Anda di halaman 1dari 22

LECTURE NOTES

BUSS6189 – Business Sustainability


Week ke - 5

Peran Keuangan dan Akuntansi


dalam Keberlanjutan
LEARNING OUTCOMES
1. Peserta diharapkan mampu memahami penggunaan metrik dan alat dalam mengelola kinerja
keberlanjutan

2. Peserta diharapkan menjelaskan manfaat pelaporan keberlanjutan dalam perusahaan

3. Peserta dapat menjelaskan pendorong laporan keberlanjutan

OUTLINE MATERI :

5.1. Mengukur Kinerja Keberlanjutan


5.2. Metrik Keberlanjutan
5.3. Alat Ukur Keberlanjutan
5.4. Laporan Kinerja Berkelanjutan

BUSS6189 – Business Sustainability


LECTURE NOTE WEEK 5
5.1. Mengukur Kinerja Keberlanjutan
Salah satu alasan sebagian besar perusahaan belum sepenuhnya mengintegrasikan
keberlanjutan ke dalam model bisnis mereka adalah karena mereka tidak memiliki metrik
pengukuran yang dapat diandalkan untuk memahami dampak bisnis perusahaan terhadap
komunitas dan lingkungan. Akibatnya, banyak bisnis memiliki fokus terbatas jangka pendek
pada laba keuangan perusahaan saja.
Lainnya halnya dengan PUMA, salah satu perusahaan
gaya hidup olahraga terkemuka di dunia yang merancang dan
mengembangkan alas kaki, pakaian dan aksesoris, bekerja
sama dengan Trucost PLC, sebuah perusahaan yang
menyediakan data, metrik, dan wawasan, untuk mengukur
biaya dampak lingkungan produk PUMA. PUMA
mengembangkan analisis Environmental Profit & Loss (EP&L) dalam rangka menunjukkan
emisi gas rumah kaca, limbah, polusi udara, penggunaan air, dan dampak penggunaan lahan dari
seluruh rantai nilai produk PUMA, dari ekstraksi bahan baku, proses produksi, dan bahkan
penggunaan konsumen termasuk mencuci, mengeringkan, dan membuang produk alas kaki
PUMA. Seringkali biaya dan kewajiban lingkungan disembunyikan dalam rantai nilai
perusahaan dan tidak tercermin dalam harga barang atau jasa yang disediakan. Pada dasarnya,
biaya-biaya ini biasanya di eksternalisasi (barang atau jasa tertentu berdampak pada pihak ketiga
yang tidak terkait langsung dengan produksi atau konsumsi barang atau jasa tersebut) ke
lingkungan, publik, atau generasi mendatang.
Environmental Profit & Loss (EP&L) adalah alat analitik untuk mempromosikan
keberlanjutan. Dengan menyeimbangkan metrik pengukuran dampak lingkungan ke dalam
indikator keuangan, analisis EP&L memberi informasi tentang ketergantungan dan dampak
sumber daya, yang mudah dipahami kepada manajer perusahaan karena berhasil menerjemahkan
masalah lingkungan ke dalam istilah bisnis.
Metrik lingkungan memberikan informasi yang dapat bernilai di seluruh fungsi bisnis,
termasuk hubungan pemerintah, keuangan, desain produk, dan pemasaran. Selain itu, metrik
lingkungan, jika diterapkan dengan alat yang tepat, dapat digunakan pada tahap desain produk
untuk memproyeksikan dampak lingkungan siklus hidup dari produk tertentu sebelum
diproduksi.
5.1.1. Mengapa Perlu Mengukur dan Melaporkan?
Mengukur kinerja keberlanjutan diperlukan untuk menilai kinerja, menjelaskan
hasil, dan mengelolanya. Seperti yang peter Drucker terkenal katakan, "Anda tidak dapat
mengelola apa yang tidak dapat Anda ukur." Melaporkan kinerja keberlanjutan
perusahaan meningkatkan transparansi dengan meningkatkan visibilitas di sepanjang
rantai pasokan. Di mana dapat mengukur peningkatan akuntabilitas untuk kinerja dalam
suatu organisasi, melaporkan bahwa kinerja meningkatkan akuntabilitas antara organisasi
dan pemangku kepentingan eksternal, seperti pemerintah dan pelanggan. Informasi dari
umpan balik eksternal yang diperoleh perusahaan tentang pengungkapan pelaporan dapat
membantu manajemen risiko, perencanaan strategis, dan kepemimpinan.
Ketika mengukur dan melaporkan kinerja keberlanjutan dilakukan dengan benar,
memberikan manfaat pada perusahaan yaitu dapat meningkatkan akses pelanggan,
reputasi perusahaan, dan kredibilitas pemasaran. Dengan cara ini, praktik keuangan dan
akuntansi dapat memiliki implikasi terhadap kinerja keberlanjutan di seluruh kepatuhan
hukum, rantai pasokan, operasi, pemasaran, manajemen risiko, strategi bisnis, dan fungsi
kepemimpinan.
Apakah pemantauan dan pelaporan tentang keberlanjutan mempengaruhi pasar
modal, dan jika demikian, apa respons investor? Kinerja keberlanjutan menjadi perhatian
investor yang terus meningkat, terbukti dengan pertumbuhan indeks keberlanjutan untuk
bursa swasta dan publik. Pengungkapan dampak lingkungan dan sosial mungkin
diperlukan untuk memuaskan investor; memenuhi syarat untuk sertifikasi keberlanjutan
dari penyedia pihak ketiga; dan untuk mencapai daftar pada indeks tertentu, seperti
indeks Keberlanjutan Dow Jones.

Karena keseimbangan kekhawatiran pemangku kepentingan dan publik ini, maka


pelaporan keberlanjutan tidak selalu komprehensif. Masih ada pertanyaan terbuka tentang
sejauh mana data kinerja keberlanjutan harus diungkapkan dan siapa yang pada akhirnya
bertanggung jawab untuk menentukan apa itu informasi rahasia dan apa yang harus
diungkapkan ke publik. Para profesional perusahaan tetap tidak yakin atas manfaat

BUSS6189 – Business Sustainability


pelaporan — khususnya, masih ada ketidakpastian tentang bagaimana informasi yang
diungkapkan akan digunakan, dan apakah informasi yang diminta akan memberikan
potret kinerja berkelanjutan secara keseluruhan yang akurat. Meskipun ada kekhawatiran
dan ketidakpastian ini, tren pelaporan eksternal terus tumbuh, sebagian besar didorong
oleh "kewajiban memenuhi persyaratan pelanggan, menarik minat investor dan
menciptakan keunggulan kompetitif, terutama untuk bisnis yang berhadapan dengan
konsumen secara langsung.”
5.1.2. Peran Keuangan & Akuntansi
Ketersediaan sumber daya dan ketergantungan pada bahan baku seperti hasil
hutan, sumber daya air, dan logam dan mineral tanah langka, akan menimbulkan risiko
bisnis yang signifikan sehingga pada praktinya menjadi persyaratan untuk pengungkapan
dan pelaporan investor. Meskipun secara tradisional pengungkapan ini telah diperlakukan
sebagai diskresi (tindakan di luar peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh
unsur pemerintahan), ada sejumlah pelaporan keuangan dan standar akuntansi yang dapat
dibilang memerlukan pengungkapan ketergantungan bisnis pada layanan ekosistem atau
sumber daya alam melalui penggunaan akuntansi modal alam.
Ketika dampak masalah lingkungan terukur dalam hal keuangan, maka dapat dan
harus dimasukkan sebagai elemen kuantitatif dalam akun bisnis oleh profesional
keuangan dan akuntansi. Beberapa standar pengungkapan dan pelaporan keuangan yang
ada yang terkandung dalam Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International
Financial Reporting Standards /IFRS) dan Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards /IAS) dapat ditafsirkan dan diterapkan untuk
memerlukan pengukuran dan pengungkapan ketergantungan perusahaan pada modal
alam, keanekaragaman hayati, dan layanan ekosistem. Namun, jika risiko dan peluang
signifikan yang terkait dengan masalah lingkungan tidak diukur dan tidak ditetapkan
dalam nilai moneter, pada praktiknya maka akan dikeluarkan dalam perhitungan.

Mengukur kinerja berkelanjutan menggunakan indikator kinerja utama (Key


Performance Indicators/ KPI), metrik, serta alat analitik kualitatif dan kuantitatif. Fungsi
penerapan metrik dan alat analitik untuk kinerja perusahaan dan mengungkapkan hasil ini
kepada investor. Metode-metode ini telah disesuaikan untuk membantu para pemimpin

BUSS6189 – Business Sustainability


bisnis memantau, tolok ukur, dan mengungkapkan kinerja keberlanjutan perusahaan.
Indikator Kinerja Utama digunakan untuk mengukur kemajuan perusahaan
berdasarkan data yang berkaitan dengan misi, pemangku kepentingan, dan tujuan suatu
organisasi.
Menurut Federasi Akuntan Internasional, perusahaan harus mengembangkan
strategi pelaporan organisasi, termasuk dampak keberlanjutan dalam laporan keuangan
perusahaan, memberikan narasi alih-alih pelaporan numerik tentang masalah
keberlanjutan untuk meningkatkan transparansi dengan investor, memberikan penilaian
materialitas, dan mendapatkan tinjauan eksternal dan jaminan kualitas pengungkapan
keberlanjutan perusahaan. Kinerja berkelanjutan dapat dipromosikan melalui akuntansi
dengan mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan dan sosial ke dalam struktur ekonomi
perusahaan.
Federasi Akuntan Internasional memberikan pendekatan terintegrasi dalam
Kerangka Kerja Keberlanjutan 2.0. Kerangka kerja ini dibagi menjadi Strategi Bisnis,
Perspektif Operasional, dan Metode Pelaporan, dengan yang terakhir menyediakan daftar
isi format yang digunakan untuk pelaporan perusahaan kepada investor dan publik skala
tahunan. Sehingga yang dimaksud dengan Kerangka Kerja Keberlanjutan 2.0 adalah
kerangka kerja Federasi Akuntan Internasional untuk mengukur kinerja berkelanjutan
melalui akuntansi dengan mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan dan sosial ke dalam
struktur ekonomi sebuah perusahaan.
Para profesional keuangan dan akuntansi memiliki peran unik untuk berkelanjutan
di perusahaan. Berikut ini peran pejabat keuangan dalam perusahaan untuk konsep
keberlanjutan yaitu:
1. Monetisasikan tingkat ketergantungan modal alami dalam hal pendapatan, biaya, dan
status kekhawatiran.
2. Sertakan modal alam dalam penilaian risiko dan materialitas.
3. Bekerja sama dengan tim keuangan untuk membangun keterampilan analitik untuk
penilaian yang akurat tentang dampak organisasi, dan ketergantungan pada sumber daya
alam.

BUSS6189 – Business Sustainability


4. Mengungkapkan masalah lingkungan material menggunakan sistem jaminan kualitas
data.
5. Memasukkan biaya modal alam ke dalam aggaran keuangan dengan menggunakan
metode keuangan dan akuntansi yang ada.
6. Berkolaborasi dengan orang lain untuk mengembangkan alat baru untuk mengukur dan
melaporkan masalah sumber daya alam.
Peran Para Profesional Akuntansi dalam perusahaan untuk konsep keberlanjutan yaitu :
1. Mengembangkan metodologi untuk mengukur eksternalitas lingkungan menggunakan
keterampilan dan keahlian akuntansi yang unik.
2. Mengatasi masalah modal alam dalam laporan tahunan.
3. Patuhi pedoman akuntansi modal alami saat muncul.
4. Promosikan program percontohan untuk menguji metodologi akuntansi dengan klien.
5. Bekerja dengan badan pengawas tentang panduan pengungkapan dan praktik jaminan.
5.1.3. Model Bisnis Berkelanjutan berbasis informasi
Bagaimana metrik dan pelaporan sesuai dengan upaya keseluruhan untuk
mempromosikan bisnis yang berkelanjutan? Ketika diintegrasikan ke dalam informasi,
maka metrik dan pelaporan diperlukan untuk meningkatkan kinerja berkelanjutan di
semua bidang bisnis fungsional, termasuk hukum, rantai pasokan, operasi, pemasaran,
manajemen risiko, strategi bisnis, dan kepemimpinan. Model bisnis berkelanjutan yang
didorong oleh informasi menggunakan proses pengumpulan dan pengungkapan informasi
yang berkelanjutan yang memungkinkan perusahaan untuk responsif terhadap
kekhawatiran pemangku kepentingan dan pertimbangan lingkungan sambil memenuhi
tujuan kinerjanya sendiri (Gambar 1).
Model Bisnis Berkelanjutan Berbasis Informasi didefiniskan sebagai sebuah
proses pengumpulan dan pengungkapan informasi berkelanjutan yang memungkinkan
perusahaan responsif terhadap kekhawatiran pemangku kepentingan dan pertimbangan
lingkungan sambil memenuhi tujuan kinerjanya sendiri.

BUSS6189 – Business Sustainability


Sumber : Buku Foundations of sustainable business: Theory, Function, and Strategy. Halaman 133
Gambar 1. Model Bisnis Berkelanjutan Berbasis Informasi
Informasi mendorong perilaku bisnis yang berkelanjutan dengan berbagai cara.
Lingkungan eksternal perusahaan, termasuk isu global, tren pasar, dan faktor lingkungan,
adalah tahap yang terus berubah untuk kinerja perusahaan. Pengumpulan data eksternal
memungkinkan perusahaan untuk membangun kesadaran situasional dan mengukur
tekanan lingkungan eksternal. Melakukan analisis internal adalah analisis yang
memainkan peran utama, Anda tidak dapat melaporkan apa yang tidak diukur, dan tanpa
informasi dan data tentang kinerja sebelumnya dan saat ini, maka tidak ada cara yang
dapat diandalkan menjadi tolak ukur kemajuan atau kemunduran. Selama proses
pelaporan ke publik, informasi yang dikumpulkan selama analisis internal dimasukkan ke
dalam konteks data eksternal yang relevan dan diterbitkan dalam laporan tahunan.
Pendorong utama tanggung jawab sosial perusahaan dan pergeseran ke paradigma bisnis
yang berkelanjutan adalah permintaan dari pihak konsumen untuk transparansi
sehubungan dengan perilaku aktfitas perusahaan.

BUSS6189 – Business Sustainability


Data Eksternal berfungsi memungkinkan perusahaan untuk menetapkan
kesadaran situasional dan menilai tekanan lingkungan eksternal.
Analisis Internal adalah tolak ukur atau standar untuk menentukan kemajuan dan
kemunduran berdasarkan data kinerja masa lalu dan sekarang.
Proses pengumpulan, pemantauan, dan pelaporan informasi, dan mendengarkan
umpan balik, memungkinkan pembuat keputusan bisnis untuk secara strategis mengatasi
masalah kinerja yang berkelanjutan, untuk mengidentifikasi kekuatan, dan untuk terlibat
secara konstruktif dengan konsumen dan pihak lain yang terkena dampak aktifitas
perusahaan.
5.1.4. Pendorong Pelaporan Keberlanjutan
Di bidang keuangan, kinerja keberlanjutan dapat dijelaskan dalam hal isu
lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ ESG) serta
masalah lingkungan, kesehatan, dan keselamatan (Environmental, Health, and Safety
/EHS), yang mempengaruhi nilai keuangan perusahaan. Ada berbagai alasan mengapa
perusahaan mengungkapkan kinerja keberlanjutan perusahaan dengan memberikan
tanggapan terhadap permintaan informasi atau melalui laporan formal. Pendorong
pengungkapan meliputi manajemen risiko, kepatuhan hukum, keunggulan bersaing,
menarik minat investor, menanggapi permintaan pelanggan dan hubungan pemangku
kepentingan. Namun, hampir semua para profesional keberlanjutan (97%) menganggap
"menanggapi permintaan / pertanyaan pelanggan" sebagai faktor pendorong utama dalam
melaporkan kinerja yang berkelanjutan.
Pelaporan juga dapat menarik investor dengan meningkatkan peluang diakui oleh
pihak ketiga yang kredibel seperti penyedia peringkat dan manajer indeks ekuitas. Selain
itu, perusahaan yang melaporkan proyek kinerja berkelanjutan dan kemajuan dapat
menikmati kesuksesan jangka panjang di pasar modal dan premi dari investor. Bahkan
jika laporan keberlanjutan menunjukkan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas
konsumsi sumber daya atau polusi dalam jumlah besar, tindakan pengungkapan
menandakan komitmen terhadap transparansi, dan dengan demikian meningkatkan
kredibilitas publikasi perusahaan. Pada akhirnya, ada beberapa kemungkinan manfaat
dari pelaporan ke publik. Tentu saja, manfaat ini tidak dijamin. Manfaat tersebut antara

BUSS6189 – Business Sustainability


lain peningkatan akses pelanggan, citra publik, hubungan pemangku kepentingan, posisi
kompetitif, status pemasok unggulan pilihan, dinamika pasar, moral karyawan, minat
investor, dan akses ke modal.
Microsoft adalah salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia,
penyedia rangkaian alat perangkat lunak profesional Windows(R) seperti Word, Excel,
dan PowerPoint. Baru-baru ini, perusahaan melampaui aplikasi ilmu data untuk solusi
perusahaan dan secara eksplisit membebankan biaya pengelolaan lingkungan ke dalam
operasinya melalui semacam Harga Bayangan yang mengenakan biaya karbon internal
pada setiap metrik ton emisi. Harga Bayangan adalah praktik akuntansi menetapkan
nilai dolar untuk komoditas yang biasanya tidak diukur atau dihargai oleh pasar, untuk
tujuan melakukan analisis biaya-manfaat. Menurut Presiden Microsoft Brad Smith,
"Meskipun kami telah membuat kemajuan menuju tujuan kami untuk memangkas emisi
karbon operasional kami sebesar 75% pada tahun 2030, jumlah dan kecepatan perubahan
lingkungan dunia telah membuatnya semakin jelas bahwa kita harus berbuat lebih
banyak. Kami mengenakan hampir dua kali lipat biaya karbon internal kami menjadi $ 15
per metrik ton pada semua emisi karbon." Brad menambahkan "Kami juga akan
meluncurkan inisiatif cloud berbasis data menggunakan Internet of Things (IoT),
blockchain, dan kecerdasan buatan (AI) untuk memantau kinerja dan merampingkan
penggunaan kembali, penjualan kembali, dan daur ulang aset pusat data kami, termasuk
server. Data adalah bagian penting dari pekerjaan kami dan transisi global ke masa depan
rendah karbon. Data dapat membantu memberi tahu kami tentang kesehatan planet kita,
termasuk kondisi udara, air, tanah, dan kesejahteraan satwa liar. Tetapi kita
membutuhkan bantuan teknologi untuk menangkap sejumlah besar data ini dan
mengubahnya menjadi kecerdasan yang dapat ditindaklanjuti.”
5.2 Metrik Keberlanjutan
5.2.1. Apa itu Metrik?
Metrik adalah standar pengukuran yang dirancang untuk menangkap informasi penting
tentang kinerja perusahaan. Metrik keberlanjutan adalah langkah-langkah yang digunakan untuk
menghitung dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari layanan atau produk. Metrik
memungkinkan pengambilan keputusan yang objektif berdasarkan data. Metrik yang berbasis
akuntansi modal alam dapat memainkan peran penting dalam keputusan strategi investasi, seperti

BUSS6189 – Business Sustainability


mengurangi risiko investasi, memahami dampak regulasi, menciptakan produk investasi, dan
menghasilkan pengembalian investasi aktif yang disesuaikan dengan risiko.
Metrik memberikan informasi tentang kinerja keberlanjutan perusahaan yang dapat
digunakan untuk pemasaran serta untuk memenuhi kewajiban pelaporan aktivitas perusahaan.
Pemasaran tergantung pada informasi ini untuk memberi tahu konsumen tentang konteks dan
hasil komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Menerapkan metrik untuk operasi bisnis
memberikan data empiris yang objektif kepada pemasar yang mereka butuhkan untuk mematuhi
pedoman pemasaran yang berkelanjutan.
Untuk mengelola upaya keberlanjutan, metrik keberlanjutan digunakan untuk mengukur
perbaikan atau kekurangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang bertahap dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, perusahaan yang menerapkan metrik dan mengungkapkan kinerja keberlanjutan
mampu lebih efektif memasarkan diri dan mengelola kinerja ini. Perlu diperhatikan bahwa tidak
ada indikator keberlanjutan universal yang relevan dengan semua bisnis di semua perusahaan,
dan mungkin tidak ada rumus yang ditetapkan untuk ruang lingkup dan konten pengungkapan
yang sesuai dalam pelaporan yang dilakukan perusahaan. Namun, sebagian besar bisnis dapat
menarik dari kerangka kerja umum yang dibahas di sini untuk mengembangkan metrik khusus
yang sesuai dan berwawasan luas mengingat lingkungan operasi dan model bisnis tertentu.
Mengukur ketergantungan modal alam di seluruh sektor industri memungkinkan investor,
regulator, dan pemimpin untuk memahami risiko dampak lingkungan (polusi, penggunaan bahan
baku, ekstraksi, pemrosesan, dan distribusi) dalam keterkaitan dengan bisnis. Metrik
memungkinkan perusahaan untuk mengukur kemajuan menuju tujuan serta menentukan nilai
bisnis investasi keberlanjutan. Dalam konteks keberlanjutan, perusahaan dapat menggunakan
metrik sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk mengukur manfaat dan biaya yang timbul dari
Sebagian besar aspek kegiatan organisasi dan rantai pasokan.
5.2.2. Konsep Triple Bottom Line (TBL)
Mengingat kembali 3 pilar dasar bahwa bisnis yang berkelanjutan secara tematis
melibatkan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuan utama pemimpin perusahaan menggunakan
pendekatan triple bottom line adalah (1) untuk menghindari biaya sosial dan lingkungan sekaligus
mengurangi biaya operasi dan (2) untuk menciptakan nilai finansial sekaligus menguntungkan
masyarakat dan lingkungan. Pendekatan triple bottom line untuk konsep bisnis keberlanjutan
berlaku dalam berbagai konteks manajemen, baik di sektor swasta atau publik.
Walaupun indikator dampak lingkungan dan sosial dapat melengkapi indikator keuangan
tradisional kinerja bisnis, perlu diingat bahwa ilmu pemantauan kinerja berkelanjutan masih

BUSS6189 – Business Sustainability


berkembang, dan perusahaan seharusnya tidak berharap adanya metrik tunggal, komprehensif,
terintegrasi, dan utama untuk bisnis berkelanjutan. Pendekatan triple bottom line adalah kerangka
kerja pengorganisasian yang membantu untuk mengumpulkan data dari berbagai metrik untuk
memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kesehatan dan dampak organisasi.
Menggunakan kerangka kerja triple bottom line akan membantu analisis/ mengidentifikasi biaya
bisnis nonmoneter, langkah awal dalam proses mengurangi eksternalitas kegiatan bisnis.
5.2.3 Metrik Kinerja Keberlanjutan
Metrik baru, di luar metrik keuangan dan akuntansi tradisional, memberikan wawasan
tentang kinerja keberlanjutan organisasi. Seperti indikator keuangan tradisional, beberapa metrik
ini sebenarnya adalah rasio dua atau lebih titik data yang terpisah. Perlu diingat bahwa metrik
berikut ini tidak eksklusif—masih banyak metrik lain yang ada atau dapat dikembangkan di masa
mendatang. Bagian ini hanya menjelaskan beberapa metrik baru yang menarik yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja berkelanjutan, terutama yang berfokus pada dampak
lingkungan
1. Emisi Gas Rumah Kaca
Emisi gas rumah kaca menunjukkan kontribusi
perusahaan terhadap perubahan iklim. Perusahaan dapat
menilai berapa ton emisi karbondioksida atau metana
yang dihasilkan dari operasional perusahaan, jumlah
yang keluar dari tumpukan asap pabrik, knalpot
kendaraan dari bahan bakar transportasi, dan dari
konsumsi listrik ke fasilitas daya, panas, sejuk, dan
penerangan. Perusahaan melacak emisi karbon untuk
melaporkan risiko bahan bakar fosil tersembunyi dan untuk mengurangi potensi
kewajiban dari pajak karbon. Perusahaan yang memantau emisi karbon telah
menunjukkan kinerja keuangan yang lebih besar daripada rata-rata untuk bisnis global
lainnya.
2. Bagi Hasil dari Produk Berkelanjutan
Dengan mengukur jumlah pendapatan tahunan yang berasal dari produk atau
layanan berkelanjutan, perusahaan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang laba
atas investasi (ROI) untuk inisiatif keberlanjutan. Kadang-kadang manfaat dari hasil
produk berkelanjutan ke aspek bisnis lain berdasarkan efek halo.

BUSS6189 – Business Sustainability


Perusahaan seperti Campbell (perusahaan sup) yang menjual produk "lebih baik
untuk Anda" dengan menggunakan data untuk mendukung klaim perbaikan dengan
melaporkan pertumbuhan pendapatan dan keuntungan operasi perusahaan yang kuat.
3. Rasio Efisiensi Real Estate
Mengukur jumlah energi, air, dan sumber daya yang dikonsumsi per kaki persegi
real estate yang milik perusahaan dapat membantu pengurangan biaya. Perushaan real
estate Trane menyadari penghematan energi rata-rata 25% dalam mengurangi biaya
operasional sebagai akibat dari pelacakan rasio ini (Sustainable Buildings | Commercial
Real Estate | Trane Commerc https://www.trane.tm/commercial/global/middle-
east/en/markets/commercial-real-estate.htmlial)
4. Kartu Skor Seimbang/ Balance Scorecard
Mengintegrasikan informasi keuangan dan operasional dalam satu kartu skor
memungkinkan manajer untuk mengidentifikasi hubungan real-time antara dinamika
pasar, inisiatif keberlanjutan, efisiensi operasi, dan peningkatan laba. Informasi yang
lebih baik membuat manajemen yang lebih baik.
5. Nilai Modal Manusia/ Human Capital Value
Sumber Daya Manusia (SDM) biasanya dikategorikan sebagai pengeluaran
neraca, tetapi ternyata tidak berwujud seperti "kekuatan orang" berkontribusi lebih pada
nilai pasar daripada nilai buku. Metrik baru untuk nilai sumber daya manusia, seperti
yang dikembangkan oleh Infosys, memastikan evaluasi yang tepat terhadap SDM sebagai
aset produktif. Perhitungan yang tepat untuk nilai SDM memungkinkan pemanfaatan
SDM yang optimal.
6. Percent Nature Mimicked
Penggunaan layanan ekosistem untuk mencapai remediasi lingkungan yang jika
tidak memerlukan pengeluaran modal besar harus dipahami sebagai biaya yang dihindari.
Perusahaan Kimia Dow yang berlokasi di
Midland, Michigan, USA bermitra dengan
The Nature Conservancy untuk merancang
area perawatan lahan basah yang meniru
proses biologis alam untuk menyerap
polutan. Membuat alam buatan
memungkinkan perusahaan Dow untuk menghindari biaya sebesar $ 40 juta untuk pabrik
pengolahan air dan sebaliknya membangun fasilitas yang harganya hanya $ 1,4 juta dan

BUSS6189 – Business Sustainability


memanfaatkan proses alami untuk mencapai hasil yang sama (Understanding Dow
https://www.nature.org/en-us/about-us/who-we-are/how-we-work/working-with-
companies/transforming-business-practices/understanding-dows-nature-goal/s Nature
Goal).
7. Intensitas Air Per Unit Produk
Metrik ini melacak penggunaan air dalam proses
melalui seluruh rantai pasokan dan proses produksi untuk
jangka waktu tertentu dan membagi total volume air oleh
unit produksi. Mengisolasi satu input sumber daya dapat
memfokuskan analis pada masalah lingkungan yang paling
kritis. Contohnya Pada tahun 2012, Coca-Cola mengurangi
intensitas air minuman kemasan mereka sebesar 20% yang
diukur terhadap baseline 2004. Pada tahun 2017, efisiensi
air Coca-Cola telah mencapai peningkatan 29,3% selama baseline 2004 ketika
perusahaan mulai melaporkan. Perbaikan inkremental bertambah seiring waktu. Upaya
ini mengurangi risiko kekurangan air dari menguras akuifer (https://www.coca-
colacompany.com/news/improving-our-water-efficiency)
Setelah metrik yang berguna dikembangkan, perlu juga untuk menentukan apakah kinerja dalam
hal metrik ini harus dilaporkan kepada pemegang saham. Jika metrik dapat menunjukkan risiko bisnis,
seperti emisi polusi, ketergantungan air, atau perdagangan manusia, karenanya harus diungkapkan kepada
pemegang saham.
5.3 Alat Ukur Keberlanjutan
Manajemen kinerja berkelanjutan mengharuskan memilih metrik yang sesuai dan menerapkan
alat analitik yang sesuai untuk data perusahaan. Alat analitik adalah metode dan perangkat yang
memungkinkan menganalisis dan menginterpretasikan informasi. Alat keberlanjutan adalah kerangka
analitik untuk menerapkan metrik pada dimensi lingkungan kinerja bisnis. Kerangka kerja Analitik Alat
Keberlanjutan untuk menerapkan metrik pada dimensi sosial dan lingkungan kinerja bisnis.
Terdapat berbagai alat analitik yang tersedia untuk manajemen kinerja berkelanjutan. Misalnya,
analisis jejak lingkungan (Environmental Footprint) mengungkapkan dampak yang ditimbulkan oleh
operasi bisnis, termasuk produksi dan transportasi, dalam hal polutan beracun dan gas rumah kaca yang
dipancarkan, dan sumber daya air yang dikonsumsi atau terganggu. Analisis jejak lingkungan adalah alat,
sedangkan polutan beracun, emisi gas rumah kaca, dan konsumsi air semuanya adalah metrik. Sedangkan
"emisi karbon" adalah metrik, "jejak karbon" adalah alat.

BUSS6189 – Business Sustainability


5.3.1. Perhitungan Modal Alam
Perhitungan modal alam melibatkan pengukuran, pengelolaan, dan pelaporan
eksternalitas lingkungan perusahaan untuk menginformasikan pengambilan keputusan
persuahaan. Untuk mengelola risiko ketergantungan kepada sumber daya alam, harga komoditas
yang bergejolak, anjuran melakukan transparansi yang diminta investor, dan peraturan
pemerintah yang semakin ketat, perusahaan harus memiliki beberapa dasar objektif dan empiris
untuk mengukur sejauh mana kegiatan perusahaan berdampak pada sumber daya alam dan
manusia, serta biaya yang akurat untuk dampak yang ditimbulkan tersebut. Kasus bisnis untuk
perhitungan modal alam dari ketergantungan perusahaan pada sumber daya lingkungan. Trucost
adalah perusahaan yang membuat perkiraan tentang biaya tersembunyi penggunaan sumber daya
alam yang tidak berkelanjutan oleh perusahaan. Trucost didirikan pada tahun 2000 dan memiliki
kantor pusat di London. Perusahaan Trucost melakukan valuasi ekonomi faktor lingkungan dalam
seluruh rantai nilai perusahaan dengan memberikan data modal alami dalam hal keuangan
menggunakan analisis biaya lingkungan.
5.3.2 Penilaian Siklus Hidup/ Life Cycle Assessment (LCA)
Penilaian siklus hidup mengungkapkan dampak lingkungan dan kesehatan manusia dari
suatu produk atau layanan. Menurut United Nations Environment Program/Society of
Environmental Toxicology and Chemistry (UNEP/SETAC), yang mengembangkan Penilaian
Siklus Hidup Sosial untuk produk, siklus hidup produk mencakup "semua tahap sistem produk,
dari penggabungan bahan baku atau produksi sumber daya alam hingga pembuangan produk di
tahap akhir, termasuk mengekstraksi dan pengolahan bahan baku, manufaktur, distribusi,
penggunaan, penggunaan kembali, pemeliharaan, daur ulang dan pembuangan akhir (yaitu,
cradle-to-grave). Tahap LCA melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan tujuan dan ruang lingkup: tahap LCA dimulai dengan pernyataan eksplisit
tentang tujuan dan ruang lingkup penelitian, yang menetapkan konteks penelitian dan
menjelaskan bagaimana dan kepada siapa hasilnya akan dikomunikasikan, termasuk persyaratan
standar ISO untuk komunikasi tentang lingkungan.
2. Analisis Inventaris Siklus Hidup / Life Cycle Inventory (LCI): Buat inventaris siklus untuk
sistem produk menggunakan diagram alir. Grafik ini mencakup input air, energi, dan bahan baku,
dan pelepasan polusi ke udara, darat, dan air.
3. Penilaian Dampak: Fase LCA ini bertujuan untuk mengevaluasi signifikansi potensi dampak
lingkungan berdasarkan hasil aliran LCI.

BUSS6189 – Business Sustainability


4, Interpretasi: Mengidentifikasi, mengukur, memeriksa, dan mengevaluasi informasi dari hasil
inventaris siklus hidup dan/atau penilaian dampak siklus hidup. Hasil interpretasi adalah
serangkaian kesimpulan dan rekomendasi yang disesuaikan untuk masing masing pihak yang
berkepentingan (mitra rantai pasokan, produsen, pelanggan, dll.).
Analisis siklus hidup mencakup kinerja semua bagian dalam rantai pasokan produk,
mulai dari desain produk dan kemasan, hingga sumber daya, manufaktur, transportasi, penjualan,
penggunaan produk, dan pembuangan. Mengelola siklus hidup produk keseluruhan dimulai dari
merancang produk dengan memperhatikan efisiensi lingkungan dan penghematan biaya dan
inovasi produk, hal ini sangat penting. Untuk melakukan ini, terlebih dahulu membutuhkan
keselarasan dalam perusahaan, termasuk keterlibatan dari tim merchandising, sumber, dan desain
produk dan kemudian kemitraan dengan pemasok. Analisis siklus hidup, melalui beberapa
tahapan dan niat bersama serta informasi melalui rantai pasokan perusahaan untuk menilai (dan
mengurangi) dampak buruk produk secara akurat. Misalnya, perusahaan farmasi Eli Lilly
mengambil pendekatan siklus hidup untuk mengelola dampak lingkungan dari produk farmasi
perusahaannya. Perusahaan memiliki strategi yang berbeda untuk mengelola dampak penelitian
dan pengembangan, bahan dan sumber daya alam, manufaktur, penjualan dan pemasaran,
transportasi dan kemasan produk, penggunaan produk, dan produk pada fase akhir masa pakai.

Sumber : Buku Sustainability: Fundamentals and applications. Halaman 38


Gambar 2. Life Cycle Assessment

BUSS6189 – Business Sustainability


5.3.3 Analisis Jejak Lingkungan/ Environmental foot-printing Analysis
Analisis jejak lingkungan dapat digunakan untuk menentukan dampak agregat atau
individual pada perubahan iklim, kualitas udara, sumber daya air, hutan, perikanan, dan kualitas
tanah. Analisis Jejak lingkungan hadir dalam berbagai bentuk. Bagian ini akan membahas gas
rumah kaca dan sumber daya air.
Analisis jejak gas rumah kaca adalah alat bagi bisnis untuk menentukan dampak
perubahan iklim agregat yang disebabkan oleh polusi udara yang terkait dengan rantai
pasokan, fasilitas, produk atau layanan. Jejak gas rumah kaca dapat digunakan untuk
mengidentifikasi investasi yang paling hemat biaya dalam pengurangan emisi dalam
suatu perusahaan, serta untuk menentukan akuntabilitas proporsional untuk emisi di
antara perusahaan dalam rantai pasokan
Analisis jejak air mengukur penggunaan air, debit air yang tercemar, dan risiko
bisnis terkait air di berbagai konteks geografis dan sektor industri. Alat analisis jejak air
memungkinkan bisnis berkelanjutan untuk menjawab pertanyaan penting dengan
konsekuensi di semua aspek perusahaan. Alat-alat ini memfokuskan diskusi tentang
masalah material dengan mengidentifikasi fasilitas, produk, aktivitas rantai pasokan,
siklus hidup produk, dan operasi dengan dampak buruk paling signifikan terhadap Daerah
Aliran Sungai (DAS), kesehatan manusia, dan risiko bisnis. Banyak metrik dan alat
sumber daya air yang tersedia terbatas pada persediaan air permukaan. Namun, penarikan
air tanah yang tidak berkelanjutan sedang terjadi di seluruh dunia. Persediaan air tanah,
seperti akuifer air tawar, mengisi kembali perairan permukaan, seperti sungai. Penarikan
air tanah yang berlebihan, seperti dengan memompa sumur, dapat berdampaknya pada
penarikan air permukaan yang berlebihan.
5.4. Laporan Kinerja Berkelanjutan
Dengan menggunakan metrik dan alat yang berkelanjutan, perusahaan dapat mencapai
transparansi dengan melaporkan kinerja berkelanjutan mereka. Transparansi berarti mereka yang
terkena dampak perilaku perusahaan, baik investor, regulator, pelanggan, atau masyarakat yang
terkena dampak kegiatan bisnis, dapat mengakses informasi tentang perilaku tersebut.
Pelaporan adalah pengungkapan informasi yang relevan secara langsung mengenai
perilaku perusahaan kepada pemangku kepentingan yang terkena dampak. Pelaporan
memungkinkan perusahaan untuk berbagi kemajuan yang ditunjukkan oleh metrik kepada

BUSS6189 – Business Sustainability


investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai transparansi dan
mendokumentasikan keberhasilan. Menggunakan transparansi untuk keberlanjutan melibatkan
pengukuran kemudian melaporkan kinerja terkait sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kegiatan
perusahaan.
Laporan keberlanjutan terdiri dari berbagai bentuk. Yang lazim yaitu laporan
keberlanjutan tampilan horizontal dimana laporan berfokus pada perilaku dan dampak entitas
atau organisasi tunggal, seperti produsen akhir atau merek produk dijual. Sementara laporan
keberlanjutan dari tampilan vertikal berfokus pada dampak yang terkait dengan siklus hidup
produk, sebagaimana diukur melalui seluruh rantai nilainya.

5.4.1. Berbagi Informasi Keberlanjutan Dengan Konsumen Akhir


Kasus bisnis untuk keberlanjutan sebagian tergantung pada konsumen yang
diberitahu yang menyatakan permintaan akan produk dan layanan yang membawa lebih
sedikit dampak pada lingkungan dan sumber daya manusia daripada yang ditawarkan
oleh pesaing. Karena pelanggan dapat mengubah pasar, konsumen sebenarnya dapat
mendorong keberlanjutan perusahaan, tetapi hanya jika mereka diberitahu tentang biaya
sebenarnya yang terkait dengan produk dan layanan yang ingin mereka beli.
Pengungkapan keberlanjutan dilakukan dengan memberikan informasi penting tentang
perilaku perusahaan kepada organisasi advokasi konsumen dan konsumen.
Karena semakin banyak konsumen membeli produk berkelanjutan, pengecer dan
produsen menghadapi insentif yang menarik untuk membuat produk yang aman, ramah
lingkungan, dan diproduksi menggunakan sumber bahan baku dan tenaga kerja yang etis.
Namun, tanpa transparansi dan pengungkapan secara penuh metrik kesehatan, sosial, dan
lingkungan yang objektif, berbasis sains, maka terjadi kesenjangan informasi besar antara
konsumen dengan produk dan layanan yang mungkin mereka beli. Seringkali, informasi
kinerja tidak tersedia bagi konsumen, terlalu kompleks untuk dipahami oleh orang lain,
atau tidak berdasar oleh bukti
Untuk mengisi kesenjangan ini, GoodGuide dibentuk untuk memberikan
informasi otoritatif tentang kinerja kesehatan, lingkungan, dan sosial produk dan
perusahaan, untuk membantu konsumen membuat keputusan pembelian yang lebih

BUSS6189 – Business Sustainability


mencerminkan preferensi dan nilai-nilai mereka. GoodGuide didirikan pada tahun 2007
oleh Dara O'Rourke, seorang ahli rantai pasokan global dan seorang profesor kebijakan
lingkungan dan tenaga kerja di University of California di Berkeley. GoodGuide
mempekerjakan sekitar 50 orang, termasuk ilmuwan lingkungan, ahli kimia, ahli
toksikologi, pakar peraturan, dan ahli gizi, yang menilai ribuan produk di seluruh
kategori produk. Setiap produk mendapatkan peringkat numerik dari 1 hingga 10 untuk
dampak kesehatan, lingkungan, dan sosial tergantung pada analisis siklus hidup untuk
produk tersebut.

5.4.2. Standar ISO Untuk Pelaporan Keberlanjutan


Kebijakan lingkungan seperti kebijakan Organisasi Internasional untuk
Standardisasi (ISO). ISO adalah organisasi internasional yang mempromosikan
standardisasi global dengan menetapkan standar spesifikasi dan persyaratan bahan,
produk, proses, prosedur, format, informasi, dan manajemen kualitas. ISO adalah badan
non-pemerintah, yang asosiasinya adalah 163 negara-negara yang berjalan pada standar
umum bangsa. Standar digunakan untuk produk manufaktur, teknologi, keamanan
pangan, pertanian dan kesehatan. Ini standar digunakan untuk menciptakan produk dan
layanan yang aman, andal, dan berkualitas baik. Standar ini memperluas bisnis dengan
meningkatkan tingkat produksi sambil meminimalkan kesalahan dan limbah, yang
memfasilitasi produk untuk masuk ke pasar internasional, sehingga membantu dalam
pengembangan perdagangan global. Tujuan utama dari standar ini untuk melindungi
konsumen dan pengguna akhir produk dan untuk menegaskan bahwa Produk bersertifikat
ISO mematuhi peraturan yang ditetapkan secara internasional.
Seri ISO 26000 tentang Tanggung Jawab Sosial menekankan pada proses untuk
memastikan keputusan bisnis yang mempengaruhi masyarakat atau lingkungan dibuat
secara etis dan transparan.
Seri ISO 14000 menyediakan alat untuk mengidentifikasi dan melaporkan dampak buruk
bisnis, termasuk sistem manajemen lingkungan yang melacak penggunaan energi dan
konsumsi air di fasilitas tertentu; analisis dampak siklus hidup produk dalam

BUSS6189 – Business Sustainability


pengembangan; metode berkomunikasi tentang keberlanjutan; dan protokol audit.
Perusahaan menggunakan standar ini untuk mengurangi biaya pengelolaan limbah,
mengurangi konsumsi bahan dan sumber daya, mengurangi biaya distribusi, dan
meningkatkan reputasi di hadapan pemerintah dan konsumen.

BUSS6189 – Business Sustainability


KESIMPULAN
Dalam arti terluas, keberlanjutan didasarkan pada tiga pilar keberlanjutan dan strategi yang
diikuti untuk mencapai keberlanjutan mendorong koordinasi antara manusia dan pilar
keberlanjutan (lingkungan, sosial dan ekonomi).

Untuk mendefinisikan kemajuan sebuah bangsa dalam hal keberlanjutan, semua parameter
seperti evolusi, distribusi geografis, komposisi disipliner dan kolaborasi dan dampak individu
dan gabungan mereka terhadap lingkungan, pilar sosial dan ekonomi perlu dipelajari.

Untuk mencapai keberlanjutan, ada persyaratan untuk sistem komunal dengan kesetaraan dan
pemahaman hubungan untuk memberikan jalan keluar bagi tekanan yang timbul dari
ketidakharmonisan di masyarakat; sistem produksi yang dapat melestarikan sumber daya alam
dan lingkungan.

Metrik keberlanjutan berbasis siklus hidup adalah salah satu alat tersebut dalam sistem
pengetahuan yang menghasilkan dalam profil lingkungan sumber daya, mengukur kinerja
lingkungan untuk setiap tahap material dari kehidupannya masing-masing. Metrik dan indikator
siklus hidup akan terus berlanjut ke berevolusi dalam beberapa dekade ke depan dan, dalam
proses ini, akan memberikan makna yang lebih tepat untuk keberlanjutan.

Buss6189 – Business Sustainability


DAFTAR PUSTAKA

1. Nada R. Sanders and John D. Wood, (2019). Foundations of sustainable business:


Theory, Function, and Strategy. Hoboken, NJ : John Wiley & Sons. 2nd Edition. Wiley.
ISBN : 978-1-119-57755. Chapter 5
2. Surampalli, R. Y., Zhang, T. C., Goyal, M. K., Brar, S. K., & Tyagi, R. D.(2020)
Sustainability: Fundamentals and applications. John Wiley & Sons. Chapter 2
3. www.coca-colacompany.com/news/improving-our-water-efficiency
4. www.nature.org/en-us/about-us/who-we-are/how-we-work/working-with-
companies/transforming-business-practices/understanding-dows-nature-goal/s Nature Goal
5. www.trane.tm/commercial/global/middle-east/en/markets/commercial-real-estate.htmlial

BUSS6189 – Business Sustainability

Anda mungkin juga menyukai