Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

“ANALISIS TROLLEY EMERGENCY”

DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD DR R. SOETRASNO REMBANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Gawat

Darurat Dosen Pengampu : Noor Faidah S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:

Nailil Muna

2019012193

PSIK 7B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan tugas “Analisis Trolley Emergency” di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. R.
Soetrasno Rembang telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing akademik dan ruangan.

Nama : Nailil Muna

Kelas : PSIK 7B

NIM 2019012193

Telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

Nailil Muna

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )

ii
BAB I

ISI TROLY EMERGENCY

A. Bentuk Trolly Emergency

Trolley emergency adalah trolley yang berisi peralatan dan obat-obatan untuk keadaan gawat
darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien secara mendadak dan tidak
diperkirakan sebelumnya yang dapat segera menyebabkan kematian atau menimbulkan
kesehatan jangka panjang sehingga diperlukan intervensi segera atau tindakan resusitasi.

1
Trolley emergency di IGD RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang berisi :
1. Ventilator
2. Defibilator
3. Box emergency yang berisi : atropin sulfas injeksi, dexametashone injeksi , diazepam
injeksi, diphenhidramin injeksi, ephinefrin injeksi dan tramadol injeksi
4. Masker O2
5. Suction
6. Breathing Set
7. Jackson Ress
8. Stilet
9. Laringoskop
10. ETT
11. NGT

2
A. Trolley Emergency IGD RSUD Dr. Soestrasno
Trolley emergency adalah trolley yang berisi peralatan dan obat-obatan untuk keadaan gawat
darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien secara mendadak dan tidak
diperkirakan sebelumnya yang dapat segera menyebabkan kematian atau menimbulkan
kesehatan jangka panjang sehingga diperlukan intervensi segera atau tindakan resusitasi.
Nama dan Gambar Alat Deksripsi
Box Emergency: 1. Atropin sulfate adalah obat untuk menangani
denyut jantung lambat (bradikardia) dan
keracunan insektisida.
Jumlah : 2 ampul ( 1 ampul = 1ml)
Cara penyiapan : IV murni bolus pelan
2. Diazepam adalah obat untuk mengatasi
1. Atropin Sulfate Injeksi gangguan kecemasan, meredakan kejang, kaku
2. Diazepam Injeksi otot, atau sebagai obat penenang sebelum
3. Dexametason Injeksi operasi.
4. Tramadol Injeksi Jumlah : 2 ampul (1 ampul = 2 ml)
5. RL Infus Cara penyiapan : emergency dapat diberikan
6. ASERING infus bolus pelan pada conector injection dan flash
7. NaCl Infus cairan D5%
8. D5 1/4 NS Infus 3. Dexametason adalah obat untuk mengatasi
9. D5 ½ NS Infus berbagai peradangan, seperti alergi, radang
10. D 5% Infus kulit, dan lupus.
11. D 10% Infus Jumlah : 2 ampul (1 ampul =1 ml)
Cara penyiapan : bolus pelan 5 menit jika
Nb: Box Emergency berada di murni, bolus pelan conector injection dan flash
apotik,disegel dan diminta saat cairan infus)
tindakan 4. Tramadol adalah obat yang berfungsi untuk
meredakan nyeri sedang hingga berat, seperti
nyeri pascaoperasi.
Jumlah : 2 ampul (1 ampul = 2 ml)
Cara penyiapan : drip dalam 100-500 ml cairan
infus, tetesan lambat resiko mual
5. RL Infus

3
Terapi infus ringer laktat digunakan untuk
mempertahankan hidrasi pada pasien rawat
inap yang tidak dapat menahan cairan.
Mengembalikan cairan tubuh setelah
kehilangan darah yang signifikan atau luka
bakar yang parah sangat diperlukan
Jumlah : 4 flabot
6. ASERING Infus
Asering merupakan cairan infus yang berisi
larutan dextrose dan elektrolit yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan glukosa
dalam tubuh ketika pasien tidak dapat
meminum cairan yang cukup atau dibutuhkan
tambahan dari luar demi menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit
Jumlah : 4 flabot
7. NaCl Infus
Obat ini digunakan untuk pengobatan dehidrasi
isotonik ekstraseluler, deplesi natrium dan juga
dapat digunakan sebagai pelarut sediaan
injeksi.
Jumlah : 2 flabot
8. D5 1/4 NS Infus
Digunakan untuk infus vena perifer sebagai
sumber kalori dimana penggantian cairan dan
kalori dibutuhkan. - Adanya respons febris,
infeksi pada tempat penyuntikan, nekrosis
jaringan, trombosis vena atau flebitis yang
meluas dari tempat penyuntikan.
Jumlah : 1 flabot
9. D5 ½ NS Infus
Digunakan untuk infus vena perifer
sebagai sumber kalori dimana

4
5
penggantian cairan dan kalori dibutuhkan
Jumlah : 1 flabot
10. D 5% Infus
Untuk rehidrasi, suplai energi
parenteral dan basic solution
Jumlah : 1 flabot
11. D 10% Infus
D10 infus merupakan obat yang mengandung
Glukosa Monohidrat. D10 digunakan pada
pasien yang memiliki riwayat sirosis hati,
gagal ginjal, kadar natrium yang rendah, kadar
magnesium yang rendah, tes toleransi glukosa,
kadar kalium rendah, tingkat kalsium yang
rendah, dan kehilangan cairan dan kondisi
lainnya.
Jumlah : 1 flabot
Laringoskop Laringoskop digunakan untuk melihat laring dan
struktur yang berdekatan dengan laring, paling sering
digunakan dengan tujuan memasukkan pipa
endotrakea kedalam trakea. Tujuan lainnya yaitu untuk
pemasangan gastric tube, melihat benda asing, dan
menilai saluran pernafasan bagian atas.

Suction Suction adalah alat untuk membersihkan jalan nafas


dengan memakai kateter penghisap melalui
nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT),
traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasan bagian
atas

Defibilator Defibrillator adalah perangkat yang memberikan


kejutan listrik ke jantung, untuk mengatasi irama

6
jantung abnormal yang berpotensi fatal (aritmia). Alat
ini juga umum digunakan pada pengidap henti jantung
atau ventrikel agar detak jantung kembali ke ritme
normal.

NGT (Nasogastric Tube) NGT digunakan untuk menyuplai makanan dan


minuman pada pasien yang tidak memungkinkan
untuk menelan, akibat kondisi medis tertentu.
Pemasangan nasogastric tube dilakukan dengan
memasukkan selang melalui lubang hidung, melewati
kerongkongan, hingga masuk ke dalam lambung.
Stylet Stylet digunakan sebagai alat bantu untuk jalan napas
yang sulit. Tujuan: Mengevaluasi apakah angka
keberhasilan intubasi pertama kali yang dilakukan
oleh paramedis pada setting di luar rumah sakit
berubah dengan penggunaan stylet
Masker Oksigen Masker oksigen adalah alat bantu pernafasan yang
dipasangkan di hidung dan mulut dengan bentuk
seperti masker pada umumnya. Masker khusus ini
dipakai sebagai pendukung dalam penyaluran oksigen
dari dalam tabung oksigen ke saluran pernafasan

ETT (Endotrakeal Tube) ETT dimasukkan kedalam trachea pasien untuk


memastikan tidak tertutupnya trachea sebagai saluran

7
pernapasan dan udara pernapasan dapat masuk ke
dalam paru-paru. ETT adalah alat yang paling
terpercaya dalam menjamin saluran napas tetap bebas.

Jackson Rees Jackson rees sering digunakan dalam ilmu kesehatan


sebagai alat pengatur nafas ketika penderita dalam
keadaan anastesia. Sedangkan untuk masalah henti
nafas yang terjadi lebih disarankan memang dengan
penggunaan Ambu bag atau bag valve Mask yang
disambungkan ke tabung oksigen.

Bag Valve Mask BVM atau Ambubag adalah alat yang digunakan
untuk memberikan tekanan pada sistem pernafasan
pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak
adekuat

Ventilator Ventilator adalah mesin yang berfungsi untuk


menunjanga/membantupernapasan. Ventilator sering
kali dibutuhkan oleh pasien yang tidak dapat bernapas
sendiri, baik karena suatu penyakit atau karena cedera
yang parah. Tujuan penggunaan alat ini adalah agar
pasien mendapat asupan oksigen yang cukup.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyani, V.M., Andri, M.T., dan Eko, R. 2015. Analisis Peran Perawat Triase Terhadap Waiting

Time dan Length of Stay Pada Ruang Triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
dr.Saiful Anwar Malang. Jurnal CARE 3 (1): 39- 50.

Astuti, E. 2016. Kebijakan Standar Layanan dan Fasilitas IGD. Pelatihan Triase Keperawatan

Gawat Darurat di Rumah Sakit. Optimalisasi Pelaksanaan Triase Keperawatan Gawat


Darurat Sebagai Upaya Efisiensi dan Efektifitas Pelayanan Pasien di IGD Untuk
Mendukung Pelayanan yang Berkualitas Serta Menunjang Akreditasi KARS-JCI. 13-15
Mei 2016. Yogyakarta.

Ayuningtyas, D. 2014. Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik. Edisi 2. Rajawali Pers. Jakarta:

8. Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Binarupa Aksara. Jakarta:


17-25, 78-82. Bounds, G., Yorks, L., Adams, M., dan Ranney, G. 1994. Beyond Total
Quality Management, Toward The Emerging Paradigm. Mc Graw-Hill Inc. Singapore:
30,34,31,79.

Anda mungkin juga menyukai