DTC Daptar Trouble Tekanan Barometer
DTC Daptar Trouble Tekanan Barometer
Tekanan Barometric
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor tekanan absolut manifold mendeteksi tekanan intake manifold menggunakan unit
sensor yang dibuat menyatu. ECM menentukan durasi injeksi dasar dan dasar pengajuan
timing pada output voltase dari sensor tekanan absolut manifold.
Sensor tekanan absolut manifold memonitor tekanan absolut di dalam intake manifold
(awalnya mulai 0 mmHg), sehingga ECM dapat mengontrol rasio udara - bahan bakar
pada level yang pantas dalam berbagai kondisi pengendaraan, tanpa adanya pengaruh
terhadap fluktuasi tekanan udara luar yang antara lain disebabkan oleh ketinggian
permukaan.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE VCPM)
a. Putar switch pengapian ke ON.
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VCPM (E8-22) - E2PM 4,5 sampai
(E8-12) 5,5 V
NG GANTI ECM
OK
Voltage standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (V1-3) - VCPM
Di bawah 1 Ω
(E8-22)
PIM (V1-2 ) - PIM
Di bawah 1 Ω
(E8-23)
E2 (V1-1) - E2PM
Di bawah 1 Ω
(E8-12)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (V1-3) atau VCPM 10 kΩ atau
(E8-22) - Masa bodi lebih tinggi
PIM (V1-2) atau PIM 10 kΩ atau
(E8-23) - Masa bodi lebih tinggi
E2 (V1-1) atau E2PM 10 kΩ atau
(E8-12) - Masa bodi lebih tinggi
c. Hubungkan voltmeter antara terminal dari E8-23 (PIM) dan E8-12 (E2PM) pada
sisi ECM, kemudian ukur output voltase dalam tekanan atmosfir.
Voltage standar:
2,2 sampai 3,1 V
d. Gunakan pompa vakum, ukur penurunan voltase yang telah diukur dalam
tekanan atmosfir, ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah
diberikan pada sensor.
Voltage standar:
e. Gunakan SST ( turbocharger pressure gauge), ukur kenaikan voltase yang telah
diukur dalam tekanan atmosfir, ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di
bawah telah diberikan pada sensor.
Voltage standar:
OK
GANTI ECM
DTC P0110/43 Sirkuit Intake Air Temperature Malfungsi
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor Temperatur Udara Intake (IAT), yang mendeteksi IAT, ditempatkan pada bagian
depan case saringan udara.
Thermistor yang dibuat menyatu dalam sensor dan mengubah tahanan sesuai dengan
IAT.
Pada saat temperatur udara intake rendah, tahanan thermistor bertambah. Pada saat
temperatur udara intake tinggi, tahanan thermistor berkurang.
Pada saat tahanan sensor IAT berganti sesuai dengan pergantian dalam IAT, voltase
terminal THA juga berganti. Berdasarkan sinyal ini, ECM menambah volume injeksi
untuk memperbaiki kemampuan pengendaraan selama pengoperasian mesin dingin.
PETUNJUK:
Pada saat DTC P0110/43 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan pendingin
mesin dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester:Powertrain /
Engine / Data List / Intake Air Temp.
Temperatur Yang Ditampilkan Malfungsi
-30°C (-30,00°C) atau kurang Sirkuit Open
129°C (128,89°C) atau lebih Sirkuit Short
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2
sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan
terminal E2 open circuit.
Voltage standar:
OK
GANTI ECM
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,21 sampai 2,69 kΩ
1-2
pada 20 °C ( 68°F)
0,29 sampai 0,354 kΩ
1-2
pada 80 °C ( 80,00°C)
GANTI SENSOR TEMPERATUR
NG
UDARA INTAKE
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THA (E8-13) - THA
Di bawah 1 Ω
(I7-1)
E2 (E8-30) - E2 (I7-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THA (E8-13) atau
10 kΩ atau
THA (I7-1) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
GANTI ECM
DTC P0115/42 Sirkuit Temperatur Cairan Pendingin Mesin
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Thermistor sudah built in dalam sensor temperatur cairan pendingin mesin dan
mengubah tahanan sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin.
Pada saat temperatur cairan pendingin rendah, tahanan thermistor bertambah. Pada
saat temperatur cairan pendingin tinggi, tahanan thermistor berkurang. Sensor
temperatur cairan pendingin dihubungkan ke ECM. Pada saat nilai tahanannya berubah
sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin, voltase pada terminal THW juga
berubah. ECM mengatur volume injeksi berdasarkan pada sinyal ini untuk memperbaiki
pengendaraan saat dikemudikan pada temperatur mesin normal.
PETUNJUK:
Bila ECM mendeteksi DTC P0115/42, ECM masuk ke mode fail-safe, yang aman
temperatur cairan pendingin mesin diasumsikan pada 80°C (176°F).
PETUNJUK:
Pada saat DTC P0115/42 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan pendingin
mesin dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester: Powertrain /
Engine / Data List / Coolant Temp.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2
sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan
terminal E2 open circuit.
Voltage standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
0,2 sampai 1,0 V
THW (E8- (Temperatur cairan
19) - E2 pendingin mesin 60°
(E8-30) sampai 120°C (140°
sampai 248 °F))
NG Lanjutkan ke tahap 2
OK
GANTI ECM
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C (
80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
GANTI SENSOR TEMPERATUR
NG
CAIRAN PENDINGIN MESIN
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THW (W1-1) atau
Di bawah 1 Ω
THW (E8-19)
E2 (W1-2) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Tahanan standar (Periksa dari short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THW (W1-1) atau
10 kΩ atau
THW (E8-19) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
GANTI ECM
DTC P0120/41 Malfungsi Sirkuit Sensor Posisi Pedal
Throttle / Switch "A"
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor posisi throttle ditempatkan pada throttle body dan mendeteksi sudut buka
throttle valve.
Pada saat katup throttle ditutup penuh, voltase mendekati 0,4 sampai 0,9 V diberikan
pada terminal VTH dari ECM. Voltase yang diberikan pada terminal VTH dari ECM
bertambah secara proporsional seiring dengan sudut buka katup throttle dan mencapai
sekitar 3,2 sampai 4,9 V saat katup throttle dibuka penuh. ECM menentukan kondisi
pengendaraan kendaraan dari output voltase dari terminal VTA, dan melakukan fungsi
seperti mengkoreksi rasio udara-bahan bakar dan kontrol pemutusan bahan bakar.
PETUNJUK:
Pada saat DTC P0120/41 telah terdeteksi, periksa sudut buka katup throttle
dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester: Powertrain / Engine /
Data List / Throttle POS.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2
sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan
terminal E2 open circuit.
Hasil:
Accelerator Posisi
Lanjutkan
Pedal (Pedal Throttle
ke
Akselerator) Valve
Dibebaskan →
0% A
Ditekan
Sekitar 10
Dibebaskan → %→
B
Ditekan Sekitar 75
%
Dibebaskan → Sekitar
C
Ditekan 100 %
B GANTI ECM
C Lanjutkan ke tahap 4
Tahanan standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) atau VC 10 kΩ atau
(T1-1) - Masa bodi lebih tinggi
VTH (E8-20) atau
10 kΩ atau
VTA (T1-3) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
GANTI ECM
Tahanan standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) atau VC 10 kΩ atau
(T1-1) - Masa bodi lebih tinggi
VTH (E8-20) atau
10 kΩ atau
VTA (T1-3) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
GANTI ECM
Voltage standar:
NG
Tahanan standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) atau VC 10 kΩ atau
(T1-1) - Masa bodi lebih tinggi
VTH (E8-20) atau
10 kΩ atau
VTA (T1-3) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
GANTI ECM
PENJELASAN
Sensor heated oxygen adalah tipe laminasi. Dibandingkan dengan tipe konvensional,
sensor dan bagian heater dari tipe laminasi ini secara keseluruhan lebih runcing. Karena
panas yang diberikan heater mengenai secara langsung pada alumina dan zirconia (pada
bagian sensor), sehingga dapat mempercepat aktivasi sensor.
Untuk mendapatkan kecepatan pemurnian yang tinggi dari komponen carbon monoxide
(CO), hydrocarbon (HC) dan nitrogen oxide (NOx) dari gas buang, maka digunakan
three-way catalytic converter. Agar penggunaan three-way catalytic converter lebih
efisien, rasio udara- bahan bakar harus dikontrol secara presisi sehingga rasionya
mendekati rasio udara-bahan bakar stoichiometric.
Sensor heated oxygen memiliki karakteristik yang mana voltase keluaran-nya berubah
tiba-tiba di sekitar rasio udara-bahan bakar stoichiometric. Ini digunakan untuk
mendeteksi konsentrasi oksigen dalam gas buang dan menyediakan untuk ECM berupa
umpan balik untuk mengontrol rasio udara-bahan bakar.
Pada saat rasio udara-bahan bakar menjadi kurus, konsentrasi oksigen dalam gas buang
ditambah. Dan sensor heated oxygen menginformasikan ke ECM dalam kondisi kurus
(voltase rendah, yakni kurang dari 0,45 V).
Pada saat rasio udara-bahan bakar menjadi lebih gemuk dari rasio udara-bahan bakar
stoichiometric, konsentrasi oksigen dalam gas buang dikurangi. Dan sensor heated
oxygen menginformasikan ke ECM dalam kondisi kurus (voltase tinggi, yakni lebih dari
0,45 V). ECM menentukan apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus dan
mengontrol timing injeksi sesuai dengan output voltase dari sensor heated oxygen.
Bagaimanapun juga, jika sensor heated oxygen malfungsi dan output voltase abnormal,
maka ECM menjadi tidak mampu lagi melakukan kontrol rasio udara-bahan bakar secara
akurat.
Sensor heated oxygen termasuk heater yang memanaskan elemen zirconia. Heater
dikontrol oleh ECM. Pada saat volume udara intake rendah (temperatur gas buang
rendah), arus mengalir ke heater guna memanaskan sensor untuk memfasilitasi akurasi
deteksi konsentrasi oksigen.
PETUNJUK:
WIRING DIAGRAM
KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN
1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester. Kemudian
hapus DTC.
3. (c) Hidupkan mesin.
4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.
5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin mencapai lebih
dari 75°C (167°F).
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama 40 detik
atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus
pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c) sampai (h).
10. (j) Baca DTC.
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah (i) karena DTC
ini memungut 2 trip detection logic.
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kekurangan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi
kurus dan DTC sensor oksigen terekam, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
d. Baca DTC.
Hasil:
Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
ii.Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT (12)
dan E (4) dari DLC3.
iii.Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada 2.500
rpm selama 90 detik.
iv.Tahan putaran mesin pada 1.200 rpm atau lebih.
v.Ukur voltase antara terminal VF dan terminal SIGE dari DLC3.
Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.
OK Lanjutkan ke tahap 9
NG
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) atau OX1 10 kΩ atau
(E8-2) - Masa bodi lebih tinggi
HT (H11-1) atau
10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
6.PERIKSA SISTEM INDUKSI UDARA
OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.
OK
OK
PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.
OK
d. Baca DTC.
Hasil:
PENJELASAN
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
OK
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OXH1 (E8-8) - E2
8 sampai 14 V
(E8-30)
OK GANTI ECM
NG
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
HT (H11-1) atau
10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) -
lebih tinggi
Masa bodi
iv. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
v. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
GANTI ECM
DTC P0171/25 Sistem Terlalu Kurus (Malfungsi A/F
Kurus, Bank 1)
DTC P0172/26 Sistem Terlalu Gemuk (Malfungsi A/F
Gemuk, Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Fuel trim terkait dengan nilai kompensasi feedback, tidak menjadi dasar timing injeksi.
Fuel trim mencakup short-term fuel trim dan long-term fuel trim. Short-term fuel adalah
kompensasi short-term fuel, dipakai untuk menjaga agar ratio udara-bahan bakar tetap
pada level stoichiometric. Sinyal dari sensor heated oxygen sensor menunjukkan apakah
rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk atau kurus dibandingkan dengan rasio
stoichiometric, melakukan trigger pengurangan volume injeksi bahan bakar jika rasio
udara-bahan bakar gemuk, dan menambah volume injeksi bahan bakar bila kurus. Long-
term fuel trim mengontrol kompensasi bahan bakar secara keseluruhan dan
menyeimbangkan deviasi secara kontinu ke nilai tengah dari short-term fuel trim yang
disebabkan oleh perbedaan individual mesin, lingkungan operasi dan umur pakai. Bila
total short-term fuel trim dan the long-term fuel trim termasuk kurus atau gemuk
terhadap level standar, itu merupakan ketentuan adanya malfungsi dalam sistem SFI.
ECM menyalakan MIL dan mengeset DTC.
PETUNJUK:
WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kehabisan bahan bakar, ratio udara-bahan bakar menjadi
miskin, sensor heated oxygen merekam DTC, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
d. Baca DTC.
Hasil:
OK
OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM
NG
INDUKSI UDARA
OK
Voltage standar:
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C (
80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
OK
PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM
NG
PENGAPIAN
OK
PETUNJUK:
Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub.
No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar:
319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM
NG
BAHAN BAKAR
OK
PETUNJUK:
Referensi pada Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar (Lihat Pub. No. DR168E pada
halaman 11-10).
NG GANTI INJEKTOR BAHAN BAKAR
OK
OK
Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT
(12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.
iv. Tahan putaran mesin pada 1.200 rpm atau lebih.
v. Periksa fluktuasi voltase antara terminal VF dan terminal SIGE dari
DLC3.
Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.
OK Lanjutkan ke tahap 16
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) atau OX1 10 kΩ atau
(E8-2) - Masa bodi lebih tinggi
HT (H11-1) atau
10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
13.GANTI HEATED OXYGEN SENSOR (SENSOR 1)
NEXT
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah
(i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
NEXT
d. Baca DTC.
Hasil:
SELESAI
PETUNJUK:
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
NEXT
d. Baca DTC.
Hasil:
YA
PENJELASAN
Fuel trim terkait dengan nilai kompensasi feedback, tidak menjadi dasar timing injeksi.
Fuel trim mencakup short-term fuel trim dan long-term fuel trim. Short-term fuel adalah
kompensasi short-term fuel, dipakai untuk menjaga agar ratio udara-bahan bakar tetap
pada level stoichiometric. Sinyal dari sensor heated oxygen sensor menunjukkan apakah
rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk atau kurus dibandingkan dengan rasio
stoichiometric, melakukan trigger pengurangan volume injeksi bahan bakar jika rasio
udara-bahan bakar gemuk, dan menambah volume injeksi bahan bakar bila kurus. Long-
term fuel trim mengontrol kompensasi bahan bakar secara keseluruhan dan
menyeimbangkan deviasi secara kontinu ke nilai tengah dari short-term fuel trim yang
disebabkan oleh perbedaan individual mesin, lingkungan operasi dan umur pakai. Bila
total short-term fuel trim dan the long-term fuel trim termasuk kurus atau gemuk
terhadap level standar, itu merupakan ketentuan adanya malfungsi dalam sistem SFI.
ECM menyalakan MIL dan mengeset DTC.
PETUNJUK:
WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kehabisan bahan bakar, ratio udara-bahan bakar menjadi
miskin, sensor heated oxygen merekam DTC, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan
apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau
kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen
(sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang
gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada
campuran gemuk.
Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen
(sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang
kurus. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada
campuran gemuk.
d. Baca DTC.
Hasil:
OK
OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM
NG
INDUKSI UDARA
OK
Voltage standar:
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C (
80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
OK
PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM
NG
PENGAPIAN
OK
PETUNJUK:
Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub.
No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar:
319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM
NG
BAHAN BAKAR
OK
PETUNJUK:
Referensi pada Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar (Lihat Pub. No. DR168E pada
halaman 11-10).
NG GANTI INJEKTOR BAHAN BAKAR
OK
OK
Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT
(12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.
iv. Tahan putaran mesin pada 1.200 rpm atau lebih.
v. Periksa fluktuasi voltase antara terminal VF dan terminal SIGE dari
DLC3.
Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.
OK Lanjutkan ke tahap 16
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) atau OX1 10 kΩ atau
(E8-2) - Masa bodi lebih tinggi
HT (H11-1) atau
10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
13.GANTI HEATED OXYGEN SENSOR (SENSOR 1)
NEXT
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah
(i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
NEXT
d. Baca DTC.
Hasil:
SELESAI
PETUNJUK:
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
NEXT
d. Baca DTC.
Hasil:
YA
PENJELASAN
Knock sensor tipe flat (non-resonant type) mempunyai struktur yang dapat mendeteksi
getaran atas frekuensi pita lebar: kira-kira antara 6 kHz dan 15 kHz. Knock sensor
dipasang pada blok mesin untuk mendeteksi knocking mesin. Knock sensor mengandung
elemen piezoelectric yang menimbulkan voltase bila elemen ini berubah bentuk.
Dibangkitkan voltase saat blok mesin digetarkan oleh knocking. Kejadian apapun dari
knocking mesin dapat dihilangkan dengan mengundurkan timing pengapian.
PETUNJUK:
Bila ECM mendeteksi DTC P0325/18, ECM mengoperasikan fungsi fail-safe mode
untuk mengkoreksi besarnya sudut pengunduran untuk diset secara maksimal.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
OK Lanjutkan ke tahap 6
NG
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (SENSOR KNOCK - ECM)
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (K1-2) - KNK (E8-
Di bawah 1 Ω
31)
- (K1-1) - E2 (E8- Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (K1-2) atau KNK 10 kΩ atau
(E8-31) - Masa bodi lebih tinggi
OK
3.PERIKSA ECM (VOLTAGE TERMINAL KNK)
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
KNK (E8-31) - E2 4,5 sampai 5,5
(E8-30) V
OK
Momen:
20 N*m{ 204 kgf*cm , 15 ft.*lbf }
PASANG KEMBALI DENGAN AMAN
NG
SENSOR KNOCK
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
120 sampai 280 kΩ
2-1
pada 20°C ( 68°F)
OK
NEXT
d. Baca DTC.
Hasil:
GANTI ECM
DTC P0335/13 Malfungsi Sirkuit "A" Sensor Posisi
Crankshaft
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor posisi crankshaft (N1 signal) terdiri darai magnet, inti besi dan pickup coil. Plat
sinyal posisi crankshaft memiliki 30 gigi (36 dikurangi 6 gigi) dan dipasangkan pada puli
timing crankshaft. Sensor ini membangkitkan 30 sinyal per putaran mesin. ECM
mendeteksi sudut crankshaft dan putaran mesin berdasarkan pada sinyal-sinyal N1,
begitu juga silinder berdasarkan pada kombinasi dari sinyal N1 dan sinyal N2*.
*: Sinyal output dari sensor posisi camshaft.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Ch1:
Antara N2+ (E8-18)
Nama dan N2- (E8-28)
Terminal ECM Ch2:
Antara N1+ (E8-11)
dan N1- (E8-21)
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
c. OK:
d. Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin. (Referensi
ke bentuk gelombang Ch2 dalam gambar)
e. PETUNJUK:
Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.
Bentuk gelombang Ch1 mengacu pada sinyal sensor posisi
camshaft (sinyal N2).
Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak
termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).
Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan
dengan kondisi kendaraan.
OK GANTI ECM
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
1.850 sampai 2.450 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C2-1) - N1+ (E8-
Di bawah 1 Ω
11)
- (C2-2) - N1- (E8-
Di bawah 1 Ω
21)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C2-1) atau N1+ 10 kΩ atau
(E8-11) - Masa bodi lebih tinggi
- (C2-2) atau N1- 10 kΩ atau
(E8-21) - Masa bodi lebih tinggi
OK
OK:
Sensor terpasang dengan benar.
PERBAIKI ATAU GANTI SENSOR
NG
POSISI CRANKSHAFT
OK
OK:
Sensor plate tidak ada yang retak atau berubah bentuk.
PERBAIKI ATAU GANTI PLAT
NG
SENSOR POSISI CRANKSHAFT NO.1
OK
GANTI ECM
DTC P0340/14 Sirkuit Sensor Posisi Camshaft "A" (Bank
1 atau Single Sensor)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor posisi camshaft (sinyal N2) terdiri dari magnet, inti besi dan pickup coil, dan
sensor tersebut dipasangkan pada cylinder head. Timing rotor memiliki 3 gigi dan
terintegrasi dengan intake camshaft. Kapan saja camshafts berputar, gigi dari timing
rotor dan celah udara pada pickup berubah, menyebabkan fluktuasi dalam medan
magnet dan membangkitkan gaya elektromotif dalam pickup coil. Karena gigi dari timing
rotor saling berdekatan dan bergerak melewati pickup coil, maka dihasilkan voltase dan
dibangkitkan arus bolak-balik.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal N1+ dan terminal N1- dari konektor
ECM.
b. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau cranking.
Ch1:
Antara N2+ (E8-18)
Nama dan N2- (E8-28)
Terminal ECM Ch2:
Antara N1+ (E8-11)
dan N1- (E8-21)
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
c. OK:
d. Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin. (Referensi
ke bentuk gelombang Ch1 dalam gambar)
e. PETUNJUK:
Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.
Bentuk gelombang Ch2 mengacu pada sinyal sensor posisi
camshaft (sinyal N1).
Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak
termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).
Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan
dengan kondisi kendaraan.
OK GANTI ECM
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
1.850 sampai 2.450 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C1-1) - N2+ (E8-
Di bawah 1 Ω
18)
- (C1-2) - N2- (E8-
Di bawah 1 Ω
28)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C1-1) or N2+ 10 kΩ atau
(E8-18) - Masa bodi lebih tinggi
- (C1-2) atau N2- 10 kΩ atau
(E8-28) - Masa bodi lebih tinggi
OK
OK:
Sensor terpasang dengan benar.
PERBAIKI ATAU GANTI SENSOR
NG
POSISI CAMSHAFT
OK
OK:
Timing rotor tidak memiliki keretakan atau berubah bentuk.
NG GANTI CAMSHAFT
OK
GANTI ECM
DTC P0350/16 Koil Pengapian "A" Utama / Sirkuit
Sekunder
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Direct ignition system (sistem pengapian langsung) telah digunakan pada kendaraan ini.
Direct ignition system adalah sistem pengapian dimana setiap silinder dinyalakan oleh
satu koil pengapian. Dalam sistem pengapian 1 silinder, satu busi dihubungkan ke ujung
rangkaian sekunder. Tegangan tinggi dibangkitkan dalam rangkaian sekunder dan
digunakan secara langsung untuk busi. Bunga api busi meloncat dari elektroda tengah
ke elektroda masa.
ECM menentukan timing pengapian dan meneruskan sinyal pengapian untuk setiap
silinder. Menggunakan sinyal pengapian, ECM mematikan atau menghidupkan power
transistor di dalam igniter, yang bertugas memutus dan menghubungkan arus yang
menuju primary coil. Pada saat arus menuju ke primary coil diputus, terbangkit
tegangan tinggi dalam koil sekunder dan voltase ini digunakan busi untuk membuat
letikan bunga api di dalam silinder.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
a. Lepaskan ignition coil I2, I3, I4 dan/atau I6 dan konektor koil pengapian
assembly.
b. Lepaskan konektor ECM E8.
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Koil Pengapian No.1
Di bawah 1 Ω
(I2-3) - IG1 (E8-17)
Koil Pengapian No.2
Di bawah 1 Ω
(I3-3) - IG2 (E8-27)
Koil Pengapian No.3
Di bawah 1 Ω
(I4-3) - IG3 (E8-34)
Koil Pengapian No.4
Di bawah 1 Ω
(I6-3) - IG4 (E8-16)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Koil Pengapian No.1
10 kΩ atau
(I2-3) atau IG1 (E8-
lebih tinggi
17) - Masa bodi
Koil Pengapian No.2
10 kΩ atau
(I3-3) atau IG2 (E8-
lebih tinggi
27) - Masa bodi
Koil Pengapian No.3
10 kΩ atau
(I4-3) atau IG3 (E8-
lebih tinggi
34) - Masa bodi
Koil Pengapian No.4
10 kΩ atau
(I6-3) atau IG4 (E8-
lebih tinggi
16) - Masa bodi
OK
b. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
GND (I2-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I3-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I4-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I6-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+B (I2-1) - G (I2-
11 sampai 14 V
4)
+B (I3-1) - G (I3-
11 sampai 14 V
4)
+B (I4-1) - G (I4- 11 sampai 14 V
4)
+B (I6-1) - G (I6-
11 sampai 14 V
4)
OK
Ch1:
Nama
Antara IG1 (IG2, IG3
Terminal ECM
atau IG4) dan E1
Range Tester 2 V/DIV, 50 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
c. OK:
d. Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin.
e. PETUNJUK:
Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.
Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak
termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).
Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan
dengan kondisi kendaraan.
NG GANTI ECM
OK
PENJELASAN
Untuk mengurangi emisi hydrocarbon (HC), uap bahan bakar dari tangki bensin dialirkan
melewati charcoal canister menuju intake manifold untuk pembakaran di dalam silinder.
ECM mengubah duty signal ke Vacuum Switching Valve (VSV) dalam sistem Evaporative
Emission (EVAP) sehingga emisi HC yang masuk dapat disesuaikan dengan kondisi
pengendaraan (beban mesin, putaran mesin, kecepatan kendaraan dll.) setelah mesin
dipanaskan.
*: Selagi sinyal kontrol beban vacuum switching valve adalah 5 sampai 80%
PETUNJUK:
Vacuum switching valve control duty signal dapat diperiksa dengan memilih
item menu pada intelligent tester: Powertrain / Engine / Data List / Evap Purge
Flow.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
d. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Active Test / Activate the
VSV for EVAP Control.
f. Periksa apakah saluran yang dilepas memberikan hisapan pada jari Anda pada
saat mengoperasikan vacuum switching valve menggunakan intelligent tester.
Standar:
Pengoprasian
Kondisi spesifikasi
Tester
Memberikan hisapan
VSV ON
pada jari Anda
Tidak memberikan
VSV OFF
hisapan pada jari
Anda
NG
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
PRG (E8-9) - E01
11 sampai 14 V
(E8-3)
OK GANTI ECM
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
30 sampai 34 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
OK:
Udara mengalir pada saat voltase baterai diberikan ke vacuum
switching valve
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
Di bawah 1
valve (V3-1) - PRG
Ω
(E8-9)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching 10 kΩ atau
valve (V3-1) atau PRG lebih tinggi
(E8-9) - Masa bodi
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
Di bawah 1
valve (V3-2) - relay EFI
Ω
(5)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching 10 kΩ atau
valve (V3-2) atau relay lebih tinggi
EFI (5) - Masa bodi
OK
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
PRG (E8-9) - E01
11 sampai 14 V
(E8-3)
OK GANTI ECM
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
30 sampai 34 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
OK:
Udara mengalir pada saat voltase baterai diberikan ke vacuum
switching valve
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
Di bawah 1
valve (V3-1) - PRG
Ω
(E8-9)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching 10 kΩ atau
valve (V3-1) atau PRG lebih tinggi
(E8-9) - Masa bodi
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
Di bawah 1
valve (V3-2) - relay EFI
Ω
(5)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching 10 kΩ atau
valve (V3-2) atau relay lebih tinggi
EFI (5) - Masa bodi
OK
PENJELASAN
Sensor kecepatan kendaraan dipasangkan pada meter kombinasi, dan terdiri dari
magnet yang diputar oleh kabel speedometer. Setiap putaran, speedometer memutar
reed switch ke ON dan OFF sebanyak empat kali, dan sinyal ON/OFF ini diteruskan ke
ECM. ECM menentukan kecepatan kendaraan sesuai dengan frekuensi pulsa sinyal ini.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
OK:
Cara kerja speedometer normal.
PERIKSA SIRKUIT SPEEDOMETER
NG
(METER DAN SISTEM GAUGE)
OK
d. Putar perlahan roda belakang, dan ukur voltage dari konektor ECM.
Voltage standar:
Nama
Antara SPD (E10-18)
Terminal
dan E1 (E8-29)
ECM
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kecepatan kendaraan
Kondisi
20 km/jam (12 mph)
OK GANTI ECM
NG
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SPSR (C4-10) - SPD
Di bawah 1 Ω
(E10-18)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SPSR (C4-10) atau
10 kΩ atau
SPD (E10-18) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor meter kombinasi assembly.
OK
PENJELASAN
Katup Idle Speed Control (ISC) dipasangkan pada throttle body. Selama idling, katup itu
mengontrol putaran mesin dengan menambah atau mengurangi volume udara yang di-
bypass oleh throttle valve, sesuai dengan sinyal yang diterima dari ECM.
Rotor dibuat menyatu di dalam ISC berputar searah jarum jam atau berlawanan jarum
jam dengan sudut tetap, sesuai dengan sinyal dari ECM.
Rotor dan katup dipasang dengan mur biasa, sehingga katup hanya dapat bergerak
maju mundur sebanding dengan putaran rotor. Kemudian, volume udara intake dikontrol
oleh pergantian celah antara katup dan body.
PETUNJUK:
Jika throttle body atau ECM diganti, atau terminal baterai dihubungkan kembali,
pastikan untuk inisialisasi katup ISC.
Ikuti prosedur di bawah ini tanpa menekan pedal akselerator dalam rangka
melakukan inisialisasi:
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
b. Hidupkan mesin.
Standar:
Putaran mesin tinggi saat mesin dingin. Dan sebaliknya, turun saat
mesin panas, dan pertahankan putaran pada 750 rpm seperti pada
putaran idle.
PETUNJUK:
Pada saat tidak menggunakan intelligent tester, lihat ke Periksa Putaran Idle
Mesin (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-3).
NG
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (KATUP ISC - ECM)
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ISA1 (I1-3) - IACAHI
Di bawah 1 Ω
(E8-15)
ISA2 (I1-1) - IACALO
Di bawah 1 Ω
(E8-14)
ISB1 (I1-4) - IACBHI
Di bawah 1 Ω
(E8-25)
ISB2 (I1-2) - IACBLO
Di bawah 1 Ω
(E8-24)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ISA1 (I1-3) - IACAHI 10 kΩ atau
(E8-15) - Masa bodi lebih tinggi
ISA2 (I1-1) - IACALO 10 kΩ atau
(E8-14) - Masa bodi lebih tinggi
ISB1 (I1-4) - IACBHI 10 kΩ atau
(E8-25) - Masa bodi lebih tinggi
ISB2 (I1-2) - IACBLO 10 kΩ atau
(E8-24) - Masa bodi lebih tinggi
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
ISA1 (3) - 45,6 sampai 50,4 Ω
ISA2 (1) pada 27°C (81°F)
ISB1 (4) - 45,6 sampai 50,4 Ω
ISB2 (2) pada 27°C (81°F)
OK
GANTI ECM
DTC P1346/75 Sensor VVT / Range Sirkuit sensor Posisi
Camshaft / Problem Performance (Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sistem Variable Valve Timing (VVT) terdiri dari ECM, Oil Control Valve (OCV) dan VVT
controller. ECM mengirim sinyal kontrol target duty-cycle ke OCV. Sinyal kontrol ini
mengatur tekanan oli yang disuplai ke VVT controller. Camshaft timing control
melakukan penyesuaian dengan kondisi pengoperasian mesin seperti volume udara
intake, posisi katup throttle dan temperatur cairan pendingin mesin. ECM mengontrol
OCV berdasarkan sinyal yang diteruskan oleh beberapa sensor. VVT controller mengatur
sudut intake camshaft menggunakan tekanan oli melalui OCV. Sebagai hasilnya, posisi
relatif camshaft dan crankshaft dapat dioptimalkan, memperbaiki momen mesin dan
menghemat bahan bakar, serta mengurangi emisi gas buang dalam berbagai kondisi
pengendaraan. ECM mendeteksi timing katup intake aktual menggunakan sinyal dari
sensor posisi camshaft dan crankshaft, dan melakukan kontrol umpan balik.
Bagaimanapun juga target timing katup intake diferivikasi oleh ECM.
No.DTC Kondisi Deteksi Area Gangguan
Sistem mekanikal (rantai
Timing crankshaft dan timing camshaft timing loncat gigi, rantai
keduanya tidak bersesuaian dengan telah memanjang)
P1346/75
kontrol timing katup (2 trip detection Timing katup
logic) ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
OK:
Tanda penyesuai puli crankshaft dan puli camshaft telah lurus.
PETUNJUK:
Untuk penyetelan valve timing, referensi ke Valve Clearance/ Adjustment
procedure (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-6).
NG SETEL VALVE TIMING
OK
GANTI ECM
DTC P1349/73 Malfungsi pada Sistem VVT (Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Referensi ke DTC P1346/75 (Lihat halaman Klik di sini).
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
a. Putar crankshaft searah jarum jam, untuk meluruskan tanda timing dari puli
crankshaft dengan penunjuk pada tutup rantai timing.
b. Periksa bahwa tanda penyesuai pada camshaft timing sprocket menghadap ke
atas. Jika tidak, putar crankshaft 1 putaran hingga tanda-tanda tersebut
menghadap ke atas.
OK:
Tanda penyesuai puli crankshaft dan puli camshaft telah lurus.
PETUNJUK:
Untuk penyetelan valve timing, referensi ke Valve Clearance/ Adjustment
procedure (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-6).
NG SETEL VALVE TIMING
OK
Hasil:
Lanjutkan Periksa
Periksa (2)
ke (1)
Putaran Idle kasar
A mesin atau mesin
normal mati
B Selain kondisi di atas
OK
OK:
Filter tidak tersumbat.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) - OCV+
Di bawah 1 Ω
(E9-7)
OCV (C7-2) - OCV-
Di bawah 1 Ω
(E9-6)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) atau
10 kΩ atau
OCV+ (E9-7) - Masa
lebih tinggi
bodi
OCV (C7-2) atau
10 kΩ atau
OCV- (E9-6) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor OCV.
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
6,9 sampai 7,9 Ω
1-2
pada 20°C (20,00°C)
PERHATIAN:
Pastikan spool valve bergerak bebas dan tidak macet pada posisi tertentu.
PETUNJUK:
Spool valve yang membalik tidak sempurna adalah hasil dari perangkap benda
asing yang menjadi penyebab utama kebocoran tekanan dalam arah maju.
Dalam kasus ini, DTC dapat terdeteksi.
OK Lanjutkan ke tahap 8
NG
NEXT
OK Lanjutkan ke tahap 10
NG
NEXT
10.PERIKSA DARI SUMBATAN (OCV, KATUP PEMERIKSA OLI DAN LOBANG OLI)
OK:
Tidak tersumbat.
OK
GANTI ECM
DTC P1510/54 Sirkuit Sinyal Starter
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Pada saat mesin diputar, voltase baterai diberikan ke terminal STA pada ECM.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bagan diagnostik berikut ini berdasarkan pada persyaratan dimana mesin
berputar normal. Bila mesin tidak berputar, lanjutkan ke Tabel Gejala Problem
(Lihat halaman Klik di sini).
Voltage standar:
Hubungan Kondisi
Kondisi
Tester spesifikasi
Switch
STA (E9-15)
pengapian 0V
- E1 (E8-29)
ON
STA (E9-15) Mesin 6 V atau
- E1 (E8-29) berputar lebih
OK PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT
NG
Tahanan standar:
Di bawah 1 Ω
OK
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Kotak fuse (terminal
Di bawah 1
2 fuse ST-A ) - STA
Ω
(E9-15)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Kotak fuse (terminal
2 fuse ST-A ) atau 10 kΩ atau
STA (E9-15) - Masa lebih tinggi
bodi
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Starter (S1-1) - Kotak
Di bawah 1
fuse (terminal 1 fuse
Ω
ST-A)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Starter (S1-1) atau
10 kΩ atau
Kotak fuse (terminal 1
lebih tinggi
fuse ST-A) - Masa bodi
OK
Tahanan standar:
OK
OK
GANTI ECM
DTC P1520/51 Sirkuit Switch A/C Malfungsi
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
ECM memonitor kondisi air conditioner dan sensor posisi throttle, yang menyebabkan
naiknya putaran idling mesin dsb., yang kemudian menaikkan beban mesin. ECM
memonitor sinyal-sinyal dari semua itu untuk menentukan apakah bekerja secara
normal atau tidak.
PETUNJUK:
Pada saat memeriksa DTC, DTC P1520/51 akan selalu ditampilkan jika:
1) Pedal akselerator ditekan
2) Switch air conditioner dihidupkan
Oleh karena itu, lakukan prosedur pemeriksaan hanya setelah memastikan
bahwa pedal akselerator tidak ditekan dan switch air conditioner telah diputar
ke OFF.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA ECM
Hubungan Kondisi
Kondisi A/C
Tester spesifikasi
ACSW (E9- Switch
Di bawah 1
24) - E1 kontrol
V
(E8-29) cooler OFF
Switch
ACSW (E9- blower dan Di bawah
24) - E1 Switch 11 sampai
(E8-29) kontrol 14 V
cooler ON
Voltase standar (Switch kontrol temperatur A/C) (tanpa heater):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACVR (E10-30) - E21 4,5 sampai 5,5
(E8-29) V
Hasil:
Lanjutkan
Kondisi
ke
Keduanya dalam range standar A
Sensor posisi throttle di luar range standar B
Switch kontrol cooler di luar range standar (dengan heater) C
Switch kontrol temperatur A/C di luar range standar (tanpa
D
heater)
B Lanjutkan ke tahap 2
C Lanjutkan ke tahap 4
D Lanjutkan ke tahap 6
GANTI ECM
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) atau VC 10 kΩ atau
(T1-1) - Masa bodi lebih tinggi
VTH (E8-20) atau
10 kΩ atau
VTA (T1-3) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
3.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE
Tahanan standar:
OK
GANTI ECM
Voltage standar:
Hubungan Kondisi
Kondisi A/C
Tester spesifikasi
ACSW (E9- Switch
Di bawah 1
24) - Masa kontrol
V
bodi cooler OFF
Switch
ACSW (E9- blower dan Di bawah
24) - Masa switch 11 sampai
bodi kontrol 14 V
cooler ON
PETUNJUK:
DTC yang berhubungan dengan sistem VVT mungkin terdeteksi dalam
pemeriksaan langkah ini. Hapus DTC tersebut.
OK GANTI ECM
NG
Tahanan standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Switch kontrol
Di bawah 1
temperatur A/C (A6-2) -
Ω
ACVR (E10-30)
Switch kontrol
Di bawah 1
temperatur A/C (A6-1) -
Ω
E21 (E10-31)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Switch kontrol
temperatur A/C (A6-2) 10 kΩ atau
atau ACVR (E10-30) - lebih tinggi
Masa bodi
OK
7.PERIKSA SWITCH KONTROL HEATER ASSEMBLY (SWITCH KONTROL
TEMPERATUR A/C)
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
10 kΩ atau lebih
1-2
tinggi
OK
GANTI ECM
DTC P1530/44 Sistem Sinyal Sensor Temperatur
Evaporator Air Conditioner
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Thermistor cooler No.1 (sensor temperatur evaporator A/C) yang digunakan untuk
mengontrol kerja kompresor. Thermistor cooler No.1 memiliki thermistor yang
mendeteksi temperatur permukaan evaporator. Bila temperaturnya mendekati di bawah
3°C (37,4 °F), ECM mematikan kompresor. Kontrol ini untuk melindungi evaporator
untuk mencegah pembekuan yang terbentuk pada evaporator.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA ECM (VOLTASE ACEV)
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (E10-14) - E21 0,15 sampai
(E10-31) 4,8 V
OK GANTI ECM
NG
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (A5-1) - ACEV
Di bawah 1 Ω
(E10-14)
E21 (A5-2) - E21
Di bawah 1 Ω
(E10-31)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (A5-1) atau
10 kΩ atau
ACEV (E10-14) - Masa
lebih tinggi
bodi
OK
OK
GANTI ECM
DTC P1600/83 Malfungsi pada Sirkuit Sinyal Immobiliser
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Komputer kunci transponder assembly (ECU immobiliser) memastikan keamanan dengan
mengontrol START/END komunikasi melalui penyesuaian kode dengan ECM. Penyesuaian
itu disesuaikan dengan status ON/OFF pengapian dan status immobiliser SET/ UNSET.
Bila komunikasinya tidak bersesuaian akan menyebabkan malfungsi dalam ECM, dan
terekam DTC.
Area
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC
Gangguan
Kode yang berganti-ganti tidak dapat selesai ditulis dalam
ECM
P1600/83 ECM
(1 trip detection logic)
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA OUTPUT DTC
d. Baca DTC.
PETUNJUK:
GANTI ECM
PETUNJUK:
DTC ini ditampilkan pada saat: 1) ECM mendeteksi error dalam komunikasi itu
sendiri dengan ECU kunci transponder; 2) ECM mendeteksi error dalam line
komunikasi; dan 3) ID komunikasi ECU antara ECU kunci transponder dan ECM
berbeda saat mesin dicoba start (dihidupkan).
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA
e. Hidupkan mesin.
g. Baca DTC.
Hasil:
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SIO2 (T14-8) - SIO2
Di bawah 1 Ω
(E10-32)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SIO2 (T14-8) atau
10 kΩ atau
SIO2 (E10-32) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
c. Hidupkan mesin.
e. Baca DTC.
Hasil:
5.GANTI ECM
NEXT
c. Hidupkan mesin.
e. Baca DTC.
Hasil:
PENJELASAN
Sirkuit ini mengoperasikan spool valve melalui duty signal dari ECM sehingga memindah
saluran oli ke sisi advanced atau sisi retarded untuk mengaktifkan VVT controller.
Dengan cara ini, valve timing optimum dapat dijaga.
Saat mesin berhenti, camshaft timing oil control valve diset ke posisi retarded
sepenuhnya.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
OK:
Kecepatan mesin idle kasar atau mesin mati.
OK
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV+ (E9-7) - OCV- 0,4 V atau
(E9-6) kurang
NG GANTI ECM
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) - OCV+
Di bawah 1 Ω
(E9-7)
OCV (C7-2) - OCV-
Di bawah 1 Ω
(E9-6)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) atau
10 kΩ atau
OCV+ (E9-7) - Masa
lebih tinggi
bodi
OCV (C7-2) atau
10 kΩ atau
OCV- (E9-6) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor OCV.
OK
GANTI ECM