Theresia Lady - Jurnal Difenhidramin Multiple Dose - B8
Theresia Lady - Jurnal Difenhidramin Multiple Dose - B8
Oleh : Kelompok 8 / KP B
SURABAYA
2022
Topik : Pembuatan sediaan steril volume kecil berupa injeksi Difenhidramin HCl 1% dalam
kemasan vial (9 mL) sebanyak 2 vial.
Tujuan :
1. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril dengan bahan aktif yang mudah teroksidasi
2. Melakukan sterilisasi alat dengan panas basah (autoklaf) dan panas kering (oven).
3. Melakukan sterilisasi akhir sediaan dengan filtrasi menggunakan teknik aseptis.
4. Mampu menghitung tonisitas sediaan.
I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat (Difenhidramin HCl)
●Organoleptis
Serbuk hablur, berwarna putih, dan tidak berbau. Jika terkena cahaya maka perlahan-lahan
warna zat akan menjadi gelap. (FI VI p. 401)
●Indikasi
Merupakan antihistamin dengan efek antimuskarinik dan sedatif. Digunakan untuk
mengatasi gejala alergi termasuk urticaria, angioedema, rhinitis, konjungtivitis, dan
pruritis pada kulit. Difenhidramin HCl juga digunakan karena efek antiemetiknya untuk
pengobatan mual dan muntah, terutama untuk pencegahan dan terapi motion sickness dan
vertigo. Efek antimuskariniknya digunakan dalam mengatasi parkinsonism dan efek
ekstrapiramidal yang disebabkan oleh obat. Difenhidramin dapat digunakan secara
parenteral sebagai tambahan dalam terapi darurat shock anafilaktik, atau ketika terapi oral
tidak memungkinkan. (Martindale 38th ed p. 626)
●Kontra Indikasi
Pasien harus diperingatkan bahwa antihistamin dapat meningkatkan efek
senyawa-senyawa sedatif SSP seperti alkohol, Barbiturat, hipnotik, analgesik narkotik,
sedatif, dan obat penenang. Antihistamin dapat menyebabkan rasa kantuk dan penurunan
kewaspadaan sehingga pasien yang menggunakannya disarankan untuk tidak menyetir,
atau mengoperasikan peralatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Karena
antihistamin memiliki efek antikolinergik, maka perlu digunakan dengan hati-hati pada
kondisi yang memungkinkan terjadinya perburukan, seperti glaukoma, dan hipertrofi
prostatik. (Martindale 28th ed p. 1294)
●Efek samping :
Efek samping penggunaan antihistamin yang paling umum adalah sedasi, mulai dari rasa
mengantuk hingga deep sleep, dan kesulitan untuk berkonsentrasi, pusing, hipotensi,
lemah otot, dan kehilangan koordinasi. Efek samping lain yang dapat timbul misalnya
mual, muntah, diare atau konstipasi, nyeri epigastrik, sakit kepala, pandangan kabur,
tinnitus, depresi, mudah emosi, mimpi buruk, anoreksia, kesulitan berkemih, dan mulut
kering. (Martindale 28th ed p. 1294)
●Golongan obat :
Injeksi Difenhidramin HCl termasuk dalam golongan obat keras. (cekbpom.pom.go.id)
b. Stabilitas :
● Terhadap cahaya : Jika terkena cahaya maka perlahan-lahan warna zat akan
menjadi gelap. Disimpan di wadah tidak tembus cahaya.
(FI VI p. 401, 402)
● Terhadap suhu : Melebur pada suhu 166-170°C. (PubChem)
Disimpan pada suhu ruang. (FI VI p. 402)
● Terhadap pH :
- Memiliki pH 4,0-6,5. (FI VI p. 403)
- Memiliki pH 4,0-6,0 dalam larutan 5% air. (Martindale 38th ed p. 626)
● Terhadap oksigen : Disimpan dalam wadah kedap. (Martindale 38th ed p. 626)
c. OTT (Inkompatibilitas) :
- Difenhidramin HCl inkompatibel dengan Amphotericin B, Cefmetazole sodium,
Cefalotin sodium, Hydrocortisone sodium succinate, beberapa soluble
barbiturate, beberapa contrast media, dan larutan basa atau asam kuat.
(Martindale 38th ed p. 626)
d. Cara penggunaan & dosis :
Ketika terapi oral tidak memungkinkan, Difenhidramin HCl dapat diberikan melalui
injeksi intreamuskular / intravena dalam konsentrasi 1% atau 5%. Dosis lazim adalah
10- 50 mg, dan dosis 100 mg juga masih diberikan. Tidak lebih dari 400 mg dapat
diberikan dalam waktu 24 jam.
II. FORMULASI
a. Permasalahan dan penyelesaian
1. Difenhidramin HCl tidak stabil terhadap cahaya.
Penyelesaian : Sediaan dikemas dalam wadah yang terlindung dari cahaya,
misalnya ampul yang digunakan berwarna coklat.
-
c. Lengkapi tabel di bawah ini
No. Komponen bahan Bobot/volume Fungsi Cara sterilisasi
1. Difenhidramin HCl 1% 300 mg Bahan aktif Radiasi
2. Na Metabisulfit 0,01% 3 mg Antioksidan Radiasi
3. Benzalkonium klorida 0,01% 3 mg Pengawet Autoklaf suhu 121°C
selama 15 menit
2. NaCl 189 mg Pengisotonis Oven suhu 180°C
selama 30 menit
3. Aqua pro injection ad 30 mL Pelarut Autoklaf suhu 121°C
selama 15 menit
Sediaan yang dibuat bersifat hipotonis dengan tubuh, dilihat dari perhitungan tonisitas dengan
metode ekivalensi NaCl 0,9%. Didapatkan bahwa jumlah NaCl dalam formula kurang dari
jumlah NaCl yang dibutuhkan untuk membuat sediaan isotonis. Maka dilakukan penambahan
jumlah NaCl yaitu ditimbang, sebanyak 190 mg .
III. PELAKSANAAN
a. Penyiapan alat
No Nama alat Ukuran Jumlah Cara sterilisasi Waktu
& suhu
1 Kaca arloji d 5 cm 3
Oven 180°C 30 menit
d 3 cm 3
2 Beaker glass 50 mL 3
Oven 180°C 30 menit
100 mL 2
3 Erlenmeyer 50 mL 1
Oven 180°C 30 menit
100 mL 1
4 Batang pengaduk kaca Standar 3 Oven 180°C 30 menit
5 Pinset Standar 4 Oven 180°C 30 menit
6 Sendok porselen Standar 1 Oven 180°C 30 menit
7 Sendok logam Standar 2 Oven 180°C 30 menit
8 Vial 10 mL 3 Oven 180°C 30 menit
9 Kantong sampah 2x modul 1 Oven 180°C 30 menit
10 Corong & kertas saring Diameter
1 Autoklaf 115°C 30 menit
corong 5 cm
11 Pipet tetes Panjang 4
Autoklaf 115°C 30 menit
Pendek 4
12 Gelas ukur 10 mL 1
25 mL 1 Autoklaf 115°C 30 menit
50 mL 1
13 Karet vial 2 cm 3 Autoklaf 115°C 30 menit
14 APD (jas lab, masker,
Autoklaf suhu
penutup kepala, sarung Standar 1 set 15 menit
121°C
tangan lateks sepasang)
15 Aqua pro injection
dalam botol tertutup Autoklaf suhu
100 mL 1 30 menit
karet 115°C
16 Filter holder +
0,22 1 set Autoklaf 115°C 30 menit
membran filter
17 Spuit injeksi 10 mL 1 Radiasi -
● Pengeringan
1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100°C, tidak boleh terlalu
lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan yang terbuat dari
karet&plastik).
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap air.
3. Wadah kecil harus benar-benar kering.
● Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari.
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1 hari.
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan Aquadest.
4. Ulangi dengan larutan yang baru.
5. Ulangi sampai larutan jernih.
6. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas perkamen) dan
dicuci dengan otoklaf pada suhu 110°C selama 20 menit (1 atau 2 kali) sampai air
rendaman jernih.
Tahap-tahap pencucian karet dengan otoklaf pada suhu 110°C selama 20 menit :
● waktu pemanasan : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pengeluaran udara : pkl..............-............... ( menit)
● waktu menaik : pkl..............-............... ( menit)
● waktu suhu dipertahankan: pkl..............-............... ( menit)
● waktu menurun : pkl..............-............... ( menit)
● waktu pendinginan : pkl..............-............... ( menit)
===========================================================
Proses pencucian karet berlangsung dari pkl...............-...............( menit)
7. Bilas dengan spiritus dilutus (etanol 70%) - air aa sampai jernih
8. Masukkan kantong kering rangkap dua & disterilkan dalam otoklaf
● Pembungkusan : masing-masing alat dibungkus dalam kantong yang terbuat dari
kertas perkamen dan tuliskan nama alat & nama kelompok.
d. Cara kerja
Ruang Kelas C
1. Dibersihkan meja ruang kelas C dengan alkohol 70%, di lap dengan kasa steril secara
satu arah, kemudian api spiritus dinyalakan.
2. Ditara kaca arloji, timbang Diphenhydramine Hcl 300mg, lalu ditutup dengan kaca
arloji.
3. Ditara kaca arloji, ditimbang Na metabisulfit 50mg.
4. Ditara kaca arloji, ditimbang NaCl 189 mg, lalu ditutup dengan kaca arloji
Ruang Kelas A
5. LAFC di ruangan Kelas A dinyalakan
- Kabel dihubungkan dengan stop kontak
- LAFC di “ON” kan dengan menaikkan tombol warna hitam ke atas
- FAN di “ON” kan
- Mengganti lampu UV dengan lampu neon.
- Lampu UV di "ON" kan minimal 15-30 menit (steri
2. Menyemprotkan alkohol 70% pada lampu spiritus yang belum dinyalakan lalu
memasukkan ke LAFC (untuk menghilangkan etanol).
3. Menyemprotkan alkohol 70% pada alat - alat yang telah disterilisasi lalu dimasukkan
ke dalam LAFC (kecuali kaca arloji karena sudah berisi bahan).
4. Memasukkan bahan-bahan yang telah ditimbang di ruang kelas C ke dalam LAFC.
5. Menyemprot tangan dengan alkohol 70%, lalu menyalakan api spiritus.
6. Melakukan pengenceran Na metabisulfit
- Memasukkan 50 mg Na metabisulfit ke dalam beaker glass 50 mL.
- Mengukur 10 mL aqua pro injection (+ benzalkonium chloride yang sudah
dilarutkan dalam aqua pro injection) menggunakan gelas ukur 10 mL.
- Mencampurkan 10 mL aqua pro injection yang sudah diukur ke dalam beaker
glass berisi Na metabisulfit, kemudian mengaduk ad larut.
- Mengambil 1 mL larutan menggunakan gelas ukur 5 mL (tiap 1 ml
mengandung 5 mg Na metabisulfit), memasukkan ke dalam beaker glass 50
mL.
- Menambahkan aqua pro injection (+ benzolkonium chloride) ad 10 mL
(didapatkan Na metabisulfit 5 mg/10 mL).
- Mengambil 6 mL (3 mg/5 mg x 10 mL) larutan menggunakan gelas ukur 10 mL.
7. Memasukkan 300 mg Diphenhydramine HCl ke dalam beaker glass 50 mL,
menambahkan larutan Na metabisulfit, kemudian mengaduk ad larut.
8. Dilakukan pengenceran NaCl :
- Mengukur 5 mL aqua pro injection (+ benzalkonium chloride) menggunakan
gelas ukur 10 mL.
- Memasukkan 189 mg NaCl ke dalam beaker glass 50 mL.
- Mencampurkan 5 mL aqua pro injection lalu diaduk ad larut yang sudah diukur
ke dalam beaker glass berisi NaCl, kemudian mengaduk ad larut.
9. Mencampurkan larutan Difenhidramin HCl + Na metabisulfit + NaCl, mengaduk ad
homogen dalam beaker glass 100 mL.
10. Melakukan pengecekan pH dengan indikator pH universal dengan mengambil sedikit
larutan menggunakan batang pengaduk lalu mengoleskan larutan ke indikator pH
universal, diinginkan pH 5,0.
11. Menambahkan aqua pro injection (+ benzalkonium chloride) ad 30 mL.
12. Menyaring larutan dengan corong + kertas saring ukuran 0,8 μm ke Erlenmeyer 50 mL.
13. Memindahkan hasil saringan ke beaker glass 50 mL.
14. Mengambil larutan sebanyak 9,5 mL menggunakan spuit injeksi lalu menyaring
menggunakan filter holder + membrane filter 0,22 μm ke vial 10 mL.
15. Menutup vial menggunakan penutup karet.
16. Mengikat karet penutup 2x (ikat mati), lalu menutup menggunakan aluminium foil.
17. Melakukan bubble point test :
- Mengisi spuit injeksi dengan udara (posisi jarum dilepas).
- Memasang filter holder + membrane filter 0,22 μm yang sudah digunakan
sebelumnya dan masih basah.
- Menyiapkan beaker glass 50 mL berisi aquadest 30 mL.
- Mencelupkan filter holder seluruhnya ke aquadest dengan tegak lurus.
- Menekan pelan-pelan udara dalam spuit injeksi hingga keluar gelembung udara
pertama kali dari ujung filter holder dan ditahan (untuk mengetahui jumlah sisa
udara dalam spuit injeksi).
- Mengamati apakah gelembung udara bergerak ke permukaan air dari ujung
filter holder atau tidak. Jika sisa udara dalam spuit injeksi 2 mL, maka ukuran
pori- pori terbesar adalah benar 0,22 μm, apabila sisa udara > 2 mL maka
ukuran pori- pori terbesar adalah > 0,22 μm, ada kemungkinan sediaan tidak
steril atau pemasangan membran filter tidak tepat. Jika gelembung udara keluar
melalui samping filter holder (tidak melalui ujung filter holder), maka terdapat
kesalahan pada pemasangan alat (bocor).
18. Memberi etiket / label dan brosur, lalu memasukkan ke dalam wadah sekunder.
IV. WADAH
- Vial coklat 10 ml, terlindungi dari cahaya, tertutup rapat, dilengkapi dengan etiket, label,
brosur, dan kemasan sekunder
2.
..................... ...................
3.
..................... ...................
4. ..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 4/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………
...................... ..................
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah in
process control sediaan injeksi Difenhidramin HCl
1. Dilakukan pengamatan organoleptis terhadap larutan
injeksi Difenhidramin HCl meliputi:
a. Warna ..................... ...................
b. Bau
4.
..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 5/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………
3. ..............................
..................... ...................
4.
..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 6/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………
1. ...........................................................
..................... ...................
2. ............................................................
..................... ...................
3. ...............................................................
..................... ...................
4. .................................................................
..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 7/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………
1. ...........................................................
..................... ...................
2. ............................................................
..................... ...................
3. ...............................................................
..................... ...................
4. .................................................................
..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 8/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………
4. .................................................................
..................... ...................
PT. ONESOO PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. ……… Halaman 9/…..
Tanggal:
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl 1%
No. :……………………….
DEPARTEMEN PRODUKSI Tanggal Berlaku :
……………………………….
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………………….. ……………………………. ……………………………………… ………………………
Tgl Tgl Tgl Tanggal
……………………………… …………………………….. ……………………………………… ………………………………
.....................
Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa oleh ....................
.............
Pada bagian ini dijelaskan langkah demi langkah
pengemasan sekunder
1.
......................................................................................... ..................... ...................
2.
..................... ...................
3. ...............................................................
..................... ...................
4. .................................................................
..................... ...................