
1. Tidak dapat melihat resistensi antibiotik
2. Dapat menunjukan positif palsu saat konsumsi PPI dan antibiotik
3. Sensitivitas dan spesifisitas bervariasi tergantung keadaan klinis pasien
Keuntungan
1. Non-invasif
2. Sensitivitas >95%, spesifisitas >95%
3. Sangat berguna untuk mengkonfirmasi infeksi H. pylori
4. Sangat berguna untuk mengetahui adanya pendarahan gastroduodenal
5. Relatif murah, simpel, dan aman
6. Gold standard untuk pasien asimptomatik
7. No sampling errors
8. Sangat berguna untuk pasien anak-anak
Kerugian
1. Dapat menghasilkan positif palsu pada organisme positif urease walaupun jarang terjadi
2. Adanya radiasi saat pemakaian C-UBT
3. Tidak dapat melihat adanya resistensi antibiotik
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5987299/#:~:text=pylori%20infection
%20can%20be%20diagnosed,specimens%20%5B23%E2%80%9325%5D.
3 Klaritromisin
Amoxicillin
Amoxicillin termasuk dalam antibiotik kelas penisilin / antibiotik
beta-laktam. Obat ini memiliki spektrum antibiotik terhadap bakteri
gram positif dan gram negatif
Amoxicillin termasuk antibiotik beta-laktam golongan Aminopenisilin.
Meknisme kerjanya yaitu menghambat Sintesis atau Merusak Dinding Sel
Bakteri, sehingga antibiotik betalaktam mengganggu sintesis dinding
sel bakteri, dengan menghambat sintesis peptidoglikan, yaitu
heteropolimer yang fungsinya sebagai stabilitas mekanik pada dinding
sel bakteri.
Sumber: Antibiotic treatment for Helicobacter pylori: Is the end coming?. Su Young
Kim, Duck Joo Choi, and Jun-Won Chung. 2015.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4635158/
Primary clarithromycin resistance to Helicobacter pylori: Is this the main reason for triple
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3740258/