PENDAHULUAN
TOPIK BAHASAN
1. Pendahuluan Rancangan Obat
2. Sifat-sifat Molekuler Obat
3. Sifat-sifat Molekuler Protein
4. Pengembangan Obat
5. Rancangan Obat & Metode Optimalisasi
6. Modifikasi Molekul
7. Rancangan Pra-Obat
8. Rancangan Obat Rasional – H2 Antagonis
9. Docking dan Scoring
10. Rancangan N-Benzoil--Lactam Antibiotic.
PUSTAKA
1. Broglia RA, Serrano L & Tiana G (Eds), 2007, Protein Folding and Drug Design.
2. Foye, WO., 2007, Principles of Medisinal Chemistry, 6th ed., Philadelphia, London
: Lea & Febiger.
3. Gringauz, A., 1997, Introduction to Medicinal Chemistry, How Drugs Act and
Why, New York: Wiley-VCH.
4. Nogrady, T., and Weaver, DF., 2005, Medicinal Chemistry, A Molecular and
Biochemical Approach, 3th ed., Oxford: Oxford University Press.
5. Patrick GL., 2009, An Introduction to Medicinal Chemistry, Oxford: Oxford
University Press, 4th Ed.
6. Rekka EA & Kourounakis PN, 2008, Chemistry and Molecular Aspects of Drug
Design and Action.
7. Siswandono dan Soekardjo B, Eds. 1998, Prinsip-prinsip Rancangan Obat,
Surabaya: Airlangga University Press.
8. Smith HJ (Ed), 2006, Introduction to the Principles of Drug Design and Action, 4th
Ed.
9. Young DC, 2009, Computational Drug Design.
RANCANGAN OBAT
Obat
• senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit, bahan
diagnostik,
• senyawa kimia yang dapat mempengaruhi/menimbulkan efek pada
sistem biologis, termasuk : insektisida, fungisida, herbisida,
flavoran, odoran, penarik dan pengusir serangga.
• senyawa yang digunakan untuk uji farmakologi dan fisiologi.
RANCANGAN OBAT
Uji Toksisitas Akut
Penapisan Farmakologis
Pemasaran Obat
Pencarian Literatur
RANCANGAN OBAT
Perlindungan Paten
Pengenalan Masalah
• dilakukan studi riset dasar yaitu tentang proses penyakit,
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, fungsi sistem
normal tubuh dan perubahan sistem akibat penyakit, dan studi
dasar-dasar kimia dan biokimia.
Tujuan :
1. mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang lebih baik
dengan biaya yang layak secara ekonomi,
2. mendapatkan obat dengan efek samping minimal (aman
digunakan), bekerja lebih selektif, masa kerja lebih lama, dan
meningkatkan kenyamanan pemakaian obat.
Langkah-langkah dalam merancang obat :
• Mencari senyawa penuntun (lead compound) untuk pangkal tolak
modifikasi molekul.
Senyawa penuntun : senyawa yang dapat menimbulkan aktivitas biologis,
seperti aksi terapetik, aksi toksik, regulasi fisiologik, hormon, dan feromon,
serta senyawa yang terlibat atau berpengaruh terhadap proses biokimia dan
patologi pada hewan atau tumbuh-tumbuhan.
Senyawa yang dikembangkan mempunyai sifat kurang mengun-tungkan,
seperti : aktivitas yang lemah, kurang spesifik, efek samping besar, kurang
stabil, masa kerja singkat, atau mempunyai bau dan rasa yang kurang
menyenangkan.
Simulasi interaksi obat-reseptor menggunakan program komputer untuk
mencari turunan senyawa yang diharapkan mempunyai aktivitas yang lebih
baik.
• Manipulasi molekul (modifikasi struktur) : mensintesis sejumlah turunan
senyawa penuntun, melakukan identifikasi struktur dan menguji aktivitas
biologisnya.
Gugus atau substituen yang disubstitusikan dapat dipilih dengan
menggunakan : metode Topliss, metode pencarian Fibonacci, metode
rangkaian optimisasi simpleks atau analisis klaster.
• Merumuskan hubungan kuantitatif sementara antara struktur-aktivitas
biologis dari senyawa yang jumlahnya terbatas dengan menggunakan statistik
analisis regresi. Pada tahap ini digunakan model LFER Hansch atau model de
novo Free-Wilson.
Parameter sifat kimia fisika dalam HKSA model Hansch :
1. parameter lipofilik, seperti log P, , f dan Rm,
2. parameter elektronik, seperti pKa, , i, *, F, dan R,
3. parameter sterik, seperti MR, [P], Es, L, dan B1-B5 .
Parameter dapat ditentukan melalui percobaan atau perhitungan teoritis misal:
perhitungan nilai log P dengan menggunakan tetapan Hanch-Fujita, tetapan
fragmentasi f Hansch-Leo dan f Rekker-Mannhold, atau menggunakan program
komputer tertentu.
• Hasil analisis regresi dievaluasi dan merancang senyawa sejenis untuk
mengembangkan dan menyempurnakan HKSA.
Peneliti harus yakin bahwa senyawa sejenis yang akan disintesis merupakan pilihan
“terbaik” secara hipotesis.
• Dari proses di atas didapatkan senyawa-senyawa terpilih untuk calon obat, dan
selanjutnya dipatenkan.
• Senyawa terpilih diuji farmakologi lebih lanjut pada
beberapa spesies hewan, seperti tikus, anjing dan primata,
yaitu uji toksisitas subakut, studi teratogenik dan mutagenik,
selain itu juga dilakukan studi farmakokinetik pada hewan
dan uji dosis yang menimbulkan gejala toksisitas dan
kematian.
• Merancang penggunaan bentuk sediaan obat yang sesuai.
• Merancang aturan dosis yang sesuai.
• Evaluasi klinik (Fasa I sampai IV).
• Target Jaringan :
Menentukan tujuan obat spesifik pada jaringan atau organ yang sakit.
Teknik-teknik formulasi, rekayasa molekul dan aspek farmakokinetik
sangat berperan untuk pencapaian obat pada jaringan/sel target.
Contoh : pemberian obat aerosol yang dapat mencapai target jaringan
cabang bronchial Tx asma.
• Target Sel :
Biologi molekular merupakan alat yang sangat penting
dalam penemuan obat yaitu mempercepat identifikasi
komponen sel baru (protein : transpor reseptor, enzim, atau
gen) yang terlibat dalam proses timbulnya penyakit, dan hal
ini sangat berguna dalam rancangan obat. Biologi molekular
menghasilkan sumber target molekul baru yang tak pernah
ada habisnya.
• Proses Kimia :
Selektivitas kimia ditunjukkan dengan :
1. Teknik sintesis dengan prosedur dan kimia kombina-torial
2. Skrining high-throughput dari perpustakaan kimia yang
sangat luas
3. Rancangan rasional menggunakan model molekul.
Berdasarkan sumbernya obat digolongkan menjadi :
1. Obat alami : obat yang berasal dari alam tanaman : morfin dan atropin,
hewan : minyak ikan dan hormon, mineral : belerang (S) dan KBr.
2. Obat semisintetik : obat hasil sintesis yang bahan dasarnya berasal dari bahan
obat alami, contoh : morfin kodein, dan diosgenin progesteron.
3. Obat sintetik murni : obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat, setelah
disintesis diperoleh senyawa dengan khasiat farmakologis tertentu, contoh :
analgetik‑antipiretika, antihistamina dan diuretika.
• Obat alami sudah banyak yang dibuat secara sintetik, contoh : metilsalisilat,
kamfer, mentol dan asam-asam amino.
• Obat alami yang diproduksi dengan mengisolasi dari sumber alam karena tidak
dapat dibuat secara sintetik atau biaya produksi secara sintesis terlalu mahal,
contoh : morfin, glikosida jantung (digoksin, digitoksin), kuinidin, atropin dan
insulin.
RANCANGAN OBAT RASIONAL
• Rancangan obat rasional adalah suatu rancangan untuk menemukan obat baru
secara logis dan dapat dijabarkan secara teoritis.
• Dengan berkembangnya teknologi komputer rancangan obat rasional
mempunyai prospek cerah dalam pencarian obat baru.
• Merancang obat secara rasional berhubungan dengan pengetahuan tentang :
1. mekanisme kerja dan sisi kerja obat pada tingkat molekul dan tingkat elektronik,
2. hubungan kualitatif dan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis,
3. reseptor obat dan topografi tiga dimensi,
4. model interaksi obat‑reseptor (docking),
5. efek farmakologis dari gugus spesifik (farmakofor),
6. hubungan parameter sifat kimia fisika dengan aktivitas biologis,
7. mekanisme reaksi kimia dan biokimia,
8. biosintesis metabolit dan konstituen lain dalam organisme hidup,
9. perbedaan sitologis dan biokimia antara manusia dan parasit.
• Metode yang digunakan dalam rancangan obat rasional antara lain adalah
Rancangan Obat dengan Bantuan Komputer (Computer Assisted Drug
Design = CADD) berhubungan dengan parameter kimia fisika yang
terlibat dalam aktivitas obat, hubungan kuantitatif struktur‑aktivitas dan
model kimia kuantum atau perhitungan orbital molekul.
Mekanisme aksi:
S CH3 S CH3
R CONH R CONH
CH3 CH3
+ C N O C N
-O COOH H COOH
O O
OCH2 Penisilin V
+ gugus penarik elektron (O,N)
pada posisi Ccincin aromatis
OCH2 CH2 Penisilin K
Tidak tahan
CH2 Benzilpenisilin
enzim -laktamase
OCH3
Metisilin
+ gugus ‘bulky”
OCH3
pada cincin
Nafsilin
Tahan terhadap
OCH2CH3
R' enzim -laktamase
Oksasilin (R' = H)
HN
Kloksasilin (R' = 6-Cl) O2
O CH3 S CH3
Dikloksasilin (R' = 2-Cl,6-Cl)
CH3
N
Flukloksasilin (R' = 2-Cl,6-F) O COOH
Sulbaktam
H O H
CH3
S
R' C C N
CH3
NH2 N
O
COOR
R R'
H OH Amoksisilin
+ OH ionisasi <
O
N O
Piperapisilin Asilasi N menjadi lebih asam
N O
C2H5
C=O
C=O
R N-Benzoilampisilin
Sifat klinik turunan penisilin
Aktivitas Antibakteri Stabilitas
No Nama
Turunan Gram Gram P. aeru- Asam pH 3 Enzim -
(+) (-) ginosa laktamase
1 Penisilin G + - - - -
2 Penisilin V + - - + -
3 Kloksasilin + - - + +
4 Dikloksasilin + - - + +
5 Flukloksasilin + - - + +
6 Ampisilin + ± - + -
7 Amoksisilin + ± - + -
8 Bakampisilin + ± - + -
9 Talampisilin + ± - + -
10 Pivampisilin + ± - + -
11 Karbenisilin + ± + - -
12 Sulbenisilin + ± + - -
13 Piperasilin + ± + + -
14 Sultamisilin + ± - + +