Anda di halaman 1dari 4

Efektivitas L.

Kamomil bagi Pasien GAD ( Generalized Anxiety Disorders)


Nama : Theresia Lady Joice Longdong
Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya
s110120361@student.ubaya.ac.id

Abstrak

Generalized Anxiety Disorders atau disingkat GAD merupakan gangguan kecemasan generik dimana
syarat waktu seorang mengalami kecemasan yg hiperbola & berlangsung monoton terhadap poly hal.
Faktor penyebab GAD yaitu, adanya disparitas fungsi & zat kimia dalam otak, faktor genetik atau
keturunan, proses tumbuh kembang & karakteristik, & cara pandang individu pada menghadapi
ancaman.(Mental and Kecemasan 2021) Bunga chamomile diketahui mengandung senyawa apigenin yg
mempunyai fungsi misalnya benzodiazepine. Senyawa apigenin dalam chamomile akan mengikat
reseptor GABA A yg lalu merangsang timbulnya rasa kantuk & relaksasi otot.(Amara 2021)Dengan
begitu Pasien yg mengalami GAD akan meredah. Selain mempunyai senyawa apigenin, bunga chamomile
pula mempunyai poly manfaat buat kesehatan misalnya, menaikkan kekebalan tubuh, mengontrol gula
darah,mencegah osteoporosis, mencegah pendarahan, mencegah kanker, membantu tidur nyenyak,
membantu kasus pencernaan, menjaga kesehatan jantung, meredakan rasa nyeri dampak haid, &
menghilangkan stres.(Amara 2021) Pada artikel ini akan membahas tentang Efektivitas obat herbal.
Penelitian ini memakai metode analisis kualitatif, dimana peneliti akan menganalisis aneka macam artikel
atau jurnal penelitian. Pada artikel ini poly akan membahas tentang efektivitas suatu bahan obat,& pula
bagaimana bahan obat tadi bekerja pada pada tubuh pasien. Yang akan diuji merupakan L. Kamomil
menjadi obat herbal.
Kata kunci :Chamomile, Generalized Anxiety Disorders.

Pendahuluan

Pada zaman sekarang, gangguan kecemasan sering terjadi pada remaja hingga orang dewasa
GAD ini sering dianggap remeh , karna GAD hanya menimbulkan gejala cemas. Tapi perlu diperhatikan
gejala yang timbul terus menerus dan tidak ada tindakan penyembuhan akan menyebabkan hipertensi
hingga gangguan jantung. Hal ini sangat berbahaya jika penderita GAD sudah berumur diatas 40 tahun.
Pada umumnya individu yang menderita gangguan kecemasan akan mengonsumsi obat sintetik golongan
antidepresan. Efek samping dari obat antidepresan adalah mual, mengalami sedasi, dan juga halusinasi.
Adapun efek yang berbahaya jika terlalu sering menggunakan obat antidepresan akan timbul efek
samping berupa depresi,kejang-kejang,dan juga disritmia kardiak. (E.W.Lucia, 2021)
Tanaman camomile adalah tumbuhan herbal yg acapkalikali dipakai menjadi obat tradisional.
Tanaman ini biasa dibentuk menjadi teh herbal & jua menjadi aroma terapi. Bagian tumbuhan yg dipakai
menjadi obat herbal merupakan bagian bunga yg dikeringkan.Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu,
sudah teridentifikasi setidaknya masih ada 120 zat bioaktif yg terkandung pada tumbuhan chamomile
termasuk antara lain 28 zat terpenoid & 36 zat flavonoid.(Sugiarto 2020)Zat yang terkandung dalam flora
chamomile bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit & nyeri, kandungan alpha-bisalcohol, chamozulene,
polyines & flavonoid yang terkandung dalam bunga chamomile memiliki khasiat terutama untuk
meredakan ketegangan otot, selain itu aroma yang dihasilkan juga sanggup menyebabkan dampak
relaksasi berdasarkan mekanisme dimana serabut saraf dalam hidung membawa masukan sensori melalui
bulbus olfaktorius tertentu ke sistem limbik dalam otak yang merupakan pusat kuno evolusioner tempat
insting, memori, & poly sekali fungsi krusial dibentuk & diatur. Semua informasi sensori lain mula-mula
dipersepsikan oleh bagian-bagian dalam otak yang lebih rumit & kemudian mengirim informasi tersebut
ke sistem limbik. (Putri, Yantina, and Suprihatin 2018)
Chamomile mempunyai antioksidan in vitro moderat & kegiatan antiplatelet yg signifikan. Studi
dalam contoh fauna menerangkan bahwa beliau mempunyai kegiatan anti-inflamasi yg kuat, beberapa
pengaruh antimutagenik & hipolipidemik.(Salehi et al. 2019). Efek sedasi yg didapatkan bunga
chamomile didapatkan sang flavonoid & apigenin yg mengikat reseptor benzodiazepine dalam otak.
Ekstrak chamomile menerangkan kegiatan hipnotik seperti menggunakan benzodiazepine,sedangkan
hirupan asap minyak chamomile bisa mengurangi stress. (Prabaniardi 2017)
Chamomile "biasanya diakui menjadi kondusif" (GRAS) buat dipakai pada kuliner sang Food and
Drug Administration Alaihi Salam menjadi bumbu, bumbu, atau zat penyedap. Tidak terdapat data
mengenai keamanan chamomile dalam bunda menyusui atau bayi, meskipun sensitisasi yg sporadis bisa
terjadi. Telah kondusif & efektif dipakai sendiri & menggunakan herbal lain dalam bayi buat pengobatan
kolik, diare, & syarat lainnya. (Citation et al. 2018)
Camomile yang dijadikan essential oil, memiliki mekanisme kerja yang cepat menuju sistem
saraf pusat. Saat aroma terapi dihirup, pada hidung terdapat saraf olfaktori yang menerima rangsangan
aroma yang langsung dihantarkan menuju otak. Selain itu aroma yang masuk ke hidung akan menuju
paru-paru , lalu masuk ke dalam alveoli dan akan menyebar ke sirkulasi darah, dan akan dihantarkan ke
sistem saraf pusat (otak).

Pembahasan

Bunga chamomile merupakan jenis Matricaria chamomile L merupakan tumbuhan yg ditemukan


pada Eropa, Afrika Utara & Asia Utara. Chamomile dari berdasarkan istilah Yunani yaitu Chamos &
milos, yg mempunyai arti apel. Hal ini dikarenakan bunga chamomile ini mempunyai bau yg seperti
menggunakan butir apel. Bunga ini adalah keliru satu ramuan obat krusial orisinil Eropa selatan & timur.
Bunga ini pula tumbuh pada Jerman, Hongaria, Prancis, Rusia, Yugoslavia, & Brasil.(Sakila 2018)
Tanaman Chamomile tumbuh menggunakan ketinggian sekitar 30 centimeter berdasarkan bagian atas
tanah, menggunakan btg yg berkerut & bercabang, daun berwarna hijau pucat. Bunganya seperti
menggunakan bunga Aster menggunakan kuntum berwarna putih menggunakan inti berwarna kuning.
Kelopak & inti inilah yg lalu akan dimanfaatkan menjadi obat herbal yg tersaji pada bentuk teh, ekstrak,
& kapsul yg diyakini mempunyai poly manfaat kesehatan.(Sharafzadeh and Alizadeh 2011)
Ekstrak chamomile yg optimal mengandung lebih kurang 50 % alkohol. Ekstrak baku umumnya
mengandung 1,2% apigenin yg adalah keliru satu agen bioaktif paling efektif. Ekstrak berair,misalnya
pada bentuk teh, mengandung konsentrasi apigenin bebas yg relatif rendah namun termasuk taraf
apigenin-7- yg tinggi.HAI-glukosida. Infus chamomile berkaitan dengan mulut direkomendasikan sang
Komisi E Jerman.(Srivastava, Shankar, and Gupta 2010) Minyak esensial chamomile Jerman & Romawi
mempunyai rona biru belia lantaran chamazulene terpenoid. Chamazulene merupakan lebih kurang 5%
dari minyak esensial. Bisabolol terdiri menurut 50% minyak esensial chamomile Jerman & adalah
spasmolitik buat otot polos usus. Flavonoid apigenin & luteolin mempunyai sifat anti-inflamasi,
karminatif,& antispasmodik. Apigenin mengikat reseptor GABA & mempunyai imbas sedatif
ringan.(Sharafzadeh and Alizadeh 2011)
Secara tradisional, persiapan chamomile misalnya teh & aromaterapi minyak esensial sudah
dipakai buat mengobati sulit tidur & buat menginduksi sedasi (imbas menenangkan). Chamomile secara
luas dipercaya menjadi obat penenang ringan & pemicu tidur. Efek sedatif mungkin lantaran flavonoid,
apigenin yg mengikat reseptor benzodiazepine pada otak . Studi pada contoh praklinis sudah
memberitahuakn imbas antikonvulsan & depresan SSP masing-masing. Uji klinis populer lantaran
ketidakhadirannya, meskipun sepuluh pasien jantung dilaporkan pribadi tertidur lelap selama 90 mnt
sehabis minum teh chamomile. Ekstrak chamomile memberitahuakn kegiatan hipnosis misalnya
benzodiazepin . Dalam penelitian lain, menghirup uap minyak chamomile mengurangi peningkatan kadar
hormon adrenokortikotropik plasma (ACTH) yg ditimbulkan sang stres. diazepam, diberikan beserta
menggunakan uap minyak chamomile, selanjutnya mengurangi taraf ACTH, ad interim flumazenile,
berlawanan BDZ memblokir imbas uap minyak chamomile dalam ACTH. Menurut Paladinidkk., indeks
pemisahan (rasio antara takaran ansiolitik aporisma & takaran sedatif minimal) buat diazepam merupakan
tiga sedangkan buat apigenin merupakan 10. Senyawa, selain apigenin, yg terdapat pada ekstrak
chamomile pula bisa mengikat reseptor BDZ & GABA pada otak & mungkin bertanggung jawab atas
beberapa imbas sedatif; namun, poly berdasarkan senyawa ini yg belum teridentifikasi.(Srivastava,
Shankar, and Gupta 2010)
Chamomile sudah dilaporkan pada pengobatan gangguan kecemasan umum (GAD). Namun
laporan tadi sepertinya bertentangan lantaran laporan sebelumnya menerangkan bahwa chamomile
Jerman menerangkan penghambatan kegiatan GAD yg tinggi . Hasil terakhir berdasarkan uji klinis
terkontrol dalam ekstrak chamomile buat GAD menerangkan bahwa mungkin mempunyai kegiatan
ansiolitik sederhana dalam pasien menggunakan GAD ringan hingga sedang . Ekstrak chamomile (M.
recutita) mempunyai dampak yg sinkron dalam kejang yg ditimbulkan sang picrotoxin . Selain itu,
apigenin sudah terbukti mengurangi latensi pada timbulnya kejang yg diinduksi picrotoxin &
pengurangan kegiatan indera mobilitas namun nir menerangkan kegiatan ansiolitik, myorelaxant, atau
antikonvulsan.(Srivastava, Shankar, and Gupta 2010)

Kesimpulan

Tanaman camomile merupakan tumbuhan herbal yg acapkalikali dijadikan menjadi obat


tradisional. Zat yang terkandung dalam flora chamomile bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit & nyeri,
kandungan alpha-bisalcohol, chamozulene, polyines & flavonoid yang terkandung dalam bunga
chamomile memiliki khasiat terutama untuk meredakan ketegangan otot, selain itu aroma yang dihasilkan
pula mampu menyebabkan dampak relaksasi berdasarkan mekanisme dimana serabut saraf dalam hidung
membawa masukan sensori melalui bulbus olfaktorius tertentu ke sistem limbik dalam otak yang
merupakan pusat kuno evolusioner tempat insting, memori, & poly sekali fungsi krusial dibentuk &
diatur. Efek sedasi yg didapatkan bunga chamomile didapatkan sang flavonoid & apigenin yg mengikat
reseptor benzodiazepine dalam otak. Tanaman chamomile biasa dibentuk menjadi teh herbal & jua
menjadi aroma terapi. Bagian tumbuhan yg dijadikan menjadi obat herbal merupakan bagian bunga yg
dikeringkan. Chamomile bisa membantu pada pengobatan GAD, lantaran mempunyai kegiatan aniolitik,
& jua mempunyai kandungan apigenin yg bisa mengurangi latensi pada tubuh . Tapi buat keamanan
waktu mengonsumsi chamomile ini perlu terdapat penelitian lebih lanjut & jua wajib disertakan bukti-
bukti ilmiah. Bagi yg masing mengkonsumsi chamomile perlu dilakukan sinkron menggunakan anjuran
yg terdapat supaya dampak yg diperoleh aman & nir berbahaya.
Daftar Pustaka

Amara, Cinta. 2021. “1 2 3 4,” 10–12.


E.W.Lucia. (2021). Dinamika dan Interaksi Obat. Dalam E. Lucia, Dinamika dan Interaksi Obat (hal.
211-214). Surabaya: Sandira Surabaya.
Citation, N L M, Lactation Database, National Library, and Bookshelf Url. 2018. “Sulfadoxine and
Pyrimethamine Drug Levels and Effects Effects in Breastfed Infants,” no. Md: 4–6.
https://doi.org/10.14260/jemds/2019/311.3.
Mental, Kesehatan, and Gangguan Kecemasan. 2021. “Generalized Anxiety Disorder ( Gangguan
Kecemasan Umum ) De � Nisi Generalized Anxiety Disorder Butuh Informasi Terkait Kesehatan
Mental ?,” 1–13.
Prabaniardi, Fransiska. 2017. “Pengaruh Sedasi Infusa Teh Chamomimile Jerman (Matricaria Recutita)
Terhadap Mencit Galur Swiss.” http://sinta.ukdw.ac.id.
Putri, Ratna Dewi, Yuli Yantina, and Suprihatin. 2018. “Aroma Terapi Chamomile Menurunkan Skala
Nyeri Pada Ibu Yang Mengalami Luka Episiotomi Di Praktik Mandiri Bidan Ponirah Margorejo Metro
Selatan Kota Metro.” Jurnal Citra Keperawatan 6 (2): 59–66. http://www.ejurnal-
citrakeperawatan.com/index.php/JCK/article/view/82.
Sakila, Aprillya. 2018. DAYA HAMBAT EKSTRAK BUNGA CHAMOMILE (Matricaria Chamomile L)
TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus Aureus. Universitas Jember.
Salehi, Bahare, Pia Lopez Jornet, Eduardo Pons Fuster López, Daniela Calina, Mehdi Sharifi-Rad, Karina
Ramírez-Alarcón, Katherine Forman, et al. 2019. “Plant-Derived Bioactives in Oral Mucosal Lesions: A
Key Emphasis to Curcumin, Lycopene, Chamomile, Aloe Vera, Green Tea and Coffee Properties.”
Biomolecules 9 (3). https://doi.org/10.3390/biom9030106.
Sharafzadeh, Shahram, and Omid Alizadeh. 2011. “German and Roman Chamomile.” Journal of Applied
Pharmaceutical Science 1 (10): 1–5.
Srivastava, Janmejai K., Eswar Shankar, and Sanjay Gupta. 2010. “Chamomile: A Herbal Medicine of the
Past with a Bright Future (Review).” Molecular Medicine Reports 3 (6): 895–901.
https://doi.org/10.3892/mmr.2010.377.
Sugiarto, Ivytha. 2020. “Efektivitas Chamomile (Matricaria Chamomilla) Terhadap Peningkatan Kualitas
Tidur Lansia.” Jurnal Medika Hutama 02 (01): 407–11. http://jurnalmedikahutama.com.

Anda mungkin juga menyukai