Kelompok 1
Kelompok 1
Disusun Oleh:
Kelompok 1
PSIK 7B
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Pengamatan “Analisis Pelaksanaan Triage dan Alur Pelayanan Pasien” di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang telah mendapatkan persetujuan dari
pembimbing akademik dan ruangan.
Hari :
Tanggal :
( ) ( )
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami
dapat menyelesaikan Laporan Hasil Pengamatan yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Triage dan
Pelayanan Pasien” di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang ini tepat
pada waktunya.
Pada kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat yang telah memberikan tugas. Tidak lupa juga
Kami berterimakasih kepada pembimbing ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang telah
membantu membimbing dalam penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari bahwa laporan tugas yang Kami buat masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu, Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan penulis agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan tugas ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kelompok 1
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................1
A. Alur Pelayanan................................................................................................16
A. Denah Ruangan...............................................................................................21
A. Simpulan.........................................................................................................24
B. Saran................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu rumah sakit untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang memberikan tindakan yang cepat
dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan
mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan
untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik
dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan di tempat kejadian, selama
perjalanan ke rumah sakit, maupun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Instalasi Gawat Darurat (IGD) membuat suatu
Pedoman Pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien IGD RSUD dr. R. Soetrasno Rembang.
B. Tujuan
Tujuan Laporan Hasil Pegamatan yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Triage dan Pelayanan
Pasien” di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang adalah sebagai
berikut :
a. Mengetahui pelaksanaan triage di IGD RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang
b. Mengetahui alur pelayanan pasien di IGD RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang
1
BAB II
2
Tekanan darah sistole <
80 (dewasa) atau anak
dengan klinis shock
berat
Kesadaran tidak ada
respon atau hanya
berespon dengan nyeri
Kejang berkelanjutan
Gangguan perilaku
berat yang mengancam
diri pasien dan orang
lain
Kategori 2 Penilaian dan Risiko Jalan nafas : ada stridor
tatalaksana mengancam disertai distres
diberikan nyawa, dimana pernafasan berat
secara kondisi pasien Gangguan sirkulasi -
simultan dapat memburuk Akral dingin - Denyut
dalam waktu dengan cepat, nadi < 50 kali per menit
10 menit dapat segera atau lebih dari
menimbulkan 150x/menit pada
gagal organ bila dewasa - Hipotensi
tidak diberikan dengan gangguan
tatalaksana hemodinamik lain -
dalam waktu 10 Banyak kehilangan
menit setelah darah
datang atau Nyeri dada tipikal
Pasien memiliki Nyeri hebat apapun
kondisi yang penyebabnya
memiliki periode Delirum atau gaduh
terapi efektif gelisah
seperti Defisit neurologis akut
3
trombolitik pada (hemiparesis, disfasia)
ST Elevation Demam dengan letargi
Myocard Infark Mata terpercik zat asam
(STEMI), atau zat basa
trombolitik pada Trauma multipel yang
stroke iskemik membutuhkan respon
baru, dan tim
antidotum pada Trauma lokal namun
kasus keracunan berat (traumatic
Jalan nafas : ada amputation, fraktur
stridor disertai terbuka dengan
distres perdarahan)
pernafasan berat Riwayat medis berisiko
Gangguan - Riwayat tertelan
sirkulasi - Akral bahan beracun dan
dingin - Denyut berbahaya
nadi < 50 kali Riwayat tersengat
per menit atau racun binatang tertentu
lebih dari Nyeri yang diduga
150x/menit pada berasal dari emboli
dewasa - paru, diseksi aorta,
Hipotensi kehamilan ektopik
dengan Gangguan perilaku -
gangguan Perilaku agresif dan
hemodinamik kasar - Perilaku yang
lain - Banyak membahayakan diri
kehilangan darah sendiri dan orang lain
Nyeri dan membutuhkan
dada tindakan restrain
tipikal
Nyeri hebat
apapun
4
5
penyebabnya
Delirum atau
gaduh gelisah
Nyeri hebat
(VAS 7-10)
nyeri harus
diatasi dalam
waktu 10 menit
setelah pasien
datang
Kategori 3 Penilaian dan Kondisi potensi Hipertensi berat
tatalaksana berbahaya, Kehilangan darah
dapat mengancam moderat Sesak nafas
dilakukan nyawa atau Saturasi oksigen 90-
dalam waktu dapat menambah 95%
30 menit keparahan bila Paska kejang
penilaian dan Demam pada pasien
tatalaksana tidak immunokompromais
dilaksanakan (pasien AIDS, pasien
dalam waktu 30 onkologi, pasien dalam
menit Atau terapi steroid), Muntah
Kondisi segera, menetap dengan tanda
dimana ada dehidrasi Nyeri kepala
pengobatan yang dengan riwayat
harus segera pingsan, saat ini sudah
diberikan dalam sadar
waktu 30 menit Nyeri sedang apapun
untuk mencegah penyebabnya
risiko Nyeri dada atipikal
perburukan Nyeri perut tanpa
kondisi pasien tanda akut abdomen
6
Hipertensi Pasien dengan usia >
Nyeri sedang 65 tahun
yang harus Trauma ekstremitas
diatasi dalam moderat (deformitas,
waktu 30 menit laserasi, sensasi
perabaan menurun,
pulsasi ekstremitas
menurun mendadak,
mekanisme trauma
memiliki risiko tinggi
Neonatus dengan
kondisi stabil
Gangguan perilaku
yang sangat tertekan,
menarik diri, agitasi,
gangguan isi dan
bentuk pikiran akut,
potensi menyakiti diri
sendiri
Kategori 4 Penilaian dan Kondisi Perdarahan rigan
tatalaksana berpotensi Terhirup benda asing
dapat dimulai jatuh menjadi tanpa ada sumbatan
dalam waktu lebih berat jalan nafas dan sesak
60 menit apabila nafas
penlaian dan Cedera kepala ringan
tatalaksana tanpa riwayat pingsan
tidak segera Nyeri ringan-sedang
dilaksanakan Muntah atau diare
dalam waktu tanpa ehidrasi
60 menit Radang atau benda
Kondisi segera, asing di mata,
7
dimana ada penglihatan normal
pengobatan Trauma ekstremitas
yang harus minor (keseleo, curiga
segera fraktur, luka robek
diberikan sederhana, tidak ada
dalam waktu gangguan
60 menit untuk neurovaskular
mencegah ekstremitas) sendi
risiko bengkak
perburukan Nyeri perut non
kondisi pasien spesifik
Kondisi medis
kompleks,
pasien
membutuhkan
pemeriksaan
yang banyak,
konsultasi
dengan
berbagai
spesialis dan
tatalaksana
diruang rawat
inap
Nyeri ringan
Kategori 5 Penilaian dan Kondisi tidak Nyeri ringan
tatalaksana segera, yaitu Riwayat penyakit
dapat dimulai kondisi kronik tidak berisiko dan
dalam waktu atau minor saat ini tidak
120 menit diama gejala bergejalan
tidak berisiko Keluhan minor yang
8
memberat bila saat berkunjung masih
pengobatan dirasakan
tidak segera Luka kecil (luka lecet,
diberikan luka robek kecil)
Masalah klinis Kunjungan ulang
administratif untuk ganti verban,
Mengambil evaluasi jahitan
hasil lab dan Kunjungan untuk
meminta imunisasi
penjelasan, Pasien kronis psikiatri
meminta tanpa gejala akut dan
sertifikat hemodinamik stabil
kesehatan,
meminta
perpanjangan
resep
9
START Triage harus dilakukan kurang dari 30 detik dengan melakukan tindakan:
1. Membebaskan jalan nafas secara manual
2. Hapus napas dengan sapuan jari
3. Kontrol bila terjadi perdarahan massif
Kategori Triage
1
a. Jika warnanya kembali lebih dari 2 detik atau tidak ada nadi tandai immediate
b. Jika warna kembali dalam waktu kurang dari 2 detik atau memiliki nadi tandai
delayed
c. Jika perdarahan hebat, lakukan tehnik verban cepat yang dapat mengurangi terjadinya
perdarahan pada luka
d. Mengangkat kaki untuk mengembalikan darah ke jantung jika waktu
memungkinkan Tahap III : Status Mental adalah kemampuan untuk mengikuti perintah
sederhana.
Tahap II : Nadi
a. Menggunakan AVPU (Alert, Respon to verbal, or respon to pain). Jika pasien sadar,
dapat merespon lisan atau merespon rasa sakit diberi tanda delayed
b. Pasien memberi respon berlebihan atau tidak respon diberi tanda immediate
1
Kriteria Pasien Instalasi Gawat Darurat
1. Nyeri dada.
(EKG, jika hasil menunjang sebagai Acute Coronary Syndrome cek →Troponin I)
2. Perdarahan yang tidak dapat dihentikan
(Darah lengkap, Golongan darah, BT/CT dan atau PT/Aptt)
3. Nyeri yang tidak tertahankan.
4. Batuk darah atau muntah darah.
(Darah lengkap, Golongan darah, BT/CT dan atau PT/Aptt, X-ray Thorax)
5. Sesak nafas atau kesulitan bernafas.
(Darah lengkap, Gula darah sewaktu, Ureum, Kreatinin, Analisa Gas Darah, EKG, X-
Ray Thorax)
6. Pusing yang disertai adanya kelemahan otot atau penglihatan kabur.
(Darah lengkap, Gula darah sewaktu, Elektrolit, EKG, CT scan Kepala tanpa kontras)
7. Diare dan muntah yang hebat. (Darah lengkap, Gula darah sewaktu, Elektrolit)
8. Penurunan kesadaran yang tiba-tiba. (Darah lengkap, Gula darah sewaktu, Elektrolit,
Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT, EKG, CT scan Kepala tanpa kontras)
9. Kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran. (Darah lengkap, Gula darah sewaktu,
Elektrolit, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT, EKG, CT scan Kepala tanpa kontras)
10. Korban kecelakaan atau kekerasan. (X-ray sesuai area yang bermasalah, USG dapat
dilakukan jika ada perdarahan intraabdomen, CT scan dapat dilakukan jika ada
penurunan kesadaran atau perdarahan intratorakal atau perdarahan intraabdomen)
Setiap pasien yang masuk IGD akan melalui proses triage untuk dipilah beradasarkan
tingkat kegawatdaruratannya. Pasien yang memenuhi kriteria resusitasi akan dibawa ke
ruang resusitasi (sesuai SPO triage).
Kriteria kegawatdaruratan pasien masuk IGD untuk obstetri mengacu pada pelayanan
Gawat Darurat Obstetri.
1
Jenis Pelayanan
Respon time pelayanan IGD adalah : rentang waktu yang digunakan untuk memberikan
pelayanan oleh petugas pemberi pelayanan di IGD. Respon time pelayanan IGD sejak masuk
sampai diberikan atau diperiksa dokter adalah 5 menit.
Kebutuhan waktu yang di butuhkan guna melengkapi rekam medis, asessment awal di IGD
membutuhkan waktu 3 jam, dengan pertimbangan pemeriksaan penunjang laborat, rontgen.
Kemudian respon time yang dibutuhkan setelah pasien diberikan pelayanan oleh petugas
kesehatan di IGD, diperiksa dokter sampai dinyatakan pasien pulang, rawat inap, atau rujuk
membutuhkan waktu 3 jam.
Setelah dinyatakan rawat inap atau rujukan waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer pasien
ke IRNA atau rujuk membutuhkan waktu 60 menit setelah observasi di IGD selesai. Apabila
respon time tidak tercapai maka dibuatkan penundaan pelayanan dengan edukasi alasan kepada
pasien, dan dilakukan asessment ulang di lembar integrasi.
1. Petugas TPPRI atau Admisi memberitahukan kepada pasien atau keluarga bahwa ruangan
yang dituju atau diharapkan untuk sementara penuh.
2. Jika pasien atau keluarga tetap mengharapkan dirawat di rumah sakit, petugas TPPRI atau
Admisi memberitahukan untuk sementara pasien di rawat di IGD, dan dipindah diruang
perawatan jika sudah ada tempat tidur yg kosong.
1
3. Jika pasien atau keluarga tidak mau dirawat di ruang IGD, Perawat atau Dokter jaga IGD
menayakan kepada pasien atau keluarga mau dipindahkan atau dirujuk kemana atau dibawa
pulang
4. Jika pasien atau keluarga menghendaki dirujuk Dokter IGD membuatkan surat rujukan,
Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang dituju untuk konfirmasi.
5. Jika pasien atau keluarga menghendaki pasien dibawa pulang, dokter atau perawat IGD
meminta tanda tangan kepada pasien atau keluarga di form permintaan tidak melanjutkan
pelayanan (pulang paksa).
1
B. Laporan Triage IGD RSUD Dr. Soetrasno
Periode 01 Oktober 2022 sampai 31 November 2022
Tindak Lanjut
Total Pasien Triage
Jenis Pelayanan Mat
N DO
Pelayan Non i di
o Rujuk Diraw Diruj Pulan A Mera Kuni Hija Hita
an Ruju IGD
an at uk g h ng u m
k
1 Bedah 36 75 69 0 42 0 0 111 0 0 0
2 Non 167 1.138 555 0 747 3 0 1.289 16 0 0
Bedah
3 Kebidan 94 58 146 0 6 0 0 152 0 0 0
an
4 Psikiatri 4 19 21 0 2 0 0 23 0 0 0
k
5 Anak 84 174 188 0 68 1 0 257 0 0 0
Total 384 1.464 979 0 865 4 0 1.832 16 0 0
Uraian:
Pada bulan Oktober 2022 pada jenis pelayanan bedah terdapat 36 pasien datang dengan
rujukan dan 75 pasien datang sendiri atau tanpa rujukan. Kemudian dilakukan tindak lanjut
69 pasien dirawat dan 42 pasien rawat jalan. Dari total 111 pasien bedah semuanya masuk ke
dalam triage merah.
Pada jenis pelayanan non bedah terdapat 167 pasien datang dengan rujukan dan 1.138
pasien datang sendiri atau tanpa rujukan. Kemudian dilakukan tindak lanjut 555 pasien
dirawat dan 747 pasien rawat jalan. Terdapat 3 pasien mati di IGD. Dari total 1.305 pasien
non bedah, 1.289 pasien masuk ke dalam triage merah dan 16 pasien masuk dalam triage
kuning.
Pada jenis pelayanan kebidanan terdapat 94 pasien datang dengan rujukan dan 58 pasien
datang sendiri atau tanpa rujukan. Kemudian dilakukan tindak lanjut 146 pasien dirawat dan
6 pasien rawat jalan. Dari total 152 pasien kebidanan, semuanya masuk ke dalam triage
merah.
1
Pada jenis pelayanan psikiatrik terdapat 4 pasien datang dengan rujukan dan 19 pasien
datang sendiri atau tanpa rujukan. Kemudian dilakukan tindak lanjut 21 pasien dirawat dan 2
pasien rawat jalan. Dari total 23 pasien psikiatrik, semuanya masuk ke dalam triage merah.
Pada jenis pelayanan anak terdapat 83 pasien datang dengan rujukan dan 174 pasien
datang sendiri atau tanpa rujukan. Kemudian dilakukan tindak lanjut 188 pasien dirawat dan
68 pasien rawat jalan. Terdapat 1 pasien mati di IGD. Dari total 257 pasien anak, semuanya
masuk ke dalam triage merah.
Sehingga pada bulan Oktober 2022 pada 5 jenis pelayanan bedah terdapat total 384
pasien datang dengan rujukan dan 1.464 pasien datang sendiri atau tanpa rujukan. Kemudian
dilakukan tindak lanjut 979 pasien dirawat dan 865 pasien rawat jalan. Terdapat total 4
pasien mati di IGD. Dari total 1.848 pasien masuk IGD, 1.832 pasien masuk ke dalam triage
merah dan 16 pasien masuk ke dalam triage kuning.
1
BAB III
A. Alur Pelayanan
Skrining
Triage
Pendaftaran IGD
Rawat
Rawat
PICU /
Rawat
Rawat
V
Kamar
Ruang
Uraian :
Ketika pasien datang maka dilakukan pemilahan apakah pasien datang sendiri atau
berdasarkan rujukan. Kemudian dilakukan skrining (bisa dilayani di RSUD Rembang/tidak,
infeksi/tidak, dll). Terdapat 2 skrining yaitu diluar : melalui telepon atau aplikasi dan skrining
didalam : skrining awal. Setelah dilakukan skrining lalu dilakukan triase berupa ATS.
Kemudian pasien dikategorikan masuk mana contoh : bedah atau non bedah, anak atau jiwa.
1
Kemudian dilakukan assesment awal oleh perawat atau dokter. Setelah assesment,
diladilakukan rencana tindakan oleh perawat atau dokter. Apabila kondisi stabil maka pasien
dapat dikirim di ruang rawat inap, rujuk atau mati atau pulang.
Respon time pelayanan IGD adalah : rentang waktu yang digunakan untuk memberikan
pelayanan oleh petugas pemberi pelayanan di IGD. Respon time pelayanan IGD sejak masuk
sampai diberikan atau diperiksa dokter adalah 5 menit. Kebutuhan waktu yang di butuhkan
guna melengkapi rekam medis , asessment awal di IGD membutuhkan waktu 3 jam, dengan
pertimbangan pemeriksaan penunjang laborat, rontgen.Kemudian respon time yang
dibutuhkan setelah pasien diberikan pelayanan oleh petugas kesehatan di IGD, diperiksa
dokter sampai dinyatakan pasien pulang, rawat inap, atau rujuk membutuhkan waktu 3 jam.
Setelah dinyatakan rawat inap atau rujukan waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer
pasien ke atau rujuk membutuhkan waktu 60 menit setelah observasi di IGD selesai. Apabila
respon time tidak tercapai maka dibuatkan penundaan pelayanan dengan edukasi alasan
kepada pasien, dan dilakukan asessment ulang di lembar integrasi.
1
B. Analisa dan Pembahasan
Pada alur pelayanan pasien di IGD RSUD Dr. R Soetrasno Rembang, terdapat alur rancu
pada proses triage. Dalam hal ini alur pelayanan pasien dibuat dalam bagan yang sama
sehingga tidak terjadi perbedaan antara pasien priortas utama dengan pasien priotitas lain.
Seharusnya dibuat alur pelayanan pasien sesuai dengan masing-masing prioritas. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sofiyanti (2019) sebagai berikut:
Uraian :
Setelah dilakukan skrining dan dilakukan proses triage dan didapatkan hasil pasien prioritas 1
(ATS 1 dan ATS 2) maka dilakukan resusitasi dan stabilisasi. Apabila gagal maka tindakan
darurat selesai dan pasien dipindahkan ke kamar jenasah. Apabila stabil, maka pasien akan
dipindahkan ke ATS 3 dan dilakukan pelayanan sesuai alur pasien ATS 3. Apabila pasien
masih membutukan observasi > 2 jam, maka pasien dipindahkan ke rawat inap intensif (HND
atau HCU) kemudian rawat darurat selesai. Apabila pasien membutuhkan kamar perasi maka
pasien dilakukan tindakan darurat di IBS yang kemudian dilakukan pelayanan sesuai IBS.
Apabila pasien membutuhkan ventilator, maka pasien di transfer ke ICU dan dilakukan
pelayanan sesuai pasien ICU.
1
Alur Pelayanan Pasien Prioritas 2 (Kategori ATS 3 dan ATS 4)
Uraian :
Setelah dilakukan skrining dan triage, apabila pasien didapatkan ATS 3 dan ATS 4 (Pasien
Prioritas 2) maka dilakukan stabilisasi. Apabila setelah dilakukan stabilisasi pasien stabil
maka dilakukan diagnostik kemudian rawat darurat lanjutan, apabila pasien kondisi stabil,
maka dilakukan observasi yang kemudian diberikan resep dan rawat jalan atau apabila
membutuhkan observasi lebih maka pasien tetap di IGD. Apabila setelah dilakukan stabilisasi
pasien tidak stabil maka dimasukkan ke dalam ATS 1 atau ATS 2 (Prioritas 1) yang kemudian
dilakukan sesuai alur pelayanan pasien prioritas 1.
2
Alur Pelayanan Pasien Prioritas 3 (ATS 5)
Uraian :
Setelah dilakukan skrining dan triage, apabila pasien didapatkan ATS 5 (Pasien Prioritas 3) maka
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan perawat. Apabila stabil maka pasien bisa diarahkan
untuk rawat jalan.
2
BAB IV
SETTING RUANGAN
2
Persyaratan fisik bangunan :
1. Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja rumah sakit dengan
memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal
2. Lokasi gedung harus berada dibagian depan rumah sakit, mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan luar rumah sakit
3. Mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama (alur masuk
kendaraan / pasien tidak sama dengan alur keluar)
4. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu yang
areanya terlindung dari panas dan hujan
5. Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar
6. Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung lebih dari 2 ambulans
7. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan tidak ada
cross infection, dapat menampung korban bencana sesuai dengan kemampuan rumah
sakit, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh Koordinator
Perawat juga
8. Area dekontaminasi ditempatkan di depan / di luar IGD atau terpisah dengan IGD
9. Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar
10. Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien
11. Apotik 24 jam tersedia dekat IGD
12. Memiliki ruang urrtuk istirahat petugas (dokter dan perawat)
Standar fasilitas yang harus tersedia selain ditentukan oleh level IGD RS juga oleh jumlah
kasus yang ditangani. Fasilitas–fasilitas yang harus tersedia sebagai berikut :
1. Ruang penerimaan
a. Ruang tunggu (public area)
Ruang dimana keluarga / pengantar pasien menunggu. Di dalam ruangan ini
disediakan tempat duduk dengan jumlah yang sesuai dengan aktivitas pelayanan.
Unsur penting dalam ruangan ini adalah adanya Bagian Informasi dan kamar
mandi penunggu pasien (toilet) untuk IGD Level 2
b. Ruang administrasi
2
Ruangan ini digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi meliputi
pendataan pasien IGD baik rawat jalan maupun rawat inap yang dilayani oleh
petugas Rekam Medis Kebutuhan fasilitas meja, kursi, berkas / arsip, intercom /
telepon dan peralatan kantor lainnya
c. Ruang Triase
Ruang tempat memilah-milah tingkat kegawatdaruratan pasien dalam rangka
menentukan tindakan selanjutnya terhadap pasien, dapat berfungsi sekaligus
sebagai ruang tindakan. Kebutuhan fasilitas tempat periksa, wastafel, kit
pemeriksaan sederhana, label.
2. Ruang Tindakan
a) Ruang resusitasi
b) Ruang tindakan
3. Ruang Operasi
4. Ruang Observasi
5. Ruang Khusus
Ruang khusus di IGD level 2 hanya untuk kasus umum. IGD RSUD dr. R. Soetrasno
Rembang tidak memiiki ruang khusus yang dimaksud, tetapi bila ada pasien yang
membutuhkan maka pasien tersebut akan ditempatkan di sisi ruangan paling utara
kemudian diberi sekat gordyn
2
BAB V
A. Simpulan
Di IGD RSUD dr R Soetrasno Rembang triage menggunakan ATS (Australia Triage
Scale) yang terdiri dari ATS 1, ATS 2, ATS 3, ATS 4 dan ATS 5 dimana proses triage
dilakukan oleh dokter dan perawat gawat darurat.
Pada alur pelayanan pasien di IGD RSUD Dr. R Soetrasno Rembang, terdapat alur rancu
pada proses triage. Dalam hal ini alur pelayanan pasien dibuat dalam bagan yang sama
sehingga tidak terjadi perbedaan antara pasien priortas utama dengan pasien priotitas lain.
Ruang IGD di RSUD Dr. R. Soetrasno sudah sesuai dengan kriteria IGD pada umumnya
karena sudah terdapat fasilitas seperti apotek, laboratorium dan radiologi. Penataan ATS
sesuai dengan kriteria ATS 1 dan 2 dekat dengan ruang perawat dan dokter, sementara ATS
3,4, dan 5 berada di sebelah ATS 1 dan 2. Penataan trolley emergency sesuai terdapat pada
ATS 1 sehingga memudahkan pelaksanaan tindakan pada pasien prioritas 1. Alat-alat yang
dibutuhkan terdapat pada tempat yang mudah dijangkau sehingga tidak mempersulit
pelaksanaan tindakan keperawatan. IGD juga sudah dilengkapi toilet yang berada di belakang
untuk pasien dan keluarga.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan setelah melakukan pengamatan di IGD RSUD Dr. R.
Soetrasno adalah alur pelayanan pasien dapat dibuat dengan bagan berbeda sehingga dapat
dibedakan pasien prioritas utama dengan pasien lainnya.
2
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyani, V.M., Andri, M.T., dan Eko, R. 2015. Analisis Peran Perawat Triase Terhadap Waiting
Time dan Length of Stay Pada Ruang Triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
dr.Saiful Anwar Malang. Jurnal CARE 3 (1): 39- 50.
Astuti, E. 2016. Kebijakan Standar Layanan dan Fasilitas IGD. Pelatihan Triase Keperawatan
Ayuningtyas, D. 2014. Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik. Edisi 2. Rajawali Pers. Jakarta: