Anda di halaman 1dari 22

Pengertian UMKM Menurut

Undang-Undang, Kriteria, dan Ciri-


Ciri UMKM

Sebenarnya, Apa itu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan


Menengah)? Pengertian UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai
usaha mikro.
Seperti diatur dalam peraturan perundang-undangan No. 20 tahun
2008, sesuai pengertian UMKM tersebut maka kriteria UMKM dibedakan
secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha
menengah. Lebih dalam tentang UMKM akan dibahas secara lengkap pada
artikel ini.

Pengertian UMKM Menurut Para Ahli


Daftar isi
Beberapa ahli pernah menjelaskan tentang definisi UMKM, diantaranya
adalah:

1. Rudjito
Menurut Rudjito, pengertian UMKM adalah usaha yang punya peranan
penting dalam perekonomian negara Indonesia, baik dari sisi lapangan
kerja yang tercipta maupun dari sisi jumlah usahanya.

2. Ina Primiana
Menurut Ina Primiana, pengertian UMKM adalah pengembangan empat
kegiatan ekonomi utama yang menjadi motor penggerak pembangunan
Indonesia, yaitu;
 Industri manufaktur
 Agribisnis
 Bisnis kelautan
 Sumber daya manusia
Selain itu, Ina Primiana juga mengatakan bahwa UMKM dapat diartikan
sebagai pengembangan kawasan andalan untuk mempercepat pemulihan
perekonomian untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan
berbagai sektor dan potensi. Sedangkan usaha kecil merupakan
peningkatan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat.

3. M. Kwartono
Menurut M. Kwartono, pengertian UMKM adalah kegiatan ekonomi rakyat
yang punya kekayaan bersih maksimal Rp 200.000.000,- dimana tana dan
bangunan tempat usaha tidak diperhitungkan. Atau mereka yang punya
omset penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,- dan milik warga
negara Indonesia.

Kriteria UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah)
Untuk mengetahui jenis usaha apa yang sedang dijalankan perlu
memperhatikan kriteria-kriterianya terlebih dahulu. Hal ini penitng
digunakan untuk pengurusan surat ijin usaha kedepannya dan juga
menentukan besaran pajak yang akan dibebankan kepada pemilik UMKM.

Berikut masih-masing pengertian UMKM dan kriterianya:

1. Usaha Mikro
Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang
dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha
mikro.
Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang memiliki
kekayaan bersih mencapai Rp 50.000.000,- dan tidak termasuk bangunan
dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnnya
paling banyak Rp 300.000.000,-

2. Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang independen
atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau kelompok dan
bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama. Dikuasai dan
dimiliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah.

Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki
kekayaan bersih Rp 50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhkannya
mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya antara
Rp 300.000.000,- sampai paling banyak Rp 2,5.000.000.000,-.

3. Usaha Menengah
Pengertian usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan
bukan merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta
menjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil
atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang sudah diatur
dengan peraturan perundang-undangan.

Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar dengan kriteria


kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari
Rp500.000.000,- hingga Rp10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan
dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tahunannya mencapai
Rp2,5 .000.000,- milyar sampai Rp50.000.000.000,-.

Klasifikasi UKM (Usaha Kecil Menengah)


Berdasarkan perkembangannya, UKM di Indonesia dapat dibedakan dalam
4 kriteria, diantaranya:

1. Livelihood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai


kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Misalnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, yaitu UKM yang punya sifat pengrajin namun
belum punya sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, yaitu UKM yang telah memiliki jiwa
entrepreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan
ekspor
4. Fast Moving Enterprise, yaitu UKM yang punya jiwa kewirausahaan
dan akan bertransformasi menjadi sebuah Usaha Besar (UB).
Ciri-Ciri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah)
 Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa
berganti sewaktu-waktu
 Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu
 Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi
dan keuangan usaha masih disatukan
 Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa
wirausaha yang mumpuni
 Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
 Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun
sebagian telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank
 Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk
NPWP
Jenis-Jenis UMKM
Seperti yang dijelaskan pada pengertian UMKM yang tertuang
dalam Keppres RI No. 19 Tahun 1998 sebagai kegiatan ekonomi rakyat
pada skala kecil yang perlu dilindungi dan dicegah dari persaingan yang
tidak sehat.
Pada dekade terakhir ini mulai marak bermunculan bisnis UMKM mulai dari
skala rumahan hingga skala yang lebih besar. Berikut ada 3 jenis usaha
yang termasuk UMKM:

1. Usaha Kuliner
Salah satu bisnis UMKM yang paling banyak digandrungi bahkan hingga
kalangan muda sekalipun. Berbekal inovasi dalam bidang makanan dan
modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini terbilang cukup menjanjikan
mengingat setiap hari semua orang membutuhkan makanan.

2. Usaha Fashion
Selain makanan, UMKM di bidang fashion ini juga sedang diminati. Setiap
tahun mode tren fashion baru selalu hadir yang tentunya meningkatkan
pendapatan pelaku bisnis fashion.

3. Usaha Agribisnis
Siapa bilang usaha agribisnis di bidang pertanian harus bermodalkan tanah
yang luas. Anda bisa memanfaatkan perkarangan rumah yang disulap
menjadi lahan agrobisnis yang menguntungkan.
Baca juga: Pengertian Lembaga Sosial
Di atas tadi adalah penjelasan singkat tentang pengertian UMKM, kriteria,
dan ciri-ciri UMKM. Semoga bermanfaat.

PENGERTIAN UMKM: Ciri, Jenis, Kriteria


& Contoh UMKM-UKM Indonesia
PutraNovember 21, 20190

Pengertian UKM dan UMKM – Saat berbicara tentang bisnis, Anda sering mendengar
istilah UKM dan UMKM. Keduanya punya hubungan erat dengan usaha yang dilakukan
oleh masyarakat dan bukan merupakan korporasi.

Keduanya juga merupakan elemen yang mampu menggerakkan roda perekonomian


Indonesia. Dengan tumbuh suburnya UKM serta UMKM, maka daya beli masyarakat
pun meningkat dan pengangguran berkurang.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS), jumlah pengusaha di Indonesia
meningkat dari 1,56% pada tahun 2014 menjadi 3,1% pada tahun 2016. Ini
membuktikan bahwa ada banyak minat masyarakat dalam bidang usaha kecil
menengah atau pun usaha mikro kecil menengah.

Namun, banyak yang mengira bahwa keduanya memiliki makna yang sama. Padahal,
keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, apalagi, ditinjau dari segi besar
usaha dan juga hukum yang mengatur keduanya.

Berikut adalah penjelasan mengenai UKM dan UMKM serta elemen-elemen yang ada di
dalamnya.

Daftar Isi Artikel [buka]


Pengertian UMKM dan UKM
klikpajak.id
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, UMKM alias usaha mikro adalah usaha milik perseorangan atau badan
usaha perorangan yang produktif dan memenuhi kriteria yang ditulis oleh Undang-
Undang.

Aset maksimal dari usaha ini adalah Rp50.000.000,00. Sedangkan, omset maksimalnya
Rp300.000.000,00.

Lantas, bagaimana dengan UKM? UKM alias usaha kecil menengah adalah usaha yang
juga dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan bagian dari usaha
menengah atau usaha besar. Asetnya berkisar antara Rp50.000.000,00-
Rp500.000.000,00 dengan omzet Rp300.000.000,00-Rp2.500.000.000,00.

Dari omzet dan aset, tentu Anda bisa melihat perbedaan antara UKM dan UMKM.
Namun, untuk memahami dengan lebih jelas lagi, ada beberapa perbedaan signifikan
lain dari UKM dan UMKM yang akan dibahas di bagian berikutnya.

Perbedaan UKM dan UMKM


umkmgoonline.com
Melihat dari perbedaan definisi antara UKM dan UMKM berdasarkan undang-undang
yang berlaku di Indonesia, ada beberapa hal yang dapat membedakan keduanya.

1. Modal Awal
Apabila mau membuka sebuah UKM alias Usaha Kecil Menengah, Anda harus memiliki
modal setidaknya lima puluh juta rupiah.

Sedangkan, apabila mau membuka UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah, Anda
membutuhkan modal awal sekitar tiga ratus juta rupiah.

2. Jumlah Tenaga Kerja


Jika Anda mau membuka sebuah UKM, jumlah tenaga kerja yang biasanya dimiliki
adalah sekitar lima sampai sepuluh orang. Sementara itu, bagi UMKM, biasanya
memiliki minimal tiga puluh pekerja.

Maka dari itu, UKM biasanya berbentuk seperti usaha kaki lima atau usaha yang
dilakukan di rumah (home industry).

Itulah beberapa perbedaan antara UKM dan UMKM. Maka, apabila Anda merasa
bingung digolongkan sebagai apa usaha Anda, maka Anda bisa merujuk pada
perbedaan di atas yang tentu saja didasarkan pada undang-undang di Indonesia.

Kriteria UMKM
suarapemredkalbar.com
Apa saja yang membuat sebuah usaha dapat dikategorikan sebagai UMKM atau Usaha
Mikro Kecil Menengah? Untuk dapat memahaminya, ketahui beberapa kriteria usaha
yang tergolong dalam UMKM:

1. Usaha Mikro
Kriteria UMKM adalah sebuah usaha mikro yang dimiliki oleh perseorangan atau badan
usaha dan juga didasarkan pada kriteria usaha mikro.

Kekayaan bersih yang dimiliki atau aset minimal adalah lima puluh juta rupiah.
Sementara itu, hasil penjualan atau omzet minimal adalah tiga ratus juta rupiah.

2.  Usaha Kecil


Usaha-usaha yang masuk ke dalam jenis usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan
bersih yang mencapai lima puluh juta rupiah. Ini tentu tidak termasuk dengan harga
tempat untuk mendirikan usaha.

Hasil penjualan atau omzet yang didapatkan oleh usaha ini setiap tahunnya adalah
berkisar antara tiga ratus juta rupiah sampai dengan 2,5 miliar rupiah.

3.  Usaha Menengah


Sementara itu, usaha menengah adalah usaha dengan total kekayaan bersih lima ratus
juta sampai dengan sepuluh miliar rupiah. Omzet per tahunnya mulai dari dua koma lima
miliar rupiah sampai dengan lima puluh miliar rupiah.

Usaha yang masuk ke dalam kategori ini bukan anak/cabang perusahaan yang besar
dan tidak termasuk ke dalam kategori UMKM.
Ciri-Ciri UMKM

superradio.id
Apa yang membedakan usaha yang masuk di dalam kategori UMKM dengan jenis
usaha yang besar? Ketahui hal tersebut melalui ciri-ciri UMKM:

 Tempat usaha bisa berpindah-pindah, tidak tetap berada di satu tempat


 Jenis barang yang dijual bisa berubah sewaktu-waktu, belum ada SOP ketat
yang mengatur hal ini
 Administrasi keuangan sederhana, terkadang keuangan pribadi dan keuangan
perusahaan masih disatukan
 Kebanyakan belum memiliki legalitas usaha
 Belum ada sistem ketat dan sistematis yang mengatur masalah SDM di dalam
badan usaha

Jenis-Jenis UMKM
modalrakyat.id
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, jenis UMKM
pun semakin berkembang. Berikut adalah jenis-jenis usaha yang bisa digolongkan
sebagai UMKM

1. Usaha Kuliner
Inilah usaha yang tidak akan hilang sampai kapan pun. Makanan adalah kebutuhan
pokok bagi manusia dan akan selalu dibeli secara rutin.

Usaha kuliner dengan omzet dan modal tertentu sesuai yang sudah ditetapkan oleh
undang-undang dapat dikategorikan sebagai UMKM.

2. Usaha Fashion
Ini juga merupakan usaha yang banyak dilakukan dalam ranah UMKM.
Usaha fashion meliputi pakaian, sepatu, dan aksesori. Usaha ini punya pangsa pasar
besar terutama wanita dan anak-anak.

3. Usaha Bidang Teknologi


UMKM juga mencakup usaha di bidang teknologi. Misalnya seperti jasa penulisan situs,
jasa pembuatan situs, jasa administrator media sosial, jual beli alat teknologi, dan
sebagainya.

4. Usaha kosmetik
Produk kosmetik juga memiliki pangsa pasar yang besar. Apalagi, produk kosmetik bisa
habis dalam waktu yang cepat. Namun untuk menjalankan produk ini Anda harus sedikit
berhati-hati karena tak semua kosmetik cocok dengan kulit seseorang.

5. Usaha Bidang Otomotif


Usaha seperti jual-beli kendaraan, suku cadang kendaraan, dan bengkel, juga bisa
dikategorikan sebagai UMKM otomotif.
6. Usaha Cendera Mata
Cendera mata merupakan salah satu lini usaha yang banyak dilakukan dalam UMKM.
Cendera mata bisa berupa baju, gantungan kunci, oleh-oleh khas daerah, dan juga
kerajinan khas daerah.

7. Usaha Agrobisnis
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama dalam
bidang pertanian. Untuk itu, ada banyak usaha di bidang produk pertanian dalam ranah
UMKM.

Contoh UMKM

prokal.co
Sebetulnya, ada banyak contoh UMKM di Indonesia yang berhasil bahkan mampu
menembus pasar internasional.

Apabila Anda tertarik untuk menjalankan bisnis ini, berikut ini adalah beberapa contoh
UMKM yang potensial dijalankan di Indonesia.

1. UMKM Dalam Bidang Kuliner


Bidang kuliner adalah usaha yang susah-susah gampang, tetapi tetap potensial.
Tantangan terletak pada begitu banyaknya orang yang berjualan makanan.

Anda harus bisa melakukan inovasi, baik dalam segi produk maupun pemasaran supaya
bisa bersaing dalam ranah ini. Lihat pasar dengan cermat, buat makanan dengan rasa
dan harga yang sesuai.
2. UMKM Dalam Bidang Konten
Segala hal kiwari ini berlangsung melalui internet, jadi membuat UMKM di bidang konten
internet adalah sesuatu yang potensial.

Kalau amat jago di bidang desain, Anda bisa membuka jasa desain untuk produk di
internet. Apabila Anda jago menulis, bukalah jasa penulisan.

Pahami segala hal terkait tren internet, SEO (search-engine optimization), dan
sebagainya.

3. UMKM Kosmetik dan Fashion


Suka buka aplikasi-aplikasi e-commerce? Kosmetik dan fashion adalah dua hal yang
mendominasi di sana. Keduanya tidak pernah lekang dimakan waktu.

Anda bisa mencoba untuk merintis bisnis di bidang ini. Namun, pastikan Anda
punya branding kuat dan memahami tren fashion serta kecantikan.

4. UMKM Cendera Mata


Kalau Anda tinggal di wilayah dengan potensi turisme tinggi, tidak ada salahnya
berjualan cendera mata. Pastinya barang dagangan Anda akan laris manis.

Namun, Anda juga bisa menjual barang dagangan secara daring. Jadi, Anda juga bisa
menjual barang ini kepada pelanggan yang memesan barang dari jauh.

5. UMKM Teknologi
Anda tidak bisa lari dari kenyataan bahwa teknologi memang sudah mendominasi hidup.
Jadi, mengapa tidak mencoba merintis usaha yang bersahabat dengan teknologi, tetapi
dalam bentuk hardware?

Misalnya, jual-beli alat teknologi, gawai, dan sebagainya. Ini merupakan sebuah hal
yang akan disambut dengan baik oleh masyarakat.

Perkembangan UMKM di Indonesia


kahijinews.com
Perkembangan UMKM di Indonesia sebetulnya cukup positif. Bahkan, data BPS sendiri
menyebutkan bahwa UMKM di Indonesia mampu menyumbangkan 57% dari total PDB
(Produk Domestik Bruto) di Indonesia.

Masih dari BPS, UMKM di Indonesia juga membuat tingkat wirausaha meningkat.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dari tahun 2014–2016, jumlah usahawan di
Indonesia meningkat pesat.

Ada beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk bisa meningkatkan produktivitas dan
kuantitas UMKM Indonesia, baik dari sisi masyarakat maupun pemerintah.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengembangkan UMKM di Indonesia secara


maksimal.

1. Event UMKM
Untuk bisa meningkatkan produktivitas UMKM, pemerintah bisa mengadakan
berbagai event UMKM yang potensial. Contohnya seperti pameran memperingati hari
tertentu atau menyediakan stand bagi UMKM di acara penting, seperti pameran kerja.

Dengan begitu, berbagai usahawan bisa mempromosikan UMKM yang sedang mereka
jalankan, sekaligus memperluas peluang ekspansi lewat sistem franchise.

2. Sosialisasi Pemasaran
Salah satu kendala majunya UMKM bukan hanya terletak pada kualitas produk, tetapi
bagaimana sebuah UMKM mampu melakukan pemasaran yang baik.
Sosialisasi pemasaran ini bisa dilakukan oleh lembaga terkait yang mengurus UMKM di
Indonesia. Caranya adalah dengan melakukan pelatihan, seminar, dan sebagainya.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, seminar ini bahkan bisa dilakukan
secara daring seperti menggunakan video (online seminar).

3. Menemukan investor
Ada banyak usaha yang stagnan dan tidak dapat berkembang dengan baik karena
kekurangan modal. Dua solusi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

Pertama, bisa diadakan sebuah pertemuan antara pihak UMKM dengan para investor
yang tertarik untuk berinvestasi di bidang tersebut. UMKM dengan konsep menarik dan
menguntungkan akan menarik banyak investor.

Sementara itu, kredit usaha rakyat bisa membantu para pelaku UMKM dalam
mendapatkan modal. Ini akan mempermudah mereka dalam mengembangkan bisnis.

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui terkait UMKM. Pada dasarnya, fokus terhadap
UMKM adalah sebuah hal yang akan sangat menguntungkan bagi kemajuan ekonomi
masyarakat Indonesia.

Untuk memajukan UMKM sekaligus UKM, kerja sama solid antara masyarakat dan
pemerintah pun diperlukan.

Pengertian Usaha Mikro

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, usaha mikro


merupakan usaha produktif milik perorangan atau individu, atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai berikut:

 Memiliki kekayaan bersih maksimal 50 juta rupiah selain tanah dan bangunan tempat usaha.
 Mendapatkan hasil penjualan maksimal 300 juta rupiah (nilai nominal ini bisa berubah sesuai
dengan perkembangan ekonomi yang diatur oleh Peraturan Presiden).

2. Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil adalah usaha yang memiliki peran yang signifikan dalam suatu negara
karena membantu mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Usaha kecil
menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan memberikan berbagai macam
layanan ekonomi sehingga membantu proses pemerataan dan meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, usaha kecil
merupakan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh orang perseorangan, yang
tidak menjadi bagian dari usaha menengah ataupun usaha besar, serta memenuhi
kriteria usaha kecil yang tercantum dalam undang-undang.
3. Pengertian Usaha Menengah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, usaha menengah


adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan orang perseorangan, yang tidak
menjadi bagian dari usaha besar, serta memenuhi kriteria usia menengah yang
tercantum dalam undang-undang, seperti:

 Memiliki kekayaan bersih antara 500 juta rupiah hingga maksimal 10 miliar rupiah, selain
tanah dan bangunan tempat usaha.
 Memperoleh hasil penjualan tahunan antara 2,5 miliar rupiah hingga maksimal 50 miliar
rupiah (nilai nominal ini bisa berubah sesuai perubahan ekonomi yang diatur dalam Peraturan
Presiden).

Ciri-Ciri UMKM
Ciri-Ciri Usaha Mikro

Berikut ini adalah ciri-ciri usaha mikro:

 Jenis barang yang dijual tidak selalu tetap, bisa berubah sewaktu-waktu.
 Tempat usahanya tidak menetap, bisa berpindah tempat sewaktu-waktu.
 Belum pernah melakukan administrasi keuangan, serta menggabungkan kekayaan keluarga
dengan keuangan usaha.
 Tetap bisa berkembang meski negara mengalami krisis ekonomi.
 Tidak sensitif terhadap suku bunga.
 Pemilik usaha mikro biasanya jujur dan ulet serta mau dibimbing jika menerima pendekatan
yang tepat.
 Sulit mendapat bantuan kredit dari perbankan
 Tenaga kerja yang dimiliki tidak banyak, sekitar 1 sampai 5 orang saja, termasuk anggota
keluarganya.
 Usahanya relatif kecil.
 Lokasi usaha berada di sekitar rumah.
 Jarang terlibat dalam kegiatan ekspor-impor.
 Manajemen usaha dilakukan sendiri secara sederhana.

2. Ciri-Ciri Usaha Kecil

Berikut ini adalah beberapa hal yang membedakan usaha kecil dengan jenis usaha
lainnya:

 Tidak memiliki sistem pembukuan. Hal ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak bisa atau sulit
mendapat bantuan kredit dari perbankan.
 Sulit untuk meningkatkan atau memperbesar skala usahanya. Hal ini terjadi karena biasanya
teknologi yang digunakan bersifat semi modern, bahkan ada yang mengerjakan usaha kecil
secara tradisional (tanpa teknologi).
 Tidak terlibat dalam kegiatan ekspor-impor.
 Modal yang dimiliki jumlahnya terbatas.
 Pemilik usaha kecil tidak bisa membayar gaji pegawai dalam jumlah besar.
 Biaya produksi per unit lebih tinggi karena pemilik usaha kecil tidak mendapat diskon
pembelian seperti yang didapat perusahaan besar.
 Jenis produk yang dijual tidak banyak. Jika produk baru mereka tidak laku di pasaran, atau
produk lamanya ketinggalan zaman, usaha kecil bisa saja mengalami kebangkrutan.
 Kurang dipercaya oleh masyarakat. Usaha kecil harus berusaha dan memberikan bukti saat
menawarkan produk baru. Sebab, reputasinya di masa lalu kurang diperhitungkan oleh
masyarakat. Masyarakat cenderung menerima dan menyukai produk dari perusahaan besar
sebab namanya sudah dikenal banyak orang.

3. Ciri-Ciri Usaha Menengah

Berikut ini adalah beberapa ciri usaha menengah yang membedakannya dengan jenis
usaha lain:

 Memiliki manajemen usaha yang lebih baik dan lebih modern. Adanya pembagian tugas yang
jelas antara bagian produksi, bagian pemasaran, bagian keuangan, dsb.
 Pernah melakukan administrasi keuangan dengan cara menerapkan sistem akuntansi secara
teratur. Hal ini akan mempermudah pihak tertentu dalam melakukan pemeriksaan dan juga
penilaian.
 Memberikan jaminan sosial kepada para pekerja, seperti jamsostek, jaminan kesehatan, dsb.
 Telah mengurus segala persyaratan legalitas, seperti izin tetangga, izin usaha, NPWP, izin
tempat, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Prosa - Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya.

Jenis-Jenis UMKM
1. Jenis-Jenis Usaha Mikro

Jenis usaha mikro antara lain warung kelontong, warung nasi, tukang cukur, tambal
ban, peternak lele, peternak ayam, dsb.
2. Jenis-Jenis Usaha Kecil

Pada hakikatnya, usaha kecil digolongkan menjadi tiga jenis:

 Industri kecil, contohnya: industri kerajinan tangan, industri logam, industri rumahan, dan lain
sebagainya.
 Perusahaan berskala kecil, contohnya: toserba, koperasi, mini market, dan lain-lain.
 Usaha informal, contohnya: pedagang kaki lima yang menjual sayur, daging, dsb.

3. Jenis-Jenis Usaha Menengah

Berikut ini adalah beberapa jenis usaha menengah:

 Usaha pertanian, perkebunan, perternakan, kehutanan skala menengah.


 Usaha perdagangan skala besar yang melibatkan kegiatan ekspor-impor.
 Usaha ekspedisi muatan kapal laut, garmen, dan jasa transportasi seperti bus yang bepergian
antar propinsi.
 Usaha industri makanan, minuman, elektronik, dan logam.
 Usaha pertambangan.
Kelebihan UMKM
Adapun kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sbb:
1. Pemilik usaha bebas dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Pemilik biasanya memiliki peran atau turun tangan secara langsung dalam
menjalankan usaha.
3. Usaha yang dijalankan memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Kekurangan UMKM
Selain kelebihan, UMKM juga tentu saja memiliki sejumlah kekurangan seperti
1. Sulit untuk mengembangkan usaha karena jumlah modal yang dimiliki terbatas.
2. Sulit untuk mendapat karyawan karena jumlah gaji yang ditawarkan tidak begitu
besar.
3. Relatif lemah dalam spesialisasi. Pemilik usaha UMKM tidak berjualan barang
tertentu secara tetap. Mereka bisa saja menjual barang lain sewaktu-waktu.

PENGERTIAN UMKM: Ciri, Jenis, Kriteria


& Contoh UMKM-UKM Indonesia
PutraNovember 21, 20190

Pengertian UKM dan UMKM – Saat berbicara tentang bisnis, Anda sering mendengar
istilah UKM dan UMKM. Keduanya punya hubungan erat dengan usaha yang dilakukan
oleh masyarakat dan bukan merupakan korporasi.

Keduanya juga merupakan elemen yang mampu menggerakkan roda perekonomian


Indonesia. Dengan tumbuh suburnya UKM serta UMKM, maka daya beli masyarakat
pun meningkat dan pengangguran berkurang.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS), jumlah pengusaha di Indonesia
meningkat dari 1,56% pada tahun 2014 menjadi 3,1% pada tahun 2016. Ini
membuktikan bahwa ada banyak minat masyarakat dalam bidang usaha kecil
menengah atau pun usaha mikro kecil menengah.

Namun, banyak yang mengira bahwa keduanya memiliki makna yang sama. Padahal,
keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, apalagi, ditinjau dari segi besar
usaha dan juga hukum yang mengatur keduanya.

Pengertian UMKM dan UKM

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, UMKM alias usaha mikro adalah usaha milik perseorangan atau badan
usaha perorangan yang produktif dan memenuhi kriteria yang ditulis oleh Undang-
Undang.

Aset maksimal dari usaha ini adalah Rp50.000.000,00. Sedangkan, omset maksimalnya
Rp300.000.000,00.

Lantas, bagaimana dengan UKM? UKM alias usaha kecil menengah adalah usaha yang
juga dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan bagian dari usaha
menengah atau usaha besar. Asetnya berkisar antara Rp50.000.000,00-
Rp500.000.000,00 dengan omzet Rp300.000.000,00-Rp2.500.000.000,00.

Dari omzet dan aset, tentu Anda bisa melihat perbedaan antara UKM dan UMKM.
Namun, untuk memahami dengan lebih jelas lagi, ada beberapa perbedaan signifikan
lain dari UKM dan UMKM yang akan dibahas di bagian berikutnya.

Perbedaan UKM dan UMKM

Melihat dari perbedaan definisi antara UKM dan UMKM berdasarkan undang-undang
yang berlaku di Indonesia, ada beberapa hal yang dapat membedakan keduanya.

1. Modal Awal
Apabila mau membuka sebuah UKM alias Usaha Kecil Menengah, Anda harus memiliki
modal setidaknya lima puluh juta rupiah.

Sedangkan, apabila mau membuka UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah, Anda
membutuhkan modal awal sekitar tiga ratus juta rupiah.

2. Jumlah Tenaga Kerja


Jika Anda mau membuka sebuah UKM, jumlah tenaga kerja yang biasanya dimiliki
adalah sekitar lima sampai sepuluh orang. Sementara itu, bagi UMKM, biasanya
memiliki minimal tiga puluh pekerja.

Maka dari itu, UKM biasanya berbentuk seperti usaha kaki lima atau usaha yang
dilakukan di rumah (home industry).

Itulah beberapa perbedaan antara UKM dan UMKM. Maka, apabila Anda merasa
bingung digolongkan sebagai apa usaha Anda, maka Anda bisa merujuk pada
perbedaan di atas yang tentu saja didasarkan pada undang-undang di Indonesia.

Kriteria UMKM

Apa saja yang membuat sebuah usaha dapat dikategorikan sebagai UMKM atau Usaha
Mikro Kecil Menengah? Untuk dapat memahaminya, ketahui beberapa kriteria usaha
yang tergolong dalam UMKM:

1. Usaha Mikro
Kriteria UMKM adalah sebuah usaha mikro yang dimiliki oleh perseorangan atau badan
usaha dan juga didasarkan pada kriteria usaha mikro.

Kekayaan bersih yang dimiliki atau aset minimal adalah lima puluh juta rupiah.
Sementara itu, hasil penjualan atau omzet minimal adalah tiga ratus juta rupiah.
2.  Usaha Kecil
Usaha-usaha yang masuk ke dalam jenis usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan
bersih yang mencapai lima puluh juta rupiah. Ini tentu tidak termasuk dengan harga
tempat untuk mendirikan usaha.

Hasil penjualan atau omzet yang didapatkan oleh usaha ini setiap tahunnya adalah
berkisar antara tiga ratus juta rupiah sampai dengan 2,5 miliar rupiah.

3.  Usaha Menengah


Sementara itu, usaha menengah adalah usaha dengan total kekayaan bersih lima ratus
juta sampai dengan sepuluh miliar rupiah. Omzet per tahunnya mulai dari dua koma lima
miliar rupiah sampai dengan lima puluh miliar rupiah.

Usaha yang masuk ke dalam kategori ini bukan anak/cabang perusahaan yang besar
dan tidak termasuk ke dalam kategori UMKM.

Ciri-Ciri UMKM

Apa yang membedakan usaha yang masuk di dalam kategori UMKM dengan jenis
usaha yang besar? Ketahui hal tersebut melalui ciri-ciri UMKM:

 Tempat usaha bisa berpindah-pindah, tidak tetap berada di satu tempat


 Jenis barang yang dijual bisa berubah sewaktu-waktu, belum ada SOP ketat
yang mengatur hal ini
 Administrasi keuangan sederhana, terkadang keuangan pribadi dan keuangan
perusahaan masih disatukan
 Kebanyakan belum memiliki legalitas usaha
 Belum ada sistem ketat dan sistematis yang mengatur masalah SDM di dalam
badan usaha

Jenis-Jenis UMKM

Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, jenis UMKM
pun semakin berkembang. Berikut adalah jenis-jenis usaha yang bisa digolongkan
sebagai UMKM

1. Usaha Kuliner
Inilah usaha yang tidak akan hilang sampai kapan pun. Makanan adalah kebutuhan
pokok bagi manusia dan akan selalu dibeli secara rutin.

Usaha kuliner dengan omzet dan modal tertentu sesuai yang sudah ditetapkan oleh
undang-undang dapat dikategorikan sebagai UMKM.

2. Usaha Fashion
Ini juga merupakan usaha yang banyak dilakukan dalam ranah UMKM.
Usaha fashion meliputi pakaian, sepatu, dan aksesori. Usaha ini punya pangsa pasar
besar terutama wanita dan anak-anak.
3. Usaha Bidang Teknologi
UMKM juga mencakup usaha di bidang teknologi. Misalnya seperti jasa penulisan situs,
jasa pembuatan situs, jasa administrator media sosial, jual beli alat teknologi, dan
sebagainya.

4. Usaha kosmetik
Produk kosmetik juga memiliki pangsa pasar yang besar. Apalagi, produk kosmetik bisa
habis dalam waktu yang cepat. Namun untuk menjalankan produk ini Anda harus sedikit
berhati-hati karena tak semua kosmetik cocok dengan kulit seseorang.

5. Usaha Bidang Otomotif


Usaha seperti jual-beli kendaraan, suku cadang kendaraan, dan bengkel, juga bisa
dikategorikan sebagai UMKM otomotif.

6. Usaha Cendera Mata


Cendera mata merupakan salah satu lini usaha yang banyak dilakukan dalam UMKM.
Cendera mata bisa berupa baju, gantungan kunci, oleh-oleh khas daerah, dan juga
kerajinan khas daerah.

7. Usaha Agrobisnis
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama dalam
bidang pertanian. Untuk itu, ada banyak usaha di bidang produk pertanian dalam ranah
UMKM.

Contoh UMKM

Sebetulnya, ada banyak contoh UMKM di Indonesia yang berhasil bahkan mampu
menembus pasar internasional.

Apabila Anda tertarik untuk menjalankan bisnis ini, berikut ini adalah beberapa contoh
UMKM yang potensial dijalankan di Indonesia.

1. UMKM Dalam Bidang Kuliner


Bidang kuliner adalah usaha yang susah-susah gampang, tetapi tetap potensial.
Tantangan terletak pada begitu banyaknya orang yang berjualan makanan.

Anda harus bisa melakukan inovasi, baik dalam segi produk maupun pemasaran supaya
bisa bersaing dalam ranah ini. Lihat pasar dengan cermat, buat makanan dengan rasa
dan harga yang sesuai.

2. UMKM Dalam Bidang Konten


Segala hal kiwari ini berlangsung melalui internet, jadi membuat UMKM di bidang konten
internet adalah sesuatu yang potensial.

Kalau amat jago di bidang desain, Anda bisa membuka jasa desain untuk produk di
internet. Apabila Anda jago menulis, bukalah jasa penulisan.

Pahami segala hal terkait tren internet, SEO (search-engine optimization), dan
sebagainya.
3. UMKM Kosmetik dan Fashion
Suka buka aplikasi-aplikasi e-commerce? Kosmetik dan fashion adalah dua hal yang
mendominasi di sana. Keduanya tidak pernah lekang dimakan waktu.

Anda bisa mencoba untuk merintis bisnis di bidang ini. Namun, pastikan Anda
punya branding kuat dan memahami tren fashion serta kecantikan.

4. UMKM Cendera Mata


Kalau Anda tinggal di wilayah dengan potensi turisme tinggi, tidak ada salahnya
berjualan cendera mata. Pastinya barang dagangan Anda akan laris manis.

Namun, Anda juga bisa menjual barang dagangan secara daring. Jadi, Anda juga bisa
menjual barang ini kepada pelanggan yang memesan barang dari jauh.

5. UMKM Teknologi
Anda tidak bisa lari dari kenyataan bahwa teknologi memang sudah mendominasi hidup.
Jadi, mengapa tidak mencoba merintis usaha yang bersahabat dengan teknologi, tetapi
dalam bentuk hardware?

Misalnya, jual-beli alat teknologi, gawai, dan sebagainya. Ini merupakan sebuah hal
yang akan disambut dengan baik oleh masyarakat.

Perkembangan UMKM di Indonesia

Perkembangan UMKM di Indonesia sebetulnya cukup positif. Bahkan, data BPS sendiri
menyebutkan bahwa UMKM di Indonesia mampu menyumbangkan 57% dari total PDB
(Produk Domestik Bruto) di Indonesia.

Masih dari BPS, UMKM di Indonesia juga membuat tingkat wirausaha meningkat.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dari tahun 2014–2016, jumlah usahawan di
Indonesia meningkat pesat.

Ada beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk bisa meningkatkan produktivitas dan
kuantitas UMKM Indonesia, baik dari sisi masyarakat maupun pemerintah.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengembangkan UMKM di Indonesia secara


maksimal.

1. Event UMKM
Untuk bisa meningkatkan produktivitas UMKM, pemerintah bisa mengadakan
berbagai event UMKM yang potensial. Contohnya seperti pameran memperingati hari
tertentu atau menyediakan stand bagi UMKM di acara penting, seperti pameran kerja.

Dengan begitu, berbagai usahawan bisa mempromosikan UMKM yang sedang mereka
jalankan, sekaligus memperluas peluang ekspansi lewat sistem franchise.

2. Sosialisasi Pemasaran
Salah satu kendala majunya UMKM bukan hanya terletak pada kualitas produk, tetapi
bagaimana sebuah UMKM mampu melakukan pemasaran yang baik.
Sosialisasi pemasaran ini bisa dilakukan oleh lembaga terkait yang mengurus UMKM di
Indonesia. Caranya adalah dengan melakukan pelatihan, seminar, dan sebagainya.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, seminar ini bahkan bisa dilakukan
secara daring seperti menggunakan video (online seminar).

3. Menemukan investor
Ada banyak usaha yang stagnan dan tidak dapat berkembang dengan baik karena
kekurangan modal. Dua solusi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

Pertama, bisa diadakan sebuah pertemuan antara pihak UMKM dengan para investor
yang tertarik untuk berinvestasi di bidang tersebut. UMKM dengan konsep menarik dan
menguntungkan akan menarik banyak investor.

Sementara itu, kredit usaha rakyat bisa membantu para pelaku UMKM dalam
mendapatkan modal. Ini akan mempermudah mereka dalam mengembangkan bisnis.

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui terkait UMKM. Pada dasarnya, fokus terhadap
UMKM adalah sebuah hal yang akan sangat menguntungkan bagi kemajuan ekonomi
masyarakat Indonesia.

Untuk memajukan UMKM sekaligus UKM, kerja sama solid antara masyarakat dan
pemerintah pun diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai