Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar Dengan Judul “Netralisasi


Asam Basa” disusun oleh:
nama : Nursakinah
nim : 1614140005
kelas/kelompok : Biologi Sains / II (Dua)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/ Koordinator Asisten.Maka dinyatakan
diterima.

Makassar, 28 November 2016


Koordinator Asisten Asisten

Seprian Patandianan, S.Pd Utari Ratih Purwaningrum


NIM: 1413441011

Mengetahui,
Dosen Penanggungjawab

Dr. Hj. Taty Sulastry, M.Si


NIP: 19610224 198602 2001
A. JudulPercobaan
Netralisasi Asam Basa

B. TujuanPercobaan
Adapun tujuan dalam praktikum untuk percobaan II adalah melakukan titrasi
asam-basa dengan menggunakan indikator.

C. Alat Dan Bahan


1. Alat
a. Pipet ukur 10 mL 1 buah
b. Erlenmeyer 250 mL 3 buah
c. Corong biasa 1 buah
d. Buret 1 buah
e. Statif dan Klem 1 buah
f. Botol semprot 1 buah
g. Batanh pengaduk 1 buah
h. Ball pipa 1 buah
i. Pipet tetas 2 buah
j. Lab halus dan lab kasar @ 1 buah
k. Gelas kimia 1 buah
2. Bahan
a. Larutan HCl (asam kloroda) 0,1 M
b. Larutan NaOH (natrium hidroksisa) 0,2 M
c. Indikator Phenolftalein
d. Indikator univesitasl
e. H2O ( aquades)
f. Tissue

D. Prosedur Kerja
a. Larutan NaOH 0,2 Mdimasukkankedalamburet.
b. Dengan menggunakan pipet ukur 10 mL, dimasukkan 10 mL larutan HCl
0,1 M ke dalam labu erlenmeyer, pH larutandiukurdengan indikator universal,
ditambahkan 3 tetes indikator phenolftalein.
c. Keadaan awal (skala) dalam buretdicatat, 1 mL larutan NaOH dari
buretditeteskan ke dalam larutan HCl dengan hati-hati, ukur pH larutan.
d. Titrasidilanjutkan sampai terjadi perubahan dari tidak berwarna menjadi
merah muda, pH larutandiukur.
e. Keadaan akhir buret dan volume NaOH yang dipakaidicatat.
f. Ditambahkan lagi 1 mL larutan NaOH dari buret dan pH larutandiukur.
Titrasi diulangipaling sedikit dua kali.

E. Hasil Pengamatan
No Aktivitas HasilPengamatan
1 Percobaanpertama
a. MasukkanNaOH 0,2 M Larutantidakberwarna
kedalamburet
b. MemasukkanHCl 0,1 M Larutantidakberwarna (bening) dengan pH
kedalamlabu Erlenmeyer larutan 1
Larutantidakberwarna (bening)
c. Menambahkan 3 LarutanNaOHdalamburet 10 mL
tetesindikator Tidakberwarnadan pH
phenolftalein larutan 2
d. Mencatatkeadaanawal
Terjadiperubahanwarnamenjadmerahmuda
e. Menambahkan 1 mL dengan pH 7 dan
NaOHke menggunakan 10,1 mL
dalamlabu Erlenmeyer yang NaOH
terdapatHCl Warnamenjadimerahdan pH larutan 8
f. Melakukantitrasi
g. Menambahkan 1 mL NaOH
2 Percobaankedua
a. MemasukkanHCl 0,1 M Larutantidakberwarna (bening) dengan pH
kedalamerlenmeyer larutan 1
Larutan tidak berwarna (bening)
b. Memasukkan 3 tetes Larutan NaOH dalam buret 11,1 mL
indikator Tidak berwarna dan pH 1, larutan 1,4 mL
phenolftalein NaOH
c. Mencatat keadaan awal Terjadi perubahan warna menjadi merah
muda dengan pH larutan 7 dan
d. Menambahkan 1 mL NaOH
menggunakan 8,4 mL NaOH
ke dalam erlenmeyer yang
terdapat HCl Warna menjadi merah muda dan pH
e. Melakukan titrasi
larutan 9 serta volume NaOH yang
digunakan 21,8 mL

f. Menambahkan 1 mL NaOH
3 Percobaan ketiga
a. Memasukkan HCl 0,1 M ke Larutan tidak berwarna (bening) dengan
dalam erlenmeyer pH
larutan 1
b. Memasukkan 3 tetes Larutan tidak berwarna (bening)
indikator Larutan NaOH dalam buret 21,8 mL
phenolftalein Tidak berwarna dan pH larutan 2, larutan
c. Mencatat keadaan awal NaOH 2,9 mL
Terjadi perubahan warna menjadi merah
d. Memasukkan 1 mL NaOH muda dengan pH larutan 7 dan
ke dalam erlenmeyer yang menggunakan 6,9 mL
terdapat HCl NaOH
Warna menjadi merah dan pH larutan 8
e. Melakukan titrasi serta volume NaOH yang digunakan
32,6 mL

f. Menambahkan 1 mL NaOH

F. Analisis Data
a. pH larutan HCl sebelum penambahan larutan NaOH
Diketahui : M HCl = 0,1 M
V HCl = 10 mL = 0,1 L
Ditanyakan : pH ……..?
Penyelesaian :

−¿¿

HCl → H +¿+Cl ¿

¿ = Mxa
= 0,1 M x 1
= 0,1 M
pH = - log ¿
= - log 10-1
=1
b. pH larutan saat penambahan 1 mL NaOH 0,2 M kedalam 10 mL HCl
Diketahui : V HCl = 10 mL = 0,01 L
V NaOH = 1 mL = 0,001 L
M HCl = 0,1 M
M NaOH = 0,2 M
Ditanya : pH =……?
Penyelesaian :
Mol HCl = M HCl × V HCl
= 0,1 mol/liter x 0,01 liter
= 1 mmol = 1 x 10-3 mol
Mol NaOH = M NaoH × V NaOH
= 0,2 mol/liter x 0,001 liter
= 0,2 x 10-3 mol
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Mula-mula 0,001 mol 0,0002 mol - -
Terurai 0,0002 mol 0,0002 mol 0,0002 mol 0,0002 mol
Sisa 0,0008 mol - 0,0002 mol0,0002 mol

0,0008 mol
M HClsisa =
( 0,01+ 0,001 ) liter
0,0008 mol
=
0,011 liter
= 7,273 x 10-2 M
Maka pH = - log ¿
= - log 7,273 x 10-2
= 2 – log 7,273
= 1,14
c. pH larutan saat mencapai titik ekuivalen
Diketahui : M HCl = 0,1 M
M NaOH = 0,2 M
V HCl = 10 mL = 0,01 L
Ditanyakan : pH ……..?
Penyelesaian :
Mol HCl = Mol NaOH
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 mol/liter x 0,01 liter = 0,2 mol/liter x V2
0,001 mol = 0,2 mol/liter x V2
0,001 mol
V2 =
0,2 mol/ liter
V2 = 0,005 liter
Mol HCl = M HCl x V HCl
= 0,1 mol/liter x 0,01 liter
= 0,001 mol
Mol NaOH = M NaOH x V NaOH
= 0,2 mol/liter x 0,005 liter
= 0,001 mol
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Mula-mula 0,001 mol 0,001 mol - -
Terurai 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol
-
Sisa - - 0,001 mol 0,001 mol
Pada reaksi diatas asam (HCl) dan basa (NaOH) tepat habis
bereaksi sehingga pada titik ini pH = 7

pH + pOH = 14
¿
−14
¿2 ¿ 10
¿
¿
pH =−log ¿
−7
¿−log 10
¿ 7 log 10
=7
d. pH saat melewati titik ekuivalen
Diketahui : V HCl = 10 mL
M HCl = 0,1 M
M NaOH = 0,2 M
Ditanyakan : pH …?
Penyelesaian :
Mol HCl = M HCl x V HCl
= 0,1 mol/liter x 0,01liter
= 0,001 mol
V NaOH = 5 mL + 1 mL
= 6 mL = 0,006 liter
Mol NaOH = M NaOH x V NaOH
= 0,2 mol/liter x 0,006 liter
=1,2 x 10-3 mol
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Mula-mula 0,001 mol 0,0012 mol - -
Terurai 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol -
Sisa - 0,0002 mol 0,001 mol 0,001 mol
0,0002 mol
M NaOH sisa =
( 0,01+ 0,006 ) liter

0,0002mol
=
0,016 liter
= 1,25 x 10-2 M
pOH = - log ¿
= - log 1,25 x 10-2
= 2 – log 1,25
= 1,91
Maka pH = 14 – pOH
= 14 – 1,91
= 12,09
e. Grafik titrasi 1
14

12

10

8
pH HCl

6 pH teori
pH titrasi 1
4

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Volume NaOH
g. Grafik titrasi 2

14

12

10

8
pH HCl

6 pH teori
pH titrasi 1
4

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Volume NaOH

h. Grafik titrasi 3

14

12

10

8
pH HCl

6 pH teori
pH titrasi 1
4

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Volume NaOH

G. Pembahasan
Pada percobaan ini,bertujuanuntukmelakukan titrasi antara asam kuat dan
basa kuat yaitu larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,2
Mdenganmenggunakanindikator.Reaksi penetralan merupakan reaksi antara asam
dan basa. Reaksi asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan
garam (Raymond Chang, 2004: 99).
Asam kuat (HCl 0,1 M) dan basa kuat (NaOH 0,2 M) dalam air akan terurai
dengan sempurna. Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi
dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan (Tim
Dosen Kimia Dasar, 2016: 17). NaOH adalah titrannya dan yang dititrasi adalah
HCl. Tujuan dari titrasi yaitu untuk menyelidiki kadar suatu larutan. Proses titrasi
asam-basa ini yaitu dengan mereaksikan kedua macam larutan tersebut.Untuk
menentukan titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam-basa, yaitu
suatu zat yang perubahan warnanya tergantung pada pH larutan (Tim Dosen
Kimia Dasar, 2016 : 17). Perubahan warna indikator tertentu timbul perubahan
warna, maka titik akhir tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen
(keadaandimanjumlahasamsamadenganjumlahbasa) dan selisihnya disebut
kesalahan titrasi. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil
kesalahan titrasi ini (Tim Dosen Kimia Dasar, 2016 : 17).
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah mengisi buret
dengan titran (NaOH 0,2 Msebagai pendorong reaksi kimia untuk menetralisasi
bahan asam/HCl). Kemudian mengisi labu erlenmeyer dengan HCl 0,1 Mseanyak
10 mL. pH larutan HCl adalah 1. Setelah itu, larutan HCl ditetesi indikator PP
dan larutan tidak berubah warna, hal ini menunjukkan larutan masih bersifat
asam sesuaidenganteoribahwaindikator PP akan bening bila larutan dalam
kondisi asam dan berwarna merah apabila larutan dalam kondisi basa (Puji
Lestari, 2016: 4).Selanjutnya menambahkan 1 mL larutan NaOH 0,2 M ke dalam
labu erlenmeyer ternyata larutanHCl 0,1 M masih belum berubah warna dan pH
larutan menjadi 2 karena larutan NaOH yang mereaksi larutan HCl masih bersifat
asam. Langkah selanjutnya melakukan titrasi, ketika larutan HCl 0,1 M dicampur
dengan larutan NaOH 0,2 M, ternyata terjadi perubahan warna menjadi merah
muda, hal ini menunjukkan larutan telah mencapai titik ekivalen (jumlah asam
sama dengan jumlah basa dengan pH yaitu 7) dan berubah menjadi larutan basa.
Hal ini sesuai dengan teoritis yaitu keadaan dengan jumlah ekivalen asam sama
dengan basa disebut titik ekivalen. pHlarutan mengalami perubahan selama titrasi
dan titrasi diakhiri pada saat pH titik ekivalen telah tercapai (Supardi &
Luhbandjono; 2006 dalam Yosi Pratama, 2015 : 2). Hal ini ditunjukkan dari pH
larutan pada labuerlenmeyer I yaitu 7 menggunakan 10,1 mL NaOH,
labuerlenmeyerII yaitu 7 menggunakan 8,4 mL NaOH, dan labuerlenmeyerIII
yaitu7 menggunakan 6,9 mL NaOH. Proses terakhir ialah penambahan 1 ml
NaOH setelah mencapai titik ekivalen pH larutan meningkat menjadi 8 pada
labu I, 9 pada labu II , dan 8 pada labu III. Ini menunjukkan larutan telah
melewati titik ekivalen yang terbukti dengan warna larutan yang semakin merah
tua.
Dasar dari penetralan reaksi asam (H+) dan basa (OH-) menghasilkan NaCl
dan H2O.
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

(Diana Barsasella, 2007:157)


Dilihat pada grafik titrasi 1, 2, dan 3 dapat kita peroleh bahwa pH HCl akan
terus bertambah sesuai dengan volume NaOH yang dipakai. Hal ini ditunjukkan
dengan terjadinya kenaikan pH HCl dari 1 sampai 9.

H. Penutup
a. Kesimpulan
Titrasi merupakan metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk
menentukan kadar suatu larutan. Penggunaan indikator pada proses titrasi
digunakan sebagai petunjuk tercapainya titik ekivalen yang ditunjukkan dengan
perubahan warna larutan.

b. Saran
Kepada praktikan selanjutnya agar lebih teliti dalam melakukan praktikum
agar data yang diperoleh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Barsasella, Diana. 2007. Buku Wajib Kimia Dasar. Bumi Aksara : Jakarta

Chang, Raymond. 2006. Buku Kimia Dasar edisi ke-3 jilid I.Erlangga : Jakarta

Pratama, Yosi, dkk. 2015. Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati sebagai Indikator
Titrasi Asam Basa. Semarang :Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Semarang
Lestari, Puji. 2016. KertasIndikatorBungaBelimbingWuluh(AverrhoaBilimbi L)
untukUjiLarutanAsam-Basa.
Tim Dosen Kimia Dasar, 2016. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar :
Jurusan Kimia FMIPA UNM.
 Tugas
Tugas Respon
1. Apa itu netralisasi ?
Jawab : Netralisasi adalah suatu reaksi antara senyawa asam dan senyawa
basa dengan menggunakan indikator tertentu untuk menjadikannya suatu
senyawa netral.
2. Apa yang dimaksud dengan titrasi asam basa ?
Jawab : Titrasi asam basa merupakan suatu teknik analisa untuk menentukan
suatu konsentrasi asam atau basa.
3. Apa itu indikator ?
Jawab : Indikator merupakan istilah kimia suatu senyawa yang mempunyai
sifat khas, yakni warnanya dapat berubah oleh perubahan pH larutannya.
4. Apa fungsi NaOH ?
Jawab : Untuk mendorong reaksi kimia dan untuk menetralisasi bahan asam
5. Perubahan warna indikator phenolftalein dalam suasana asam dan suasana
basa ?
Jawab : Warna indikator phenolftalein dalam larutan dengan pH dibawah 8,3,
phenolftalein tidak berwarna (bening) dan dalam larutan dengan pH 8,3,
phenolftalein berwarna merah muda. Apabila dalam larutan dengan pH 10-13,
phenolftalein berwarna merah.
6. Berapa pH sebelum titrasi, mencapai titik ekivalen, dan setelah titik ekivalen
terlewati ?
Jawab : - pH sebelum titrasi : 2
- pH mencapai titik ekivalen : 7
- pH setelah titik ekivalen terlewati : 10
Pertanyaan dan tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik ekivalen ?
Jawab : Titik ekivalen adalah angka atau volume yang menjadi tujuan utama
dalam titrasi, seharusnya angka titik ekivalen ini yang menjadi angka
perhitungan, tapi sayangnya angka ini tidak dapat diperoleh secara manual
atau dalam titrasi biasa atau maksudnya tidak bisa diamati.
2. Hitung pH teoritis larutan sebelum penambahan NaOH, saat penambahan 1
mL NaOH, saat tercapai titik ekivalen dan setelah melewati titik ekivalen !
Jawab :
a. pH teoritis larutan sebelum penambahan larutan NaOH
Dik : M HCl = 0,1
V HCl = 10 mL = 1×10−2L
Dit : pH =…?
Peny:
−¿¿

HCL→ H +¿+Cl ¿

¿ = M× a=0,1 ×1=0,1 M
pH = -log ¿ = -log 0,1 = 1
b. pH larutan saat penambahan 1 mL NaOH

Dik: V HCl = 10 mL = 1 ×10−2 L


V NaOH = 1 mL =1 ×10−3L
M HCl = 0,1 M
M NaOH = 0,2 M
Dit: pH =…?
Peny:
mol HCl = M HCl × V HCl = 0,1M ׿ L) = 1 mol
mol NaOH = M NaOH ×V NaOH
= 0,2mol / L× 1 ×10−3L
=0,2 ×10−3 mol
HCL +¿ NaOH → NaCL +H2 O
Mula-mula:1 ×10−3mol 0,2 ×10−3 mol - -
Reaksi :0,2 ×10−3 mol 0,2 ×10−3 mol 0,2 ×10−3 mol 0,2 ×10−3 mol
Setimbang : 0,8 ×10−3 mol - 0,2 ×10−3 mol 0,2 ×10−3 mol
n 0,8 ×10−3 mol
M= = = 0,0727 M = 7,27 ×10−2 M
v −3
11 ×10 L
pH = -log¿ = -log 7,27 ×10−2 M = 2−¿log 7,27 = 1,14

c. pH larutan saat mencapai titik ekuivalen


Dik: V HCL = 10 ml = 10 ×10−3 L
M HCL = 0,1 M
Mol HCL = V×M = 10 ×10−3 L × 0,1 mol/L = 1 ×10−3 mol
HCL +¿ NaOH → NaCL +H2 O
Mula-mula:1 ×10−3mol 1 ×10−3 mol - -
Reaksi :1 ×10−3 mol 1×10−3 mol 1 ×10−3 mol 1 ×10−3 mol
Setimbang : - - 1 ×10−3 mol 1 ×10−3 mol
¿ = 10−14
¿= √ 10−14
¿ = 10−7
pH = -log ¿ = -log 10−7 = 7 – log 10
d. pH saat melewati titik ekuivalen
Dik : V HCl = 10 mL = 10 ×10−3L
M HCL = 0,1 M
n HCL = V × M = (10 ×10−3L) × (0,1 mol/L) = 1 ×10−3 mol
V NaOH = 5 ml +¿ 1 ml = 6 ml = 6 ×10−3L
n NaOH = M NaOH × V NaOH
= (0,2 mol/L) × (6 ×10−3L)
= 1,2 ×10−3 mol
HCL +¿ NaOH → NaCL +H2 O
Mula-mula:10−3 mol 1,0 ×10−3 mol - -
Reaksi :10−3 mol 1, 2× 10−3 mol −3
10 mol −3
10 mol
Setimbang : - 2 ×10−4 mol 10−3 mol 10−3 mol
−4
2× 10 mol
[ NaOH ] = −3 = 1,25 ×10−2mol/L
6 ×10 L
−¿ ¿

NaOH → Na +¿+Cl ¿

pOH = -log ¿
= -log 1,25 ×10−2M
= 2 – log 1,25
= 1,91
pH = 14−POH = 14−1,91 = 12,09
3. Buat kurva titrasi reaksi antara HCl dengan NaOH !
Jawab :
12

1 4 5

Anda mungkin juga menyukai