Dapat karena genetik, selain itu miopi dapat disebabkan oleh pemakaian gadget
jangka panjang.
Menatap layar gadget terlalu lama juga membuat anak kurang melakukan aktivitas
berkedip. Padahal, berkedip berguna untuk membersihkan partikel yang menempel
pada mata, misalnya debu.
Rabun jauh dapat terjadi ketika anak terlalu lama menatap layar gadget. Cahaya
radiasi yang muncul dari gadget berisiko menyebabkan gangguan pada mata. Blue
light atau sinar biru digolongkan sebagai high-energy visible light (HEV light).
Paparan cahaya biru yang berlebihan pada malam hari bisa menyebabkan
terganggunya produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang muncul pada saat
seseorang menjelang tidur di malam hari.
Menatap layar gawai terlalu lama bisa menyebabkan ketegangan pada mata yang
bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mata. Hal ini dikarenakan bermain
gadget dalam waktu yang lama dapat menurunkan jumlah kedipan mata.
Sehingga dapat memicu kelelahan pada mata yang disebut dengan computer
vision syndrome (CVS).
Gejala CVS biasanya ditandai dengan penglihatan kabur atau ganda, peka
terhadap cahaya silau, sulit berkonsentrasi, sulit membuka mata, sakit kepala,
serta nyeri di leher, bahu dan punggung.
Sumber: Elvira & Victor Nugroho Wijaya. (2016). Neovaskularisasi Koroid Miopia
TATALAKSANA --> LENSA KONTAK
Tatalaksana untuk kelainan refraksi miopia dapat dibagi menjadi empat kategori
intervensi yaitu optikal, farmakologis, lingkungan atau perilaku dan bedah refraktif.
Jenis lensa kontak yang paling sering digunakan --> soft hydrogel contact lenses,
silicone hydrogel contact lenses with greater oxygen transmissibility, atau rigid gas-
permeable contact lenses . Lensa kontak lunak atau soft contact lenses (SCL) adalah
jenis lensa kontak yang paling sering digunakan, memiliki keunggulan periode
adaptasi yang relatif lebih singkat, waktu penggunaan yang fleksibel, kenyamanan,
juga memiliki beberapa jenis lensa sesuai lama waktu pemakaian seperti lensa
disposable. Indikasi dari penggunaan lensa kontak adalah kosmetik, pencapaian tajam
penglihatan yang memadai pada kelainan refraktif tinggi, anisekonia, anisometrop
simptomatik dan atau permukaan kornea yang tidak rata. Kelebihan dari penggunaan
lensa kontak adalah memiliki lapang pandang yang lebih luas, kenyamanan dan dapat
meningkatkan kualitas penglihatan.
Kontraindikasi lensa kontak yaitu iritasi kronis pada kelopak, konjungtiva, kornea,
adanya kelainan pada segmen anterior, gangguan lakrimasi, higienitas yang buruk,
kesulitan dalam penggunaan lensa kontak, riwayat penyakit autoimun atau
immunocompromised, alergi kronik dan penggunaan obat mata dalam jangka
panjang.
Terdapat tiga parameter dalam fitting lensa kontak yaitu diameter, base curve dan
kekuatan lensa. Ketiga parameter tersebut harus di evaluasi setelah proses fitting.
Diameter lensa kontak didapat dengan menjumlahkan hasil pengukuran HVID
ditambah 2 mm. Pemeriksaan keratometer dilakukan untuk menilai base curve dari
lensa kontak yang akan digunakan. Hasil dari keratometer didapatkan nilai
penjumlahan K1 dan K2 yang dibagi menjadi dua, lalu ditambahkan konstanta sesuai
jenis merk lensa kontak untuk mendapat ukuran base curve. Kekuatan lensa kontak
didapatkan setelah pengukuran refraksi subjektif kemudian hasil di konversi ke tabel
jarak vertex
Sumber: Sirait, Susanti Natalya. (2020). Tatalaksana Penggunaan Lensa Kontak pada
Pasien Miopia Gravior. DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Small-incision lenticule extraction (SMILE) adalah operasi yang relatif baru untuk
metode prosedur bedah miopia. Metode SMILE bekerja dengan memotong bagian
stroma kornea. Prosedur ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan laser-in-situ
keratomileusis (LASIK) dan keratektomi fotorefraksi (PRK). SMILE tidak membuat
flap pada kornea, dan side-cut yang digunakan untuk ekstraksi lenticule lebih pendek
dibandingkan dengan side-cut pada prosedur LASIK. SMILE juga memiliki
keunggulan prosedur yang menyebabkan kerusakan persarafan yang minimal pada
bagian stroma anterior bila dibandingkan dengan LASIK. Berlawanan dengan PRK,
epitel kornea, dan stroma anterior dibiarkan utuh.
Intraocular Refractive Surgery Intra Okular Lens (IOL) yang dirancang khusus
dapat ditempatkan melalui prosedur bedah di ruang anterior, terpasang pada iris, atau
ditempatkan di ruang posterior anterior ke lensa kristal untuk mengoreksi refractive
error. Keuntungan termasuk pemulihan visual yang cepat, stabilitas koreksi, dan
kemampuan untuk mengoreksi miopia yang tinggi. Terdapat beberapa komplikasi
yang dapat terjadi termasuk endophthalmitis, kehilangan sel endotel, iridosiklitis
kronis, pembentukan katarak, distorsi iris, dispersi pigmen, peningkatan TIO,
glaukoma, dan dislokasi IOL. Terdapat dua model IOL phakic telah disetujui oleh
FDA untuk digunakan di Amerika Serikat dan desain lainnya sedang dalam uji klinis.
Prototipe IOL phakic multifokal memiliki potensi untuk menangani presbiopia. Kedua
jenis IOL phakic memerlukan iridektomi perifer atau iridotomi untuk mencegah
terjadinya pupil blok. Iridectomy dapat dilakukan baik sebelum operasi atau pada saat
insersi lensa.