Sakit
Kelompok 5 AC
Khoerunnisa 11191020000036
1. Instalasi pipa Gas Medik dan jumlah outlet Gas Medis, dipasang sesuai
kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan.
2. Desain instalasi pipa Gas Medik harus dilengkapi kran-kran, pressure, gauge,
alarm, dan tanda peringatan spesifikasi.
3. Lokasi sentral gas medis harus jauh dari sumber panas dan oli serta mudah
dijangkau sarana transportasi, aman dan harus terletak di lantai dasar.
4. Ruang sentral gas medis harus memiliki luas yang cukup, mudah dilakukan
pemeliharaan, dilengkapi ventilasi, pencahayaan yang memadai, memenuhi
persyaratan spesifikasi.
5. Gas medis sebelum dialirkan melalui pipa distribusi harus dilengkapi penyaring
(filter).
6. Desain perpipaan harus memperhitungkan kapasitas gas yang diperlukan.
05
Pengujian
Pengujian Instalasi Gas Medis
1. Instalasi Gas Medis harus diuji dan diperiksa secara berkala minimal 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) tahun.
2. Setiap tabung gas medik harus diuji secara periodik selama dalam periode masa
berlaku.
3. Pengujian dilakukan oleh institusi penguji yang berwenang.
06
Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan Pengawasan Instalasi Gas Medis
a. 1 (satu) unit katup induk (main valve) dipasang pada sentral Gas Medik.
b. 1 (satu) unit katup distribusi (distribution valve) dipasang pada tiap
bagian pemakaian.
c. Sekurangnya 1 (satu) unit katup pembagi (zone valve) dipasang sesuai
dengan pembagian instalasi.
d. 1 (satu) unit indikator tekanan induk (pressure gauge) dipasang pada
sentral.
e. 1 (satu) unit indikator tekanan induk (pressure gauge) di setiap jalur
distribusi utama.
f. Sekurangnya 1 (satu) unit katup darurat (emergency valve) dipasang
pada setiap ruang bedah dan ruang intensif.
Persyaratan Spesifikasi Dalam Instalasi Gas Medis
8. Persyaratan Alarm
a. Alarm lokal, yaitu alarm yang dipasang untuk memonitor fungsi sistem
kompresor udara, sistem pompa vakum bedah-medik, sistem BSGA dan sistem
udara alat. Dapat ditempatkan pada atau dalam panel kontrol untuk peralatan
mesin yang dimonitor, dan/atau didalam suatu alat monitor, dan/atau pada suatu
panel alarm terpisah.
b. Alarm utama, yaitu alarm yang dipasang untuk memonitor pengoperasian dan
kondisi dari sumber pasokan, sumber cadangan (bila ada), dan tekanan dalam
saluran utama dari masing-masing sistem pemipaan Gas Medik. Alarm utama
harus ditempatkan diruang kantor atau ruang kerja dari petugas yang bertanggung
jawab terhadap pemeliharaan sistem IGVM
c. Alarm wilayah, yaitu alarm yang ditempatkan disetiap wilayah tertentu seperti di
pos perawat atau lokasi lainnya yang akan memberikan pengawasan secara terus
menerus.
Persyaratan Spesifikasi Dalam Instalasi Gas Medis
9. Persyaratan Pipa Gas Medik
● Pipa yang dipergunakan harus terbuat dari tembaga dengan kadar ± 99 %
(sembilan puluh sembilan persen) atau stainless steel, yang dinyatakan dengan
Sertifikat Asal Negara (Certificate Of Origin) dan Sertifikat Pabrikasi (Certificate
Of Manufacture, ASTM B 819 , BSEN 13348, JIS 3300, Type L/K).
● Pipa yang akan dipasang harus bersih dari debu, gram/serbuk besi (sisa
pemotongan pipa dan oli), dan di flushing dengan nitrogen.
● Pipa Gas Medik harus diberi label sesuai dengan Gas Medik yang dialirkan
● Pipa Gas Medik harus memenuhi keamanan terhadap struktur dan utilitas dari
bangunan unit fasilitas pelayanan kesehatan.
● Pemasangan pipa Gas Medik harus menggunakan gantungan pipa yang terbuat
dari baja dengan jarak antara gantungan maksimum 2,5 m.
● Pemasangan instalasi pipa diatas plafon harus dilengkapi dudukan dan gantungan
yang diikat kuat pada dak beton.
Persyaratan Spesifikasi Dalam Instalasi Gas Medis
● Wall Outlet Gas Medik dan Inlet Vakum Medik. Outlet Gas Medik dan inlet Vakum Medik jenis
wall dipasang/ ditanam pada dinding dengan ketinggian antara 140 s/d 150 cm di atas lantai. Bila
digunakan untuk melayani 1 (satu) bed, maka diletakkan di sebelah kanan kepala pasien dan bila
digunakan untuk melayani 2 (dua) bed maka wall outlet/inlet diletakkan di tengah–tengah 2 (dua)
bed tersebut. Untuk pemakaian di kamar operasi, wall outlet/inlet dipasang di dinding dekat
dengan bagian kepala pasien pada meja operasi. Untuk pemakaian di bagian lain wall outlet/inlet
dipasang pada dinding yang berdekatan dengan peralatan kedokteran yang digunakan.
● Ceiling outlet dipasang pada plafon dan dekat dengan titik pemakaian, biasanya dekat dengan
bagian kepala dari tempat tidur pasien pada ruangan newborn room dan prematur room.
● Ceiling column, Penempatan/pemasangan ceiling column sama dengan ceiling outlet, berhubung
ceiling column memiliki beban yang cukup berat ± 100 kg, maka harus digantung pada
konstruksi yang kuat menahan beban tersebut.
● Pemasangan outlet pada ruang operasi/bedah maupun peralatan harus berfungsi secara otomatis,
outlet akan tertutup rapat pada saat tidak terpakai dan terbuka apabila telah disambungkan
dengan alat penyalur Gas Medik.
Persyaratan Spesifikasi Dalam Instalasi Gas Medis
● Urutan pemasangan outlet Gas Medik harus tetap yaitu: Oksigen (O2), Dinitrogen oksida,
(N20), Udara tekan medik ( UTM / MA), Udara tekan alat (UTA / TA ), Vakum medik (udara
hisap), (VAK/SAC), Karbon dioksida, (CO2), Nitrogen, (N), Buangan sisa gas anestesi
(BSGA/WAGD)
● Pemasangan setiap outlet Gas Medik/inlet Vakum Medik diberi nama, warna yang berbeda,
ukuran drat/sekrup yang berbeda pula atau pin hole index yang berbeda.
● Setiap ruangan yang terdapat lebih dari 1 (satu) pemasangan outlet Gas Medik harus dilakukan
pengetesan silang, untuk memastikan tidak terdapat kesalahan jenis gas pada outlet.
● Setiap titik outlet/inlet harus dilakukan pengetesan flow dan tekanan gas.
11) Instalasi dan pengawatan listrik yang digunakan dalam IGVM harus memenuhi
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi terakhir.
09
Permasalahan dan Penanganan Gas Medis
Kategori Gas Medis yang dapat Menimbulkan Bahaya
Efrila, M. (2018, September). Enforcement of Regulations in Medical Gas Management in Indonesia. In 2018 International Conference on Energy and Mining Law
(ICEML 2018) (pp. 81-85). Atlantis Press. https://www.atlantis-press.com/proceedings/iceml-18/25902902
Bahaya/risiko yang ditimbulkan oleh gas medis sebagian besar tidak dapat
dideteksi karena sifat gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan terkadang
tidak berbau. Sifat gas medis ini sangat berbahaya karena jarang dapat
dideteksi tanpa peralatan dan pemantauan. Oleh karena itu, gas medik dan
instalasinya harus memiliki standar keamanan yang lebih tinggi dibandingkan
instalasi gas atau gas lainnya. Hal ini dikarenakan penggunaan dan
pendistribusian gas medik di fasilitas pelayanan kesehatan digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan.
Efrila, M. (2018, September). Enforcement of Regulations in Medical Gas Management in Indonesia. In 2018 International Conference on Energy and Mining Law
(ICEML 2018) (pp. 81-85). Atlantis Press. https://www.atlantis-press.com/proceedings/iceml-18/25902902
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Dan Sesudah
Gas Medik Digunakan
Efrila, M. (2018, September). Enforcement of Regulations in Medical Gas Management in Indonesia. In 2018 International Conference on Energy and Mining Law
(ICEML 2018) (pp. 81-85). Atlantis Press. https://www.atlantis-press.com/proceedings/iceml-18/25902902
10
Bahaya Risiko : Oxygen Enrichment dan Oksidasi
Oxygen enrichment adalah ketika tingkat oksigen di udara
mencapai konsentrasi lebih dari 21%. Dalam sebagian besar
keadaan, situasi ini tidak terdeteksi karena gas oksigen tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Oksigen itu sendiri tidak mudah terbakar tetapi mendukung pembakaran dan akan
bereaksi dengan sebagian besar zat yang menyebabkannya menjadi sangat mudah
terbakar. Bahaya utama dari lingkungan kaya oksigen adalah kebakaran dan ledakan
dan bahkan bahan yang dianggap tidak mudah terbakar dan tahan api dapat terbakar.
5% - 9 %
Mengganggu kegiatan. Sulit bernapas.
9% - 12%
Fatal pada paparan sekitar 4 jam.
14
Kasus :
Sakelar Pipa Klasik 02-N20 Menyebabkan 2 Kematian
Kasus
Seorang wanita berusia 77 tahun dijadwalkan menjalani operasi
ortopedi untuk memperbaiki kaki yang patah pada tanggal 21
Desember 1987 di Rumah Sakit Nasional Jepang di Kyushu,
Jepang. Anestesi spinal diberikan dan selama periode
intraoperatif dia mengalami hipotensi. Dia diberi oksigen
dengan masker sebagai bagian dari dukungan kardiovaskular
biasa. Tak lama setelah itu, pasien mengalami syok parah
dengan cepat, tidak menanggapi obat-obatan, dan meninggal
karena "gagal jantung akut". Otopsi memudar untuk
mengungkapkan perubahan patologis untuk mendukung
diagnosis gagal jantung akut
Herff, H, et al. 2007. Fatal Error in Nitrous Oxide Delivery. Anaesthesia, 2007, 62, pages 1202–1206.
Menteri Kesehatan. 2002. Penggunaan Gas Medis pada Sarana Pelayanan Kesehatan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Kemenkes RI Nomor 1439/Menkes/SK/XI/2002.
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.4 Tahun 2016 tentang
Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI.
Sato, Toru. 1991. Article: Fatal Pipeline Accidents Spur Japanese Standards. Japan: Anesthesia Patient Safety
Foundation (APSF).
Daftar Pustaka
Speed, Joanna. Medical Gas Pipelines and Cylinder Handling Training.
https://www.holycross.org.uk/assets/images/PDFs/Training%20Presentations/Medical%20Gas%20Pipeli
nes%20%20and%20Cylinder%20Handling%20TrainingJP1.pdf.
Widodo, A., & Tugino. (2012). Sistem Gas Medis Rumah Sakit di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Dasar Teori
Oksigen Medis, 8.
THANKS