Anda di halaman 1dari 23

JURNAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

SEDIAAN STERIL VOLUME KECIL

INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1% (MULTIPLE DOSE)

Oleh : Kelompok 8 / KP B

Theresia Lady / 110120361

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

SURABAYA

2022
Topik : Pembuatan sediaan steril volume kecil berupa injeksi Difenhidramin HCl 1% dalam
kemasan vial (9 mL) sebanyak 2 vial.
Tujuan :
1. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril dengan bahan aktif yang mudah teroksidasi
2. Melakukan sterilisasi alat dengan panas basah (autoklaf) dan panas kering (oven).
3. Melakukan sterilisasi akhir sediaan dengan filtrasi menggunakan teknik aseptis.
4. Mampu menghitung tonisitas sediaan.

I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat (Difenhidramin HCl)
●Organoleptis
Serbuk hablur, berwarna putih, dan tidak berbau. Jika terkena cahaya maka perlahan-lahan
warna zat akan menjadi gelap. (FI VI p. 401)

●Indikasi
Merupakan antihistamin dengan efek antimuskarinik dan sedatif. Digunakan untuk
mengatasi gejala alergi termasuk urticaria, angioedema, rhinitis, konjungtivitis, dan
pruritis pada kulit. Difenhidramin HCl juga digunakan karena efek antiemetiknya untuk
pengobatan mual dan muntah, terutama untuk pencegahan dan terapi motion sickness dan
vertigo. Efek antimuskariniknya digunakan dalam mengatasi parkinsonism dan efek
ekstrapiramidal yang disebabkan oleh obat. Difenhidramin dapat digunakan secara
parenteral sebagai tambahan dalam terapi darurat shock anafilaktik, atau ketika terapi oral
tidak memungkinkan. (Martindale 38th ed p. 626)

●Kontra Indikasi
Pasien harus diperingatkan bahwa antihistamin dapat meningkatkan efek
senyawa-senyawa sedatif SSP seperti alkohol, Barbiturat, hipnotik, analgesik narkotik,
sedatif, dan obat penenang. Antihistamin dapat menyebabkan rasa kantuk dan penurunan
kewaspadaan sehingga pasien yang menggunakannya disarankan untuk tidak menyetir,
atau mengoperasikan peralatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Karena
antihistamin memiliki efek antikolinergik, maka perlu digunakan dengan hati-hati pada
kondisi yang memungkinkan terjadinya perburukan, seperti glaukoma, dan hipertrofi
prostatik. (Martindale 28th ed p. 1294)
●Efek samping :
Efek samping penggunaan antihistamin yang paling umum adalah sedasi, mulai dari rasa
mengantuk hingga deep sleep, dan kesulitan untuk berkonsentrasi, pusing, hipotensi,
lemah otot, dan kehilangan koordinasi. Efek samping lain yang dapat timbul misalnya
mual, muntah, diare atau konstipasi, nyeri epigastrik, sakit kepala, pandangan kabur,
tinnitus, depresi, mudah emosi, mimpi buruk, anoreksia, kesulitan berkemih, dan mulut
kering. (Martindale 28th ed p. 1294)

●Golongan obat :
Injeksi Difenhidramin HCl termasuk dalam golongan obat keras. (cekbpom.pom.go.id)

2. Tinjauan sifat fisikokimia bahan obat


a. Kelarutan :
Larut 1:1 dalam air. (Martindale 38th ed p. 626)
Mudah larut dalam air. (FI VI p. 401)

b. Stabilitas :
● Terhadap cahaya : Jika terkena cahaya maka perlahan-lahan warna zat akan
menjadi gelap. Disimpan di wadah tidak tembus cahaya.
(FI VI p. 401, 402)
● Terhadap suhu : Melebur pada suhu 166-170°C. (PubChem)
Disimpan pada suhu ruang. (FI VI p. 402)
● Terhadap pH :
- Memiliki pH 4,0-6,5. (FI VI p. 403)
- Memiliki pH 4,0-6,0 dalam larutan 5% air. (Martindale 38th ed p. 626)
● Terhadap oksigen : Disimpan dalam wadah kedap. (Martindale 38th ed p. 626)

c. OTT (Inkompatibilitas) :
- Difenhidramin HCl inkompatibel dengan Amphotericin B, Cefmetazole sodium,
Cefalotin sodium, Hydrocortisone sodium succinate, beberapa soluble
barbiturate, beberapa contrast media, dan larutan basa atau asam kuat.
(Martindale 38th ed p. 626)
d. Cara penggunaan & dosis :
Ketika terapi oral tidak memungkinkan, Difenhidramin HCl dapat diberikan melalui
injeksi intreamuskular / intravena dalam konsentrasi 1% atau 5%. Dosis lazim adalah
10- 50 mg, dan dosis 100 mg juga masih diberikan. Tidak lebih dari 400 mg dapat
diberikan dalam waktu 24 jam.

II. FORMULASI
a. Permasalahan dan penyelesaian
1. Difenhidramin HCl tidak stabil terhadap cahaya.
Penyelesaian : Sediaan dikemas dalam wadah yang terlindung dari cahaya,
misalnya ampul yang digunakan berwarna coklat.

2. Difenhidramin HCl tidak stabil terhadap oksigen ( udara)

Penyelesaian : Menyimpan Difenhidramin HCl dalam wadah tertutup rapat dan

kedap udara, serta ditambahkan bahan antioksidan.

3. Sediaan multiple dose.

Penyelesaian : Ditambahkan bahan pengawet berupa Na-Metabisulfit.

4. Difenhidramin HCl tidak stabil terhadap pemanasan.

Penyelesaian : Sterilisasi akhir sediaan dilakukan dengan metode filtrasi

menggunakan membran filter 0,22 μm secara aseptis.

5. Tonisitas sediaan terhadap tubuh belum diketahui, namun sediaan

harus isotonis dengan tubuh.


Penyelesaian : Melakukan perhitungan tonisitas sediaan terhadap tubuh, dan
melakukan perhitungan jumlah NaCl yang dibutuhkan
untuk ditambahkan pada sediaan agar bersifat isotonis
b. Formulasi yang akan dibuat
Pharmaceutical Manufacturing Formulations Sterile Products Vol. 6, p. 194
R/ Difenhidramin HCl 10 g

Aqua pro injection ad 1


ml

Formularium Indonesia III p. 113


R/ Difenhidramin HCl 1%
Na Metabisulfit 0,01%
Benzalkonium chloride 0,01%
NaCl 625 mg
Aqua pro injection ad 100 mL

USP XXII p. 459


R/ Difenhidramin HCl 0,5%
Na Metabisulfit 0,01%
NaCl 625 mg
Aqua pro injection ad 25 mL

Formula yang dipilih adalah dari Formularium Nasional III p.113


R/ Difenhidramin HCl 1%
Na Metabisulfit 0,01%
Benzalkonium chloride 0,01%
NaCl 625 mg
Aqua pro injection ad 100 mL

b. Perhitungan bobot & dosis


Sediaan yang dibuat adalah injeksi Difenhidramin HCl 1% dengan vol 9 ml

Perhitungan volume sediaan (9ml)


- Perhitungan volume sediaan untuk 5 vial
V = (V’ + a) n
V = volume sediaan yang dibuat

V’ = volume yang diminta


a = kelebihan volume menurut FI VI
n = jumlah vial yang diminta

V = (9 mL + 0,5 mL) x 3vial


V = 28,5 mL →30 mL
- Tonisitas Difenhidramin HCl dalam formula
Difenhidramin HCl 1% = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 30 mL = 0,3 g = 300 mg
100 𝑚𝐿

- Ekivalensi Difenhidramin HCl 1% dengan NaCl 0,9% (FI VI p. 2302)

- NaCl 0,9% = 0,9/100 ml x 30 mL = 0,27 g = 270 mg

- Jumlah NaCl yang dibutuhkan untuk membuat sediaan isotonis

NaCl =0,27 g x 0,3 g = 0,081 g → 81 mg

- NaCl yang dibutuhkan = 18mg – 54 mg = 126 mg

-
c. Lengkapi tabel di bawah ini
No. Komponen bahan Bobot/volume Fungsi Cara sterilisasi
1. Difenhidramin HCl 1% 300 mg Bahan aktif Radiasi
2. Na Metabisulfit 0,01% 3 mg Antioksidan Radiasi
3. Benzalkonium klorida 0,01% 3 mg Pengawet Autoklaf suhu 121°C
selama 15 menit
2. NaCl 189 mg Pengisotonis Oven suhu 180°C
selama 30 menit
3. Aqua pro injection ad 30 mL Pelarut Autoklaf suhu 121°C
selama 15 menit

d. Cara sterilisasi sediaan yang dipilih


Sterilisasi akhir / sterilisasi terminal untuk sediaan injeksi Difenhidramin HCl 1% yang
dipilih adalah metode filtrasi menggunakan membran filter 0,22 μm secara aseptis. Karena
bahan aktif yang digunakan tergolong termolabil atau tidak stabil terhadap panas

Apakah sediaan tersebut sudah isotonis?

Sediaan yang dibuat bersifat hipotonis dengan tubuh, dilihat dari perhitungan tonisitas dengan
metode ekivalensi NaCl 0,9%. Didapatkan bahwa jumlah NaCl dalam formula kurang dari
jumlah NaCl yang dibutuhkan untuk membuat sediaan isotonis. Maka dilakukan penambahan
jumlah NaCl yaitu ditimbang, sebanyak 190 mg .

III. PELAKSANAAN
a. Penyiapan alat
No Nama alat Ukuran Jumlah Cara sterilisasi Waktu
& suhu
1 Kaca arloji d 5 cm 3
Oven 180°C 30 menit
d 3 cm 3
2 Beaker glass 50 mL 3
Oven 180°C 30 menit
100 mL 2
3 Erlenmeyer 50 mL 1
Oven 180°C 30 menit
100 mL 1
4 Batang pengaduk kaca Standar 3 Oven 180°C 30 menit
5 Pinset Standar 4 Oven 180°C 30 menit
6 Sendok porselen Standar 1 Oven 180°C 30 menit
7 Sendok logam Standar 2 Oven 180°C 30 menit
8 Vial 10 mL 3 Oven 180°C 30 menit
9 Kantong sampah 2x modul 1 Oven 180°C 30 menit
10 Corong & kertas saring Diameter
1 Autoklaf 115°C 30 menit
corong 5 cm
11 Pipet tetes Panjang 4
Autoklaf 115°C 30 menit
Pendek 4
12 Gelas ukur 10 mL 1
25 mL 1 Autoklaf 115°C 30 menit
50 mL 1
13 Karet vial 2 cm 3 Autoklaf 115°C 30 menit
14 APD (jas lab, masker,
Autoklaf suhu
penutup kepala, sarung Standar 1 set 15 menit
121°C
tangan lateks sepasang)
15 Aqua pro injection
dalam botol tertutup Autoklaf suhu
100 mL 1 30 menit
karet 115°C

16 Filter holder +
0,22 1 set Autoklaf 115°C 30 menit
membran filter
17 Spuit injeksi 10 mL 1 Radiasi -

b. Pencucian, pengeringan dan pembungkusan alat


● Pencucian wadah gelas/alat gelas cara Huizinga
1. Sikat dengan larutan tepol.
2. Bilas dengan air kran.
3. Semprot dengan uap & tiriskan.
4. Bilas dengan aquadem.
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen).
6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven.
● Pencucian wadah gelas/alat gelas cara Cooper & Gunn’s
1. Alat/wadah direndam dalam larutan tepol panas, sebaiknya semalam.
2. Disikat dengan sikat yang keras.
3. Dibilas dengan air kran (panas/dingin) bagian luar dan dalam.
4. Dibilas dengan aquadest bebas pirogen yang baru dibuat (3 kali).

● Pengeringan
1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100°C, tidak boleh terlalu
lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan yang terbuat dari
karet&plastik).
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap air.
3. Wadah kecil harus benar-benar kering.

● Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari.
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1 hari.
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan Aquadest.
4. Ulangi dengan larutan yang baru.
5. Ulangi sampai larutan jernih.
6. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas perkamen) dan
dicuci dengan otoklaf pada suhu 110°C selama 20 menit (1 atau 2 kali) sampai air
rendaman jernih.
Tahap-tahap pencucian karet dengan otoklaf pada suhu 110°C selama 20 menit :
● waktu pemanasan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pengeluaran udara : pkl..............-............... ( menit)
● waktu menaik : pkl..............-............... ( menit)
● waktu suhu dipertahankan: pkl..............-............... ( menit)
● waktu menurun : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pendinginan : pkl..............-............... ( menit)
===========================================================
Proses pencucian karet berlangsung dari pkl...............-...............( menit)
7. Bilas dengan spiritus dilutus (etanol 70%) - air aa sampai jernih
8. Masukkan kantong kering rangkap dua & disterilkan dalam otoklaf
● Pembungkusan : masing-masing alat dibungkus dalam kantong yang terbuat dari
kertas perkamen dan tuliskan nama alat & nama kelompok.

c.1. Sterilisasi alat-alat dengan oven pada 180°C selama 30 menit.


Alat yang disterilisasi dengan oven : kaca arloji, beaker glass, Erlenmeyer, batang
pengaduk kaca, pinset, tara & wadah, sendok porselen, sendok logam, botol sediaan
(ampul coklat), dan kantong sampah.
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut
● waktu pemanasan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu kesetimbangan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pembinasaan : pkl..............-............... (. menit)
● waktu tambahan jaminan sterilitas :pkl..............-............... (. menit)
● waktu pendinginan : pkl..............-............... ( menit)
========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari pukul...............-............... (. menit)

c.2. Sterilisasi alat-alat dengan autoklaf 115°C selama 30 menit.


Alat yang disteerilisasi dengan autoklaf : corong & kertas saring, pipet tetes, gelas ukur,
APD, dan bahan berupa aqua pro innjection dalam botol tertutup karet.
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut
● waktu pemanasan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pengeluaran udara : pkl..............-............... ( menit)
● waktu menaik : pkl..............-............... ( menit)
● waktu kesetimbangan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pembinasaan : pkl..............-............... (. menit)
● waktu tambahan jaminan sterilitas:pkl..............-............... (. menit)
● waktu menurun : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pendinginan : pkl..............-............... ( menit)
========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari pukul...............-..............( menit)

c.3.Sterilisasi APD dengan autoklaf 115°C selama 30 menit.


Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut
● waktu pemanasan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pengeluaran udara : pkl..............-............... ( menit)
● waktu menaik : pkl..............-............... ( menit)
● waktu kesetimbangan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pembinasaan : pkl..............-............... (. menit)
● waktu tambahan jaminan sterilitas:pkl..............-............... (. menit)
● waktu menurun : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pendinginan : pkl..............-............... ( menit)
========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari pukul...............-..............( menit)

c.4.Sterilisasi pelarut dengan autoklaf 121°C selama 15 menit.


Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut
● waktu pemanasan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pengeluaran udara : pkl..............-............... ( menit)
● waktu menaik : pkl..............-............... ( menit)
● waktu kesetimbangan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pembinasaan : pkl..............-............... (. menit)
● waktu tambahan jaminan sterilitas:pkl..............-............... (. menit)
● waktu menurun : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pendinginan : pkl..............-............... ( menit)
========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari pukul...............-..............( menit)

d. Cara kerja
Ruang Kelas C
1. Dibersihkan meja ruang kelas C dengan alkohol 70%, di lap dengan kasa steril secara
satu arah, kemudian api spiritus dinyalakan.
2. Ditara kaca arloji, timbang Diphenhydramine Hcl 300mg, lalu ditutup dengan kaca
arloji.
3. Ditara kaca arloji, ditimbang Na metabisulfit 50mg.
4. Ditara kaca arloji, ditimbang NaCl 189 mg, lalu ditutup dengan kaca arloji
Ruang Kelas A
5. LAFC di ruangan Kelas A dinyalakan
- Kabel dihubungkan dengan stop kontak
- LAFC di “ON” kan dengan menaikkan tombol warna hitam ke atas
- FAN di “ON” kan
- Mengganti lampu UV dengan lampu neon.
- Lampu UV di "ON" kan minimal 15-30 menit (steri
2. Menyemprotkan alkohol 70% pada lampu spiritus yang belum dinyalakan lalu
memasukkan ke LAFC (untuk menghilangkan etanol).
3. Menyemprotkan alkohol 70% pada alat - alat yang telah disterilisasi lalu dimasukkan
ke dalam LAFC (kecuali kaca arloji karena sudah berisi bahan).
4. Memasukkan bahan-bahan yang telah ditimbang di ruang kelas C ke dalam LAFC.
5. Menyemprot tangan dengan alkohol 70%, lalu menyalakan api spiritus.
6. Melakukan pengenceran Na metabisulfit
- Memasukkan 50 mg Na metabisulfit ke dalam beaker glass 50 mL.
- Mengukur 10 mL aqua pro injection (+ benzalkonium chloride yang sudah
dilarutkan dalam aqua pro injection) menggunakan gelas ukur 10 mL.
- Mencampurkan 10 mL aqua pro injection yang sudah diukur ke dalam beaker
glass berisi Na metabisulfit, kemudian mengaduk ad larut.
- Mengambil 1 mL larutan menggunakan gelas ukur 5 mL (tiap 1 ml
mengandung 5 mg Na metabisulfit), memasukkan ke dalam beaker glass 50
mL.
- Menambahkan aqua pro injection (+ benzolkonium chloride) ad 10 mL
(didapatkan Na metabisulfit 5 mg/10 mL).
- Mengambil 6 mL (3 mg/5 mg x 10 mL) larutan menggunakan gelas ukur 10 mL.
7. Memasukkan 300 mg Diphenhydramine HCl ke dalam beaker glass 50 mL,
menambahkan larutan Na metabisulfit, kemudian mengaduk ad larut.
8. Dilakukan pengenceran NaCl :
- Mengukur 5 mL aqua pro injection (+ benzalkonium chloride) menggunakan
gelas ukur 10 mL.
- Memasukkan 189 mg NaCl ke dalam beaker glass 50 mL.
- Mencampurkan 5 mL aqua pro injection lalu diaduk ad larut yang sudah diukur
ke dalam beaker glass berisi NaCl, kemudian mengaduk ad larut.
9. Mencampurkan larutan Difenhidramin HCl + Na metabisulfit + NaCl, mengaduk ad
homogen dalam beaker glass 100 mL.
10. Melakukan pengecekan pH dengan indikator pH universal dengan mengambil sedikit
larutan menggunakan batang pengaduk lalu mengoleskan larutan ke indikator pH
universal, diinginkan pH 5,0.
11. Menambahkan aqua pro injection (+ benzalkonium chloride) ad 30 mL.
12. Menyaring larutan dengan corong + kertas saring ukuran 0,8 μm ke Erlenmeyer 50 mL.
13. Memindahkan hasil saringan ke beaker glass 50 mL.
14. Mengambil larutan sebanyak 9,5 mL menggunakan spuit injeksi lalu menyaring
menggunakan filter holder + membrane filter 0,22 μm ke vial 10 mL.
15. Menutup vial menggunakan penutup karet.
16. Mengikat karet penutup 2x (ikat mati), lalu menutup menggunakan aluminium foil.
17. Melakukan bubble point test :
- Mengisi spuit injeksi dengan udara (posisi jarum dilepas).
- Memasang filter holder + membrane filter 0,22 μm yang sudah digunakan
sebelumnya dan masih basah.
- Menyiapkan beaker glass 50 mL berisi aquadest 30 mL.
- Mencelupkan filter holder seluruhnya ke aquadest dengan tegak lurus.
- Menekan pelan-pelan udara dalam spuit injeksi hingga keluar gelembung udara
pertama kali dari ujung filter holder dan ditahan (untuk mengetahui jumlah sisa
udara dalam spuit injeksi).
- Mengamati apakah gelembung udara bergerak ke permukaan air dari ujung
filter holder atau tidak. Jika sisa udara dalam spuit injeksi 2 mL, maka ukuran
pori- pori terbesar adalah benar 0,22 μm, apabila sisa udara > 2 mL maka
ukuran pori- pori terbesar adalah > 0,22 μm, ada kemungkinan sediaan tidak
steril atau pemasangan membran filter tidak tepat. Jika gelembung udara keluar
melalui samping filter holder (tidak melalui ujung filter holder), maka terdapat
kesalahan pada pemasangan alat (bocor).
18. Memberi etiket / label dan brosur, lalu memasukkan ke dalam wadah sekunder.
IV. WADAH
- Vial coklat 10 ml, terlindungi dari cahaya, tertutup rapat, dilengkapi dengan etiket, label,
brosur, dan kemasan sekunder

V. PEMBAHASAN & KESIMPULAN (1-2 halaman untuk laporan praktikum)

VI. LABEL & BROSUR


Prosedur Pengolahan Induk Sediaan
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 1/….
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ............... Pengolahan mulai tgl : ............
Ukuran Bets : ............... selesai tgl : ............

Pemerian : Larutan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau

Komposisi Jumlah untuk 1 bets


No Nama Bahan Baku Standar Kode Produk 1 vial (mg) ...... vial (g)
1 Difenhidramin HCl Pharmaceutical BA......
grade
2
3
4
5
6
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 2/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ...............
Ukuran Bets : ...............
Perhatian: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernapasan masker, gunakan sarung
tangan, dan jalankan penghisap debu.
I. ● Ruangan dibersihkan menurut Protap Pelaksana Pemeriksa
Penimbangan pembersihan Ruang Timbang No. PBC00-01
● Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Tgl. ........... Pembersihan Perkakas Kerja No. PBZ00-05 dan
Protap Pembersihan Barel 200 L No. PBH16-00
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa
oleh
...................... ..................
Nama Bahan Jumlah Jumlah Nyata
Teoritis (g) (g)
Difenhidramin
HCl
..................... ..................... ..................... ...................
Kode Produk:
.........................
No Bets: ..........
NaCl
Kode Produk:
..................... ..................... ..................... ...................
.........................
No Bets: ..........

..................... ..................... ..................... ..................... ...................

..................... ..................... ..................... ..................... ...................


PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 3/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ...............
Ukuran Bets : ...............
Perhatian: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernapasan masker, gunakan sarung
tangan, dan jalankan penghisap debu.
II. ● Ruangan dibersihkan menurut Protap Pelaksana Pemeriksa
Pencampuran pembersihan Ruang Timbang No. PBC00-01
● Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Tgl. ........... Pembersihan Perkakas Kerja No. PBZ00-05
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa
oleh .............
..................... ..................
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah
pembuatan sediaan injeksi Difenhidramin HCl
1. Melarutkan Difenhidramin HCl dalam 5 ml WFI
dalam beaker glass ... ml menggunakan batang
pengaduk ..................... ...................

2.
..................... ...................

3.
..................... ...................

4. ..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 4/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ...............
Ukuran Bets : ...............
Perhatian: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernapasan masker, gunakan sarung tangan,
dan jalankan penghisap debu.
III. In ● Ruangan dibersihkan menurut Protap pembersihan Pelaksana Pemeriksa
Process Ruang Timbang No. PBC00-01
Control ● Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Pembersihan Perkakas Kerja No. PBZ00-05
Tgl. ...........
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa oleh
.............

...................... ..................
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah in
process control sediaan injeksi Difenhidramin HCl
1. Dilakukan pengamatan organoleptis terhadap larutan
injeksi Difenhidramin HCl meliputi:
a. Warna ..................... ...................
b. Bau

2. Dilakukan pengecekan pH larutan Difenhidramin HCl


dengan menggunakan indikator universal (merk dan
tipe ..................... ...................
........................................................................................)
Sediaan diambil dengan batang pengaduk kemudian
digoreskan pada indikator universal
pH larutan injeksi Difenhidramin HCl = ....................
3.
..................... ...................

4.
..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 5/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ...............
Ukuran Bets : ...............
Perhatian: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernapasan masker, gunakan sarung tangan,
dan jalankan penghisap debu.
IV. ● Ruangan dibersihkan menurut Protap pembersihan Pelaksana Pemeriksa
Pencampuran Ruang Timbang No. PBC00-01
(lanjutan) dan ● Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Pembersihan Perkakas Kerja No. PBZ00-05
pengujian
produk
ruahan
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa oleh
Tgl. ...........
.............
.....................
....................
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah
pencampuran dan pengujian produk ruahan
injeksi Difenhidramin HCl
1. Ditambahkan WFI sebanyak .... mL hingga volume
akhir sediaan mL, diaduk hingga homogen
..................... ...................
2. Dilakukan pengecekan pH larutan Difenhidramin HCl
dengan menggunakan pH meter ...... (merk dan tipe
......................................................................................) ..................... ...................
Elektroda dibersihkan, kemudian
elektroda dimasukkan ke dalam larutan
Difenhidramin HCl.
pH larutan injeksi Difenhidramin HCl = .............

3. ..............................
..................... ...................

4.

..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 6/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ...............
Ukuran Bets : ...............
Perhatian: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernapasan masker, gunakan sarung tangan, dan
jalankan penghisap debu.
V. Pengisian ● Ruangan dibersihkan menurut Protap pembersihan Pelaksana Pemeriksa
Produk pada Ruang Timbang No. PBC00-01
kemasan ● Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
primer Pembersihan Perkakas Kerja No. PBZ00-05
Tgl. ...........
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa oleh .....................
............. ....................
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah
pengisian produk injeksi Difenhidramin HCl pada kemasan
ampul

1. ...........................................................
..................... ...................

2. ............................................................
..................... ...................

3. ...............................................................
..................... ...................

4. .................................................................
..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 7/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ...............
Ukuran Bets : ...............
Perhatian: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernapasan masker, gunakan sarung tangan, dan
jalankan penghisap debu.
VI. Sterilisasi ● Ruangan dibersihkan menurut Protap pembersihan Pelaksana Pemeriksa
akhir produk Ruang Timbang No. PBC00-01
● Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Pembersihan Perkakas Kerja No. PBZ00-05
Tgl. ...........
.....................
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa oleh ....................
.............
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah
sterilisasi akhir produk

1. ...........................................................
..................... ...................

2. ............................................................
..................... ...................

3. ...............................................................
..................... ...................

4. .................................................................

..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 8/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ...............
Ukuran Bets : ...............
Perhatian: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernapasan masker, gunakan sarung tangan, dan
jalankan penghisap debu.
VII. Evaluasi ● Ruangan dibersihkan menurut Protap pembersihan Pelaksana Pemeriksa
akhir produk Ruang Timbang No. PBC00-01
● Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Pembersihan Perkakas Kerja No. PBZ00-05
Tgl. ...........
.....................
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa oleh ....................
.............
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah evaluasi
akhir produk
1. Uji kebocoran
.........................................................................................
..................... ...................

2. Uji kejernihan injeksi


..........................................................................................
..................... ...................

3. Uji bubble point


..................... ...................
...............................................................

4. .................................................................
..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 9/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………

Kode Produk : .............. Rujukan: Dokumen Produksi Induk


DPI No.
Nomor Bets : ...............
Ukuran Bets : ...............
Perhatian: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernapasan masker, gunakan sarung tangan, dan
jalankan penghisap debu.
VIII. ● Ruangan dibersihkan menurut Protap pembersihan Pelaksana Pemeriksa
Pengemasa Ruang Timbang No. PBC00-01
n sekunder ● Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Pembersihan Perkakas Kerja No. PBZ00-05
Tgl. ...........

.....................
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa oleh ....................
.............
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah
pengemasan sekunder

1.
......................................................................................... ..................... ...................

2.
..................... ...................

3. ...............................................................
..................... ...................

4. .................................................................
..................... ...................

Anda mungkin juga menyukai