Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mempelajari suprastruktur dan infrasturktur politik sebuah negara tidak akan lepas
dari pembahasan mengenai struktur politik. Struktur politik dapat dijumpai pada setiap
sistem politik di berbagai negara. Dalam suatu negara struktur politik dapat dipahami
sebagai pelembagaan hubungan organisasi antar komponen yang membentuk bangunan
politik berkaitan dengan alokasi nilai – nilai yang bersifat otoritatif. Nilai otoritatif
merupakan nilai yang dipengaruhi oleh distribusi dan penggunaan kekuasaan. Dengan
demikian, struktur politik dapat diartikan sebagai tata susunan kelembagaan dalam
kehidupan politik suatu bangsa dan negara yang terdiri atas suprastruktur dan
infrastruktur politik. Struktur politik memiliki hubungan dengan sistem politik sebuah
negara karena struktur politik akan membentuk sistem politik dalam negara.

Dilihat dari asal katanya, sistem politik terdiri atas dua kata. Pertama, “Sistem”
yang berarti suatu kesatuan terdiri atas elemen – elemen atau bagian – bagian yang saling
terkait untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua, “Politik” yang berasal dari Bahasa Yunani
yaitu “Polis” yang artinya negara kota. Pada awalnya politik berhubungan dengan
berbagai kegiatan dalam kehidupan negara. Kini istilah politik dalam ketatanegaraan
mencakup tata cara pemerintah, dasar – dasar pemerintahan, ataupun dalam hal
kekuasaan negara.

Jadi, jika sebuah negara memliki struktur politik yang demokratis, secara otomatis
sistem politik dalam negara tersebut juga demokratis, begitu juga sebaliknya.

1 | halaman
BAB II

SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK


A. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik
1. Suprastruktur Politik

Suprastruktur politik merupakan kekuatan politik negara yang memiliki


wewenang dan pengaruh secara langsung dalam pembuatan kebijakan publik.
Berdasarkan wewenang dan pengaruhnya, suprastruktur politik dapat diartikan
sebagai mesin politik dalam negara yang memliki pengaruh secara langsung terhadap
pembuatan keputusan politik negara seperti melakukan perubahan undang – undang
dasar, pembuatan undang – undang serta pembuatan keputusan politik lainnya yang
berlaku umum dan memaksa bagi kehidupan bernegara. Suprastruktur politik terdiri
atas lembaga – lembaga resmi pemerintahan negara. Adapun yang termasuk dalam
suprastruktur politik adalah semua lembaga negara yang tersebut dalam konstitusi
negara ( lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif ).

a. Pengelompokan Suprastruktur Politik

Menurut para ahli, suprastruktur politik dalam sebuah negara dapat


dikelompokan sebagai berikut.

1) Menurut teori Montesquieu ( Trias Politica ), kekuasaan pemerintah terbagi


menjadi kekuasaan atau lembaga legislatif ( pembuat undang – undang ),
eksekutif ( pelaksana undang – undang ), dan yudikatif ( pelaksana peradilan ).
Menurut teori ini, tujuan pembagian kekuasaan adalah untuk memisahkan
kekuasaan ( separation of power ) sehingga dapat mencegah keabsolutan
penguasa. Sejalan dengan teori ini muncul teori caturpraja van Vollenhoven
yang membagi kekuasaan menjadi pemerintah, kepolisian, peradilan, dan
perundang – undangan.
2) Dilihat dari perspektif teori dikotomi, hanya ada dua kekuasaan yaitu
kekuasaan menetapkan kebijakan ( policy making ) dan kekuasaan
melaksanakan kebijakan ( policy executing ).
3) Di lain pihak Gabriel A. Almond melihat bahwa suprastruktur politik
mempunyai fungsi sehingga kekuasaan dibagi menjadi rule making, rule
application, dan rule adjudication.

2 | halaman
b. Fungsi Suprastruktur Politik

Suprastruktur politik sering disebut sebagai mesin politik yang berpengaruh


langsung dalam keputusan politik negara. Hal ini berarti suprastruktur poltik
menjalankan fungsi tertentu dalam sebuah sistem politik negara yaitu berfungsi
menetapkan kebijakan. Meskipun demikian, pelaksanaan fungsi tersebut tidak
dilakukan secara bebas. Penetapan setiap kebijakan harus dengan persetujuan
rakyat sehingga kebijakan yang dibuat benar – benar mencerminkan kehendak
rakyat. Untuk mengetahui fungsi suprastruktur politik lebih banyak,kita bisa
mengetahui dari pendapat Gabriel A. Almond, ahli poltik dari Amerika Serikat,
tentang beberapa fungsi suprastruktur politik berikut ini.

1) Membuat Undang – Undang ( Rule Making )

Kewenangan membuat peraturan perundang – undangan dijalankan oleh


lembaga legislatif. Di Indonesia fungsi ini dilaksanakan oleh lembaga
perwakilan rakyat ( badan legislatif ) menurut undang – undang yang meliputi
DPR, DPRD, provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, serta DPD sebagai
lembaga yang mewakili aspirasi daerah. DPD merupakan badan legislatif baru
yang dibentuk setelah era reformasi. DPD merupakan badan yang fungsinya
berkaitan dengan kepentingan daerah seperti pembuatan RUU tentang otonomi
daerah, perimbangan keuangan pusat dan daerah serta pemekaran daerah, baik
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

2) Melaksanakan Undang – Undang ( Rule Application )

Fungsi yang kedua ini dilaksanakan oleh lembaga eksekutif. Adapun


lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan seluruh jajarannya. Eksekutif
adalah struktur politik yang melaksanakan substansi undang – undang yang
telah disahkan oleh lembaga legislatif. Di Indonesia lembaga eksekutif terdiri
atas dua bagian yaitu governing bodies dan support bodies. Governing bodies
adalah struktur politik yang menjalankan fungsi pemerintahan harian negara
secara langsung. Sementara support bodies, berada di bawah lembaga presiden
dan menjalankan fungsi dukungan terhadap governing bodies.

3 | halaman
Governing bodies terdiri atas presiden/wakil presiden, dewan
pertimbangan presiden, kementrian negara, dan pemerintah daerah. Adapun
support bodies terdiri atas elemen militer ( Tentara Nasional Indonesia ) yang
terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara, serta lembaga kepolisian negara. Support bodies tidak melakukan
fungsi pemerintah.

3) Mengadili Pelaksanaan Undang – Undang ( Rule Adjudication )

Fungsi ini dijalankan oleh badan peradilan yang meliputi Mahkamah


Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.

c. Suprastruktur Politik di Indonesia

Secara umum suprastruktur di Indonesia merupakan tata susunan kelembagaan


politik dalam pemerintahan Indonesia. Tata susunan kelembagaan politik tersebut
berkaitan dengan lembaga – lembaga negara yang ada di Indonesia dan mencakup
hubungan kekuasaan antara lembaga satu dan lembaga lainnnya. Lembaga –
lembaga tersebut diatur dalam UUD 1945 antara lain lembaga MPR, DPR, DPD,
presiden dan wakil presiden, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, dan
Komisi Yudisial. Lembaga tersebut memiliki kewenangan untuk membuat
keputusan – keuputusan berkaitan dengan kepentingan umum.

Melihat suprastruktur politik di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa


suprastruktur politik merupakan sekelompok kecil orang yang terdiri atas tokoh
politik /elite politik. Mereka memegang kekuasaan pemerintahan negara dan
penyelanggaraan negara. Kelompok ini sering disebut mesin politik resmi dari
suatu negara sebagai politik formal karena memiliki pengaruh secara langsung
dalam pembuatan keputusan politik dan menetapkan kebijikan poltik tertentu.
Contohnya DPR sebagai lembaga legislatif membuat Undang – Undang Nomor 8
Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

4 | halaman
Suprastruktur politik di Indonesia dapat diamati melalui pelaksanaan
pemerintahannya. Pelaksanaan pemerintahan di Indonesia secara kelambagaannya
melibatkan lembaga – lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun tingkat
daerah. Adapun lembaga negara Indonesia dibagi dalam kekuasaan eksekutif
( pelaksana undang – undang ), legislatif ( pembuat undang – undang ), dan
yudikatif ( kekuasaan kehakiman yang mengadili pelanggaran undang – undang ).
Untuk menciptakan kondisi politik negara yang mantap, suprastruktur politik
harus memperoleh dukungan dari infrastruktur politik yang mantap pula. Rakyat,
baik secara berkelompok berupa partai politik atau organisasi kemasyarakatan
maupun secara individual dapat ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakil – wakilnya.

2. Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik adalah lembaga politik atau mesin politik informasl ( sifatnya
tidak resmi ) yang beperan secara tidak langsung dalam pengambilan kebijakan –
kebijakan politik oleh suprastruktur politik. Infrastruktur politik ini merupakan kekuatan
yang berada dalam masyarakat. Meskipun sifatnya tidak resmi dan tidak secara langsung
memengaruhi kebijakan politik, kelompok ini pada kenyataannya memliki kedudukan
penting bagi keberlangsungan suatu pemerintahan. Untuk menyampaikan aspirasinya
infrastruktur politik dalam masyarakat membentuk atau bergabung dalam kelompok –
kelompok yang nantinya akan membawa aspirasi mereka ke parlemen ( legislatif ).
Infrastruktur poltik sering disebut bangunan bawah, mesin politik informal, atau mesin
politik riil dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai kelompok. Kelompok tersebut
dibentuk atas dasar kesamaan sosial, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya.

a. Komponen Infrastruktur politik

Infrastruktur politik sebagai mesin politik informal berasal dari kekuatan riil
masyarakat seperti partai politik, kelompok penekan, Lembaga Swadaya Masyarakat,
dan media massa. Kekuatan riil masyarakat tersebut menjadi elite power atau
kelompok yang mampu menguasai keadaan sistem politik dalam sebuah negara.
Infrastrktur politik mencakup lima komponen sebagai berikut.

1) Partai Politik

5 | halaman
Leon D. Epstein, seorang ilmuwan poltik inggris, mendefinisikan partai politik
sebagai satu kelompok pengajar kedudukan pemerintahan yang secara bersama
terikat pada identitas atau label yang dimilikinya. Ramlan Surbakti, seorang guru
besar bidang politik, mendefinisikan partai politik sebagai kelompok yang
terorganisasi secara rapid an stabil. Kelompok tersebut dipersatukan dan
dimotivasi dengan ideologi tertentu dan berusaha mencari serta mempertahankan
kekuasaan melalui pemilihan umum. Adapun tujuannya untuk merealisasikan
alternatif kebijakan yang telah mereka susun.

Partai politik sebagai institusi mempunyai hubungan erat dengan masyarakat.


Kelahiran partai politik merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat dalam
politik formal. Rakyat dalam sebuah negara berjumlah sangat besar dan tidak
semuanya dapat bergabung dalam suprastrukturnya politik. Oleh karena itu, untuk
menyalurkan aspirasi dan berbagai kepentingannya mereka membentuk partai –
partai politik dengan bebagai fungsi berikut.

 Fungsi Artikulasi

Artikulasi kepentingan merupakan suatu kegiatan partai politik untuk


membuat dan menyampaikan tuntutan – tuntutan angggotanya dan masyarakat
kepada pemerintah. Artikulasi kepentingan dilakukan dengan cara partai
bertemu atau mengundang berbagai kelompok kepentingan untuk menyatakan
tuntutannya dan keinginan mereka berkaitan dengan suatu kebijakan public.
Bentuk artikulasi paling umum di semua sistem politik adalah pengajuan
permohonan secara individual kepada anggota dewan ( legislatif ), atau kepala
daerah, dan kepala desa.

 Fungsi Agregasi Kepentingan

Agregasi kepentingan merupakan cara tuntuta – tuntutan yang


dilancarkan oleh kelompok- kelompok yang berada dan digabungkan menjadi
alternatif – alternatif pembuatan kebijakan publik. Di Indonesia agregasi
kepentingan berlangsung dalam diskusi lembaga legislatif. DPR berupaya
merumuskan tuntutan – tuntutan dan kepentingan – kepentingan yang
diwakilinya.

6 | halaman
 Fungsi Komunikasi Politik

Komunikasi politik merupakan proses penyampaian informasi politik


dari pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya. Partai poltik perlu
menjelaskan informasi yang telah diperoleh sehingga lebih mudah dipahami
oleh pemerintah dan rakyat. Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi
yang dijalankan oleh partai politik dengan segala struktur yang tersedia,
mengadakan komunikasi informasi, isu, dan gagasan politik. Adapun media
yang sangat membantu adalah media massa. Media massa berperan sebagai
alat komunikasi politik dan membentuk kebudayaan politik dalam
masyarakat.

 Fungsi Rekrutmen Politik

Rekrutmen poltik merupakan suatu proses seleksi dan pengangkatan


anggota masyarakat atau anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya,
baik dalam jabatan – jabatan adminisratif maupun politik atau untuk
melaksanakan sejumlah peran dalam sistem politik secara pada umumnya dan
sistem pemerintahan pada khususnya. Setiap sistem politik memliki sistem
atau prosedur – prosedur rekrutmen berbeda. Pola rekurtmen anggota partai
disesuakan dengan sistem politik yang dianut.

 Fungsi Sosialisasi Politik

Sosialisasi poltik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi


politik. Sosialisasi poltik meliputi pengenalan, pembentukan nilai – nilai
politik, serta sikap – sikap dan etika poltik yang berlaku atau donat oleh suatu
masyrakat atau negara. Metode penyampaiannya dapat dilakukan denga
pendidikan poltik dan indokritinasi politik. Proses sosialisasi poltik ini
membutuhkan waktu lama dan berjalan terus – menerus. Keberhasilan proses
sosialisasi politik akan mengasilkan masyarakat yang melek poltik dan tidak
bersikap apatis terhadap sistem politik di Indonesia.

2) Kelompok Kepentingan ( Interest Group )


kelompok kepentingan ( interest group ) dalam gerak langkahnya akan
bergantung pada sistem kepartaian yang diterapkan dalam suatu negara.

7 | halaman
Kelompok kepentingan bertujuan memperjuangkan suatu kepentingan dan
memengaruhi lembaga – lembaga politik untuk memperoleh keputusan yang
menguntungkan atau menghindari keputusan yang merugikan. Menurut Gabriel A.
Almond, kelompok kepetingan dapat didentifikasi dalam jenis – jenis kelompok
antara lain :
 Kelompok anomik, yaitu kelompok yang terbentuk dari unsur – unsur
masyarakat secara spontan dan seketika akibat isu kebijakan pemerintah,
agama, dan politik.
 Kelompok asosiasional, yaitu kelompok yang menyatakan kepentingannya
secara khusus, memakai tenaga professional, dan memiliki prosedur yang
teratur untuk merumuskan kpentingan dan tuntutan.
 Kelompok nonasosional, yaitu kelompok yang berasal dari keluarga dan
ketururnan atau etnik, regional, status, dan kelas yang menyatakan
kepentingannya berdasarkan situasi.
 Kelompok institusional, yaitu kelompok yang bersifat formal dan memliki
fungsi – fungsi politik atau sosial.
3) Kelompok Penekan ( Pressure Group )

Kelompok penekan merupakan salah satu institusi politik yang dapat


dipergunakan oleh rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan
sasaran akhir untuk memengaruhi bahkan membentuk kebijakan pemerintah.
Kelompok penekan memiliki kedudukan yang dapat memaksa atau mendesak
pihak di pemerintah untuk bergerak kea rah yang dinginkan atau justru
berlawanan dengan desakannya.

Kelompok penekan dapat terhimpun dlam beberapa asosiasi yang mempunyai


kepentingan sama sebagai berikut.

 Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ).


 Organisasi – organisasi sosial masyarakat.
 Organisasi kepemudaan.
 Organisasi lingkungan hidup.
 Organisasi pembela hukum dan HAM.
 Yayasan atau badn hukum lainnya.

8 | halaman
4) Alat atau Media Komunikasi Politik

Alat atau media kominikasi politik adalah salah satu instrumen politik yang
dapat berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik, baik dari
pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya. Adapun alat komunikasi
politik meliputi radio, telivisi, surat kabar, majalah, kampanye, pawai aksi, rapat
terbuka, diskusi, dan seminar. Media tersebut memainkan peran penting terhadap
penyampaian infromasi serta pembentukan atau pengubah pendapat umum dan
sikap politik public. Adapun komunikasi politik adalah cara menghubungkan
pikiran politik yang dalam masyarakat, baik pikiran intragolongan, institusi,
asosiasi maupun sektor kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintah.

5) Tokoh Politik

Tokoh politik merupakan orang – orang yang berkerja di dunia politik dan
aktif di kalangan masyarakat. Tokoh politik berperan penting dalam mengambil
keputusan – keputusan yang berpengaruh dalam suatu wilayah. Dalam sebuah
negara, seseorang dianggap sebagai tokoh politik apabila berada atau bergerak
dalam lembaga eksekutif dan legislative. Orang – orang dalam lembaga lainnya
seperti lembaga yudikaif umumnya tidak dianggap sebagai tokoh politik, mskipun
mereka terlibat dalam tugas pemerintahan. Mereka hanya dianggap sebagai
penegak hukum dan militer.

Pengangkatan tokoh politik merupakan proses transformasi seleksi terhadap


anggota masyarakat dari berbagai subkultur dan kualifiskasi tertentu yang
kemudian memperkenalkan mereka pada peranan khusus dalam sistem politik.
Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran sector
infrastruktur politik, organisasi, asosiasi, kelompok kepentingan, serta derajat
politasasi dan partisipasi masyarakat. Menurut Lester G. Seligmen, seorang
professor emeritus ilmu politik di Universitas Illionis di Urbana, proses
pengangkatan tokoh politik akan berkaitan dengan beberapa aspek sebagai berikut.

 Legitimasi elite politik.


 Masalah kekuasaan.
 Representativitas elite politik.

9 | halaman
 Hubungan antara pengangkatan tokoh – tokoh politik dan perbuatan politik.

b. Fungsi Infrastruktur Politik

Infrastruktur politiksebagai lembaga yang mampu memengaruhi kebijakan


pemerintah memliki beberapa fungsi sebagai berikut.

 Sebagai pendidikan politik untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar
mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Sesuai dengan
paham demokrasi atau kedaulatan rakyat, rakyat harus mampu menjalankan tugas
partisipasi.

 Mempertemukan kepentingan yang beranekaragam dan nyata-nyata hidup dalam


masyarakat. Masyarakat mempunyai pandangan, pendapat, dan kepentingan yang
berbeda-beda tergantung pada keadaan atau lingkungan yang mempengaruhinya.
Pendapat, aspirasi, pandangan yang berbeda-beda tersebut, diusahakan dapat
ditampung dan digabung dengan aspirasi dan pendapat yang senada.

 Sebagai agregasi kepentingan, yaitu menyalurkan segala hasrat/aspirasi dan pendapat


masyarakat kepada pemegang kekuasaan atau pemegang kekuasaan yang berwenang
agar tuntutan atau dukungan menjadi perhatian dan menjadi bagian dari keputusan
politik.

 Menyeleksi kepemimpinan dengan menyelenggarakan pemilihan pemimpin atau


calon pemimpin bagi masyarakat. Penyelenggaraan seleksi ini dilakukan secara
terencana dan teratur berdasarkan hukum kemasyarakatan dan norma serta harapan
masyarakat.

 Sebagai komunikasi politik dengan menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam
masyarakat, baik pikiran intra golongan, institusi, asosiasi, ataupun sektor kehidupan
politik masyarakat dengan sektor pemerintah. Kelima fungsi tersebut di atas sering
disebut dengan nama fungsi input.

10 | halaman
BAB III
LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENURUT UUD
NRI TAHUN 1945

Secara garis besar berdasarkan UUD 1945 tugas dan wewenang lembaga negara
yang merupakan kekuatan suprastruktur politik di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga tertinggi di


Negara Indonesia yang penetapan dan pemilihan anggotanya melalui pemilihan
umum (pemilu) legislative bersamaan dengan pemilihan langsung anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Sesuai dengan kedudukannya yang bersifat legislative,
maka secara umum, tugas MPR adalah untuk menjaga dan mengawasi lembaga
tinggi Negara yang bersifat eksekutif. MPR memiliki tugas dan wewenang
tersendiri yang telah disusun di dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Republik
Indonesia pasal 3 ayat 2dan pasal 8 ayat 3 tahun 1945.

MPR memiliki susunan keanggotaan yang dianut berdasarkan Undang-


Undang Pasal 2 ayat 1. Jumlah anggota MPR adalah 692, anggotanya terdiri dari
560 orang Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) dan 132 anggota yang berasal dari
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang keduanya dipilih langsung oleh rakyat
pada pemilihan umum. Masa tugas anggota MPR ialah 5 tahun terhitung semenjak
sumpah/janji yang diucapkan pada sidang paripurna MPR, dan diresmikan
keanggotaannya oleh keputusan presiden. Tugas anggota MPR akan berakhir
apabila telah terpilih anggota baru yang juga telah diambil sumpah/janjinya yang
dipandu ketua Mahkamah Agung (MA).

a. Tugas dan Wewenang MPR


Tugas dan wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat terdapat dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tugas dan
wewenang MPR adalah sebagai berikut.

11 | halaman
 MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD. 
 MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam
masa jabatannya. 
 Dalam hal terjadi kekosongan wakil presiden, selambat-lambatnya dalam
jangka waktu enam puluh hari, MPR menyelenggarakan sidang dalam
memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden.
 MPR melantik presiden dan/atau wakil presiden.
 Jika presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh wakil presiden
sampai habis masa jabatannya.
 Jika presiden dan wakil presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau
tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara
bersamaan, pelaksanaan tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama.
Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, MPR menyelenggarakan
sidang untuk memilih presiden dan wakil presiden dari dua pasangan  calon
presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang pasangan calon presiden dan wakil presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya, sampai akhir masa jabatannya.

b. Hak dan Kewajiban MPR

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiabnnya, anggota MPR dibekali oleh


hak dan kewajibannya yang ada pada individu mereka masing-masing. Berikut
merupakan hak dan kewajiban MPR.

 Mengajukan usul perubahan pasal UUD 1945.


 Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan.
 Memlih dan dipilih.
 Membela diri.
 Imunitas.
2. Presiden

12 | halaman
Kata presiden berasal dari Bahasa latin. Dalam Bahasa latin presiden berasal
dari dua kata yaitu pre dan sedere. Pre berarti sebelum dan sedere berarti
menduduki. Jika ditinjau dari arti katanya makan presiden berarti sebelum
menduduki. Kata menduduki disini merujuk pada makna duduk yang lebih luas
yaitu jabatan. Presiden merupakan suatu nama jabatan resmi yang digunakan untuk
pimpinan suatu organisasi, perkumpulan, perusahaan, perguruan tinggi, atau
pimpinan suatu negara. Umumnya istilah presiden digunakan untuk seseorang yang
memimpin suatu acara atau rapat atau biasa disebut ketua. Namun istilah ini secara
keseluruhan terus berkembang menjadi istilah yang tujukan untuk seseorang yang
memiliki kekuasaan atau jabatan eksklusif. Secara lebih spesifik. Istilah presiden
lebih utama digunakan untuk menyebutkan nama kepala Negara suatu negara yang
menganut pemerintahan yang berbentuk Republik, baik dipilih secara langsung
maupun tak langsung.
Indonesia merupakan negara yang berbentuk republik sehingga sebutan untuk
kepala negaranya adalah Presiden Presiden Indonesia. Presiden Indonesia adalah
kepala negara yang merangkap menjadi kepala pemerintahan.
a. Tugas dan Wewenang
Tugas presiden sebagai kepala pemerintahan yaitu.

 Presiden Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-


Undang dasar.
 Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
undang.
 Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
 Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten dan kota, provinsi dan kabupaten kota diatu dengan undang-
undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
 Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yangtelah disetujui
bertsama untuk menjadi undang-undang.
 Rancangan undang-undang anggaran pendapat dan belanja negara diajukan
oleh presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
dengan memperhatikan pertimabangan Dewan Perwakilan Daerah.

13 | halaman
 Anggota badan pemeriksaan keuangan dipilih oleh dewan perwakilan rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan dewan perwakilan daerah dan
diresmikan oleh presiden.
 Calon hakim agung diusulkan oleh komisi yudisial kepada dewan perwakilan
rakyat untuk mendapat persetujuan dan selanjutnya hakimagung ditetapkan
oleh presiden.
 Anggota yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan
persetujuan dewan perwakilan rakyat.
 Mahkamah konstitusi mempunyai Sembilan orang hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden.

Tugas presiden sebagai kepala negara yaitu.

 Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas kemiliteran yaittu Angkatan


Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
 Presiden mengangkat duta dan konsul.
 Presiden menerima dan menempatkan duta negara lain dengan
memperhatikan pertmbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.
 Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.
 Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah perdaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memlihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
 Negara menghormati dan memelihara Bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.
 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
 Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.

14 | halaman
 Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.

Wewenangnya presiden sebagai berikut.

 Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-Undang kepada Dewan


Perwakilan Rakyat.
 Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
 Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan
akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan
undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
 Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan
bahaya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang.
 Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.
 Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ).
 Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan undang-unndang.
 Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasehat dan pertimbangan kepada presiden, yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.
 Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undang - undang.

3. Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )

DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat merupakan suatu lembaga yang dalam
hal ini memiliki kekuasaan legislatif di dalam Negara. UUNRI Tahun 1945 pasal

15 | halaman
19 ayat 1,2 dan juga 3 menjelaskan bahwasanya anggota DPR dapat dipilih
melalui pemilihan umum. Susunan DPR dapat diatur menggunakan undang-
undang dan harus bersidang minimalnya satu kali dalam satu tahun. DPR atau
Dewan Perwakilan Daerah memiliki susunan tugas, fungsi, kedudukan dan
kewajibannya sebagai lembaga Negara.

Anggota DPR terdiri dari anggota politik yang telah dipilih dengan pemilihan
umum. Pasal 21 UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR,
didalamnya menjelaskan bahwa kursi yang ada didalamnya ialah sebanyak 560
bangku yang artinya hanya 560 orang yang dapat berada di tempat tersebut.
Untuk masa jabatan dari setiap anggota DPR ialah 5 tahun dan berakhir secara
bersamaan dimana anggota DPR yang baru mengucapkan janjinya sebagai
anggota DPR yang baru dengan panduan dari MK pada sidang paripurna.

a. Tugas dan Wewenang

Tugas dan wewenang DPR antara lain sebagai berikut.

 Dewan perwakilan rakyat (DPR) memegang kekuasaan membentuk


undang-undang.
 Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama.
 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan
undang-undang.
 Rancangan undang-undang APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas
bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPRD.
 Dewan Perwakilan rakyat “DPR” memiliki fungsi legislasi, fungsi
anggaran dan fungsi pengawasan.

b. Hak dan Kewajiban DPR dan Anggota DPR

Selain fungsi dan wewenang, DPR memiliki hak yang berhubungan


dengan fungsi dan wewenang DPR dalam pelaksanannya.

1) Hak-hak DPR yaitu sebagai berikut.

16 | halaman
 Hak Interpelasi, yaitu hak DPR untuk meminta sebuah keterangan
kepada pemerintah yang mengenai kebijakan pemerintah yang penting
dan strategis serta berdampak luas pada sebuah kehidupan masyarakat,
bangsa, dan bernegara.
 Hak Angket, yaitu hak DPR untuk melakukan sebuah penyelidikan
terhadap pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan
berdampak luas pada sebuah kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang diduga bertentangan dengan sebuah peraturan
perundang-undangan.
 Hak Menyatakan Pendapat, yaitu hak DPR yang dilakukan untuk
menyatakan sebuah pendapat atas kebijakan pemerintah dan kejadian
dari luar biasa yang terjadi di tanah air dan dunia internasional
 Hak Budget, yaitu hak untuk mengesahkan sebuah RAPBN menjadi
APBN
 Hak Bertanya, yaitu hak DPR untuk bertanya kepada pemerintah atau
presiden yang dilakukan secara tertulis.
 Hak Imunitas, yaitu hak yang tidak bisa digangu gugat di pengadilan
dari hasil keputusan yang dibuatnya
 Hak Petisi, yaitu hak untuk mengajukan usul atau anjuran serta
pertanyaan yang mengenai suatu masalah
 Hak Inisiatif,  yakni hak untuk mengajukan sebuah usulan atas
rancangan undang-undang
 Hak Amandemen, yakni hak untuk melakukan suatu perubahan alat
suatu rancangan udang-undang

2) Anggota DPR mempunyai kewajiban – kewajibannya antara lain


sebagai berikut.
 Memegang teguh dan mengamalkan nilai Pancasila
 Melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 dan menaati sebuah peraturan
perundang-undangan
 Mempertahankan dan memelihara sebuah kerukunan nasional dan
keutuhan NKRI

17 | halaman
 Mendahulukan suatu kepentingan negara diatas kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan
 Memperjuangkan dalam peningkatan kesejahteraan rakyat
 Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan sistem
pemerintahan negara
 Menaati suatu tata tertib dan kode etik
 Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain
 Menyerap dan menghimpun sebuah aspirasi konstituen melalui
kunjungan kerja secara berkala
 Menampung dan menindak lanjuti sebuah aspirasi dan pengaduan
masyarakat
 Memberikan suatu pertanggungjawaban secara moral dan politis
kepada konstituen di daerah pemilihannya.
4. Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK )

Badan Pemeriksa Keuangan atau disingkat dengan BPK adalah lembaga


tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. PBK masuk
dalam kategori lembaga yang mandiri dan bebas, pernyataan ini tercantum dalam
UUD 1945. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan tetap mempertimbangkan
DPD dan kemudian diresmikan oleh Presiden. Ada banyak aspek yang harus
diketahui tentang BPK. Beberapa aspek di antaranya sebagai berikut.

a. Keanggotaan BPK

BPK mempunyai 9 orang anggota, dengan susunan 1 orang Ketua


merangkap anggota, 1 orang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang
anggota. Anggota BPK memegang jabatan selama 5 tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan. Ketua dan Wakil Ketua
BPK dipilih dari dan oleh Anggota BPK dalam sidang Anggota BPK dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal
diresmikannya keanggotaan BPK oleh Presiden. Ketua dan Wakil Ketua
BPK terpilih wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya yang
dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung.

18 | halaman
b. Tugas dan Wewenang BPK
1) Tugas BPK

Dalam melaksanakan tugas – tugas, BPK mempunyai tugas – tugas


seperti berikut.

 Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang


dilakukan oleh BPK terbatas pada Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Bank Indonesia, Lembaga Negara lainnya, BUMN, Badan
Layanan Umum, BUMD, dan semua lembaga lainnya yang mengelola
keuangan negara.
 Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar undang-
undang tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
 Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja,
keuangan, dan pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
 Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus dibahas
sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara yang berlaku.
 Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
diserahkan kepada DPD, DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan
hasil pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, dan
Bupati/Walikota.
 Jika terbukti adanya tindakan pidana, maka BPK wajib melapor pada
instansi yang berwenang paling lambat 1 bulan sejak diketahui adanya
tindakan pidana tersebut.

2) Wewenang BPK

Dalam melaksanakan tugas, BPK mempunyai seperti berikut.

 Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan


pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan.
 Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh
setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

19 | halaman
Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan
lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
 Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang
milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata
usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara.
 Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada BPK.
 Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi
dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan
dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
 Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
 Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK
yang bekerja untuk dan atas nama BPK;
 Membina jabatan fungsional Pemeriksa;
 Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan.
 Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah.

5. Mahkamah Agung ( MA )

Mahkamah agung atau sering disingkat dengan MA ialah sebuah lembaga


tertinggi didalam sistem tata negara Republik Indonesia dalam kekuasaan
kehakiman. Mahkamah agung merupakan sebuah lembaga tinggi yang
membawahi berbagai badan peradilan. Badan-badan peradilan tersebut antara
lain seperti peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan
tata usaha negara.

20 | halaman
Di Negara Republik Indonesia ini, Mahkamah Agung merupakan lembaga
tinggi dalam kekuasaan kehakiman yang bersama dengan Mahkamah
Konstitusi. Lembaga tinggi negara di bidang kehakiman ini ialah salah satu
lembaga yang bebas dari berbagai macam cabang kekuasaan lembaga lainnya.
Dengan demikian maka Mahkamah Agung ini berdiri sendiri dan bebas dari
intervensi lembaga manapun.

a. Tugas dan Wewenang Mahkamah Agung ( MA )

1) Tugas Mahkamah Agung ( MA )

Adapun tugas atau fungsi Mahkamah Agung ialah sebagai berikut.

 Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan


peradilan di semua lingkungan peradilan dalam menjalan
kekuasaan kehakiman.
 Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim di semua
lingkungan peradilan dalam menjalankan tugasnya.
 Mengawasi dengan cermat semua perbuatan para hakim di semua
lingkungan peradilan.
 Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung
memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang dipandang perlu
baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.

2) Wewenang Mahakamah Agung ( MA )

Adapaun wewenang Mahkamah Agung “dalam lingkungan


peradilan” ialah sebagai berikut.

 Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, “terhadap putusan


Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua
Lingkungan Peradilan”.
 Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili.
 Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

21 | halaman
 Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang.
 Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan.
 Memberi petunjuka, teguran atau peringatan yang dipandang perlu
kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak
mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus
perkara.
 Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali pada
tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.

6. Mahkamah Konstitusi ( MK )

Mahkamah Konstitusi adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman


sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, sedangkan peran MK penting dalam mengharmoniskan
hubungan antar lembaga negara yang sering berbenturan. Untuk menjamin
akuntabilitas putusannya, hakim MK perlu dilengkapi kelompok ahli yang
berfungsi memberikan wawasan dan pertimbangan bagi MK. Banyaknya
lembaga negara baru yang muncul pasca reformasi menimbulkan konflik antar
lembaga yang mengganggu penyelenggaraan negara. Konflik antar lembaga
negara sebenarnya dapat diarahkan menjadi sesuatu yang konstruktif bagi
perkembangan demokrasi pada masa depan.

b. Tugas dan Wewenang Mahkamah Konstitusi


 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir

 Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945.
 Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.  
 Memutus pembubaran partai politik.  

22 | halaman
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

 Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai


pelanggaran hukum presiden dan/atau wakil presiden menurut
Undang – Undang Dasar.
7. Komisi Yudisial ( KY )

Komisi Yudisial ( KY ) adalah lembaga negara yang dibentuk


berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim. Komisi Yudisial merupakan lembaga negara
yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur
tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya.Komisi Yudisial bertanggungjawab
kepada publik melalui DPR, dengan cara menerbitkan laporan tahunan dan
membuka akses informasi secara lengkap dan akurat.

a. Tugas dan Wewenang Komisi Yudisial ( KY )


1) Tugas Komisi Yudisial ( KY )

 Melakukan pendaftaran calon hakim agung.


 Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung.
 Menetapkan calon hakim agung.
 Mengajukan calon hakim agung ke DPR.

2) Wewenang Komisi Yudisial ( KY )

 Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di


Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan.
 Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.
 Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH) bersama-sama dengan Mahkamah Agung.
 Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau
Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).

23 | halaman
8. Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah sebuah lembaga negara yang


anggotanya dipilih secara langsung oleh rakyat untuk mewakili daerah. Salah
satu gagasan lahirnya DPD adalah untuk meningkatkan keikutsertaan daerah
terhadap jalannya politik dan pengelolaan negara. Dengan demikian, DPD
dapat pula dipandang sebagai koreksi atau penyempurnaan sistem utusan
daerah di MPR (menurut ketentuan pasal 2 ayat (1) UUD 1945 sebelum
perubahan).

DPD terdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih melalui


pemilihan umum. Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak
empat orang. Jumlah anggota DPD tidak boleh lebih dari sepertiga jumlah
anggota DPR. Adapun peresmian keanggotaan DPD sekaligus peresmian
keanggotaan MPR yang ditetapkan satu naskah dalam keputusan presiden.

Nama-nama calon anggota DPD berdasarkan hasil pemilihan umum, secara


administrasi dilaporkan oleh KPU kepada presiden. Anggota DPD sebelum
memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yang
dipandu oleh ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPD. Tata cara
pengucapan sumpah/janji DPD diatur dalam peraturan tata tertib DPD.

a. Tugas dan Wewenang DPD

Tugas dan wewenang anatar lain yaitu.

 Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Perwakilan


Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.

24 | halaman
 Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;
pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan
pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas Rancangan
Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,
dan agama.
 Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak,
pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu
kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk
ditindak lanjuti.

b. Hak dan Kewajiban DPD


a. Hak DPD

DPD mempunyai haknya tersendiri antara lain yaitu.

 Menyampaikan usul dan pendapat


 Memilih dan dipilih
 Membela diri
 Imunitas
 Protokoler dan
 Keuangan dan administratif.

b. Kewajiban DPD

Kewajiban DPD yaitu.

 Mengamalkan Pancasila

25 | halaman
 Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-
undangan
 Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan
 Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan
keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia
 Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat dan daerah
 Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan golongan
 Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis
kepada pemilih dan daerah pemilihannya
 Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD dan
 Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya.

c. Kedudukan dan Fungsi DPD

DPD adalah suatu lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan


sebagai lembaga negara. DPD memiliki fungsi, yaitu sebagai berikut.

 Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan suatu


pertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu.
 Pengawasan atas pelaksanaan dalam undang-undang tertentu.

C. Lembaga Negara Indenpenden Negara Republik Indonesia

Selain kedelapan lembaga negara yang termasuk dalam lembaga eksekutif, legislatif,
yudikatif, dan eksaminatif masih terdapat lima lembaga negara indenpenden. Lembaga
negara indenpenden dibentuk dengan dasar hukum berbeda – beda, baik melalui konstitusi ,
undang – undang, maupun keputusan presiden. Lembaga negara indenpenden dibentuk
dengan tujuan menciptakan pemerintah yanh bersih, memiliki kredibilitas tinggi, dan terbatas
dari kepentingan politik tertentu. Lembaga negara indenpenden berdasarkan konstitusi di

26 | halaman
Indonesia antara lain Bank Indonesia, Komisi Pemilihan Korupsi, Tentara Nasional
Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan Komisi Pemilihan Umum. Berikut
penjelasan singkat beberapa lembaga negara di Indonesia.

1. Bank Indonesia

Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga
kestabilan nilai rupiah. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang
rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai
mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan
nilai tukar. Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, Bank Indonesia menerapkan
prinsip akuntabilitas dan transparansi melalui penyampaian informasi kepada masyarakat
luas secara terbuka melalui media massa setiap awal tahun mengenai evaluasi
pelaksanaan kebijakan moneter, dan serta rencana kebijakan moneter dan penetapan
sasaran-sasaran moneter pada tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga
disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR sesuai dengan amanat Undang-
Undang.

2. Komisi Pemberantas Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor


30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, KPK diberi
amanat melakukan pemberantasan korupsi secara profesional, intensif, dan
berkesinambungan. KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen, yang
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

KPK dibentuk bukan untuk mengambil alih tugas pemberantasan korupsi dari
lembaga-lembaga yang ada sebelumnya. Penjelasan undang-undang menyebutkan peran
KPK sebagai trigger mechanism, yang berarti mendorong atau sebagai stimulus agar
upaya pemberantasan korupsi oleh lembaga-lembaga yang telah ada sebelumnya menjadi
lebih efektif dan efisien.

Adapun tugas – tugas KPK yang dijalankan antara lain yaitu.

1) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana


korupsi.

27 | halaman
2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
4) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
5) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, KPK memiliki sejumlah wewenang sebagai berikut.

1) Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.


2) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
3) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi yang terkait.
4) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
5) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

3. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia memliki


peran penting dalam pertahanan da keamanan negara. Ketentuan ini diatur dalam pasal
30 UUD 1945. Dalam ketentuan pasal 30 ayat (3) dan ayat (4) dijelaskan bahwa
Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Laut, dan Udara sebagai alat
negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara. Adapun Kepolisian Negara Republik Indonesia sebgaai alat negara
yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

4. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM )

Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) adalah sebuah lembaga
mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya
dengan fungsi melaksanakan kajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi,
dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia.

28 | halaman
HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat
siapa pun.

Komnas HAM Bertujuan :

1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia


sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia.
2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

5. Komisi Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga negara yang menyelenggarakan


pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota
DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Komisi Pemilihan Umum tidak
dapat disejajarkan kedudukannya dengan lembaga -lembaga negara yang lain yang
kewenangannya ditentukan dan diberikan oleh UUD 1945.

Jadi Dapat disimpulkan Bahwa komisi pemilihan umum adalah lembaga negara
yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia yang bersifat nasional, tetap
dan mandiri (independen).

Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum


dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi
Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum
Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum,
KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut.

1) Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum.


2) Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai
peserta Pemilihan Umum.

29 | halaman
3) Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di
Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS.
4) Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah
pemilihan.
5) Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk
DPR, DPRD I dan DPRD II.
6) Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan
Umum.
7) Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
D. Tata Kelola Pemerintah Yang Baik

Menurut World Bank, Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen


pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi
dengan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan suatu konsep yang akhir - akhir ini
banyak dibahas dalam ilmu politik dan administrasi publik, terutama dalam hubungannya
dengan demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan
pembangunan masyarakat secara berkelanjutan.

Dalam tata kelola pemerintahan yang baik, terdapat 3 (tiga) unsur pokok yang bersifat
sinergis.

 Unsur pemerintah yang dipercaya menangani administrasi negara pada suatu periode
tertentu.
 Unsur swasta/wirausaha yang bergerak dalam pelayanan publik.
 Unsur warga masyarakat (stakeholders).

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan bentuk pengelolaan negara dan
masyarakat yang bersandar pada kepentingan rakyat. Pemerintah dan masyarakat duduk
bersama untuk membicarakan masalahmasalah yang dihadapi bersama dan sekaligus

30 | halaman
merencanakan bersama tentang sesuatu yang hendak dilakukan dan dikerjakan di masa
mendatang.

Menurut Laode Ida (2002), tatakelola pemerintahan yang baik memiliki sejumlah ciri
dan karakteristik sebagai berikut.

 Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,


terutama bekerja sama dalam pengaturan kehidupan sosial politik dan sosio-
ekonomi.
 Komunikasi, adanya jaringan multisistem (pemerintah, swasta, dan masyarakat)
yang melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas.
 Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), ada upaya untuk mendirikan
pemerintah (self governing) dalam mengatasi kekacauan dalam kondisi lingkungan
dan dinamika masyarakat yang tinggi.
 Keseimbangan kekuatan (balance of force), dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), ketiga elemen yang
ada menciptakan dinamika, kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerja sama.
 Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui koordinasi dan fasilitasi.

Dalam perkembangan selanjutnya, tata pemerintahan yang baik berkaitan dengan


struktur pemerintahan mencakup hal-hal sebagai berikut.

 Hubungan antara pemerintah dan pasar. Misalnya, pemerintah mengendalikan harga-


harga sembako agar sesuai dengan harga pasar.
 Hubungan antara pemerintah dan rakyat. Misalnya, pemerintah memberikan
pelayanan dan perlindungan bagi rakyat.
 Hubungan antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Misalnya, pemerintah
memberikan kesempatan kepada organisasi kemasyarakatan untuk berpartisipasi
dalam pembangunan.
 Hubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih (politisi) dan pejabat-pejabat yang
diangkat (pejabat birokrat). Misalnya, mengadakan pertemuan atau rembug antara
tokoh masyarakat, pejabat birokat atau politisi.

31 | halaman
 Hubungan antara lembaga pemerintahan daerah dan penduduk perkotaan dan
pedesaan. Misalnya, memberikan izin bertempat tinggal kepada penduduk pedesaan
yang bekerja di perkotaan.
 Hubungan antara legislatif dan eksekutif dalam membahas rancangan undang-undang
(RUU).
 Hubungan pemerintah nasional dan lembaga-lembaga internasional dalam menjalin
kerja sama di segala bidang untuk kemajuan bangsa.

Untuk mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan beberapa


persyaratan sebagai berikut.

 Mewujudkan efisiensi dalam menajemen pada sektor publik, antara lain dengan
memperkenalkan teknik-teknik manajemen perusahaan di lingkungan administrasi
pemerintah negara, dan melakukan desentralisasi administrasi pemerintah.
 Terwujudnya akuntabilitas publik, sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
 Tersedianya perangkat hukum yang memadai berupa peraturan perundangundangan
yang mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang baik.
 Adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap berbagai
kebijakan dan atau informasi yang bersumber baik dari pemerintah maupun dari
elemen swasta serta LSM.
 Adanya transparansi dalam perbuatan kebijakan dan implementasinya, sehingga hak-
hak masyarakat untuk mengetahui (rights to information) keputusan pemerintah
terjamin.

Salah satu wujud tata pemerintahan yang baik yaitu adanya citra pemerintahan yang
demokratis. Pemerintahan yang demokratis merupakan landasan terciptanya tata
pemerintahan yang baik. Pemerintahan yang demokratis menjalankan tata pemerintahan
secara terbuka terhadap kritik dan kontrol dari rakyat.

32 | halaman
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Mempelajari suprastruktur dan infrasturktur politik sebuah negara tidak akan lepas
dari pembahasan mengenai struktur politik. Struktur politik dapat dijumpai pada setiap
sistem politik di berbagai negara. Dalam suatu negara struktur politik dapat dipahami
sebagai pelembagaan hubungan organisasi antar komponen yang membentuk bangunan
politik berkaitan dengan alokasi nilai – nilai yang bersifat otoritatif. Nilai otoritatif
merupakan nilai yang dipengaruhi oleh distribusi dan penggunaan kekuasaan. Dengan
demikian, struktur politik dapat diartikan sebagai tata susunan kelembagaan dalam
kehidupan politik suatu bangsa dan negara yang terdiri atas suprastruktur dan
infrastruktur politik. Struktur politik memiliki hubungan dengan sistem politik sebuah
negara karena struktur politik akan membentuk sistem politik dalam negara.

Sedangkan, Infrastruktur politik adalah lembaga politik atau mesin politik informasl
( sifatnya tidak resmi ) yang beperan secara tidak langsung dalam pengambilan kebijakan
– kebijakan politik oleh suprastruktur politik. Infrastruktur politik ini merupakan
kekuatan yang berada dalam masyarakat. Meskipun sifatnya tidak resmi dan tidak secara
langsung memengaruhi kebijakan politik, kelompok ini pada kenyataannya memliki
kedudukan penting bagi keberlangsungan suatu pemerintahan. Untuk menyampaikan
aspirasinya infrastruktur politik dalam masyarakat membentuk atau bergabung dalam
kelompok – kelompok yang nantinya akan membawa aspirasi mereka ke parlemen
( legislatif ). Infrastruktur poltik sering disebut bangunan bawah, mesin politik informal,
atau mesin politik riil dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai kelompok. Kelompok

33 | halaman
tersebut dibentuk atas dasar kesamaan sosial, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan
lainnya.

Dalam membentuk lembaga – lembaga negara dengan menurutnya UUD Negara


Republik Indonesia 1945, kita juga membutuhkan tata kelola pemerintahan yang baik
supaya dalam suatu negara bisa berjalan dengan baik juga.

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan bentuk pengelolaan negara dan
masyarakat yang bersandar pada stakeholders. Pemerintah dan mayarakat duduk bersama
untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi bersama dan sekaligus
merencanakan bersama apa yang mau dilakukan dan hendak dikerjakan di masa
mendatang.

34 | halaman

Anda mungkin juga menyukai