Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER

TEKNOLOGI SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT


“STANDAR INSTALASI GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT”

Dosen Pengampu : Safari Hasan, S.IP., M.MRS.

Disusun oleh :
Qotrunnada Fairuz Syifa’ An-nisa’
(10821020)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN INSTITUT
ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai tempat dimana orang untuk berobat,
pemerintah mengeluarkan aturan mengenai rumah sakit supaya setiap
rumah sakit dapat memberikan standar pelayanan dan dan fasilitas
kesehatan yang memadai sesuai dengan peraturan perundang –
undangan. Upaya untuk melengkapi standar pelayanan medis, fasilitas
rumah sakit diperlukan adanya standar yang menjadi acuan dalam upaya
meningkatkan dan mengembangkan suatu rumah sakit untuk mencapai
kondisi yang sesuai dengan standar. Peningkatan kualitas dan keamanan
perawatan kesehatan merupakan tujuan utama bagi setiap rumah sakit.
Salah satu sarana di rumah sakit yaitu gas medis, dalam upaya mencapai
hal tersebut maka, standar instalasi gas medis rumah sakit memainkan
peran yang sangat penting. instalasi gas medis adalah salah satu
kebutuhan yang paling penting dirumah sakit karena gas medis salah satu
yang paling dibutuhkan ketika pasien dalam keadaan darurat.
Instalasi Gas Medis Menurut Kepmenkes No. 1439 / MENKES / SK
/ XI / 2016 tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan
Kesehatan, Gas Medik adalah gas dengan spesifikasi khusus yang
dipergunakan untuk pelayanan medis pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Dan dalam hal penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik pada fasilitas
pelayanan kesehatan di ruang operasi, ruang intensif, dan ruang gawat
darurat harus dilakukan melalui penyaluran pada Sistem Instalasi Gas
Medik.
Sistem instalasi Gas Medik terdiri dari dua jenis sistem, yaitu sistem
instalasi non sentral/manual dan sistem sentral. Penggunaan gas medis
sistem tabung (non sentral) hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu
orang, sehingga apabila dalam satu ruang perawatan ada lebih dari satu
penderita yang memerlukan, harus sejumlah itu pula gas yang diperlukan.
Kapasitas sentral gas medis pada umumnya dihitung menurut jumlah outlet
gas medis yang dipasang. Penentukan pemasangan outlet disesuaikan
dengan banyaknya pelayanan yang ada di rumah sakit. Lokasi ruang

2
sentral ditempatkan pada posisi strategis, mudah dijangkau sarana
transportasi terutama untuk keperluan pengiriman tabung-tabung gas isi
dan pengambilan tabung-tabung gas kosong. Penempatan ruang sentral
juga harus aman bagi kegiatan pelayanan/perawatan dari bahaya ledakan.
Berdasarkan pasal 10 yang mengatur tentang persyaratan teknis
mengenai bangunan rumah sakit dan pada pasal 11 tentang Prasarana
rumah sakit salah satunya prasarana instalasi gas medis, menurut
PERMENKES No.4 Tahun 2016 tentang penggunaan gas medis dan
vakum medis pada fasilitas penggunaan peralatan medis mengenai gas
mpemeliharaan dilakukan oleh petugas yang memiliki kompetensi pada
bidang tersebut. Penggunaan gas medis dalam lingkungan rumah sakit
memiliki peran yang sangat penting dan krusial dalam menyediakan
perawatan medis yang berkualitas. Gas medis, seperti oksigen, nitrogen,
dan sebagainya, digunakan dalam berbagai prosedur medis penting,
misalnya terapi pernapasan, anestesi, dan pengobatan lainnya.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan memastikan
bahwa instalasi gas medis di rumah sakit memenuhi standar yang
ditetapkan untuk menjaga keselamatan pasien dan petugas kesehatan.
Dengan mematuhi standar ini, rumah sakit dapat memastikan penggunaan
gas medis yang tepat, mengurangi risiko kecelakaan, dan memastikan
ketersediaan gas medis yang berkualitas tinggi untuk pasien yang
membutuhkan perawatan medis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi gas medis dan instalasi gas medis itu?
2. Apa sajakah jenis – jenis dan komponen gas medis di rumah sakit?
3. Apa saja standar pada instalasi gas medis di rumah sakit?
4. Bagaimana persyaratan penggunaan instalasi gas medik di rumah
sakit?
5. Bagaimana inovasi telemonitoring pada gas medis?
6. Apa peran standar instalasi gas medis dalam menjaga keselamatan
dan keamanan pasien?

3
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui definisi gas medis dan instalasi gas medis.
2. Agar dapat mengetahui jenis – jenis dan komponen gas medis di
rumah sakit.
3. Agar dapat mengetahui standar pada instalasi gas medis di rumah
sakit.
4. Agar dapat mengetahui persyaratan penggunaan instalasi gas
medik di rumah sakit.
5. Agar dapat mengetahui inovasi telemonitoring pada gas medis.
6. Agar dapat mengetahui peran standar instalasi gas medis dalam
menjaga keselamatan dan keamanan pasien

4
BAB II
ISI
A. Definisi Gas Medis dan Instalasi Gas Medis
Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang digunakan
pada pelayanan medis untuk sarana pada fasilitas kesehatan Wijaya, N.
(H., Untara, B., dan Khoirunnisa, I., 2019). Ketersediaan gas medis
merupakan suatu hal yang sangat penting karena untuk menjamin
ketersediaan gas medis dalam suatu instalasi gas medis, maka dari itu
penggunaan gas medis menjadi salah satu faktor yang vital bagi rumah
sakit. Gas medis yang digunakan di rumah sakit ini bagian dari elemen
pendukung kehidupan yang berpengaruh langsung dalam
mempertahankan hidup pasien, sehingga gas harus bersih dan memiliki
kemurnian tinggi dan tekanan yang stabil (Wijaya, 2019). Dengan demikian
gas medis yang digunakan harus bersih, memiliki kemurnian tinggi dan
tersedia dengan tekanan yang stabil. Pada umumnya gas mesdis
dipergunakan untuk terapi pernafasan, respirasi, hyperbaric, analgesi,
anesthesi, analisa darah dan lain-lain di rumah sakit.
Instalasi Gas Medis merupakan seperangkat prasarana perpipaan
beserta peralatan yang menyediakan gas medis tertentu yang dibutuhkan
untuk menyalurkan gas medis ke titik outlet pada ruang tindakan dan
perawatan. Instalasi Gas Medis (IGM) adalah seperangkat perlengkapan
jaringan sistem gas medis mulai dari sentral gas medis, instalasi pipa gas
medis sampai outlet. Jadi, Instalasi gas medis itu merupakan salah satu
perangkat penunjang dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut
Lukmantara (2015) Instalasi gas medis merupakan instalasi untuk
memenuhi kebutuhan gas untuk kegiatan medis. Instalasi gas medis telah
dikembangkan untuk mengeliminasi kesulitan - kesulitan penggunaan gas
medis secara konvensional. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 sistem Instalasi gas medik terdiri
dari seperangkat sentral gas medik, instalasi pipa, katup penutup dan
alarm gas medik sampai ke titik outlet medik dan inlet medik.

5
B. Jenis – Jenis dan Komponen Gas Medis Di Rumah Sakit
Gas medis memiliki banyak jenis tergantung penggunaan di rumah
sakit maupun berbagai industri lainnya. Untuk memahami tentang
penggunaan yang baik dan tepat pada gas medis diharuskan memahami
jenis gas medis dengan baik. Hal ini dikarenakan untuk menghindari
kesalahan teknis pada rumah sakit yang berhubungan dengan pelayanan
dan ketepatan dalam penangan pasien. Berikut jenis-jenis gas medis yang
digunakan pada sarana pelayanan kesehatan meliputi :
Tabel 1. Jenis-Jenis Gas Medis Di Rumah Sakit
Jenis Gas
No Klasifikasi Penggunaan Gas
Medis
1. Oksigen (O2) Oksidator Theraphy pernafasan,
respirasi, hyperbaric,
anesthesi
2. Nitrous Oxide Oksidator, gas bius Analgesi, anesthesi 3
(N2O)
3. Carbon Inert, asphysiant Cryo surgery, patologi
Dioxide (CO2)
4. Helium (He) Inert, asphysiant Magnetic resonance
imaging (MRI)
5. Nitrogen (N2) Inert, asphysiant Blood gas analyzer
6. Compressed Oksidator Respirasi, menggerakan
Air peralatan
7. Vacuum Gas hisap Menyedot darah, sekresi

Sumber : Widodo A., dan Tugino (2020)


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2016 pasal 2 jenis gas medik meliputi :
1. Gas Medik terdiri atas Gas Medik murni dan Gas Medik campuran.
2. Gas Medik murni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. oxygen (O2);
b. dinitrogen oksida/nitrous oxide (N2O);
c. nitrogen (N2);
d. karbon dioksida (CO2);

6
e. helium (He);
f. argon (Ar);
g. udara tekan medik (medical compressed air); dan
h. udara tekan alat (instrument air).
3. Gas Medik campuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan campuran dari Gas Medik murni.

Jenis-jenis gas medis di atas menjalankan peran besar bagi


kehidupan manusia. Berikut merupakan beberapa komponen sistem gas
medis yang dapat menjadi kunci kelancaran dalam pendistribusiannya :
1. Sentral Gas Medis
Komponen ini adalah sebuah ruang khusus yang berfungsi
sebagai pusat pengendalian dan pendistribusian gas medis.
Tempat ini harus mempertimbangkan beberapa hal karena, tidak
boleh sembarangan seperti jenis dan kapasitas gas medis yang
akan ditampung, lokasi harus strategis dan mudah dijangkau oleh
sarana transportasi yang aman bagi kegiatan perawatan dan
pelayanan rumah sakit, jauh dari sumber panas, dan jauh dari hal-
hal yang dapat memicu ledakan atau memengaruhi kualitas gas
medis serta sirkulasi udara harus lancar.
2. Box Valve dan Alarm
Berfungsi sebagai pengaman atau pemutus aliran gas
medis apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Box ini harus
di pasang pada setiap lantai, sehingga apabila terjadi kerusakan
tidak akan mengganggu aktivitas ruang lain.
Sedangkan alarm digunakan untuk memonitor tekanan gas
yang terdapat pada sistem instalasi gas medis. Dan penempatan
alarm ini ada di setiap box valve yang berfungsi untuk mendukung
peranannya.
3. Jaringan Pipa Instalasi Gas Medik
Berfungsi sebagai saluran pendistribusian gas medis ke
ruangan-ruangan. Bahan yang digunakan berupa stainless steel
atau tembaga dengan tingkat ketebalan tertentu. Kondisi pipa dapat
mempengaruhi kualitas udara yang melalui tempat tersebut.

7
4. Outlet Gas Medis
Pada ujung saluran pipa tersebut terdapat komponen yang
bernama outlet gas medis. Outlet ini bekerja berdasarkan tekanan
gas yang besarannya dapat diatur oleh petugas sesuai kebutuhan
maupun kondisi pasien. Fungsi bagian ini yaitu sebagai titik
penghubung antara pipa dengan perlengkapan yang lainnya.
Komponen ini terpasang di bedhead atau dinding pada ruangan-
ruangan tertentu.
5. Perlengkapan Outlet
Berfungsi untuk menyalurkan gas medis dari pipa ke pasien
maupun kebutuhan lainnya.

C. Standar pada Instalasi Gas Medis Di Rumah Sakit


Dalam penggunaan Gas Medik pada fasilitas pelayanan kesehatan
di ruang operasi, ruang intensif, dan ruang gawat darurat harus dilakukan
melalui penyaluran pada sistem instalasi gas medik. Standar pada instalasi
gas medis di rumah sakit ditetapkan untuk memastikan keamanan,
kualitas, dan efektivitas penggunaan gas medis dalam pelayanan
kesehatan. Meskipun penetapan persyaratan dan standar ini dapat
bervariasi di setiap negara atau wilayah, berikut ini adalah beberapa contoh
umum dari persyaratan standar atau pedoman teknis instalasi gas medik
di rumah sakit yang yang disusun oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jendeal Bina Upaya
Kesehan (BUK), Kementrian Kesehatan RI, Tahun 2011 :
1. Outlet dan inlet
Outlet berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan gas
bertekanan menuju ke pasien melalui peralatan kesehatan serta
alat ukur laju aliran gas medis yang juga merupakan alat kesehatan.
Sedangkan inlet ialah sebuah alat yang berfungsi untuk menghisap
udara serta menampung cairan-cairan dari tubuh manusia (pasien).
a. Outlet dan inlet gas medik harus berdasarkan jenis gas
tertentu, yaitu outlet dan inlet dengan sambungan ulir atau
kopel cepat yang tidak dapat dipertukarkan.

8
b. Setiap outlet harus terdiri dari satu katup primer dan
sekunder.
c. Setiap inlet, hanya terdiri dari satu katup primer.
d. Katup sekunder (atau katup unit) harus menutup secara
otomatik untuk menghentikan aliran gas medik bila katup
primer dilepaskan.
e. Setiap outlet atau inlet harus diberi identitas yang mudah
dibaca dengan nama atau simbol kimia untuk gas medik
tertentu yang telah disediakan.
f. Setiap outlet dan inlet berulir harus dari jenis sambungan
yang tidak dapat dipertukarkan, sesuai ketentuan yang
berlaku.
g. Setiap outlet atau inlet, termasuk yang dipasang pada
kolom, gulungan selang (wall mounted), saluran langit-langit
(ceiling mounted), atau instalasi khusus lainnya, harus
dirancang sedemikian sehingga bagian atau komponen
yang dipersyaratkan untuk jenis gas tertentu tidak dapat
dipertukarkan antara outlet/inlet untuk jenis gas yang
berbeda.
h. Penggunaan komponen sebagai bagian dari outlet/inlet,
seperti pegas, ring cincin, baut pengencang, penyekat, dan
sumbat penutup diperbolehkan.
i. Bila terpasang banyak outlet/inlet pada dinding, outlet/inlet
tersebut harus diberi jarak untuk mengijinkan penggunaan
secara serempak berbagai jenis peralatan terapi.
2. Rel Gas Medik (RGM).
a. RGM boleh dipasang bila diperkirakan dan diperlukan ada
banyak pemakaian gas medik dan vakum pada satu lokasi
pasien.
b. RGM harus sepenuhnya terlihat dalam ruangan, tidak
menembus atau melewati dinding, partisi, dan sejenisnya.
c. RGM harus dibuat dari bahan dengan temperatur leleh
sekurangnya 5380 C (10000 F).
d. RGM harus selalu dibersihkan.

9
e. Outlet atau inlet tidak boleh ditempatkan pada ujung-ujung
RGM.
f. RGM harus dihubungkan ke pipa saluran melalui fiting yang
dipatri ke pipa saluran tersebut.
3. Pemipaan gas medik.
Bahan pipa untuk sistem gas medik bertekanan positip di lokasi :
a. Pipa, katup, fiting, outlet, dan komponen pemipaan lainnya
dalam sistem gas medik harus telah dibersihkan untuk
layanan oksigen oleh pabrik pembuat sebelum dilakukan
pemasangan sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Masing-masing panjang pipa harus diangkut dengan ujung-
ujungnya ditutup atau disumbat oleh pabrik pembuat dan
tetap tersegel hingga siap untuk pemasangan.
c. Fiting, katup, dan komponen lainnya harus diangkut dalam
keadaan tersegel, diberi label, dan tetap tersegel hingga
disiapkan untuk pemasangan.
d. Pipa harus dari jenis “hard-drawn seamless copper”, SNI
03-7011 tahun 2004 atau pipa yang setara untuk medical
gas. Pipa gas medik dari tipe L, kecuali jika tekanan kerja
di atas tekanan relatif 1275 kPa (185 psig), maka jenis K
harus digunakan untuk ukuran yang lebih besar dari DN 80
(NPS 3) (diameter luar = 3 8 1 inci)
e. Pipa gas medik yang memenuhi syarat harus
diidentifikasikan oleh pabrik pembuat dengan tanda “OXY”,
“MED”, “OXY/MED”, “OXY/ARC” atau “ARC/MED” dengan
warna biru (tipe L) atau hijau (tipe K).
f. Pemasang harus menyerahkan dokumen yang resmi
menyatakan bahwa semua bahan pipa yang terpasang
memenuhi persyaratan.
4. Fiting
a. Belokan, pergeseran atau perubahan arah lainnya pada
pemipaan gas medik dan vakum harus dibuat dengan fiting
kapiler tembaga tempa dipatri, yang memenuhi
ANSInB16.22 Wrought copper and Copper alloy patri-Joint

10
fitting atau fiting patri yang memenuhi MSS SP-73 Brazed
Joints for Wrought and Cast Copper Alloy Patri-Joint
pressure fittings.
b. Fiting paduan tembaga tuang tidak boleh digunakan.
c. Hubungan pencabangan pada sistem pemipaan boleh
dilakukan dengan menggunakan sambungan Tee yang
dibuat secara mekanik, di bor, dan dikempa (extruded) yang
dibentuk sesuai dengan instruksi pabrik pembuat peralatan,
dan di patri.
5. Penamaan dan identifikasi
Penamaan dan identifikasi gas medik ditunjukkan pada tabel
berikut :
Tabel 2. Standar penandaan warna dan tekanan kerja untuk
sistem gas medik
Layanan gas Singkata Warna Standar ukuran
n nama tabung tekanan
Udara tekan Udara Hijau 345 ~ 380 kPa
medik tekan (50~55 psi)
medik
Karbon dioksida CO2 Hitam 345 ~ 380 kPa
(50~55 psi)
Nitrogen N2 Abu-abu 1100 ~ 1275 kPa
(160 ~ 185 psi).
Nitrous Oksida N2O Biru 345 ~ 380 kPa
(50~55 psi)
Oksigen O2 Putih 345 ~ 380 kPa
(50~55 psi)
Oksigen/campur O2/CO2n Hijau/putih 345 ~ 380 kPa
an karbon %(n (50~55 psi)
dioksida adalah %
dari CO2)
Buangan Sisa BSGA Violet Bervariasi sesuai
Gas Anestesi (warna tipe sistem.

11
lembayung)
/putih.

Sumber : Pedoman Instalasi Gas Medis Rumah Sakit, DEPKES-


RI, Ditjen Yanmed, Dit. Instalmed, 1994)
a. Pemipaan harus dinamai dengan menggunakan penandaan
yang dicetakkan atau penandaan yang ditempelkan guna
menunjukkan sistem gas medik
b. Label pipa harus menunjukkan nama gas atau simbol kimia.
c. Label pipa harus ditempatkan pada lokasi seperti berikut :
1) Pada interval jarak tidak lebih dari 6 m (20 ft).
2) Setidaknya sekali dalam atau di atas setiap ruangan.
3) Pada kedua sisi dinding atau partisi yang ditembus pipa.
4) Setidaknya sekali dalam setiap tingkat ketinggian yang
dilewati oleh pipa tegak (riser).
6. Penerapan
a. Apabila terdapat istilah gas medik ketentuan tersebut
berlaku wajib bagi semua sistem perpipaan untuk oksigen,
udara tekan medik
b. Suatu sistem yang sudah ada yang tidak sepenuhnya
memenuhi ketentuan standar ini, harus boleh tetap
digunakan sepanjang pihak yang berwenang telah
memastikan penggunaannya tidak membahayakan jiwa.
7. Potensi bahaya sistem gas
Potensi bahaya kebakaran dan ledakan yang berkaitan
dengan sistem perpipaan sentral gas medik harus dipertimbangkan
dalam perancangan, pemasangan, pengujian, pengoperasian dan
pemeliharaan sistem ini.
8. Identifikasi dan pelabelan sistem pasokan terpusat (sentral).
a. Silinder dan kontainer yang boleh digunakan hanya yang
telah dibuat, diuji dan dipelihara sesuai spesifikasi dan
ketentuan dari pihak berwenang.

12
b. Isi silinder harus diidentifikasi dengan suatu label atau
cetakan yang ditempel, menyebut isi tabung sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Label tidak boleh dirusak, diubah atau dilepas, dan fiting
penyambung tidak boleh dimodifikasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 4 Tahun 2016 pasal 8 mengatakan bahwa sebagai berikut :
1. Instalasi gas medik harus diuji dan diperiksa sebelum
dioperasionalkan untuk pertama kali.
2. Selain diuji dan diperiksa sebelum dioperasionalkan untuk pertama
kali sebagaimana dimaksud pada ayat (1), instalasi gas medik
harus diuji dan diperiksa secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) tahun.
3. Tabung Gas Medik, Oksigen Konsentrator portabel harus diuji
dan/atau dikalibrasi secara periodik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.
4. Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (3) dilakukan oleh institusi penguji yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Selanjutnya pada pasal 9 mengatakan bahwa, instalasi gas medik
yang dinyatakan lulus pengujian dan pemeriksaan harus diberikan
sertifikat laik operasi yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang. Untuk Instalasi Gas Medik yang dinyatakan belum lulus
pengujian dan pemeriksaan harus diberikan surat keterangan atau
rekomendasi dilakukan perbaikan dengan jangka waktu tertentu.

D. Persyaratan Penggunaan Instalasi Gas Medik


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2016 pasal 8 dalam Instalasi Gas Medik terdapat
seperangkat Sentral Gas Medik, instalasi pipa, katup penutup dan alarm
gas medik sampai ke titik outlet medik dan inlet medik. Sentral Gas Medik
merupakan seperangkat peralatan yang meliputi tabung gas, atau tabung
liquid dan atau oksigen generator, sistem udara tekan medik, manifold,

13
sistem udara tekan alat, sistem vakum medik, dan sistem buangan sisa gas
anestesi (BSGA).
Lalu sistem udara tekan medik dan/atau udara tekan alat adalah
seperangkat alat yang terdiri dari atas mesin kompresor non oli, filter,
tangki, pengering udara, dew point dan CO monitor, regulator tekanan
serta panel kontrol alat yang dipergunakan sebagai pengerak alat medik
dan pernafasan medik. udara tekan medik dan udara tekan alat merupakan
sebuah sistem yang berbeda maka dari itu jaringan instalasi pipa tembaga
dan titik outlet harus dibedakan.
1. Persyaratan Ruang Sentral Gas Medik
a. Lokasi ruang sentral gas medik mudah dijangkau
transportasi untuk pengiriman dan pengambilan tabung.
b. Harus aman/jauh dari kegiatan yang memungkinkan
terjadinya ledakan/kebakaran.
c. Aman dari sumber panas, oli dan sejenisnya.
d. Luas ruangan Gas Medik disesuaikan dengan jumlah dan
jenis gas medik yang dipergunakan dan memperhatikan
kelonggaran bergerak bagi operator/petugas pada saat
penggantian/pemindahan tabung dan kegiatan
pemeliharaan, sehingga ukuran ruangan Gas Medik
sebagai berikut:
1) untuk ruangan yang menggunakan 2 jenis Gas Medik
ukuran minimal 4 x 6 x 3 m
2) untuk ruangan yang menggunakan 3 jenis Gas Medik
ukuran minimal 6 x 8x 3 m
3) untuk ruangan yang menggunakan >4 jenis Gas Medik
ukuran minimal 8 x 10 x 3 m
e. Bangunan ruangan Gas Medik harus memenuhi
persyaratan:
1) Konstruksi bangunan permanen
2) Penerangan yang memadai
3) Sirkulasi udara yang baik
4) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, tidak licin, dan
datar.

14
f. Pada pintu ruangan yang berisi Gas Medik selain dari
oksigen dan udara medik harus di beri label sebagai berikut:

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 4 Tahun 2016
g. Pintu ruangan yang berisi sistem pasokan sentral atau
silinder yang hanya berisi oksigen atau udara medik harus
diberi label sebagai berikut :

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 4 Tahun 2016
2. Persyaratan Penataan Ruang Sentral Gas Medis
a. Harus diatur penempatan tabung–tabung kosong dan
tabung berisi.
b. Dilarang menyimpan barang–barang selain untuk
keperluan penanganan gas pada ruangan penyimpanan
gas dan sentral gas.
c. Apabila tabung tidak dipergunakan atau tidak dihubungkan
ke instalasi perpipaan Gas Medik, katup tabung harus
selalu tertutup, walaupun tabung dalam keadaan kosong.
d. Apabila header bar dalam keadaan kosong atau terhubung
dengan tabung kosong katup header bar harus selalu
tertutup dengan benar.
e. Setiap tabung harus diberi tanda kondisi tabung isi atau
kosong.

15
f. Tabung harus diberi pengaman/terikat ke konstruksi
permanen.
g. Silinder dan kontainer yang boleh digunakan hanya yang
dibuat, diuji dan dipelihara sesuai spesifikasi dan peraturan
atau standar yang berlaku.
h. Isi silinder harus diidentifikasi dengan suatu label atau
cetakan yang ditempelkan pada silinder dan kontainer yang
menyebutkan isi silinder sesuai ketentuan yang berlaku.
i. Sebelum digunakan isi silinder dan kontainer harus
dipastikan.
j. Label tidak boleh dirusak, diubah, atau dilepas, dan fiting
penyambung tidak boleh dimodifikasi.
3. Persyaratan Ruang Sentral Oksigen Konsentrator
a. Ventilasi ruang yang memadai terlindungi dari cuaca yang
buruk, dan berpagar serta terlindungi dari potensi
kebakaran.
b. Lantai ruang manifold tabung atau tempat penyimpanan
tabung harus rata dan kuat untuk memudahkan mobilisasi
tabung.
c. Pintu ruangan tersebut harus dapat dibuka dari dalam di
keadaan apapun, kunci pengamanan diperlukan tetapi bisa
dibuka dari dalam, dan juga terbuka arah keluar.
d. Ruangan mesin oksigen konsentrator tidak boleh digunakan
untuk hal lainnya.
e. Hanya orang yang mempunyai otorisasi yang dapat masuk,
dan mengoperasikan supply mesin oksigen konsentrator
f. Kontainer yang berisi tabung liquid dan juga tabung dengan
unsur terbakar tidak diperbolehkan berada dalam satu
ruangan dengan lokasi sistem supply mesin oksigen
konsentrator.
g. Elektrikal dalam ruangan harus ditempatkan di posisi yang
tetap atau terlindungi untuk meminimalisir resiko kerusakan
fisik.
h. Alat untuk pemadam api harus disediakan.

16
i. Ruangan harus bersih dan tertata rapih.
j. Apabila sistem supply ini dekat tempat pembakaran,
incinerator atau ruang boiler, konstruksinya harus
menghindari temperatur dengan melebihi 40 derajat celcius
k. Beratap, dan berpagar keliling.
l. Ruangan tidak boleh dalam satu area dengan elektrikal
terbuka seperti konduktor atau trafo.
m. Ruangan tidak boleh mendekati tangki oli
n. Harus dengan lantai konkret. Pintu dan pagar harus lebih
tinggi dari 1,75 m
o. Harus ada tanda-tanda di tempatkan di pintu untuk 2 sisi :
seperti tanda yang bertuliskan dilarang merokok, dilarang
masuk: hanya petugas yang berkepentingan
p. Kendaraan untuk mengantar harus mudah di akses dan
selevel dengan ruangan (tergantung method yang ingin
digunakan
q. Ruangan harus dapat jarak minimal 3 (tiga) meter dengan
akses jalanan umum
r. Alat untuk mengangkut harus di desain sesuai untuk
pengangkatan tabung dan keamanannya.
s. Sistem supply harus terinstall oleh manufaktur/agen resmi
mengikuti aturan dari manufaktur
t. Khusus untuk penempatan di basement harus terdapat
ventilasi dan sirkulasi udara bebas yang cukup.
4. Persyaratan Kelengkapan Sentral Kompresor Udara Medik
a. 2 (dua) unit kompressor bebas minyak udara medik
b. 2 (dua) unit pendingin udara (after cooler)
c. 1 (satu) unit tangki udara tekan lengkap dengan assesoris
(automatic drain, pressure gauge, safety valve, pressure
switch, valve) dan dicat warna hijau
d. 2 (dua) unit pengering udara
e. 2 (dua) unit filter udara
f. 2 (dua) unit filter bakteri / karbon
g. 1 (satu) unit Regulator

17
h. Dew point monitor
i. CO monitor
j. Panel control dengan dilengkapi indikator lampu (hijau jika
motor jalan, merah jika motor berhenti dan kuning jika motor
bermasalah), pengaman arus (MCB), indikator jam
operasional masing-masing motor, dan alarm untuk indikasi
jika motor bermasalah
5. Persyaratan Kelengkapan Udara hisap (medical suction):
a. 2 (dua) unit vakum pump
b. 1 (satu) unit tangki vakum lengkap dengan assesoris (valve,
pressure gauge) dan dicat warna kuning.
c. 2 (dua) unit bakteria filter
d. Panel control dengan dilengkapi indikator lampu (Hijau jika
motor jalan, merah jika motor berhenti dan Kuning jika motor
bermasalah), pengaman arus (MCB), indikator jam
operasional masing-masing motor dan alarm untuk indikasi
jika motor bermasalah.
6. Manifold merupakan seperangkat alat pengaturan tekanan gas
medis dari tekan tinggi (2200 psi) menjadi tekanan rendah (55 psi),
manifold terdiri dari beberapa jenis antara lain :
a. Manifold Otomatis Penuh adalah manifold yang memiliki
minimal 2 (dua) regulator dengan tekanan tinggi dan 1 (satu)
atau 2 (dua) regulator dengan tekanan rendah. Cara
kerjanya apabila tekanan atau gas pada tabung manifold
sebelah kanan habis, maka akan berpindah secaram
otomatis ke tabung manifold sebah kiri, berlaku
kebalikannya.
b. Manifold Semi Otomatis adalah manifold yang memiliki
minimal 2 (dua) unit regulator dengan tekanan tinggi dan 1
atau 2 regulator dengan tekanan rendah. Cara kerjanya
adalah apabila tekanan atau gas pada tabung manifold
sebelah kanan habis, maka akan berpindah secara otomatis
ke tabung manifold sebelah kiri, berlaku kebalikannya,
namun tuas indikator harus dipindahkan secara manual.

18
c. Manifold Manual adalah manifold yang memiliki 2 (dua) unit
regulator yang mampu menurunkan tekanan dari tekanan
tinggi menjadi tekanan rendah, dan setiap regulator ini
mewakili jalur kiri dan kanan.. Cara kerjanya adalah apabila
tekanan atau gas pada tabung manifold sebelah kanan
habis, maka katup header bar sebelah kanan ditutup
kemudian katup header bar sebelah kiri dibuka, berlaku
kebalikannya.
7. Buangan Sisa Gas Anestesi Harus Mempunyai Sistem
Pembuangan Tersendiri.
Berikut jenis-jenis pembuangan sisa gas anestesi :
a. Pembuangan dengan sistem motor blower, yaitu sistem
yang menggunakan motor blower untuk mengalirkan sisa
gas anesthesia ke udara bebas dengan menggunakan
jaringan pipa tembaga/pvc.
b. Pembuangan dengan sistem outlet venturi, yaitu sistem
yang memanfaatkan aliran udara tekan alat yang dirubah
menjadi tekanan negatif, sehingga menimbulkan buangan
sisa gas anesthesia mengalir ke udara bebas menggunakan
jaringan pipa tembaga/pvc.
c. Pembuangan dengan sistem outlet waste anesthesia gas
disposal, yaitu sistem pembuangan yang memanfaatkan
tenaga buang dari mesin anesthesia itu sendiri yang
dialirkan melalui outlet tersebut dengan jaringan pipa
tembaga/pvc.
8. Persyaratan Kelengkapan Jaringan Saluran Gas Medik :
a. 1unit katup induk (main valve) dipasang pada sentral gas
medik.
b. 1 unit katup distribusi (distribution valve) dipasang pada tiap
bagian pemakaian.
c. Sekurangnya 1 unit katup pembagi (zone valve) dipasang
sesuai dengan pembagian instalasi.
d. 1 unit indikator tekanan induk (pressure gauge) dipasang
pada sentral.

19
e. 1 unit indikator tekanan induk (pressure gauge) di setiap
jalur distribusi utama.
f. Sekurangnya unit katup darurat (emergency valve)
dipasang pada setiap ruang bedah dan ruang intensif.
9. Persyaratan Alarm Pada IGVM :
a. Alarm lokal.
Ialah alarm yang dipasang untuk memonitor fungsi
sistem kompresor udara, sistem pompa vakum bedah-
medik, sistem BSGA dan sistem udara alat. Dapat
ditempatkan pada atau dalam panel kontrol untuk peralatan
mesin yang dimonitor, dan/atau didalam suatu alat monitor,
dan/atau pada suatu panel alarm terpisah.
b. Alarm utama.
Ialah alarm yang dipasang untuk memonitor
pengoperasian dan kondisi dari sumber pasokan, sumber
cadangan (bila ada), dan tekanan dalam saluran utama dari
masing-masing sistem pemipaan gas medik. Alarm utama
harus ditempatkan diruang kantor atau ruang kerja dari
petugas yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan
sistem IGVM.
c. Alarm wilayah.
Ialah alarm yang ditempatkan disetiap wilayah
tertentu seperti di pos perawat atau lokasi lainnya yang
akan memberikan pengawasan secara terus menerus.
10. Persyaratan Pipa Gas Medik, sebagai berikut :
a. Pipa yang dipergunakan harus terbuat dari tembaga dengan
kadar ± 99 % atau stainless steel, yang dinyatakan dengan
Sertifikat Asal Negara (Certificate Of Origin) dan Sertifikat
Pabrikasi (Certificate Of Manufacture, ASTM B 819 , BSEN
13348, JIS 3300, Type L/K).
b. Pipa yang akan dipasang harus bersih dari debu,
gram/serbuk besi (sisa pemotongan pipa dan oli), dan di
flushing dengan nitrogen.

20
c. Pipa Gas Medik harus diberi label sesuai dengan gas medik
yang dialirkan
d. Pipa gas medik harus memenuhi keamanan terhadap
struktur dan utilitas dari bangunan unit fasilitas pelayanan
kesehatan.
e. Pemasangan pipa gas medik harus menggunakan
gantungan pipa yang terbuat dari baja dengan jarak antara
gantungan maksimum 2,5 m.
f. Pemasangan instalasi pipa diatas plafon harus dilengkapi
dudukan dan gantungan yang diikat kuat pada dak beton.
g. Ukuran pipa disesuaikan dengan kebutuhan/desain yang
benar agar menjamin tekanan Gas Medik tidak berkurang
pada saat pemakaian maksimal.
h. Penyambungan pipa harus dilas dengan menggunakan
kawat las perak, agar sambungan pipa rapat sempurna dan
tahan lama, gas yang dipergunakan adalah campuran
oksigen, acetyline dan pada proses pengelasan harus dialiri
gas nitrogen.
i. Penyambungan antar pipa harus menggunakan fitting
tembaga : fitting sock, fitting elbow, fitting tee, fitting
reducer, fitting dop.
j. Pemotongan pipa harus menggunakan cutter atau
pemotong pipa khusus.
k. Pemasangan instalasi pipa gas medik dalam dinding harus
dilindungi pipa PVC.
l. Seluruh jaringan pipa gas medik harus dilakukan
pengetesan tekanan minimal 1,5 kali tekanan kerja selam1
kali 24 jam dengan gas nitrogen pada saat selesai
pemasangan jaringan pipa gas medik.
m. Seluruh IGVM harus dilakukan tes kebocoran.
11. Pemasangan Outlet Gas Medik dan Inlet Vakum Medik :
a. Wall Outlet Gas Medik dan Inlet Vakum Medik

21
1) Outlet Gas Medik dan inlet Vakum Medik jenis wall
dipasang atau ditanam pada dinding dengan ketinggian
antara 140 s/d 150 cm di atas lantai.
2) Bila digunakan untuk melayani bed, maka diletakkan di
sebelah kanan kepala pasien dan bila digunakan untuk
melayani 2 bed maka wall outlet/inlet diletakkan
ditengah–tengah 2 bed tersebut.
3) Untuk pemakaian di kamar operasi, wall outlet/inlet
dipasang di dinding dekat dengan bagian kepala pasien
pada meja operasi.
4) Untuk pemakaian di bagian lain wall outlet/inlet
dipasang pada dinding yang berdekatan dengan
peralatan kedokteran yang digunakan.
b. Ceiling outlet dipasang pada plafon dan dekat dengan titik
pemakaian, biasanya dekat dengan bagaian kepala dari
tempat tidur pasien pada ruangan new born room dan
premature room.
c. Ceiling column, penempatan/pemasangannya sama
dengan ceiling outlet. Karena ceiling column memiliki beban
yang cukup berat ± 100 kg, maka harus digantung pada
konstruksi yang kuat menahan beban tersebut.
d. Pemasangan outlet pada ruang operasi/bedah maupun
peralatan harus berfungsi secara otomatis, outlet akan
tertutup rapat pada saat tidak terpakai dan terbuka apabila
telah disambungkan dengan alat penyalur gas medik.
e. Urutan pemasangan outlet gas medik harus tetap, pada :
Oksigen (O2), Dinitrogen oksida (N20), Udara tekan medik
( UTM / MA), Udara tekan alat (UTA / TA ), Vakum medik
(udara hisap) (VAK/SAC), Karbon dioksida, (CO2),
Nitrogen, (N), Buangan sisa gas anestesi (BSGA/WAGD).
f. Pemasangan setiap outlet gas medik/inlet vakum medik
diberi nama, warna yang berbeda, ukuran drat/sekrup yang
berbeda pula atau pin hole index yang berbeda.
g. Setiap ruangan yang terdapat lebih dari 1 pemasangan

22
h. Outlet gas medik harus dilakukan pengetesan silang, untuk
memastikan tidak terdapat kesalahan jenis gas pada outlet.
i. Setiap titik outlet/inlet harus dilakukan pengetesan flow dan
tekanan gas.

E. Inovasi Telemonitoring pada Gas Medis


Instalasi gas medis menjadi salah satu perangkat penunjang dalam
pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. ketersediaan gas medis
merupakan suatu hal yang sangat penting demi menjamin ketersediaan
gas medis dalam suatu instalasi gas medis, maka dari itu sistem monitoring
tekanan outlet tabung gas sangat diperlukan. Penempatan ruang instalasi
gas medis biasanya jaraknya jauh dengan ruang operator sehingga dapat
mengakibatkan terganggunya ketersediaan gas medis karena adanya
keterlambatan dalam mengganti tabung gas pada saat ketersediaan isi
tabung gas medis telah habis, terutama pada gas oksigen.
Di dalam instalasi gas medis terdapat dua buah bagian oksigen
yaitu oksigen yang sedang digunakan atau oksigen yang sedang dialirkan
ke ruangan-ruangan dengan menggunakan oksigen central dan bagian
oksigen yang sedang stanbay atau oksigen cadangan yang ecara otomatis
kalau oksigen yang sedang dialirkan habis maka tabung oksigen cadangan
bisa langsung menggantikan. Untuk tercapainya alat yang bisa memantau
saat terjadinya perpindahan oksigen dan menginformasikan kepada
petugas sentral gas maka diperlukan sebuah modem sebagai jalur
komunikasi lewat satelit yang bisa memberikan pesan kepada petugas
central gas melalui jalur komunikasi telepon seluler. Pengontrolan sistem
yang digunakan untuk mengolah data serta sistem komunikasi adalah
sebuah cip mikrokontroler arduino Atmega 328.
Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu adanya perancang
untuk sistem yang dapat memantau ketersediaan gas medis dan
menginformasikan kepada petugas gas medis dimanapun dan kapanpun,
sehingga ketersedian gas medis akan tetap terpantau. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Rahmat, B. (2019). Berikut tahapan atau protokol
yang perlu diperhatikan untuk pembuatan sistem monitoring.

23
1. Merancang system yang akan digunakan untuk memonitor tabung
gas medis.
2. Mengumpulkan komponen-komponen alat yang dibutuhkan.
3. Merancang perangkat lunak yang akan digunakan.
4. Membuat rangkaian elektronika dan sistem kontrol yang digunakan.
5. Melakukan pengukuran tegangan dan arus pada perangkat keras
elektronika serta sistem kontrolnya.
6. Uji coba sistem dengan menggunakan simulasi on off pada sistem
secara keseluruhan.
7. Implementasi sistem dilakukan di laboratorium elektronika teknik
elektromedik.
8. Sistem yang akan dibuat menyesuaikan dengan rancangan blok
gambar diagram sistem berikut :

Sumber : Rahmat, B. (2019)


Pengujian sistem ini secara keseluruhan dilakukan oleh peneliti
pada sistem jaringan manipol gas medis di kedua sisi, yaitu manipol tabung
sisi kanan dan manipol tabung sisi kiri. Indikasi ketersedian gas medis
dibuat secara simulasi dengan lampu LED sebagai indikator, bila tabung
dalam keadaan isi maka lampu indikator padam dan bila tabung dalam
keadaan kosong maka ampu indikator akan menyala.
Pada saat pengujian pada jaringan manipol gas medik sisi sebelah
kanan, kondisi ketersedian gas medik disimulasikan dengan indikasi lampu
LED. Bila tabung gas medis dalam kondisi masih terisi gas maka lampu
indikator akan padam dan sistem kontrol akan memberikan informasi di

24
layar monitor seperti tampilan yang tertulis di layar LCD yaitu : “ Modem :
OK , Gas Central Aman “.
Bila tabung gas medis dalam kondisi kosong maka lampu indicator
LED akan menyala dan sistem akan memberikan informasi ke layar
monitor “ Kanan Habis Harap Diganti !!!” dan pada saat yang bersamaan
system control akan memerintahkan modem untuk mengirimkan pesan
singkat ke nomor telepon petugas jaga sentral gas. Pesan singkat yang
terbaca di layar telepon seluler adalah “Gas Pada Tabung Sebelah Kanan
Habis, Harap Segera Diganti” dan system kontrol akan memberikan
konfirmasi pengiriman pesan di layar LCD “ Kanan Habis, Harap Diganti ! ”
Pada saat pengujian pada jaringan manipol gas medik sisi sebelah
kiri, bila tabung gas medik dalam kondisi kosong maka lampu indikator
akan menyala dan sistem akan memberikan informasi “ Kiri Habis Harap
Diganti !!!” di layar LCD dan pada saat yang bersamaan system control
akan memerintahkan modem untuk mengirimkan pesan singkat ke nomor
telepon petugas jaga sentral gas. Pesan singkat yang terbaca di layar
telepon seluler adalah “Gas Pada Tabung Sebelah Kiri Habis, Harap
Segera Diganti” dan sistem akan memberikan konfirmasi pengiriman pesan
di layar LCD “ Kiri Habis, Harap Diganti! ”.

F. Peran Standar Instalasi Gas Medis dalam Menjaga Keselamatan Dan


Keamanan Pasien
Standar instalasi gas medis memiliki peran yang sangat penting
dalam menjaga keselamatan dan keamanan pasien serta petugas medis
di rumah sakit. Menurut Sushmita Sarangi (2018) menerangkan bahwa
gas medis saat ini digunakan untuk sejumlah aplikasi klinis yang
beragam dan pengiriman melalui pipa merupakan pencapaian penting
dalam bidang perawatan pasien. Keselamatan pasien sangat penting
dalam desain, instalasi, commissioning, dan pengoperasian sistem pipa
gas medis. Berikut adalah beberapa peran utama standar instalasi gas
medis dalam menjaga keselamatan dan keamanan pasien :
1. Kemampuan dalam Memasok Gas Medis
Standar instalasi gas medis memastikan pemasokan gas
medis yang stabil, konsisten, dan kecakapa untuk berbagai area

25
dan unit di rumah yang ada di sakit. Dengan mematuhi standar
tersebut, rumah sakit dapat terhindar dari risiko terjadinya
kekurangan gas medis yang dapat mengganggu perawatan pasien
dan mengancam keselamatan mereka.
2. Keamanan Penyimpanan dan Pendistribusian Gas Medis
Standar instalasi gas medis mengatur persyaratan yang
harus dipenuhi dalam penyimpanan dan distribusi gas medis di
yang ada di rumah sakit. Hal ini termasuk pada hal pemilihan
peralatan penyimpanan yang aman, penggunaan pipa distribusi
yang tepat, dan penerapan tindakan keamanan yang sesuai.
Dengan memperhatikan hal tersebut, dapat membantu mencegah
kebocoran gas medis yang menimbulkan potensi berbahaya dan
meminimalkan risiko kecelakaan dapat membahayakan pasien.
3. Pemeliharaan Rutin dan Pengujian Berkala
Standar instalasi gas medis mendorong pemeliharaan rutin
dan pengujian berkala pada sistem gas medis. Pemeliharaan yang
teratur dan konsisten, termasuk pemeriksaan, pembersihan, dan
kalibrasi peralatan, sangat penting untuk memastikan kinerja yang
optimal dan untuk mengurangi risiko kegagalan sistem. Pengujian
berkala juga dilakukan untuk memastikan tekanan, suhu, dan aliran
gas medis tetap dalam batas yang aman. Maka dari itu, standar ini
dapat membantu menjaga integritas sistem dan mencegah
terjadinya insiden yang dapat membahayakan pasien.
3. Pelatihan Pada Petugas Di Instalasi Gas Medis
Standar instalasi gas medis berperan dalam menyediakan
pedoman pelatihan kepada petugas medis mengenai penggunaan
yang aman dan benar terkait dengan gas medis. Hal ini meliputi
pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya, prosedur penanganan
kegawatan, dan praktik penggunaan yang aman. Oleh karena itu,
standar ini dapat membantu meningkatkan kesadaran petugas
medis terhadap risiko atau langkah-langkah yang perlu diambil
untuk menjaga keselamatan pasien.
Melalui implementasi atau pengaplikasianya yang tepat dari
mengenai standar instalasi gas medis, rumah sakit dapat memastikan

26
penggunaan gas medis yang aman, dan dapat mengurangi risiko
kecelakaan atau insiden yang dapat membahayakan pasien serta dapat
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan dalam penyediaan perawatan
kesehatan.

27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang digunakan
pada pelayanan medis untuk sarana pada fasilitas kesehatan Wijaya, N.
(H., Untara, B., dan Khoirunnisa, I., 2019). Ketersediaan gas medis
merupakan suatu hal yang sangat penting karena untuk menjamin
ketersediaan dalam suatu instalasi gas medis. Instalasi Gas Medis
merupakan seperangkat prasarana perpipaan beserta peralatan yang
menyediakan gas medis tertentu yang dibutuhkan untuk menyalurkan gas
medis ke titik outlet pada ruang tindakan dan perawatan.
Gas medis memiliki banyak jenis tergantung penggunaan di rumah
sakit maupun berbagai industri lainnya antara lain ada Oksigen (O2),
Nitrous Oxide (N2O), Carbon Dioxide (CO2), Helium (He), Nitrogen (N2),
dll. Sedangkan untuk komponen sistem gas medis yang dapat menjadi
kunci kelancaran dalam pendistribusiannya terdiri dari sentral gas medis
box valve dan alarm, jaringan pipa instalasi gas medik, outlet gas medis,
perlengkapan outlet.
Standar pada instalasi gas medis di rumah sakit ditetapkan untuk
memastikan keamanan, kualitas, dan efektivitas penggunaan gas medis
dalam pelayanan kesehatan. Penetapan persyaratan dan standar atau
pedoman teknis instalasi gas medik di rumah sakit Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jendeal
Bina Upaya Kesehan (BUK), Kementrian Kesehatan RI, Tahun 2011.
Untuk tercapainya alat yang bisa memantau saat terjadinya
perpindahan oksigen dan menginformasikan kepada petugas sentral gas
maka diperlukan sebuah inovasi misalnya seperti modem sebagai jalur
komunikasi lewat satelit yang bisa memberikan pesan kepada petugas
central gas melalui jalur komunikasi telepon seluler. Standar instalasi gas
medis memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keselamatan
dan keamanan pasien serta petugas medis di rumah sakit untuk
mengurangi risiko insiden yang dapat membahayakan pasien serta dapat
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan dalam penyediaan perawatan
kesehatan.

28
B. Saran
Sebaiknya standar instalasi gas medis di rumah sakit perlu untuk
diperhatikan. Dengan adanya kajian yang berkaitan dengan standar
instalasi gas medis diharapkan mampu memberikan gambaran, petunjuk
atau pedoman untuk mengetahui standar – standar yang harus
diperhatikan. Pembahasan ini diharapkan dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan untuk mengurangi risiko kecelakaan atau insiden
yang dapat membahayakan.

29

Anda mungkin juga menyukai