Disampaikan Oleh :
Ns. Rachmat Sudrajat., S.Kep.,MKM.,
CPIA.,CMT.,CBHC.,CHMP.,CH.,CHt.,CP.NLP
&
Dr. Oon Kurniawan, MKM.,CHMP
Perspektif Sejarah
Hingga saat ini, pencegahan kesalahan medis
belum menjadi fokus utama bidang kedokteran
Sebagian besar sistem pelayanan kesehatan
tidak didesain untuk mencegah atau
mencegah / mengatasi “error”
2
What is
FMEA
Adalah metode ?
perbaikan kinerja dgn mengidentifikasi
dan mencegah Potensi Kegagalan sebelum terjadi.
Hal tersebut didesain untuk meningkatkan keselamatan
pasien.
Adalah Proses Proaktif, dimana kesalahan dpt dicegah
& diprediksi.
Mengantisipasi kesalahan akan meminimalkan
dampak buruk
4
Pengertian
Analisis (A)
Penyelidikan secara detail suatu proses
Mode (M)
Cara atau Perilaku yang dapat menimbulkan
kegagalan
Kegagalan (K)
Saat sistem atau bagian dari sistem tidak sesuai
yang diharapkan baik disengaja maupun tidak
Dampak (D)
Dampak atau Konsekuensi Modus Kegagalan
5
FMEA
FMEA bisa dilakukan pada :
- Proses yang telah dilakukan saat ini
- Proses yang belum dilakukan atau baru akan
dilakukan mis :
• Implementasi Elektronik Rekam Medis
• Pembelian alat baru
• Redesain ruang, Kamar Operasi, dll
6
FMEA vs HFMEA
1. Pilih Proses Berisiko
tinggi dan bentuk Tim
2. Diagram / gambarkan Alur 1. Tetapkan Proses
Proses & 2. Bentuk Tim
Brainstorming Modus 3. Gambarkan
Kegagalan Alur Proses
3. Menentukan Dampak / 4. Buat Hazard
Effects Analysis
4. Prioritas Modus 5. Tindakan
Kegagalan dan
5. Identifikasi Penyebab / Pengukuran
Causes Outcome
6. Redesain Proses 7
Proses baru
Misalnya : proses mengoperasikan alat infus baru untuk
pasien rawat jalan
Proses yang sedang berjalan
MIsalnya : proses pengadaan dan penyimpanan gas medis di
rumah sakit
Proses dalam klinis
Misalnya : proses pemeriksaan darah di laboratorium
Proses non-klinis
Misalnya : proses mengkomunikasikan hasil
pemeriksaan (lab) kepada dokter atau proses
Identifikasi pasien yang berisiko jatuh
9
Sumber Identitifikasi Proses risiko
tinggi
1. Data Performance Improvement internal
2. Feedback Staff
3. Feedback Customer
4. Data dari RS lain (group / RS setara lokal / Nasional)
5. Komite Keselamatan Pasien RS
6. Literatur dari Asosiasi / Society / Profesional
7. Sentinel event data base
8. Liability insurance
Proses dalam layanan kedokteran sangat kompleks,
terdiri dari puluhan langkah.
Semakin banyak langkah dalam suatu proses,
semakin tinggi probabilitas terjadinya kesalahan.
(handoffs)
Donald Berwick:
Bila proses terdiri 1 langkah, kemungkinan 1%
Bila proses 25 langkah, kemungkinan salah
22%
Bila proses 100 langkah, kemungkinan
salahnya 63%
16
Membentuk Tim
Multidisiplin
Tidak lebih dari 10 orang (idealnya 4 – 8
orang)
Memiliki pengetahuan tentang proses yg
akan dianalisis (subject matter / process
expert) & komitmen pada “performance
improvement”
Mewakili bidang yg akan “dianalisis” dan unit
yang akan “terkena” perubahan
Mengikutkan orang yang tidak terlibat dlm
proses tapi memiliki “analytical skill”
Setidaknya ada satu pembuat keputusan
(leader)
Satu orang yg memiliki “critical
thinking”
saat perubahan akan dilaksanakan
23
Komposisi Tim
Cek apakah anggota tim sudah mewakili :
Orang yg dengan masalah yang akan diteliti / dianalisis
Orang yang penting untuk penerapan perubahan yg mungkin diperlukan
Pemimpin yang memiliki pengetahuan, dipercaya dan dihormati
Orang yg memiliki kewenangan memutuskan
Orang-orang dg pengetahuan yg sesuai
1. Alur Proses
Buat Alur Proses, bila perlu dibuat Subproses dan buat
masing- masing Diagramnya.
Bila Proses Baru: Bagaimana seharusnya
Bila Proses Lama: Bagaimana saat ini
Buat Flowchart untuk diagram proses
2. Modus Kegagalan
““Perilaku yang dapat mengakibatkan
kegagalan”
- Tanyakan “bagaimana bisa gagal?”
- Identifikasi semua modus kegagalan
-beberapa langkah dapat tidak memiliki modus
kegagalan
-beberapa langkah dapat memiliki banyak
modus kegagalan
Langkah 2
Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket
T
Apoteker/Asisten
sesua Apoteker Apoteker/Asisten Apoteker
i Konfirmasi ke Menyerahkan obat
Y dokter kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan
Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan
Menyerahkan obat
A/2 selesai
Langkah 3 (Menentukan dampak/effect)
Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket
T
Apoteker/Asisten
sesua Apoteker Apoteker/Asisten Apoteker
i Konfirmasi ke Menyerahkan obat
Y dokter kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan
Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan
Menyerahkan obat
A/2 selesai
Langkah 4 (Prioritas Modus Kegagalan
Menetapkan kemungkinan tingkat
keparahan dari efek tersebut ke pasien
dengan metode workshop.
Penetapan ini berdasarkan hasil dari kesepakatan
tim FMEA pada workshop tingkat keparahan.
Untuk setiap efek tim harus memperkirakan:
Besarnya kemungkinan terjadinya kegagalan
Tingkat keparahan
Kesulitan men-deteksi adanya kegagalan
Selanjutnya menghitung Risk Priority Number
(RPN) dengan tujuan untuk menentukan prioritas
tindakan.
LANGKAH 4 : PRIORITAS MODUS KEGAGALAN
Skala Peringkat Modus Kegagalan
1 Slight annoyance
2-3 Moderate system problem
4-5 Major system problem
6 Minor injury
7 Major injury
8-9-10 Terminal injury or death
Sample Severity Scale 1- 5
SEVERITY RATING
(Modified by IMRK)
PROBABILITY
T
Apoteker/Asisten
sesua Apoteker Apoteker/Asisten Apoteker
i Konfirmasi ke dokter Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
RPN 4
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan
Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
A/2 selesai
Langkah FMEA 5 (Identifikasi
Penyebab/Cause)
Tim FMEA melakukan workshop untuk
mengidentifikasi masalah dengan alat bantu fish bone.
Identifikasi tersebut dilakukan dari failure mode
dengan RPN tertinggi.
Tujuannya adalah menemukan akar penyebab dan
hubungannya.
Contoh
Fishbone
LANGKAH 6 : REDESAIN PROSES
Focus: elemen re-desain yg kritis
Pelajari RS lain bagaimana cara mengatasi hal tsb.
42
Desain ulang dengan cara melakukan curah
pendapat untuk menentukan dan
menetapkan desain baru.
Hasil dari workshop ini menetapkan desain
baru yang akan diutamakan untuk diujicobakan
dan diukur apakah desain baru dapat
meminimalkan risiko kejadian medication
error.
DESAIN LAMA REDESIGN/DESAIN BARU
Asisten apoteker pada saat membaca Membuat SOP komunikasi dengan dokter penulis resep
dan SOP bagaimana melakukan konfirmasi resep yang
resep mengalami kesulitan langsung tidak terbaca kemudian tidakan yang dilakukan apabila
menelpon dokter, tanpa konsultasi ke terjadi kegagalan dokter tidak dapat dihubungi. Adapun
Apoteker jaga. produk SOP yang dibuat adalah Prosedur Komunikasi
farmasis ke dokter penulis resep,Konfirmasi ke dokter
untuk resep non cito,dan pelaksanaan supervisi
pelayanan farmasi rawat jalan.
Failure
Mode
Desain Penyebab
Proses baru
61
Penutup
Arjaty/ IMRK/FMEA/2008 62
TERIMA KASIH