Bab Ii
Bab Ii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Segmenting
1. Pengertian Segmenting
kelompok yang dapat dibedakan satu sama lain dalam hal kebutuhan,
pemasaran dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien.3 Tujuan dari
1
Hari Wijaya & Hani Sirine, “Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Serta Strategi Harga
Pada Perusahaan Kecap”, AJIE Vol. 01 No. 03 (September 2016), 178.
2
Philip Kotler & Gary Armstrong, Marketing Management (Jakarta : Prenhallindo, 2001), 214.
3
Rismiati & Bondan Suratno, Pemasaran Barang dan Jasa (Yogyakarta : Kanisius, 2001), 53.
13
14
yaitu :
pasar
b. Menganalisis pasar
kebutuhan konsumen.
Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar, tapi pada masanya ia
sesuatu atau mengikuti orang lain, atau merasa butuh terhadap suatu
produk.
pelanggannya.4
a. Segmentasi geografi
4
Hari Wijaya & Hani Sirine, “Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Serta Strategi Harga
Pada Perusahaan Kecap”, AJIE Vol. 01 No. 03 (September 2016), 178.
16
b. Segmentasi Demografi
c. Segmentasi psikografi
5
Philip Kotler and Gary Amstrong, Principles of Marketing sixteenth edition (England : Pearson
Education Limited, 2016), 223.
17
B. Targeting
1. Pengertian Targeting
yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-
dan efisien.
mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai
6
Hermawan Kartajaya, MarkPlus Basics (Jakarta : Erlangga, 2009), 63.
7
Ibid., 64.
18
yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli
telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu
satu atau lebih pasar yang akan dituju. Di samping untuk dapat
yang ada oleh karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka
8
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi 3 (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2008), 232.
19
dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi
b. Selective specialization
c. Product specialization
teknologi.
d. Market specialization
C. Positioning
1. Pengertian Positioning
9
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 11 (Jakarta :PT. Indeks, 2003), 299.
21
positioning adalah sesuatu yang kita lakukan ke dalam benak atau fikiran
konsumen.
produk kita sebagai produk yang berbeda dan menempati posisi tertentu
apa-apa yang sudah ada di dalam pikiran konsumen menjadi lebih fokus
dan berbeda.10
dan memilih satu atau beberapa dari segmen pasar tersebut untuk
10
Freddy Rangkuti, Dongkrak Penjual Melalui Marketing Strategi &Competitive Positioning
(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), 172-173.
22
buy” mereka.
sebagainya.11
11
Hermawan Kartajaya, Yuswohady, Jacky Mussry, dan Taufik, Positioning, Differensiasi, dan
Brand (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama), 62-64.
23
produk perusahaan.
benak konsumen agar konsumen memiliki persepsi dan citra yang khusus
2. Strategi Positioning
pesaing. Posisi produk pada benak konsumen terjadi dengan atau tanpa
dilakukan bertahap.
14
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya on Positioning (Bandung : Mizan, 2006), 1
15
Freddy Rangkuti, Membidik Pasar Indonesia (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), 49
25
nilai apa yang diterima oleh pasar sasaran dari posisi merek yang
dimiliki perusahaan.
konsumen.
perusahaan.16
a. Atribut produk
produk dalam penelitian ini terdiri dari lokasi, tema, fasilitas, dan
16
Vanessa Gaffar, Pengaruh Strategi Positioning Museum Terhadap Kunjungan Wisata Edukasi di
Kota Bandung (Survey Segmen Pasar Generasi Y) Vol 1, No. 1, 2011, 19.
17
Herry Pintardi Chandra, Faktor-faktor Strategi Positioning dalam Pemasaran Realestat (Suatu
Studi Pengalaman Pengembangan Realestat di Surabaya), Dimensi Teknik Sipil Vol. 1, No. 2,
September 1999, 116.
26
b. Harga Produk
c. Pemakaian Produk
tersebut.
d. Pemakai Produk
e. Pesaing
D. Syari’ah Marketing
yang sesuai dengan nilai dan prinsip syari’ah. Jadi syariah marketing
tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan
18
Ibid., 117.
19
Hermawan Kartajaya, Syari’ah Marketing (Bandung : Mizan, 2006), 26-27
28
adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan,
produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau
mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-
20
Abdurrahman, Strategi Genius Marketing Ala Muhammad (Jogyakarta : DIVA Press, 2011), 76.
21
Ibid., 77
22
Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa : Konsep Sistem Ekonomi Syari’ah (Jakarta :
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), 2007), 419.
29
syari’ah karena ada nilai-nilai lebih pada syari’ah marketing saja, tetapi
kepercayaan konsumen.23
(value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan
23
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung : Alfabeta, 2012), 21.
24
Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa : Konsep Sistem Ekonomi Syari’ah (Jakarta :
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), 2007), 419.
30
a. Teistis (rabbaniyyah)
syari’at yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah yang paling adil,
melakukan promosi.
atas pelaksanaan syari’at itu pada hari akhir. Allah SWT berfirman :
ِ ِ
ُوَمن يَ ْع َم ْل مثْ َق َال ذَ َّرةٍ َشّراً يََره. ٍ
َ ُفَ َمن يَ ْع َم ْل مثْ َق َال ذَ َّرة َخ ْْياً يََره
b. Etis (akhlaqiyyah)
dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang di ajarkan oleh
merupakan salah satu cara untuk meraih derajat kemuliaan di sisi Allah
ُّ ني َوُُِي
َ ب الْ ُمتَطَ ِّه ِر
ين َ ِالت ََّّواب
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh.
Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh;
dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci .
Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat
yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah : 222)
c. Realistis (al-waqiyyah)
dengan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model atau
aktivitas pemasarannya.
atau penipuan yang terjadi dalam dunia bisnis, akan tetapi, syari’ah
ْين َآمنُواْ الَ تَ ْسأَلُواْ َع ْن أَ ْشيَاء إِن تُْب َد لَ ُك ْم تَ ُس ْؤُك ْم َوإِن تَ ْسأَلُوا ِ َّ
َ يَا أَيُّ َها الذ
يمِ عْن ها ِحني ي ن َّزُل الْ ُقرآ ُن تُب َد لَ ُكم ع َفا اللّو عْن ها واللّو غَ ُف
ٌ ور َحل
ٌ ُ َ ََُ َ ْ ْ ْ َُ َ َ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu
akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al
Qur'an itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah
mema'afkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyantun.” (QS. Al-Maidah: 101)
d. Humanistis (insaniyyah)
ًني نَ ِذيرا ِ ِ ِ ِِ ِ
َ تَبَ َارَك الَّذي نََّزَل الْ ُف ْرقَا َن َعلَى َعْبده ليَ ُكو َن ل ْل َعالَم
tersebut yaitu :
a. Shiddiq
25
Hermawan Kartajaya, Syari’ah Marketing (Bandung : Mizan, 2006), 120-135
26
Ibid., 135
34
نيِ ِ َّ يا أَيُّها الَّ ِذين آمنواْ اتَّ ُقواْ اللّو وُكونُواْ مع
َ الصادق ََ َ َ َُ َ َ َ
agama Islam.
b. Amanah
lain berupa hasil penjualan, fee, jasa, atau upah buruh. Marketer yang
berfirman :
ِ ِ
َ ْ َؤدواْ األ ََمانَات إِ ََل أَ ْىل َها َوإِ َذا َح َك ْمتُم ب
ِ ني الن
َّاس أَن ُّ ُإِ َّن اللّوَ يَأْ ُم ُرُك ْم أَن ت
ِ ََْت ُكمواْ بِالْع ْد ِل إِ َّن اللّو نِعِ َّما يعِظُ ُكم بِِو إِ َّن اللّو َكا َن ََِسيعاً ب
ًصْيا َ َ َ َ َ ُ
35
c. Fathonah
serta efektif dan efisien sesuai dengan prinsip syari’ah serta mampu
Memiliki sifat jujur, benar dan tanggung jawab. Sifat fathonah juga
d. Tabligh
jujur dan tidak berbohong dan menipu para pelanggan, marketer juga
harus bisa menjadi komunikator yang baik dan bisa bicara dengan
berfirman :
27
Ibid., 120-135
37
yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang
marketer yaitu :
oleh Sang Maha Pencipta. Kesadaran akan Allah ini hendaklah menjadi
dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai
dengan nilai yang tinggi dan mencakup semua sisi manusia. Sifat ini
Berbisnis secara adil adalah bentuk akhlak yang harus dimiliki oleh
akan melakukan banting harga. Ini termasuk bisnis yang tidak bermoral.
melayani adalah sikap sopan, santun dan rendah hati. Orang yang
hakiki itu terletak pada muamalah mereka. Islam juga melarang semua
luar imbalan yang telah ditetapkan. Hal ini dianggap ketidakjujuran dan
pesaingnya dan di sini akan tergambar sebuah akhlak yang indah, yang
harga diri, kemuliaan dan kehormatan orang lain, sedangkan mereka itu
orang yang lidahnya dapat selamat dari cela dan cerca. Bagi syari’ah
waktu.
penguasa agar kita dapat memperoleh hukuman yang lebih ringan atau
syari’ah.30
30
Hermawan Kartajaya, Syari’ah Marketing (Bandung : Mizan, 2006), 67.