Anda di halaman 1dari 2

GAGAL GINJAL KRONIK

No. Dokumen Nomor Revisi Halaman

/DIR/RSAR/V/22 00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN Direktur RS Airan Raya
ASUHAN
KEFARMASIAN
6 Mei 2022 Dr. Zuchrady, MM.,PIA
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagaluntuk
PENGERTIAN mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit yang menyebabkan uremia. Hal ini teriadi apabila laju
filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 60ml/menit
1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik terkait
pengobatan pasien
2. Menentukan problem farmakoterapi dan farmakoekonomi
ASSESMEN
pasien
KEFARMASIAN
3. Menentukan kebutuhan dan tujuan farmakoterapi dan
farmakoekonomi pasien
4. Mendesain regimen dosis pengobatan pasien
1. Obat tanpa indikasi
2. Indikasi yang tidak terobati
3. Ketidaktepatan pemilihan obat
IDENTIFIKASI 4. Kelebihan dosis
DRP (DRUG 5. Kekurangan dosis
RELATED 6. Interaksi obat
PROBLEM) 7. ADR (advers drug reaction)
8. Kegagalan memperoleh obat
9. Ketidakpatuhan pasien

1. Mengupayakan Kesehatan Perilaku dan Lingkungan


2. Penatalakasanaan terapi pada pasien gagal ginjal kronik
berdasarkan pada tingkat keparahan kerusakan ginjal dan
INTERVENSI tingkat penurunan fungsi ginjal
FARMASI 3. Pemantaun terhadap pasien yang memilik komplikasi
penyakit, seperti Hipertensi, Anemia, Hiperkalemia,dll.
4. Memantau efek samping Obat yang dapat timbul pada
Terapi yang dilaksanakan pasien
MONITORING 1. Pemeriksaan penunjang USG, EKG untuk pemeriksaan
DAN EVALUASI awal
2. Pemantauan hasil test Urin untuk mengetahui tingkat

1
GAGAL GINJAL KRONIK
No. Dokumen Nomor Revisi Halaman

/DIR/RSAR/V/22 00 2/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN Direktur RS Airan Raya
ASUHAN
KEFARMASIAN
6 Mei 2022 Dr. Zuchrady, MM.,PIA
keparahan Ginjal , yaitu urinalisa dan juga kadar filtrasi
glomerulus (termasuk LFG dan Klirens Kreatinin)
Pada pasien dengan penyakit ginjal harus mendapat penjelasan
EDUKASI DAN yang lengkap mengenai perjalanan alamiah penyakitnya dan risiko
INFORMASI yang akan timbul di kemudian hari termasuk terapi dialisis atau
transplantasi yang dilaksanakan.
PENELAAH Apoteker Klinis
KRITIS
1. Tidak ada reaksi yang tidak diinginkan pada Terapi yang
INDIKATOR dilaksanakan oleh pasien.
2. Meningkatnya kualitas hidup pasien
KEPMENKE RI NOMOR HK.01.07/MENKES/642/2017 dan
KEPUSTAKAAN
Pernefri, 2003

Anda mungkin juga menyukai