Anda di halaman 1dari 150

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP AKUNTABILITAS


PENGELOLAAN DANA DESA
(Studi Kasus pada Kantor Desa di Wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten
Bogor, Tahun 2020)

SKRIPSI

Ditulis Oleh
DESI HARYANI TATANG
NIM. 171011202268

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN DANA DESA
(Studi Kasus pada Kantor Desa di Wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten
Bogor, Tahun 2020)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Strata 1
Universitas Pamulang

Ditulis Oleh
DESI HARYANI TATANG
NIM. 171011202268

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”


(QS. Al-Baqarah, 286)

“Tidak usah sedih apalagi menangis saat apa yang menjadi tugasmu terasa berat dan
merasa menjadi beban. Kasihan wajah manismu, tarik napasmu yang dalam
kemudian keluarkan perlahan, semua akan baik-baik saja. Semua lelahmu akan ada
balasannya, maka dari itu beredarlah di muka bumi untuk melakukan hal-hal baik”
(M. Imam Rosyadi Araiyyi)

“The me of yesterday, the me of today, the me of tomorrow. I am learning how to love


myself. With no exceptions, it is all me.”
(BTS, Answer: Love Myself)

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Desi Haryani Tatang


Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 30 April 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Warga Negara Indonesia
Status : Belum Menikah
Alamat : Kp. Pasir Buah RT/RW 012/003, Desa Lebakasih
Kecamatan Curug Bitung, Kabupaten Lebak 42381
Telepon : 085895906888
Email : desiharyanim@gmail.com;
Riwayat Pendidikan 1. TK Aisyiyah Bustanul Athfal (Tahun 2002-2003)
: 2. SDN Cikopomayak 01 (Tahun 2003-2009)
3. SMP Negeri 1 Curug Bitung (Tahun 2009-2012)
4. SMAN 1 Jasinga (Tahun 2012-2015)
5. S1 Universitas Pamulang (Tahun 2017-2021)

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bogor, 01 Juli 2021

DESI HARYANI TATANG


NIM. 171011202268

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini merupakan persembahan kecil untuk :


Mama. Terimakasih atas segala sayang, dukungan dan do’anya.
Keluarga. Terimakasih untuk segala semangat dan do’anya.
Sahabat-sahabat. Terimakasih telah menjadi Support System.
Diriku sendiri. Terimakasih karena mampu berjuang dan bertahan sampai saat ini.
Dan semua pihak yang selalu bertanya:
“Kapan lulus?”, “Kapan wisuda?”
“Kapan nyusul?” dan lain sejenisnya.
Kalian adalah alasanku mampu berjuang dan menyelesaikan Skripsi ini.
Aku cinta kalian saat aku mampu mencintai diriku sendiri.

vii
PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN DANA DESA
(Studi Kasus pada Kantor Desa di Wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten
Bogor, Tahun 2020)

ABSTRAK

Akuntabilitas pengelolaan dana desa telah menjadi tuntutan bagi pemerintah daerah.
Adanya permintaan ini dihasilkan dari implementasi Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh variabel pemanfaatan teknologi informasi dan partisipasi masyarakat
terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa (studi kasus pada kantor desa yang
terletak di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor). Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dan data dikumpulkan melalui survei atau angket. Objek dalam
penelitian ini adalah masyarakat desa yang berada di wilayah Kecamatan Jasinga,
Kabupaten Bogor dengan sampel sebanyak 118 responden. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah convenience sampling dengan teknik analisis regresi
linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa: (1) Pemanfaatan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. (2)
Partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan dana
desa. Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,824. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independen yaitu: pemanfaatan teknologi informasi dan partisipasi
masyarakat terhadap variabel dependen (akuntabilitas pengelolaan dana desa)
dijelaskan oleh model regresi dalam penelitian ini adalah sebesar 82,4%. Sedangkan
sisanya yaitu sebesar 17,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk mendorong
akuntabilitas pengelolaan dana desa pada kantor desa di wilayah Kecamatan Jasinga,
Kabupaten Bogor, melalui peningkatan teknologi informasi dan partisipasi
masyarakat.

Kata Kunci : Pemanfaatan Teknologi Informasi, Partisipasi Masyarakat,


Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

viii
PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN DANA DESA
(Studi Kasus pada Kantor Desa di Wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten
Bogor, Tahun 2020)

ABSTRACT

The accountability of village fund management has become a demand for local
government. The existence of this demand results from the implementation of Law No.
6 of 2014 on the Village. This study aims to find out how the variable influence of
information technology utilization and community participation on village fund
management accountability (case study on village office located in Jasinga
Subdistrict, Bogor Regency). This is a quantitative research study and data were
collected by surveys or questionnaires. The object in this study is the community
village in Jasinga Subdistrict, Bogor Regency with 118 respondents. The sampling
technique is Purposive Sampling and this study uses Multiple Linear Regressions.
The results of this study show that: (1) Utilization of information technology has a
positive effect on the accountability of village fund management. (2) Community
participation has a positive effect on the accountability of village fund management.
The coefficient of determination 0,824. This shows that the influence of independent
variables namely: utilization of information technology and community participation
towards the dependent variable (the accountability of village fund management)
explained by the equation model in this research is 82,4%. While the rest 17,6% is
explained by other factors which are not included in this model. The implications of
this study are to encourage the accountability of village fund management through
the increased information technology utilization and community participation.

Keywords : Utilization of information technology, Community participation,


Accountability for village fund management

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi ini menganalisis Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Ekonomi dalam Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Pamulang.

Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, tidak mudah bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin

menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang

telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya

pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.

2. Bapak Dr. E Nurzaman, M.Si., selaku Rektor Universitas Pamulang yang telah

berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang semakin berkualitas.

3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas

Ekonomi menjadi semakin baik.

x
4. Ibu Effriyanti, S.E., Ak., M.Si., CA., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi

yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.

5. Bapak Muhammad Sopiyana, S.Pd.I., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang

telah sabar dan bijak membimbing, memberi dukungan dan membantu penulis

dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi S1 Akuntansi yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

7. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf akuntansi, yang

telah membantu memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan studi di

Universitas Pamulang.

8. Orang tua, Ibu Enung Nuryanah dan keluarga tercinta, terima kasih atas segala

doa, pengorbanan, perhatian, kesabaran, dukungan dan ridhonya yang selalu

diberikan.

9. Para sahabat tercinta Aditya, Ucha, Nila, Rajib, Via, Arinta, Ruby yang selalu

membantu dan memberikan inspirasi dan motivasi dalam segala hal.

10. Teman-teman mahasiswa program studi Akuntansi S1 angkatan 2017 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang yang selalu saling mendukung,

membantu dan memberikan inspirrasi dan motivasi dalam segala hal.

11. Semua pihak yang telah membantu kelancaran proposal skripsi ini yang tidak

bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dorongan, motivasi, bantuan

dan doa yang telah diberikan.

xi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari yang

diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan dunia

ilmu pengetahuan.

Bogor, 01 Juli 2021


Penulis,

DESI HARYANI TATANG


NIM. 171011202268

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


LEMBAR MOTTO ..................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 9
2.1 Landasan Teori ............................................................................................... 9
2.1.1 Teori Stewardship ................................................................................... 9
2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory) .......................................................... 11
2.2 Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa ......................................................... 13
2.2.1 Pengertian Akuntabilitas ....................................................................... 13
2.2.2 Pengertian Dana Desa ........................................................................... 18
2.2.3 Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa .................................................. 20
2.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi ............................................................... 24
2.3.1 Pengertian Teknologi Informasi ............................................................ 24

xiii
2.3.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi ........................................................ 26
2.4 Partisipasi Masyarakat .................................................................................. 27
2.4.1 Pengertian Partisipasi ............................................................................ 27
2.4.2 Pengertian Masyarakat .......................................................................... 29
2.4.3 Pengertian Partisipasi Masyarakat ........................................................ 30
2.5 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 33
2.6 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 39
2.7 Pengembangan Hipotesis ............................................................................. 40
2.7.1 Pengaruh Secara Simultan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa ............. 41
2.7.2 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Desa ....................................................................................... 42
2.7.3 Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Dana Desa ............................................................................................................ 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 44
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 44
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 45
3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................... 45
3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 45
3.3 Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 46
3.3.1 Variabel Dependen ................................................................................ 46
3.3.2 Variabel Independen ............................................................................. 47
3.4 Populasi dan Sampel .................................................................................... 56
3.4.1 Populasi ................................................................................................. 56
3.4.2 Sampel ................................................................................................... 57
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 58
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................... 59
3.6.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .......................................................... 59
3.6.2 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 60
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 60
3.6.4 Uji Hipotesis ......................................................................................... 63

xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 69
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 69
4.1.1 Asal-usul Nama Jasinga ........................................................................ 69
4.1.2 Visi dan Misi Kecamatan Jasinga ......................................................... 70
4.2 Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................................... 70
4.2.1 Karakteristik Responden ....................................................................... 72
4.3 Hasil Penelitian............................................................................................. 78
4.3.1 Uji Kualitas Data ................................................................................... 78
4.3.2 Uji Statistik Deskriptif .......................................................................... 82
4.3.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 83
4.3.4 Uji Hipotesis ......................................................................................... 88
4.3.5 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 94
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 96
5.1 Simpulan ....................................................................................................... 96
5.2 Saran ............................................................................................................. 96
5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 97

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................... 34


Tabel 3.1 Waktu Penelitian ........................................................................................ 45
Tabel 3.2 Operasional Variabel .................................................................................. 50
Tabel 3.3 Pilihan Jawaban .......................................................................................... 52
Tabel 3.4 Skor Jawaban .............................................................................................. 53
Tabel 3.5 Kuesioner Penelitian .................................................................................. 54
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner .......................................................................................... 71
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 72
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia ........................................................... 73
Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................................. 75
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................................. 76
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1) ....... 78
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Masyarakat (X2) ......................... 79
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y) ... 80
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................. 81
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 82
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas................................................................................. 83
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................... 86
Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 87
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................................................... 89
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 90
Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik F .................................................................................. 91
Tabel 4.17 Kesimpulan Hasil Secara Keseluruhan .................................................... 91
Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t ................................................................................... 92

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...................................................................... 40


Gambar 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 72
Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia ...................................................... 74
Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................. 75
Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan .............................................. 77
Gambar 4.5 Normal P-Plot of Regression S .............................................................. 85
Gambar 4. 6 Hasil Uji Scatterplot ............................................................................. 88

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi Mahasiswa ............................................................... 108


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ............................................................................ 109
Lampiran 3 Tabulasi Data ....................................................................................... 103
Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data SPSS ............................................................... 113
Lampiran 5 r Tabel .................................................................................................. 117
Lampiran 6 t Tabel .................................................................................................. 118
Lampiran 7 f Tabel .................................................................................................. 119

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam era otonomi daerah saat ini, tuntutan akuntabilitas atas lembaga-

lembaga publik, baik di pusat maupun daerah semakin menguat. Menurut Lembaga

Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan RI

(2000:12), akuntabilitas diartikan sebagai “kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang/pimpinan suatu unit organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang

berwenang meminta pertanggungjawaban”. Akuntabilitas merupakan kewajiban bagi

setiap pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, serta

mengungkapkan setiap aktivitas yang dilakukan kepada pemberi amanah (principal)

yang berhak dan memiliki kewajiban untuk mendapatkan pertanggungjawaban

(Mardiasmo, 2002).

Akuntabilitas menjadi indikator penting dalam mengukur kemampuan suatu

pemerintahan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat dan menjadi salah satu

parameter dari tinggi atau rendahnya partisipasi masyarakat (Kholmi, 2011).

Akuntabilitas juga dapat menunjukkan bahwa pemerintah telah bekerja dengan benar,

etis dan bertanggungjawab atas pekerjaannya. Alasan pentingnya akuntabilitas juga

dikemukakan oleh Crowe (2011) dalam New Challengers for Leadership and

Accountability in Local Public Services in England menjelaskan bahwa “akuntabilitas

1
memberikan legitimasi bagi para pengambil keputusan jika mereka dapat

menunjukkan bahwa mereka bersedia untuk membenarkan dan ditantang pada

keputusan mereka.” Akuntabilitas merupakan prinsip yang harus ada dalam

pemerintahan baik pemerintahan yang terbesar maupun pemerintahan yang kecil

yaitu pemerintahan desa (Farida, 2018).

Terdapat kebijakan yang cukup menarik di Indonesia, yaitu penyerahan

wewenang oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonom

yang disebut desentralisasi (Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014). Di Indonesia,

salah satu bentuk desentralisasi yang sedang dilaksanakan adalah pelimpahan

kewenangan pemerintah pusat kepada daerah dan daerah kepada desa. Tujuan

desentralisasi ialah meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta fungsi pelayanan

pemerintah pada semua lapisan masyarakat (Nadir, 2013). Dalam Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa dijelaskan bahwa desa pada tahun 2015 mendapat

kucuran dana sebesar 10% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN),

sehingga permasalahan seperti kesenjangan antar wilayah, kemiskinan dan masalah

sosial budaya lainnya dapat diminimalisir. Dengan diberlakukannya kebijakan ini,

hak otonom desa semakin dikukuhkan dan diharapkan dapat mengurangi

ketimpangan pembangunan serta meningkatkan perekonomian masyarakat dimulai

dari sektor yang paling dasar yaitu desa.

Secara Nasional, pemerintah telah mengalokasikan anggaran dana desa

dengan nilai yang cukup fantastis untuk sebuah program/kebijakan yang baru.

Berdasarkan data pada Kementerian Keuangan RI (Nota Keuangan), jumlah dana


2
desa mengalami peningkatan secara signifikan setiap tahunnya sejak tahun 2015-2018

dengan total kenaikan sebesar 17%. Pada tahun 2015 jumlah anggaran dana desa

yang diterima adalah sebesar 20,76 triliun dengan realisasi sebesar 82% menjadi

46,98 triliun dengan realisasi sebesar 97,65% pada tahun 2016. Lalu pada tahun 2017

anggaran dana desa meningkat menjadi 60 triliun dengan realisasi sebesar 98,54%,

dan kembali meningkat pada tahun 2018 dengan jumlah 62 triliun dengan realisasi

sebesar 99%. Penggunaan dana tersebut tentu saja tidak boleh dialokasikan secara

sembarangan. BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) mengatakan

pemberian dana desa yang begitu besar, jumlah pelaporan yang beragam serta adanya

titik-titik kritis dalam pengelolaan keuangan desa tentunya menuntut tanggungjawab

yang besar pula oleh aparat pemerintah desa.

Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat bahwa korupsi di desa,

utamanya yang menyangkut anggaran desa, merupakan salah satu problem mendasar.

Kasus korupsi di sektor anggaran desa menjadi kasus yang terbanyak ditindak oleh

aparat penegak hukum selama tahun 2019 lalu bila dibandingkan sektor-sektor

lainnya. Data Indonesia Corruption Watch menunjukkan, terdapat 46 kasus korupsi

di sektor anggaran desa dari 271 kasus korupsi selama 2019. Korupsi anggaran desa

tercatat memberi kerugian negara hingga Rp 32,3 miliar (kompas.com). Indonesia

Corruption Watch menjelaskan bahwa permasalahan ini lahir karena pengelolaan

anggaran yang besar namun implementasinya di level desa tidak diiringi prinsip

transparansi, partisipasi dan akuntabilitas dalam tata kelola politik, pembangunan dan

keuangan desa.
3
Menurut Maradina (2019) pemerintah berkewajiban membuat dan

melaporkan kondisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu ke dalam laporan

keuangan dan dianalisa sehingga akan diketahui kondisi perusahaan sekarang. Dalam

hal itu pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan desa. Akuntabilitas menjadi indikator penting dalam mengukur

kemampuan suatu pemerintahan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat dan

menjadi salah satu parameter dari tinggi atau rendahnya partisipasi masyarakat

(Kholmi, 2011).

Untuk dapat menerapkan prinsip akuntabilitas tersebut diperlukan dukungan

sarana teknologi informasi yang memadai dan dapat diandalkan. Selain itu, aparatur

desa harus mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah dan

melancarkan pekerjaannya. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat

dapat meningkatkan kinerja di berbagai kegiatan dengan cepat, tepat dan akurat

sehingga dapat meningkatkan produktivitas (Nuryanto, 2012:1-2). Dengan pemberian

jumlah dana yang fantastis bagi tiap desa ini tentu saja akan memicu munculnya

dampak negatif yang mungkin terjadi pada pemerintah desa seperti timbulnya

korupsi, penyalahgunaan dana dan kesalahan prosedur administrasi. Hal tersebut

tentu saja sangat mungkin terjadi apabila pengelolaannya tidak dilakukan secara

profesional, efisien, efektif dan akuntabel. Pernyataan ini selaras dengan isi dari

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan

desa harus dilakukan secara transparan, akuntabel dan partisipatif serta tertib dan

disiplin anggaran. Dalam hal ini, tentu sangat amat diperlukan adanya pengawasan
4
yang ketat dan peran serta masyarakat desa, tingkat pemahaman yang tinggi dari

aparatur desa, kemampuan sumber daya manusia yang mumpuni dalam pemanfaatan

teknologi informasi yang baik untuk mengatur, mengolah dan mengelola dana

tersebut. Menurut Ferdiansyah (2018:133) “dalam sebuah organisasi dalam skala

apapun, komunikasi merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk membangun sebuah

koordinasi yang baik. Banyak kejadian yang fatal diakibatkan karena kurangnya

komunikasi sehingga apa-apa menjadi rancu atau tidak terdapat kejelasan, misal

dalam pemberian instruksi pekerjaan.”

Banyaknya jumlah program kerja desa menyebabkan para aparatur desa

memerlukan partisipasi masyarakat dalam membantu aparatur desa melaksanakan

pengelolaan dana desa yang baik. Secara ideal, aparatur desa pada dasarnya wajib

menyampaikan informasi penggunaan dana desa dalam pembangunan desa dan

masyarakat memberikan partisipasinya dalam bentuk saran dan usulan atas

penggunaan dana tersebut. Partisipasi masyarakat dapat meminimalisir kemungkinan

penyimpangan atas pengelolaan dana desa serta dapat mengurangi penggunaan atau

pemanfaatan dana yang tidak tepat sasaran (Pahlawan, 2020).

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris atas pengaruh

pemanfaatan teknologi informasi dan partisipasi masyarakat terhadap akuntabilitas

pengelolaan dana desa. Jika dilihat dari penelitian terdahulu, masih terdapat hasil

yang tidak konsisten. Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, maka penulis

bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut :

5
“PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

PARTISIPASI MASYARAT TERHADAP AKUNTABILITAS

PENGELOLAAN DANA DESA (Studi Kasus pada Kantor Desa di Wilayah

Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka masalah yang akan

dijawab melalui penelitian ini adalah :

1. Apakah Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi Masyarakat secara

Simultan Berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa?

2. Apakah Pemanfaatan Teknologi Informasi Berpengaruh terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa?

3. Apakah Partisipasi Masyarakat Berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan

Dana Desa?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian latar belakang penelitian dan rumusan masalah, maka maksud

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemanfaatan Teknologi

Informasi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan memberikan bukti empiris Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Partisipasi Masyarakat secara Simultan terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

6
2. Untuk mengetahui dan memberikan bukti empiris Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

3. Untuk memberikan bukti empiris Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak

langsung dalam memahami seberapa besar pengaruh Pemanfaatan Teknologi

Informasi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

pada Kantor Desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penulis, memperkuat penelitian terdahulu dan dapat memberikan

kontribusi pada pengembangan terhadap literatur maupun penelitian di bidang

akuntansi. Selain itu, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi

untuk menambah informasi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi pihak di

Universitas Pamulang.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan Akuntabilitas Dana Desa. Selain itu,

diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir peneliti


7
dalam hal penyelesaian masalah dan dapat mengimplementasikan ilmu yang

telah diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Bagi Instansi Pemerintah Desa

Diharapkan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat dan bahan

pertimbangan khususnya mengenai Pengaruh Pemanfaatan Teknologi

Informasi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana

Desa agar dapat terwujudnya desa sebagai suatu pemerintahan yang mandiri,

maju, kuat dan demokratis.

3. Bagi Pihak Lain

Diharapkan menjadi bahan yang bermanfaat dan menambah wawasan tentang

Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi Masyarakat

terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa sebagai bahan untuk

dikembangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teoritis merupakan deskripsi dari hasil suatu studi kepustakaan

yang berhubungan (relevan) serta mendukung pokok permasalahan yang hendak

diteliti sehingga landasan teoritis diharapkan mampu menjadi landasan atau acuan

maupun pedoman dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam penelitian

ini. Sugiyono (2013:54) mengatakan bahwa landasan teori adalah alur logika atau

penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proporsi yang disusun

secara sistematis. Dalam penelitian ini penulis membuat suatu landasan teoritis

berdasarkan kajian dan berbagai studi kepustakaan yang berhubungan dengan

masalah pokok yang akan diteliti.

2.1.1 Teori Stewardship

Teori stewardship (Stewardship Theory) menyatakan bahwa pemerintah

melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai tujuan dari kepentingan masyarakatnya.

Selain itu, pemerintah juga melakukan pekerjaannya atas motivasi kepentingan

organisasi dan bukan termotivasi dari kepentingan pribadinya (Donaldson dan Davis,

1991).

Teori ini juga dibuat atas dasar filosofi mengenai sifat yang dimiliki oleh

manusia, dimana pada hakikatnya manusia mampu dipercaya dan memiliki

tanggungjawab serta memiliki integritas yang baik, sehingga dalam hal ini

9
pemerintah dipercaya sebagai seseorang yang melakukan tindakan yang baik untuk

kepentingan bersama (Kaihatu, 2006). Implikasi teori ini adalah menggambarkan

keberadaan pemerintah desa sebagai organisasi sektor publik yang dapat dipercaya

dan diandalkan dalam melayani masyarakat agar tujuan organisasi untuk masyarakat

dapat tercapai dengan optimal (Budiana et al., 2019).

Pengelolaan dana desa yang baik dikelola berdasarkan praktik-praktik good

governance. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, pada Bab II tentang Asas Pengelolaan Keuangan Desa,

Pasal 2 jelas diterangkan bahwa “keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas

transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin

anggaran”. Dengan uraian sebagai berikut :

1. Transparan, yaitu prinsip keterbukaan yang memberi masyarakat kesempatan

untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang

keuangan desa.

2. Akuntabel, yaitu prinsip pertanggungjawaban dari seluruh kegiatan dari desa

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Partisipatif, yaitu prinsip penyelenggaraan pemerintahan desa yang

mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.

4. Tertib dan disiplin anggaran, yaitu prinsip pengelolaan keuangan desa harus

mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.

10
Teori stewardship dalam hubungannya dengan akuntabilitas pengelolaan

dana desa adalah bahwa pemerintah desa sebagai organisasi sektor publik yang dapat

dipercaya dan diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya dapat memberikan

laporan penggunaan dana desa yang dikelola berdasarkan asas-asas transparan,

akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran agar tujuan

organisasi untuk masyarakat dapat tercapai dengan optimal.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menyimpulkan teori

stewardship adalah teori yang menjelaskan tentang hubungan antara pemerintah desa

sebagai organisasi sektor publik dan masyarakat sebagai pemangku kepentingan

utama.

2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan bagaimana sinyal-sinyal

keberhasilan atau kegagalan pemerintah sektor publik dalam hal ini adalah aparatur

desa disampaikan kepada pemangku kepentingan utama yaitu masyarakat. Hal positif

dalam signalling theory dimana aparatur desa yang memberikan informasi yang

bagus akan membedakan mereka dengan yang tidak memiliki “berita bagus” dengan

menginformasikan kepada masyarakat tentang keadaan sebenarnya di lembaga

pemerintahan tersebut.

Pemerintah sektor publik, dalam hal ini adalah aparatur desa, pada umumnya

termotivasi untuk menyampaikan informasi yang baik mengenai keadaan di

pemerintahan desa yang sebenarnya kepada masyarakat secepat mungkin. Namun

pihak diluar perangkat desa tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan
11
tersebut. Jika perangkat desa dapat memberi sinyal yang meyakinkan, maka

masyarakat akan terkesan dan hal ini akan terefleksikan pada meningkatnya

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan sektor publik dalam hal ini

adalah aparatur desa. Teori sinyal berkaitan dengan asimetri informasi. Jadi, dapat

disimpulkan karena adanya asymetric-information, pemberian sinyal kepada

masyarakat melalui keputusan-keputusan aparatur desa menjadi sangat penting.

Teori sinyal dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk

memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (insiders) atau aparatur desa pada

umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan

masyarakat umum (outsider). Oleh karena itu, sebagai pengelola, aparatur desa

berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi pemerintahan desa kepada

pemilik kepentingan, yaitu masyarakat. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan

melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.

Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak,

termasuk aparatur desa itu sendiri. Namun, yang paling berkepentingan dengan

laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal (diluar pemerintahan).

Para pengguna internal yaitu aparatur desa memiliki kontak langsung dengan entitas

atau pemerintahan dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi,

sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para

pengguna eksternal, yaitu masyarakat.

Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai

asimetri informasi (information asymmetry), yaitu suatu kondisi di mana ada


12
ketidakseimbangan perolehan informasi antara aparatur desa sebagai penyedia

informasi (prepaper) dengan pemangku kepentingan utama atau masyarakat pada

umumnya sebagai pengguna informasi (user). Adanya asimetri informasi

memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal (masyarakat) dan agent

(aparatur desa) untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan

sendiri. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh aparatur desa yang dapat

menjadi sinyal bagi pihak diluar pemerintahan adalah laporan keuangan yang

akuntabel.

Hubungan teori signal dengan akuntabilitas pengelolaan dana desa ialah

pengungkapan yang semakin luas akan memberikan sinyal positif kepada pihak-

pihak yang berkepentingan yaitu masyarakat maupun aparat pemerintah desa.

Semakin luas informasi yang disampaikan kepada masyarakat maka akan semakin

memperbanyak informasi yang diterima mengenai pemerintahan sektor publik. Hal

ini akan menimbulkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

2.2 Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

2.2.1 Pengertian Akuntabilitas

Menurut Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan RI (2000:12), akuntabilitas adalah “kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang/pimpinan suatu unit organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang

berwenang meminta pertanggungjawaban”.

13
Menurut Fajri (2015), akuntabilitas adalah “kewajiban untuk menyampaikan

pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang atau badan hukum atau pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak

yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban”.

Akuntabilitas terdiri dari dua macam yaitu :

1. Akuntabilitas vertikal, merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana

kepada otoritas yang lebih teinggi, misalnya pertanggungjawaban pemerintah

desa kepada bupati atau walikota.

2. Akuntabilitas horisontal, pertanggungjawaban kepada masyarakat luas

(Mardiasmo, 2002:20).

Sedangkan menurut Mohamad dkk (2004:50) didalam Fajri (2015),

akuntabilitas memiliki 3 (tiga) jenis atau macam, yaitu :

“a) Akuntabilitas keuangan: Pertanggungjawaban yang mencakup laporan keuangan

yang terdiri dari pendapatan/penerimaan, penyimpanan, serta pengeluaran.

b) Akuntabilitas manfaat: Pertanggungjawaban yang mencakup terkait hasil

pencapaian tujuan yang sesuai dengan prosedur dan terpenting dari pencapaian

tujuan tersebut adalah efektivitas.

c) Akuntabilitas prosedural: Pertanggungjawaban terkait pada pentingnya

prosedur pelaksanaan dengan mempertimbangkan asas etika, moralitas serta

kepastian hukum”

14
Akuntabilitas (accountability) merupakan konsep yang lebih luas dari

stewardship. Stewardship mengacu pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara

ekonomis dan efisien tanpa dibebani kewajiban untuk melaporkan, sedangkan

accountability mengacu pada pertanggungjawaban oleh seseorang steward kepada

pemberi tanggung jawab. Senada dengan yang dikemukakan Lembaga Administrasi

Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2000:43), bahwa

“akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau

menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan

suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk

mempertanggungjawabkan.”

Lembaga Keuangan Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (2000:23) menyimpulkan bahwa “akuntabilitas merupakan perwujudan

kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang

dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

melalui media pertanggungjawaban secara periodik.”

Alasan pentingnya akuntabilitas juga dikemukakan oleh Crowe (2011)

dalam New Challengers for Leadership and Accountability in Local Public Services

in England sebagai berikut :

“1) Akuntabilitas memberikan legitimasi bagi para pengambil keputusan jika

mereka dapat menunjukkan bahwa mereka bersedia untuk membenarkan dan

ditantang pada keputusan mereka.


15
2) Akuntabilitas memberikan kredibilitas dan bukti sebagai dasar keputusan.

3) Akuntabilitas memiliki utilitas - jika itu nyata dan berarti, akuntabilitas

menyediakan dasar untuk mengubah dan meningkatkan pelayanan.”

Akuntabilitas akan berjalan jika disertai kapasitas dan kesadaran dari

pelaksana tugas serta adanya perhatian serius dari pemberi tugas atas segala akibat

dari tugas yang telah dilakukan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(2007: 7-8) menyebutkan prinsip-prinsip akuntabilitas sebagai berikut :

“1) Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan

2) Berdasarkan sesuatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber

daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3) Menunjukkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

4) Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang

diperoleh

5) Jujur, objektif, transparan dan akurat

6) Menyajikan keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan.”

Prinsip-prinsip di atas harus dibarengi dengan komitmen yang kuat dari

organisasi yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab di bidang pengawasan

dan penilaian terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah agar pelaksanaan

sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah lebih baik.

Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik

terdiri atas beberapa aspek. Hopwood dan Tomkins (1984) dan Ellwood (1993) dalam
16
Mahmudi (2013:9-11) menjelaskan terdapat empat aspek akuntabilitas yang harus

dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:

“1) Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (Accountability for probity

and legality). Akuntabilitas hukum dan kejujuran adalah akuntabilitas lembaga-

lembaga publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan

hukum yang berlaku. Penggunaan dana publik harus dilakukan secara benar dan

telah mendapatkan otorisasi.

2) Akuntabilitas manajerial (Managerial accountability). Akuntabilitas manajerial

adalah pertanggungjawaban lembaga publik untuk melakukan pengelolaan

organisasi secara efisien dan efektif. Akuntabilitas manajerial dapat juga

diartikan sebagai akuntabilitas kinerja (performance accountability).

3) Akuntabilitas program (Program accountability). Akuntabilitas program

berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai

atau tidak, apakah organisasi telah mempertimbangkan alternatif program yang

memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

4) Akuntabilitas kebijakan (Policy accountability). Akuntabilitas kebijakan terkait

dengan pertanggungjawaban lembaga publik atas kebijakan-kebijakan yang

diambil.

5) Akuntabilitas finansial (Financial accountability). Akuntansi finansial adalah

pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk menggunakan uang publik

(public money) secara ekonomi, efisien dan efektif, tidak ada pemborosan dan

kebocoran dana serta korupsi.”


17
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa akuntabilitas

menjadi sangat penting karena digunakan untuk evaluasi proses keefektifan dari

pejabat publik atau badan publik yang akan memastikan bahwa mereka memberikan

potensi maksimal, memberikan nilai sejumlah uang seperti dalam ketentuan

pelayanan publik, menanamkan kepercayaan pada pemerintah dan menjadi responsif

kepada masyarakat yang harus mereka layani.

2.2.2 Pengertian Dana Desa

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2016 pasal 1 ayat

2 menyatakan bahwa “dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/ kota dan digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat”.

Penyaluran Dana Desa dari APBN disalurkan melalui pemindahbukuan dari

Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).

Selanjutnya Pemerintah Kab/Kota menyalurkan dari RKUD ke Rekening Kas Desa.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 225 tahun 2017

pasal 99 menyatakan bahwa :

“Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. tahap I paling cepat bulan Januari dan paling lambat minggu ketiga bulan Juni

sebesar 20% (dua puluh persen);


18
b. tahap II paling cepat bulan Maret dan paling lambat minggu keempat bulan Juni

sebesar 40% (empat puluh persen); dan

c. tahap III paling cepat bulan Juli sebesar 40% (empat puluh persen).”

Penyaluran dari RKUD ke RKD dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari kerja

setelah Dana Desa diterima di RKUD. Persyaratan penyaluran Dana Desa

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 225 tahun 2017

pasal 100, yaitu :

“a. Tahap I berupa:

1. Surat Pemberitahuan bahwa Pemerintah Daerah yang bersangkutan telah

menyampaikan Peraturan Daerah mengenai APBD tahun anggaran

berjalan; dan

2. Peraturan Bupati/Wali kota mengenai tata cara pembagian dan penetapan

rincian Dana Desa setiap Desa;

b. Tahap II berupa:

1. Laporan realisasi penyaluran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya; dan

2. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa

tahun anggaran sebelumnya; dan

c. Tahap III berupa:

1. Laporan realisasi penyaluran Dana Desa sampai dengan tahap II; dan

2. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa

sampai dengan tahap II.”

19
Laporan realisasi penyaluran menunjukan paling sedikit sebesar 75% dari

Dana Desa yang diterima di RKUD telah disalurkan ke RKD. Penyaluran dana desa

dari RKUD ke RKD dilaksanakan oleh Bupati/Walikota menerima dokumen

persyaratan penyaluran, dengan ketentuan :

a. Tahap I berupa peraturan Desa mengenai APBDesa dari Kepala Desa;

b. Tahap II berupa laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa

tahun anggaran sebelumnya dari Kepala Desa; dan

c. Tahap III berupa laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa

sampai dengan tahap II dari Kepala Desa.

Jika bupati/walikota tidak menyampaikan persyaratan penyaluran dana desa

sampai dengan tidak disalurkan dan menjadi sisa dana desa di RKUN dan sisa dana

ini tidak ditransferkan kembali pada tahun berikutnya.

2.2.3 Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

Akuntabilitas didefinisikan sebagai elemen penting dalam mencapai good

governance atau pengelolaan pemerintah yang baik (Huque, 2011:59). Kebutuhan

akan akuntabilitas semakin meningkat karena tingginya tuntutan para stakeholder

yaitu pemerintah untuk mewujudkan good governance. Good governance merupakan

suatu penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan

dengan prinsip demokrasi pasar yang efisien. Pemerintah adalah penataan hubungan

antara lembaga-lembaga tinggi termasuk juga dalam hubungannya dengan

masyarakat sebagai pihak yang memiliki kedaulatan dalam suatu negara demokrasi.

Syarat-syarat bagi suatu terciptanya good governance adalah adanya transparansi


20
dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintahan yang partisipatif bagi

masyarakatnya dan akuntabilitas (Djalil, 2014:410).

Menurut Setiawan dkk. (2017), pada dasarnya akuntabilitas merupakan

pemberian informasi dan pengungkapan atas aktifitas dan kinerja keuangan

pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pemerintah, baik itu pusat

maupun daerah harus menjadi subjek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan

hak-hak publik seperti hak untuk tahu, hak untuk diberi informasi, dan hak untuk

didengar aspirasinya, karena pada faktanya akuntabilitas adalah tujuan tertinggi dari

pelaporan keuangan pemerintahan.

Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban

atas aktivitas yang telah dilakukan suatu organisasi, atas keberhasilan ataupun

kegagalan yang telah dilaksanakan kepada pemberi pelaksana yang memiliki hak dan

juga wewenang untuk dimintai pertanggungjawaban berupa laporan atas kegiatan

yang telah dilaksanakan (Mardiasmo, 2012:46)

Menurut teori stewardship, pada hakikatnya manusia mampu dipercaya dan

memiliki tanggungjawab serta memiliki integritas yang baik, sehingga dalam hal ini

pemerintah dipercaya sebagai seseorang yang melakukan tindakan yang baik untuk

kepentingan bersama (Kaihatu, 2006).

Akuntabilitas yang baik ditunjukkan oleh adanya sistem akuntansi yang

dapat memberikan informasi handal, akurat, dapat dipertanggungjawabka dan tepat

waktu (Lestari et al., 2019). Akuntabilitas adalah suatu proses yang dilakukan untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya atas dana desa yang diperoleh


21
dari pemerintah pusat serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada aparatur

desa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik (Noordiawan,

2006:34).

Kejelasan sasaran anggaran menggambarkan luasnya sasaran anggaran yang

dinyatakan secara jelas dan spesifik dan dimengerti oleh pihak yang

bertanggungjawab terhadap pencapaiannya. Adanya kejelasan sasaran anggaran akan

memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran. Selanjutnya, target-

target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai

organisasi (Kenis, 1979).

Secara garis besar dapat diambil kesimpulan bahwa akuntabilitas dalam

pengelolaan dana desa merupakan kewajiban aparatur desa kepada masyarakat untuk

memberikan pertanggungjawaban secara transparan atas aktivitas yang telah

dilakukan.

Pertanggungjawaban yang dimaksud diantaranya adalah

pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan desa atas anggaran yang telah

diberikan. Siklus pengelolaan keuangan desa diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 47 tahun 2015 menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan desa meliputi :

”1. Perencanaan, perencanaan perlu dilakukan agar penggunaannya dapat berjalan

efektif, efisien ekonomis dan tepat sasaran.

2. Pelaksanaan, dalam pelaksanaannya prinsip umum yang harus diataati yaitu

mencakup penerimaan dan pengeluaran keuangan

22
3. Penatausahaan, yaitu kegiatan mencatat yang khususnya dilakukan oleh

Bendahara desa atas transaksi penerimaan dan pengeluaran.

4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban, yaitu penyampaian laporan

pertanggungjawaban keuangan desa.”

Terdapat indikator bahwa suatu laporan dikatakan akuntabilitas atau

tidaknya, Menurut Mahmudi (2011) didalam (Mada et all, 2017) indikator

akuntabilitas adalah sebagai berikut :

“1. Kejujuran dan Hukum, yang terdiri dari :

a. Kejujuran dan Keterbukaan Informasi; dan

b. Kepatuhan dalam Pelaporan.

2. Proses, yang terdiri dari :

a. Kesesuaian Prosedur;

b. Kecukupan Informasi;

c. Ketepatan penyampaian pelaporan.”

Berdasarkan penjelasan teori yang sudah dikemukakan, maka peneliti

menyimpulkan bahwa akuntabilitas menjadi indikator penting dalam mengukur

kemampuan suatu pemerintahan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat dan

menjadi salah satu parameter dari tinggi atau rendahnya partisipasi masyarakat.

Akuntabilitas penting dalam pengelolaan dana desa untuk memberikan kepastian

kepercayaan masyarakat kepada pemerintah serta menjadi penghubung kesenjangan

antara pemerintah dengan masyarakat.

23
2.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi

2.3.1 Pengertian Teknologi Informasi

Dalam melaksanakan penyelenggaran pemerintah, perlu mengoptimalisasi

pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dengan jalan membangun jaringan sistem

informasi dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu

dengan menyederhanakan akses antar unit kerja. Menurut Suryani (2019:27)

“Konstruksi, penerapan, pembangunan, motivasi atau Sistem Informasi Manajemen

berdasarkan komputer, khususnya pada aplikasi hardware dan software inilah yang

disebut dengan Teknologi Informasi. Saat ini, pemanfaatan teknologi informasi telah

menjadi suatu kebutuhan pokok yang dapat diandalkan dalam melaksanakan tugas

harian aparatur pemerintah secara optimal, akurat dan tepat waktu. Salah satu nya

adalah membuat laporan keuangan yang diisi dengan informasi-informasi keuangan

yang akurat, yang sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan.

Menurut teori stewardship, pengelolaan dana desa yang baik dikelola

berdasarkan praktik-praktik good governance dan keuangan desa dikelola

berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib

dan disiplin anggaran. Selain itu, penting bagi pemerintah maupun organisasi sektor

publik untuk memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam melakukan

pekerjaannya.

Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software,

useware) sistem atau metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah,

menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara


24
bermakna (Warsita, 2008:135). Teknologi Informasi (TI) dapat didefinisikan sebagai

teknologi yang mempunyai kemampuan sedemikian rupa untuk menangkap

(capture), menyimpan (store), mengolah (process), mengambil kembali (retrieve) dan

menyebarkan (transmit) informasi (Darwanis dan Mahyani, 2009).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016

Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik, bahwa “teknologi informasi adalah suatu teknik untuk

mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan,

menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi”.

Perkembangan teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan pada

organisasi bisnis tetapi juga pada organisasi sektor publik, termasuk pemerintahan.

Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah yang direvisi oleh Peraturan Pemerintah No.65 tahun 2010,

disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang

sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance),

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan

kemampuan mengelola keuangan daerah dan menyalurkan Informasi Keuangan

Daerah kepada pelayanan publik. Pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan

kemajuan teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi

manajemen dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara

terpadu dengan menyederhanakan akses antara unit kerja.

25
2.3.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi adalah manfaat yang diharapkan oleh

pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya. Pengukurannya

berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah aplikasi atau

perangkat lunak yang digunakan (Thompson, et. al, 1991). Secara empiris teknologi

informasi merupakan sarana untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan organisasi.

Dalam hal ini teknologi komputer begitu berpotensi dalam menunjang kinerja,

karenanya banyak pengambil keputusan menginvestasikan dana untuk teknologi

informasi (Kasandra & Juliarsa, 2016).

Teknologi Informasi yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan sebuah

akses dengan biaya yang terjangkau dan tanggap terhadap kebutuhan manusia (Razi,

2017). Pada dasarnya, teknologi informasi tersebut dapat mempercepat pembangunan

nasional menjadi lebih demokratis, berkelanjutan dan memfasilitasi tercapainya

masyarakat yang lebih sejahtera. Sasaran sebenarnya adalah bagaimana agar lebih

banyak orang yang dapat memanfaatkan teknologi informasi, sehingga teknologi

informasi dapat mendorong terjadinya transformasi sosial dan ekonomi (Halim,

2008).

Pemanfaatan teknologi informasi berdasarkan stewardship theory

menjadikan informasi yang didapat semakin relevan dan pendistribusian infromasi

lebih efektif. Selain itu, pelaporan kuangan dapat langsung terintegrasi langsung dari

Pemerintah Desa (steward) ke Pemerintah Pusat dan Daerah (principals) sehingga

26
dengan demikian akan meminimalisir terjadinya kesalahan dan akan tercipta

akuntabilitas pengelolaan dana desa.

Teknologi informasi sangat membantu dalam pengelolaan dana desa,

penggunaan teknologi informasi dalam mengelola data menjadi sebuah informasi

akan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam mengolah data,

dikarenakan dengan teknologi informasi data yang diolah akan lebih terperinci dan

tepat. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan dana desa akan

mempermudah aparatur dalam mengolah dan mempertanggungjawabkan kegiatan

yang dilakukan kepada masyarakat, hal ini sejalan dengan teori stewardship dimana

dengan memanfaatkan teknologi informasi secara langsung aparatur lebih terbantu

dalam hal pengelolaan dana desa, sehingga aparatur akan dengan mudah menjalankan

kewajibannya sebagai pemberi pelayanan sebagai wujud akuntabilitas kepada

masyarakat.

Penelitian Sugiarti & Yudianto (2017), Jannah, dkk (2018) dan

Sapartiningsih, dkk (2018) menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. Sehingga semakin

tinggi pemanfaatan teknologi informasi, maka akan meningkatkan akuntabilitas

pengelolaan dana desa.

2.4 Partisipasi Masyarakat

2.4.1 Pengertian Partisipasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:679), partisipasi adalah

“sejumlah orang yang turut berperan dalam suatu kegiatan, keikutsertaan dan peran
27
serta”. Maksud partisipasi di sini adalah keikutsertaan, peran serta, atau keterlibatan

seseorang baik secara perorangan maupun sebagai kelompok dalam suatu kegiatan

tertentu”.

Menurut Made Pidarta dalam Siti Irene Astuti D. (2009: 31-32), “partisipasi

adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan

dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala

kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan

serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan.”

H.A.R Tilaar (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah “wujud dari

keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana

diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan

mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan

masyarakatnya”.

Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu :

“1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut

serta dalam pengambilan keputusan;

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk

meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-

proyek pembangunan;

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang

ditentukannya sendiri;

28
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang

atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan

kebebasannya untuk melakukan hal itu;

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para

staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya

memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak social;

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan,

dan lingkungan mereka”.

Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991: 154-155) sebagai berikut :

“1. Partisipasi Masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi

mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa

kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal;

2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika

merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka

akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa

memiliki terhadap proyek tersebut.

Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan masyarakat mereka sendiri.”

2.4.2 Pengertian Masyarakat

Menurut Shadily (1993: 47) mengungkapkan bahwa masyarakat adalah

“golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena

sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain”.
29
Koentjaraningrat (1990: 147) mengungkapkan bahwa masyarakat adalah

“kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu

yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.

Menurut Soerjono Soekanto dalam H. Gunawan Ari (2000: 4-5) ada 4

(empat) unsur yang terdapat dalam masyarakat, yaitu:

“a. Adanya manusia yang hidup bersama, (dua atau lebih).

b. Mereka bercampur untuk waktu yang cukup lama, yang menimbulkan sistem

komunikasi dan tata cara pergaulan lainnya.

c. Memiliki kesadaran sebagai satu kesatuan.

d. Merupakan sistem kehidupan bersama yang menimbulkan kebudayaan.”

2.4.3 Pengertian Partisipasi Masyarakat

Menurut Utami dan Sofyan (2013) di dalam Hamsinar, 2017 partisipasi

masyarakat adalah “keterlibatan peran sertanya masyarakat dalam kegiatan

pemerintahan, sehingga berdampak pada proses evaluasi dan kontrol kinerja

pemerintah dan meminimalisir penyalahgunaan wewenang. Untuk mewujudkan

anggaran yang efektif diperlukan partisipasi masyarakat untuk memberikan masukan

dalam penyusunan arah dan kebijakan anggaran.”

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah “keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di

masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan

masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.”


30
Menurut Loina (2003) didalam Utami dan Sofyan (2013) “Partisipasi adalah

bahwa setiap orang atau warga masyarakat memiliki hak untuk terlibat dalam

kegiatan penyelenggaraan pemerintah”.

Menurut Utami dan Sofyan (2013) didalam Hamsinar, 2017 “Partisipasi

masyarakat adalah keterlibatan peran sertanya masyarakat dalam kegiatan

pemerintahan, sehingga berdampak pada proses evaluasi dan kontrol kinerja

pemerintah dan meminimalisir penyalahgunaan wewenang. Untuk mewujudkan

anggaran yang efektif diperlukan partisipasi masyarakat untuk memberikan masukan

dalam penyusunan arah dan kebijakan anggaran.”

Partisipasi masyarakat adalah suatu proses ketika masyarakat, sebagai

individu maupun kelompok sosial dan organisasi mengambil peran dalam proses

perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pada kebijakan-kebijakan yang langsung

memengaruhi kehidupan mereka (Syamsi, 2014). Masyarakat juga disebut sebagai

pemangku kepentingan utama yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaan kebijakan

organisasi publik terutama implementasi pembangunan di desa-desa sehingga proses

implementasi pembangunan tepat pada sasaran, efisien dan efektif (Wafirotin dan

Septiviastuti, 2019).

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dari program pembangunan maupun pengembangan masyarakat, dimana

partisipasi masyarakat bukan hanya melibatkan masyarakat dalam pembuatan

keputusan di setiap program pembangunan namun masyarakat juga dilibatkan dalam

mengidentifikasikan masalah dan potensi yang ada di masyarakat karena tanpa


31
adanya partisipasi masyarakat di setiap kegiatan, maka pembangunan desa tidak akan

tercapai dengan baik (Atiningsih dan Ningtyas, 2019).

Berdasarkan pandangan diatas, maka partisipasi masyarakat adalah hak

masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan pemerintahan agar dapat meminimalisir

penyalahgunaan wewenang dimana masyarakat bisa memberikan masukan kepada

pemerintah.

Menurut Sujarweni (2015) didalam (Mada et all, 2017) terdapat indikator

bahwa masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan, yaitu sebagai berikut :

“1. Pengambilan Keputusan, yang terdiri dari :

a. Keterlibatan pengambilan keputusan program-program desa

2. Penyusunan Anggaran, yang terdiri dari :

a. Mengusulkan rencana anggaran

b. Terlibat dalam sidang paripurna

3. Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari :

a. Terlibat mengawasi dan melaporkan

b. Memberikan penilaian pelaksanaan anggaran

c. Memberikan penghargaan”

Partisipasi masyarakat menjadi kunci sukses bagi pelaksanaan otonomi

daerah, namun kenyataan di lapangan masyarakat tidak selalu berpartisipasi secara

aktif dalam proses penyelenggaraan pemerintahan khususnya pada saat penyusunan

anggaran (APBD) dan transparansi kebijakan publik mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.


32
Penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2018) dan Perdana (2019) mengenai

pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap akuntabilitas pengelolaan dana

desa berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini sejalan dengan teori stewardship

dimana dengan memanfaatkan teknologi informasi secara langsung aparatur lebih

terbantu dalam hal pengelolaan dana desa, sehingga aparatur akan dengan mudah

menjalankan kewajibannya sebagai pemberi pelayanan sebagai wujud akuntabilitas

kepada masyarakat

Aulia (2018), Umaira (2019), Atiningsih (2019) dan Dewi (2020)

menyatakan bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap akuntabilitas

pengelolaan dana desa. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar tingkat

partisipasi masyarakat, maka akan semakin baik pula tingkat akuntabilitas

pengelolaan dana desa.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak

menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.

Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian

terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan

penulis.

33
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metodologi
No. Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian
Penelitian
Penelitian
1. Putri Aulia, Pengaruh Analisa Hasil penelitian ini
ISSN: 2355-6854 Kompetensi kuantitatif menunjukkan
Pengelolaan kompetensi
Jurnal Online
Dana Desa, pengelolaan dana
Mahasiswa FEB
Universitas Riau, Komitmen desa, komitmen
Organisasi organisasi
Vol.1, No.1, 2018 Pemerintah pemerintah desa,
Desa, pemanfaatan
Pemanfaatan teknologi
Teknologi informasi dan
Informasi dan partisipasi
Partisipasi masyarakat
Masyarakat berpengaruh
Terhadap signifikan
Akuntabilitas terhadap
Pengelolaan akuntabilitas
Dana Desa di pengelolaan dana
Kabupaten 50 desa.
Kota (Studi
Empiris pada
Kecamatan
Harau,
Kecamatan
Pangkalan Koto
Baru dan
Kecamatan
Kapur IX)

2. Enggar Pengaruh Analisa Penelitian ini


Wahyuning Kompetensi kuantitatif menemukan
Pahlawan, Anita Aparatur Desa, kompetensi
Wijayanti dan Sistem pejabat desa dan
Suhendro, Pengendalian partisipasi publik
Internal, berpengaruh
Indonesia
Pemanfaatan signifikan dalam
Accounting
Teknologi akuntabilitas
Journal,
Informasi dan pengelolaan dana

34
Vol.2, No.2, Partisipasi desa. Sistem
2020: Masyarakat pengendalian
Terhadap internal dan
Hal. 162-172
Akuntabilitas penggunaan
Pengelolaan teknologi
Dana Desa informasi tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan dana
desa.
3. Khaeril Wahyu Pengaruh Analisa Hasil penelitian ini
Perdana, Kompetensi kuantitatif menunjukkan
Aparat bahwa kompetensi
Universitas
Pengelolaan pengelola dana
Muhammadiyah
Yogyakarta, 2018 Dana Desa, desa dan
Komitmen komitmen
Organisasi organisasi tidak
Pemerintah berpengaruh
Desa, Partisipasi signifikan
Masyarakat dan terhadap
Pemanfaatan akuntabilitas
Teknologi pengelolaan dana
Informasi desa. Sedangkan
Terhadap partisipasi
Akuntabilitas masyarakat dan
Pengelolaan penggunaan
Dana Desa di teknologi
Kabupaten informasi
Bantul berpengaruh
signifikan
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan dana
desa.
4. Prita Dilla Pengaruh Analisa Hasil penelitian
Anggraeni, Kompetensi kuantitatif menunjukkan
Sumber Daya bahwa
ISSN : 2662-
Manusia, pemanfaatan
9404
UMMagelang Pemanfaatan teknologi

35
Conference Teknologi informasi dan
Series, 2019 Informasi, pengawasan
Partisipasi berpengaruh
Penganggaran, signifikan
Pengawasan dan terhadap
Peran Perangkat pengelolaan dana
Desa Terhadap desa.
Pengelolaan
Dana Desa
(Studi Empiris
pada Desa Se-
Kecamatan
Kajoran)
5. Dwi Analisis Analisa Hasil penelitian
Sapartiningsih, Pengaruh kualitatif dan menunjukkan
Suharno dan Kompetensi kuantitatif kompetensi
Djoko Kristianto, Sumber Daya sumber daya
Manusia, manusia,
Jurnal Akuntansi
Pemanfaatan pemanfaatan
dan Sistem
Teknologi teknologi
Teknologi,
Informasi, informasi,
Vol.14, No.1, Partisipasi partisipasi
2018 Penganggaran penganggaran dan
Hal. 100-114 dan Pengawasan pengawasan
Terhadap berpengaruh
Akuntabilitas signifikan
Pengelolaan terhadap
Dana Desa akuntabilitas
pengelolaan dana
desa.
6 Karyadi Muh., Pengaruh Sistem Analisa Hasil penelitian ini
Pengendalian kuantitatif menunjukkan
ISSN : 2442-
Intern, bahwa sistem
3416
Pemanfaatan pengendalian
Journal Ilmiah Teknologi intern dan sumber
Rinjani, Informasi dan daya manusia
Vol.7, No.2, 2019 Kompetensi berpengaruh
Sumber Daya signifikan
Manusia terhadap
Terhadap akuntabilitas
Akuntabilitas keuangan desa.

36
Keuangan Desa Sedangkan
(Studi di pemanfaatan
Kecamatan teknologi
Aikmel dan informasi tidak
Kecamatan berpengaruh
Lenek Tahun signifikan
2018) terhadap
akuntabilitas
keuangan desa.
7. Suci Atiningsih Pengaruh Analisa Hasil penelitian ini
dan Aulia Cahya Kompetensi kuantitatif menunjukkan
Ningtyas, Aparatur bahwa kompetensi
Pengelola Dana aparatur pengelola
ISSN : 2086-
Desa, Partisipasi dana desa,
3748
Masyarakat dan partisipasi
Jurnal Ilmu Sistem masyarakat dan
Manajemen dan Pengendalian sistem
Akuntansi Internal pengendalian
Terapan Terhadap intern berpengaruh
(JIMAT), Akuntabilitas signifikan
Vol.10, No.1, Pengelolaan terhadap
2019 Dana Desa akuntabilitas
(Studi pada pengelolaan dana
Aparatur desa.
Pemerintah Desa
Se-Kecamatan
Banyudono,
Kabupaten
Boyolali)
8. Siti Umaira dan Pengaruh Analisa Hasil penelitian
Adnan, Partisipasi kuantitatif menunjukkan
Masyarakat, bahwa partisipasi
ISSN : 2581-
Kompetensi masyarakat,
1002
Sumber Daya kompetensi
Jurnal Ilmiah Manusia dan sumber daya
Mahasiswa Pengawasan manusia dan
Ekonomi Terhadap supervise
Akuntansi Akuntabilitas berpengaruh
(JIMEKA), Pengelolaan signifikan
Vol.4, No.3, 2019 Dana Desa terhadap

37
Hal. 471-481 (Studi Kasus akuntabilitas
pada Kabupaten pengelolaan dana
Aceh Barat desa.
Daya)
9. Larastika Pengaruh Analisa Hasil penelitian
Medianti, Taufeni Kompetensi kuantitatif menunjukkan
Taufik dan Lila Aparatur, bahwa kompetensi
Anggraini, Komitmen aparatur desa,
Organisasi dan komitmen
ISSN : 2355-
Partisipasi organisasi
6854
Masyarakat pemerintah desa
Jurnal Online Terhadap dan partisipasi
Mahasiswa Pengelolaan masyarakat
Fakultas Dana Desa berpengaruh
Ekonomi dan (Studi Empiris signifikan
Bisnis, pada Desa-Desa terhadap
Vol.1, No.1, 2018 di Kabupaten pengelolaan dana
Bintan) desa.

10. Natalia Lily Faktor-Faktor Analisa Hasil penelitian ini


Babulu, yang kuantitatif menunjukkan
Mempengaruhi bahwa partisipasi
ISSN : 2503-
Akuntabilitas masyarakat dan
3093
dalam kompetensi
Jurnal Ekonomi Pengelolaan aparatur
Pembangunan, Dana Desa dan berpengaruh
Vol.5, No.2, 2020 Dampaknya signifikan
Terhadap terhadap
Hal. 18-26 Pencegahan akuntabilitas
Faud dalam pengelolaan
dana desa dan
akuntabilitas
dalam pengelolaan
dana desa
berpengaruh
terhadap
pencegahan
kecurangan.
Sedangkan sistem
pengendalian
internal tidak

38
berpengaruh
signifikan
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan dana
desa.

2.6 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar

konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan

meninjau teori yang disusun dan hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang terkait.

Menurut Sugiyono (2019:95) kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan teoritis

antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar

variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator,

maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian.

Pertautan antar variable tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma

yang didasarkan pada kerangka berpikir.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dibuat untuk menunjukkan adanya

pengaruh secara simultan maupun parsial dari pemanfaatan teknologi informasi dan

partisipasi masyarakat terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. Permendagri

Nomor 113 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan desa harus

dilakukan secara transparan, akuntabel dan partisipatif serta tertib dan disiplin

anggaran. Dalam hal ini, tentu sangat amat diperlukan adanya pengawasan yang ketat

dan partisipasi masyarakat desa serta dukungan sarana teknologi informasi yang

memadai dan dapat diandalkan untuk mengatur, mengolah dan mengelola dana
39
tersebut.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka kerangka berpikir

dalam penelitian ini, secara sistematis dan sederhana dapat digambarkan sebagai

berikut :

H1
Pemanfaatan
Teknologi Informasi
(X1) H2 Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Desa
(Y)
Partisipasi H3
Masyarakat
(X2)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Berdasarkan gambar 2.1 dapat dilihat bahwa tanda panah dengan garis

putus-putus pada H1 menunjukkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh

terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa. Sedangkan tanda panah dengan garis

tegas pada H2 dan H3 menunjukkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat secara parsial atau masing-masing memiliki pengaruh

terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

2.7 Pengembangan Hipotesis

Pada penelitian kuantitatif, hipotesis merupakan dugaan sementara dari

jawaban rumusan masalah penelitian. Menurut Zikmund (1997:112) “hipotesis adalah

40
proposisi atau dugaan belum terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena

serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.” Hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara

empiris. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah

penelitian.

Berdasarkan uraian di atas mengenai kajian teori dan perumusan masalah, kerangka

pemikiran tersebut di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

2.7.1 Pengaruh Secara Simultan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

Pemanfaatan teknologi informasi adalah manfaat yang diharapkan oleh

pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya. Pengukurannya

berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah aplikasi atau

perangkat lunak yang digunakan (Thompson, et.al, 1991). Pemanfaatan teknologi

informasi berdasarkan Stewardship theory menjadikan informasi yang didapat

semakin relevan dan pendistribusian infromasi lebih efektif.

Partisipasi masyarakat adalah suatu proses ketika masyarakat, sebagai

individu maupun kelompok sosial dan organisasi mengambil peran dalam proses

perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pada kebijakan-kebijakan yang langsung

memengaruhi kehidupan mereka (Syamsi, 2014). Masyarakat juga disebut sebagai

pemangku kepentingan utama yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaan kebijakan

organisasi publik terutama implementasi pembangunan di desa-desa sehingga proses

implementasi pembangunan tepat pada sasaran, efisien dan efektif (Wafirotin dan
41
Septiviastuti, 2019). Penelitian Sugiarti dan Yudianto (2017), Aulia et al. (2018),

Pahlawan, dkk (2020) menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan

partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa.

Perumusan hipotesis adalah sebagai berikut :

H1 : Pemanfaatan teknologi informasi dan partisipasi masyarakat secara

simultan berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa.

2.7.2 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa

Wahyudi (2010) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi yang

baik secara garis besar dapat memberikan dampak yang positif bagi pengelolaan

keuangan pemerintah daerah. Teknologi informasi mempunyai kelebihan dalam

keakuratan dan ketepatan hasil operasi datanya. Pemanfaatan teknologi informasi

juga akan mengurangi kesalahan yang terjadi, baik yang disengaja maupun tidak

disengaja.

Menurut BPKP pemberian dana desa yang begitu besar, jumlah pelaporan

yang beragam serta adanya titik-titik kritis dalam pengelolaan keuangan desa

tentunya menuntut tanggung jawab yang besar pula oleh aparat pemerintah desa.

Oleh karena itu, pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan desa, dimana semua akhir kegiatan penyelenggaraan

pemerintah desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai

dengan ketentuan sehingga terwujud tata kelola pemerintah desa yang baik. Untuk

dapat menerapkan prinsip akuntabilitas tersebut, diperlukan dukungan sarana


42
teknologi informasi yang memadai dan dapat diandalkan. Penelitian Sugiarti &

Yudianto (2017), Jannah, dkk (2018) dan Sapartiningsih, dkk (2018) menunjukkan

bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap akuntabilitas

pengelolaan dana desa. Perumusan hipotesis adalah sebagai berikut :

H2 : Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap akuntabilitas

pengelolaan dana desa.

2.7.3 Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan

Dana Desa

Menurut Crook dan Sverrisson dalam Devas dan Grant (2003:309)

Akuntabilitas dapat diperkuat melalui peningkatan partisipasi masyarakat. Sebagai

kunci untuk meningkatkan responsivitas pemerintah daerah terhadap masyarakat

miskin, dan untuk membuat pembangunan lebih berpihak pada orang miskin. Sebagai

mekanisme dalam pertanggungjawaban, partisipasi dilakukan mulai dari evaluasi

sampai pelaporan (Ebrahim, 2003:818). Seperti di Los Angeles, partisipasi

merupakan cara untuk meningkatkan akuntabilitas sebagai tanggapan yang muncul

terhadap tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Banyak warga

yang menyalahkan pejabat dalam pengambilan keputusan (Kim dan Schachter,

2013:462). Aulia (2018), Umaira (2019), Atiningsih (2019) dan Dewi (2020)

menyatakan bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap akuntabilitas

pengelolaan dana desa. Perumusan hipotesis adalah sebagai berikut :

H3 : Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan

dana desa.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode asosiatif. Penelitian kuantitatif yang dikutip dari Sugiyono (2019:16)

merupakan metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Sedangkan metode asosiatif menurut Sugiyono (2019:65) merupakan

metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

atau lebih.

Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel atau bahkan lebih di mana hubungan antara dua variabel dalam

penelitian akan dianalisis menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas

data tersebut untuk menguji hipotesis. Metode ini mengamati secara seksama aspek-

aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh

data yang akan menunjang penyusunan laporan penelitian ini (Sugiono 2019:65).

Data yang diperoleh selama penelitian ini akan diolah, dianalisis dan diproses

kemudian akan ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti. Adapun sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

44
Menurut Sugiyono (2012:139) “Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Menurut Suharsimi Arikunto

(2013:172) “Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama,

biasanya dapat melalui wawancara, jejak dan lain-lain”. Dari pengertian tersebut di

atas dapat disimpulkan bahwa sumber data primer merupakan sumber data yang

langsung memberikan data dari pihak pertama kepada pengumpul data yang bisa

didapatkan melalui wawancara, kuesioner dan lain-lain.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini menguji tentang Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi

dan Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa dengan

menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan

menggunakan instrumen kuesioner. Adapun lokasi untuk penelitian ini yaitu di

Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian diperkirakan selesai dalam 8 bulan. Adapun rincian

kegiatan dalam penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Bulan
No Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyusunan Proposal ✓

45
Bulan
No Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Penyusunan Instrumen Penelitian ✓

3 Seminar Proposal ✓

4 Pembimbingan ✓

5 Penyusunan Bab I-III ✓

6 Pengolahan Data Bab IV ✓

7 Penyusunan Bab V dan Lampiran ✓

8 Penyusunan Laporan Penelitian ✓

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:68). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

Pada dasarnya variabel independen akan memengaruhi variabel dependen, baik

secara positif maupun negatif. Definisi operasional untuk masing-masing variabel

adalah sebagai berikut :

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

46
variabel bebas (Sugiyono, 2019:69). Pada penelitian ini yang menjadi variabel

dependen (Y) yaitu Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

Menurut Abdul Halim dan Muhamad Ikbal (2012:83) “Akuntabilitas adalah

kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan

kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum atau pimpinan suatu organisasi kepada

pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban”.

Akuntabilitas yang baik ditunjukkan oleh adanya sistem akuntansi yang

dapat memberikan informasi handal, akurat, dapat dipertanggungjawabka dan tepat

waktu (Lestari et al., 2019). Akuntabilitas adalah suatu proses yang dilakukan untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya atau dana desa yang diperoleh

dari pemerintah pusat serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada aparatur

desa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik (Noordiawan,

2006:34).

Secara garis besar dapat diambil kesimpulan bahwa akuntabilitas merupakan

kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atas aktivitas yang telah

dilakukan oleh suatu pelaksana organisasi kepada pemberi pelaksana.

3.3.2 Variabel Independen

Variabel ini sering disebut varibel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam

bahasa Indonesia sering disebut sebai variabel bebas. Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi aatau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

47
variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2019:69). Pada penelitian ini yang menjadi

variabel independen yaitu:

1. Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1)

Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang

Sistem Informasi Keuangan Daerah yang di revisi oleh Peraturan Pemerintah

Nomor 65 tahun 2010, disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya

proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang

baik (Good Governance), Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk

mengembangkan kemampuan mengelola keuangan daerah dan menyalurkan

Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik. Pemerintah perlu

mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk membangun

jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan

pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses antara unit

kerja.

Secara empiris teknologi informasi merupakan sarana untuk mengurangi

ketidakpastian lingkungan organisasi. Teknologi Informasi yang dikelola dengan

baik dapat menghasilkan sebuah akses dengan biaya yang terjangkau dan tanggap

terhadap kebutuhan manusia (Razi, 2017). Pada dasarnya, teknologi informasi

tersebut dapat mempercepat pembangunan nasional menjadi lebih demokratis,

berkelanjutan dan memfasilitasi tercapainya masyarakat yang lebih sejahtera.

Sasaran sebenarnya adalah bagaimana agar lebih banyak orang yang dapat

48
memanfaatkan teknologi informasi, sehingga teknologi informasi dapat

mendorong terjadinya transformasi sosial dan ekonomi (Halim, 2008).

2. Partisipasi Masyarakat (X2)

Partisipasi masyarakat adalah suatu proses ketika masyarakat, sebagai

individu maupun kelompok sosial dan organisasi mengambil peran dalam proses

perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pada kebijakan-kebijakan yang

langsung memengaruhi kehidupan mereka (Syamsi, 2015). Masyarakat juga

disebut sebagai pemangku kepentingan utama yang harus diprioritaskan dalam

pelaksanaan kebijakan organisasi publik terutama implementasi pembangunan di

desa-desa sehingga proses implementasi pembangunan tepat pada sasaran, efisien

dan efektif (Wafirotin dan Septiviastuti, 2019).

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dari program pembangunan maupun pengembangan masyarakat,

dimana partisipasi masyarakat bukan hanya melibatkan masyarakat dalam

pembuatan keputusan di setiap program pembangunan namun masyarakat juga

dilibatkan dalam mengidentifikasikan masalah dan potensi yang ada di masyarakat

karena tanpa adanya partisipasi masyarakat di setiap kegiatan, maka pembangunan

desa tidak akan tercapai dengan baik (Atiningsih dan Ningtyas, 2019).

Berdasarkan pandangan diatas, maka partisipasi masyarakat adalah hak

masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan pemerintahan agar dapat meminimalisir

penyalahgunaan wewenang dimana masyarakat bisa memberikan masukan kepada

pemerintah.
49
Berikut penyajian lebih lanjut dari operasionalisasi variabel di atas,

pengukuran variabel yang terdiri dari unsur variabel, konsep variabel, indikator

dan skala ukuran.

Tabel 3.2
Operasional Variabel
Skala
Variabel Konsep Variabel Indikator
Ukuran
Pemanfaatan Menurut Peraturan a. Kemanfaatan, Ordinal
Teknologi Pemerintah Nomor 56 meliputi :
Informasi Tahun 2005 tentang 1. Menjadikan
(X1) Sistem Informasi Pekerjaan lebih
Keuangan Daerah yang di Mudah
revisi oleh Peraturan 2. Bermanfaat
Pemerintah Nomor 65 3. Menambah
tahun 2010, disebutkan Produktivitas
bahwa untuk
menindaklanjuti b. Efektivitas,
terselenggaranya proses meliputi :
pembangunan yang sejalan 1. Mempertinggi
dengan prinsip tata kelola Efektivitas
pemerintahan yang baik 2. Mengembangkan
(Good Governance), Kinerja Pekerjaan
Pemerintah dan Nur Maflikhah
Pemerintah Daerah (2010)
berkewajiban untuk
mengembangkan c. Ketersediaan,
kemampuan mengelola meliputi :
keuangan daerah dan 1. Perangkat
menyalurkan Informasi Komputer yang
Keuangan Daerah kepada Memadai
pelayanan publik. 2. Perangkat Lunak
untuk Mengelola
Dana Desa
3. Jaringan Internet
Wilkinson et al
(2000)

50
Skala
Variabel Konsep Variabel Indikator
Ukuran
Partisipasi Menurut Utami dan Efrizal 1. Keterlibatan dalam Ordinal
Masyarakat (2013) didalam Hamsinar, Pengambilan
(X2) 2017 partisipasi Keputusan Program-
masyarakat adalah : Program Desa
keterlibatan peran sertanya 2. Mengusulkan
masyarakat dalam kegiatan Rencana Anggaran
pemerintahan, sehingga 3. Terlibat dalam
berdampak pada proses Rapat Paripurna
evaluasi dan kontrol 4. Terlibat Mengawasi
kinerja pemerintah dan dan Melaporkan
meminimalisir 5. Memberikan
penyalahgunaan Penilaian
wewenang. Pelaksanaan
Anggaran
6. Memberikan
Penghargaan
Heller et al, 1984
dan Sujarweni
(2015)
Akuntabilitas Menurut Riyanto (2015) 1. Kejujuran dan Ordinal
Pengelolaan didalam (Sugiarti & Keterbukaan
Dana Desa Yudianto, 2017) Informasi
(Y) menyatakan bahwa : 2. Kepatuhan dalam
Akuntabilitas adalah Pelaporan
kewajiban untuk 3. Kesesuaian Prosedur
memberikan 4. Ketepatan
pertanggungjawaban atau Penyampaian
menjawab dan Laporan
menerangkan kinerja dan Mahmudi (2011)
tindakan seseorang atau didalam (Mada et
pimpinan suatu unit all, 2017)
organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau
yang berwenang meminta
pertanggungjawaban
berupa laporan.
Sumber : Data Diolah

51
Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala ordinal.

Skala ordinal adalah pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan

peringkat antar tingkatan, akan tetapi jarak atau interval antar tingkatan belum jelas.

Skala pengukuran sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.

Menurut Sugiyono (2017:93), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Penilaian tersebut didasarkan pada kuesioner yang telah diberikan pilihan jawaban

dari daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden sesuai dengan penilaian skala

likert menurut Sugiyono (2017:93) sebagai berikut :

Tabel 3.3
Pilihan Jawaban

Jawaban Pertanyaan Keterangan Jawaban


SS Sangat Setuju
S Setuju
R Ragu-Ragu
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju
Sumber : Data Diolah

Kemudian jawaban dalam kuesioner tersebut diberikan skor pada setiap

alternatif jawaban dari daftar pertanyaan yang diajukan pada responden sesuai dengan

bobotnya. Berdasarkan Sugiyono (2017:94), yaitu :

52
Tabel 3.4
Skor Jawaban
Skor Skor
Jawaban Keterangan
Pertanyaan Pertanyaan
Pertanyaan Jawaban
Positif Negatif
SS Sangat Setuju 5 1
S Setuju 4 2
R Ragu-Ragu 3 3
TS Tidak Setuju 2 4
STS Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber : Sugiyono (2017:94)

Setelah diberi skor pada jawaban, kemudian akumulasi jawaban kuesioner

dibandingkan dengan akumulasi jawaban yang diharapkan dan dikalikan 100%.

Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2013:68) dalam Riska (2018) :

∑ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟
𝑥 100%
∑ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka akan diperoleh kriteria untuk

pengambilan keputusan dengan menggunakan presentase yang dikemukakan olehh

Suharsimi Arikunto (2013:44) sebagai berikut :

1. Jika memiliki kesesuaian 81% - 100% : Sangat Baik

2. Jika memiliki kesesuaian 61% - 81% : Baik

3. Jika memiliki kesesuaian 41% - 60% : Cukup

4. Jika memiliki kesesuaian 21% - 41% : Kurang

5. Jika memiliki kesesuaian 0% - 21% : Sangat Kurang

Data diperoleh melalui kuesioner yang telah disebarkan kepada responden

penelitian. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner adalah sebagai berikut :

53
Tabel 3.5
Kuesioner Penelitian
Skor
No Pertanyaan
SS S KS TS STS
a. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
1 Semua penerimaan dan pengeluaran desa
dilaksanakan melalui rekening kas desa dan
didukung oleh bukti yang lengkap dan sah
2 Laporan keuangan yang disajikan telah
memuat dan mengungkapkan informasi
yang cukup memadai
3 Pemerintah desa telah mengikuti prosedur
pelaksanaan pendapatan, belanja desa dan
pembiayaan desa sesuai dengan jumlah
yang ditentukan
4 Penyusunan laporan pertanggungjawaban
memuat realisasi pendapatan, belanja desa
dan pembiayaan desa secara lengkap
5 Pemerintah desa tepat waktu dalam
menyusun laporan keuangan desa
6 Pemerintah desa tepat waktu dalam
menyerahkan laporan pertanggungjawaban
keuangan desa
7 Informasi anggaran dana desa bisa diakses
atau dilihat di website desa
8 Pemerintah desa tidak melakukan pungutan
sebagai penerimaan desa selain yang
ditetapkan dalam peraturan desa
9 Penggunaan biaya tak terduga terlebih
dahulu harus dibuat Rincian Anggaran
Biaya yang telah disahkan oleh Kepala
Desa
10 Pengadaan kegiatan yang mengajukan
pendanaan untuk melaksanakan kegiatan
harus disertai dengan dokumen Rencana
Anggaran Biaya

54
Skor
No Pertanyaan
SS S KS TS STS
b. Pemanfaatan Teknologi Informasi
1 Jaringan internet dengan kapasitas yang
memadai telah terpasang di kantor desa
2 Jaringan internet dimanfaatkan sebagai
penghubung antara aparatur dalam
pengiriman data dan informasi yang
dibutuhkan
3 Proses awal transaksi hingga pembuatan
laporan di pemerintahan desa dilakukan
secara terkomputerisasi
4 Proses akuntansi dilakukan secara
terkomputerisasi
5 Pengelolaan data menggunakan software
yang sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku
6 Website digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada masyarakat
7 Dalam melaksanakan tugas sub bagian
keuangan/akuntansi memiliki komputer
yang cukup
8 Laporan akuntansi dan manajerial
dihasilkan dari sistem informasi yang
terintegrasi
9 Adanya jadwal pemeliharaan komputer
secara teratur
10 Sub bagian keuangan/akuntansi telah
memanfaatkan jaringan internet di unit
kerja sebagai penghubung dalam
pengiriman informasi yang dibutuhkan
c. Partisipasi Masyarakat
1 Saat akan dilakukan pembangunan desa,
biasanya dilakukan musdes terlebih dahulu
2 Masyarakat mendapatkan informasi
mengenai pelaksanaan musdes

55
Skor
No Pertanyaan
SS S KS TS STS
3 Saat dilakukan musdes, masyarakat
mengusulkan anggaran untuk
lingkungannya masing-masing
4 Masyarakat ikut serta dalam evaluasi
pembangunan
5 Kesesuaian antara rencana dan
implementasi anggaran
6 Masyarakat terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan penyusunan
program-program penggunaan dana desa
7 Masyarakat mengusulkan rencana
Anggaran alternatif untuk BPD terhadap
rancangan anggaran desa untuk diajukan
kepada pemerintah daerah
8 Masyarakat terlibat secara aktif dalam
mengawasi dan melaporkan pelaksanaan
anggaran dana desa
9 Masyarakat secara aktif memberikan
penilaian terhadap pelaksanaan anggaran
10 Masyarakat memberikan penghargaan
terhadap keberhasilan pemerintah desa
dalam pengelolaan anggaran dana desa

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Objek dari suatu penelitian dapat berasal dari suatu populasi dan sampel dari

penelitian tersebut. Menurut Sugiyono (2019:126) definisi populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa yang
56
masuk di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Dalam buku Kecamatan

Jasinga Dalam Angka 2018 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten

Bogor, penduduk di Kecamatan Jasinga pada tahun 2017 adalah sejumlah 102,141

jiwa.

3.4.2 Sampel

Sugiyono (2019:127) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Probability Sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode pengambilan

sampel yang akan digunakan peneliti adalah convenience sampling.

Menurut Santoso dan Tjiptono (2001:89) “convenience sampling adalah

prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang paling mudah

dijumpai atau diakses”. Sedangkan menurut Uma Sekaran (2006:119) “convenience

sampling adalah kumpulan informasi-informasi dari anggota-anggota populasi yang

dengan setuju mau memberikan informasi tersebut. Dengan begitu, siapa saja yang

setuju memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti baik bertemu

secara langsung maupun tak langsung, dapat digunakan sebagai sampel pada

penelitian ini bila responden tersebut cocok sebagai sumber data”.

Jadi, convenience sampling adalah sebagai kumpulan informasi dari

anggota-anggota populasi yang mudah diperoleh dan mampu menyediakan informasi

tersebut. Dengan demikian, siapa saja yang dapat memberikan informasi baik secara
57
tidak sengaja atau kebetulan bertemu dengan peneliti, dapat digunakan sebagai

sampel, bila dilihat orang yang memberikan informasi-informasi tersebut cocok

sebagai sumber data.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2019:296). Dalam

penelitian ini data yang dikumpulkan melalui:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data mengenai penelitian

terdahulu, teori-teori yang mendukung dan data pendukung lainnya seperti buku-

buku, jurnal, masalah, literatur dan lainnya.

2. Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Sugiyono, 2017:142).

3. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan

secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Sugiyono (2014:145) observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

proses biologis dan psikologis.


58
4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan

informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang

berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono,

2015:329)

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah proses menghimpun atau pengumpulan, pemodelan dan

transformasi data dengan tujuan untuk menyortir dan memperoleh informasi yang

bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan dan mendukung pembuatan keputusan

penelitian. Supaya kesimpulan menjadi valid, maka data yang diperoleh sebaiknya

diuji terlebih dahulu kelayakannya. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan perhitungan statistik. Adapun tahapan analisis data yang akan

dilakukan untuk melakukan pengujian adalah sebagai berikut :

3.6.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas merupakan salah satu ciri penting dalam penelitian

keperilakuan karena dengan validitas dan reliabilitas sebuah pembuatan skala atau

alat ukur yang dibuat oleh peneliti untuk mengukur variabelnya dapat dipertanggung

jawabkan dengan jelas. Validitas dan reliabilitas memberikan gambaran keakuratan

dan ketepatan pengukuran yang dilakukan oleh peneliti terhadap variabel-variabel

yang diukur (Zulganef, 2013:80). Untuk memahami, berikut adalah penjelasan dari

Uji Validitas dan Reliabilitas (Imam Ghazali, 2013) :

59
1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

3.6.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum dan generalisasi (Sugiyono, 2019:206). Analisis ini bertujuan untuk

memberikan gambaran atau mendeskripsikan data dalam variabel yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi. Statistik deskriptif

menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel, sehingga

secara kontekstual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Penggunaan uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Tujuan lainnya
60
untuk memastikan bahwa didalam model regresi yang digunakan mempunyai data

yang terdistribusikan secara normal, bebas dari auto korelasi serta heterokedistisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara

untuk mendeteksi uji normalitas apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2017). Alat uji yang digunakan

adalah dengan menggunakan analisis grafik histogram dan grafik normal probability

plot. Adapun analisis grafik dan uji statistik sebagai berikut :

1. Metode Grafik

Metode grafik yang handal untuk meguji normalitas suatu data adalah dengan

melihat normal probability plot sehingga hampir semua aplikasi computer

statistic menyediakan fasilitas ini. Normal probability plot adalah

membandingkan distribusi kumulatif data yang sesungguhnya dengan

distribusi normal (hypothetical distribution), dimana :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis

diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar dan menjauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Metode Statistik

Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi

normalitas adalah menggunakan uji normalitas dengan Teknik


61
kolmogorovsmirnof. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka

probabilitas dengan kriteria :

a. Probabilitas > 0,05 maka hipotesis diterima karena data berdistribusi

secara normal.

b. Probabilitas < 0,05 maka hipotesis ditolak karena data tidak berdistribusi

secara normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2017).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini

tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesama variabel independen sama dengan nol. Menurut Ghozali (2017)

mengatakan bahwa untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam

model regresi adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai Tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat adanya multikolinearitas antar variabel independen dalam

model regresi.

b. Jika nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model

regresi.

62
3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak tejadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2017). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Melihat grafik plot

2. Uji Park

3. Uji Glester

3.6.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan

dengan ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas yang perlu diuji kebenarannya

dalam suatu penelitian. Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui

korelasi dari kedua variabel yang diteliti. Tahap-tahap dalam rancangan pengujian

hipotesis ini dimulai dengan penetapan hipotesisi nol (H0) dan hipotesisi alternatif

(Ha), pemilihan tes statistik, perhitungan nilai statistik dan penetapan tingkat

signifikan.

1. Regresi Berganda

Metode regresi berganda (Multiple Regression) dilakukan terhadap model

yang diajukan peneliti dalam menggunakan Software SPSS untuk memprediksi

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.


63
Adapun model persamaan analisis regresi untuk dua variabel menurut

Sugiyono (2017:192) adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2
…………………………………….Persamaan 2

Keterangan :

Y = Nilai variabel dependen

A = Konstanta, nilai Y apabila variabel X adalah nol

b1, b2 = Koefisien regresi multiple antara masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

X1, X2 = Nilai masing-masing variabel independen (X)

Arti koefisien b adalah jika nilai b positif (+) hal tersebut menunjukan

hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Dengan

kata lain, peningkatan atau penurunan variabel bebas akan disertai dengan

peningkatan atau penurunan vriabel tidak bebas.

Sedangkan jika nilai b negative (-) hal tersebut menunjukan hubungan yang

berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Setiap peningkatan variabel

bebas akan diikuti dengan penurunan variabel terikat dan begitupun sebaliknya.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2017).

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat


64
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua infomasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah independen yang dimasukkan ke dalam model. Karena dalam

penelitian ini menggunakan banyak variabel independen, maka nilai Adjusted R2

lebih tepat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Besar kecilnya nilai koefisien determinasi ini

menunjukkan besar kecilnya kontribusi variabel independen terhadap variabel

dependen. Menurut Sugiyono (2013:215) rumus koefisien determinasi adalah sebagai

berikut :

Kd = r2 x 100%
…………………………………….. Persamaan 3

Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi

r = Nilai koefisien korelasi

3. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel idependen

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2017).

Uji F atau sering kali disebut Uji Fisher merupakan uji simultan yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel-variabel independen yang diuji secara bersama-sama

atau keseluruhan terhadap variabel dependen. Tingkat signifikan (significant level)

yang sering digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05. Karena dinilai cukup ketat dalam
65
menguji hubungan variabel-variabel yang diuji atau menunjukkan bahwa korelasi

antara kedua variabel cukup nyata. Tingkat signifikan 0,05 artinya adalah

kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan mempunya probability 95% atau

toleransi kesalahan sebesar 5%. Menurut Sugiyono (2017:192) dalama arti

keseluruhan variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependennya.

Penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut :

𝑅 2⁄
𝐹= 𝐾
(1 − 𝑅 2 )
⁄(𝑛 − 𝑘 − 1)
………………………………………..… Persamaan 4

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda

K = Jumlah variabel independen

N = Jumlah anggota sampel

Untuk menguji hipotesis harus membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel dengan

menggunakan daftar tabel distribusi f dengan derajat kebebasan yaitu (df) = n – k – 1

dan tarifnya menggunakan 5% artinya peluang besar atau kecilnya risiko pada waktu

membuat kesalahan 0,05. Perbandingannya adalah sebagai berikut :

a. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

66
b. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

4. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dikatakan

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen apabila variabel tersebut memiliki

nilai signifikansi (sig) dibawah 0,05. Namun penilaian ini bisa dilakukan juga dengan

membandingkan nilai thitung dan ttabel dengan keputusan menerima atau menolak H0.

Untuk melihat pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan partisipasi masyarakat

terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa, hipotesis yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Secara Parsial :

H01 : β1 = 0 Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak berpengaruh


terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
Ha1 : β1 ≠ 0 Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
H02 : β2 = 0 Partisipasi Masyarakat tidak berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
Ha2 : β2 ≠ 0 Partisipasi Masyarakat berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
Secara bersama-sama atau simultan :

H03 : β1 = β2 = 0 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi


Masyarakat tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas
67
Pengelolaan Dana Desa.
Ha3 : β1 ≠ β2≠ 0 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi
Masyarakat berpengaruh terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Desa.

Dengan dasar keputusan yang akan diambil adalah sebagai berikut :

a. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi

Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

b. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi

Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Asal-usul Nama Jasinga

Jasinga adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat,

Indonesia. Jasinga terletak di sebelah barat kota Bogor yang berjarak sekitar 50 km

dan memiliki 16 Desa. Jasinga meliputi batas-batas Kecamatan Cigudeg di sebelah

timur, Kecamatan Tenjo di sebelah utara, Kabupaten Lebak di sebelah barat dan

Kecamatan Sukajaya di sebelah selatan.

Asal-usul nama Jasinga sendiri hingga kini masih terdapat berbagai versi.

Namun versi yang paling banyak diyakini dan diceritakan adalah bahwa Jasinga

berasal dari kata Jayasinghawarman, yang merupakan nama raja pertama dari

kerajaan Tarumanegara. Di Desa Pangradin, salah satu desa di Kecamatan Jasinga,

masyarakat setempat percaya bahwa dahulu kala raja dan para pembesar sering

beristirahat di sebuah bukit yang sekarang bernama bukit kaso, yang terletak di

kampung Pangradin I, Desa Pangradin.

Kata “Jasinga” saat ini adalah merupakan satu nama untuk desa atau

kecamatan yang ada di Bogor bagian Barat. Namun, jika berkaca pada sejarah, dalam

naskah sejarah yang ditulis dan dirangkum oleh Panitia Wangsakerta Panembahan

Cirebon, nama Jasinga terdapat dalam sejarah Lontar sebagai tempat rujukan untuk

melengkapi Kitab Negara Kretabhumi yang disusun untuk pedoman bagi raja-raja

69
Nusantara. Kitab itu disusun selama 21 tahun (1677-1698 M) pada masa-masa

genting yaitu beralihnya raja-raja di Nusantara ke dalam penjajahan Belanda. Lontar

itu berjudul ”Akuwu Desa Jasinga”.

4.1.2 Visi dan Misi Kecamatan Jasinga

Visi :

Terwujudnya pelayanan Kecamatan Jasinga yang adaptif dan dinamis menuju

pelayanan prima.

Misi :

1. Meningkatkan Pengelolaan dan Pendayagunaan Aparatur serta Sarana dan

Prasarana Kecamatan.

2. Meningkatkan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi di Bidang Pemerintahan,

Kesejahteraan Rakyat, Perekonomian, Pembangunan serta Ketentraman dan

Ketertiban Umum.

3. Meningkatkan Koordinasi dan Hubungan Kemitrakerjaan dengan Berbagai

Pihak Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan

Pembinaan Kemasyarakatan.

4.2 Deskripsi Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa yang masuk di wilayah

Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, dengan Teknik pengumpulan data melalui

survey yaitu pengisian angket atau kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Probability Sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap
70
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode pengambilan

sampel yang akan digunakan peneliti adalah convenience sampling.

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berusia minimal 17

tahun dan maksimal 45 tahun. Peneliti membagikan sebanyak 130 angket kepada

responden, namun beberapa responden tidak mengembalikan angket tersebut

sehingga hasil akhir angket yang diterima oleh peneliti dan data yang akan diolah

menggunakan SPSS adalah sebanyak 118. Penyebaran kuesioner ini dilakukan

dengan cara meminta kesediaan responden untuk meluangkan waktunya guna

mengisi kuesioner yang diberikan, kuesioner yang dimaksud yaitu kuesioner yang

sudah disusun sesuai dengan 3 (tiga) variabel penelitian yang diteliti oleh peneliti,

yaitu Pemanfaatan Teknologi Informasi, Partisipasi Masyarakat dan Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa.

Tabel 4.1
Hasil Kuesioner

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang disebar 130 100%

Kuesioner yang tidak dikembalikan 12 9,2%

Kuesioner yang diolah 118 90,8%


Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

71
4.2.1 Karakteristik Responden

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Beberapa karakteristik responden salah satunya adalah jenis kelamin. Dari

angket yang disebar diperoleh hasil responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase %


Pria 44 37%
Wanita 74 63%
Jumlah 118 100%
Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

Adapun penjelasan mengenai data responden yang disajikan dalam bentuk

gambar grafik, yaitu sebagai berikut :

37%

63%

Pria Wanita

Gambar 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

72
Berdasarkan Tabel 4.2 dan gambar 4.1, dapat diketahui bahwa masyarakat

yang berada di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, yang mengisi kuesioner adalah

sebanyak 44 orang atau sebesar 37% berjenis kelamin pria dan sebanyak 74 orang

atau sebesar 63% berjenis kelamin wanita.

2. Berdasarkan Usia

Karakteristik responden yang selanjutnya adalah berdasarkan usia. Dari

angket yang disebar diperoleh hasil responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3
Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase %


< 21 tahun 16 13%
21 - 29 tahun 81 69%
30 - 38 tahun 9 8%
> 38 tahun 12 10%
Jumlah 118 100%
Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

Adapun penjelasan mengenai data responden yang disajikan dalam bentuk

gambar grafik, yaitu sebagai berikut :

73
10% 13%
8%

69%

< 21 tahun 21 - 29 tahun 30 - 38 tahun > 38 tahun

Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia


Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.2 berikut, dapat diketahui bahwa

masyarakat yang berada di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, menunjukkan

bahwa yang mengisi kuesioner dan berusia minimal 17 tahun dan <21 tahun sebanyak

16 orang atau sebesar 13%, yang berusia 21 tahun hingga 29 tahun sebanyak 81 orang

atau sebesar 69%, yang berusia 30 tahun sampai 38 tahun sebanyak 9 orang atau 8%,

dan yang berusia >38 tahun dan maksimal 45 tahun sebanyak 12 orang atau sebesar

10%.

3. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden yang selanjutnya adalah berdasarkan pendidikan

terakhir. Dari angket yang disebar diperoleh hasil responden berdasarkan usia dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

74
Tabel 4.4
Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Responden Presentase %


Tidak Sekolah/
3 2%
Tidak Lulus SD
SD 7 6%
SMP 9 8%
SMA 41 35%
Perguruan Tinggi 58 49%
Jumlah 118 100%
Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

Adapun penjelasan mengenai data responden yang disajikan dalam bentuk

gambar grafik, yaitu sebagai berikut :

2%

6%
8%

49%

35%

Tidak Sekolah/ Tidak Lulus SD SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Gambar 4. 3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3 berikut, dapat diketahui bahwa

masyarakat yang berada di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, yang mengisi

75
kuesioner menunjukan bahwa yang tidak sekolah atau tidak lulus SD sebanyak 3

orang atau sebesar 2%, yang berpendidikan SD sebanyak 7 orang atau sebesar 6%,

yang berpendidikan SMP sebanyak 9 orang atau sebesar 8%, yang berpendidikan

SMA sebanyak 41 orang atau sebesar 35% dan yang lulus perguruan tinggi sebanyak

58 orang atau sebesar 49%.

4. Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden yang terakhir adalah berdasarkan pekerjaan. Dari

angket yang disebar diperoleh hasil responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5
Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan

Jabatan Jumlah Responden Persentase %


PNS/Pensiunan PNS 6 5%
Polri/TNI/Pensiunan 0 0%
Pegawai Swasta/Wiraswasta 40 34%
Ibu Rumah Tangga 15 13%
Buruh/Petani 6 5%
Lainnya 51 43%
Jumlah 118 100%
Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

Adapun penjelasan mengenai data responden yang disajikan dalam bentuk

gambar grafik, yaitu sebagai berikut :

76
0%
5%

43%
34%

13%

5%

PNS/Pensiunan PNS Polri/TNI/Pensiunan Pegawai Swasta/Wiraswasta


Ibu Rumah Tangga Buruh/Petani Lainnya

Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan


Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.4 berikut, dapat diketahui bahwa

masyarakat yang berada di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, yang mengisi

kuesioner menunjukan bahwa yang bekerja sebagai PNS atau pensiunan PSN

sebanyak 6 orang atau sebesar 5%, yang bekerja sebagai pegawai swasta atau

wiraswasta ssebanyak 40 orang atau sebesar 34%, yang bekerja sebagai ibu rumah

tangga sebanyak 15 orang atau sebesar 13%, yang bekerja sebagai buruh atau petani

sebanyak 6 orang atau sebesar 5%, yang bekerja pada bidang lainnya sebanyak 51

orang atau sebesar 43%. Sedangkan untuk pekerjaan di bidang polri atau TNI atau

pensiunan tidak ada yang menjadi responden pada penelitian ini.

77
4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Uji Kualitas Data

Uji kualitas data adalah uji yang digunakan dalam penelitian dan kuesioner

sebagai instrumen penelitian, dengan tujuan agar data yang diperoleh dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Uji kualitas data terdiri atas uji validitas dan

uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi pearson dan

pengolahan datanya menggunakan software SPSS, Statistics v.25.0 for Windows.

Syarat yang digunakan untuk menilai apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner

itu valid adalah r hitung > r tabel. Dengan taraf signifikan a = 0,05 dengan jumlah

responden sebanyak 116 (118-2) atau df = N-2 dalam penelitian ini diperoleh r tabel

sebesar 0,179. Jika r hitung > r tabel maka instrumen tersebut dinyatakan valid.

Berikut adalah hasil perhitungan pengujian validitas :

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1)

Item Pertanyaan r Tabel r Hitung Keterangan

Butir 1 0,179 0,702 Valid


Butir 2 0,179 0,722 Valid
Butir 3 0,179 0,822 Valid
Butir 4 0,179 0,815 Valid
Butir 5 0,179 0,683 Valid
Butir 6 0,179 0,681 Valid

78
Butir 7 0,179 0,763 Valid
Butir 8 0,179 0,796 Valid
Butir 9 0,179 0,784 Valid
Butir 10 0,179 0,799 Valid
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Untuk variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1), dari 10 pertanyaan

yang diuji terdapat 10 item pertanyaan yang valid. Sehingga tidak harus dilakukan

proses trimming atau menghilangkan instrumen yang tidak valid. Kesimpulan dari

perhitungan validitas di atas menunjukan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi

valid terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Masyarakat (X2)

Item Pertanyaan r Tabel r Hitung Keterangan

Butir 1 0,179 0,871 Valid


Butir 2 0,179 0,862 Valid
Butir 3 0,179 0,854 Valid
Butir 4 0,179 0,873 Valid
Butir 5 0,179 0,872 Valid
Butir 6 0,179 0,865 Valid
Butir 7 0,179 0,780 Valid
Butir 8 0,179 0,885 Valid
Butir 9 0,179 0,856 Valid
Butir 10 0,179 0,635 Valid
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

79
Untuk variabel Partisipasi Masyarakat (X2), dari 10 pertanyaan yang diuji

terdapat 10 item pertanyaan yang valid. Sehingga tidak harus dilakukan proses

trimming atau menghilangkan instrumen yang tidak valid. Kesimpulan dari

perhitungan validitas di atas menunjukan bahwa Partisipasi Masyarakat valid

terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y)

Item Pertanyaan r Tabel r Hitung Keterangan

Butir 1 0,179 0,884 Valid


Butir 2 0,179 0,890 Valid
Butir 3 0,179 0,865 Valid
Butir 4 0,179 0,856 Valid
Butir 5 0,179 0,873 Valid
Butir 6 0,179 0,870 Valid
Butir 7 0,179 0,829 Valid
Butir 8 0,179 0,857 Valid
Butir 9 0,179 0,868 Valid
Butir 10 0,179 0,768 Valid
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Untuk variabel Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y), dari 10

pertanyaan yang diuji terdapat 10 item pertanyaan yang valid. Sehingga tidak harus

dilakukan proses trimming atau menghilangkan instrumen yang tidak valid.

Kesimpulan dari perhitungan validitas di atas menunjukan bahwa Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa valid.

80
2. Uji Reliabilitas

Realibilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan

yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis, dalam hal ini digunakan teknik penilaian Cronbach Alpha. Jika nilai

Cronbach Alpha dari suatu variable lebih besar dari 0,6 maka item pertanyaan yang

diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki realibel yang memadai.

Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka

item pertanyaan tersebut tidak realibel.

Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas

Item Pertanyaan r Tabel r Hitung Keterangan

Pemanfaatan Teknologi
0,179 0,912 Reliabel
Informasi (X1)
Partisipasi Masyarakat (X2) 0,179 0,951 Reliabel
Akuntabilitas Pengelolaan
0,179 0,957 Reliabel
Dana Desa (Y)
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas semua variabel mempunyai

reliabilitas yang baik dengan taraf signifikan 5%. Pada tabel 4.10 terlihat bahwa r

hitung lebih besar dari r tabel, reliabilitas yang diperolah untuk variabel Pemanfaatan

Teknologi Informasi (X1) yaitu 0,912 > 0,179; untuk variabel Partisipasi Masyarakat
81
(X2) yaitu 0,951 > 0,179; untuk variabel Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y)

yaitu 0,957 > 0,179. Dengan demikian, setiap item pertanyaan dalam instrumen

tersebut dapat dianalisa lebih lanjut.

4.3.2 Uji Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran

atau mendeskripsikan data dalam variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

minimum, maksimum dan standar deviasi.

Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pemanfaatan Teknologi 118 22 50 39.17 5.930
Informasi
Partisipasi Masyarakat 118 11 50 39.71 7.436
Akuntabilitas Pengelolaan 118 10 50 39.42 7.177
Dana Desa
Valid N (listwise) 118
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden adalah

sebanyak 118 orang. Dari variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi memiliki nilai

rata-rata sebesar 39,17, dengan standar deviasi sebesar 5,930, nilai maximum sebesar

50 dan nilai minimum sebesar 22. Variabel Partisipasi Masyarakat memiliki nilai

rata-rata sebesar 39,71, dengan standar deviasi sebesar 7,436, nilai maximum sebesar

50 dan nilai minimum sebesar 11. Terakhir adalah variabel Akuntabilitas Pengelolaan

Dana Desa memiliki nilai rata-rata sebesar 39,42, dengan standar deviasi sebesar

7,177, nilai maximum sebesar 50 dan nilai minimum sebesar 10.

82
4.3.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas tujuannya untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model

regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji

normalitas dilakukan melalui pengujian non-pametrik Kolmogrov-Smirnov

(Kolmogrov Smirnov Test). Pedoman atau pengambilan keputusan tentang data

tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogrov-

Smirnov Z (1-Sample K-S) dapat dilihat dari Imam Ghazali (2016) :

a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal.

Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 118
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.00680868
Most Extreme Differences Absolute .103
Positive .063
Negative -.103
Test Statistic .103
Monte Carlo Sig. (2- Sig. .150d
tailed) 99% Confidence Interval Lower Bound .141
Upper Bound .160
a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25
83
Berdasarkan tabel 4.11 diatas dari Kolmogorov Smirnov menunjukan nilai

signifikansi variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi, Partisipasi Masyarakat dan

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa sebesar 0,150 yang berarti nilai signifikansi

dari variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi, Partisipasi Masyarakat dan

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa ini menunjukan angka yang lebih besar dari

taraf signifikannya (a = 0,05). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa

variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi, Partisipasi Masyarakat dan Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa dalam penelitian ini memiliki data yang terdistribusi normal.

Selain menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, untuk mengetahui data

terdistribusi normal atau tidaknya dapat dilihat juga melalui grafik normal P-Plot of

Regression Statistics. Kondisi garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Ghozali (2016) mengungkapkan dasar pengembilan keputusan dengan analisis grafik

probability plot adalah :

1. Jika titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

84
Gambar 4.5 Normal P-Plot of Regression S
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Pada gambar 4.5 menunjukkan adanya persebaran data (titik) pada sumbu

diagonal yang mendekati garis diagonal. Berdasarkan pedoman uji normalitas

mengatakan bahwa jika persebaran data (titik) mengikuti atau mendekati garis normal

maka suatu penelitian dapat dikatakan normal. Melihat hal tersebut maka dapat

disimpulkan penelitian ini memenuhi uji normalitas. Berdasarkan pada gambar 4.5

hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikan dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z

statistik adalah lebih besar dari 0,05.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas tujuannya untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen).

85
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Pemanfaatan Teknologi Informasi .417 2.397
Partisipasi Masyarakat .417 2.397
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Berdasarkan hasil pengujian Multikolinearitas yang dapat dilihat pada tabel

4.12, terlihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada tabel variabel

independen memiliki nilai di bawah 10, yaitu untuk Pemanfaatan Teknologi

Informasi dan Partisipasi Masyarakat bernilai 2,397. Demikian juga angka Tolerance

lebih dari 0,1, yaitu nilai tolerance untuk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat adalah 0,417. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolinearitas antara variabel bebas (independen).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dan residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut

Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau

yang tidak Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas pada penelitian

ini menggunakan Glejser Test. Pengujian ini membandingkan signifikan dari uji ini

86
apabila hasilnya memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 atau 5%. Jika nilai

signifikan di atas 5% maka disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:105). Selain itu, untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas pada penelitian ini juga dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (SRESID) dengan residualnya (ZPRED).

Tabel 4.13
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.957 1.258 1.555 .123
Pemanfaatan Teknologi .013 .049 .039 .271 .787
Informasi
Partisipasi Masyarakat -.006 .039 -.024 -.166 .868
a. Dependent Variable: AbsRES
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Dari hasil di atas, didapatkan nilai signifikansi untuk variabel Pemanfaatan

Teknologi Informasi sebesar 0,787 dan nilai signifikansi untuk variabel Partisipasi

Masyarakat sebesar 0,868. Hal ini menjelaskan bahwa masing–masing variabel tidak

ada gejala heteroskedastisitas karena variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat memiliki nilai signifikan lebih dari 0.05 atau 5%.

87
Gambar 4. 6 Hasil Uji Scatterplot
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa data yang digunakan telah tersebar dan

tidak membentuk suatu pola tertentu maka disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas.

4.3.4 Uji Hipotesis

1. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), apakah masing–masing

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami peningkatan atau

penurunan. Hasil analisis regresi linier berganda ditujukan oleh tabel berikut :
88
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .788 1.877 .420 .675
Pemanfaatan Teknologi .290 .073 .239 3.956 .000
Informasi
Partisipasi Masyarakat .687 .058 .712 11.775 .000
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Persamaan yang diperolah dari proses analisis adalah sebagai berikut :

Y = 0,788 + 0,290X1 + 0,687X2

Dari model persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tanpa dipengaruhi nilai X rata-rata Y adalah 0,788 dengan asumsi variabel lain

tetap.

2. Koefisien regresi X1 sebesar 0,290 dan bernilai positif menunjukan korelasi antar

variabel tersebut searah. Artinya, jika X naik maka variabel Y akan naik. Hal ini

menunjukan bahwa setiap peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi akan

meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa dengan asumsi variabel

lainnya adalah konstan.

3. Koefisien regresi X2 sebesar 0,687 dan bernilai positif menunjukan korelasi antar

variabel tersebut searah. Artinya, jika variabel X naik maka variabel Y akan naik.

Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan variabel Partisipasi Masyarakat

89
akan meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa dengan asumsi variabel

lainnya konstan.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk menguji seberapa besar

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil dari

koefisien determinasi disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .908a .824 .821 3.033
a. Predictors: (Constant), Partisipasi Masyarakat, Pemanfaatan Teknologi Informasi
b. Dependent Variable: Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui besarnya koefisien determinasi,

yaitu :

𝐾𝑑 = 𝑟 2 𝑥 100%

= (0,908)2 𝑥 100%

= 82,4 %

Berdasarkan tabel dan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa

koefisien determinasi adalah sebesar 0,821 yang berarti Akuntabilitas pengelolaan

dana desa (Y) dipengaruhi oleh Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1), Partisipasi

90
Masyarakat (X2) sebesar 82,4% sedangkan sisanya 0,176 atau 17,6% dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.

3. Uji Simultan (Uji F)

Uji F menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat

yang diuji. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel

pada taraf signifikansi (0,05) = 5%. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4969.028 2 2484.514 270.111 .000b
Residual 1057.785 115 9.198
Total 6026.814 117
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
b. Predictors: (Constant), Partisipasi Masyarakat, Pemanfaatan Teknologi Informasi
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Nilai Fhitung di atas dibandingkan dengan Ftabel distribusi F dimana nilai Ftabel

pada taraf 5% dengan df = n – k – 1 = 118 – 2 – 1 = 115 adalah 3,073. Nilai F hasil

perhitungan di atas yaitu 270,11 lebih besar dari Ftabel 3,073.

Tabel 4.17
Kesimpulan Hasil Secara Keseluruhan
Nilai F hitung Nilai F tabel Kesimpulan

270,11 3,073 Signifikan

Sumber : Hasil olah data pada tahun 2021


91
Dari tabel 4,16 di atas terlihat bahwa nilai Fhitung adalah 270,11 yang berarti

lebih besar daripada nilai Ftabel yaitu 3,073, sehingga hasil pengujian yang diperoleh

signifikan dan dapat disimpulkan bahwa variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi

(X1) dan Partisipasi Masyarakat (X2) jika diuji bersama-sama atau serempak

berpengaruh signifikan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

4. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2016:97). Hasil uji statistik t adalah sebagai berikut :

Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .788 1.877 .420 .675
Pemanfaatan .290 .073 .239 3.956 .000
Teknologi Informasi
Partisipasi .687 .058 .712 11.775 .000
Masyarakat
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25

Untuk menguji sejauh mana pengaruh masing-masing variabel yakni

pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi Masyarakat terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa, maka digunakan uji signifikan dengan

92
menggunakan tabel distribusi t dan taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar

1,980 yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi

Hasil uji t untuk variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1) terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y) di atas dapat dilihat bahwa hasil

hipotesis yang pertama thitung menunjukan nilai 3,956 sedangkan untuk ttabel

nilainya adalah sebesar 1,980, berarti thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,956 >

1,980 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena tingkat signifikan lebih kecil

dari pada 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa H1 diterima, ini menunjukan

bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

2. Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana

Desa

Hasil uji t untuk variable Partisipasi Masyarakat (X2) terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa (Y) di atas dapat dilihat bahwa hasil hipotesis yang

kedua thitung menunjukan nilai 11,775 sedangkan untuk ttabel nilainya adalah

sebesar 1,980, berarti thitung lebih besar dari ttabel yaitu 11,775 > 1,980 dengan

tingkat signifikan 0,000. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari pada 0,05

maka hal ini membuktikan bahwa H2 diterima, ini menunjukan bahwa

Partisipasi Masyarakat berpengaruh signifikan terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa.

93
Kesimpulan dari hasil uji t di atas adalah Pemanfaatan Teknologi Informasi

dan Partisipasi Masyarakat secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

4.3.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian yang peneliti lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. H1 : Pengaruh Secara Simultan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

Penelitian ini menguji apakah Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Partisipasi Masyarakat secara simultan berpengaruh terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa. Dari hasil uji statistik F menunjukan bahwa nilai

signfikan variabel dependen atau Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa yaitu

0,000 dengan nilai F sebesar 270,11 artinya signifikan yang dimilikin variabel

dependen kurang dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung > Ftabel yaitu

270,11 > 3,073. Hal ini menyatakan bahwa H1 diterima. Sehingga seluruh

variabel independen yaitu Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi

Masyarakat berpengaruh secara simultan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan

Dana Desa. Selain itu dapat dilihat dari uji koefisien determinasi r square

diperoleh nilai sebesar 0,824 atau 82,4% yang menunjukan bahwa

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa dipengaruhi oleh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Partisipasi Masyarakat sebanyak 82,4%.

2. H2 : Pengaruh Secara Parsial Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa


94
Penelitian selanjutnya yaitu peneliti menguji bagaimana pengaruh secara

parsial Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan

Dana Desa. Pada hasil uji statistik t, hasil signifikan dari variabel

Pemanfaatan Teknologi Informasi yaitu 0,000 dengan nilai t senilai 3,956

yang artinya signifikansi yang dimiliki oleh Pemanfaatan Teknologi Informasi

kurang dari 0,05 yaitu 0,000 <0,05. Sedangkan nilai thitung > ttabel yaitu sebesar

3,956 >1,980. Hal ini menyatakan bahwa H2 diterima dan dapat dikatakan

bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

3. H3 : Pengaruh Secara Parsial Partisipasi Masyarakat terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

Penelitian selanjutnya yaitu peneliti menguji bagaimana pengaruh secara

parsial Partisipasi Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

Pada hasil uji statistik t, hasil signifikan dari variabel Partisipasi Masyarakat

yaitu 0,000 dengan nilai t senilai 11,775 yang artinya signifikansi yang

dimiliki oleh Partisipasi Masyarakat kurang dari 0,05 yaitu 0,000 <0,05.

Sedangkan nilai thitung > ttabel yaitu sebesar 11,775 >1,980. Hal ini menyatakan

bahwa H3 diterima dan dapat dikatakan bahwa Partisipasi Masyarakat

berpengaruh signifikan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

95
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pemanfaatan

Teknologi Informasi Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan

Dana Desa pada Kantor Desa yang berada pada wilayah Kecamatan Jasinga,

Kabupaten Bogor, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai Pemanfaatan

Teknologi Informasi pada Kantor Desa yang berada pada wilayah Kecamatan

Jasinga, Kabupaten Bogor, sudah dimanfaatkan dengan baik.

2. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai Partisipasi

Masyarakat pada Kantor Desa yang berada pada wilayah Kecamatan Jasinga,

Kabupaten Bogor sudah berjalan dengan baik.

3. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa pada Kantor Desa yang berada pada wilayah

Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor telah terwujud.

5.2 Saran

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan diatas, adapun saran bagi

peneliti selanjutnya agar dapat memperluas penelitian ini dengan meneliti

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas pengelolaan dana desa

96
yang mana belum dibahas dalam penelitian ini seperti, kompetensi aparatur,

tingkat pendidikan dan ketaatan laporan keuangan. Peneliti selanjutnya juga

bisa menambah sampel atau desa yang akan diteliti.

b. Bagi Pemerintah Desa

Pemerintah desa dapat meningkatkan akuntabilitas pengelolaan dana desa

dengan cara meningkatkan kemampuan dan keahlian aparatur pengelola dana

desa melalui pelatihan atau sosialisasi kebijakan dalam memaksimalkan

pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana prasarana dalam pengelolaan

dana desa. Pemerintah desa juga memberi kepercayaan terhadap masyarakat

agar program-program desa dapat terealisasikan dengan bantuan masyarakat

agar tercapai hasil yang tepat sasaran.

c. Bagi Pihak Lain

Bagi pihak lain, agar dapat mencari dan menambah wawasan dengan meneliti

faktor-faktor lain yang memengaruhi akuntabilitas pengelolaan dana desa yang

mana belum dibahas dalam penelitian ini seperti, komitmen organisasi, budaya

organisasi ataupun tingkat pendidikan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan Ruang Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa pada wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten

Bogor. Dengan demikian hasil penelitian ini mungkin akan berbeda jika

dilakukan ditempat yang berbeda.

97
2. Keterbatasan Objek Penelitian

Penelitian ini hanya meneliti pemanfaatan teknologi informasi dan partisipasi

masyarakat terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa.

3. Keterbatasan Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 118 responden yang diambil dari

masyarakat desa yang berada pada wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten

Bogor.

4. Keterbatasan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan

menyebarkan angket/kuesioner secara online sebagai salah satu langkah

penerapan pembatasan sosial dalam masa pandemi COVID-19. Dengan

demikian hasil penelitian ini mungkin akan berbeda jika dilakukan pada situasi

yang kondusif dan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda.

Dari beberapa keterbatasan yang peneliti sebutkan di atas, maka dapat

dikatakan inilah keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan. Meskipun banyak

hambatan dan keterbatasan, namun peneliti bersyukur penelitian ini dapat

terselesaikan dengan lancar.

98
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Muhammad Iqbal, 2012. Pengelolaan Keuangan Daerah: Seri
Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Edisi 3. Yogyakarta:
Unit Penerbit dan Percetekan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Adi, Isbandi Rukminto, 2007, Perencanaan Partisiporis Berbasis Aset Komunitas.


Dari Pemikiran Menuju Penerapan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi., 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan


ke-15, Jakarta: Rineka Cipta

Ary H. Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Atiningsih, S., & Ningtyas, A. C. (2019). Pengaruh kompetensi aparatur pengelola


dana desa, partisipasi masyarakat dan sistem pengendalian internal terhadap
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Terapan, 10(1), 14-25. http://dx.doi.org/10.36694/jimat.v10i1.182

Aulia, P., Agusti, R., & Julita (2018). Pengaruh kompetensi aparatur pengelola dana
desa, komitmen organisasi pemerintah desa, pemanfaatan teknologi
informasi, dan partisipasi masyarakat terhadap akuntabilitas pengelolaan
dana desa di Kabupaten 50 Kota. JOM FEB (Jurnal Online Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Bisnis), 1(1), 1-15.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFEKON/article/view/21729

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2007. Akuntabilitas Instansi


Pemerintah. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2018, Kecamatan Jasinga Dalam Angka
2018. Bogor: BPS Kabupaten Bogor.

Budiana, D. A., Said, D., & Nursini. (2019). The Effect of Village Device
Competencies and Internal Control System on Accountability of Village
Management. Scientific Research Journal, VII (1), 10-20. www.scirj.org/jan-
2019-paper.php?rp=P0119599

Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta: UGM


Press.
Crowe, Jessica. 2011. New Challengers for Leadership and Accountability in Local
Public Services in England. International Journal of Leadership in Public
Services, Vol. 7 Iss 3. pp. 206 – 217

Darwanis dan Desi Dwi Mahyani, 2009, Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengendalian Intern Akuntansi
Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal
Telaah & Riset Akuntansi Vol. 2. No. 2 Juli 2009 Hal. 133-151

Depdikbud, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku Satu. Jakarta: Balai Pustaka
Utama

Devas, Nick dan Grant, Ursula. 2003. Local Governent Decision Making-Citizen
Participation and Local Accountability: Some Evidence From Kenya and
Uganda. Public Administration and Development. Vol. 23, Page 307-306.

Dewi, N. K., & Gayatri. (2019). Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Desa. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 26,
No. 2, 1269-1298. https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v26.i02.p16

Djalil, Rizal. 2014. Akuntabilitas Keuangan Daerah. Jakarta: Rmbooks PT. Wahaya
Semesta Intermedia.

Donaldson, L., & Davis, J. H. 1991. Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management,
16: 49-64.

Ebrahim, Alnoor. 2003. Accountability In Practice: Mechanisms for NGO’s. World


Development. Vol. 31, No. 5, page 813-829.

Edison, Emron., Yohny Anwar., dan Imas Komariyah, 2016, Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung : CV. Alfabeta.

Enggar Wahyuning Pahlawan, (2020). Pengaruh kompetensi aparatur desa, sistem


pengendalian internal, pemanfaatan teknologi informasi dan partisipasi
masyarakat terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa, Vol. 2, No. 2
(2020). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/iaj/article/view/29261

Ferdiansyah, 2018, Pengaruh Komunikasi Terhadap Efektivitas Organisasi (Studi


Kasus Pada Pihak Struktural SMK Letris Indonesia 2 Pamulang).
KREATIF: Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang. Vol, 6,
No. 2, April 2018
Ghozali, Imam., 2013, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam dan Ratmono, Dwi. 2017. Analisis Multivariat dan Ekonometrika
dengan Eviews 10. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul., 2008, Akuntansi Keuangan Daerah Edisi Revisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.

Hamsinar, 2017, Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Akuntabilitas Dan Transparansi


Kebijakan Publik Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus Kabupaten Pinrang). (Skripsi Program Studi Akuntansi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia). Didapat dari
repositori.uin-alauddin.ac.id/3877/1/Hamsinar.pdf

H.A.R. Tilaar, 2009, Kekuasaan dan Pendidikan: Kajian Menejemen Pendidikan


Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rinika Cipta.

Hassan Shadily., 1993, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Huque, A. Shafiqul., 2011. Accountability and Governance: Strengthening


Extrabureaucratic Mechanisms in Bangladesh. Internasional Journal of
Productivity and Performance Management, Vol. 60 Iss.1. pp. 59-74.
Canada: Mc. Master University.

Jensen & Meckling, 1976, The Theory Of The Firm : Managerial Behavior, Agency
Cost, And Ownership Structure, jurnal of Financial and Economics, 3:3015-
360.

Kasandra, Ni Made Ayu, dan Gede Juliarsa, 2016, Pengaruh Kualitas Penerapan
SIA, Pemanfaatan Dan Kepercayaan Teknologi Inforamasi Pada Kinerja
Karyawan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 14, No. 1.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/download/11420/11857.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2017, Buku Saku Dana Desa.

Kenis, I., 1979. Effects of Budgetary Goal Characteristics on Managerial Attitudes


and Performance. The Accounting Review Vol. LIV No. 4. pp 707.

Kim, Soojin., dan Schachter, Hindy Lauer. 2013. Citizen Participation in The Budget
Process and Local Government Accountability. Case Studies of
Organizational Learning from the United States and South Korea. Public
Performance and Management Review. Vol. 36, No. 3, Page 456-471.

Koentjaraningrat, 1990, Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Khaeril Wahyu Perdana, 2018, Pengaruh Kompetensi Aparat Pengelola Dana Desa,
Komitmen Organisasi Pemerintah Desa, Partisipasi Masyarakat, Dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Dana Desa di Kabupaten Bantul. Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogyakarta.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2000. Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah: Modul
Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Institut Pemerintah. Lembaga
Administrasi Negara (LAN) RI.

Lestari, A. K. D., Atmadja, A. T., & Adiputra, I. M. P. 2019. Membedah


Akuntabilitas Praktik Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman
Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi
Bali (Sebuah studi interpretif pada organisasi publik non pemerintahan).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Undiksha, 2(1), 1-12.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak /article/view/2253

Mada, S. Lintje K. 2017. Pengaruh Kompetensi Aparat Pengelola Dana Desa,


Komitmen Organisasi Pemerintah Desa, dan Partisipasi Masyarakat
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Di Kabupaten Gorontalo.
Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing. Hal 106–115.

Maflikhah, Nur. 2010. Peran Teknologi Informasi Pada Niat Untuk Mendorong
Kwoledge Sharing Karyawan Sekretariat Daerah Pemerintah Kota
Surakarta (Sebuah Pengujian Terhadap Teori Difusi Inovasi). Jurnal
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.Surakarta.

Mahmudi, 2011. Akuntansi Sektor Publik. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UII Press.

Mahmudi, 2013, Manajemen Kinerja Sektor Publik. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN, Yogyakarta.

Maradina, Julian (2019), Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Opini


Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017). Jurnal Ilmiah
Akuntansi Universitas Pamulang, Vol. 7, No. 1, Januari 2019
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Mardiasmo. 2012. Akuntansi Keuangan Dasar. Yogyakarta: BPFE.

Masiyah Kholmi, 2011, Akuntabilitas dalam Perspektif Teori Agensi, Vol. 2 No. 02
(2011), Journal of Innovation in Business & Economics.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jibe/article/view/4694

Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya


Pemberdayaan: sebuah buku pegangan bagi para praktisi lapangan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Noordiawan, Dedi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Nuryanto, Hery (2012). Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan


Komunikasi. Jakarta, Balai Pustaka

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.07/2017 Tentang Perubahan Kedua


atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 Tentang
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Perubahan


Pegelolaan Keuangan Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan


Daerah yang Direvisi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2016 Tentang Perubahan


Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa
yang Bersumber dari APBN.

Rahmi Fajri, 2015, Akuntabilitas Pemerintah Desa pada Pengelolaan Alokasi Dana
Desa (Studi pada Kantor Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten
Malang), Vol. 3, No. 7 (2015).
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/9
20

Razi, Riska Fahrul. 2017. Pengaruh Ketaatan terhadap Peraturan Perundangan,


Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Akuntansi dan Kompetensi
Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. JOM Fekon Vol. 4 No. 1.

Riyanto, Teguh. 2015. Akuntabilitas Finansial dalam Pengelolaan Alokasi Dana


Desa (ADD) di Kantor Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu
Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal Administrasi Negara. Vol. 3, No.1.
Hal. 119-130.

Sapartiningsih, Dwi, dkk. 2018, Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya


Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Partisipasi Anggaran dan
Pengawasan Terhadap Akuntabilitas Dana Desa. Jurnal Akuntansi dan
Sistem Informasi. Vol. 10, No. 1 (2019): 100-114.

Sakinah Nadir, 2013, Otonomi Daerah dan desentralisasi Desa: Menuju


Pemberdayaan Masyarakat Desa, Vol. 1, No. 1 (2013), Jurnal Politik
Profetik http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpp/article/view/1621

Setiawan, Andi, Muhtar Haboddin, dan Nila Febri Wilujeng. 2017. Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo Kabupaten Jombang Tahun
2015. Jurnal Politik Indonesia. Vol. 2 No.1. ISSN 2477-8060. Hal. 1-17.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Siti Irene Astuti D., 2009, Desentralisasi dan Partisipasi dalam Pendidikan.
Yogyakarta: UNY.

Sugiarti, E., & Yudianto, I. 2017. Analisis Faktor Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi Penganggaran
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa. Profesionalisme Akuntan
Menuju Sustainable Business Practice (PROCEEDINGS), 580-590.
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/8578

Sugiarto., 2014, Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka

Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono., 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sugiyono., 2019, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan ke


satu, Bandung: Alfabeta
Sujarweni, V. Wiratna., 2015. Akuntansi Desa: Panduan Tata Kelola Keuangan
Desa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Suryani, Lely (2019), Teknologi Informasi, Profesionalisme Account Representative


Dan Aplikasi E-Tax Terhadap Penerimaan Pajak. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Universitas Pamulang, Vo. 7, No. 1, Januari 2019

Syamsi, Syahrul., 2014, Partisipasi Masyarakat dalam Mengontrol Penggunaan


Anggaran Dana Desa. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol. 3, No. 1.

Thomas S. Kaihatu., 2006, Good Corporate Governance dan Penerapannya di


Indonesia, Vol. 8, No. 1 (2006).
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/16505

Thompson Ronald, Christoper A and Howell Jane. 1991. Personal Computing :


Toward a Conceptual Model of Utilization. MIS Quarterly. March 1991

Uma Sekaran, 2006. Metode Penelitiaan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Umaira, S., & Adnan. 2019. Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Kompetensi Sumber
Daya Manusia dan Pengawasan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana
Desa (Studi Kasus pada Kabupaten Aceh Barat Daya). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Vol. 4, No. 3, 471-481.
https://doi.org/10.24815/jimeka.v4i3.12580

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan


Daerah

Utami, Sofyan. 2013. Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap


Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Pemoderasi Partisipasi
Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik. Jurnal WRA, Vol. 1, No. 1
April 2013.

Wafirotin, K. Z., & Septiviastuti, U. (2019). The Effect of Transparency, Community


Participation and Accountability on Management of Village Funds in
Ponorogo Regency. Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi, Vol. 14, No. 1, 31-
44. https://doi.org/10.24269/EKUILIBRIUM.V14I1.1527
Wahyudi, Johan. 2010. Pengaruh Sumber Daya Manusia dan pemanfaatan Teknologi
Informasi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Pengendalian Internal Akuntansi
Sebagai Intervening. Skripsi (tidak diterbitkan). IKIP Mataram

Warsita, B. (2008). Teknologi pembelajaran: Landasan dan aplikasinya. Jakarta:


Rineka.

Zulganef, 2013. Metode Penelitian dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.


LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi Mahasiswa


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG

Yang Terhormat
Bapak/Ibu Masyarakat Desa
Wilayah Kecamatan Jasinga
Di Tempat

Dengan Hormat,
Dalam rangka menyelesaikan Penelitian Tugas Akhir dengan judul
“Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Partisipasi Masyarakat
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa” maka kami yang melakukan
penelitian :
Nama : Desi Haryani Tatang
NIM : 171011202268
Program Studi : Akuntansi S1
Fakultas : Ekonomi
membutuhkan sejumlah data untuk diolah dan kemudian akan dijadikan sebagai
bahan penelitian melalui kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi
kuesioner berikut ini.
Subjek Penelitian ini adalah masyarakat di Wilayah Kecamatan Jasinga,
dimana Bapak/Ibu termasuk di dalamnya. Untuk itu, kami memohon partisipasi
Bapak/Ibu untuk mengisi Kuesioner Penelitian ini dengan variabel penelitiannya
yaitu Pemanfaatan Teknologi Informasi, Partisipasi Masyarakat dan Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Desa.
Kesediaan Bapak/Ibu untuk menyelesaikan pengisian kuesioner dalam waktu
2 minggu sejak Bapak/Ibu menerima kuesioner ini sangat kami hargai. Kami
harapkan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dapat mengisi kuesioner ini dengan sungguh-
sungguh agar didapatkan data yang valid. Jika membutuhkan informasi, Bapak/Ibu
dapat menghubungi kami di nomor : 085895906888 atau melalui email
desiharyanim@gmail.com.

Atas Partispasi Bapak/Ibu kami Ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Desi Haryani Tatang


KUESIONER PENELITIAN

Untuk Keperluan keabsahan data penelitian ini, kami megharapkan kepada

Bapak/Ibu untuk mengisi data-data berikut dengan memberikan tanda checklist (✓)

pada kolom jawaban yang telah disediakan.

Nama : .................................................

Jenis Kelamin :( ) Pria ( ) Wanita

Usia :( ) < 21

( ) 21-29 tahun

( ) 30-39 tahun

( ) > 39 tahun

Pendidikan Terakhir : ( ) Tidak Sekolah/Tidak Lulus SD

( ) SD

( ) SMP

( ) SMA

( ) Perguruan Tinggi

Pekerjaan :( ) PNS/Pensiunan PNS

( ) Polri/TNI/Pensiunan

( ) Pegawai Swasta/Wiraswasta

( ) Ibu Rumah Tangga

( ) Buruh/Petani

( ) Lainnya ................
DAFTAR PERTANYAAN

Petunjuk Pengisian

Bapak/Ibu yang Terhormat,

Bacalah dengan teliti dan seksama setiap pertanyaan sebelum memilih isian yang

tepat. Bapak/Ibu cukup memilih satu dari 5 (lima) pilihan yang disediakan dengan

cara memberikan tanda checklist (✓) pada kolom yang disediakan, sesuai dengan

informasi yang Bapak/Ibu ketahui. Dengan klasifikasi isian sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

R = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju


A. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

Skor
No Pertanyaan
SS S KS TS STS
1 Semua penerimaan dan pengeluaran
desa dilaksanakan melalui rekening kas
desa dan didukung oleh bukti yang
lengkap dan sah
2 Laporan keuangan yang disajikan telah
memuat dan mengungkapkan informasi
yang cukup memadai
3 Pemerintah desa telah mengikuti
prosedur pelaksanaan pendapatan,
belanja desa dan pembiayaan desa
sesuai dengan jumlah yang ditentukan
4 Penyusunan laporan
pertanggungjawaban memuat realisasi
pendapatan, belanja desa dan
pembiayaan desa secara lengkap
5 Pemerintah desa tepat waktu dalam
menyusun laporan keuangan desa
6 Pemerintah desa tepat waktu dalam
menyerahkan laporan
pertanggungjawaban keuangan desa
7 Informasi anggaran dana desa bisa
diakses atau dilihat di website desa
8 Pemerintah desa tidak melakukan
pungutan sebagai penerimaan desa
selain yang ditetapkan dalam peraturan
desa
9 Penggunaan biaya tak terduga terlebih
dahulu harus dibuat Rincian Anggaran
Biaya yang telah disahkan oleh Kepala
Desa
10 Pengadaan kegiatan yang mengajukan
pendanaan untuk melaksanakan
kegiatan harus disertai dengan dokumen
Rencana Anggaran Biaya
B. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Skor
No Pertanyaan
SS S KS TS STS
1 Jaringan internet dengan kapasitas yang
memadai telah terpasang di kantor desa
2 Jaringan internet dimanfaatkan sebagai
penghubung antara aparatur dalam
pengiriman data dan informasi yang
dibutuhkan
3 Proses awal transaksi hingga pembuatan
laporan di pemerintahan desa dilakukan
secara terkomputerisasi
4 Proses akuntansi dilakukan secara
terkomputerisasi
5 Pengelolaan data menggunakan
software yang sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku
6 Website digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada
masyarakat
7 Dalam melaksanakan tugas sub bagian
keuangan/akuntansi memiliki komputer
yang cukup
8 Laporan akuntansi dan manajerial
dihasilkan dari sistem informasi yang
terintegrasi
9 Adanya jadwal pemeliharaan komputer
secara teratur
10 Sub bagian keuangan/akuntansi telah
memanfaatkan jaringan internet di unit
kerja sebagai penghubung dalam
pengiriman informasi yang dibutuhkan
C. Partisipasi Masyarakat
Skor
No Pertanyaan
SS S KS TS STS
1 Saat akan dilakukan pembangunan desa,
biasanya dilakukan musdes terlebih
dahulu
2 Masyarakat mendapatkan informasi
mengenai pelaksanaan musdes
3 Saat dilakukan musdes, masyarakat
mengusulkan anggaran untuk
lingkungannya masing-masing
4 Masyarakat ikut serta dalam evaluasi
pembangunan
5 Kesesuaian antara rencana dan
implementasi anggaran
6 Masyarakat terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan penyusunan
program-program penggunaan dana
desa
7 Masyarakat mengusulkan rencana
Anggaran alternatif untuk BPD terhadap
rancangan anggaran desa untuk diajukan
kepada pemerintah daerah
8 Masyarakat terlibat secara aktif dalam
mengawasi dan melaporkan pelaksanaan
anggaran dana desa
9 Masyarakat secara aktif memberikan
penilaian terhadap pelaksanaan
anggaran
10 Masyarakat memberikan penghargaan
terhadap keberhasilan pemerintah desa
dalam pengelolaan anggaran dana desa
Lampiran 3 Tabulasi Data

Tabulasi data untuk variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1)


Total
No/Q Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
X1
1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 33
3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 38
5 5 2 4 4 5 4 3 5 3 4 39
6 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
7 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 40
8 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 44
9 5 4 3 3 4 3 2 3 3 4 34
10 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
11 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
14 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 39
15 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 32
16 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
17 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42
18 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
20 5 5 5 5 5 2 5 4 4 4 44
21 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 46
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
23 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 38
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 36
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
29 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 46
30 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 47
31 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 44
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
34 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 45
35 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31
36 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 48
37 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 46
38 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 43
39 4 5 5 5 5 2 3 3 4 3 39
40 3 5 5 4 5 5 3 4 4 4 42
41 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 28
42 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 36
43 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 31
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
45 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 39
46 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
49 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 48
50 4 4 4 4 5 1 5 5 5 5 42
51 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 27
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
53 4 5 4 4 3 5 3 3 5 4 40
54 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
55 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 45
56 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 33
57 3 4 4 3 5 3 3 3 4 3 35
58 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 30
59 4 4 5 4 2 4 4 4 3 4 38
60 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 46
61 4 5 5 5 5 2 4 5 5 5 45
62 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 39
63 4 5 4 4 3 2 3 3 4 4 36
64 4 5 5 5 5 2 3 3 4 3 39
65 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
66 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 43
67 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 33
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
71 3 3 3 4 4 1 4 4 3 3 32
72 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 35
73 5 5 5 5 4 4 4 5 3 4 44
74 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 39
75 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
81 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
82 4 4 4 4 3 2 2 3 3 4 33
83 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 48
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
85 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
86 5 5 5 5 3 4 3 5 5 3 43
87 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 32
88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
89 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 24
90 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 29
91 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 31
92 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 22
93 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 22
94 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
95 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 46
96 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 40
97 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 36
98 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47
99 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 26
100 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 35
101 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
102 4 4 4 5 3 2 4 4 4 4 38
103 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
104 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
105 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 47
106 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 28
107 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 33
108 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
109 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 46
110 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
111 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
112 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 45
113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
114 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 40
115 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
116 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 37
117 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 47
118 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41

Tabulasi data untuk variabel Partisipasi Masyarakat (X2)


Total
NO/Q Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
X2
1 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 42
2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 33
3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 47
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 2 38
6 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 48
7 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40
8 5 4 5 5 5 3 5 4 5 4 45
9 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37
10 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 48
11 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 48
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
14 5 5 5 5 4 4 2 4 4 5 43
15 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31
16 5 4 3 3 4 3 3 5 5 2 37
17 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 45
18 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32
19 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 46
20 4 4 4 5 5 4 3 5 4 4 42
21 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 47
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38
23 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
25 5 5 5 5 5 5 3 5 5 2 45
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 37
28 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
29 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 46
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
31 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
34 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 40
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
38 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 44
39 5 5 5 5 5 3 4 3 3 3 41
40 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
42 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44
43 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 23
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
45 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 41
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
47 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 43
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 27
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
53 5 3 5 5 3 2 3 5 5 3 39
54 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38
55 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 44
56 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 44
57 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 36
58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 46
59 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 37
60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
62 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38
63 5 4 5 5 3 4 4 3 4 4 41
64 5 5 5 5 5 3 4 3 3 3 41
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
66 5 5 4 3 5 4 5 4 4 4 43
67 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
69 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
71 5 5 1 5 1 5 4 2 3 4 35
72 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31
73 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 41
74 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
75 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
80 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 46
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
82 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11
83 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
86 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 35
87 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34
88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
89 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28
90 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 26
91 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 23
92 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 27
93 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 24
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
95 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 42
96 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 29
97 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 36
98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
99 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30
100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
101 3 3 2 5 3 2 3 2 3 4 30
102 5 5 4 4 5 4 4 4 5 2 42
103 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
104 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42
105 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 48
106 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 26
107 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 24
108 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38
109 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
110 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 47
111 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 48
112 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 48
113 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
114 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 44
115 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
116 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 48
117 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 46
118 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

Tabulasi data untuk variabel Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y)


Total
NO/Q Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
X2
1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38
2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29
3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
5 4 4 4 5 3 3 4 4 4 5 40
6 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 46
7 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
8 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 46
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31
10 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 47
11 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 47
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
14 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 46
15 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 29
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41
20 5 4 3 4 3 4 2 4 4 4 37
21 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 46
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
23 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 40
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 40
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 43
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
31 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
34 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
38 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 36
39 5 4 3 5 3 3 4 5 5 4 41
40 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
42 4 3 3 3 3 3 5 5 4 5 38
43 3 2 2 3 3 3 1 1 2 3 23
44 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 35
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
46 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 45
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 27
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
53 3 4 3 4 3 3 4 5 4 5 38
54 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
55 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49
56 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 35
57 4 3 3 3 4 4 3 4 5 5 38
58 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 46
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
62 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 37
63 3 3 2 4 2 2 5 5 5 5 36
64 5 4 3 5 3 3 4 5 5 4 41
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
66 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 44
67 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 38
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
69 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
71 4 4 3 2 3 3 2 5 4 4 34
72 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 36
73 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
74 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
82 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
83 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 45
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
85 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 35
86 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 36
87 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 35
88 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 46
89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
90 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 28
91 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
92 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 24
93 3 2 2 3 3 3 1 2 3 2 24
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
95 5 4 5 5 5 5 5 3 4 4 45
96 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 39
97 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38
98 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 43
99 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 28
100 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 33
101 3 4 3 4 2 2 3 4 4 4 33
102 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
103 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 28
104 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
105 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
106 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 25
107 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 27
108 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
109 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49
110 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
111 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
112 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 42
113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
114 5 5 4 4 4 4 5 4 5 3 43
115 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
116 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 44
117 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 45
118 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 35
Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data SPSS

Validitas untuk Variabel Pemanfaatan Teknologi dan Informasi (X1)


Validitas untuk Variabel Partisipasi Masyarakat (X2)
Validitas untuk Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y)
Reliabilitas untuk Variabel Pemanfaatan Teknologi dan Informasi (X1)

Reliabilitas untuk Variabel Partisipasi Masyarakat (X2)

Reliabilitas untuk Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y)


Lampiran 5 r Tabel
Lampiran 6 t Tabel
Lampiran 7 f Tabel

Anda mungkin juga menyukai