1. Alkohol
Alkohol yang beredar dapat berupa metanol, etanol, ataupun butanol. Zat ini
biasa digunakan dalam sterilisasi alat-alat laboratorium sebagai pembunuh mikroba
(desinfektan). Namun, tidak sedikit yang meminumnya sebagai upaya untuk
menghilangkan perasaan-perasaan tertekan, takut, dan sejenisnya. Perasaan-perasaan
tersebut sebenarnya tidak hilang. Seatu saat persaan itu akan muncul kembali. Alkohol
juga menimbulkan kecanduan (adiksi). Akibatnyan, seseorang yang telah
meminumnya selalu merasa ingin meminumnya kembali dengan kadar yang lebih
tinggi hingga dapat menimbulkan adiksi fisiologis.
2. Narkotika
Narkotika merupakan terjemah dari nakose yang berarti menidurkan. Menurut
Undang-Undang nomor 9 tahun 1976, yang termasuk golongan narkotika adalah
candu, morfin, heroin, ganja kokain narkotik semisintetis, dan narkotik sintetis.
Ada perbedan antara heroin dan ganja? Ganja atau mariyuana merupakan nama
lain untuk tanaman cannabis sativa. Daun ganja mngandung senyawa tetra-hydro-
cannabinol (THC), seatu senyawa halusinogenik yang dapat menebabkan hausinasi
atau hayalan. Ataupun kokalin merupakan sebutan untuk tanaman Erytroxylon coca
yang daunya mengandung zat berhasiat narkotik. Kokain diperdagangkan dalam
bentuk tepung, kristal, dan tablet putih serta cairan bening.
Bagaimana dengan nakotik semi sintetis dan narkotik sintetis? Narkotik semi
sintetis merupakan proses modifikasi zat kimia yang terdapat dalam opium. Adapun
narkotik sintetis adalah suatu proses yang sepenuhnya berbahan kimia. Contoh narkotik
semi sintetis adalah methadone dan phitidine.
Obat depresan merupakan obat yang menyebabkan pusat saraf menjadi pasif.
Dalam kehidupan sehari-hari kelompok obat ini dinamakan obat penenang atau obat
tidur, misanya barbitura. Cisadon, dan methaqualon. Obat setimulan merupakan
kebalikan obat depresan, yaitu dapat membuat pusat saraf menjadi sangat aktif,
misalnya amfetamin. Adapun obat halusinogen adalah obat yang dapat menimbulkan
daya hayal (halusinogen) yang kuat, seperti obat yang dikenal dengan LSD dan PCP.
Alkohol yang diminum akan membuat konsentrasi alkohol di darah bertambah (blood
alcohol concentration/BAC). Konsentrasi yang terus meningkat ini akan membuat
orang pingsan.
Meskipun acara minum sudah selesai, alkohol dalam perut dan usus yang sudah
diminum akan terus memasuki aliran darah di seluruh tubuh. Jadi walaupun si
peminum sudah tidur dan menganggapnya tidak ada masalah, alkohol yang masuk
aliran darah terus berlanjut.
Darah yang mengandung alkohol ini akan mengalir ke seluruh tubuh termasuk otak.
Hal ini tentu saja akan mempengaruhi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) yang mengontrol hampir seluruh fungsi tubuh.
Seseorang yang minum alkohol lebih dari dua gelas setiap harinya, termasuk ke dalam
kelompok orang-orang yang berisiko terkena perdarahan otak.
Para alkoholik berisiko mengalami amnesia (hilang ingatan) yang disebut dengan
sindroma Wernickle-Korsakoff. Sindrom ini bersifat kebingungan akut yang
berlangsung lama. Hal ini disebabkan mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar yang
tidak disertai dengan makanan bergizi akan membuat asupan vitamin B1 (tiamin) ke
otak berkurang.