TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Pada penglihatan terdapat proses yang cukup rumit oleh jaringan yang
adalah bagian mata yang memegang peranan pembiasan sinar pada mata6 :
1
2.1.1 Kornea
Kornea merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan
difokuskan ke dalam pupil. Bentuk kornea yang cembung dan sifatnya yang
masuk 80% atau dengan kekuatan 40 dioptri dilakukan atau dibiaskan oleh
kornea ini. Indeks bias kornea adalah 1,38. Kelengkungan kornea mempunyai
2.1.2 Iris
Iris atau selaput pelangi merupakan bagian yang berwarna pada mata. Iris
menghalangi sinar masuk ke dalam mata dengan cara mengatur jumlah sinar
2.1.3 Pupil
Pupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam bola mata. Seluruh sinar yang masuk melalui pupil diserap
sempurna oleh jaringan dalam mata. Tidak ada sinar yang keluar melalui pupil
sehingga pupil akan berwarna hitam. Ukuran pupil dapat mengatur refleks
sinar masuk ke dalam pupil diatur secara refleks. Pada penerangan yang cerah
pupil akan mengecil untuk mengurangi rasa silau. Pada tepi pupil terdapat m.
(miosis). Hal ini terjadi ketika melihat dekat atau merasa silau dan pada saat
berakomodasi. Selain itu, secara radier terdapat m. dilator pupil yang bila
Badan siliar merupakan bagian khusus uvea yang memegang peranan untuk
otot akomodasi dan mengatur besar ruang intertrabekula melalui insersi otot
2.1.5 Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam
mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris
yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang menebal dan
menipis pada saat terjadinya akomodasi. Lensa yang jernih ini mengambil
peranan membiaskan sinar 20% atau 10 dioptri. Peranan lensa yang terbesar
2.1.6 Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor
yang menerima rangsangan cahaya dan terletak di belakang pupil. Retina akan
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis
serabut saraf, yaitu: saraf penglihat dan serabut pupilomotor. Saraf penglihat
bayangannya.6
3
2.2 Miopia
2.2.1 Definisi
Istilah "miopia" berasal dari bahasa Yunani "muopia", yaitu menutup mata. Ini
adalah kesalahan refraksi visual yang lebih umum dikenal sebagai rabun jauh. Ini
terjadi ketika sinar cahaya dari suatu objek jatuh ke mata dan melewati lensa dan
menyatu di depan retina dalam tubuh vitreous. Akibatnya, mata tidak dapat melihat
objek yang jauh dengan jelas; namun, objek yang dekat dapat dilihat. Miopia ditandai
2.2.2 Etiologi
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mekanisme perkembangan miopia
yang terjadi akibat kelainan pada proses emetropisasi. Ada juga dugaan bahwa
kontraksi otot inraokular yang berlebihan menyebabkan akomodasi yang lebih kuat
sehingga mempengaruhi emetropisasi. Faktor genetik dari orang tua miopia akan
menyebabkan anak yang juga miopia akan berkembang secara progresif oada anak
a. Miopia aksialis
Miopia ini disebabkan karena jarak anterior-posterior terlalu panjang. Hal ini dapat
terjadi secara kongenital pada makroftalmus. Miopia aksial dapatan bisa terjadi jika
anak membaca terlalu dekat, sehingga terjadi konvergensi berlebihan. Otot rektus
medial akan berkontraksi berlebihan, sehingga bola mata terjepit oleh otot-otot
4
ekstraokular. Kondisi ini mengakibatkan polus posterior mata, tempat paling lemah
dari bola mata menjadi memanjang. Wajah lebar juga menyebabkan konvergensi
berlebihan. Kondisi lain yang dapat menimbulkan pemanjangan bola mata antara lain
b. Miopia kurvatura
Miopia kurvartura terjadi jika ada kelainan kornea baik kongenital (keratokonus,
keratoglobus) maupun akuisita (keratektasia) dan lensa, misalnya lensa terlepas dari
zonula zinni (pada luksasi lensa atau subluksasi lensa) sehingga karena
kurvatur. Kondisi lain berupa miopia indeks bisa terjadi pada penderita DM yang
tidak diobati. Kondisi ini menyebabkan kadar gula aqueous humor meningkat,
sehingga daya bias juga meningkat. Miopia posisi dapat juga terjadi bila posisi lensa
dan mahasiswa. Aktivitas jarak dekat (menulis, melihat layar, dan membaca)
dikaitkan dengan keterlambatan akomodasi, yaitu kondisi akomodasi lensa mata tidak
berespons cukup kuat terhadap objek dekat, sehingga titik fokus terbaik terbentuk di
belakang lensa (hyperopic defocus). Hal ini sejalan dengan teori penglihatan buram
5
2.2.3 Komplikasi
Miopia atau rabun jauh merupakan kelainan refraksi yang disebabkan oleh
pemanjangan aksial yang berlebihan. Miopia dapat dikoreksi secara optik dengan
kacamata, lensa kontak, atau pembedahan refraksi. Namun demikian, penyakit ini
retina, katarak, dan glaukoma sudut terbuka. Komplikasi ini dapat menyebabkan
terutama pada miopia tingkat tinggi. Ciri-ciri MMD adalah lacquer cracks, bintik
Fuchs, neovaskularisasi koroidal, atau atrofi korioretinal. Lesi retina perifer yang
umum pada pasien miopia tinggi adalah ablasio retina, pigmentary degeneration,
jenis yang paling banyak mengancam. Untuk katarak, hubungannya dengan miopia
kurang jelas. Secara khusus, katarak nuklir dapat menyebabkan pergeseran rabun, yang
sudut terbuka pada penderita miopia. Apakah perkembangan lapang pandang pada
penderita miopia serupa dengan pasien glaukoma sudut terbuka masih belum jelas. 9
kualitas hidup terkait penglihatan dan memiliki dampak sosial ekonomi yang
6
miopia akan menyebabkan morbiditas penglihatan yang cukup besar. Miopia sudah
menjadi penyebab paling umum dari gangguan penglihatan permanen pada populasi
sebesar $6 miliar akibat MMD, dan beban keuangan ini pasti akan menjadi lebih buruk
7
8