CBR Sia Kel 8
CBR Sia Kel 8
OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam seisinya dan
juga manusia dengan berbagai kemampuan dan intelektual sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan critical book report mengenai “Sistem Akuntansi Persediaan”
Laporan ini ditulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah sekaligus pembimbing pada penulisan laporan
ini.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar
kedepannya penulis dapat memperbaiki segala kekurangan yang ada.
Penulis berharap mudah – mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi mahasiswa Universitas Negeri Medan.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali
dari pembeli?
7. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses?
8. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli?
9. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok?
10. Bagaimanakah prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang?
11. Bagaimanakah prosedur pengembalian barang gudang?
12. Bagaimanakah sistem penghitungan fisik persediaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui deskripsi dari persediaan.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah metode pencatatan persediaan.
3. Untuk mengetahui apa saja sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem
akuntansi persediaan.
4. Untuk mengetahui bagaimanakah proses pencatatan produk jadi.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dijual.
6. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
diterima kembali dari pembeli.
7. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk
dalam proses.
8. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dibeli.
9. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok.
10. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur permintaan dan pengeluaran barang
gudang.
11. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pengembalian barang gudang.
12. Untuk mengetahui bagaimanakah sistem penghitungan fisik persediaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut C. Rollin Niswonger dalam buku Prinsip-prinsip Akuntansi yang diterjemahkan
oleh Alfonsus Sirait mengatakan terdapat dua sistem persediaan (inventory system) yang
utama yaitu sebagai berikut:
1) Sistem Persediaan Periodik/Metode Fisik, dalam sistem persediaan periodik/metode
fisik, pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui
ayat jurnal penyesuaian. Semua pembelian barang dagangan dicatat pada rekening
pembelian dan penjualan, maka keluar masuknya barang tidak dapat diketahui secara
langsung sehingga untuk menghitung nilai persediaan barang dagangan dilakukan
pada akhir periode secara fisik. Persediaan barang dagangan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan tercatat nilai persediaan barang dagangan akhir.
2) Sistem Persediaan Perpetual/Metode Buku, dalam sistem persediaan perpetual/metode
buku, pencatatan dilakukan setiap terjadi transaksi yang dipengaruhi nilai persediaan
setiap saat. Untuk transaksi pembelian barang dagangan pada rekening persediaan
disebelah debit, sedangkan penjualan barang dagangan dicatat pada rekening
persediaan disebelah kredit. Selain itu dibantu dengan buku pembantu persediaan
barang dagangan dengan membuat kartu barang sehingga nilaipersediaan dapat
diketahui setiap saat.
Sedangkan menurut Henry Simamora dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan
Keputusan Bisnis Pencatatan: “Terdapat dua sistem untuk akuntansi persediaan barang
dagangan: sistem persediaan periodik dan sistem persediaan perpetual, dimana dalam sistem
persediaan periodik, tidak dilakukan upaya untuk membuat catatan-catatan persediaan yang
rinci dari jumlah barang dagangan yang ada di gudang sepanjang periode akuntansi.
Sedangkan dalam sistem persediaan perpetual, dibuat catatan-catatan perihal kuantitas dan
biaya perolehan masing-masing jenis persediaan pada saat barang dagangan tersebut dibeli
atau dijual” (2000 : 141). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa antara sistem
periodik dan perpetual memiliki perbedaan. Dalam sistem periodik yang dicatat hanya pada
transaksi pembelian saja, sehingga untuk mengetahui nilai persediaan barang dagangan harus
melakukan perhitungan fisik. Sedangkan dalam sistem perpetual pencatatan dilakukan setiap
terjadi transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan.
2.3 Sistem dan Prosedur yang Terkait dengan Sistem Akuntansi Persediaan
Sistem dan prosedur yang terkait dengan sistem akuntansi persediaan adalah:
1. Prosedur pencatatan produk jadi
2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual
4
3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli
4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan
produk dalam proses
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok
7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang
gudang
9. Sistem penghitungan fisik persediaan
a. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah laporan
produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai digunakan oleh bagian
gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi balam kartu gudang. Buki
memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan
produk jadi dalam kartu persediaan dan digunakan sebagai dokumen sumber dalam
mencatat transaksi selesainya produk jadi dalam jurnal umum.
b. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi
yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order pengiriman
diterima oleh bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah bagian gudang mengisi
surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada
bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat
kuantitas yang diserahkan ke bagian pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok
produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan atas
dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian penagihan.
c. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan pengeluaran barang
gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
d. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil
perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory tag) yang
digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil perhitungan
5
fisik (inventory summary) yang digunakan untuk meringkas data yang telah direkam
dalam hasil kartu perhitungan fisik persediaan, dan bukti memorial digunakan untuk
membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan
fisik ke dalam jurnal umum.
Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik persediaan adalah:
a. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga
pokok barang yang di simpan di gudang yang tercantum dalam kartu persediaan oleh
Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
b. Kartu Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk
memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang
yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian gudang,
berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
c. Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal umum digunakan untuk
mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena adanya perbedaan antara saldo
yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut penghitung fisik.
Pencatatan harga produk jadi dilakukan dengan mendebit rekening Persediaan Produk
Jadi dan mengkredit rekening Barang Dalam Proses. Disamping itu, kartu gudang yang
diselenggarakan di fungsi gudang diisi dengan tambahan kuantitas persediaan produk jadi
yang disimpan di gudang.
Tambahan produk jadi yang dikirim oleh fungsi produksi ke fungsi gudang dicatat oleh
Bagian Gudang di dalam kartu gudang berdasarkan laporan produk selesai yang diterima oleh
Bagian Gudang dari Bagian Produksi. Harga pokok produksi jadi yang ditransfer dari Bagian
Gudang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dan Bagian Jurnal.
Pencatatan harga pokok jadi dilakukan oleh Bagian Kartu Persediaan berdasarkan
laporan produk selesai yang diterima oleh Bagian Kartu Persediaan dari Bagian Produksi.
Berdasarkan laporan produk selesai tersebut, Bagian Kartu Persediaan menghitung harga
pokok produk selesai berdasarkan data biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam kartu
harga pokok produk pesanan yang bersangkutan. Total harga pokok produk ini dipakai
sebagai dasar untuk membuat bukti memorial, yang merupakan dokumen sumber bagi Bagian
Kartu Persedian untuk mencatat harga pokok produk selesai dalam kartu persediaan.
6
Bagian Jurnal mencatat harga pokok produk jadi di dalam jurnal umum berdasarkan
bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa kartu harga pokok dan
laporan produk selesai. Jurnal yang dibuat untuk mencatat harga pokok produk jadi adalah:
Bagian Kartu
Bagian Gudang Persediaan Bagian Jurnal
1
Diterima dari Laporan produk
Bagian produksi selesai
LPS
KHPP
Laporan produk
selesai
Bukti memorial
Menjumlahkan
total harga pokok
produk
Mencatat harga
Kartu harga
pokok produk
pokok
jadi
Kartu Membuat
N
Gudang bukti
memorial
Jurnal umum
LPS Selesai
KHPP
Bukti memorial
Kartu
persediaan
7
2.5 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual
Dokumen
Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan produk jadi adalah
surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order pengiriman diterima oleh Bagian
Gudang dari Bagian Order Penjualan. Setelah Bagian Gudang mengisi surat order pengiriman
dengan kuantitas produk jadi, Bagian Gudang akan melakukan pencatatan ke dalam kartu
Gudang dan kemudian menyerahkan surat order pengiriman tersebut kepada Bagian
Pengiriman. Bagian Kartu Persediaan akan mencatat harga pokok produk jadi yang dijual ke
dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima dari Bagian Penagihan.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi
yang dijual adalah kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum. Kartu gudang ini
berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas persediaan produk jadi ketika terjadi transaksi
penjualan, sedangkan kartu persediaan berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas dan harga
pokok barang jadi yang dijual. Jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal harga pokok
produk jadi yang dijual untuk diposting ke dalam rekening kontrol Persediaan Produk Jadi.
Bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual ini dapat
dilihat pada Gambar 15.6 (halaman 564). Pada gambar tersebut dapat kita lihat bahwa Bagian
Kartu Persediaan secara periodik membuat rekapitulasi harga pokok produk yang dijual
berdasarkan data yang direkam dalam kartu persediaan. Total harga pokok produk yang
dijual selama periode tertentu yang dicantumkan dalam rekap harga pokok penjualan dipakai
oleh Bagian Kartu Persediaan untuk membuat bukti memorial.
Bukti memorial tersebut oleh Bagian Jurnal digunakan untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual ke dalam jurnal umum berikut:
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Produk Jadi xxx
8
Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal
Mulai 1
i
Membuat
rekapitul Secara periodik
asi HPP
Rekapitulasi
HPP
Membuat Bukti
Memorial Selesai
Jurnal
Rekap HPP Umum
Bukti
Memorial
Gambar 15.6 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual
2.6 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima Kembali dari
Pembeli
Apabila produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur
penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk
jadi dalam kartu gudang, serta menambah kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat
oleh Bagian Kartu Persedian dalam kartu persediaan produk jadi.
Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dikembalikan oleh pembeli adalah laporan penerimaan barang dan memo kredit. Laporan
penerimaan barang digunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat kuantitas poduk jadi yang
diterima dari pembeli ke dalam kartu gudang, sedangkan memo kredit yang diterima dari
9
Bagian Order Penjualan digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat kuantitas
dan harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli ke dalam kartu persediaan.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah kartu
gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan jika perusahaan
menggunakan jurnal khusus.
Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima
Kembali dari Pembeli
Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan prosedur pencatatan harga pokok
produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli dalam sistem retur penjualan.
Mengisi
harga
N pokok
barang pada
memo
kredit
Kartu LPB 1 N
Gudang
Memo 2
Selesai
Kredit
Jurnal
Retur
Penjualan
1
Kartu
Persedia
an
Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk yang Diteima Kembali dari Pembeli
10
Pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima dari pembeli dilakukan oleh
Bagian Kartu Persediaan berdasarkan memo kredit yang diteima dari Bagian Penerimaan
melalui Bagian Piutang. Bagian Kartu Persediaan mengisi harga pokok produk jadi yang
diterima kembali berdasarkan data harga pokok per unit yang tecantum dalam kartu
persediaan yang bersangkutan. Total harga pokok penjualan tesebut kemudian dicantumkan
di dalam bukti memorial dan dijadikan sebagai dokumen sumber pencatatan ke kartu
persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan.
Transaksi tersebut oleh bagian jurnal dicatat dalam jurnal retur penjualan berdasarkan
memo kredit yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang.
Persediaan Produk Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
11
Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan HPP dalam Proses
Di dalam bagan alir tersebut dapat kita lihat bahwa Bagian Kartu Persediaan melakukan
penghitungan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode akuntansi
berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok produk. Laporan produk dalam
proses yang diterima Bagian Kartu Persediaan dari bagian Produksi berisi informasi kuantitas
produk dalam proses dan taksiran tingkat penyelesaian produk dalam proses yang ada di
fungsi produksi pada akhir periode akuntansi. Data harga pokok persediaan produk dalam
proses digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk membuat dua macam bukti memorial,
yaitu:
12
a. Bukti memorial yang digunakan untuk mencatat besarnya biaya overhead pabrik yang
diperhitungkan ke dalam harga pokok produk dalam proses berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka. Berikut ini adalah jurnal umum yang dibuat:
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xxx
b. Bukti memorial yang digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan produk
dalam proses pada akhir periode akuntansi. Berikut ini adalah jurnal umum yang
dibuat:
Persediaan Produk dalam Proses xxx
Barang dalam Proses xxx
Dokumen
Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli
Bagian utang membuat bukti kas keluar sebagai dokumen sumber pencatatan harga
pokok persediaan yang dibeli berdasarkan dokumen pendukung berupa surat order pembelian
yang diterima dari bagian pembelian, laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian
penerimaan, dan faktur dari pemasok yang diterima dari pemasok melalui bagian pembelian.
Oleh bagian utang, bukti kas keluar dicatat di dalam register bukti kas keluar dengan jurnal:
Persediaan xxx
13
Berdasarkan bukti kas keluar, bagian kartu persediaan mencatat rincian persediaan yang
dibeli di dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Bagian gudang mencatat tambahan
kuantitas persediaan yang dibeli di dalam kartu gudang berdasarkan laporan penerimaan
barang yang diterima oleh bagian gudang dari bagian pengiriman.
Dari pemasok via
Dari pemasok Dari bagian pembelian 1 3 2
Mulai Bagian pembelian
Menerima barang
Dari pemasok
Dari bagian Disertai dengan
pembelian Surat pengantar
3 4 1 2 2
Laporan
SOP Surat Pengantar SOP LPB Faktur Bukti Kas Keluar
Penerimaan Barang
Memeriksa Membandingkan
barang yang faktur dari pemasok
diterima dgn SOP dan LPB Kartu Kartu
gudang gudang
N N
Membuat
Membuat
laporan
bukti kas
penerima
keluar
an barang
Selesai
SOP Faktur
SOP 3 LPB 1
3 SOP 4
2 3
1 2
Laporan
penerimaan barang 1
Bukti kas keluar
1 Dikirim ke
Bagian gudang Register
Bersamaan T Arsip bukti kas
bukti kas
Dengan barang Keluar yang belum
keluar 3
dibayar
Dokumen
a. Laporan pengiriman barang, digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas
persediaan yang akan dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang.
b. Memo debit yang diterima dari bagian pembelian digunakan oleh bagian kartu
persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok ke dalam kartu persediaan.
14
Bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok.
Bagian utang mencatat berkurangnya utang sebagai akibat dari retur pembelian dengan
cara mengarsipka memo debit (yang dilampiri dengan laporan pengiriman barang) di dalam
arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid voucher file). Karena perusahaan
menggunakan voucher payable system dalam pencatatan utangnya, catatan utang
diselenggarakan dalam bentuk arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.
15
Bagian Gudang Bagian Pengiriman Bagian Utang Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal
Diterima dari
Bagian Pembelian 1 LPB 1 LPB 1
2 LPB
4 Laporan pengiriman 2
2 2
3 1 barang
Memo Debit Memo Debet Memo debit Memo debit
Memo Debit
4
3
Memo Debit
Membuat 2
laporan 1 LPB 1
4 pengiriman Memo Debit
2
3 barang
Memo debit
Memo Debit
4
Memo Debit 3 Selesai
2
1
Laporan pengiriman
barang
Kartu
Dikirim ke
Gudang 1 Kartu Jurnal retur
pemasok
persediaan pembelian
3 4 5
Dikirim ke
pemasok
sebagai
1 packing
slip
Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah bukti permintaan dan pengeluaran
barang gudang (BPPG) . Bukti ini dipakai oleh bagian gudang untuk mencatat pengurangan
persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk
mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena pemakaian intern. Bukti
ini juga dipakai sebagai dokumen sumber dalam pencatatan pemakaian persediaan ke dalam
jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum.
16
Bagan Alir Dokumen Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
Bagian Kartu
Bagian Produksi Bagian Gudang Bagian Kartu Biaya Bagian Jurnal
Persediaan
Mulai 3 1 2 4 5
2 3 1
Membuat BPPG 2 BPPG 1
BPPBG BPPG 1
1
BPPBG BPPG
3
Mengisi harga
2 N
pokok pada
1 BPPBG
BPPBG Menyerahkan
barang
5
Jurnal
1 pemakaian
BPPG bahan
N
Mengisi baku
1 kuantitas
barang yang
diserahkan
kepada BPPG
4 Selesai
3
2
1 Kartu Harga
BPPBG Pokok
Kartu Produk
Persediaan
2
N
Kartu
Gudang
3
17
Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pegembalian barang gudang adalah bukti
pengembalian barang gudang. Dokumen ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat
tambahan kuantitas persediaan kedalam kartu gudang. Dokumnen ini juga digunakan oleh
bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan
kedalam kartu persediaan, berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya, dan pengembalian
barang gudang tersebut ke dalam jurnal umum.
Bagian Kartu
Bagian Produksi Bagian Gudang Bagian Kartu Biaya Bagian Jurnal
Persediaan
Mulai 1 2 3 5
1
Membuat 2 BPBG 1
BPBG BPPG 1
1
BPBG BPBG
3
Mengisi harga
2
pokok pada
1 BPBG
BPBG
4
1 Jurnal
BPBG Umum
N
Menandatangani
BPBG lb ke 1 sbg
tanda terima
barang
Bersama dengan
3 Selesai
3
barang N
Kartu
Gudang
Sistem akuntansi persediaan dalam sebuah perusahaan tidak lepas dari perlunya
penghitungan fisik persediaan yang merupakan salah satu unsur pengendalian internal.
Sistem penghitungan fisik persediaan digunakan untuk menghitung secara fisik persediaan
yang disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban
bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, keandalan catatan persediaan,
18
dan untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan. Gambar berikut menujukkan
bagan alir dokumen sistem penghitungan fisik persediaan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang
disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur
penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya pada
perusahaan manufaktur. Sistem akuntansi persediaan dalam bab ini terdiri dari jaringan
prosedur berikut ini: (1) prosedur pencatatan produk jadi, (2) prosedur pencatatan harga
pokok produk jadi yang dijual, (3) prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
idterima kembali dari pembeli, (4) prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali
harga pokok persediaan produk dalam proses, (5) prosedur pencatatan harga pokok
persediaan yang dibeli, (6) prosedur pencatatan harga persediaan yang dikembalikan kepada
pemasok, (7) prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, (8) prosedur pencatatan
tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang, dan (9) sistem
penghitungan fisik persediaan.
3.2 Saran
Setelah membaca materi yang telah dipaparkan, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari teman- teman agar pembuatan makalah kedepannya lebih baik. Dan kami
mengharapkan agar kiranya pembaca dapat memahami dan mempraktikkan sistem akuntansi
persedian dengan benar.
20
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Niswonger, C.R., Fess, E.P., Warren, C.S. Prinsip-Prinsip Akuntansi Edisi 19. Jakarta:
Erlangga
21