BAB 6 Plumbing
BAB 6 Plumbing
CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN
BAB VI
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING
PASAL 1
PEKERJAAN PLUMBING
1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini mencakup kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plumbing, sebagaimana yang ditunjukkan
pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
1) Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa air bersih.
2) Pengadaan dan Pemasangan peralatan Tanki Septik.
3) Pengadaan dan pemasangan Tandon Air Bersih. (Roof Tank)
4) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, air bekas ;Vent dan air hujan.
Sesuai dengan gambar rencana dan buku spesifikasi ini.
5) Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan carbon dan sand filter air.
6) Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang.
7) Pengadaan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas (3 bulan).
8) Pembuatan soft drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan As built drawing bagi
instalasi yang telah terpasang.
b. Koordinasi
1) Gambar-gambar rencana melingkupi tata letak tersebut umum dari peralatan, pemipaan, gambar-
gambar detail dan lain-lain.
Pemborong harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan
pemasangan yang sempurna dari peralatan tersebut.
2) Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam gambar atau
sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang sebagaimana layaknya, tanpa adanya biaya tambah .
Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada sehubungan dengan pekerjaan plumbing baik
untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan tanggung jawab Pemborong
Plambing.
Semua pekerjaan pembuatan dudukan / pondasi untuk pompa / mesin dilakukan oleh Pemborong
Plambing, termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi pompa.
Semua penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan spesifikasi
dilakukan oleh pihak lain, Pemborong plambing harus berkoordinasi dan memberikan data-data,
ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.
Dalam hal dimana ada lebih dari satu Pemborong dengan tingkat prioritas tanggung jawab yang
sama dan bagian pekerjaannya terletak berdampingan, maka masing-masing pemborong wajib
melakukan perapihan pada bagian pekerjaannya serta melindungi bagian pekerjaan Pemborong lain,
sedemikian rupa sehingga tidak cacat akibat pelaksanaan pekerjaan menurut bagiannya.
c. Pengajuan-pengajuan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengajukan :
1) Daftar Material dari seluruh komponen peralatan yang akan dipasang.
2) Shop drawing yang menunjukkan secara terinci pekerjaan-pekerjaan / pemasangan peralatan dan
pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan yang sulit
dilaksanakan. Ataupun perubahan/modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
3) Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan yang akan
dipasang.
4) Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari material / peralatan
yang akan dipasang.
d. Review
Direksi Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari Pemborong dan memberi
komentar atas hal tersebut.
Pemborong harus memofifikasi / merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar Direksi Pengawas,
sampai didapat persetujuan dari Direksi.
e. Standard dan Kode
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturan-peraturan
sebagai berikut :
1) Standard Normalisasi Indonesia (SNI)
2) Peraturan Badan Pemadam Kebakaran setempat.
3) Ketentuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung – Departemen PU.
4) National Fire Protection Association (NFPA) 13 dan 14.
5) Pedoman Plambing Indonesia.
f. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi
1) Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan telah serah terima pertama. Pemborong wajib
menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak biru dan 1 set transparan.
2) Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan perawatan/maintenance
dari sistem yang dipasang.
2. Sistem
a. Air Bersih
Sumber air untuk proyek ini adalah dari air sumur/tanah yang langsung dipompa menuju roof tank.
Sebelum didistribusikan air dari roof tank di filter melalui carbon dan sand filter.
Selanjutnya dengan menggunakan pompa booster package, air bersih salurkan ke jaringan unit fixture.
Suatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin menghasilkan kualitas pengerjaan yang terbaik,
Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas dan mengajukan saran-saran
perbaikan / perubahan.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin
ditimbulkan.
3) Strainer :
Digunakan tipe bronze body screwed cap stainless steel mess end untuk strainer sampai dengan
diameter 50 mm.
Digunakan Y Pattern stainless steel perforated screen bolted bonnet flanged end untuk strainer
lebih besar dari diameter 50 mm.
4) Flexible Connection / Joint :
Digunakan flexible connection / Joint model double sphere dengan material Neoprene Rubber yang
dapat menahan tekanan sampai 10 kg / cm2.
Tekanan kerja katup untuk peralatan pompa distribusi adalah minimal 80 psi.
Tekanan kerja valve-valve untuk pipa-pipa distribusi selain tersebut diatas bisa dipakai katup
dengan tekanan kerja 80 psi.
4. Syarat-Syarat Pemasangan
a. Umum
1) Penetapan lokasi dari peralatan sanitair, fixture-fixture floor drain dan roof drain, pipa-pipa cabang
harus diperiksa sesuai dengan gambar-gambar perencanaan mekanikal dan arsitektur, dan disesuaikan
dengan dimensi yang diberikan oleh pabrik pembuatnya.
2) Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua pembongkaran bagian-bagian
bangunan yang lainnya hanya boleh dilakukan setelah ada izin tertulis dari Pengawas. Pemborong
bertanggung jawab atas Pembobokan / penambalan tanpa tambahan biaya.
3) Pada setiap cabang utama pipa air bersih yang disambungkan ke pipa tegak pada shaft untuk setiap
lantai, harus dilengkapi dengan katup-katup untuk mengisolir setiap cabang dari keseluruhan sistem
agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang perlu untuk fixture pada lantai tersebut tanpa
mengganggu pelayanan air pada lantai-lantai yang lain.
4) Pemborong bertanggung jawab atas penyediaan data lokasi pemasangan yang tepat. Pemasangan
pada konstruksi bangunan yang dicor dengan beton dilaksanakan oleh Pemborong struktur atas
petunjuk Pemborong plambing.
5) Insert (tempat penyekrupan) harus ditanam dengan baik dalam dinding atau lantai dan rata dengan
permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut dan setelah alat-alat tersebut terpasang insert
harus tidak tampak.
6) Apabila digunakan baut tembus (though bolt) harus dipasang plat penahan pada sisi yang lain dari
dinding atau lantai tersebut.
7) Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat.
8) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak / tertumpu
dengan baik.
9) Untuk pipa-pipa air bersih dan air baku yang terlihat (expose) harus diberi lapisan (cat) finish dengan
warna yang ditentukan kemudian oleh Direksi.
10) Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm disekelilingnya. Jenis
pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
11) Selama pemasangan berkala, Pemborong harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk
mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
12) Semua sambungan/cabang pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan cabang Y, pipa
mendatar untuk air kotor & air hujan memiliki kemiringan minimal 1 %.
13) Pipa-pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran utama diluar bangunan
dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
14) “Roughing in” untuk pipa dan fixtures harus dibuat bersama-sama dengan pelaksanaan konstruksi
bangunannnya.
Pemborong harus memberikan informasi kepada Pemborong Struktur tentang posisi lubang pipa pada
dinding dan lantai, dan apabila diperlukan semua pipa dan fitting yang harus ditanam dalam beton harus
dibersihkan benar-benar dan bebas dari karat dan cat.
15) Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda harus
menggunakan “Reducing Fitting”. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dari jensi “Long
Radius”, “Short Radius” hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan
digunakan belokan jenis long radius dan Pemborong harus memberitahukan hal ini kepada Pengawas.
Fitting dan alat-alat lain yang akan menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
16) Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok, tanpa pendapatkan
izin tertulis dari Pemberi Tugas atau Pengawas.
17) Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.
18) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm dan memberikan
kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi diluar pipa ataupun isolasinya.
19) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.
20) Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water
proofing) harus dari jenis “Flashing Sleeves”. Flens dari sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi
klem yang akan mengikat “Flashing Sleeves”.
21) Rongga antara pipa dan sleeves harus kedap air, karena akan diisi dengan gasket atau media lain yang
secara umum dipakai.
22) Semua pia harus diikat / ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau angker yang harus cukup
kokoh (rigid).
Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus
tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkah
konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.
23) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan jarak
antara penggantung tidak lebih dari 3 meter.
24) Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantung untuk disetujui oleh Pengawas.
Penggantung yang terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.
25) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan dengan insert
yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau pembobokan, atau dengan baut tembok (Ramset
Bolt).
26) Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar), paling jauh dengan jarak antara dua lantai
(tingkat).
27) Penggantung / penumpu pipa dan peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian
bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat, jenis Zinc
Chromate yang dilaksanakan dalam 2 bagian (2 lapis).
Sistem Penyambungan uPVC harus memenuhi standard JWWA S 101–1967, dimana untuk
ukuran nominal pipa 50 mm kebawah menggunakan solvent cement dan untuk pipa 65 mm
keatas menggunakan solvent cement joint.
Khususnya untuk pemakaian di lapangan (site) jumlah maupun takaran solvent cement harus
memenuhi standard.
2) Penggantung / Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibaut dengan kuat lengkap dengan penggantung atau
angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran. Standard
yang dipersyaratkan harus buatan pabrik (lokal standard) dengan ketelitian tinggi sesuai gambar
rencana.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak maksimum
tidak lebih dari 250 cm.
Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga 1 mm. Rongga pipa
karena adanya sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang elastis.
Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet getas.
Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun untuk sistem
pemipaan vertikal.
Penggantung atau penumpu pipa adalah standard product dan harus disekrup / terikat pada
konstruksi bangunan dengan angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan
ramset.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem (Clamp) dan dibuat dengan
jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap klem.
3) Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya
dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu pemasangan
– pemasangan/dinding porselent dan sebagainya dan Pemborong dari Main Kontraktor dan Sub
Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut didalam kelengkapan jaringan
instalasi plumbing.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan
campuran yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan
sebagainya.
2) Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal selama 1 (satu)
jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
3) Apabila Pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Pemborong harus
melakukannya tanpa tambahan biaya dan menjadi tanggungan Pemborong.
b. Pengujian Instalasi Sistem Distribusi Air Bersih
1) Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi air bersih, Pemborong
diwajibkan untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan utama (pompa-pompa, panel
listrik dan panel kontrol, pressure tank dll), Pengujian yang harus dilakukan minimum antara lain :
Debit aliran air
Putaran pompa
Tekanan pompa
Arus kerja motor
Cut in / cut off Pressure Tank.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk diminta persetujuannya.
2) Bersama-sama Pengawas / MK, Pemilik Proyek dan Perencana, Pemborong diwajibkan untuk
melakukan pengujian terhadap performasi peralatan utama dengan sistem yang telah difungsikan
secara penuh. Pengujian ini meliputi :
Kapasitas pompa
Arus Kerja Motor
Kerja Pressure Tank.
Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk dimintakan
persetujuannya.
3) Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In) selesai dipasang dan sebelum
memasang fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor harus diuji dengan tekanan
hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya (working pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2
atau 12 atm untuk seluruh sistem distribusi air bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor
dengan tekanan 8 kg / cm2 atau 8 atm dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 (dua
belas) jam tanpa mengalami kebocoran pada distribusi pipa dan tekanan tersebut tidak berubah.
4) Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan Pengglontoran air pada seluruh sistem distribusi air
bersih dan air kotor atau yang disebut dengan sistem Flushing.
d. Disinfeksi
1) Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air sebelum
diserahkan kepada Pemberi Tugas.
2) Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam sistem pipa, dengan cara /
metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50 ppm (Parts per Million).
3) Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga kadar chlorine
menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.
4) Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus dibuka dan
ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam.
6. Pengecatan
a. Semua pipa dilapisi tahan isolasi anti karat bahan sintetik (densil tape).
b. Untuk pipa-pipa dalam plafon agar mudah dikenali diberikan tanda / warna cat pada setiap jarak 4 m
dengan arah aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan
standark merek cat yang digunakan minimal product ICI atau Dana Paint.
c. Sebagai Patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
1) Untuk Jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.
2) Untuk Pipa air Kotor dipakai warna hijau.
3) Pipa air buangan atau drain dipakai warna abu - abu
4) Untuk pipa-pipa exposed tanda-tanda berupa arah panah, arah aliran diluar pipa dipakai warna arah
panah putih Atau ditentukan lain oleh Pemilik Proyek / MK.
Jumlah : 1 unit
Dalam operasinya, sudah termasuk peralatan-peralatan kontrol antara lain : Pressure Switch, Pressure
Gauge, Pressure Tank, Pump Control, dan accessories lainnya.
Seluruh pekerjaan listrik harus dilaksanakan mengikuti standard dalam PUIL terbitan terakhir
NO DESKRIPSI/MATERIAL SETARA
II MEKANIKAL
9 Kran SAN-EI
14 Pompa-pompa SANYO
oOo